makalah pbl

17
Penyakit Kulit Psoriasis Lisa Ambalinggi 102012032 F8 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Aruna Utara no. ! Jakarta "arat PENDAHULUAN #soriasis adala$ suatu %en&akit radang kulit kronis 'sering kambu$( #soriasis ditandai ole$ %erce%atan %ertukaran sel)sel e%idermis se$ingga te abnormal e%idermis dan dermis. Kulit menunukkan kemera$an &ang disertai %lak beris #revalensin&a beragam berdasarkan suku dan orang Kukasia lebi$ sering terkena diiba orang A*rika %edalaman. #soriasis biasan&a dialami ole$ individu berusia sekitar 20 namun bisa uga lebi$ muda. "ebera%a%emicu &ang suda$ dikenal da%atmen&ebabkan timbuln&a %soriasia &aitu trauma dan in*eksi. Ada %ula &ang men&ebutkan ba$+a stres memicu kelainan tersebut ISI ,ambaran kulit ,ambar 1 - Anatomi kulit manusia 1

description

pbl

Transcript of makalah pbl

Penyakit Kulit Psoriasis Lisa Ambalinggi102012032

F8

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara no. 6Jakarta BaratPENDAHULUAN

Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit kronis (sering kambuh) dan meradang. Psoriasis ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan dermis. Kulit menunjukkan kemerahan yang disertai plak berisisik. Prevalensinya beragam berdasarkan suku dan orang Kukasia lebih sering terkena diibandingkan orang Afrika pedalaman. Psoriasis biasanya dialami oleh individu berusia sekitar 20 tahunan namun bisa juga lebih muda. Beberapa pemicu yang sudah dikenal dapat menyebabkan timbulnya psoriasia yaitu trauma dan infeksi. Ada pula yang menyebutkan bahwa stress dapt memicu kelainan tersebutISI

Gambaran kulit

Gambar 1 : Anatomi kulit manusiaKulit adalah bagian tubuh yang letaknya paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan bagian yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan serta kehidupan manusia. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh.

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu

Lapisan epidermis atau kutikel

Lapisan dermis (korium, kutis, vera, true skin)

Lapisan subkutis (hipodermis)

Lapisan epidermis terdiri dari atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Lapisan dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan-lapisan elastik dan fibrosa padat dengan eleman-elemen selular dan folikel rambut. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri dari jaringan ikat longgar berisis sel-sel lemak didalamnya, sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak kepinggir sitoplasma lemak yang bertambah.1Pada makalah ini akan kita bahas bagian kulit yang patogen yaitu Psoriasis. Psoriasis merupakan penyakit yang termasuk dalam golongan eflourosensi II yaitu terdapatnya sturktur eritoskuamosa pada kulit. Gambaran kulit ini terdapat dasar yg eritem, dan adanya skuama yaitu lapisan stratum korneum yang terlepas dari kuit.1ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Diagnosis psoriasis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinik serta pemeriksaan penunjang untuk membedakan apakah yang diderita merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus atau idiopatik. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan adanya keluhan yang merupakan gejala utama yaitu datang dengan keluhan berupa bercak merah bersisik pada lengan. Bercak bersisik disertai rasa gatal dan makin lama makin luas dan sisiknya bertambah tebal.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Setelah inspeksi selesai, dapat dilakukan palpasi. Pada pemeriksaan ini diperhatikan adanya tanda-tanda radang akut atau tidak, misalnya dolor, kalor, fungsiolesa, ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran regional maupun generalisata. Setelah pemeriksaan dermatologic (inspeksidan palpasi) dan pemeriksaan umum selesai dapat dibuat diagnosis sementara dan diagnosis banding. Bila diperlukan dapat dikonsulkan ke bagian lain dan juga dapat dilakukan pemeriksaan pembantu misalnya :

Pemeriksaan Bakteriologik (dapat dilakukan kultur biakan dan pewarnaan Gram, untuk mengetahui penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga dalam pemeberian terapi dapat diberikan penanganan yang baik untuk pemberian antimikroba atau antivirus)

Pemeriksaan mikologi (dapat dari kerokan kulit, bila ditemukan morfologi jamur seperti spora dan hifa, maka dapat dipastikan itu adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, serta harus diberikan terapi anti jamur, namun pada beberapa kasus jamur merupakan infeksi sekunder dalam perjalanan sebuah penyakit, jadi harus dicari penyebab utamanya.)

Histopatologi (perjalanan penyakit tidak semua dapat dilihat dengan kasat mata, pemeriksaan histopatologi dapat membantu menegakkan diagnosis)

Darah dan Urin (tetapi biasanya tidak ada kelainan spesifik pada penyakit psoriasis)

Dan imunologik (antara lain serologic, tes tempel, imunoflouresensi)

DIAGNOSIS

Dari autoanamnesis pasien Psoriasis mengeluh adanyakeluhan berupa bercak merah bersisik pada lengan sejak 6 minggu yang lalu, bercak tersebut bersisik disertai rasa gatal dan makin lama bercak makin meluas dan sisik bertambah tebal. Kelainan kulit pada psoriasis terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya. Bisa ditemukan eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir.

Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika (mica-like scale), serta transparan. Besar kelainan bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. Tempat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut, lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan bawah, umbilikus, serta kuku.

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik). Fenomena tetesan lilin dan Auspitz merupakan gambaran khas pada lesi psoriasis dan merupakan nilai diagnostik, kecuali pada psoriasis inverse (psoriasis pustular) dan digunakan untuk membandingkan psoriasis dengan penyakit kulit yang mempunyai morfologi yang sama, sedangkan Kobner tidak khas, karena didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus, liken nitidus, veruka plana juvenilis, pitiriasis rubra pilaris, dan penyakit Darier. Fenomena Kobner didapatkan insiden yang bervariasi antara 38-76 % pada pasien psoriasis.

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara menggores dapat menggunakan pingir gelas alas.

Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebakan oleh papilomatosis. Cara megerjakannya : skuama yang berlapis-lapis itu dikerok, bisa dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang merata. Fenomena Kobner dapat terjadi 7-14 hari setelah trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis.

Dua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku, dimana perubahan yang dijumpai berupa pitting nail atau nail pit pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar. Perubahan pada kuku terdiri dari onikolosis (terlepasnya seluruh atau sebagian kuku dari matriksnya), hiperkeratosis subungual (bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk di bawahnya), oil spots subungual, dan koilonikia ( spooning of nail plate).

Disamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi jarang terjadi. Antara 10-30 % pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis Artritis yang menyebabkan radang pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak terdapat pada usia 30-50 tahun. Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks.1,2

DIAGNOSIS BANDING

Sifilis stadium II (S II)

Gejala yang penting untuk membedakannya dengan berbagai penyakit kulit yang lain ialah kelainan kulit pada S II umumnya tidak gatal, sering disertai limfadenitis generalisata, pada S II dini kelainan kulit juga terjadi pada telapak tangan dan kaki. Penyakit ini bersifat sistemik sehingga sering dijumpai demam, mialgia, sakit flu dan sakit kepala. Selain itu S II juga berhubungan dengan deposisi komplkes imun di persendian, ginjal, dan mata yang menyebabkan arthritis, glomerulonefritis, sindrom nefrotik, dan uveitis.

Gambar 2. Sifilis stadium II Tinea korporisPredileksi penyakit ini terdapat pada wajah, anggota gerak atas, dada, punggung, dan anggota gerak bawah. Bentuk klasiknya dimulai dengan lesi bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif terdiri atas eritema, skuama, kadang- kadang dengan vesikel dan papul, sedangkan bagian tepinya lebih tenang. Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi.3

Gambar 3. Tinea korporis Dermatitis SeboroikPredileksi Dermatitis Seboroik pada alis, lipatan nasolabial, telinga sternum dan fleksura. Sedangkan Psoriasis pada permukaan ekstensor terutama lutut dan siku serta kepala. Skuama pada psoriasis kering, putih, mengkilap, sedangkan pada Dermatitis Seboroik skuama berminyak, tidak bercahaya. Psoriasis tidak lazim pada wajah dan jika skuama diangkat tampak basah bintik perdarahan dari kapiler (Auspitz sign), dimana tanda ini tidak ditemukan pada dermatitis seboroik.

Gambar 3. Dermatitis Seboroik

Pitiriasis RoseaPada pitiriasis Rosea, manifestasi pertamanya adalah berkembangnya lesi anuler (herald patch) dengan ukuran 2-6 cm yang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu diikuti oleh banyak lesi papuler atau anuler pada batang tubuh dan ekstremitas bagian proksimal. Tiap-tiap lesi dapat berwarna merah sampai cokelat dengan tepi eritematosa diserati pembentukan sisik. Lesi-lesi pada telapak tangan dan kaki jarang pada pitiriasis rosea.4

Gambar 4. Piritiasis Rosea

ETIOLOGI

Penyebab psoriasis hingga saat ini tidak diketahui, terdapat predisposisi genetik tetapi secara pasti cara diturunkan tidak diketahui. Psoriasis tampaknya merupakan suatu penyakit keturunan dan tampaknya juga berhubungan dengan kekebalan dan respon peradangan. Diketahui faktor utama yang menunjang penyebab psoriasis adalah hiperplasia sel epidermis.

Faktor genetik sangat berperan, dimana bila orang tuanya tidak menderita psoriasis, resiko untuk mendapat psoriasis 12 %, sedangkan jika salah seorang orang tuanya menderita psoriasis resikonya mencapai 34-39 %. Hal lain yang menyokong adanya faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Berdasarkan awitan penyakit dikenal dua tipe : Psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial dan berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57, dan Cw6 sedangkan psoriasis tipe II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial dan berhubungan dengan HLA-B27 dan Cw2 dan Psoriasis Pustulosa berkorelasi dengan HLA-B27. Psoriasis merupakan kelainan multifaktorial dimana faktor genetik dan lingkungan memegang peranan penting.

Ada beberapa faktor faktor yang dapat mencetuskan psoriasis, yaitu stress psikis, infeksi fokal, trauma (fenomenal Kobner), endokrin, gangguan metabolik, obat, juga alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis, yaitu psoriasis gutata. Faktor endokrin rupanya memperngaruhi perjalanan penyakit. Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Gangguan metabolisme, contohnya hipokalsemia dan dialisis telah dilaporkan sebagai faktor pencetus.1EPIDEMIOLOGIPsoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan (insidens rate) yang berbeda. Pada orang kulit putih lebih tinggi dibanding kulit berwarna. Sedangkan dari segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa.2

Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis mencapai 2,3 persen. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi puncak insidensnnya di usia dua puluhan dan lima puluhan. Insiden pada pria agak lebih banyak daripada pada wanita.2PATOFISIOLOGIPsoriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan autoimun. Limfosit T di aktifkan dalam berespon terhadap rangsangan tak dikenal terkait dengan sel Langerhans kulit. Pengaktifan sel T menyebabkan pembentukan sitokinin pro-inflamatori termasuk faktor nekrosis tumor alfa, dan faktor pertumbuhan yang merangsang proliferasi sel abnormal dan pergantiannya. Waktu pertukaran normal sel epidermis addalah sekitar 28-30 hari, tapi pada psoriasis, epidermis di bagian yang terkena diganti detiap 3-4 hari. Pertukaran sel yang cepat ni menyebabkan peningkatan derajat metabolisme dan peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme tersebut. Peningkatan aliran darah menimbulkan eritema, pertukaran dan proliferasi yang cepat tersebut, menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang matang. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan sehingga epidermis menebal dan terbentuklah plak.5GEJALA KLINIS

Sebagian penderita mengeluhkan gatal ringan. Tempat predileksi pada scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ektremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan bervariasi: lentikular, nummular atau plakat, dapat berkonfluensi.

Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak dan dewasa muda dan terjadi setelah infeksi streptococcus. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner (isomorfik). Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas, sedangkan yang terakhir tidak khas, hanya kira-kira 47% yang positif dan didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis.

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Pada fenomena auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan oleh papilomatosis.1

Gambar 5 . Fenomena Auspitz

Klasifikasi Psoriasis

Psoriasis Guttate

Dicetuskan karena radang tenggorokan oleh streprokokus atau infeksi lain . Bentuk psoriasis ini menyerupai bintik-bintik merah kecil di kulit. Bercak (lesions) guttate biasanya timbul pada badan dan kaki, bintik-bintik ini biasanya bersisik dan tersebar.6

Gambar 6. Psoriasis Gutata Psoriasis eksudativa

Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering, tetapi pada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatitis akut.

Psoriasis seboroik (seboriasis)

Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik , skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik. Psoriasis Kuku

Menyerang dan merusak kuku dibagian bawah kuku tumbuh banyak sisik seperti serbuk, jenis ini termasuk yang sulit/bandel untuk disembuhkan bagi penderita.

Gambar 7. Psoriasis Kuku Psoriasis Plak

Hampir 80% dari penderita psoriasis adalah tipe Psoriasis plak yang secara ilmiah disebut juga psoriasis vulgaris (yang berarti umum). Tipe plak ini bersifat meradang pada kulit menimbulkan bercak merah yang dilapisi dengan kulit yang tumbuh berwarna keperakan yang umum nya akan terlihat pada sekitar alis, lutut, kepala (seperti ketombe), siku juga bagian belakang tubuh sekitar panggul serta akan meluas kebagian-bagian kulit lainnya.

Pada awal timbulnya bintik merah yang berangsur-angsur membesar menjadi bercak merah yang disebut plak atau bercak yang kemudian tumbuh dengan lebih cepat menutupi bercak merah dengan kulit yang berwarna putih keperakan (berpetak-petak) yang terjadi dari sel-sel kulit yang mati, yang akan terus menerus terlepas dari kulit yang terkena radang psoriasis plak tersebut. Pada umumnya kulit-kulit yang terkena psoriasis akan sangat kering juga terasa sakit/perih, gatal dan terkelupas.

Gambar 8. Psoriasis Plak Psoriasis pustulosa

Ada dua bentuk psoriasis pustular, yaitu palmar-plantar dan generalisata :

Pustulosis palmar plantar kronis

Masih diperdebatkan apakah ada hubungan antara kelainan ini dengan bentuk-bentuk yang lain dari psoriasis. Perubahan yang khas terdiri dari bercak-bercak eritematosa dengan pustule dalam jumlah banyak. Lambat laun bercak tersebut akan berubah menjadi cokelat, berskuama, dan mengelupas. Lesi biasa didapatkan dalam ukuran kecil saja pada satu tangan atau kaki, atau bisa juga menutupi seluruh permukaan kedua telapak tangan dan kaki sehingga tidak mampu menggunakan ekstremitasnya.

Psoriasis pustular generalisataKeadaan ini sangat serius. Pasien dengan atau tanpa psoriasis sebelumnya secara tiba-tiba terserang eritema yang menyebar luas dan ditumpangi dengan adanya pustule. Pustule ini bisa bergabung membentuk danau yang berisi pus. Pasian mengalami panas tinggi yang naik turun, kelihatan parah dan merasa tidak sehat serta didapatkan leukositosis. Jika tidak diobati penderita bisa meninggal.

Gambar 9. Psoriasis Pustulosa

Eritroderma psoriatic

Apabila plak-plak psoriasis menyatu dan mengenai sebagian besar atau seluruh kulit, maka akan timbul eritroderma atau dermatitis eksfoliatif. Psoriasis mungkin menjadi eritrodermik dalam proses yang berlangsung dengan lambat dan tidak dapat dihambat atau sangat cepat. Obat-obat steroid sistemik atau topical yang poten bisa mempercepat terjadinya psoriasis eritrodermik.

Gambar 10. Psoriasis Eritroderma

PENATALAKSANAANTopikal Preparat ter

Obat topikal yang biasa digunakan adalah preparat ter, yang efeknya adalah anti radang. Ter dari kayu dan batubara yang efektif untuk psoriasis, dimana ter batubara lebih efektif dari pada ter kayu, sebaliknya kemungkinan memberikan iritasi juga jauh lebih besar. Pada psoriasis yang menahun lebih baik digunakan ter yang beasal dari batubara, sebaliknya psoriasis akut dipilih ter dari kayu. Preparat ter digunakan dengan konsentrasi 2-5 %. Untuk mempercepat, ter dapat dikombinasi dengan asam salisilat 2-10 % dan sulfur presipitatum 3-5 %.

Kortikosteroid

Kortikosteroid yang topical memberikan hasil yang baik. Pada scalp, muka, dan daerah lipatan digunakan krim, ditempat lain digunakan salap. Pada batang tubuh dan ekstremitas digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada lamanya penyakit. Jika telah terjadi perbaikan, potensi dan frekuansinya dikurangi.

Ditranol (antralin)

Obat ini dikatakan efektif tapi mempunyai kekurangan mewarnai kulit dan pakaian. Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2 0,8% dalam pasta, salap, atau krim. Untuk mencegah iritasi, lama pemakaian hanya - jam sehari sekali. Calcipotriol

Calcipotriol ialah sintetik vit D yang bekerja dengan menghambat proliferasi sel dan diferensiasi sel terminal, meningkatkan diferensiasi terminal keratinosit, dan menghambat proliferasi keratinosit. Preparatnya berupa salap atau krim 50 mg/g. Efek sampingnya berupa iritasi, yakni rasa terbakar dan tersengat, dapat pula telihat eritema dan skuamasi. Rasa tersebut akan hilang setelah beberapa hari obat dihentikan. Tazaroten

Merupakan molekul retinoid asetilinik topikal, efeknya menghambat proliferasi dan normalisasi petanda differensiasi keratinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel radang yang menginfiltrasi kulit. Tersedia dalam bentuk gel, dan krim dengan konsentrasi 0,05 % dan 0,1 %. Bila dikombinasikan dengan steroid topikal potensi sedang dan kuat akan mempercepat penyembuhan dan mengurangi iritasi. Efek sampingnya ialah iritasi berupa gatal, rasa terbakar, dan eritema pada 30 % kasus, juga bersifat fotosensitif.

Emolien

Efek emolien ialah melembutkan permukaan kulit. Pada batang tubuh (selain lipatan), ekstremitas atas dan bawah biasanya digunakan salep dengan bahan dasar vaselin 1-2 kali/hari, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Jadi emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.1, 7Sistemik Psoralen + PUVA (ultraviolet A)

Psoralen membentuk ikatan kimia dengan DNA jika ada radiasi UV. Yang paling banyak digunakan adalah 8-metoksipsoralen, yang biasanya diminum 2 jam sebelum dilakukan pemaparan dengan sinar UV gelombang panjang, yang awalnya dilakukan 2 kali seminggu.

Obat-obatan sitotoksik

Sitotoksik yang paling efektif adalah metotreksat yang merupakan antagonis dari asam folat. Sebagian besar psoriasis berhasil diobati dengan dosis 7,5-20mg sekali seminggu. Obat-obat yang lain mencakup azatrioprin dan hidroksikarbamid atau hidroksiurea. Masalah utama pada penggunaan metotreksat adalah adanya efek hepatotoksik, terutama terjadinya fibrosis pada penggunaan yang lama. Retinoid

Derivate-derivat vitamin A dapat dipakai pada pasien psoriasis. Yang paling sering digunakan adalah asitretin. Retinoid menyebabkan terjadinya berbagai efek samping, seperti bibir kering, perdarahan hidung, rambut rontok, hiperlipidemia, abnormalitas tes fungsi hati, dan efek teratogenik. Steroid sistemik

Pada psoriasis yang sangat berat, steroid kadang-kadang perlu diberikan, tetapi jangan digunakan tersendiri.

Siklosporin

Obat imunosupresif ini berkerja dengan sangat baik, bahkan pada psoriasis yang sangat berat. Obat ini bersifat nefrotoksik dan harganya mahal.7KOMPLIKASI

Apabila psoriasis dalam fase eritoderma psoriatik atau pustular psoriatik maka prognosis kesembuhan akan menurun menjadi arah yang buruk. PENCEGAHANTidak ada cara yang spesifik untuk menghindari penyakit autoimune dan turunan ini, bayak ahli dan penelitian mengatakan hanya lindungi kulit dari berbagai macam bentuk pajanan yang dapat merangsang terjadinya penyakit ini seperti pajanan sinar matahari, trauma dan lain-lain, serta gunakan berbagai pelindung atau nutrisi bagi kulit.PROGNOSIS

Prognosis berbeda-beda, ada beberapa pasien yang sembuh dalam beberapa waktu yang singkat dan ada juga beberapa pasien yang baru mengalami kesembuhan setelah puluhan tahun, tergantung sistem imun dan pengobatan yang cocok. Psoriasis tahap yang lebih lanjut seperti psoriasis pustulosa generalisata dan psoriasis eritoderma generalisata memiliki prognosis yang buruk bila tidak kunjung sembuh biasanya terjadi infeksi sekunder atau meninggal akibat dehidrasi seiring dengan fungsi kulit yang menurun. KESIMPULANLaki-laki 40 tahun yang datang dengan keluhan bercak merah bersisik pada lengan sejak 6 minggu yang lalu yang disertai rasa gatal serta bercak dan sisik yang makin meluar dan menebal, didiagnosis terkena penyakit psoriasis. Penyakit ini diduga disebabkan autoimun dimana ada hubungannya dengan faktor genetik. Penyakit ini menyerang semua usia dan pada umumnya menyerang orang dewasa dan intensitas pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan. DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda,Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin cetakan ke 5. Fakultas Kedokteran Umum Indonesia. Jakarta. 2007.2. Qauliyah A. Diagnosis dan Terapi Psoriasis. Jakarta ; 2009.

3. Siregar. R.S. Penyakit jamur kulit. Ed.2 EGC : Jakarta; 2009 4. Longo D.L. Harrisons Principles of internal medicine. Ed 18. McGrawHill : 20135. Corwin E.J. Buku Saku Patofisiologi. Ed 3. Penerbit Buku EGC. Jakarta : 20096. Davey P. At a glance medicine. Erlangga : Jakarta; 20097. Brown R.G, Burns T. Lecture notes dermatologi. Ed 8. Jakarta : Erlangga, 201017