Makalah Periodontologi Dasar Fix

21
MAKALAH PERIODONTOLOGI DASAR “ JARINGAN PERIODONTAL “ Disusun Oleh : Kelompok 5 Mutma Inna 11/311546/KG/08801 Navilatul Ula 11/314093/KG/08863 Atika Farahdiba Fasya 11/KG Shabrina Hasna Yudhana 11/311435/KG/08787 Kevin Marsellinus 11/316224/KG/08971 Apriliani Astuti 11/320203/KG/08993 Vianne As Bulan 11/320265/KG/08995 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Transcript of Makalah Periodontologi Dasar Fix

Page 1: Makalah Periodontologi Dasar Fix

MAKALAH PERIODONTOLOGI DASAR

“ JARINGAN PERIODONTAL “

Disusun Oleh :Kelompok 5

Mutma Inna 11/311546/KG/08801

Navilatul Ula 11/314093/KG/08863

Atika Farahdiba Fasya 11/KG

Shabrina Hasna Yudhana 11/311435/KG/08787

Kevin Marsellinus 11/316224/KG/08971

Apriliani Astuti 11/320203/KG/08993

Vianne As Bulan 11/320265/KG/08995

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: Makalah Periodontologi Dasar Fix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan jaringan periodontal ?

2. Apa saja bagian-bagian yang termasuk ke dalam jaringan periodontal ?

3. Bagaimana gambaran klinis gingiva normal ?

4. Bagaimana gambaran mikroskopis dari epithelium dan jaringan ikat gingiva ?

5. Bagaimana kolerasi antara gambaran klinis klinis dan mikroskopis gingiva ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari jaringan periodontal

2. Mengetahui bagian-bagian penyusun jaringan periodontal

3. Mengetahui gambaran klinis gingiva normal

4. Mengetahui gambaran mikroskopis ephitelium dan jaringan ikat gingiva

5. Mengetahui kolerasi antara gambaran klinis dan mikroskopis gingiva

Page 3: Makalah Periodontologi Dasar Fix

Mucogingival JuntionAlveolar MucosaAttached Gingiva

Free Gingiva

Interdental Gingiva

BAB II

PEMBAHASAN

A. Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal merupakan bagian yang mengelilingi gigi dan melekat pada tulang

rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya.

Jaringan periodontal terdiri atas gingiva, tulang alveolar, ligamentum periodontal, dan

sementum. Setiap jaringan memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan dan fungsi

dari periodontal. Keadaan jaringan periodontal ini sangat bervariasi, di pengaruhi oleh

morfologi gigi, fungsi maupun usia.

B. Gingiva

Gingiva adalah jaringan yang melapisi bagian servikal gigi, dan processus alveolar dari

rahang. Gingiva terdiri dari lapisan luar epithelium, dan lapisan jaringan ikat di bawahnya.

Gingiva merupakan bagian dari mukosa mulut tipe mastikasi yang melekat pada tulang

alveolar serta menutupi dan mengelilingi leher gigi. Pada permukaan rongga mulut, gingiva

meluas dari puncak marginal gingiva sampai ke pertautan mukogingival. Mucogingival

junction merupakan tempat pertemuan pink attached gingiva dengan red attached gingiva.

Pertautan mukogingival ini merupakan batas antara gingiva dan mukosa mulut lainnya.

Gingiva berfungsi untuk menyediakan lapisan pelindung yang mengelilingi bagian cervical

gigi, dan processes alveolar rahang.

Secara anatomis gingiva dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Gingiva Interdental, Gingiva

Tepi, dan Gingiva Cekat.

Page 4: Makalah Periodontologi Dasar Fix

1. Gingiva Interdental (Papila Interdental)

Merupakan bagian gingiva yang mengisi ruangan interdental, yaitu ruangan di

antara dua gigi yang letaknya berdekatan dari daerah akar sampai titik kontak. Gingiva

interdental berfungsi mencegah terjadinya penumpukan makanan di antara gigi selama

pengunyahan.

2. Gingiva Tepi (Free Gingiva atau Unattached Gingiva)

Merupakan bagian gingiva yang tidak melekat erat pada gigi, mengelilingi daerah

leher gigi, membuat lekukan seperti kulit kerang. Marginal gingiva ini dimulai dari

mahkota sampai pertautan cemento-enamel junction. Karakteristiknya :

a. Jaringannya sangat dekat dengan gigi tapi tidak secara langsung melekat

b. Karena jaringannya tidak melekat, maka dapat tergores dari permukaan gigi.

c. Dinding lateral dari margin gingiva ini merupakan dinding dari sulkus gingiva.

Batas antara gingiva tepi dengan gingiva cekat merupakan suatu lekukan dangkal

yang dinamai free gingival groove. Free gingival groove ini berjalan sejajar dengan

gingiva tepi. Dalam keadaan normal, juga dapat dipakai sebagai petunjuk dasar sulkus

gingiva. Sulkus gingiva merupakan suatu celah antara gigi dan marginal gingiva.

3. Gingiva cekat (Atthached Gingiva)

Merupakan lanjutan dari gingiva tepi, meluas dari free gingival groove sampai ke

pertautan mukogingival. Gingiva cekat ini melekat erat pada tulang alveolar, yakni pada

sementum mulai dari sepertiga bagian akar ke periosteum tulang alveolar.

Fungsi dari gingiva cekat adalah menahan jika ada tekanan mekanis yang terjadi

selama pengunyahan, bicara dan sikat gigi. Selain itu juga berfungsi melindungi lepasnya

gingiva bebas pada saat ada tekanan yang menuju ke mukosa alveolar.

Page 5: Makalah Periodontologi Dasar Fix

Gambaran Klinis Gingiva Normal

Warna gingiva

Umumnya berwarna merah jambu (coral pink). Hal ini disebabkan oleh adanya

pasokan darah, tebal dan derajat lapisan keratin epitelium serta sel-sel pigmen.

Besar gingiva

Ditentukan oleh jumlah elemen seluler, interseluler dan pasokan darah. Perubahan

besar gingiva merupakan gambaran yang paling sering dijumpai pada penyakit

jaringan periodontal.

Kontur gingiva

Dipengaruhi oleh bentuk dan susunan gigi geligi pada lengkungnya, lokalisasi dan

luas area kontak proksimal dan dimensi embrasur gingiva oral maupun vestibular.

Papila interdental menutupi bagian interdental sehingga tampak lancip.

Konsistensi

Gingiva melekat erat ke struktur di bawahnya dan tidak mempunyai lapisan

submukosa sehingga gingiva tidak dapat digerakkan dan kenyal.

Tekstur

Permukaan gingiva cekat berbintik-bintik seperti kulit jeruk yang biasa disebut

stipling. Stipling akan terlihat jelas jika permukaan gingiva di keringkan, juga lebih

jelas terlihat pada permukaan vestibular dibanding permukaan oral. Pada permukaan

marginal gingiva stipling tidak ada.

Stipling ini terjadi karena ada penonjolan berselang-seling dengan lekukan yang

disebabkan karena ikatan serat kolagen yang melekat pada papila jaringan pengikat

gingiva cekat.

Page 6: Makalah Periodontologi Dasar Fix

Dari gambaran mikroskopik gingiva, anatomi gingiva dibangun oleh stratified

squamous epitelium, seperti halnya epitelial kulit. Epitelium gingiva dibagi mejadi 3 bagian

atau area, yaitu epitelium oral, epitelium sulkular, dan epitelium jungsional.

Lamina propia marginal gingiva dibentuk oleh jaringan pengikat padat yang kolagen

dan sedikit sekali mengandung serat elastik. Serat kolagen ini membentuk suatu sistem

bundel yang dikenal dengan nama serat-serat gingiva, yang fungsinya : untuk menciptakan

hubungan marginal dengan permukaan gigi selama ada tekanan pengunyahan, agar marginal

gingiva tidak terpisah dengan permukaan gigi; menyatukan marginal gingiva dengan

sementum dan menjaga hubungannya dengan gingiva cekat.

C. Ligamen Periodontal

Ligamentum periodontal adalah struktur jaringan ikat yang mengikat akar gigi dan

mengikatnya ke tulang. Ligamentum tersebut berlanjut dengan jaringan ikat gingiva yang

berhubungan dengan ruang sum-sum melalui kanal vaskular yang ada pada tulang. Serat-

serat utama kolagen yang tersusun dalam bundel-bundel bagian ujung yang tertanam

kedalam sementum dan tulang disebut serabut Sharpey.

Serat-serat utama:

1. Kelompok transversal (transeptal)

Merentang di daerah interproximal di atas alveolar crest, tertanam dalam sementum dan

gigi yang bertetangga. Serat-serat tersebut sensntiasa dijumpai karena direkonstruksi

terus-menerus meskipun terjadi destruksi tulang alveolar.

2. Kelompok alveolar crest

Merentang miring (oblique) dari sementum persis di bawah epitel junctional ke alveolar

crest. Fungsi serat ini untuk mengimbangi dorongan dari apikal.

3. Kelompok horizontal

Merentang dalam arah tegak lurus terhadap poros gigi dari sementum ke tulang alveolar.

4. Kelompok oblique

Serat ini paling besar. Merentang miring dari sementum ke arah koronal tulang alveolar.

Kelompok ini mendapat tekana terbesar dari tekanan vertikal pengunyahan dan

mengubahnya menjadi tarikan pada tulang alveolar.

Page 7: Makalah Periodontologi Dasar Fix

5. Kelompok apikal

Merentang dari sementum ke arah tulang fundus dari soket. Kelompok ini tidak dijumpai

pada akar gigi yang belum terbentuk sempurna.

Serat lain adalah serat kolagen yang susunannya kurang teratur. Dijumpai pada jaringan

ikat interstisial di antara serat0serat utama. Sserat-serat tersebut mengandung pembuluh

darah, limfatik, dan saraf.

Serat-serat lain dalam ligamentum periodontal:

1. Serat elastik, yang jumlahnya sedikit

2. Serat oksitalan, terutama yang berada di sekeliling daerah pembuluh darah, tertanam

dalam semsentum pada 1/3 servical akar gigi. Serat ini dinamakan juga resistant fiber.

Fungsi ligamentum periodontal:

1. Fungsi fisikal :

Mentransmisikan tekanan ke tulang alveolar, melekatkan gigi, memelihara hubungan

jaringan gingiva dan gigi, sebagai shock absorbtion, dan melindungi pembuluh darah

dan persyarafan

2. Fungsi formatif :

Sel-sel jaringan ikat membangun sementum. Tanpa ligamentum periodontal yang

sehat, proses sementogenesis tidak akan terbentuk.

3. Fungsi nutritional :

Dilakukan oleh pembuluh darah.

4. Fungsi sensoris :

Page 8: Makalah Periodontologi Dasar Fix

Fungsi sensoris menerima rasa sakit.

Gambaran makroskopis : Gambaran mikroskopis :

D. Sementum

Sementum merupakan jaringan menyerupai tulang yang tipis dan keras yang

menyelimuti akar anatomis gigi dan tempat melekatnya serabut Sharpey. Sementum

menyerupai tulang dan menutupi akar serta menyediakan perlekatan bagi serabut

periodontium utama. Jaringan ini adalah jaringan dengan kadar fluor tertinggi di antara

1. Alveolar crest

2. Oblique

3. Transseptal

4. Horizontal

5. Interradicular

6. Apical

Ligamentum periodontal

Page 9: Makalah Periodontologi Dasar Fix

jaringan yang termineralisasi dan bersifat permeabel terhadap berbagai material. Di bagian

ujung akar, sementum bisa menebal sebagai kompensasi atas keausan di bagian

oklusal/insisal dan erupsi pasif gigi. Terdapat dua macam sementum, yakni acellular dan

cellular cementum.

Gambaran makroskopis:

Terdapat beberapa tipe sementum sebagai berikut:

1. Sementum serabut intrinsik aseluler primer.

Ini adalah sementum yang pertama kali terbentuk dan telah ada sebelum serabut

periodontium utama terbentuk sempurna. Jaringan ini meluas dari tepi servikal ke

sepertiga akar gigi pada beberapa gigi dan mengelilingi seluruh akar pada sejumlah gigi

lainnya (insisivus dan kaninus). Di daerah permukaan, sementum lebih termineralisasi

dibandingkan di daerah dekat dentin dan mengandung kolagen yang awalnya dihasilkan

oleh sementoblas dan kemudian oleh fibroblas.

2. Sementum serabut ekstrinsik aseluler primer.

Ini adalah sementum yang terus-menerus terbentuk sekitar serabut periodontium primer

setelah keduanya telah digabungkan ke dalam sementum serabut intrinsik aseluler primer.

3. Sementum serabut intrinsik seluler primer.

Sementum ini memiliki penampilan seperti tulang dan hanya memainkan peran yang

kecil dalam perlekatan serabut. Sementum ini terjadi lebih sering di bagian apeks akar

premolar dan molar.

4. Sementum serabut campuran seluler sekunder.

Sementum ini adalah suatu tipe adaptif dari sementum seluler yang melibatkan serabut

periodontium sambil terus berkembang. Distribusi dan perluasannya sangat bervariasi

Page 10: Makalah Periodontologi Dasar Fix

dan dapat dikenali oleh adanya inklusi sementosit, tampilannya yang berlapis-lapis, dan

keberadaan sementoid di permukaannya.

5. Sementum afibriler aseluler.

Ini adalah sementum yang terdapat pada email yang tidak berperan dalam perlekatan

serabut.

(Walton, 2008)

Sementum tidak dapat dibedakan pada gambaran radiograf (Wilson dan kornman,

2003). Karena sementum tidak dapat dibedakan dengan dentin (Burgener, 2008). Lapisan

tipis sementum pada permukaan akar memiliki kandungan mineral (50%) sebanding dengan

dentin. Pada radiograf, sementum jarang terlihat karena kekontrasannya sangat rendah dan

juga sementum sangat tipis. (White, 2009)

Gambaran mirkoskopis sementum:

E. Tulang Alveolar

Tulang alveolar merupakan bagian dari maksilla dan mandibula yang berfungsi

untuk menyokong dan melindungi gigi. Tulang alveolar terdiri atas tulang spons diantar dua

lapis tulang kortikal. Lempeng kortikal luar adalah lanjutan korteks mandibula atau maksila.

Lempeng kortikal dalam bersebelahan dengan membrane periodontal gigi disebut, oleh ahli

radiologi, lamina dura. Ia mengelilingi akar untuk membentuk sakunya. Pembuluh darah dan

Aseluler sementum1. Dentin2. Aseluler sementum3. Ligamen periodontal4. Sementoblast/clast

Seluler sementum

Page 11: Makalah Periodontologi Dasar Fix

saraf ke gigi menembus tulang alveolar ke foramen apical untuk memasuki rongga pulpa.

Trabekula kanselosa, ditunjang oleh lempeng kortikal labial dan lingual, ikut menahan

tekanan pada gigi selama mengunyah. Tulang alveolar cukup labil dan berfungsi sebagai

sumber kalsium siap pakai untuk mempertahankan kadar darah ion ini. Setelah hilangnya

gigi permanen atau setelah periodontitis dapat terjadi resorpsi nyata dari tulang alveolar.

(Bloom dan Fawcett, 2002)

Tulang alveolar yang sebenarnya adalah tulang yang membatasi alveolus atau soket

tulang yang berisi akar gigi. Tulang alveolar adalah bagian dari jaringan periodontal yang

merupakan tempat melekatnya sementum dengan adanya ligamen periodontal. Jaringan ini

merupakan jaringan keras yang terkalsifikasi dengan semua komponen seperti tulang lainnya.

Tulang alveolar adalah bagian dari jaringan perriradikular. Pembentukannya dimulai oleh

osifikasi intra-membran pada tingkat awal pembentukan akar. (Grossman, dkk., 1995)

Tulang alveolar adalah bagian dari maxila dan mandibula yang membentuk dan

mendukung soket gigi (alveoli). Tulang alveolar terbentuk pada saat gigi erupsi untuk

menyediakan perlekatan tulang pada ligamen periodontal (Varma &. Nayak, 2002). Tulang

alveolar dapat dibagi menjadi daerah yang terpisah dari basis anatomi, tetapi fungsinya

merupakan satu kesatuan dengan semua bagian yang saling berhubungan diantara jaringan

pendukung gigi (Carranza., 2002).

Tulang alveolar terdiri dari :

1. Keping kortikal eksternal yang dibentuk oleh tulang Haver's dan lamella tulang compact

(Carranza, 2002). Keping kortikal eksternal menutupi tulang alveolar dan lebih tipis pada

bagian facial (Zainal & Salmah, 1992). Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah

koronal untuk bergabung dengan tulang alveolar sejati dan membentuk dinding alveolar

dengan ketebalan sekitar 0,1 - 0,4 mm. Dinding alveolar dilalui oleh pembuluh darah dan

Page 12: Makalah Periodontologi Dasar Fix

pembuluh lymph serta saraf yang masuk ke dalam ruang periodontal melalui sejumlah

kanal kecil (Kanal Volkmann) (Klaus dkk, 1989).

2. Dinding soket yang tipis pada bagian dalam tulang compact disebut tulang alveolar sejati

yang terlihat seperti lamina dura pada gambaran radiografis (Carranza, 2002).

3. Trabekula cancellous berada diantara lapisan tulang compact dan tulang alveolar sejati.

Septum interdental terdiri dari trabekula cancellous yang mendukung tulang dan

menutupi bagian dalam border tulang compact (Carranza, 2002)

Page 13: Makalah Periodontologi Dasar Fix

Struktur tulang alveolar :

1. tulang alveolar sejati

2. Trabekula tulang

3. Keping kortikal eksternal (Klaus dkk, 1989).

Struktur dan morifologi tulang alveolar berbeda pada masing-masing gigi (Zainal &

Salmah, 1992). Pada regio insisif mandibula, tulang alveolar sangat tipis dan keping kortikal

eksternal paralel terhadap tulang alveolar sejati dengan sangat sedikit trabekula cancellous

yang terdapat diantaranya. Sedangkan tulang alveolar pada regio molar lebih lebar dengan

lebih banyak trabekula cancellous diantara keping kortikal eksternal dan tulang alveolar

sejati (Varma dan Nayak, 2002)

Kebanyakan bagian facial dan lingual soket hanya dibentuk oleh tulang compact,

sedangkan tulang cancellous mengelilingi lamina dura pada bagian apical, apikola-lingual,

dan daerah interradikular (Carranza, 2002). Resorpsi tulang alveolar berhubungan dengan

penyakit periodontal yang terjadi pada semua permukaan gigi dan dapat dilihat pada

pemeriksaan radiografis (Schwatrz dkk, 1995). Normalnya, puncak tulang alveolar berada 1-

2 mm ke arah apikal dari cemento-ename junction. Apabila terdapat kehilangan tulang,

puncak resorpsi tulang alveolar berhubungan dengan penyakit periodontal yang terjadi pada

semua permukaan gigi dan dapat dilihat pada pemeriksaan radiografis (Schwatrz dkk, 1995).

Normalnya, puncak tulang alveolar berada 1-2 mm ke arah apikal dari cemento-ename

junction. Apabila terdapat kehilangan tulang, puncak tulang alveolar berada lebih dari 2 mm

ke arah apikal dari cemento-enamel junction (Muller, 1979).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 14: Makalah Periodontologi Dasar Fix

DAFTAR PUSTAKA

Bloom dan Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi. EGC. Jakarta

Burgener, Francis.2008. Differential Diagnosis in Conventional Radiology. Georg Thieme.

Germany

Carranza F. A., Henry H. T., Michael G. N. 2002. Clinical Periodontology 9th ed.W. B.

Saunders Co. Philadelphia.

Page 15: Makalah Periodontologi Dasar Fix

Chandra, Satish. Shaleen Chandra. Mithilesh Chandra. Nidhee Chandra. 2004. Texbook of

Dental and Oral Histology with Embryology. Jaype. New Delhi.

Gehrig, Jill & Willmann, Donald. 2003. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienist.

Lippincott : United States of America

Grossman, Louis, dkk. 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Edisi Ke 11. EGC. Jakarta

http://www.dental.pitt.edu/informatics/periohistology/en/gu0404.htm

Klaus H, dkk. 1989. Color Atlas of Dental Medicine 1 : Periodontolagy 2nd ed. Theme Medical

Publisher Inc. New York.

Muller D, 1980. The Scoring of The Defects of The Alveolar Process In Human. Crania. Journal

of Human Evolution. Academic Press Inc. London.

Putri, M.H., Herijulianti Eliza, Nurjannah N., 2010, Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras

dan Jaringan Pendukung Gigi, Jakarta, EGC

Schwairtz M, Lamster I. B., Fine J. B. 1995. Clinical Guide To Periodontics. W. B. Saunders

Co. Philadelphia.

Varma B. R. R., Nayak R. P. 2002. Current Concepts In Periodontics lst ed. Arya Publishing

House. New Delhi.

Walton, Richard E.2008.Prinsip dan Praktik Ilmu Endodosia.Jakarta:EGC

White, Stuart.C and Michael J Pharoah, 2009. Oral radiologi principles and interpretation.

Mosby elsevier. St.louis

Wilson, Thomas G., Korman, Kenneth S., 2003, Fundamentals of Periodontics, second edition,

Quintessence Publishing Co, London

Wolf, Herbert F dan Thomas M. Hassell. 2008. Color Atlas of Dental Hygiene Periodontolgy.

Theime. New York.)

Zainal A. Y., Salmah K. 1992. Periodontologi. Universitas Malaya. Kuala Lumpur.