Makalah Pleno B4 - Kasus 3
-
Upload
enrico-esbianto-syahputra -
Category
Documents
-
view
58 -
download
4
Transcript of Makalah Pleno B4 - Kasus 3
Gangguan Mekanisme Pembentukan Purin
Oleh
102011088 McGirt Lamberth Robert Uniplaita
102011347 Irine Darmayanti
102012082 Eirene Megahwati Paenbonan
102012163 Gerry Renando
102012184 Dianitha Pujiantoro
102012246 Viola
102012282 Kevin Brevian
102012469 Ninanda Ayu Paramitha Putri Widakdo
102012481 Muhammad fitri Bin Yusuf
Fakultas Kedokteran Ukrida
Jalan Arjuna Utara No. 6 - Jakarta Barat 11470
2013
1. Idenifikasi Istilah
Asam Urat: Merupakan hasil terakhir dari katabolisme purin
2. Rumusan Masalah
Ibu jari kaki bengkak dan terasa nyeri karena tingginya kadar asam urat
3. Mind Map
4. Hipotesis
Ibu jari kaki nyeri dan bengkak karena penimbunan asam urat di persendian
Pendahuluan
Kehidupan seorang manusia memang tidak ada dapat seorangpun yang dapat menebak, kita
sebagai manusia hanya dapat berusaha mencegah terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, sama
halnya juga dengan mencegah penyakit – penyakit maupun kelainan yang dapat berdampak bagi
kesehatan kita. Masa kini, jumlah kelainan dan penyakit yang sudah diketahui dan ditemukan
beragam jenisnya, salah satu dari gangguan kesehatan tersebut adalah asam urat. Asam urat atau
dalam bahasa inggris dikenal dengan nama uric acid mempunyai pengertian a chemical
compound which is formed from nitrogen in waste products from the body and which also forms
crystals in the joints of people who have gout1 yang dalam bahasa Indonesia berarti kumpulan
Ibu Jari kaki bengkak dan nyeri karena tinggi kadar
asam urat
Mekanisme Pembentukan Purin
senyawa kima yang terbentuk dari nitrogen yang merupakan produk buangan dari tubuh yang
dapat membentuk kristal pada persendian orang yang mengalami gout.
Metabolisme Purin
Purin dan pirimidin merupakan senyawa siklik heterosiklus yang mengandung nitrogen
dengan cincin mengandung karbon dan unsur-unsur lain (atom hetero). Purin dan pirimidin
memiliki karakter planar yang mempermudah pembentukan ikatan erat atau stacking yang dapat
menstabilkan DNA untai ganda. Gugus okso dan amino purin dan pirimidin memperlihatkan
tautomerisme keto-enol dan amin-imin, tetapi kondisi fisiologis cenderung memilih bentuk
amino dan okso.1
Jaringan tubuh dapat menyintesis purin dan pirimidin dari zat-zat antara amfibolik. Asam
nukleat dan nukleotida yang dimakan yang karenanya bersifat nonesensial secara diuretik
diuraikan di saluran cerna menjadi mononukleotida sehingga dapat diserap atau diubah menjadi
basa purin dan pirimidin. Basa purin kemudian dioksidasi menjadi asam urat yang akan
diabsorbsi maupun diekskresikan dalam urin. Jika hanya sedikit atau tidak ada purin/pirimidin
dalam makanan untuk dijadikan asam nukleat jaringan, senyawa yang disuntikkan dapat
digunakan untuk membentuk asam nukleat.
DNA dan RNA memiliki basa purin yang sama yaitu adenine dan guanine. Keduanya
mengandung basa pirimidin sitosin, tetapi berbeda pada basa pirimidin yang lainnya. DNA
mengandung basa timin, sedangkan RNA mengandung urasil. Nukleosida merupakan basa yang
ditambahkan dengan pentose, seperti adenosine, guanosine, sistidin, timidin, dan uridin.
Sedangkan nukleotida merupakan senyawa nukleosida dengan tambahan gugus fosfat yang
terikat pada atom kelima dari pentosa. Derivat purin dapat ditemukan dalam makanan misalnya
kaffein pada kopi, theophyllin pada teh, dan theobromin pada coklat.
Fungsi utama nukleotida purin bersama sama dengan nukleotida pirimidin adalah sebagai
pro zat pembentuk asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat
(RNA). Selain itu nukleotida purin berperan sebagai komponen dari molekul berenergi tinggi
yaitu adenosin tripospat (ATP), adenosin dipospat (ADP), adenosin monopospat (AMP), dan
guanosin monopospat (GMP), guanosin dipospat (GDP), dan guanosin tripospat (GTP).
Fungsi purin
Asam deoksiribonukleat (DNA) berkaitan dengan sifat—sifat genetik, pada
mikroorganisme satu untai DNA menyimpan informasi genetiknya. Pada organisme tingkat
tinggi, DNA terdapat sebagai nukleoprotein di dalam kromosom, sebagian besar DNA terdapat
didalam inti sel, sejumlah kecil di dalam mitokondria dan kloroplas.
DNA menyediakan cetakan bagi sintesa protein didalam sel, sifat keturunan diwariskan melalui
proses replikasi yang melibatkan peranan sejumlah protein dan enzim. DNA dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan pembelahan sel, unit monomer DNA adalah adenosin, guanin, sitosin dan
timin. Unit-unit monomer DNA dijadikan bentuk polimer oleh ikatan 3,5 fosfodiester.
Nukleotida purin dan pirimidin disintesis in vivo dengan kecepatan yang konsisten
dengan kebutuhan fisiologis. Mekanisme intrasel mendeteksi dan meregulasi besarnya jumlah
kompartemen nukleotida trifosfat (NTP), yang meningkat selama masa pertumbuhan atau
regenerasi jaringan ketika sel-sel membelah dengan cepat. Ada 3 proses yang berperan dalam
biosintesis nukleotida purin. Ketiga proses tersebut, diurutkan dari yang paling penting yaitu
sintesis dari zat antara amfibolik (sintesis de novo), fosforibosilasi purin dan fosforilasi
nukleosida purin.
Biosintesis de novo terutama terjadi di organ hepar/hati. Proses ini dimulai dengan
senyawa awal berupa ribosa 5-Phospat yang kemudian akan diubah menjadi fosforibosil
pirofosfat dengan bantuan enzim phospo ribosa piro phospat (PRPP), juga memerlukan ATP dan
Mg2+. Fosforibosil pirofosfat kemudian dibantu oleh glutamine, H2O, dan enzim PRPP
amidotransferase menjadi 5-fosfo-β-D-ribosilamin. Setelah itu dengan bantuan glisin, ATP, Mg2+
menjadi gilisinamida ribosil 5-fosfat yang kemudian dengan bantuan enzim formil transferase
menjadi formiglisin ribosil 5-P. Setelah itu dengan ATP, Mg2+, dan enzim sintetase mengalami
penutupan cincin menjadi aminoimidazol ribosil 5-fosfat. Setelah itu ditambahkan dengan CO2,
dan enzim karboksilase menjadi aminoimidazol karboksilat ribosil 5-fosfat. Kemudian dengan
bantuan aspartat dan enzim sintetase kembali menjadi aminoimidazol suksinil karboksamida
ribosil 5-fosfat. Kemudian dengan bantuan enzim adenil suksinase menjadi aminoimidazol
karboksamida ribosil 5-fosfat. Lalu dengan tambahan folat dan enzim formil transferase menjadi
fornimidoimidazol karboksamida ribosil 5-fosfat. Setelah itu mengalami penutupan cincin oleh
enzim IMP siklohidrolase menjadi inosin monofosfat yang merupakan nukleotida pertama. Otak
manusia memiliki PRPP glutamil amidotransferase dalam kadar rendah sehingga bergantung
pada purin eksogen. Eritrosit dan leukosit polimorfonukleat tidak mampu menyintesis 5-
fosforibosilamin sehingga menggunakan purin eksogen untuk membentuk nukleotida.1
Gambar 1 .Sintesis de novo purin1
Sintesis PRPP dari ATP dan ribosa 5 fosfat diaktivasi oleh Pi (phospat inorganik)
sedangkan dihambat oleh nukleosida purin difosfat dan trifosfat. PRPP amidotransferase yang
berperan dengan glutamine dihambat oleh AMP, GMP, dan IMP. Sintesis purin dihambat oleh
sulfonamide, metotreksat. Senyawa yang menginhibisi pembentukan tetrahidrofolat sehingga
menghambat sintesis purin sudah digunakan dalam kemoterapi kanker. Senyawa inhibitor
tersebut diantaranya adalah azaserin, diazanorleusin, 6-merkaptopurin, dan asam mikofenolat.
Perubahan purin, ribonukleosida dan deoksiribonukleosida menjadi mononukleotida
memerlukan proses yang disebut reaksi penyelamatan (salvage reaction). Proses penyelamatan
purin ini juga terjadi di hepar. Mekanisme yang lebih penting melibatkan fosforibosilasi oleh
PRPP purin bebas untuk membentuk purin 5’-mononukleotida. Dua fosforibosil transferase
kemudian mengubah adenine menjadi AMP, serta mengubah hipoxantin dan guanine menjadi
IMP atau GMP. Mekanisme penyelamatan kedua melibatkan transfer fosforil dari ATP ke
ribonukleosida purin. Adenosin kinase mengkatalisis fosforilasi adenosine dan deoksiadenosin
menjadi AMP dan dAMP, dan deoksisistidin kinase memfosforilasi deoksisistidin dan 2-
deoksiguanosin menjadi dCMP dan dGMP. Enzim yang terlibat adalah adenine fosforibosil
transferase (APRT) dan hipoxantin guanine fosforibosil transferase (HGPRT).
Dua mekanisme meregulasi perubahan IMP menjadi GMP, masing-masing menginhibisi
adenilosuksinat sintase dan IMP dehidrogenase. Selain itu, perubahan IMP menjadi AMP
memerlukan GTP, dan perubahan XMP menjadi GMP memerlukan ATP. Oleh karena itu,
regulasi silang jalur-jalur metebolisme IMP ini berfungsi menurunkan sintesis sebuah nukleotida
purin jika terjadi defisiensi nukleotida lain. AMP dan GMP juga menginhibisi HGPRT, yang
mengubah hipoxantin dan guanine menjadi IMP dan GMP dan umpan balik GMP menginhibisi
PRPP glutamil amidotransferase.
Manusia mengubah adenosine dan guanine menjadi asam urat. Adenin mula-mula diubah
menjadi inosin oleh adenosine deaminase. Purin nukleosida fosforilase akan merubah inosin dan
guanosin menjadi hipoxantin dan guanine. Guanin akan mengalami deaminasi menjadi
hipoxantin. Hipoxantin akan dioksidasi oleh enzim xantin oksidase menjadi xantin dan hasil
akhirnya adalah asam urat yang akan dieksresikan ke dalam urin. Selain pada primata ingkat
tinggi, uratase mengubah asam urat menjadi alantoin, suatu produk yang larut air pada mamalia.
Namun, karena manusia tidak memiiki uratase, produksi akhir metabolisme purin adalah asam
urat.
Gambar 2 .Katabolisme purin1
Berbagai defek genetik pada PRPP sintase bermanifestasi secara klinis sebagai
Gout(pirai). Gout dapat disebabkan karena defisiensi parsial HGPRT-ase. Berbagai defek
menyebabkan produksi dan ekskresi berlebihan berbagai katabolik purin. Ketika kadar asam urat
serum melebihi batas kelarutannya, terjadilah kristalisasi natrium urat di jaringan lunak dan sendi
sehingga menimbulkan reaksi inflamasi, arthritis gout. Namun, sebagian besar kasus gout
mencerminkan gangguan pengaturan asam urat di ginjal. Selain itu kondisi hiperuricemia yang
lain adalah Sindrom Lesch-Nyhan, dimana produksi katabolik berlebih karna defisiensi total
pada HGPRT-ase. Penyakit Von Gierke, terjadi karena produksi purin yang berlebih karena
defisiensi glukosa 6-fosfatase akibat peningkatan pembentukan precursor PRPP ribose 5-fosfat,
juga terjadi asidosis laktat yang meningkatkan kadar asam total dalam tubuh. Hipourisemia dan
meningkatnya eksresi hipoxantin dan xantin disebabkan karna defisiensi xantin oksidase.1
Protein
Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein
metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat
diekstraksi tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam
reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein
baru. Protein metabolik diekstrasi tanpa merusak integritas struktur sel itu sendiri. Kalau protein
mengalami hidrolisa total, akan menghasilkan sejumlah 20-24 jenis asam amino, tergantung dari
cara menghidrolisanya. Dari 20-24 jenis asam amino yang dihasilkan dalam hidrolisa total suatu
protein, dan yang dapat disintesa di dalam tubuh, tetapi ada pula yang tidak.2
Asam amino yang tidak dapat disintesa harus tersedia dalam makanan yang dikonsumsi,
jadi merupakan bagian yang esensial dari makanan. Karena itu asam amino yang tidak dapat
disintesa oleh tubuh, disebut asam amino esensial, sedangkan yang lainnya disebut asam amino
non esensial. Terdapat delapan jenis asam amino esensial yaitu lysine, leucine, isoleucine, valine,
threonin, phenylalanine, methionin, tryptophane, sedangkan untuk anak-anak yang sedang
tumbuh ditambah dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin. Asam amino nonesensial seperti
glisin, arginin, prolin, asam glutamat, asam aspartat, serin dan alanin.2
Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein, dapat diklasifikasikan
menjadi protein simpleks. Hasil hidrolisis total protein jenis ini merupakan campuran yang hanya
terdiri atas asam-asam amino.3
Protein kompleks (complex protein, conjugated protein). Hasil hidrolisa total dari protein
jenis ini. Selain terdiri atas berbagai jenis asam amino juga terdapat komponen lain miisalnya
unsur logam gugusan phosphat dan sebagainya (contoh: hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein,
dan sebagainya).3
Protein derivat (protein derivative). Merupakan ikatan antara (intermediate product)
sebagal hasil hidrolisa parsial dari protein native, miisalnya albumosa, peptone dan sebagainya.3
Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi protein hewani dan protein
nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang seperti
protein dari daging, protein susu, dan sebagainya. Protein nabati ialah protein yang berasal dari
bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung (zein), dari terigu, dan sebagainya. Fungsi
protein sebagai zat pembangun. Selain itu, protein berfungsi dalam pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai, sebagai protein
struktural. Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh
melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk ke dalam tubuh.
Sebagi zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan
hormon. Protein juga adalah salah satu sumber energi. Dalam bentuk khromosom, protein juga
berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen. Protein
menghasilkan 4,1 kilokalori/gr di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 15-20% total
kalori/hari.2
Gangguan Pada Metabolisme Purin
Idealnya purin dihasilkan dan diregulasi dengan baik oleh tubuh kita sehingga tidak
terjadi kelebihan maupun defisiensi purin. Namun ternyata, ada beberapa hal yang dapat
menganggu metabolisme pembentukan purin yang berdampak pada banyak hal kedepannya
seperti hiperurisemia (sindrom Lesch-Nyhan dan penyakit Von Gierke) serta hipourisemia.
Hiperurisemia
Hiperurisemia merupaka suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar asam
urat.4 dua buah gangguan yang terkenal yang menyebabkan hiperurisemia adalah sindrom
Lesch-Nyhan dan penyakit Von Gierke.
Sindrom Lesch-Nyhan
Gangguan ini disebabkan oleh defisiensi total pada enzim hipoxantin-guanin
fosforibosil transferase yang berfungsi untuk mengubah hipoxantin dan guanine menjadi
IMP dan GMP. Selain defisiensi pada hipoxantin-guanin fosforibosil transferase, sindrom
ini juga memperlihatkan penningkatan aktivitas enzim PRPP sehingga akan semakin
banyak purin yang terbentuk, dan akhirnya terjadi akumulasi kadar asam urat yang tinggi
didalam tubuh.1
Penyakit Von Gierke
Penyakit ini disebabkan oleh defisiensi dari enzim glukosa 6 fosfatase, akibatnya
terjadi peningkatan pada sintesis precursor PRPP ribose 5 fosfat yang pada akhirnya
meningkatkan pembentukan purin dan asam urat.1
Hipourisemia
Merupakan kondisi berlawanan dari hiperurisemia yakni merupakan kondisi
dimana kadar asam urat dalam tubuh rendah, ini diakibakan oleh defisiensi dari enzim xantin
oksidase yang berfungsi mengkonversi purin menjadi asam urat.1
Gout ( Pirai )
Gout merupakan kejadian dimana terjadi kelainan metabolisme dari purin. Hanya sekedar
informasi, penyakit gout ini menyebabkan nyeri sendi terutama pada ibu jari kaki dan kemudian
merambat pada persedian pada kaki. Asam urat yang menjadi penyebab penyakit ini seharusnya
diekskresi pada keadaan normal sebesar 700mg dan memiliki simpanan pada cairan tubuh
sebesar 1.000mg. Tetapi pada penderita gout, simpanan pada cairan tubuh meningkat 3-15 kali
dari keadaan normal dan eksresi asam urat melalui urin menurun sehingga menyebabkan
penumpukan atau pengendapan pada tubuh karena asam urat ini tidak dapat larut dalam air.5-6
Gambar 3. Kristal Asam Urat
Makanan yang Mengandung Purin
Asam urat merupakan hasil dari katabolisme dari purin. Purin yang dikatabolisme dapat
dihasilkan oleh tubuh dan juga dapat berasal dari makanan yang kita makan. Berikut makanan
yang mengandung purin.
Setiap makanan mengandung nukleoprotein. Sehingga makanan yang dimakan oleh
manusia terdapat purin yang akan dikatabolisme menjadi asam urat. Tetapi, makanan yang
dimakan tersebut dapat dibedakan menjadi makanan yang dihindari pada penderita asam urat dan
juga makanan yang dapat dikonsumsi oleh penderita asam urat.5,7
Makanan yang harus dihindari oleh penderita asam urat adalah minuman beralkohol, ragi,
makanan yang diawetkan dalam kaleng seperti kornet dan sarden, sayuran bayam, asparagus,
kembang kol, sup kental dan soto sulung, kerang, cumi-cumi, jengkol, petai, melinjo, jantung,
hati, kornet sapi, usus, limpa, paru, otak, dan bebek. Sebaiknya makanan yang disebutkan tadi
dihindari karena dapat menyebabkan penderita asam urat dapat mengalami nyeri pada
persendian.5
Makanan yang dapat dikonsumsi oleh penderita asam urat adalah daging, ayam, ikan
tongkol, ikan tenggiri, ikan bawal, ikan bandeng sebesar 50 gr sehari, sayuran selain sayuran di
atas. Makanan ini dapat di konsumsi tetapi dalam jumlah yang tidak berlebih.7
Kesimpulan
Mekanisme pemnbentukan purin dan pirimidin yang hasil akhrinya berupa asam urat dan asam
orotat. Jika salah satu mekanisme pembentukan terjadi gangguan maka akan menyebabkan
penyakit-penyakit genetik. Seperti di kasus ini, tentang kadar asam urat yang tinggi yang
menyebabkan penyakit Gout ( piral ). Hipotesis di terima
Daftar Pustaka
1. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Jakarta: EGC; 2009. H.304-18.
2. Kusharto CM, Suhardjo. Prinsip – prinsip ilmu dasar gizi. Ed.12 . Yogyakarta: Kanisius; 2002.
H.20-44.
3. Sediaoetama AD. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian rakyat: 2008.h.31-95
4. Misnadiarly. Rematik: asam urat-hiperurisemia, arthritis gout.1sted. Jakarta: Pustaka obor
popular; 2007.h.37.
5. Penerbit Buku Kompas. Makan sehat hidup sehat. Jakarta : Kompas Media Nusantara.2006.h.30-
6.
6. Krisnatuti D, Yenrina R, Uripi V. Perencanaan menu untuk penderita gangguan asam urat.
Jakarta: Niaga Swadaya.2007.h.4
7. Hartono A. Terapi gizi & diet rumah sakit. Jakarta: EGC.2004. h.178-80