makalah PBL
-
Upload
priscila-ratna-suprapto -
Category
Documents
-
view
19 -
download
1
Transcript of makalah PBL
Nama : Priscila Ratna SupraptoNIM : 102010262
E1Fakultas Kedokteran Ukrida
10 November 2010
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas rahmat-Nya dan
karunia yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan makalah PBL blok 1 modul 2 ini
dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.
Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami
lakukan bersama-sama dengan kelompok PBL saya yaitu E1. Makalah PBL ini
diperuntukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang cara berfikir kritis terhadap
suatu masalah. Oleh karna itu makalah PBL ini bisa membantu mengembangkan pola
pikir kita akan segala sesuatu hal atau masalah yang akan kita hadapi dalam profesi
dokter dari segala aspek yang ada, sehingga baik dan buruknya bisa terpikirkan dengan
baik.
Saya berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh siapa saja yang membacanya, sekalipun orang itu adalah orang yang awam akan
pengetahuan tentang masalah bepikir kritis, sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan
tersampaikan dengan baik.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang membantu
sayadalam pembuatan makalah PBL ini. Saya menyadari bahwa makalah PBL ini jauh
darisempurna, oleh karena itu, saya bersedia menerima kritik dan saran yang positif
danmembangun dari rekan – rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah
PBLselanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua
Jakarta, September 2010
Penulis
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai calon dokter yang baik dalam menghadapi segala permasalahan harus
memikirkan segala kemungkinan yang ada. Manfaat dan suatu keburukan dari suatu
permasalahan harus dipikirkan secara matang – matang, sehingga segala sesuatu
yangbaik bisa kita maksimalkan dan sesuatu yang buruk dapat kita minimalisasikan.
Berpikir kritis adalah metode atau cara yang baik yang harus kita tanamkan dalam
menghadapi suatu masalah. Belajar untuk berpikir kritis bukan menyangkut “apa”
yangdipelajari, tetapi tentang “bagaimana” kita menerima, menilai, menimbang, dan
memutuskan segala sesuatu berdasarkan aspek yang ada.
Berpikir kritis merupakan salah satu ketrampilan yang sangat diperlukan untuk
seorang dokter. Kompetensi ini digunakan dalam mengelola pasien. Setiap
keputusanklinis harus didasarkan pada alasan – alasan yang dapat diterima akal dengan
didasarkanpada pola pikir yang rasional. Perkembangan teknologi selain memberikan
nilai tambah,kadang-kadang juga memberikan dampak yang merugikan. Disini seorang
dokter harusmampu berpikir secara kritis dan menggunakan keterampilan yang dimiliki
untuk memberikan keputusan terbaik untuk pasien.
B. Tujuan
Secara keseluruhan makalah PBL ini bertujuan untuk :
Membantu kita melaksanakan disiplin intelektual dalam menyimpulkan dan
menganalisa suatu masalah.
Menginterpretasikan fakta dan pendapat orang lain secara memadai.
Melatih teknik – teknik menetapkan asumsi dan implikasi.
Memancing pemikiran – pemikiran ilmiah dan reflektif
Isi
A. Berpikir Kritis
Dewasa ini, bukan hanya seorang yang bergelut di bidang politik,bisnis ataupun
kepolisian saja yang dituntut untuk berfikir kritis dalam menganalisa maupun
menyelesaikan berbagai macam masalah tetapi mahasiswa juga dituntut untuk
menggunakan azas berfikir kritis berhubung dengan pemtingnya kegunaan dari berfikir
kritis itu sendiri.
Kata kritis muncul dari bahasa yunani yang berarti ”hakim” dan diserap oleh
bahasa latin. Kamus (Oxford) menerjemahkan sebagai ”sensor” atau pencari kesalahan.
Seringkali kritis dimaksudkan sebagai penilaian, entah buruk atau bagus. Sedangkan
pengertian dari berpikir kritis itu sendiri adalah berfikir dengan tujuan dan mengarah
sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasar data bukan
perkiraan.Berpikir kritis merupakan proses berpikir yang penting bagi professional.
Berpikir kritis akan membantu professional dalam memenuhi kebutuhan klien. Pada
berpikir kritis, akan memungkinkan terjadinya proses berkembangnya kompleks yang
berdasar pada pikiran rasional dan cermat. Menjadi berpikir kritis adalah sebuah
denominatos umum untuk pengetahun yang menjadi contoh dalam pemikiran yang
disiplin dan mandiri. Pengetahuan yang didapat, dikaji dan diatur melalui berfikir.
Ketrampilan kognitif yang digunakan dalam berfikir kualitas tinggi memerlukan disiplin
intelektual , evaluasi diri , berpikir ulang oposisi,tantangan dan dukungan . Berpikir kritis
mentransformasikan cara inividu memandang diri sendiri memahami dunia dan
mengambil keputusan.1
Tujuan awal berpikir kritis adalah menyingkapkan kebenaran dengan menyerang
dan menyingkirkan semua yang salah-supaya kebenaran akan terlihat. Hal ini penting
untuk mencegah penggunaan bahasa,konsep, dan argumentasi salah yang sembarangan.
Akan tetapi, berpikir kritis semat-mata tidak memiliki kekuatan yang generatif maupun
konstruktif. Memastikan penyingkiran berbagai kelemahan akan memperkuat suatu ide,
tetapi hal itu tidak cukup untuk berpikir . Ketika berpikir jelas,tepat,akurat,relevan,
konsisten, dan seimbang suatu koneksi logis berkembang diantara elemen elemen dan
masalh yang dihadapi.1,2
Berpikir kritis juga bisa diartikan sebagai usaha untuk mengusut segala sesuatu
agar lebih terbeber jelas seluruh unsur-unsurnya, sehingga dapat dideteksi posisinya yang
akurat dalam konteks yang lebih luas dan mendalam secara runtut dan logis. Hal ini
dilakukan oleh setiap orang dalam setiap bidang, untuk menguasai segala sesuatu yang
menjadi urusannya, sehingga pengetahuannya menjadi lengkap dan ia berada dalam
posisi kompeten untuk mebeberkan, menilai, beropini , dan bersikap terhadap sesuatu
tersebut.
Namun di dalam pelaksanaan nya , berpikir kritis tidak hanya sekedar berpikir
kritis. Ia juga berarti berpikir taktis,bersiasat, bergulat dengan berbagai kendala dalam
realitas. Sebagaimana juga semua fenomena kehidupan, berpikir kritis tidak kurang dari
kegiatan yang berlapi-lapis. Di dalam praktik ia tidak hanya menjadi urusan logika, tetapi
juga pertimbangan-pertimbangan lain, khusunya politis dan sosiologis. Dengan begitu,
akhir dari setiap pikiran kritis, yang merupakan gambaran objektif rasional terhadap apa
yang hendak ditawarkan, sering trhambat dan terlambat selesai.
Ide berpikir kritis dalam pelaksanaanya menjadi kompleks karena terjadiny
beberapa hal. Yaitu :
1. Pelakunya adalah subjek hidup yang punya berbagai keterbatasan.
2. Sesuatu yang menjadi objeknya itu senantiasa tumbuh dan berkembang dalam
berbagai konteks yang juga tak pernah berhenti berproses.
3. Ada batasan batasan dalam kehidupan , baik itu yang namanya tatakrama, etika,
moral bahkan juga agama maupun aturan dan perundang-undangan yang secara
psikologis,moral,yang bisa membatasi dirinya.
Tetapi dengan kreatifitas, semua batasan tersebut dapat ditembus dengan mulus. Jadi
proses kreatif adalah perkembangan atau konsekuensi dari ide berpikir kritis untuk
menyelamatkan dan menyempurnakan penampilan dari isi pikiran agar tidak menyusut
atau berubah ketika menjadi produk.3
Standard Berpikir Kritis
Dalam berpikir kritis, terdapat beberapa standard sampai sebuah pemikiran itu
dapat dikatakan sebagai pemikiran yang kritis.4 Beberapa standard itu adalah.:
1. Standar 1: Kejelasan (clarity)
Untuk mencapai kejelasan berpikir dalam berpikir kritis, seseorang dituntut untuk
tidak hanya memperhatikan kejelasan bahasa, tetapi juga kejelasan pemikiran itu
sendiri. Kejelasan bahasa berhubungan dengan bagaimana kita memakai bahasa
sesuai kaidah kebahasaan dalam mengemukakan pemikiran kita. Bahasa adalah alat
untuk mengekspresikan pemikiran. Jika kaidah-kaidah kebahasaan tidak diperhatikan
atau tidak ditaati, kita akan gagal memanfaatkan bahasa sebagai alat menyampaikan
gagasan.
2. Standar 2: Presisi (precision)
Ketepatan (presisi) dalam mengemukakan pikiran atau gagasan sangat ditentukan
oleh bagaimana seseorang membiasakan dan melatih dirinya dalam mengobservasi
sesuatu dan menarik kesimpulan-kesimpulan logis atas apa yang diamatinya tersebut.
Kemampuan presisi juga berhubungan dengan apa yang diistilah dengan close
attention. Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak bidang yang membutuhkan
presisi. Misalnya dalam bidang kedokteran, teknik, arsitektur, dan sebagainya. Dalam
pemikiran kritis pun dibutuhkan ketepatan. Kemampuan mengamati dan menentukan
apa yang sebenarnya sedang terjadi atau sedang dihadapi membutuhkan kemampuan
presisi ini. Misalnya, seorang dokter menghadapi pasien dengan gejala-gejala
tertentu. Sang dokter harus dengan tepat mengatakan jenis penyakit apa yang diderita
pasien tersebut plus alasan-alasannya.
3. Standar 3: Akurasi (Accuracy)
Keakuratan keputusan sangat ditentukan oleh informasi yang masuk ke dalam
pikiran. Jika menginput informasi yang salah atau menyesatkan,maka tidak heran bila
menghasilkan suatu putusan atau kesimpulan yang salah pula. Meskipun seorang
sangat pintar, orang itu tetap bisa mengambil putusan yang keliru jika informasi yang
didapatkan keliru.Orang yang selalu berpikir kritis tidak akan gegabah dalam
mengambil putusan jika informasi-informasi yang dibutuhkan belum mencukupi.
Mereka yang terbiasa berpikir kritis tidak hanya menjunjung tinggi dan memberikan
penilaian pada suatu kebenaran. Mereka juga memiliki gairah atau semangat dan
keingan yang mendalam tentang keakuratan dan informasi-informasi yang tepat.
4. Standar 4: Relevansi (Relevance)
Relevansi disini adalah memusatkan perhatian pada informasi-informasi yang
dibutuhkan bagi kesimpulan berpikir kita, dan tidak membiarkan pikiran dikuasai,
dikendalikan, atau dialihkan oleh informasi-informasi lain yang tidak relevan atau
informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya. Karena bila kita tidak bisa
menjadi seorang yang relevansi maka kita akan sering terkecoh dengan informasi
yang tidak relevan yang akan menyebabkan apa yang kita simpulkan menjadi kacau
dan kita gagal dalam berpikir kritis.
5. Standar 5: Konsistensi (Consistency)
Mencari dan mempertahankan kebenaran menuntut adanya konsistensi sikap, baik
dalam upaya terus menerus mencari kebenaran maupun membangun argument-
argumen mengenai pengetahuan. Kebenaran tidak pernah dicapai sekali untuk
selamanya, dia harus terus dikejar dan diusahakan. Tanpa sikap konsisten dalam
mencari kebenaran mustahil memperoleh kebenaran. Demikian pula sikap konsisten
dalam membangun argumentasi yang adalah ekspresi pengetahuan subjek mengenai
sesuatu. Argumen yang jelas dan terpilah-pilah harus tetap dipertahankan, dan ini
langsung memperlihatkan konsistensi dari si subjek yang berpikir kritis.
Ada dua ketidakkonsistenan yang harus dihindari :
1. Inkonsistensi logis,dalam arti percaya atau menerima sebagai benar suatu materi
tertentu yang tidak benar sebagian atau seluruhnya.
2. Kedua, inkonsistensi praktis, yakni diskrepansi antara perkataan dan perbuatan.
Orang yang konsisten harus memiliki sikap yang mencerminkan apa yang
dikatakannya. Hal ini akan nyata benar dalam pemikiran dan sikap moral.
6. Standar 6: Kebenaran Logis (Logical Correctness)
Kebenaran logis merupakan suatu pemikiran yang didasarkan pada logika atau
pengetahuan yang umumnya terjadi dan masuk akal. Kebenaran logis ini sering
dibutuh kan dalam menghadapi suatu permasalahan yang melibatkan seorang yang
dituntut berpikir kritis. Tetapi sering kali seseorang hanya menggunakan pendapat
dan apa yang dipercayainya tetapi tidak menyesuaikan dengan keadaan atau logika
yang harusnya digunakan sesuai dengan waktu dan tempat tepat.
7. Standar 7: Keutuhan (Completeness)
Keutuhan berhubungan dengan rasa tidak puas pikiran kita ketika mencerna atau
memahami suatu pemikiran. Misalnya, kita membaca laporan investigasi koran atau
majalah tertentu mengenai kejahatan kra putih (white Collar Crime). Mungkin karena
keterbatasan ruang atau data-data, kita sebagai pembaca merasa tidak puas dengan
apa yang disajikan. Reaksi pikirn kita ini wajar adanya, karena kita sadar betul,
bahwa sesuatu akan menjadi lebih baik jika mendalam dan sebaliknya. Pikiran kita
akan mengapresiasi pemikiran-pemikiran yang mendalam lebih dari sekadar basa-basi
atau dibuat-buat.
8. Standar 8:Keadilan ( Fairness)
Berpikir kritis menuntut kita agar memiliki pemikiran yang fair, dalam arti open
minded.. Memang agak sulit menghindari hal-hal demikian dalam pemikiran kita,
tetapi kita harus menghindarinya kalau mau bersikap kritis. Kita memang hidup
dalam kebudayaan masyarakat yang menyenangi hal-hal bersifat gossip, dugaan,
prasangka, dan sebagainya yang ternyata sangat menyenangkan dan menghibur.
Tetapi kalau kita mau berpikir dan bersikap kritis, maka hal-hal seperti ini harus
dihindari. Jika tidak, pemikiran atau argumentasi yang kita bangun tidak akan objektif
dan fair.
Rintangan Dalam Berpikir Kritis
Sangat meyakinkan bahwa berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia,
tetapi berpikir kritis itu juga lah yang akan membawa seseorang dalam kecenderungan
untuk tidak berpikir dan bersikap kritis. Dalam hidup betapa godaan untuk menjadi tidak
kritis selalu ada dan membayangi hidup seseorang.Ada banyak kendala yang
menyebabkan mengapa kita tidak bersikap kritis. Kendala-kendala itu adalah sebagai
berikut :4
1. Egosentrisme (pemikiran yang memusat ke diri sendiri)
Egosentrisme adalah kecenderungan melihat dan memahami realitas sebagai yang
berpusat pada diri sendiri. Mereka yang memiliki kecenderungan ini adalah orang-orang
yang menempatkan pandangan-pandangan dan nilai-nilai mereka sendiri sebagai yang
lebih unggul dibandingkan dengan orang lain.Egosentrisme dapat menampakkan diri
dalam dua cara, yakni self-interest thinking dan self-serving bias.
a. Self-interest thinking : Merupakan kecenderungan untuk menerima dan
mempertahankan keyakinan yang cocok atau harmonis dengan kepentingan-diri sendiri.
Dapat dikatakan bahwa setiap kita memiliki kecenderungan ini. Jelas self-interest
thinking menghambat kita mencapai pemikiran yang rasional, kritis, dan objektif. Jika
kita berkutat dengan kecenderungan ini, maka setiap kali berhadapan dengan realitas
kita akan berusaha mencari hal-hal yang menguntungkan diri sendiri terlebih dahulu,
dan bukan kebenaran itu sendiri. Sulit sekali mengurai, mengkritisi, atau
mengungkapkan kebenaran suatu argumen atau masalah kalau kita belum
membebaskan diri dari self-interest thinking.
b. Self-serving bias adalah tendensi menakar diri sendiri secara berlebihan—menilai
diri sendiri sebagai yang lebih baik. Dalam hidup sehari-hari kita sering berhadapan
dengan para pembual yang merasa diri lebih hebat dibandingkan dengan orang lain.
Atau bahkan mereka menganggap kita sebagai orang yang tidak ada apa-apanya, tidak
berpendidikan, kurang terpelajar, dan sebagainya. Sama seperti self-interest thinking,
self-serving bias juga termasuk tendensi alamiah manusia. Yang penting bagaimana
menyikapinya dan tetap bersikap kritis terhadap berbagai persoalan yang dihadapi.
2. Sosiosentrisme (pemikiran yang memusat ke kelompok)
Orang yang seluruh pemikirannya berpusat atau terarah hanya kepada
kelompoknya (kelompok social) disebut sosiosentrisme. Itu artinya bukan hanya
egosentrisme yang bisa menghalangi seseorang untuk berpikir kritis. Sosiosentrisme pun
dapat menjadi penghalang seseorang berpikir kritis. cara berpikir seperti ini mengandung
bias tertentu, namanya bias kelompok. Cara kita berpikir dikatakan mengandung bias
kelompok jika kita menganggap kelompok kita yang paling benar, paling unggul, paling
baik, dan sebagainya. Sejarah menunjukkan bahwa justru cara berpikir demikian sangat
membahayakan kehidupan social. Cara berpikir yang mengunggulkan kelompok sendiri,
agama sendiri, atau etnis sendiri menghalangi nalar kita untuk berpikir kritis, menalar
dengan objektif, dan berargumentasi secara logis-rasional.
3. Wishful Thinking
Wishful thinking dapat dirumsukan secara sederhana demikian:
Saya ingin P adalah benar.
Jadi, P adalah benar
Cara berpikir seperti ini tidak hanya menumpulkan pikiran kritis kita, tetapi juga
menyesatkan. Menerima wisful thinking berarti menghalangi kita untuk membuktikan
secara kritis dan rasional apakah suatu kesimpulan, gagasan, atau ide mengandung
kebenaran objektif atau tidak. Bahkan wishful thinking mengarahkan kita untuk mencari
hanya kesimpulan, gagasan, atau ide yang mendukung kebenaran sejauh sesuai dengan
keinginan kita semata.
Karakteristik Pemikir Kritis
Tentu disadari bahwa tidak mudah menjadi orang yang kritis setiap saat.
Ada beberapa karakteristik unggulan yang dapat kita gunakan untuk menilai
diri kita, apakah kita sudah bisa disebut sebagai orang-orang yang kritis atau
belum. Karakteristik atau indikator tersebut adalah sebagai berikut.4
Orang yang Kritis Orang yang Tidak Kritis
Memiliki dorongan yang kuat untuk
menemukan kejelasan, ketepatan (presisi),
keakuratan, dst
Sering berpikir dalam cara yang kabur, tidak
tepat, dan tidak akurat.
Sangat peka terhadap ide, gagasan,
kesimpulan yang mengandung egosentrisme,
sosiosentrisme, wishful thinking, dst
Sering jatuh ke dalam dan menjadi
pendukung setia egosentrisme,
sosiosentrisme, pemikiran relativistik,
asumsi-asumsi yang tak-teruji, dan wishful
thinking
Sangat menyadari nilai dan manfaat dari
berpikir kritis, baik secara individu maupun
secara komunitas
Tidak menyadari nilai dan manfaat dari
berpikir kritis
Jujur secara intelektual dengan dirinya,
menyadari hal-hal yang tidak dimengerti dan
menerima kelemahan-kelemahan diri
Mengira bahwa dirinya mengetahui lebih
dari yang sebenarnya dan menyangkal
keterbatasan mereka.
Mendengar dengan pikiran-terbuka pada
pandangan atau pendapat yang berlawanan
dan menerima kritik terhadap keyakinan dan
asumsi-asumsi mereka
Pikirannya bersifat tertutup dan menolak
setiap kritik
Mendasarkan keyakinan-keyakinannya pada
fakta lebih dari kepentingan-diri atau
preferensi pribadi
Sering mendasarkan keyakinan-
keyakinannya pada preferensi diri atau
kepentingan-diri
Sadar akan kemungkinan praduga yang ikut
memengaruhi cara mereka memahami dunia
Tidak atau kurang menyadari bias-bias atau
praduga-praduga mereka sendiri
Berpikir independen dan tidak takut berbeda Cenderung mengikuti saja apa yang
pendapat dengan pendapat kelompok atau
masyarakat
dikatakan kelompok atau masyarakat,
mengikuti pendapat atau gagasan orang lain
atau kelompok tanpa sikap kritis.
Mampu menangkap inti dari suatu isu atau
masalah tanpa terperangkap atau dikacaukan
oleh detail-detail yang disajikan
Mudah sekali terperangkap dalam detail-
detail dan sulit menangkap esensi dari
sesuatu gagasan atau pendapat.
Memiliki keberanian intelektual untuk
menghadapi dan mengakses gagasan-
gagasan yang benar yang bahkan
bertentangan dengan gagasan atau pendapat
mereka sendiri.
Takut dan menolak gagasan atau pendapat
yang berbeda dengan gagasan, pendapat,
atau keyakinannya.
Mengejar kebenaran dan memiliki keinginan
tahu yang tinggi terhadap isu atau masalah
Cenderung “cuek” atau acuh tak acuh
terhadap kebenaran, tidak punya cukup
cukup rasa ingin tahu.
Memiliki daya tahan intelektual dalam
mengejar kebenaran di tengah-tengah
kesulitan atau hambatan
Dalam mengejar kebenaran cenderung tidak
tahan atau cepat menyerah terhadap berbagai
kesulitan dan hambatan yang muncul.
Pembahasan
Skenario Kasus
Mengandung Pengawet Terlarang, Inomie Ditarik di Taiwan
Dua jaringan supermarket terbesar di Taiwan berhenti menjual produk mi instan merek
Indomie setelah pemerintah Taiwan menemukan bahan pengawet yang ilarang di produk
asal Indonesia. Pusat Keamanan Makanan Taiwan telah menguji mi tersebut dan bakal
menanyakannya terhadap insiden tersebut ke para importir dan istributor. Importir dari
Hong Kong mengatakan mi-mi tersebut diperkirakan dibawa ke Thailand secara ilegal.
Beberapa warga Taiwan mengatakan mereka akan membeli mi merek lain. Sementara,
para tenaga kerja Indonesia di Taiwan mengaku akan tetap memakan Indomie karena
harganya enak dan murah.Pemerintah Taiwan mengumumkan menarik mi instan
Indomie, Jumat. Penarikan itu dilakukan setelah dua bahan pengawet terlarang, methyl p-
hydroxybenzoate dan benzoic aci, ditemukan di dalam Indomie. Bahan pengawet tersebut
hanya dibolehkan untuk kosmetik. Bahan-bahan pengawet tersebut dikonsumsi, bisa
menyebabkan orang muntah. Bahkan, kalau bahan pengawet tersebut imakan untuk
jangka waktu yang cukup lama atau dalam jumlah yang banyak, itu bisa menyebabkan
metabolic acidosis, sebuah kondisi akibat terlalu banyak mengkonsumsi asam.
Jaringan toko ParknShop dan Wellcome menarik semua produk dari Indomie dari
supermarket-supermarket milik mereka.
Importir Indomie di Taiwan, Fok Hing (HK) Trading, mengatakan mi produk Indomie
sudah memenuhi stanar keamanan makanan di Hong Kong maupun Badan Kesehatan
unia (WHO). Fok Hing (HK) Trading mengutip penilaian kualitas Indomie pada Juni
yang menyatakan tidak menemukan kandungan pengawet terlarang di Indomie, ”Mi
Indomie aman dimakan dan mereka masuk ke Hong Kong melalui saluran impor resmi,”
tulis Fok King (H) Trading. ”Produk yang mengandung racun dan ditemukan di Taiwan
diduga diimpor secara ilegal.”
Sebuah supermarket Indonesia di Taiwan, East-Southern Cuisine Wxpress, di Causeway
Bay mengatakan bahwa produk Indomie mereka bukan barang selundupan dan aman
dimakan. Satu paket berisi luma bungkus Indomie di Taiwan dijual 10 dolar Hong Kong
(Rp11.500). Sementara, merek lainnya seharga 15 olar Hong Kong (Rp 17.200) sampai
20 olar Hong Kong (Rp23.000). Indomie diminati di Hong Kong setelah sebuah iklan
menunjukkan seorang bayi menari dan terbang setelah minum satu mangkuk Indomie.
Kronologi Penarikan Indomi di Taiwan
Kasus penarikan Indomie di Taiwan bermula pada 9 Juni lalu saat Kantor
Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan mendapatkan surat dari Food and Drugs
Administration (FDA) Taiwan yang memberitahukan mi instan produk Indofood tidak
sesuai persyaratan FDA. Kemudian pemeriksaan produk Indomie dari Januari-20 Mei
2010 terdapat bahan pengawet yang tidak diizinkan di Taiwan di bumbu Indomie goreng
dan saus barberque.Franciscus Welirang yang didampingi direktur Indofood lainnya
menyatakan pada pertengahan Juni 2010 Indofood telah merespon surat tersebut. Dalam
surat balasan tersebut, Indofood menyatakan selalu menyesuaikan persyaratan dan
peraturan yang berlaku di Taiwan.Pada 2 Juli 2010 telah terjadi pertemuan antara Dirjen
Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Importir tunggal Indomie di
Taiwan untuk merencanakan Nota Kesepahaman. Indomie sendiri, menurut Franciscus,
memiliki dua jenis label Indomie untuk ekspor dan domestik.Sejak Juli hingga awal
Oktober 2010, Fransiscus tidak mendengar masalah apapun terhadap Indomie yang
diekspor ke Taiwan. Pada 8 Oktober 2010 tiba-tiba mendengar pengumuman di media
Taiwan dan Hongkong di kecap Indomie terdapat pengawet yang tidak sesuai. Atas
laporan tersebut saat ini, tim Indofood saat ini sedang mencari fakta di Taiwan untuk
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.5
Masalah Utama
Setelah mengetahui pengertian dan konsep dari berpikir kritis kita tidak hanya
sekedar tahu an memahami tetapi juga menerapkannya. Seperti pada kasus Penarikan
Indomie di Taiwan. Dalam kasus ini dibutuhkan cara berpikir yang kritis untuk
menganalisa dan menyelidiki kasus tersebut.
Masalah masalah yang ditemukan berdasarkan skenario :
- Penarikan Indomie di taiwan karena ditemukannya zat pengawet beracun
- Adanya perbedaan standard keamanan makanan di beberapa negara
Hipotesis
- Penarikan Inomie di taiwan terjadi karena adanya persaingan dagang antara
produk lokal dengan produk impor khususnya produk Inomie dari Indonesia.
Pembahasan dan Bukti-Bukti
Kandungan yang di ”klaim” berbahaya.
Berawal dari permasalah utama di kasus ini yaitu penarikan indomie di taiwan yang
disebut-sebut karena adanya bahan pengawet E218 (Methyl P-Hydroxybenzoate) yang
terkandung di kecap indomie tersebut. Dikatakan juga bahwa bahan pengawet tersebut
bisa menyebabkan metabolic acidosis yaitu sebuah kondisi dimana tubuh menerima
terlalu tinggi konsentrasi ion hydrogen atau terlampau rendahnya ion bikarbonat pada
tubuh dimana PH kurang dari 7,35, sehingga tubuh tidak bisa menyeimbangi peningkatan
kadar hydogen ( tubuh terus menerima ion hydrogen sehingga tidak mampu menerima
lagi dan terjadi penggumpalan ion yang disebut metabolic acidosis tersebut).5
Sedangkan bahan pengawet E218 Methyl P-Hydroxybenzoate/nipagin memiliki
nama lain, yakni methylparaben dengan rumus kimia CH3(C6H4(OH)COO) tersebut
menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug
Administration) menggolongkan Methyl P-Hydroxybenzoate sebagai zat pengawet yang
aman.
Bahan ini memang diperbolehkan untuk digunakan pada produk kosmetik, produk
farmasi atau obat serta produk makanan selama kadar dari pengawet tersebut tidak
berlebihan. Berikut merupakan beberapa kegunaan dari bahan pengawet methylparaben :
1. Penggunaan untuk kosmetik
Selama lebih dari 80 tahun, metil telah digunakan sebagai pengawet dalam
industri kosmetik yang sering ditemukan pada pelembab wajah, produk anti-
penuaan, pewarna rambut, produk pemutihan kulit, gel cukur, pembersih
wajah, spray, shampo dan conditioner, maskara, eye shadow dan alas bedak.
2. Penggunaan untuk farmasi
Dalam industri farmasi, metil telah digunakan untuk melindungi obat sejak
1924. Metil digunakan untuk anti-bakteri seperti pada antibiotik topikal,
kortikosteroid dan obat tetes mata. Beberapa antibiotik seperti penggunaan
methylparaben pada penisilin mencegah kontaminasi mikroorganisme.
3. Penggunaan untuk makanan
Karena sifatnya yang anti jamur, metil digunakan sebagai penghambat ragi
dalam produk makanan. FDA mengatakan produk ini aman digunakan dalam
jumlah kecil. Pada makanan metil ditemukan pada berbagai produk susu
beku, minyak dan lemak, selai, sirup dan bumbu-bumbu.
Sebagai zat pengawet makanan, Badan pengawas makanan dan obat Amerika (FDA)
menggolongkan Methylparaben atau nipagin dalam kategori Generally Recognized as
Safe (GRAS) yang larut dalam air. Intinya Methylparaben dipakai untuk mencegah
pembusukan dan kontaminasi dari jamur sehingga produk tahan terhadap jamur dan
mikroba dalam beberapa jangka waktu.
Sebagai pengawet makanan, Methylparaben memiliki keunggulan dibanding pengawet
lain yaitu lebih mudah larut air. Oleh karenanya, senyawa ini sering dipakai karena
dinilai lebih aman saat terlibat kontak dengan cairan.
Kelebihan lainnya, Methylparaben tidak hanya mencegah pertumbuhan bakteri pada
makanan instan dan awetan. Lebih dari itu, senyawa ini juga bisa membantu menjaga
kestabilan rasa sehingga makanan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Di dalam tubuh, senyawa ini juga relatif aman karena mudah dimetabolisme. Karena
mudah diserap, baik melalui saluran pencernaan maupun kulit, senyawa ini juga lebih
cepat dikeluarkan dari dalam tubuh.
Dalam penggunaan untuk kosmetika, Methylparaben jarang menimbulkan iritasi meski
dapat memicu alergi pada sebagian orang. Senyawa ini tergolong senyawa non-toxic,
yang tidak beracun sekalipun terserap melalui permukaan kulit maupun pencernaan.
Meski ada beberapa penemuan soal bahaya metil namun hingga kini penemuan tersebut
belum sepenuhnya diuji. Penelitian Cosmetic Safety Database metil telah dikaitkan
dengan kanker, alergi, gangguan endokrin, keracunan atau perubahan tingkat sel. Namun
penemuan ini masih harus dibuktikan.
Sementara beberapa penelitian menunjukkan metil dapat bereaksi dengan paparan
ultraviolet B sehingga mengakibatkan peningkatan kerusakan DNA dan penuaan kulit.
Namun seperti ditegaskan FDA sepanjang jumlah yang dipakai tidak melebihi dosis
produk ini cukup aman.5
Setelah ditinjau dari bahan pengawet yang terkandung di dalam mie instant, kemudain
penelitian berlanjut pada batas stanard aman makanan yang iketahui berbeda pada tiap
negara meskipun pihak WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan batas
yang diperbolehkan untuk metylparaben dalam dunia internasional yang tercantum dalam
Codex sebesar 1.000 mg/kg produk. Sedangkan di Indonesia mengambil batas yang lebih
konservatif dan lebih kecil lagi yaitu 250 mg/kg produk. Menurut dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih, MPH, Ph.D nipagin itu sendiri adanya di kecap dan bukan di dalam
mienya. Dalam satu bungkus indomie terdapat 4 gram kecap, yang berarti dari 4 gram
kecap tersebut hanya terdapat nipagin sebesar 1 mg saja.
Menurut ahli pangan, orang masih aman untuk mengonsumsi zat pengawet tersebut
sebanyak 10 mg/kg berat badannya. Jika seseorang memiliki berat badan sebesar 50 kg,
maka ia masih aman mengonsumsi metylparaben sebesar 500 mg dalam sehari. Jumlah
tersebut sama dengan jumlah 2 kg kecap.Jadi orang tidak akan sakit karena mengonsumsi
nipagin, tapi akan klenger akibat mengonsumsi 2 kg kecap
Lebih lanjut Menkes menuturkan kecap dalam indomie tersebut tidak diminum oleh
seseorang, tapi hanya membubuhkannya saja. Selain itu Menkes juga tetap menganjurkan
masyarakat untuk selalu mengonsumsi sayur dan buah.Metylparaben tidak hanya terdapat
di dalam kecap indomie, tapi juga ada di dalam kue kering dan kecap botolan. Pengawet
ini masih boleh dikonsumsi oleh manusia dalam kadar yang kecil.5
Dugaan Persaingan Dagang
Mi instan produksi dalam negeri (Indonesia) diekspor ke sekitar 80 negara tujuan.
Sebaran sebanyak itu berpotensi untuk melakukan pengecekan yang sama seperti yang
dilakukan Taiwan. .Pada 2006, nilai ekspor mi instan Indonesia mencapai USD 36,5 juta.
Kemudian melonjak pada 2009 menjadi USD 95 juta. Tahun 2010 ini nilai ekspornya
diprediksi melesat menjadi USD 140 juta. Jika Indonesia sanggup menyelesaikan dua
PR-nya itu maka bukan mustahil target tersebut bisa tercapai. Di mana ada Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) maka di situlah mi instan asal Indonesia menjadi primadona. Termasuk
di Taiwan, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Arab Saudi. Seperti di Taiwan,
katanya, ceruk pasarnya adalah 125 ribu TKI dan pekerja Indonesia.Di dalam
perkembangannya, mereka yang mengonsumsi mi instan yang sebagian besar adalah
orang Indonesia sudah merembet ke penduduk pribumi. Jadi semula hanya dikonsumsi
pekerja rumah tangganya, misalnya, belakangan sudah dikonsumsi para majikan.Terlebih
mi instan asal Indonesia berdasarkan harga adalah paling murah jika dibandingkan mi
instan produksi negara lain. Di sana, persaingan terjadi antara produksi Indonesia dengan
mi instan produksi Vietnam, Hong Kong, Thailand, bahkan Taiwan sendiri.
Selain dilihat dari segi persaingan konsumen, beberapa persaingan dagang juga terbukti
dari adanya keanehan yang timbul karena Indomie baru ditarik dan dijadikan perdebatan
setelah 20 tahun dikonsumsi oleh warga Taiwan.5 Itulah yang menjadi pertanyaan
terbesar saat ini sehingga belum dapat ditentukan pihak mana yang bersalah dalam kasus
ini. Itulah yang dinyatakan oleh ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB)
Marwan Ja'far pada diskusi publik bertema Indonesia Di Bawah Ancaman Perang
Dagang Dunia, "Belajar dari kasus Indomie di Taiwan”. Sebab tidak tertutup
kemungkinan terjadi perang dagang di balik kasus itu dan bisa jadi berujung pada
membanjirnya produk Cina di pasar Indonesia. Entah apakah pemerintah Taiwan yang
selama ini tidak mengawasi zat berbahaya di mie tersebut, ataukah perusahaan yang
memproduksi mie tersebut, ataukah perut orang Indonesia daya tahannya terhadap zat itu
lebih kuat dibandingkan warga Taiwan.Dalam hal ini Badan Pengawas Obat Makanan
(BPOM) untuk memperketat pengawasan terhadap setiap produk makanan yang
diedarkan ke masyarakat. 5
Kesimpulan
Berdasarkan bukti-bukti yang ada serta keterangan yang saya dapatkan bahwa
setiap kita harus menggunakan cara berpikir kritis dalam menghadapi berbagai masalah
atau persoalan dari situlah saya dapat menyimpulkan bahwa hipotesis yang saya buat
benar adanya. Yaitu mengenai ditariknya Indomie dari pemasaran di Taiwan terjadi
karena adanya persangan dagang yang secara tidak langsung dilakukan oleh pemerintah
lokal pihak yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
1. Wong DL., Hockenberry M, Wilson D, Winkelstein MC, Schwartz P. Buku ajar keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC 2009
2. Edward de bono