MAKALAH SEJARAH

14
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan tugas tentang hasil penelitian kunjungan ke Museum Sang Nila Utama ini. Didalam karya tugas ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan, sebagai sebagai tugas dari mata pelajaran Sejarah dengan judul “ Penelitian Benda – Benda Sejarah di Museum Sang Nila Utama ”. Dimana di dalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya benda – benda bersejarah yang ada di daerah Riau. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Museum Sang Nila Utama, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan kami, semoga tugas tentang penelitian benda – benda bersejarah yang ada di Museum Sang Nila Utama ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang benda yang pernah bersejarah yang ada di Riau. Pekanbaru, 14 Oktober 2014 Penulis

description

Sejarah

Transcript of MAKALAH SEJARAH

Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan tugas tentang hasil penelitian kunjungan ke Museum Sang Nila Utama ini.Didalam karya tugas ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami sajikan, sebagai sebagai tugas dari mata pelajaran Sejarah dengan judul Penelitian Benda Benda Sejarah di Museum Sang Nila Utama . Dimana di dalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya benda benda bersejarah yang ada di daerah Riau.Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami tentang Museum Sang Nila Utama, menjadikan keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.Harapan kami, semoga tugas tentang penelitian benda benda bersejarah yang ada di Museum Sang Nila Utama ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang benda yang pernah bersejarah yang ada di Riau.

Pekanbaru, 14 Oktober 2014 Penulis

A. Sejarah Singkat Museum Sang Nila Utama PekanbaruPembangunan gedung museum itu sendiri baru dimulai pada tahun anggaran 1984/1985, sedangkan peresmiannya baru dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 1994 oleh Prof.Dr.Edi Sedyawati, Direktur Jenderal Kebudayaan pada waktu itu. Pada saat itu pula nama Museum Negeri Provinsi Riau Sang Nila Utama diresmikan. Nama tersebut berasal dari nama seorang raja Bintan yang berkuasa pada sekitar abad ke-13 M di Pulau Bintan.

Museum Sang Nila Utama adalah salah satu museum yang mungkin terbesar dan terlengkap di Pekanbaru. Museum ini terletak di Jalan Jenderal Sudirman, sebuah jalan utama yang menghubungkan antara Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan pusat kota.Museum Daerah Sang Nila Utama ini mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan urusan, pekerjaan dan kegiatan pengelolaan museum dan kepurbakalaan. Dan memiliki fungsi sebagai berikut:1. Melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan dan penyajian benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.2. Melakukan urusan keperpustakaan dan dokumentasi ilmiah.3. Memperkenalkan dan menyebar luaskan hasil penelitian koleksi yang mempunyai nilai bidan dan ilmiah.4. Melakukan bimbingan edukatif kultural dan penyajian rekreatifitas benda-benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah.5. Melakukan urusan tata usaha

B. Pembahasan Singkat mengenai Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

Bagian yang cukup menonjol di museum ini adalah beberapa koleksi yang berupa merupakan salah satu ciri khas Riau, yaitu pertambangan minyak bumi. Tidak bisa dipungkiri lagi, daerah Riau khususnya Dumai dan Duri merupakan penghasil minyak bumi yang dikelola oleh Chevron.Koleksi peralatan dan barang-barang tambang seperti mata bor, replika pompa ayun, batuan pembentuk minyak bumi, dan crude oil atau minyak mentah menjadi koleksi paling unik yang jarang ditemukan di museum lainnya.

Selebihnya, koleksi Museum Sang Nila Utama berisi aneka koleksi hewan yang telah diawetkan, koleksi benda-benda bersejarah (replika Candi Muara Takus, senapan, pedang), dan koleksi hasil kebudayaan (pakaian dan rumah adat dari berbagai kabupaten, keris buatan Riau, batik, keramik dari China, kerajinan dari logam, dan lain-lain). Selain itu terdapat pula koleksi foto-foto gubernur yang pernah memimpin Riau.

Sarana yang tersedia mencakup : Ruang Pameran Tetap Ruang Pameran Temporer Ruang Auditorium Ruang Perpustakaan Ruang Laboraturium/Konservasi Ruang Penyimpanan Koleksi Ruang Bengkel/Preparasi Ruang Administrasi Ruang Pengelolaan Data Kantin Toilet

C. Peletakan Benda-Benda Bersejarah di Museum Sang Nila Utama Pekanbaru

Saat memasuki pintu utama museum, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari beberapa benda bersejarah dari masa lampau. Seperti kapak batu, kapak berimbas, dan alat batu serpih dari zaman paleotikum, mesolitikum dan neolitikum. Di ruangan depan tersebut juga terdapat beberapa prasasti-prasasti peninggalan kerajaan di masa lampau di Riau seperti prasati batu kapur, prasasti batu bata dari candi muara takus. Juga terdapat miniatur dari bangunan mesjid penyengat dari daerah Rengat yang konon saat membangun mesjid tersebut alat perekat bangunan tersebut adalah putih telur.Ada juga miniatur candi muara takus yang terdapat di Kampar, dimana disana terdapat 4 buah candi yang berdiri, yaitu: candi mahligat, candi palangka, candi bungsu dan candi tua yang merupakan peninggalan dari kerajaan sriwijaya. Dan terdapat banyak lagi miniatur bangunan lain di Riau.Dilanjutkan kesebelah kiri pojok ruangan pameran museum terdapat stan pertambangan minyak bumi sumbangan PT.Chevron Pasifik Indonesia yang dulunya bernama Caltex. Pengeksplorasi minyak di Riau ini memberikan sumbangan berupa pompa angguk untuk membuat sumur minyak dan banyak sekali alat peraga serta maket. Alat peraga yang ada antara lain bentuk minyak dari mulai minyak mentah sampai jadi, mata bor, jenis-jenis batuan, serta gambar dan foto lapisan bumi sampai tanker raksasa yang sedang sandar di Dumai. Dari maket kita juga bisa tahu lapisan bumi yang di bor serta urutan produksi dari mulai di bor sampai siap pakai. dari pelabuhan Dumai minyak bumi tersebut di ekspor ke beberapa negara di dunia seperti singapura dan lainnya. Sekitar 60% dari hasil minyak bumi dihasilkan dari Riau. Betapa kaya negeri Riau ini.Kemudian masih dilantai atas dari pintu masuk depan kita bisa menemukan berbagai peninggalan kerajaan melayu Riau, yaitu kerajaan Siak. Banyak artefak dan prasasti yang ditampilkan. Demikian pula dengan kelengkapan kebesaran kerajaan seperti perhiasan, baju, senjata, dan yang lainnya. Terdapat pula mata uang dari masa sebelum kemerdekaan sampai sesudah kemerdekaan, alat batu manusia purba, keramik dan gerabah yang kebanyakan berasal dari cina sekitar abad 10-19 M, payung kerajaan siak, mahkota dan sebagainya. Diantara benda-benda tersebut terpajang sepeda tua bersejarah bercat hitam milik Soeman H.S.Masih di lantai dua ruangan pameran Museum Sang Nila Utama, terpasang di dinding foto-foto orang yang berjasa kepada Riau. Ada foto Tuanku Tambusai, Imam Bonjol, Idrus Tintin, Soeman HS, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat foto Gubernur Riau yang pertama kali menjabat sebagai gubernur di Riau hingga saat ini.Kita langkahkan kaki turun ke lantai bawah dari museum tersebut, disana dapat ditemui patung harimau yang sebenarnya bukannya tiruan melainkan harimau asli yang sudah diawetkan. Semua bagian dari harimau itu masih asli kecuali lidah dan mata. Tetapi disayangkan pada harimau tersebut ada sesuatu yang hilang, yaitu kumis dan taringnya yang ternyata dicuri orang yang konon katanya ada kepercayaan masyarakat yang mengatakan kumis dan taring harimau tersebut bisa membuat seseorang berwibawa.Selain itu ada juga alat tenun tradisional khas Riau serta koleksi-koleksi batik yang sering digunakan masyarakat melayu riau di zaman dahulu. Berbagai pakaian pengantin juga dipamerkan dari setiap daerah di Riau, misalnya pakaian pengantin dari kampar, rokan hulu, siak sri indrapura, dan lain-lain. Dilanjutkan melihat-lihat benda-benda bersejarah di daerah Riau di lantai bawah, masih banyak terdapat benda peninggalan bersejarah di masa lampau seperti alat musik tradisional, alat permainan tradisional, alat komunikasi, alat peralatan dapur, alat penangkap ikan, alat penangkap burung, alat bertani, mesin jahit dan masih banyak lagi. Terdapat juga beberapa Al-Quran yang ditulis tangan, salah satunya dari Kampar. Serta pelaminan dan tempat tidur khas melayu Riau.Di pojok bawah terdapat replika rumah pandai besi, sejak masa lampau manusia telah mengenal pemanfaatan dan pengaturan suuhu api yang kemudian menciptakan suatu teknologi pengerjaan dan pengelolaan benda-benda yang terbuat dari bahan baku logam. Berdasarkan bukti-bukti arkeologis teknologi pengerjaan dan pengelolaan benda logam sudah dikenal sejak beberapa abad sebelum masehi, yaitu dengan ditemukannya benda yang terbuat dari perunggu, besi dan emas. Secara umum teknik pembuatan benda-benda logam dibagi atas teknik cetak dan teknik tempa.Disamping rumah pandai besi, ada sebuah suku asli riau yaitu suku sakai. Suku sakai ini sebagian besar berada di daerah minas kabupaten siak, mandau dan bukit batu. Umumnya suku sakai hidup dalam kelompok-kelompok kecil pada suatu perkampungan yang mereka dirikan dekat dengansumber-sumber air, seperti di sungai, rawa dan sumber mata air di hutan. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka bercocok tanam di ladang dengan menanam ubi kayu yang disebut dengan ubi manggalo. Selain itu juga mereka menangkap ikan dan berburu binatang, mengambil madu lebah serta mencari hasil hutan lainnya.Pada zaman dahulu sawah merupakan sebidang tanah yang telah digarap untuk dapat dikembangkan menjadi lahan budidaya tanaman padi. Di indonesia kepandaian mengolah lahan budidaya tanaman padi sudah dikenal sejak masa lampau yang merupakan perkembangan dari pengetahuan bercocok tanam dengan pola berladang pada masa neolitikum atau sekitar 2000 s.d 1000 SM. Pada masa itu manusia telah memanfaatkan hutan belukar dengan cara menebang dan membakar pohon dan belukar.Kemudian dikembangkan menjadi ladang untuk ditanami tumbuhan yang dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan. Tumbuhan yang mula-mula ditanam antara lain jenis umbi-umbian seperti keladi, ubi jalar, jewawut, padi dan kacang. Pengolahan lahan yang ditampilkan di Museum Sang Nila ini adalah mengolahan model sawah di daerah Kampar yang dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana dan tradisional.Dilanjutkan setelah mengulas suku sakai dan cara bercocok tanam masyarakat zaman dahulu, terdapat pula miniatur-minatur rumah adat melayu riau. Ada rumah limas yang terbuat dari bahan kayu dan seng yang merupakan rumah melayu yang berbentuk dapur bubung panjang yang disebut gajah menyusu, rumah belah bubung, rumah masyarakat petalangan dan sebagainya. Selain miniatur rumah adat, miniatur kapal lancang kuning juga dipajang serta miniatur sampan-sampan.Tak ketinggalan di dalam museum tersebut diceritakan tentang perjuangan masyarakat riau di zaman dahulu yanng tertempel berderet di dinding museum tersebut. Ada banyak cerita dan dan peninggalan sejarah yang diwariskan dari masa lalu masyarakat riau. Banyak benda-beda langka yang sudah tidak bisa dijumpai lagi disaat masa sekarang ini. Secara umum, kunjungan yang sangat mengesankan ini dapat memberi pelajaran yang sangat berharga tentang kekayaan budaya indonesia khususnya riau. Mulai dari kekayaan bumi, sejarah, adat istiadat, dan sebagainya yang harus selalu dilestarikan oleh generasi selanjutnya karena Museum Daerah Sang Nila Utama ini merupakan bukti otentik dari catatan dan penelitian sejarah di daerah yang kita cintai ini, yaitu Riau.

Saran dan PesanAdapun saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut :1. Pada waktu melaksanakan kunjungan wisata hendaknya mencatat hal penting yang ada di museum tersebut.2. Diharapkan agar menjaga ketertiban dalam melihat benda bersejarah, agar tidak menghilangkan nilai sejarah pada benda tersebut.3. Tata tertib dalam kunjungan wisata mohon ditingkatkan.4. Sewaktu akan bepergian mintalah doa restu pada kedua orang tua.Demikian saran dari penyusun semoga bermanfaat bagi teman-teman, khususnya bagi yang melaksanakan kunjungan wisata nanti.KesanAdapun kesan dari kelompok kami adalah Sangat bangga terhadap museum yang berada dikota kita yang tercinta ini, sehingga dapat membantu kita untuk mengingat kembali akan benda benda bersejarah tersebut. Mari kita melestarikan dan menjaga keutuhan budaya Riau.

Foto Benda Bersejarah

Kereta Angin

Mahkota

Batu Siput

Harimau

Layang-Layang

Penenun KainTUGAS IPSKunjungan Benda-Benda Bersejarah di MuseumSang Nila Utama PekanbaruOLEH

Nama Kelompok III :1. Donato Parlinggoman2. Kristina Permata Sari Sitorus3. Femmie Cynthia4. Tri Wanda Imanuel Gultom5. Russel Silaen

Kelas 7-ASMP Santa Maria Pekanbaru