Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

download Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

of 29

Transcript of Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    1/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    KATA PENGANTAR

    Bismilahhirrahmannirrahim

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasih

    sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen

    Pembimbing ini tepat pada batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat beriring salam

     penulis haturkan kepada Nabi junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW dengan

    mengucapkan Allah humma shali ala Muhammad wa ala ali muhammad   . 

    Adapun tujuan Penyusun, menyusun makalah yang berjudul “ Disfungsi Tiroid ”

    ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang telah diberikan dosen pembimbing kepada

    mahasiswa untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Farmakoterapi II .

    Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

     bila dalam penyusunan dan penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kami ucapkan terimakasih.

    Pekanbaru, 4 Maret 2016

    Penyusun

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    2/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ........................................................................................................ i

    Daftar Isi .................................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

    1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1

    BAB II ISI

    2.1 Definisi Kelenjar Tiroid ...................................................................................... 2

    2.2 Disfungsi Kelenjar Tiroid .................................................................................... 3

    2.3 Komplikasi Dalam Hipotiroid .............................................................................. 11

    2.4 Tata Laksana Terapi Hipotiroid ........................................................................... 14

    2.5 Kasus dan Penyelesaian ....................................................................................... 20

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 25

    3.2 Saran .................................................................................................................... 26

    Daftar Pustaka

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    3/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Banyak orang yang tak menyadari datangnya gangguan tiroid. Inilah yangmembuat

     jumlah penderita tiroid terus meningkat. Tanpa penanganan yang tepat,tiroid bisa berakibat

    fatal terhadap kesehatan.Bentuk organ tubuh yang satu ini memang kecil. Menyerupai kupu-

    kupu, kelenjar tiroid terletak di pangkal leher,tepatnya berada di depan saluran udara atau

    tenggorokan dan di bawah jakun.Meski bentuknya kecil dan cenderung tidak diperhatikan,

    namun kelenjar tiroidmerupakan salah satu dari kelenjar endokrin yang berpengaruh besar

     pada tubuhmanusia.

    Gangguan tiroid dapat mempengaruhi kualitas hidup dan memberi dampak yang luar biasa

     pada kehidupan sehari-hari Karenanya, Penyebablain juga dikarenakan tiroid memiliki gejala

    yang serupa dengan penyakit lainyang mengakibatkan keterlambatan diagnosis yang

    menjadikan tertundanyapenanganan. penting bagi kita untuk mengenali tanda dan gejala

    gangguan tiroid serta mencari pertolongan untuk menangani kondisi ini.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun perumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

    -  Apa yang dimaksud dengan tiroid ? 

    -  Apa saja kelainan pada sistem tiroid serta bagaimana penatalaksanaanya? 

    -  Bagaimana cara penyelesaian Kasus yang berkaitan dengan disfungsi tiroid? 

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

    -  Mahasiswa mampu mengetahui dan mengerti apa itu tiroid. 

    -  Mahasiswa mampu memahami tentang kelainan pada sistem tiroid serta mampu

    memahami penatalaksanaan dari kelainan tiroid. 

    -  Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui bagaimana penyelesaian kasus

    yang berkaitan dengan disfungsi tiroid. 

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    4/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi Kelenjar Tiroid

    Tiroid adalah sebuah kelenjar kecil yang lunak terletak di bawah kulit

    dan otot-otot di bagian depan leher, warnanya merah kecoklatan,

    denganmembagi dua kiri dan kanan (disebut lobus) yang terlihat seperti sayap

    seekorkupu-kupu ringan dan biasanya berat kurang dari satu ons.Fungsinya

    sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu mengontrolmetabolisme tubuh.

    Metabolisme tubuh itu sendiri merupakan suatu proseskimia maupun fisika yang

    terjadi dalam sel yang bertujuan untuk menghasilkan energi, selama kita hidup proses metabolisme ini terusberlangsung dan tiroid itulah yang mengatur proses

    tersebut secara normaltidak terlalu cepat maupun lambat.

    Kelenjar tiroid normal terletak di leher bagian depan, dengan beratsekitar 15-20 gram.Konsistensi kelenjar tiroid lunak, simetrik, terdiri dari 2

    lobus, dan tidak nyeri tekan (non-tender). Kelenjar tiroid menghasilkan dua

    macam hormon spesifik kalsitonin (calcitonin) dantiroksin

    (thyroxine).Kalsitonin dihasilkan oleh sel-sel parafolikuler atau sel-C dan

    terlibat dalam pertukaran(homeostasis) kalsium. Peninggian kadar kalsium akan

    diikuti dengan peningkatan kalsitonin untuk menurunkan kadar kalsium kembali

    ke batas normal. Peran hormon ini relatif kecil dalam homeostasis kalsium

    secara keseluruhan.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    5/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    Tiroksin adalah hormon utama produk kelenjar tiroid. Hormon ini

    memerlukan ion iodidauntuk sintesis di dalam kelenjar tiroid, mengendalikandan mengatur katabolisme basal diseluruh tubuh. Ia diperlukan untuk

    mempertahankan kehidupan. Hormon ini diproduksi

    dalam bentuk tetraiodothyronine (T 4 , levothyroxine) dalam kelenjar tiroid. Di

     jaringan periferhormon mengalami deiodinasi menjadi aktif, triiodothyronine

    (T3). Kelenjar tiroid menghasilkan kurang-lebih 150 ug tiroksin per hari.

    Sebagai hormon yang berperan sentral dan integral dari kehidupan sel, maka jika

    terjadi peningkatan atau penurunan dal=jumlah hormon ini akan menyebabkan

     patologi yang bermakna.

    2.2 Disfungsi Kelenjar Tiroid

    Gangguan tiroid mencakup berbagai penyakit yang mempengaruhi produksi

    hormon tiroid atau sekresi yang menyebabkan perubahan dalam stabilitas

    metabolik. Hipertiroidisme dan Hipotiroidisme adalah sindrom klinik dan

     biokimia yang diakibatkan oleh peningkatan dan penurunan produksi tiroid.

    1.  Hipertiroidisme

    Hipertiroid dekenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat didefinisikan sebagai

    respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang

     berlebihan. (Sylivia A. Price, 2006)

    Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruhmetabolik hormon tiroid

    yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah iniadalah penyakit graves, sedangkan

     bentuk yang lain adalah toksik adenoma, tumorkelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi

    TSH meningkat, tiroditis subkutan danberbagai bentuk kanker tiroid. (Arief mansjoer, 1999).

    Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodulartoksik, yaitu :1.Penyakit Graves

    Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatudefek

    genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesisantibody terhadap antigen

    tiroid (Dorland, 2005).

    Penyakit Graves merupakan penyebab tersering hipertiroidisme. Padapenyakit ini ditandai oleh

    adanya proses autoimun disertai hyperplasia(pembesaran kelenjar akibat peningkatan jumlah

    sel) kelenjar tiroid secara difus.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    6/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    Pada penyakit Grave, hipertiroid terjadi karena aktivitas langsung dari antibody

    yang menstimulus tiroid secara langsung terhadap reseptor tirotropin pada

     permukaan sel tiroid. Antibodi-immunoglobulin G berikatan dengan reseptor

    dan mengaktivasi enzim adenilat siklase yang sama terjadi dengan TSH.

    2.  Penyakit Goiter Nodular Toksik

    Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akanhormon tiroid.

    Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selamaperiode pertumbuhan atau kebutuhan

    metabolik yang tinggi misalnya pubertasatau kehamilan (Elizabeth J. Corwin, 2009). Price A,

    Sylvia, 1995 hal. 1074).

    2.  Hipotiroidisme

    A.  Definisi

    Hipotiroisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormone tiroid,

    yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolik. 

    Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan di ikuti oleh gejala-gejalakegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar

    hormone tiroid berada didibawah nilai optimal (brunner & suddarth).

    Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif danmenghasilkan

    terlalu sedikit hormone tiroid. Hipotiroid yang sangat beratdisebut miksedema. Hipotiroidism

    terjadi akibat penurunan kadar hormontiroid dalam darah.

    B. 

    Klasifikasi

    Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primeratau tiroidal

    yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabiladisfungsi tiroid di

    sebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus ataukeduanya maka di sebut

    hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) ataupituitaria. Jika sepenuhnya di

    sebabkan oleh hipofisis di sebut hipotiroidismetersier.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    7/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    Klasifikasi penyakit hipotiroidisme, yaitu :

    No Jenis Organ keterangan

    1 Hipotiroidisme Primer  Kelenjar Tiroid Paling sering terjadi dimanameliputi penyakit

    hashimototiroiditis

    (sejenispenyakit

    autoimun)dan terapi

    radioiodine (RAI) uintuk

    merawatpenyakithipotirodis

    me. 

    2 HipotiroiditismeSekunder  KelenjarHipofisis  Terjadi jika kelenjarhipofisistidak menghasilkan

    cukuphormon

    perangsangtiroid (TSH)untuk merangsang

    kelenjartiroid

    untuk menghasilkan

     jumlahtiroksin yang

    cukup.Biasanya

    terjadiapabila terdapat

    tumor di kelenjar

    hipofisis,radiasi/pembedaha

    nyang

    menyebabkankelenjar tiroid

    tidak dapatlagimenghasilkanhormon

    yang cukup. 

    3 Hipotiroidisme Tersier  Hipotalamus  Terjadi jikahipotalamusgagalmenghasilkan

    TRHyang cukup, biasanyadi

    sebut jugahypothalamic-

    pituitary-axis

    hypothyroidism. 

    C. Etiologi

    Hipotiroidisme juga sering terjadi pada pasien dengan riwayathipotiroidisme yang

    menjalani terapi radioiodium, pembedahan atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling

    sering dijumpai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasiuntuk penanganan kanker kepala

    dan leher kini semakin sering menjadi penyebabhipotiroidisme pada laki-laki. Karena itu,

     pemeriksaan fungsi tiroid di anjurkan bagisemua pasien yang menjalani terapi tersebut.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    8/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atauhipotalamus.

    Apabila di sebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HTyang rendah akan di

    sertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif

    oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus.Apabila hipotiroidisme terjadi akibat

    malfungsi hipofisis, maka kadar HT yangrendah di sebabkan oleh rendahnya kadar TSH.

    TRH dari hipotalamus tinggikarena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH

    maupun HT.Hipotiroidisme yang di sebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan

    menyebabkanrendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

    Penyakit Hipotiroidisme :

    1)Penyakit Hashimoto

    atau yang juga di sebut tiroiditis otoimun, terjadi akibatadanya otoantibodi yang merusak

     jaringan kelenjar tiroid. Hal inimenyebabkan penurunan HT yang di sertai peningkatankadar TSH danTRH akibat umpan balik negatif yang minimal. Penyebab tiroiditis

    otoimuntidak di ketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik

    untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering di temukan adalahtiroiditis

    Hashimoto. Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali  membesar danhipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibatrusaknya daerah kelenjar yang masih

    berfungsi.Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme  Baik

    yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkanhipotiroidisme.

    2)Gondok endemik

    adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan.

    Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurnterjadi gondok karena

    sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua

    iodium yang tersisa dalam. darah.Kadar HT yang rendah akan di sertai kadar TSH dan

    TRH yang tinggikarena minimnya umpan balik. Kekurangan yodium jangka panjang

    dalammakanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang

    aktif (hipotiroidisme goitrosa).

    Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering darihipotiroidisme di

    negara terbelakang.

    Karsinoma tiroid dapat menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk kanker yang

     jarang di jumpai ini antara lain adalahtiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atauterapi iodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan tiroid.Semua pengobatan ini

    dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak adalah

     penyebab kanker tiroid.Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan

    kankertiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    9/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    D.Patofisiologi

    Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat, maka kelenjar tiroid akan

     berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap

    rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan

    menurunkan laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua

    system tubuh. Proses metabolic yang dipengaruhi adalah :

    a.  Penurunan produksi asam lambung

     b. 

    Penurunan motilitas usus

    c.  Penurunan detak jantung

    d.  Gabgguan fungsi neurologik

    e.  Penurunan produksi panas

    Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak

    dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga

    klien berpotensi mengalami atherosklerosis. Akumulasi proteoglikans

    hidrophilik di rongga intestisial seperti rongga pleura, cardiac dan abdominal

    sbagai tanda dari mixedema. Pembentukan eritrosis yang tidak optimale

    sebagai dampak dari penurunan hormon tiroid memungkinkam klien

    mengalami anemia.

    Secara garis besar dampak hipotiroidisme terhadap berbagai system

    tubuh sebagai berikut :

    1.  System integumen seperti kulit dingin, pucat, kering, bersisik dan

    menebal ; pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal ; rambut kering,kasar ; rambut rontok dan pertumbuhannya buruk.

    2.  Sistem pulmonary seperti hipoventilasi, pleural effusion, dispnea.

    3.  Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung,

    toleransi terhadap aktivitas menurun.

    4.  metabolic seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh,

    intoleransi terhadap dingin.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    10/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    5.  Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot

    yang melambat.

    6.  Sistem neurologis seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara

    lambat dan terbata-bata, gangguan memori, kurang perhatian, lethargi

    atau somnolen, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan

    refleks tendon.

    7.  Gastrointestinal seperti anoreksia, peningkatan berat badan,obstipasi,

    distensi abdomen.

    8.  Sistem reproduksi, pada wanita : perubahan menstruasi seperti amenore

    atau masa menstruasi yang memanjang, infertilitas, anovulasi, dan

     penurunan libido. Pada pria : penurunan libido dan impotensia.

    9.  Psikologi / emosi ; apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri,

     perilaku mania.

    Sintesis hormon tiroiddiatur sebagai berikut :

      Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yangmerangsang

    hipofisis anterior.  Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone=TSH)

    yang merangsang kelenjar tiroid.

      Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin= T3 dan Tetraiodothyronin= T4 =Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringanyang meliputi: konsumsi

    oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,metabolisme protrein, karbohidrat,

    lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerjadaripada hormon-hormon lain.

    E. Manifestasi Klinis

    Hipotiroidisme di tandai dengan gejala-gejala sebagai berikut :

    1.Kelambanan,perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat

    2.Penurunan frekuensi denyut jantung,pembesaran jantung(jantung

    miksedema), dan penurunancurahjantung.

    3.Pembengkakkandanedemakulit,terutama dibawah mata dan di pergelangan

    kaki

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    11/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    4.Penurunankecepatanmetabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan

    nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna

    5.Konstipasi6.Perubahanperubahandalamfungsireproduksi

    7.Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis dan

    rapuh

    Keluhan dan tanda klinik pada hipotiroidisme dari satu seri kasus

    Keluhan % Keluhan %

    Rasa capek 99 Obstipasi 58

    Intoleransi terhadap dingin 92 Edema ekstremitas 56

    Kulit terasa kering 88 Kesemutan 56

    Lamban 88 Rambut rontok 49

    Muka seperti bengkak 88 Pendengaran kurang 45

    Rambut alis mata lateral

    rontok

    81 Anoreksia 43

    Rambut rapuh 76 Nervosita 43Bicara lamban 74 Kuku mudah patah 41

    Berat meningkat 68 Nyeri otot 36

    Mudah lupa 68 Menorrhagia 33

    Dyspnea 64 Nyeri sendi 29

    Suara serak 64 Angina pectoris 21

    Otot lembek 61 Dysmenorrhea 18

    Depresi 60 Eksoftalmos 11

    Gejala dini hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrim menyulitkan penderitanya

    untuk melaksanankan pekerjaan sehari-hari secarapenuh atau ikut serta dalam aktivitas yang lazim

    di lakukannya. Laporan tentangadanya kerontokkan rambut, kuku yang rapuh serta kulit yang

    kering sering ditemukan, dan keluhan rasa baal serta parasetsia pada jari-jari tangan dapatterjadi.

    Kadang-kadang suara menjadi kasar, dan pasien mungkin mengeluhkansuara yang parau.

    Gangguan haid seperti menorhagia atau amenore akan terjadidi samping hilangnya libido.

    Hipotiroidisme menyerang wanita lima kali lebihsering di bandingkan laki-laki dan paling sering

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    12/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    terjadi pada usia 30-60 tahun.Hipotiroidisme berat mengakibatkan suhu tubuh dan frekuensi nadi

    subnormal. 

    Pasien biasanya mulai mengalami kenaikan berat badan yang bahkan terjaditanpa peningkatan asupan

    makanan, meskipun penderita hipotiroid yang beratdapat terlihat kakeksia. Kulit menjadi tebal karena

     penumpukkanmukopolisakarida dalam jaringan subkutan. Rambut menipis dan rontik, wajahtampak tanpa

    ekspresi dan mirip topeng. Pasien sering mengeluhkan rasa dinginmeskipun dalam lingkungan yang hangat.

    Pada mulanya, pasian mungkin akan mudah tersinggung dan mengeluhmerasa lemah, namun dengan

    dengan berlanjutnya kondisi tersebut, respon emosional di atas akan berkurang. Proses mental menjadi

    tumpul dan pasientampak apatis. Bicara menjadi lambat, lidah membesar, dan ukuran tangan

    sertakaki bertambah. Pasien sering mengeluh konstipasi serta ketulian dapat terjadi.Pada

    hipotiroidisme lanjut akan menyebabkan demensia di sertai perubahankognitif dan kepribadianyang khas. Respirasi yang tidak memadai dan apnusaat tidur dapat terjadi pada hipotiroidisme

    yang berat. Efusi pleura, efusiperikardial dan kelemahan otot pernapasan dapat

    terjadi.Hipotiroidisme berat akan di sertai dengan kenaikkan kadar kolesterolserum, aterosklerosis,

     penyakit jantung koroner dan fungsi ventrikel kiri yang jelek. Pasien hipotiroidime lanjut

    akan mengalalami hipotermia dan kepekkanabnormal terhadap preparaf sedatif, opioid

    serta anestesi, oleh sebab itu semuaobat ini hanya di berikan pada kondisi tertentu

    .Pasien dengan hipotiroidisme yang belum teridentifikasi dan sedangmenjalani pembedahan akan

    menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipotensi intraoperatif, gagal jantung

    kongestif pascaoperatif danperubahan status mental.

    Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiridisme yang palingekstrim dan berat, di mana

     pasien mengalami hipotermia dan tidak sadarkandiri. Koma miksedema dapat terjadi sesudah

     peningkatan letargi yang berlanjutmenjadi stupor dan kemudian koma. Hipotiroidisme yang tidak

    terdiagnosadapat di picu oleh infeksi atau penyakit sistemik lainnya atau oleh penggunaanpreparat

    sedative atau analgetik opioid. Dorongan respiratorik pasien akanterdepresi sehingga timbul

    hipoventilasi alveoler, retensi CO2 progresif,keadaan narkosis dan koma. Semua gejala ini, di

    sertai dengan kolapskardiovaskuler dan syok memerlukan terapi yang agresif dan intensif jika

    kitaingin pasien tetap hidup. Meskipun demikian, dengan terapi yang intensif sekalipun, angka

    mortalitasnya tetap tinggi.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    13/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    F. Diagnosis

    Kombinasi FT4 atau FT4I serum yang rendah dan TSH serum meningkat adalah

    diagnostik adanya hipotiroidisme primer . Kadar T3 bervariasi dan dapat berada

    dalam batas normal. Uji positif terhadap autoantibodi tiroid mengarah tiroiditis

    Hashimoto yang mendasari. Pada pasien dengan miksedema hipofisis, FT4 atau

    FT4 akan rendah tapi TSH serum tidak akan meningkat. Kemudian mungkin

     perlu membedakan penyakit hipofisis dari hipotalamus, dan untuk hal ini uji

    TSH paling membantu . Tidak adanya respons TSH terhadap TRH menunjukkan

    adanya defisiensi hipofisis. Respon parsial atau "normal" menunjukkan bahwa

    fungsi hipofisis intak tapi bahwa defek ada pada sekresi TRH hipotalamus.

    Pasien mungkin mendapatkan terapi tiroid (levotiroksin atau tablet tiroid kering)

    ketika pertama kali kita jumpai.

    Diagnosis hipotiroidisme. Tiroksin bebas (FT4) maupun indeks tiroksin bebas

    (FT4I) dapat bersama TSH untuk penilaian.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    14/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    Kelenjar tiroid yang teraba atau membesar dan uji positif terhadap

    autoantibody tiroid akan mengarahkan pada adanya tiroiditis Hashimoto yang

    mendasari, pada kasus mana terapi harus diteruskan. Jika antibodi tidak ada,

    terapi harus dihentikan selama 6 minggu. Masa penghentian 6 minggu

    diperlukan karena waktu paruh tiroksin cukup panjang (7 hari) dan

    memungkinkan kelenjar tiroid penyembuhan kembali setelah penekanan yang

    cukup lama. Pola penyembuhan fungsi tiroid setelah penghentian T4. Pada

    individu hipotiroid, TSH menjadi jelas meningkat pada 5-6 minggu dan T4 tetapnormal, kemudian keduanya normal setelah 6 minggu pada pengawasan eutiroid.

    Gambaran klinis miksedema yang lengkap biasanya cukup jelas, tapi

    gejalagejala dan tanda-tanda hipotiroidisme ringan dapat sangat tidak jelas.

    Pasien dengan hipotiroidisme akan datang dengan gambaran tak lazim :

    neurasthenia dengan gejala kram otot, parestesia, dan kelemahan; anemia;

    gangguan fungsi reproduksi, termasuk infertilitas, keterlambatan pubertas atau

    menoragia; edema idiopatik, efusi pleurokardial; pertumbuhan terhambat;

    obstipasi; rinitis kronis atau suara parau karena edema mukosa nasal atau pita

    suara; dan depresi berat yang terus berlanjut menjadi ketidakstabilan emosional

    atau bahkan jelas-jelas psikosa paranoid. Pada kasus s eperti ini, pemeriksaan

    diagnostik akan memastikan atau menyingkirkan hipotiroid sebagai faktor

     penunjang.

    2.3 Komplikasi-komplikasi Pada Hipotiroidisme

    A. Koma miksedema : Koma miksedema adalah stadium akhir dari

    hipotiroidisme yang tidak diobati. Ditandai oleh kelemahan progresif, stupor,

    hipotermia, hipoventilasi, hipoglisemia, hiponatremia, intoksikasi air, syok dan

    meninggal. Walaupun jarang, ini dapat terjadi lebih sering dalam masa

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    15/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    mendatang, dihubungkan dengan peningkatan penggunaan radioiodin untuk

    terapi penyakit Graves, dengan akibat hipotiroidisme permanen. Karena ini

     paling sering pada pasien-pasien tua dengan adanya dasar penyakit paru dan

     pembuluh darah, mortalitasnya sangat tinggi.Pasien (atau seorang anggota

    keluarga bila pasien koma) mungkin ingat akan penyakit tiroid terdahulu, terapi

    radioiodin, atau tiroidektomi: Anamnesis menunjukkan awitan bertahap dari

    letargi terus berlanjut menjadi stupor atau koma.

    Pemeriksaan menunjukkan bradikardi dari hipotermia berat dengan suhu

    tubuh mencapai 24° C (75° F). Pasien biasanya wanita tua gemuk dengan kulit

    kekuning-kuningan, suara parau, lidah besar, rambut tipis, mata membengkak,

    ileus dan refleks-refleks melambat. Mungkin ada tanda-tanda penyakit-penyakit

    lain seperti pneumonia infark miokard, trombosis serebral atau perdarahan

    gastrointestinal. Petunjuk laboratorium dari diagnosis koma miksedema,

    termasuk serum "lactescent", karotin serum yang tinggi, kolesterol serum yang

    meningkat, dan protein cairan serebrospinalis yang meningkat. Efusi pleural,

     perikardial atau abdominal dengan kandungan protein tinggi bisa jugadidapatkan. Tes serum akan menunjukkan FT4 yang rendah dan biasanya TSH

    yang sangat meningkat. Asupan iodin radioaktif tiroid adalah rendah dan

    antibodi antitiroid biasanya positif kuat, menunjukkan dasar tiroiditis EKG

    menunjukkan sinus bradikardi dan tegangan rendah. Seringkali bila

     pemeriksaan laboratorium tidak tersedia, diagnosis harus dibuat secara klinis.

    Patofisiologi koma miksedema menyangkut 3 aspek utama : (1) retensi

    CO2 dan hipoksia; (2) ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; dan (3)

    hipotermia. Retensi CO2 telah lama dikenal sebagai bagian internal dari koma

    miksedema dan dianggap diakibatkan oleh faktor-faktor seperti : obesitas,

    kegagalan jantung, ileus, imobilisasi, pneumonia, efusi pleural atau peritoneal,

    depresi sistem saraf pusat dan otot-otot dada yang lemah cukup turut berperan.

    Kegagalan pasien miksedema berespons terhadap hipoksia atau hiperkapnia

    mungkin akibat hipotermia.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    16/29

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    17/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    2.4 Tatalaksana Terapi Hipotiroid

    1. 

    Terapi Hipotiroidisme : Hipotiroidisme diobati dengan levotiroksin

    (T4), yang terdapat dalam bentuk murni dan stabil dan tidak mahal. Levotiroksin

    dikonversi menjadi T3 di intraselular, sehingga kedua hormon sama-sama

    didapatkan dalam tubuh walaupun hanya satu jenis. Tiroid kering tidak

    memuaskan karena isi hormonnya yang bermacam-macam, dan triiodotirosi

    (sebagai liotironin) tidak memuaskan karena absorpsinya yang cepat dan waktu

     paruhnya yang singkat dan efek sementara. Waktu paruh levotiroksin kira-kira 7

    hari, jadi hanya perlu diberikan sekali sehari. Preparat ini diabsorpsi dengan,kadar dalam darah mudah dipantau dengan cara mengikuti FT4I atau FT4 dan

    kadar TSH serum. Ada peningkatan T4 atau FT4I kira-kira 1-2 g/dL (13-26

    nmol/L) dan disertai penurunan TSH sebanyak 1-2 U/L (1-2 mU/L) mulai

    dalam 2 jam dan berakhir setelah 8-10 jam setelah dosis per oral 0,1-0,15 mg

    levotiroksin . Karena itu, dosis harian levotiroksin sebaiknya diminum pagi hari

    untuk menghindari gejala-gejala insomnia yang dapat timbul bila diminum

    malam hari. Sebagai tambahan, ketika kadar serum tiroksin dipantau, adalah

     penting mengukur darah puasa atau sebelum mendapat dosis harian hormon

    untuk mendapat data yang konsisten.

    Dosis levotiroksin : Dosis penggantian rata-rata levotiroksin pada dewasa

    adalah berkisar 0,05-0,2 mg/hari, dengan rata-rata 0,125 mg/hari. Dosis

    levotiroksin bervariasi sesuai dengan umur dan berat badan (Tabel 4-9).

    Anak kecil membutuhkan dosis yang cukup mengejutkan dibanding orang

    dewasa. Pada orang dewasa, rata-rata dosis penggantian T4 kira-kira 1,7

    g/kg/hari atau 0,8 g/pon/hari. Pada orang dewasa lebih tua, dosis

     penggantian lebih rendah, kira-kira 1,6 g/kg/hari, atau sekitar 0,7

    g/pon/hari. Untuk supresi TSH pada pasien dengan goiter nodular atau

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    18/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    kanker kelenjar tiroid, rata-rata dosis levotiroksin kira-kira 2,2 g/kg/hari (1

    g/pon/hari).

    Keadaan malabsorbsi atau pemberian bersama preparat aluminium atau

    kolestiramin akan mengubah absorbsi T4, dan pada pasien-pasien seperti ini

    dibutuhkan dosis T4 lebih besar. Levotiroksin memiliki mempunyai waktu

     paruh cukup panjang (7 hari) sehingga jika pasien tidak mampu mendapat

    terapi lewat mulut untuk beberapa hari; meniadakan terapi levotiroksin tidak

    akan mengganggu. Namun, jika pasien mendapat terapi parenteral, dosis

     parenteral T4 kira-kira 75-80% dosis per oral.

    2.  Terapi Koma Miksedema : Koma miksedema adalah kedaruratan

    medis yang akut dan harus ditangani di unit perawatan intensif. Gas-gas darah

    harus dimonitor secara teratur, dan pasien-pasien biasanya membutuhkan

    intubasi dan ventilasi mekanis. Penyakit-penyakit yang berhubungan seperti

    infeksi atau gagal jantung dicari dan harus diobati dengan terapi yang tepat.

    Cairan intravena harus diberikan dengan hati-hati dan asupan cairan bebas

     berlebihan harus dihindarkan karena pasien-pasien dengan koma miksedema

    mengabsorpsi semua obat-obatan dengan buruk, pemberian levotiroksin harus

    secara intravena. Pasien pasien ini mempunyai deplesi tiroksin serum yang

    sangat jelas dan sejumlah besar tempat-tempat pengikatan yang kosong, pada

    globulin pengikat tiroksin dan jadi harus menerima dosis muatan awal tiroksin

    intravena, diikuti dengan suatu dosis harian intravena yang kecil. Suatu dosis

    awal sejumlah 300-400 g levotiroksin diberikan intravena, diikuti oleh 50 g

    levotiroksin intravena setiap hari. Petunjuk klinis adanya perbaikan adalah

     peningkatan suhu tubuh dan kembalinya fungsi serebral yang normal dan fungsi

     pernapasan. Jika diketahui pasien memiliki fungsi adrenal normal sebelum

    koma, dukungan adrenal mungkin tidak diperlukan. Namun, bila tidak ada data

    tersedia, kemungkinan adanya penyerta insufisiensi adrenal (berhubungan

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    19/29

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    20/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    Garam Tiroksin

    Indikasi : Hipotiroidisme

    Kontraindikasi : Tirotoksikosis

    Peringatan : usia lanjut, penyakit jantung, diabetes insipidus, diabetes

    melitus, kehamilan, menyusui, panhipopituitarisme, predisposisi insufisiensi adrenal

    Efek samping : Aritmia, gelisah, tremor, sakit kepala, berkeringat, muka

    merah, berat badan turun, insomnia, nyeri angina, otot lemah.

    Sediaan beredar : Thyrax organon Indonesia.

    Tabel pengobatan hipotiroid ( Dipiro, et.al , 2008)

    Obat / Dosis Bentuk Konten Dosis

    Relatif

    Komentar /

    Kesetaraan

    Tiroid USP

    Armour Thyroid (T4:

    rasio T3)

    9,5 mcg: 2,25 mcg,

    19 mcg: 4,5 mcg,

    38 mcg: 9 mcg,

    57 mcg: 13,5 mcg,

    Daging sapi kering

    atau

    kelenjar tiroid babi

    1 butir

    (setara

    dengan 60

    mcg T4)

    stabilitas hormonal

    Unpredictable,

    merek generik

    murah, mungkin

    tidak

     bioekuivalen

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    21/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    76 mcg: 18 mcg,

    114 mcg: 27 mcg,

    152 mcg: 36 mcg,

    190 mcg: 45 tablet mcg

    Proloid 32-mg, 65 mg,

    100 mg,

    130-mg, 200 mg- tablet

    Babi sebagian

    dimurnikan

    Tiroglobulin

    1 butir distandarisasi

     biologis untuk

    memberikan T4: T3

    rasio 2,5: 1; lebih

    mahal dari

    ekstrak tiroid; ada

    keuntungan klinis

    Levothyroxine

    Synthroid, levothroid,

    dan lainnya

    generik 25-, 50-, 75-,

    88-,

    100-, 112-, 125-, 137-,

    150-,

    175-, 200-, tablet 300

    mcg-;

    200 dan 500-mcg /

    injeksi vial

    Sintetik T4 50-60

    Stabil mcg

     potensi diprediksi;

    generik yang

     bioekuivalen; ketika

     berpindah dari

    tiroid alami untuk

    L-tiroksin, lebih

    rendah

    dosis oleh 1/2 butir;

     penyerapan variabel

    antara produk;

     paruh = 7 hari,

    dosis sehingga

    sehari-hari;

    dianggap obat

     pilihan

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    22/29

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    23/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    2.5  Kasus dan penyelesaiannya

    A.Kasus

    Mrs. Smith, who is 35 years old, comes into your pharmacy with her 1 year

    old daughter and gives you a prescription for levothyroxine 50-microgram

    tablets take one daily. This is the first time she has taken the drug. She has

    gained a lot of weight since the birth of the daughter and has not able to shift it

    even by sticking to a calorie, controlled diet, she feels cold all the time, even on

    a hot day and hair is thinning. She has no energy at all, whereas before the birth

    of her daughter she used to go to aerobics at least three times a week.

    B.Penyelesaian Kasus

    Penyelesaian kasus di atas dengan metode SOAP

    1.  Subjektif

     Nama pasien : Ny.Smith

    -  Jenis kelamin : perempuan

    -  Usia : 35 tahun

    Keluhan : Berat badan meningkat sejak melahirkan dan belum

    mampu berjalan. Namun dia tetap menjaga kalori, diet terkontrol. Dia

    merasa dingin sepanjang waktu, bahkan di hari yang panas serta rambut

    menipis. Dia tidak memiliki energi, sedangkan sebelum kelahiran putrinya

    dia sering pergi aerobik setidaknya tiga kali seminggu.

    2.  Objektif : -

    3. 

    Assesment

    -  Berdasarkan gejala yang dialami pasien, pasien di diagnosa menderita

    hipotiroid ringan sehingga perlu diberikan terapi

    4.  Planning

    1.Tujuan Terapi

    - Meringankan keluhan dan gejala

    - Menormalkan metabolisme

    - Membuat kadar T3 dan T4 normal

    - Menghindari terjadinya komplikasi

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    24/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    2. Sasaran Terapi

    - Kadar T3 dan T4 

    3. Terapi Farmakologi

    Diberikan tablet Levothyroxin dengan dosis awal 50-100 mcg/hari, lalu

    ditambah 50 mcg dengan interval 3-4 minggu, sampai diperoleh metabolisme

    normal. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan sampai dengan 100-200 mcg/hari.

    -  Berdasarkan gejala yang ditimbulkan maka diberikan levotiroksin 50 mikrogram

    sehari satu tablet pada saat perut kosong bertujuan untuk menghilangkan gejala

    klinis serta mencapai atau mempertahankan kadar TSH pada paruh bawah rentang

    kadar TSH normal atau sekitar 0,4-2,5 mU/L. Dosis harus disesuaikan setiap 4-8

    minggu sampai pasien menjadi eutiroid.

    -  Dilakukan pemeriksaan penunjang lain untuk melihat pengaruh hipotiroidisme

     pada beberapa organ meliputi pemeriksaan laboratorium rutin, radiologi dan

    elektrokardiografi serta dilakukan pemeriksaan kadar T3 dan TSH serum untuk

    menentukan kategori hipotiroid.

    4. Terapi Non Farmakologi

    - Istirahat cukup, gunakan pakaian panjang untuk menghindari rasa dingin

    - Konsumsi makanan mengandung iodium

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    25/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    PEMILIHAN OBAT RASIONAL 

    EVALUASI OBAT TERPILIH

    Dari kasus di atas, pemberian levotiroksin 50 mikrogram sehari satu tablet sudah

    sangat tepat. Dan sebaiknya levotiroksin diminum pada saat perut kosong

     bertujuan untuk menghilangkan gejala klinis serta mencapai atau mempertahankan

    kadar TSH pada paruh bawah rentang kadar TSH normal atau sekitar 0,4-2,5 mU/L.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    26/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    MONITORING DAN FOLLOW UP

    Monitoring

    Kadar TSH ( Tiroid Stimulating Hormon )

    Efek samping obat

    Follow up

    Kepatuhan paseien minum obat.

    Ketepatan waktu pasien minum obat

    KIE

    1.  Penyuluhan bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan

     penanggulangan hipotiroid.

    2. Pasien diedukasi untuk mengatur pola makan .

    3. Memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai obat.

    4. Untuk penyimpanan obat, obat disimpan didalam suhu kamar dan

    terlindung dari cahaya.

    5. 

    Asupan garam beryodium yang cukup

    6. Olahraga untuk mengurangi berat badannya.

    7. Hindari konsumsi junk food dan berbagai macam makanan olahan

    8. Hindari stress yang tinggi

    9. Banyak konsumsi sayuran dan buah.

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    27/29

    *| F a r m a k o t e r a p i I I  

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    1.  Hormon tiroid mempengaruhi fungsi hampir setiap sistem organ

    2. 

    Hormon tiroid bekerja pada pertumbuhan dan perkembangan metabolisme

    tubuh manusia.

    3.  Hormon tiroid disintesis dari iodin.

    4. 

    Kelainan pada sistem tiroid :

    a.  Hipotiroidisme

    Kombinasi FT4 atau FT4I serum yang rendah dan TSH serum meningkat

    adalah diagnostik adanya hipotiroidisme primer

     b.  Hipertiroidisme dan tirotoksikosis

    Kombinasi peningkatan FT4  atau FT4I dan TSH tersupresi membuat

    diagnosis hipertiroidisme.

    5. 

    Dari Pembahasan kasus diperoleh kesimpulan bahwa pasien mengalamidisfungsi tiroid berupa Hipotiroidisme dan pemberian obat telah tepat. 

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    28/29

  • 8/15/2019 Makalah Ridho Fix Farmakoterapi II A

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    Anwar, Ruswana. 2005. Fungsi dan Kelainan Kelenjar Tiroid.  Bandung ; Fakultas kedokteran

    Universitas Padjajaran

    Ernst Mutschler.2010. Dinamika Obat, Farmakologi dan toksikologi Edisi kelima. Bandung :

    Badan penerbit Universitas ITB

    DiPiro, Joseph T, etc. 2002. Pharmacotheraphy : A Pathophysiologic Approach Sixth Edition.

    McGRAW-HILL

    Elin yulinah dkk. 2009. ISO FARMAKOTERAPI. Jakarta : Indonesian Pharmacist Association

    Purnamasari D, Subekti I. 2007. Penyakit Tiroid. Jakarta : Pusat penerbit ilmu penyakit dalam

    FKUI Interna publishing

    Syahbuddin S. 2005. Hipotiroidisme: Etiologi, Patofisiologi Dan Pengobatan. Semarang : Badan

    penerbit Universitas diponegoro

    Soewondo P, Cahyanur R. 2008. Hipotiroidisme Dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.

    Jakarta : Pusat penerbit ilmu penyakit dalam FKUI

    Wilkin TJ. 1990. Mechanism Of Disease : Receptor Autoimmunity In Endocrine Disorders. N Eng

    J Med; 323: 1318