makalah skabies keperawatan

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Scabies merupakan penyakit endemi pada banyak masyarakat.Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia.Penyakit ini banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur. Insiden scabies di Negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat dijelaskan.Interval antara akhir dari suatu epidemi dan permulaan epidemi berikutnya kurang lebih 10-15 tahun. Beberapa faktor yang dapat membantu penyebaran scabies adalah kemiskinan, hygiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekoligi dan derajat sensitasi individual.Indisennya di Indonesia masih cukup tinggi, terendah di Sulawesi Utara dan tertinggi di jawa Barat. B. Rumusan Masalah 1. Apa defenisi dari scabies? 2. Apa penyebab scabies? 3. Bagaimana patofisiologi dari scabies? 4. Apa tanda dan gejala dari scabies? 1

description

kulyah

Transcript of makalah skabies keperawatan

Page 1: makalah skabies keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Scabies merupakan penyakit endemi pada banyak masyarakat.Penyakit ini dapat

mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia.Penyakit ini banyak dijumpai pada

anak dan orang dewasa muda, tetapi dapat mengenai semua umur.

Insiden scabies di Negara berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai

saat ini belum dapat dijelaskan.Interval antara akhir dari suatu epidemi dan permulaan

epidemi berikutnya kurang lebih 10-15 tahun.

Beberapa faktor yang dapat membantu penyebaran scabies adalah kemiskinan,

hygiene yang jelek, seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekoligi dan

derajat sensitasi individual.Indisennya di Indonesia masih cukup tinggi, terendah di

Sulawesi Utara dan tertinggi di jawa Barat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi dari scabies?

2. Apa penyebab scabies?

3. Bagaimana patofisiologi dari scabies?

4. Apa tanda dan gejala dari scabies?

5. Apa komplikasi yang ditimbulkan dari scabies?

6. Apa penatalakasanaan untuk scabies?

7. Bagaimana hasil pemeriksaan penunjang untuk scabies?

8. Apa asuhan keperawatan yang diberikan untuk scabies?

1

Page 2: makalah skabies keperawatan

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi materi akademik sistem integumen yang diberikan oleh dosen

pembimbing

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui pengertian dari scabies

2) Apa penyebab scabies

3) Bagaimana patofisiologi dari scabies?

4) Apa tanda dan gejala dari scabies?

5) Apa komplikasi yang ditimbulkan dari scabies?

6) Apa penatalakasanaan untuk scabies?

7) Bagaimana hasil pemeriksaan penunjang untuk scabies?

8) Apa asuhan keperawatan yang diberikan untuk scabies?

2

Page 3: makalah skabies keperawatan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Sarcoptes Scabiei varian hominis,

yang penularannya terjadi secara kontak langsung. Penyakit ini disebut juga the itch, seven

year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan, penyakit ampera.

Pada tahun 1687, Benomo menemukan kutu scabies pada manusia dan Von Hebra pada

abad XIX telah melukiskan tentang pengetahuan dasar dari penyakit ini.

B. Etiologi

Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian

hominis.Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo

Ackarina, superfamili Sarcoptes.Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.

hominis.Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.Secara

morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan

bagian perutnya rata.Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata.

Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan

yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa

mempunyai 4 pasang kaki, 2pasang longlegs di depan sebagai alat alat untuk melekat

dan 2 pasang longlegs kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada

yang jantan pasangan longlegs ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir

dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang

terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam

terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali

terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan

sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50.

Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan

menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3

3

Page 4: makalah skabies keperawatan

pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.

Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan

betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk

dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.Telur menetas menjadi larva dalam

waktu 3-4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam

folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit

dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau

jantan mati setelah kopulasi. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu

kamar selama lebih kurang 7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan

lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa.Pada bayi, karena seluruh

kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang penyakit skabies ini.

Predisposisi (faktor penunjang lainnya) dari penyakit scabies disebabkan oleh

kemiskinan, higiene yang jelek, seksual Promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi,

ekologi, serta derajat sensitasi individual.

C. Patofisiologi

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi juga oleh

penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi

kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi

disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu

kira-kira sebulan setelah infestasi.Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan

ditemuannya papul, vesikel, dan urtika.Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi,

krusta, dan infeksi sekunder.Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi

tungau.

4

Page 5: makalah skabies keperawatan

Patway

D. Manifestasi Klinis

5

Page 6: makalah skabies keperawatan

Di perlukan waktu kurang lebih 4 minggu sejak saat kontak hingga timbulnya

gejala pada pasien. Pasien akan mengeluhkan gatal-gatal yang hebat akibat reaksi

imunologi tipe lambat terhadap kuru atau butiran fesesnya. Adanya terowongan yang

se`dikit meninggi, berbantuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa

milimeter sampai satu centimeter, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau

pustula.

Tempat predileksinya adalah kulit dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-

sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola

mammae dalam kurung wanita, umbilikus, abdomen bagian bawah, bokong, genetalia

eksterna ( pria). Pada orang dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada

penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan

kulit.

Pruritus nokturna, yakni gatal- gatal hebat pada malam h ari.Terjadi karena

aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas, dan saat hospes dalam

keadaan tenang atau tidak beraktivitas.

Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.Misalnya, dalam sebuah

keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga dapat terkena infeksi.Begitu pula pada

sebuah perkampungan yang padat penduduknya, misalnya asrama atau penjara.

Ditemukannya tungau yang merupakan penentu utama diagnosis.

E. Komplikasi

Bila scabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan dapat menimbulkan dermatitis

akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, selulitis, limfangitis, folikulitis,

dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang deiserang scabies dapat

menimbulkan komplikasi pada ginjal yaitu glomeruloneftritis. Dermatitis iritan dapat timbul

karena penggunaan preparat antiskabies yang berlebihan, baik pada terapi awal atu dari

pemakaian yang terlalu sering. Salep sulfur dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan

dermatitis bila digunakan terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis. Gamma

benzena heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila digunakan secara

berlebihan.

6

Page 7: makalah skabies keperawatan

F. Penatalaksanaan

1. Penanganan non-Medis

Pencegahan scabies dan Edukasi pada pasien skabies dapat dilakukan dengan berbagai

cara:

a. Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara direbus, handuk,

seprai maupun baju penderita skabies, kemudian menjemurnya hingga kering.

b. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.

c. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.

d. Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang

mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.

e. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksi untuk

memutuskan rantai penularan.

f. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam

hari sebelum tidur.

g. Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk dan pakaian

yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang sangat panas kalau perlu direbus

dan dikeringkan dengan alat pengering panas.

h. Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan

sehat, ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga

kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.

Jika pencegahan tidak dilakukan dengan baik dan efektif, maka dapat dilakukan

penatalakasanaan medis.

Syarat obat yang ideal ialah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak menimbulkan

iritasi dan tidak toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian,

mudah diperoleh dan murah.Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus

diobati (termasuk penderita yang hiposesitisasi).

2. Penatalaksanaan Medis

7

Page 8: makalah skabies keperawatan

Ada bermacam-macam pengobatan antiskabies:

a. Benzene heksaklorida (lindane)

Tersedia dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau dan tidak berwarna.Obat ini

membunuh kutu dan nimfa. Oabt ini digunakan dengan cara menyapukan ke seluruh

tubuh dari leher ke bawah, dan setelah 12-24 jam dicuci bersih-bersih. Pengobatan

dilulang selama 3 hari.Pengobatan diulang maksimun 2 kali dengan interval 1

minggu.Penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek pada system saraf

pusat.Pada bayi dan anak-anak bila digunakan berlebihan dapat menimbulkan

neurotoksisitas.Obat ini tidak aman untuk ibu menyusui dan wanita hamil.

b. Sulfur

Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10% secara umum aman dan efektif digunakan.

Dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam

hari selama 3 malam.

c. Benzilbenzoat (crotamiton)

Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25%.Sebaiknya obat ini digunakan selama

24 jam, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian.Obat ini disapukan ke badan

dari leher ke bawah.Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi.Bila

digunakan untuk bayi dan anak-anak harus ditambahkan air 2-3 bagian.

d. Monosulfiran

Tersedia dalam bentuk lotion 25% yang sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3

bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari.Selama dan segera setelah

pengobatan, penderita tidak boleh minum alkohol karena dapat menyebabkan

keringat yang berlebihan dan takikardi.

e. Malathion

Malathion 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya

doberikan beberapa hari kemudian.

f. Permethrin

8

Page 9: makalah skabies keperawatan

Dalam bentuk krim 5% sebagai dosis tunggal.Penggunaannya selama 8-12 jam dan

kemudian dicuci bersih-bersih.Obat ini dilapaorkan efektif untuk scabies.

Pengobatan pada scabies krustosa sama dengan scabies klasik hanya perlu ditambah

salep keratolitik. Scabies subungual susah diobati. Bila didapatkan infeksi skunder

perlu deberikan antibiotic sistemik.

G. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menemukan S. scabiei dalam

berbagai stadium dan skibala.

Tungau biasanya dapat ditemukan pada ujung terowongan, namun pemeriksaan ini

memerlukan ketrampilan dan latihan.Kerokan kulit dari lesi berupa papul atau terowongan,

bermanfaat untuk menegakkan diagnosis skabies.Pertama-tama, satu tetes minyak mineral

diletakkan pada pisau skapel steril, kemudian dilakukan pengerokan pada 5-6 lesi yang

dicurigai.Hasil kerokan dan minyak diletakkan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas

penutup, selanjutnya diperiksa dibawah mikroskop.Pada skabies klasik, sering tidak

dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau.Kegagalan untuk menemukan tungau

tidak dapat menyingkirkan diagnosis skabies.

1. Pada pemeriksaan apusan kulit, kulit dibersihkan dengan eter, kemudian dengan gerakan

cepat selotip dilekatkan dan ditekan pada lesi dan setelah beberapa detik selotip

diangkat. Selotip lalu diletakkan di atas gelas objek (enam buah dari lesi yang sama pada

satu gelas objek), dan diperiksa di bawah mikroskop.

2. Pemeriksaan lain yaitu burrow ink test dengan cara mengoleskan tinta atau gentian

violet ke permukaan kulit yang terdapat lesi, tinta akan terabsorbsi dan kemudian akan

terlihat terowongan.Selain itu, dapat digunakan tetrasiklin topikal dan dengan bantuan

lampuwood, terowongan akan tampak sebagai garis lurus berwarna kuning kehijauan.

3. Dermoskopi juga dapat dilakukan untuk membantu mengidentifikasi terowongan atau

tungau beserta produknya.

4. Pada pemeriksaan biopsi, tungau dapat ditemukan terpotong pada stratum korneum.

Selain itu tampak proses inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan sedikit

infiltrasi perivaskular.

9

Page 10: makalah skabies keperawatan

10

Page 11: makalah skabies keperawatan

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pada penyakit Scabies dapat ditemukan hasil pengkajian sebagai berikut :

1. Identisas Pasien

2. Keluhan utama :Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan

gatal terutama pada malam hari.

3. Riwayat Penyakit:

a. Riwayat Penyakit sekarang :Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan

kemudian menjadi edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.

b. Riwayat penyakit dahulu : Pasien pernah masuk Rs karena alergi

c. Riwayat penyakit keluarga :Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit

seperti yang klien alami yaitu kurap, kudis, dll.

4. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi terhadap kesehatan

Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila tidak terjadi

perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS terdekat.

b. Pola aktivitas latihan

Aktivitas latihan selama sakit :

Makan

Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi di tempat tidur

c. Pola istirahat tidur

Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam

hari.

d. Pola nutrisi metabolic

Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.

11

Page 12: makalah skabies keperawatan

e. Pola eliminasi

Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, warna kuning bau khas dan BAK 4-

5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.

f. Pola kognitif perceptual

Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan penglihatan

normal.

g. Pola peran hubungan : Sistem dukungan orang tua

h. Pola seksual reproduksi

Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.

i. Pola koping

Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa gatal, dan pasien

menjadi malas untuk bekerja.Kehilangan atau perubahan yang terjadi klien malas

untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Takut terhadap kekerasan : tidak

Pandangan terhadap masa depan : Klien optimis untuk sembuh

5. Pemeriksaan fisik

a. Tanda-tanda vital

Mengkaji TTV pada pasien secara rutin.

b. Keadaan umum

Keadaan umum tergantung pada berat ringannya penyakit yang dialami oleh klien

dari komposmentis apatis, samnolen, delirium, spoor, dan koma.

c. Pemeriksaan Head to Toe

1) Kulit

a) Inspeksi : warna kulit kemerahan, Kulit bintik kemerah-merahan,

Bengkak/gelembung halus pada kulit

b) Palpasi : turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa dan kulit kering, ada

edema, ada lesi, Terbentuk terowongan berwarna putih / keabu-abuan

berbentuk garis lurus pada Stratum Corneum

2) Mulut

12

Page 13: makalah skabies keperawatan

- Inspeksi : bentuk mulut, lidah, dan gigi.

3) Paru

- Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri

- Palpasi : getaran rocal femitus sama antara kanan dan kiri

- Perkusi : resonan

- Auskultasi : normal.

4) Abdomen

- Inspeksi : perut datar, simetris

- Palpasi : getaran rocal femitus sama antara kanan dan kiri.

5) Ekstremitas

- Atas : lengkap, tidak ada kelainan.

- Bawah : lengkap normal, ada tidaknya kelainan.

6. Pemeriksaan penunjang

Ditemukan tungau melalui biopsieksisional dengan pewarna HE.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.

2. Kerusakan integritas kulit b/d penggarukan pruritus.

3. Resiko Penularan infeksi b/d tidakadekuatnya pertahanan primer

4. Gangguan body imagr b/d perubahan dalam penampilan sekunder.

13

Page 14: makalah skabies keperawatan

C. Intervensi Keperawatan

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien dapat segera teratasi.

  Dx 2 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema. Tujuan : Integritas kulit membaik dan dapat dipertahankan.

INTERVENSI RASIONAL

1.       Siapkan jadwal pemberian obat.

2.       Bantu klien untuk pemberian obat topical untuk daerah yang sulit dijangkau.

3.       Ajarkan teknik-teknik mencegah infeksi yaitu tidak menggaruk lesi dan menjaga kebersihan kulit.

4.       Berikan pakaian yang longgar dan mampu menyerap keringat.

1.       Agar dapat meningkatkan efektivitas obat dengan pemberian secara tepat dan teratur.

2.       Agar tidak terjadi kerusakan kulit dengan pemberian obat topical secara menyeluruh pada daerah yang susah di jangkau klien.

3.       Agar tidak terjadi infeksi yang disebabkan oleh kerusakan integritas kulit.

14

INTERVENSI RASIONAL

1.       Kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasinya.

2.       Berikan perawatan kulit sesering mungkin.

3.       kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic.

1.       Mengetahui dimana letak nyeri yang dirasakan klien dan seberapa besar tingkat nyeri yang dirasakannya.

2.       Agar tidak terjadi lesi atau luka pada daerah kulit yang di serang oleh kuman.

3.       Membantu mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh klien.

Page 15: makalah skabies keperawatan

5.       Kolaborasi pemberian obat sesuai program pengobatan.

4.       Agar tidak menekan dan memberikan rasa nyaman.

5.       Membantu mencegah terjadinya infeksi.

Dx 3 : Resiko Penularan infeksi berhubungan dengan tidakadekuatnya pertahanan primer

Tujuan ; Tidak terjadi infeksi dengan tidak adanya tanda-tanda infeksi

INTERVENSI RASIONAL

1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.2. Lakukan pemakaian kompres basah seperti yang diprogramkan untuk mengurangi intensitas inflamasi

3. Kolaborasi pemberian antibiotik

2.       

1. Demam dapat terjadi karena adanya infeksi

2.  2. Kompres basah akan menghasilkan pendinginan lewat pengisapan yang menimbulka vasokonstriksi pembuluh darah kulit dengan demikian akan mengurangi eritema serta produk serum

3.  3. Pencegahan terjadinya infeksi

15

Page 16: makalah skabies keperawatan

Dx 4 : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder.Tujuan : konsep diri dipertahankan dan ditingkatkan.

INTERVENSI RASIONAL

1.       Kaji makna kehilangan pada pasien/orang terdekat.                                                       

2.       Terima dan akui ekspresi frustasi ketergantungan, marah, perhatikan perilaku menarik diri dan penggunaan penyangkalan.

3.       Bersikap realistis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.

4.       Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitas.

5.       Dorong interaksi keluarga.

1.       Episode traumatic mengaki- batkan perubahan tiba-tiba, tidak diantipasi membuat perasaan kehilangan sehingga ia memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal.

2.       Penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan,namun ini akan gagal apabila pasien belum siap menerima situasi tersebut.

3.       Meningkatkan dan menjalin rasa saling percaya antara pasien dengan perawat.

4.       Kata-kata penguatan dapat mendukung.

5.       Mempertahankan atau mem- buka garis komunikasi dan memberikan dukungan sercara terus menerus pada pasien dan keluarga.

16

Page 17: makalah skabies keperawatan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Scabie (the itch, gudik, budukan, gatal agogo) adalah penyakit yang disebabkan oleh

Sarcoptes Scabiei Var Hominis yang menyerang pada Stratum Corneum dan membuat

terowongan di dalam kulit yang menimbulkan rasa gatal yang hebat dan panas terutama

pada malam hari.

Tempat predileksinya adalah : sela,sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian

luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, pusat, bokong, alat kelamin luar pria, perut

bagian bawah, pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

Cara penularannya adalah melalui kontak langsung yaitu kulit dengan kulit misalnya

berjabat tangan, tidur bersama, hubungan seksual dan kontak tak langsung yaitu melalui

benda misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dll.

Penyakit Scabies dapat di obati dengan menganjurkan klien untuk mandi air hangat

dan menggunakan sabun yang tidak iritatif kemudian mengoleskan obat topical, gameksan

dalam bentuk krim atau lotion.Bila tidak tersedia bisa diganti dengan benzyl benzoate 10-20

%, diberikan pakaian bersih dan dilarang mandi selama 24 jam atau selama penggunaan

obat.

Penyakit ini dapat diberantas dan prognosisnya baik bila pilihan obat dan cara

pemakaian tepat, factor predisposisi dihilangkan (personal hygiene ditingkatkan).

B. Saran

Melalui makalah ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai Scabies dan

penatalaksanannya (asuhan keperawatan yang profesional).

17

Page 18: makalah skabies keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Marwali.2000.Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates

Mansjoer, Arif, et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius FKUI.

Muttaqin, Arif dan Kumala Sari.2007.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Integumen.Jakarta: Salemba Medika

18