Makalah Pak Kodir

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lalat famili Tabanidae termasuk dalam kelompok besar yang terdiri dari genus-genus pernakan sari tumbuhan dan genus-genus pemakan darah, antara lain Chrysops (lalat tegopati , lalat tohpati atau lalat krisop), Tabanus ( lalat piteuk, lalat petak atau lalat pitak) dan Haematopoa. Lalat ini dikenal sebagai lalat yang besar dengan panjang 5 - 25 mm, tegap dan bentangan sayap mencapai 6,5 cm. Mengalami metamorfosa sernpurna dari telur, larva, pupa sampai dewasa dalam waktu beberapa bulan sarnpai tahun tergantung spesies dan suhu sekitar. Masa pra dewasa terutama dihabiskan pada tempat- tempat yang bersifat. akuatik atau semiakuatik, seperti persawahan, rawa-rawa, lumpur atau kolam air tawar dan payau. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan hanya yang betina yang menghisap darah dan bersifat anotogeni. Lalat ini tersebar hampir di seluruh dunia ( kosmopolitan) dan di Indonesia sampai dengan tahun 1926 diketahui terdapat 21 jenis Chrysops, 21 jenis Haematopota, dan 67 jenis Tabanus. Jenis-jenis yang masih ada sampai saat ini belum diketahui . Sejak dulu secara eksperimen lalat famili Tabanidae terbukti sebagai vektor penyakit surra yang baik. Surra adalah salah satu bentuk tripanosomiasis Parasitologi : Lalat Chrysops Page 1

Transcript of Makalah Pak Kodir

Page 1: Makalah Pak Kodir

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lalat famili Tabanidae termasuk dalam kelompok besar yang terdiri dari

genus-genus pernakan sari tumbuhan dan genus-genus pemakan darah, antara

lain Chrysops (lalat tegopati , lalat tohpati atau lalat krisop), Tabanus ( lalat

piteuk, lalat petak atau lalat pitak) dan Haematopoa. Lalat ini dikenal sebagai

lalat yang besar dengan panjang 5 - 25 mm, tegap dan bentangan sayap

mencapai 6,5 cm. Mengalami metamorfosa sernpurna dari telur, larva, pupa

sampai dewasa dalam waktu beberapa bulan sarnpai tahun tergantung spesies

dan suhu sekitar. Masa pra dewasa terutama dihabiskan pada tempat-tempat

yang bersifat. akuatik atau semiakuatik, seperti persawahan, rawa-rawa, lumpur

atau kolam air tawar dan payau. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan hanya

yang betina yang menghisap darah dan bersifat anotogeni. Lalat ini tersebar

hampir di seluruh dunia ( kosmopolitan) dan di Indonesia sampai dengan tahun

1926 diketahui terdapat 21 jenis Chrysops, 21 jenis Haematopota, dan 67 jenis

Tabanus. Jenis-jenis yang masih ada sampai saat ini belum diketahui . Sejak

dulu secara eksperimen lalat famili Tabanidae terbukti sebagai vektor penyakit

surra yang baik. Surra adalah salah satu bentuk tripanosomiasis pada hewan

yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi. Menyerang bangsa kuda, unta,

ruminansia serta anjing dan kucing yang ditandai dengan kelemahan, anemia

dan ikterus, udema di bagian bawah tubuh, pengeluaran cairan mukus sampai

purulen dari hidung dan mata serta gejala-gejala syaraf pada yang kronis.

Penyakit ini dianggap berasal dari Afrika dan menyebar luas hampir di seluruh

dunia. Di belahan Barat dikenal sebagai Surra Amerika sedangkan di sebelah

Timur mulai dari bagian paling barat Afrika sampai Filipina, termasuk

Indonesia dan kepulauan Samudera Hindia.

Lalat ini memiliki nama lain yaitu lalat rusa. Klasifikasi dari lalat

Chrysops Sp.

Kingdom : Animalia

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 1

Page 2: Makalah Pak Kodir

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Dipthera

Family : Tabanidae

Subfamily : Chrysopsinae

Tribus : Chrysopsini

spesies :

C. Altivagus

C. Caecutiens

C.carbonarius

C.coloradensis

C. Excitans

C. Facialis

C. Lateralis

C. Niger

C. Reliticus

C. Sepulcralis

C.subcaecutiens

C. Surdus

C. Tidwelli

C. Univittatus

C. Viduatus

C. Vitattus

B. PERMASALAHAN

1. bagaimanakah morfologi dari lalat crysops?

2. bagaimana epidemologi dari lalat crysops?

3. termasuk vektor dari apakah lalat crysops?

4. bagaimana patogenitas dari lalat crysops?

5. bagaimana cara pengobatan dari gigitan lalat crysops?

6. bagaimanakah cara pencegahan dari lalat crysops?

C. TUJUAN

1. mengetahui klasifikasi dari lalat crysops

2. mengetahui morfologi dari lalat crysops

3. mengetahui epidemologi dari lalat crysops

4. mengetahui jenis vektor apa sajakah lalat crysops

5. mengetahui patogenitas dari lalat crysops

6. mengetahui cara pengobatan dari gigitan lalat crysops

7. mengetahui cara pencegahan dari lalat crysops

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 2

Page 3: Makalah Pak Kodir

BAB II

PEMBAHASAN

A. MORFOLOGI

Morfologi lalat Crysops menjelaskan ciri-ciri serta bagian-bagian dari

lalat Crysops secara umum. Lalat Crysops memiliki morfologi sebagai

berikut.

Terdiri dari 60 genus yang termasuk family Tabanidae hanya

Chrysops yang berperan sebagai vektor penyakit pada manusia. Nama

lainnya adalah lalat Tabanid, dan lalat rusa (deer fly)

Tubuh kuat, warna mengkilap

Lalat Chrysops ialah Tabanid kecil, memiliki antena langsing, mata

berwarna terang, abdomen berwarna kuning dengan garis-garis gelap

Kebiasaannya dalam hutan yang teduh dan lapangan rumput savana.

Lalat betina menghisap darah, menyerang pagi dan sore menjelang

malam

Ciri Lalat Rusa

Ukuran (panjang) hampir semua spesies 0,25-0,33 inci

Antena lebih panjang dari kepala, hampir seragam ramping

Sayap gelap atau bercak pada latar belakang yang jelas

Perilaku makan sebagian besar spesies akan menggigit manusia

Perilaku makan akan menggigit hewan stasioner

1. Telur

Dalam kelompok pada bagian bawah daun tanaman air yg berlumpur

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 3

Page 4: Makalah Pak Kodir

Ukuran kecil 1-2,5 mm, warna putih kekuningan abu-abu hitam,

bentuk melengkung / seperti sigaret

jumlah telur 100-1000 buah

telur menetas dalam 5-7 hari, tergantung pada kondisi cuacanya

Gambar 1. Sebuah rusa terbang betina dewasa, Chrisops

cincticornis, bertelur. Foto oleh Jerry Butler, University of Florida.

Gambar 2. Deer terbang, Chrisops sp., Massa telur setelah gelap. Foto

oleh Jerry Butler, University of Florida.

Gambar 3. Habitat khas yang digunakan oleh lalat menggigit untuk telur

peletakan. Foto oleh John Capinera, University of Florida.

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 4

Page 5: Makalah Pak Kodir

2. Larva

Berada dalam air yang berlumpur, bentuk silindris, kedua ujung runcing,

warna putih kekuningan, coklat atau hijau bernoda hitam. Kepala kecil

warna hitam, mempunyai abdomen yang terbagi dalam 11-12 segmen

Tiap segmen abdomen terdapat bagian seperti cincin yang melingkar &

terdapat tonjolan seperti kaki palsu / pseudopoda

Ujung abdomen terdapat alat nafas / siphon dan alat sensoris yang

bentuknya piriform disebut organ grabers

Habitat air berlumpur dan sisa daun yang membusuk, sifatnya predator,

pemakan bangkai, canibal, menggigit kaki manusia yang masuk kedalam

lumpur

Stadium larva dapat mencapai 3 tahun dan memiliki 6-13 stadium

Larva matur memiliki ukuran 1 - 6 cm, bergerak ketempat kering berubah

menjadi pupa

Makanan zat organik yang membusuk

Gambar 4. Larva Khas spesies Tabanidae. Foto oleh Jason M. Squitier,

University of Florida.

3. Pupa

Kepompong berwarna cokelat, bulat anterior, posterior lonjong, memiliki

kaki dan sayap melekat pada tubuh

Menembus permukaan lumpur yang mengering dengan posisi terbalik

Ukuran 6-35 mm, agak melengkung warna coklat

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 5

Page 6: Makalah Pak Kodir

Tubuh: cephalothorax dan abdomen, memiliki bagian lateral spirakel,

ujung abdomen terdapat 6 lobus berspina (caudal aster)

Tahap pupa umumnya berlangsung 2-3 minggu

Gambar 5. Khas Tabanidae pupa. Foto oleh Jason M. Squitier, University

of Florida.

4. Dewasa

Makanannya berupa cairan tumbuhan, betina menghisap darah mamalia,

reptilia, burung dan manusia pada siang hari yg cerah

Kemampuan terbang jauh, istirahat di hutan / semak

Gigitannya cukup dalam , sakit & timbul perdarahan pada hewan ternak

(kuda, sapi, kerbau, kera)

Musim hujan populasi > musim kemarau

Sebagian besar spesies laki-laki muncul sebelum betina

Lalat jantan matanya bersebelahan dan agak renggang pada betina

Antena bersegmen tiga

Pada dada dan perut ditumbuhi bulu-bulu halus

Rentan panjang 7-10 mm

Warna kuning hingga hitam, memiliki garis-garis di perut, dan memiliki

sayap berbintik-bintik dengan bercak-bercak hitam

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 6

Page 7: Makalah Pak Kodir

Gambar 6. Dewasa rusa terbang perempuan, Chrisops

pikei Whitney. Foto oleh Sturgis McKeever, Georgia Southern University;

www.insectimages.org.

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 7

Page 8: Makalah Pak Kodir

B. SIKLUS HIDUP

Metamorphosis sempurna: telur-larva-pupa-dewasa

Lalat betina meletakkan 200-800 telur pada tumbuhan air, rumput dan

batu karang. Menetas 4-5 hari, melewati 6 kali pergantian kulit. Kemudian

menjadi pupa. Lalat dewasa keluar dari pupa 10-18 hari. Daur hidup di

daerah tropik dalam waktu 4 bulan atau lebih, di daerah dingin sampai 2

tahun.

C. EPIDEMOLOGI

Di Indonesia sampai dengan tahun 1930 dilaporkan terdapat 28 jenis

Tabanus, 5 jenis Chrysops dan 5 jenis Haematopota yang dapat menularkan

surra. Penularan dilakukan oleh berbagai spesies lalat Tabanidae. Secara

inokulasi dengan transmisi yang bersifat mekanik, sehingga tidak terjadi

pelipat gandaan jumlah agen penyakit di dalam tubuh lalat. Faktor-faktor

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 8

Page 9: Makalah Pak Kodir

yang membatasi peran lalat Tabanidae dalam epidemiologi penyakit surra

ialah adanya keterbatasan daya hidup I. evansi di dalam tubuh lalat,

transmisinya yang bersifat mekanis serta beberapa aspek biologi dari lalat ini

antara lain perilaku makan yang cenderung hanya pada satu lokasi, jarak

waktu yang panjang antar rnakan darah, waktu yang panjang dalam satu

generasi, serta tingkat populasinya dalam periode waktu tertentu.

D. VEKTOR

Lalat Chrysops bertindak bertindak sebagai vektor dari cacing Loa loa

yang menimbulkan penyakit Loasis dan sebagai vektornya Chrysops dimidita

dan Chrysops silacea. Vektor dari Pasteurella tularensis yang menimbulkan

penyakit Tularemia dan vektornya adalah Chrysops discalis. Sebagai vektor

dari penyakit Surra dan Anthrax vektornya adalah Tabanus striatus.

E. PATOGENITAS

Lalat membuat beberapa tusukan kemudian menghisap darah, dalam

beberapa jam timbul iritasi hebat, bengkak.

F. PENGOBATAN

Lotion yang dapat meringankan rasa sakit (analgetik: minyak kayu putih).

G. PENCEGAHAN

Binatang peliharaan dapat dilindungi dengan diolesi, disemprot dan

dicelup ke dalam repelent atau insektisida. Manusia dapat repelent dan

kelambu

Dapat dilakukan dengan insektisida, atau secara fisik dengan

menggunakan trap dan trap perekat

Pengendalian dengan perbaikan sanitasi lingkungan dan higiene, lebih

efektif dan keuntungan lebih lama

Peningktn sanitasi lingkungan dan higiene dapat dilakukan dengan :

Pengurangan/eliminasi tempat perindukan lalat

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 9

Page 10: Makalah Pak Kodir

- Reduksi atau pengurangan sumber-sumber yang menarik lalat

- Perlindungan terjadinya kontak antara lalat dengan patogen

- Proteksi makanan dan manusia dari kontak dengan lalat.

Kandang ternak : dibuat lantai padat (semen) dengan saluran yang

baik. Kotoran dibesihkn dan lantai digelontor air setiap hari

Kandang ayam dan burung: kotoran unggas harus segera dibuang dan

lantai digelontor air. Pelihara burung dalam sangkar kotoran

terakumulasi di bawah.

Pembusukan kotoran ternak: kotoran diletakkan menggunung untuk

mengurangi luas permukaan dan daerah-daerah dimana temperatur

sangat cocok untuk lalat. Ditutupi plastik atau material anti lalat. Ini

akan lebih berjaya bila kotoran tersebut diletakkan pada permukaan

yang keras/semen dan dikelilingi oleh selokan untuk melindungi agar

lalat dan pupa tidak bermigrasi ke tanah sekelilingnya.

Feses manusia. Buang kotoran besar dilapangan (tidak di toilet) akan

menyediakan tempat perindukan bagi lalat. Apabila tidak ada toilet :

orang dapat diminta buang air besar ditempat yang spesial, minimal

500 meter (jarak dari rumah paling dekat) dan 30 meter dari air.

Sampah dan buangan material organik

Sampah dapat dieliminer dengan menyediakan tempat pengumpulan

khusus (dibungkus plastik, ditutup rapat) disimpan, dibawa dan

dibuang. Bila tidak ada sistem pengumpulan sampah dibuang ke

lubang galian tanah paling tidak seminggu sekali sampah ditimbun

dengan tanah sehat.

H. LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN / PENGENDALIAN

LALAT

Dalam usaha penanggulangan lalat Crysops, perlu dilakukan langkah-

langkah berikut ini.

Mengusahakan sanitasi umum yang baik

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 10

Page 11: Makalah Pak Kodir

Melakukan pengelolaan yang baik

Mengendalikan infestasi lalat secara teratur dan sistematis

Tentang butir a dan b, umumnya orang sudah paham, tetapi untuk butir c,

belum paham benar, dan oleh karena itu, perlu diberi penjelasan lebih lanjut

seperti yang akan diuraikan di bawah ini :

Membuat perkiraan (estimate) populasi lalat Crysops yang menyerang

hewan, guna menentukan perlu tidaknya dilakukan penggunaan

insektisida;

Memilih insektisida yang tepat, dalam arti :

o Mudah didapat

o Murah, terjangkau daya beli masyarakat peternak kecil

o Berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien)

o Toksik terhadap lalat, tetapi tidak atau minimal toksik terhadap

hewan/ternak

o Tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan

o Mudah aplikasinya.

Melakukan semua tindakan secara sistematik dan teratur;

Melaksanakan penggunaan insektisida secara hati-hati dan sebaiknya

dilaksanakan oleh orang yang terlebih dahulu telah diberi latihan yang

memadai.

INSEKTISIDA YANG DAPAT DIPERGUNAKAN

Di bawah ini disajikan 10 macam insektisida pilihan yang dapat dipergunakan

berikut:

a. CHLORDANE: C10H6Cl8

Ujud : Cairan kental hitam .

Larut dalam pelarut bahan organik.

Tidak larut dalam air.

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Chlordane, suspensi 1 %.

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 11

Page 12: Makalah Pak Kodir

Kira-kira 8 kg % w.p . (wettable powder,bubuk basah) dalam 400 liter

air.

Suspensi ini baik untuk penyemprotan (spraying) .

b. DIELDRIN : C12H8Cl 60 S. PARTOSOEDJONO dan S. SOEHARDONO

Beberapa pilihan insektisida

Ujud : Padat, putih dan tidak berbau .

Sifat : Dieldrin lebih toksik dari heptachlor dan aldrin .

Mempunyai efek residual yang lebih lama, tetapi aman terhadap

lingkungan .

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

R/ Dieldrin 0,675 kg

Talcum 43,425 kg

Minyak SAE No. 10 0,9 liter

c. TOXAPHENE: COH10Cl8

Ujud : Padat, konsistensi seperti krim atau lilin .

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Toxaphene, 0,5% berupa suspense atau emulsi .

4,5 kg toxaphene 40% w.p . dalam 400 liter air.

Parfum ditambahkan menurut selera.

d. LINDANE: Sama dengan gamma BHC

Ujud : Kristal, serbuk berwarna putih kotor dan berbau apek.

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Lindane, 0,025% emulsi atau suspensi.

Emulsi dibuat dari 0,47 liter 20% E.C. (Emulsifiable Concentrate =

konsentrat emulsi) dalam 400 liter air.

Suspensi dibuat dari 0,38 kg 25% w.p . dalam 400 liter air.

Parfum dapat ditambahkan menurut selera

.

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 12

Page 13: Makalah Pak Kodir

e. METHOXYCHLOR

Ujud : Padat, berwarna putih atau coklat kekuningan.

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Methoxychlor suspensi 0,25%.

Suspensi dibuat dari 1,8 kg 50% w.p . dalam 400 liter air.

Parfum ditambahkan menurut selera.

f. MALATHION = 0,0-dimethyl dithiophosphate dari diethyl

mercaptosuccinate

Ujud : Cairan jernih, tidak berwarna.

Produk teknisnya berwarna coklat dan berbau seperti bawang putih .

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Malathion, 0,3% suspensi atau emulsi .

Suspensi dibuat dari 7,2 kg 25% w.p . dalam 400 liter air.

Emulsi dibuat dari 3,2 liter 57% E.C . dalam 400 liter air.

Parfum ditambahkan menurut selera .

g. DIAZINON = 0,0 - diethyl-0 (2-isopropyl-4-methyl-pyrimidyl

thiophosphate)

Ujud : Cairan tidak berwarna .

Produk teknisnya berupa cairan coklat yang larut dalam air.

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Diazinon, 1 % berupa suspensi atau emulsi .

Suspensi dapat dibuat dari 14,4 kg 25%w.p . dalam 400 liter air.

Emulsi dapat dibuat dari 16 liter 25% E .C. dalam 400 liter air.

Parfum ditambahkan menurut selera.

h. COUMAPHOS = 0 - (3 chloro 4 methyl 2 oxo - 2 H - 1 benzopyran -7-

yl) - 0,0 diethyl phosphorothioate

Ujud : Padat, kristal berwarna coklat (tanned) .

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 13

Page 14: Makalah Pak Kodir

Coumaphos suspensi 0,25%.

Suspensi dibuat dari 3,6 kg 25% w.p . dalam 400 liter air.

Dapat diberi parfum.

i. RONNEL (Etrolene, Fenchlorphos) = 0,0 – dimethyl 0 -2,4,5 trichlor-

phenyl phosphorothioate

Ujud : Berbentuk kristal dan berbau seperti mercaptan.

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Suspensi ronnel 0,5% .

Suspensi dibuat dari 7,2 kg 25% w.p . dalam 100 liter air.

j. CARBARYL = 1- naphthyl-N-methylcarbamate

Ujud : Kristal putih .

Kemungkinan ramuan yang dapat dibuat :

Larutan 18,75 gram dalam 100 liter air.

Biasanya bahan baku insektisida (active ingradients) dicampur dengan

bahan campuran (carrier) yang berupa talcum, kalsium karbonat,

magnesium karbonat, gypsum, kaolin, sulfur, bentonit, pyrofilit, kapur

tohor dan attapulgit.

Insektisida murni ditambah dengan carrier menjadi wettable powder

(w.p . = bubuk basah) . Campuran konsentrat dengan air menjadi

konsentrat emulsi (Emulsifiable Concentrate = E .C.) . Tipe pengemulsi

(emulsifiers) ialah : amin organik, sabun alkali, sulfat dan alkohol yang

berantai panjang, ester alifatik sulfonat dan amida-amida. Selain itu, ada

juga protein dan getah alami .

BAB III

PENUTUP

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 14

Page 15: Makalah Pak Kodir

KESIMPULAN

Lalat famili Tabanidae termasuk dalam kelompok besar yang terdiri dari

genus-genus pernakan sari tumbuhan dan genus-genus pemakan darah, antara lain

Chrysops (lalat tegopati , lalat tohpati atau lalat krisop), Tabanus ( lalat piteuk,

lalat petak atau lalat pitak) dan Haematopoa. Lalat ini dikenal sebagai lalat yang

besar dengan panjang 5 - 25 mm, tegap dan bentangan sayap mencapai 6,5 cm.

Mengalami metamorfosa sernpurna dari telur, larva, pupa sampai dewasa dalam

waktu beberapa bulan sarnpai tahun tergantung spesies dan suhu sekitar. Masa pra

dewasa terutama dihabiskan pada tempat-tempat yang bersifat. akuatik atau

semiakuatik, seperti persawahan, rawa-rawa, lumpur atau kolam air tawar dan

payau. Lalat dewasa aktif pada siang hari dan hanya yang betina yang menghisap

darah dan bersifat anotogeni. Lalat ini tersebar hampir di seluruh dunia

( kosmopolitan) dan di Indonesia sampai dengan tahun 1926 diketahui terdapat 21

jenis Chrysops, 21 jenis Haematopota, dan 67 jenis Tabanus.

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 15

Page 16: Makalah Pak Kodir

DAFTAR PUSTAKA

Djaenudin Natadisastra, Ridad Agoes.2009. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:

EGC

Mizell RF. (Desember 1998). The trolling rusa terbang perangkap UF / IFAS

HamaPemberitahuan.http://entomology.ifas.ufl.edu/pestalert/deerfly.htm 

(Oktober 2013).

Shintawati, Rita. Filariasis. pdf

http//:www.google translate.com

Parasitologi : Lalat Chrysops Page 16