Makalah PAI

11
Masyarakat Madani dan Kerukunan Umat Beragam Anggota kelompok Indragus Sholehuddin 115040207111039 Ibnu Sanjaya 115040201111320 Syamsi rizal 115040201111235 Fauzia hidayati 125040200111024 Qurrota ayuni 125040200111051 Bagus sulistyo p 125040200111 A. Pengertian dan Karakteristik Masyarakat Madani Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah, memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut Blakeley dan Suggate (1997), masyarakat madani sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary activity which takes place outside of government and the market ” Merujuk pada Bahmueller (1997), masyarakat madani merupakan masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15: Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. Terdapat beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya adalah: 1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok- kelompok ekslusif kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

description

makalah seru

Transcript of Makalah PAI

Page 1: Makalah PAI

Masyarakat Madani dan Kerukunan Umat Beragam

Anggota kelompok

Indragus Sholehuddin 115040207111039Ibnu Sanjaya 115040201111320Syamsi rizal 115040201111235Fauzia hidayati 125040200111024Qurrota ayuni 125040200111051Bagus sulistyo p 125040200111

A. Pengertian dan Karakteristik Masyarakat MadaniMasyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah, memiliki

banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang berbeda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, berasal dari kata civil society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut Blakeley dan Suggate (1997), masyarakat madani sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary activity which takes place outside of government and the market” Merujuk pada Bahmueller (1997), masyarakat madani merupakan masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, serta yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firman-Nya dalam Q.S. Saba’ ayat 15:Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.

Terdapat beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya adalah:1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam

masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi

dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara

dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena

keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

5. Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter.

6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.

7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektif.

Page 2: Makalah PAI

8. Bertuhan, berarti bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.

9. Damai, berarti bahwa masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil.

10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya.

11. Toleran, berarti bahwa tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut.

12. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.13. Berperadaban tinggi, berarti bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan

terhadap ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia.

14. Mayoritas masyarakatnya berakhlak mulia.Dari beberapa ciri tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat madani adalah

sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-kepentingannya. Hal ini didukung dengan adanya sistem pemerintahan yang memberikan peluang seluas-luasnya bagi kreatifitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Masyarakat madani adalah konsep cair yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience).

B. Peran Umat Islam dalam Mewujudkan Masyarakat MadaniDalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam

terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

ن� ن�و م� ؤ� ن ؤ� ا ن ن� ؤ� م� � ؤ ن� ن� ر�ا ؤ� ن� ن� ن�ا ن� م� ن�ا م� ؤ� ا ن� ؤ� ن�ا �ن ن� آا ؤو ن� �ن � م !" ن م#ا� ن� ن�و م� ؤ� ن$ �ن م� ن� ؤ� ن ؤ� ا �م ن% ن� ؤو ن� ؤ� ن$ �ن م& �ن� ؤ' ن ؤ� م#ا ن� �ن� ن� ؤ�ا ن$ م) "�ا ن م�! ؤ( ن* م� ؤ� ن�ا ة+ �" ن ن�ا ن� ؤ� ن� ؤ ن� ؤ� ن- ن� ن.و م/ ن0ا ؤ� ا ن ن� ن� ن1 ؤ- ن�ا �ن

Artinya:Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnya dibanding

Page 3: Makalah PAI

umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

Jadi secara keseluruhan peran umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani dapat dilakukan, antara lain, melalui :1. Dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian.2. Melakukan studi-studi agama.3. Menumbuhkan kesadaran pluralisme4. Menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat madani.5. Menjaga perdamaian6. Saling tolong menolong7. Bermusyawarah dalam segala urusan8. Bersikap adil

Masyarakat madani memerlukan adanya pribadi-pribadi yang tulus mengikatkan jiwanya kepada wawasan keadilan . ketulusan jiwa ini hanya terwujud jika orang yang bersangkutan beriman dan menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Selain itu, umat Islam dituntut untuk proaktif dalam memperjuangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena ia merupakan ujung dari peradaban manusia.

C. Misi Perdamaian dan Kerahmatan Islam Bagi Seluruh AlamSecara etimologi, Islam berarti ''damai". Sedangkan rahmatan lil

'alaminberarti ''kasih sayang bagi semesta alam". Karena itu, yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil 'alamin adalah Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.

Rahmatan lil 'alamin adalah istilah qurani. Dan, istilah itu sudah terdapat dalam Alquran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Anbiya' di atas.Ayat tersebut menegaskan bahwa jika diimplementasikan secara benar, dengan sendirinya ajaran Islam akan mendatangkan rahmat, baik untuk orang Islam maupun untuk seluruh alam, baik untuk laki-laki maupun perempuan, baik untuk mayoritas maupun minoritas. Rahmat adalah karunia yang dalam ajaran agama terbagi menjadi dua; rahmat dalam konteks rahman dan rahmat dalam konteks rahim. Rahmat dalam konteks rahman adalah bersifat amma kulla syai', meliputi segala hal, sehingga orang-orang nonmuslim pun mempunyai hak kerahmatan. Rahim adalah kerahmatan Allah yang hanya diberikan kepada orang Islam. Jadi, rahim itu adalah khoshshun lil muslim. Karena itu, apabila ajaran Islam dilaksanakan secara benar, rahman dan rahim Allah akan turun semua. Dengan demikian, berlakulah sunatullah; baik muslim maupun nonmuslim, kalau melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan, mereka akan mendapatkannya.

Islam dalam banyak kasus di atas kemudian dipersepsikan sebagai agama yang “keras”. Tuduhan yang tidak bertanggung jawab itu –lagi-lagi– tidak terlepas dari “ulah” sebagian umat Islam yang menggunakan kekerasan dalam dakwahnya. Sungguh sangat tidak rasional jika agama yang awalnya bertujuan menciptakan perdamaian akhirnya tertuduh menjadi korban kekerasan. Upaya untuk memurnikan kembali keluhuran agama menjadi penting, yang salah satu caranya adalah menghentikan segala bentuk kekerasan (radikalisme) agama

Page 4: Makalah PAI

Sebenarnya, Islam adalah agama yang membawa misi kerahmatan (kasih sayang) bagi semua umat manusia, bahkan semesta alam (QS. al-Anbiyā’ [21]: 108). Nilai kerahmatan Islam tersebut selaiknya teraplikasikan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam hal ini, metode dakwah yang penuh dengan kebijaksanaan, kasih sayang, nasihat yang menyentuh, dan menghormati mereka yang berbeda pendapat haruslah ditampilkan. Dengan demikian Islam tidak lagi dianggap sebagai agama yang keras melainkan agama yang penuh dengan ‘cinta’ dan kasih sayang.

Islam sebagai agama harus dimaknai sebagai agama yang universal. Sebenarnya, setiap dai (pendakwah) dituntut untukmemahami bahwa universalisme Islam telah lahir bersamaan dengan lahirnya Islam itu sendiri (Moedjiono, 2007). Dengan demikian, radikalisme dalam kehidupan –yang justru menahbiskan ketidakmanusiawian dalam membawa agama di alam semesta itu– tidak hadir di tengah-tengah kehidupan. Pada akhirnya, universalisme Islam yang penuh kerahmatan lah yang menjadi sajian utama dalam kehidupan agama.

Secara prinsip, Islam adalah agama yang mengharamkan segala bentuk tindakan menyakiti, mencederai, melukai kepada diri sendiri atau kepada orang lain; baik secara verbal maupun tindakan nyata terhadap salah satu anggota tubuh. Secara konseptual, misi utama kenabian Muhammad saw adalah untuk kerahmatan bagi seluruh alam. Kekerasan, sekecil apapun bertentangan secara diametral dengan misi kerahmatan yang diemban. “Dan tidaklah Kami utus kamu (wahai Muhammad) kecuali untuk (menyebarkan) kasih sayang terhadap seluruh alam”. (Q.S.Al-Anbiyâ’[21]:107).

Prinsip kerahmatan ini secara konseptual menjadi dasar peletakan pondasi pembahasan hukum Islam dan bangunan etika dalam berrelasi antar sesama. Seperti perlunya berbuat baik, memberikan manfaat, saling membantu, pengharaman menipu, pelarangan tindak kekerasan, dan pernyataan perang terhadap segala bentuk kedzaliman. Bentuk-bentuk kekerasan apapun bisa dikatagorikan sebagai tindakan kedzaliman, yang bertentangan dengan misi kerahmatan.

D. Makna Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah InsaniyahUkhuwah berasal dari kata dasar “akhu” yang berarti saudara, teman, sahabat,

kata “ukhuwah” sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan “Islamiyah” berasal dari kata “Islam” yang dalam hal ini memberi / menjadi sifat dari “ukhuwah”, sehingga jika dipadukan antara kata “ukhuwah” dan “Islamiyah” akan berarti persaudaraan islam atau pergaulan secara / menurut islam.

Ukhuwah Islamiyah bukan buatan manusia, tetapi dari Al-Qur’an. Hidup berukhuwah adalah tuntutan akhlak islam, yang dengan akhlak ini melahirkan manusia sosial dalam arti seluas-luasnya, dan dalam arti sosial ini pula manusia dapat menemukan pikiran dalam pergaulan hidup, dapat membawa dirinya dalam masyarakat serta menjadikan masyarakat bidang kegiatannya, untuk hidup bersama dan kepentingan bersama.

Dalam hubungan ini banyak dijumpai ayat-ayat Al-Qur’an yang menekankan pentingnya kerukunan intern umat Islam, antara lain tertera dibawah ini :

Page 5: Makalah PAI

نوا م2 ن� ؤ% م� ن�ا ؤ3 ن4 م  م# !" ن ر'ا ا� �م ن6ا ن* �ن7وا ن �" ن ن0 ن��ا   ن$ ن- ؤ8 ن( ن�ا ن ؤ' م  م9 !" ن ؤ  ا� ن� ؤ� ن! ؤ8 ن% ؤ  م:ا ن� ؤ� ر; ن- ن>ا ؤ% ن= ن�ا ن"� ن�ا ن� ن< ؤ� ؤ  ن# ن� م# ن!و ؤ  ن7 ن� ؤ4 ن3 ؤ? ن�ا م  ن< م� ن ؤ' م� ؤ  م# ن� ؤ� ن- �ن ر9ا نوا ؤ�  م:اى@ ن! ن0ا ن% Bن Cة ن� ؤ0 Dن �ن مE م� "�ا ن ؤ  ا� ن- Fن ن. ؤ9 ن�ا ن�ا ن< ؤ� نG   م� م� Fىن ن� ن- ي� ن3 Iن  ن !" ن ؤ  ا� ن� م  ن� م$ نIا ؤ  آا ن� !" ن ن' ن� ن� �ن> ن� ؤ� ن$

Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai-berai dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang Neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari Neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga). Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayatNya (QS.Ali Imran 103).

ن6ا �ن9وا ن ن�و ن� ن$ IFم �" ن ن7وا ن-ا �" ن ن0 ن0وا ن$ ن! ن� ؤ� ؤ� ن�ا م> م� ؤ' ن  ن�ا ن# ن� ن; نJ ن*ا ن�ا ي� ن3 ؤ� نG   ا Kم ىن� �ن�ا �ؤ  ن ن� ب� ن� نFا ب  ن% �Mم ن%Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang

telah berceri-berai dan berselisihan (dalam agama mereka) sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas nyata (yang dibawa oleh Nabi-nabi Allah) dan mereka yang bersifat demikian, akan beroleh azab seksa yang besar (QS.Ali Imran 105)Antara sesama muslim tidak ada sikap saling permusuhan,dilarang mengolok-olok saudaranya yang muslim. Tidak boleh berburuk sangka dan mencari kesalahan orang lain    ( Q.S al-Hujurat: 11-12)

Sejarah telah membuktikan bagaimana keintiman persahabatan dan lezatnya persaudaraan antara kaum muhajirin dan kaum anshar. Kaum muhajirin rela meninggalkan segala harta dna kekayaann dan keluarganya di kampong halaman. Demikian juga kaum anshar dengan penuh keikhlasan menyambut dan menjadikan kaum Muhajirin sebagai saudara. Peristiwa inilah awal bersatunya dua hati dalam bentuk yang teorisentrik dan universal sebagai hasil dari sebuah persaudaraan yang dibangun Nabi atas dasar kesamaan aqidah.

Ukhuah insaniyah ( basyariyah ) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara , karena mereka semuaberasal dari seorang ayah dan ibu.Dalil naqli ukhuwah insaniyah seperti yang tercantumdalam (QS. Al-Hujurat:13) yang artinya :“ W a h a i s e l u r u h m a n u s i a , s e s u n g g u h n y a k a m i   t e l ah menc ip takan kamu t e rd i r i ( dan be r sumber ) d a r i l e l a k i d a n w a n i t a , d a n k a m i j a d i k a n k a m u sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu semua saling kenal mengenal (bekerja sama).Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di  s i s i Tuhan ada lah yang be r taqwa . Se sungguhnya Tuhan Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Persaudaraan sesama manusia disebut ukhuwah insaniyah. Persaudaraan ini dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah. Perbedaan keyakinan dan agama juga merupakan kebebasan pilihan yang diberikan Allah. Hal ini harus dihargai dan dihormati.

E. Kebersamaan dalam Pluralitas AgamaKata “ pluralisme” diterjemahkan dalam berbagai interpretasi. Interpretasi

popular dari john Hick mengenai pluralisme ini adalah anggapan bahwa kebenaran

Page 6: Makalah PAI

merupakan satu hal yang kolektif di antara semua agama, dan seluruh agama bias menjadi sumber keselamatan, kesempurnaan dan keagungan bagi para penganutnya

Nurchalis Madjid berpendapat bahwa pluralism tidak dapat dipahami hanya dengan mengatakan bahwa masyarakat kita majemuk, beraneka ragam, terdiri dari berbagai suku dan agama,yang hanya menggambarkan kesan pragmentasi, bukan pluralisme. Pluralisme juga tidak bias dipahami sekedar “kebaikan negative” yang hanya untuk menyingkirkan kesan fanatisme. Bahkan pluralisme juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia, antara lain melalui mekanisme pengawasan dan pengimbangan yang dihasilkannya.

Konsep kebersamaan dalam pluralitas agama adalah setiap manusia yang hidup bersama di masyarakat akan menyadari lingkungan yang serba plural, berbeda , dan tidak sama dengan dirinya . dan bahkan masyarakat yang homogeny pun ,perbedaan antar individu pasti ada ,karna perbedaan manusia adalah kehendak tuhan.

Pada dasarnya, agama Islam tidak hanya diperuntukkan bagi kaum Muslim belaka, akan tetapi ia adalah agama universal yang ditujukan untuk seluruh umat manusia. Al-Quran telah menyatakan hal ini di beberapa tempat. Yang tercantum di QS Saba ’;28,

ن� نو ن! ؤ' Iن ن6ا م) "�ا ن ا� ن� ن1 ؤ- ن�ا �ن" م� ن� �ن ر�ا IFم ن9 �ن ر�ا �Nم ن# م) "�ا ن م�! ر+ >" ن ن-ا "6ا ن م:ا Oن ن�ا ؤ! ن/ Eؤ ن�ا ن�ا �نDan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya

sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui (QS Saba ’ [34]: 28)

Kerukunan dalam Islam diberi istilah “tasamuh” atau toleransi. Sehingga yang dimaksud

toleransi adalah kerukunan social kemasyarakatan, bukan dalam hal akidah Islamiyah

(keimanan), karena akidah telah digariskan secara jelas dan tegas dalam Alqur’an dan Hadits.

Dalam hal akidah atau keimanan seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu-

satunya agama dan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al

Kafirun ayat 1-6 sebagai berikut:

Page 7: Makalah PAI

Namun dalam hal ini pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan tantang adanya kemajemukan, tetapi lebih dari itu, perlu adanya keterlibatan aktif terhadap kenyataan adanya pluralitas tersebut. Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk agamanya untuk tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetapi juga terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna tercapai kerukunan dan kebersamaan.

Bila dilihat, eksistensi manusia dalam kerukunaan dan kebersamaan ini, diperoleh

pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia bukan terletak pada akunya, tetapi pada

kitanya atau pada kebersamaannya. Kerukunan dan kebersamaan ini bukan hanya harus

tercipta intern seagama tetapi yang lebih penting adalah ”antar umat beragama didunia”

(pluralitas Agama).

Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang bersifat

semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia. Oleh karena itu

langkah pertama yang harus dilakukan adalah mewujudkannya dalam setiap diri individu,

setelah itu melangkah pada keluarga, kemudian masyarakat luas pada seluruh bangsa di dunia

ini dengan demikian pada akhirnya dapat tercipta kerukunan, kebersamaan dan perdamaian

dunia.

Itulah konsep ajaran Islam tetang “Kerukunaan Antar Umat Beragama”, kalaupun

kenyataannya berbeda dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah, akan tetapi

pelaku atau manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan cara-cara

yang hasanah dan hikmah.

DAFTAR PUSTAKA

Sosrosoediro, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Ke Civil Religion. MUI: Jakarta.

Suharto, Edi. 2002. Masyarakat Madani: Aktualisasi Profesionalisme Community Workers Dalam Mewujudkan Masyarakat Yang Berkeadilan. STKS Bandung: Bandung.

Page 8: Makalah PAI

Sutianto, Anen. 2004. Reaktualisasi Masyarakat Madani Dalam Kehidupan. Pikiran Rakyat: Bandung.

Tim dosen PAI,2013. Buku Daras Pendidikan Agama Islam. PPA UB: Malang

Tim Icce UIN Jakarta. 2000. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Prenada Media: Jakarta.

Moedjiono, Imam. 2007. Metode Dakwah Praktis. Yogyakarta: As-Salam Press.Tim Dosen Agama Islam ITS. Materi Kuliah Pendidikan Agama Islam. 2005. Surabaya: ITS Pers.