Makalah plagiarisme

21
MAKALAH MPKT PLAGIARISME Kelompok 2 Nama Anggota Kelompok : -Athika Fathinah -M. Fahrinaldi

Transcript of Makalah plagiarisme

Page 1: Makalah plagiarisme

MAKALAH MPKT

PLAGIARISME

Kelompok 2

Nama Anggota Kelompok :

-Athika Fathinah

-M. Fahrinaldi

-Muhammad Anwar

Page 2: Makalah plagiarisme

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat rahmat dan karunianya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang bertopik mengenai Plagiarisme dengan sebaik-baiknya kemampuan yang kami miliki.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Khailani karena telah membimbing kami agar dapt lebih mengerti mengenai masalah plagiarisme di pertemuan sebelumnya. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih pada penanya-penanya dalam sesi tanya jawab pada presentasi kami karena pertanyaan kalian membantu memperdalam bahasan dari makalah kami ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Depok,10 Oktober 2010

Tim Penulis

2

Page 3: Makalah plagiarisme

Daftar Isi

Kata pengantar………………………..………………………………………………………………………2

Daftar Isi…………………………………..……………………………………………………………………..3

Pendahuluan

Latar belakang……………………..………………………………………………………………………….4

Rumusan masalah……………..…………………………………………………………………………….6

Tujuan penelitian…………….………………………………………………………………………………6

Pembahasan……………………………………………………………………………………………………7

Penutup

Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………14

3

Page 4: Makalah plagiarisme

Pendahuluan

Latar Belakang

Plagiarisme dewasa ini menjadi sebuah problematika sosial yang paling dikhawatirkan oleh insan-insan dari industri kreatif seperti seniman, musisi, penulis dan juga akademisi. Kasus plagiarisme mungkin sebenarnya sudah sering terjadi dan mengakar di masyarakat Indonesia namun hanya beberapa kasus yang “tertangkap basah” dan disorot oleh media sehingga permasalahan plagiarism kurang diketahui masyarakat. Kurangnya penyebaran informasi mengenai plagiarism ini dan kurang tegasnya sanksi sosial maupun sanksi hukum yang diterapkan kepada para pelaku plagiarsme atau plagiat dan juga kurangnya sosialisasi mengenai batasan-batasan plagiarisme menyebabkan tindakan plagiarisme marak dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada khususnya.

Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional, 2002). Sementara itu hak cipta meiliki definisi yaitu hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002).

Plagiarisme, menurut Adimihardja (2005) adalah pencurian dan penggunaan gagasan atau tulisan orang lain (tanpa cara-cara yang sah) dan diakui sebagai miliknya sendiri. Plagiarisme juga didefinisikan sebagai kegiatan dengan sengaja menyalin pemikiran atau kerja orang lain tanpa cara-cara yang sah (Adimihardja, 2002). Plagiarisme dikenal juga dengan sebutan plagiat (Rosyidi, 2007). Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) milik orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Adapun orang yang mengambil karangan (pendapat dan

4

Page 5: Makalah plagiarisme

sebagainya) milik orang lain dan disiarkan sebagai karangan atau pendapat sendiri disebut plagiator atau penjiplak (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

Pelaku yang melakukan plagiarisme memiliki beberapa alasan kenapa mereka melakukan tindakan tidak terpuji tersebut. Alasan paling dominan mengapa pelaku-pelaku tindak plagiat tersebut melakukan tindakan plagiarisme adalah karena mereka malas dan merasa tindakan plagiarisme adalah sebuah jalan singkat untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini sering terjadi di bidang akademik dan umumnya dilakukan leh pelajar yang ingin tugas karangan atau karya ilmiahnya segera selesai. Tapi bukan hanya sebatas pelajar saja, para guru dan dosen pun tidak luput dari tindakan plagiat seperti contohnya yang terjadi di UIN ketika salah satu dosen UIN menjiiplak tesis hasil karya mahasiswa UIN. Hal ini bukan hanya berdampak pada sang dosen yang melakukan tindakan plagiarisme tersebut tapi masyarakat umut juga akan menganggap insan pendidik di Indonesia berkualitas sama buruknya dengan dosen tersebut.

Selain kemalasan, alasan lain mengapa orang-orang melakukan tindakan plagiarisme atau plagiat adalah karena mereka menganggap individu yang ia contek atau jiplak memiliki karya cukup bagus sehingga ia menjiplaknya dan mengakuinya menjadi milik sendiri agar mendapat pujian atau nilai bagus. Hal ini ditilik dari sisi psikologis diakibatkan oleh rasa rendah diri yang dimiliki oleh sang plagiat karena merasa ia tidak akan bisa menulis atau menghasilkan karya sehebat dan sebagus seperti milik individu yang ia jiplak atau mungkin juga campuran antara rasa malas seperti yang saya jabarkan tadi dengan rasa rendah diri tersebut. Sementara itu kesibukan dan sempitnya waktu yang bisa diluangkan untuk menghasilakan karya yang layak atau bagus juga dijadikan alasan para plagiat untuk membohongi hati nuraninya sendiri karena seadikit banyak para plagiat tentu merasa berdosa atau bersalah ketika melakukan tindakannya tersebut.

Tindakan plagiarisme ini bisa berdampak pada masyarakat berupa berkurangnya kreativitas masyarakat karena akan timbul rasa was-was karena takut karyanya dijiplak orang lain sehingga masyarakat malas berkarya dan menelurkan ide-ide baru. Hal ini juga membuat pola pikir masyarakat yang tadinya produktif (menciptakan hal-hal baru) menjadi reproduktif

5

Page 6: Makalah plagiarisme

(menciptakan berdasarkan hal-hal yang sudah ada). Selain dampak pada masyarakat plagiarisme juga berdampak pada penulis asli dan individu yang melakukan plagiarisme. Hal ini akan dibahas lebih lanjut di bab pembahasan.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diketahui masalah yang dihadapi dari tindakan plagiarisme dan dampaknya kepada masyarakat sehingga kita harus mencegah tindakan plagiarisme tersebut.

Tujuan penulisan

Karena tindakan plagiarisme memiliki banyak dampak negatif terhadap masyarakat umum, kita sebagai manusia tentu harus mengingatkan manusia lainnya sesama bangsa Indonesia pada khususnya untuk tidak melakukan tindakan tersebut agar tercipta kehidupan yang dinamis dengan ide-ide atau inovasi-inovasi baru agar kehidupan di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra dan aspek-aspek kehidupan yang menuntut kreativitas terus berkembang. Selain alasan tersebut dengan pengurangan tindakan plagiarisme juga akan berdampak positif pada perkembangan sektor-sektor non-kreatif namun bersentuhan dengan sektor kreatif seperti perekonomian.

Melihat begitu pentingnya penanggulangan terhadap tindakan plagiarisme dan juga sekaligus untuk memenuhi tugas kami sebagai Mahasiswa Universitas Indonesia yang mempelajari Materi Budi Pekerti kami membuat makalah ini. Tentu dengan harapan makalah ini dapat berguna kelak di kehidupan bermasyarakat untuk menjadi bahan studi atau alat untuk melakukan pencegahan atau penanggualan terhaedap tindakan plagiarisme.

6

Page 7: Makalah plagiarisme

PEMBAHASAN

Perbuatan plagiarisme adalah perbuatan tercela sebab plagiarisme adalah sebuah tindakan yang melanggar kode etik, terutama kode etik ilmiah. Semua prosedur yang dilakukan dalam kegiatan ilmiah oleh semua orang yang bisa dikategorikan sebagai ilmuwan (kecuali orang yang tidak berjiwa ilmuwan) dirancang untuk memenuhi dua asas moral, yaitu untuk menemukan kebenaran (kebenaran ilmiah) dan kejujuran (kejujuran intelektual). Plagiarisme sebagai perbuatan tercela karena dapat merugikan terhadap penulis asli, membohongi para pembaca, membohongi publik, dan menurunkan integritas diri. Plagiarisme merupakan hal yang tabu di seluruh universitas di dunia dan bagi siapa saja, merugikan orang lain yang karyanya atau idenya dicuri, dan merusak reputasi perguruan tinggi. Bahkan plagiarisme dapat merusak integritas keilmuan, membunuh kreativitas, dan menghambat persaingan yang sehat (Adimihardja, 2005).

Yang jelas plagiarisme itu sendiri merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap norma sosial, khususnya nilai-nilai yang berlaku di masyarakat terkait dengan soal kejujuran. Dengan melakukan plagiarisme, seseorang telah berbuat tidak jujur karena mengakui sesuatu yang bukan miliknya, bukan hasil karyanya. Sebagai pelanggaran norma sosial, pelaku plagiarisme yang ketahuan biasanya akan menerima sanksi sosial yang beraneka ragam, mulai dari cemoohan sampai kecaman atau bahkan pengucilan, dan bisa bertambah lagi dengan sanksi administratif manakala “dosa” tersebut dilakukan dalam lingkungan institusi akademik ataupun pers.

Namun terkadang tindakan plagiat disebabkan karena ketidaksadaran pelaku bahwa ia telah melakukan tindakan plagiarisme karena ia tidak tahu batasan-batasan sebuah tindakan termasuk sebuah tindakan plagiarisme atau bukan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan terhadap batasan-batasan sebuah tindakan itu tergolong tindak plagiat atau bukan sehingga menyebabkan ketidaksengajaan melakukan tindakan plagiat. Hal ini memang

7

Page 8: Makalah plagiarisme

didasari atas ketidaksengajaan, tapi siapa yang tahu bahwa seseorang melakukan tindakan plagiat didasarkan kesengajaan atau tidak selain orang itu sendiri dan Tuhan? Maka dari itu sanksi yang diberikan tidak dibedakan dengan orang-orang yang memang terang-terangan melakukan tindakan plagiarisme. Maka dari itu alangkah baiknya untuk kita mengetahui apa batasan-batasan tersebut.

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:

Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri, Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa

menyebutkan asal-usulnya Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa

menyebutkan sumbernya, dan Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi

rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Sementara itu hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme:

menggunakan informasi yang berupa fakta umum. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini

orang lain dengan memberikan sumber jelas. mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda

batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

8

Page 9: Makalah plagiarisme

Sementara itu contoh-contoh dari tindakan plagiarisme adalah :

Dalam bidang akademis :

Menyalin atau menjiplak skripsi/thesis/disertasi/karya ilmiah milik orang lain secara mentah-mentah.

Mengutip opini/gagasan orang lain dan memasukkannya kedalam skripsi/thesis/disertasi/karya ilmiah tanpa menyantumkan sumbernya.

Dalam bidang sastra dan seni :

Menjiplak kata-kata pada puisi, prosa ataupun karya sastra lainnya dan mengakuinya sebagai karyanya sendiri

Menjiplak lirik lagu, ritmik, maupun nada sebuah lagu milik orang lain dan mengakuinya sebagai karya sendiri

Tindakan menjiplak hasil karya orang lain tanpa menyantumkan sumber atau biasa disebut plagiarisme tersebut tentu memberikan dampak yang tidak sedikit baik untuk para pelaku tindakan tercela tersebut maupun masyarakat umum. Plagiarisme juga sedikit banyak berpengaruh pada aspek-aspek berkehidupan seperti perekonomian yaitu pada sektor industri kreatif pada umumnya dan juga di sektor pendidikan karena karya-karya yang dihasilkan akademisi-akademisi akan diragukan keasliannya.

Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari tindakan plagiarisme adalah sebagai berikut :

Kerugian bagi penulis asli :

9

Page 10: Makalah plagiarisme

Menghasilkan sebuah karya pastinya adalah bukan suatu hal yang mudah dan memerlukan usaha yang besar. Jika anda sebagai penulis, tentu anda akan merasa kesal ketika melihat karya anda dijiplak orang lain tanpa seizin anda dan tanpa mencantumkan sumbernya bukan? Sang plagiator juga bisa memfitnah penulis aslinya dengan menyatakan bahwa penulis aslinya lah yang melakukan plagiarisme bukan dirinya.

Kerugian bagi plagiator :

Sebuah tulisan memerlukan referensi agar kandungannya terjamin kebenarannya. Tulisan seorang plagiator tidak mencantumkan sumbernya sehingga kebenarannya diragukan. Bisa jadi tulisan yang tanpa referensi merupakan HOAX atau berita bohong. Contohnya anda membicarakan masalah agama tanpa mencantumkan sumbernya (kitab suci), tidak ada seorangpun yang akan menerima pendapat anda.

Kerugian bagi pembaca dan masyarakat luas :

Para pembaca akan tertipu oleh sang plagiator dan mengira sang plagiator adalah seorang yang hebat sehingga akan menimbulkan kebohongan publik. Membohongi para pembaca.

Tindakan plagiarisme juga akan berdampak pada perekonomian terutama sektor industri kreatif seperti industri musik dan film karena dengan adanya sifat plagiat yang tumbuh di masyarakat, para seniman dan musisi takut karya-karya mereka yang dihasilkan dengan susah payah dijiplak oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab. Hal ini dikaitkan dengan dampak negatif dari sifat plagiarisme yaitu membunuh kreativitas masyarakat karena masyarakat akan malas untuk berkreasi. Kreasi memiliki nilai beli sehingga berkurangnya kreasi yang dihasilkan masyarakat akan mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan.

10

Page 11: Makalah plagiarisme

Tindakan plagiarisme selain akan menerima sanksi sosial, para pelaku tindakan plagiarisme juga akan terkena sanksi hukum. Hal ini tercantum pada beberapa pasal di UU seperti yang tertera di bawah ini:

Berdasarkan UU No.20/2003, sanksi atas tindakan plagiarisme adalah sebagai berikut:

1. Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya (pasal 25 ayat 2)

2. Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Hal ini juga tercantum dalam Undang-undang No. 19/2002 tentang Hak Cipta, pasal 15 yang berbunyi:

1. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.

2. Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan

3. Pengambilan Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan: ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan; atau pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.

4. Perbanyakan suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braille guna keperluan para tunanetra, kecuali jika Perbanyakan itu bersifat komersial.

11

Page 12: Makalah plagiarisme

5. Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya.

Di dalam buku Berani Menulis Artikel, Babakan Baru Kiat Menulis Artikel untuk Media Massa Cetak,karya Wahyu Wibowo dijelaskan, plagiatisme adalah hal yang haram dilakukan hal ini patut di garisbawahi, mengingat dunia Internasional telah mengakui adanya payung hukum yang melindungi hak cipta seseorang. Selain itu kemajuan pesat di bidang teknologi informasi membuat plagiatisme akan cepat diketahui publik.

Plagiarisme sebenarnya dapat dicegah, selain dengan cara memberikan hukuman atau sanksi yang tegas terhadap para pelakunya tetapi juga dengan sosialisasi dan pendidikan. Salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan filsafat, memberikan pengertian tentang kaidah ilmu pengetahuan , memberikan pengertian mengenai kode etik ilmiah , dan lain-lain.

Dengan ilmu filsafat diharapkan masyarakat dapat berpikir lebih arif dan bijaksana, dapat berpikir kritis , dan memiliki pikiran yang produktif (menciptakan sesuatu yang baru) bukan reproduktif (menciptakan berdasarkan hal-hal yang sudah ada). Dengan adanya plagiarisme membunuh kreativitas dan membuat wawasan masyarakat menjadi sempit karena masyarakat lebih memilih untuk menjiplak atau membuat sesuatu berdasarkan hal-hal yang sudah ada sehingga tidak adanya inovasi dalam berkehidupan bermasyarakat sehingga menciptakan masyarakat yang stagnan tanpa perkembangan dan hal-hal baru.

Dengan pemahaman mengenai paradigma ilmu pengetahuan, masyarakat dapat menemukan kebenaran di dalam setiap problematika yang dihadapi. Selain itu juga mendorong masyarakat untuk tidak melanggar norma-

12

Page 13: Makalah plagiarisme

norma yang berlaku di dalam masyarakat. Masyarakat yang memahami paradigma ilmu pengetahuan akan menyaring informasi yang beredar dan hanya akan mempercayai informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini kontras sekali dengan tindakan plagiarisme dimana dalam tindakan plagiarisme kebenaran sebuah informasi yang disajikan oleh sang plagiator tidak jelas kebenarannya.

Kaidah norma dan etika berfungsi untuk menjadi sebuah kompas moral atau tolok ukur untuk menentukan baik atau buruknya sebuah tindakan manusia atau bisa dibilang suara hati nurani kita. Seperti yang kita ketahui tindakan plagiarisme adalah sebuah tindakan tercela sehingga tentu bertentangan dengan hati nurani kita sehingga dengan adanya pengertian mendalam tentang kaidah norma dan etika diharapkan dapat mencegah tindakan plagiarisme.

Dalam kehidupan akademis dikenal dengan kode etik ilmiah yang menuntut akademisi seperti mahasiswa dan ilmuwan untuk bertanggungjawab terhadap inovasi dan research yang dilakukannya. Kode etik ilmiah juga menuntut akademisi untuk menjunjung tinggi kejujuran ilmiah. Hal ini bertentangan dengan plagiarisme yang merupakan tindakan tidak jujur dan tidak bertanggung jawab.

13

Page 14: Makalah plagiarisme

Penutup

Kesimpulan

Plagiarisme adalah suatu hal yang tercela karena telah melanggar kode etik ilmiah dan memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat. Oleh karena itu, plagiarisme harus dicegah dengan melakukan sosialisasi terhadap plagiarisme dan melalui pendidikan moral dan akhlak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Makalah plagiarisme

1. Adimihadja, M. 2005. Plagiarisme. Makalah Disampaikan dalam Lokakarya Etika di Perguruan Tinggi yang Dilaksanakan di Medan pada Tanggal 19—20 April 2005. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan. 24 p. 2. Nias. 2008. Plagiarisme. http://niasonline.net/2008/07/15/plagiarisme/. Diakses tanggal 10 Oktober 2010. 3. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke tiga. Balai Pustaka. Jakarta. 1.382 p. 4. Rosyidi, A. 2007. Plagiarisme Merugikan Semua Pihak. http://rosyidi.com/plagiarisme-merugikan-semua-pihak/. Diakses tanggal 10 Oktober 2010. 5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. http://id.wikisource.org/wiki/Undang- Undang_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2002 . Diakses tanggal 10 Oktober 2010. 6. Universitas Lampung. 2009. Peraturan Akademik. Penerbit UniversitasLampung. Bandar Lampung. 59 p.

7. http://this-is-dendy.tumblr.com/post/381925724/plagiarisme-dan- dampaknya-bagi-generasi-muda\ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010

8. http://blog.unila.ac.id/indriyanto/plagiarisme-perbuatan-tercela/ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010

9. http://v1nda.wordpress.com/2008/12/06/plagiarisme/ Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010

10. http://erywijaya.wordpress.com/2010/04/16/plagiarisme-dan-solusi- pencegahannya/

15

Page 16: Makalah plagiarisme

Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010

16