Makalah Novel

63
KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayatnya sehingga Penyusun telah berhasil menyelesaikan Makalah Tentang “Sepuluh Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga sahabat serta para pengikutnya yang senantiasa istiqamah dalam mengemban risalahnya. Terima kasih Penyusun sampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian Makalah ini. Terutama kepada Bapak Dosen Pembimbing. Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Demikian juga dengan Penyusun, sekalipun Makalah ini telah selesai melalui proses dan review yang cukup lama, namun masih terbuka kemungkinan adanya beberapa kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan isi Makalah ini pada kesempatan mendatang. Mudah-mudahan sedikit yang kami bisa sumbangkan ini, akan dicatat oleh Allah SWT sebagai bagian dari amal sholeh Penyusun dan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, yang senantiasa akan mengalirkan pahala bagi orang-orang yang mengajarkannya.

Transcript of Makalah Novel

Page 1: Makalah Novel

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayatnya sehingga Penyusun telah berhasil

menyelesaikan Makalah Tentang “Sepuluh Ringkasan dan Ulasan Novel

Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa kita

haturkan kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga sahabat serta para

pengikutnya yang senantiasa istiqamah dalam mengemban risalahnya.

Terima kasih Penyusun sampaikan kepada berbagai pihak yang telah

memberikan kontribusi dalam penyelesaian Makalah ini. Terutama kepada Bapak

Dosen Pembimbing.

Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah. Demikian juga dengan

Penyusun, sekalipun Makalah ini telah selesai melalui proses dan review yang cukup

lama, namun masih terbuka kemungkinan adanya beberapa kekurangan di dalamnya.

Oleh karena itu, masukan, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk lebih

menyempurnakan isi Makalah ini pada kesempatan mendatang.

Mudah-mudahan sedikit yang kami bisa sumbangkan ini, akan dicatat oleh

Allah SWT sebagai bagian dari amal sholeh Penyusun dan akan menjadi ilmu yang

bermanfaat, yang senantiasa akan mengalirkan pahala bagi orang-orang yang

mengajarkannya.

Garut, November 2009

Penyusun

Page 2: Makalah Novel

Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................. ii

Pembahasan

1. Belenggu .................................................................................................. 1

2. Aki ............................................................................................................ 6

3. Pada Sebuah Kapal .................................................................................. 11

4. Kemelut Hidup ......................................................................................... 16

5. Wanita Itu Adalah Ibu .............................................................................. 20

6. Pertemuan Jodoh ...................................................................................... 24

7. Menyongsong Badai ................................................................................ 29

8. Di Atas Puing-Puing ................................................................................ 32

9. Pelabuhan Hati ......................................................................................... 37

10. Wanita itu Adalah Ibu .............................................................................. 41

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 44

Page 3: Makalah Novel

1. BELENGGU

okter Sukartono (Tono) adalah seorang dokter yang bijaksana. la tak

pernah meminta bayaran apabila mengetahui pasiennya adalah orang tidak

mampu hingga ia dikenal sebagai dnkter yang dermawan. Selain itu, ia

mempunyai sifat ramah : terhadap siapa saja yang dikenalnya.

D

Namun, karena kesibukannya sebagai dokter, Tono hampir tak mempunyai

waktu untuk memberi perhatian kepada Tini (Sumartini), istrinya. Tini yang

merasa tidak mendapat perhatian dari suaminya, mencari kesibukan di luar rumah.

Akibat kesibukan mereka, Tono dan Tini jarang mempunyai waktu bersama-

sama. Hal ini menimbulkan akibat lain, mereka tidak dapat mengkomunikasikan

pikiran masing-masing. Masalah-masalah yang timbul sering hanya dipikirkan

sendiri-sendiri sehingga timbul kesalahpahaman yang sering menimbulkan

pertengkaran yang mewarnai rumah tangga mereka.

Pandangan Tono dan Tini juga berbeda dalam hubungan suami-istri. Tono

berpendapat, tugas seorang wanita adalah mengurus anak, suami, dan segala hal

yang berhubungan dengan rumah tangga. Sebaliknya, Tini menginginkan adanya

persamaan hak antara pria dan wanita. Bahkan, ia menganggap pria sebagai

saingan, sekalipun terhadap suaminya. Akibat pandangannya itu, Tini melupakan

tugasnya sebagai seorang istri.

Sebenarnya, penyebab utama ketidak harmonisan hubungan suami-istri itu

terletak pada tidak adanya rasa saling mencintai di antara mereka. Tono

memperistri Tini karena kecantikan, kecerdasan, dan keceriaan wanita itu yang

dianggap pantas menjadi pendamping seorang dokter seperti dirinya. Bahkan,

Tono tidak mempedulikan keadaan Tini yang tidak perawan lagi ketika menikah.

Di lain pihak, Tini bersedia menjadi istri Tono karena ia ingin melupakan masa

lalunya yang kurang baik. Ia berharap, dengan menjadi istri yang baik, masa

Pengarang : Armijin Pane (18 agustus 1908-6 Februari 1970) Penerbit : Dian RakyatTahun : 1940; Cetakan XIII, 1988

Page 4: Makalah Novel

lalunya yang dianggap aib dapat terhapus. Akan tetapi, aib itu selalu membayangi

kehidupannya hingga menimbulkan rasa rendah diri dalam diri Tini.

Kekacauan rumah tangga Tono dan Tini diperburuk dengan hadirnya

orang ketiga, yang memperkenalkan diri sebagai Nyonya Eni. Nyonya Eni

sebenarnya bernama Yah (Siti Rohayah alias Siti Hayati). la seorang penyanyi

keroncong dan juga seorang wanita panggilan. Dahulu, Yah adalah tetangga dan

teman sekolah Tono. Diam-diam, ia mencintai Tono dan mendambakannya

menjadi suaminya. Namun, kemudian, ia menjadi korban kawin paksa dan

akhirnya ia melarikan diri hingga terjerumus dalam lembah kenistaan.

Ketika Yah mengetahui alamat Tono, ia berpura-pura sakit dan memanggil

dokter itu. Berkat pengalamannya bertemu dan bergaul dengan banyak laki-laki,

Yah dapat memikat Tono dalam pelukannya. la mengetahui kelemahan Tini yang

membutakan pikiran dan perasaan terhadap keinginan laki-laki. Kemudian Yah

melimpahkan kasih sayangnya. Bagi Tono, curahan kasih sayang Yah itu tak ia

rasakan dari istrinya sendiri.

Kehadiran Yah bagi dokter itu, justru seolah-olah menemukan kembali

kehangatan cinta yang selama ini ia dambakan. Yah menjadi curahan perasaan

dan keluh-kesahnya. la mulai merasakan, sebuah cinta mulai bersemi di hatinya.

Akhirnya, tempat tinggal perempuan itu menjadi rumah kedua Tono.

Lambat-laun, hubungan gelap mereka diketahui juga oleh Tini. Lalu, tanpa

sepengetahuan suaminya, ia mendatangi wanita yang telah merebut suaminya. Ia

penasaran, macam apakah sosok perempuan itu. "Tini mulai tertarik hatinya. Patut

Tono tertarik. Tidak benar ia penyanyi keroncong, tingkah lakunya tertib. Sambil

merasa heran demikian diikutinya Yah naik tangga, diturutnya ajakan Yah supaya

duduk" (him. 142).

Menghadapi perilaku dan sikap Yah yang begitu santun dan tertib itu, Tini

merasa malu sendiri. Perasaan marah dan cemburu yang dibawanya dari rumah,

luluh sudah, dan berbalik mengagumi perempuan itu. Ia menyadari kelebihan

Yah. la juga menyadari kekurangannya selama ini, telah menyia-nyiakan Tono,

Page 5: Makalah Novel

suaminya. Dengan ikhlas Tini menyatakan kerelaannya menerima kenyataan itu;

rela Yah merebut suaminya.

Apa yang ia ketahui tentang Yah dan kenyataan yang ia hadapi dalam

hubungan suami-istri, Tini kemudian membicarakan persoalan itu dengan

suaminya. Betapa terkejut Tono melihat sikap istrinya yang demikian. la berusaha

untuk menahan istrinya agar tetap mau bersamanya. Namun, sikap Tini tetap tak

berubah. Perpisahan suami-istri itu rupanya tak terelakkan lagi. Sungguhpun berat

bagi Tono untuk bercerai dari istrinya, ia sendiri tak dapat memaksakan

kehendaknya. la terpaksa merelakan kepergian istrinya walaupun Tono masih

tetap berharap agar hubungan mereka baik kembali. Kapan pun Tono akan tetap

bersedia menerima Tini kembali.

Sekepergian sang istri, Tono bermaksud mengunjungi Yah di rumahnya.

Namun, betapa terkejutnya Tono, wanita yang selalu menjadi curahan hatinya itu,

kini tak ada lagi. Yah pergi ke New Caledonia. Pergi meninggalkan cinta sang

dokter yang selalu mendambakan kehangatan hidup berumah tangga.

Di sana, di sebuah kapal yang membawanya ke negeri baru, Yah tercenung

sendiri. "Rohayah berbalik ... di sana gelap juga, tapi semangatnya tahu, di

sanalah, lautan lepas, di sana dunia Iain, memang dunia baru, tapi sunyi ... Tono

tidak ada di sana, di New CaIedonia ..." (him. 162).

Tono kini sendiri. Yah telah pergi ke dunia yang baru. Tini juga pergi ke

Surabaya mengabdikan dirinya menjadi pengurus panti yatim piatu di kota itu.

Sungguhpun kini Tono sendiri, ia tidak hanyut dalam kesedihan yang

berlarut-larut. la menekuni bidangnya; mengabdikan diri dalam penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

***

ejauh ini, para pengamat sastra Indonesia selalu menempatkan novel ini

sebagai novel terpenting yang terbit sebelum perang. Sejak kemunculan

yang pertama, 1940, novel ini banyak memperoleh berbagai tanggapan dan pujian.

S

Page 6: Makalah Novel

Semula novel ini ditolak oleh Penerbit Balai Pustaka karena isinya dianggap tidak

sesuai dengan kebijaksanaan Balai Pustaka. Baru pada tahun 1940, penerbit Dian

Rakyat—milik Sutan Takdir Alisjahbana—menerbitkan novel ini yang ternyata

mendapat sambutan luas berbagai kalangan. Novel ini juga dipandang sebagai

novel pertama Indonesia yang menampilkan gaya arus kesadaran (stream of

consciousness).

Pada tahun 1969, novel ini memperoleh Hadiah Tahunan Pemerintah

Indonesia. Menurut Prof. Liang Liji, dalam makalahnya "Pengajaran dan

Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia di Tiongkok" yang dibawakan dalam

Kongres Bahasa Indonesia V, 28 Oktober 1988, Belenggu, bersama Bila Malam

Bsrtambah Malam dan Jalan Tak Ada Ujung sudah diterjemahkan ke dalam

bahasa Cina. Pada tahun 1989, John H. McGlynn, juga menerjemahkan Belenggu

ke dalam bahasa Inggris dengan judul Shackles yang diterbitkan Yayasan Lontar,

Jakarta.

Studi mengenai novel ini pernah dilakukan Ign. Sumarno (FS UGM, 1971)

sebagai bahan penelitian sarjana mudanya. Penelitian yang lebih mendalam

dilakukan M. Saleh Saad (FS UI, 1963), Robert A. Crawford (University of

Melbourne, 1971), The Shackles of Doubt: Armijn Pane and His Art, serta J

Angles (Australian National University, Canberra, 1988) berjudul "The Fiction of

Armijn Pane." Pada tahun 1982, R. Carle (RFJ, Berlin) membuat tafsiran atas

novel Belenggu dalam penelitiannya yang berjudul "Die Gedankkliche Exposition

des Romans Belenggu von Armijn Pane." Pada tahun 1988, J. Djoko S.

Passandaran (FKIP, Universitas Palangkaraya) meneliti novel Belenggu sebagai

novel eksistensial.

Hingga kini, berbagai ulasan dan tanggapan, baik berupa makalah ilmiah

maupun artikel, masih banyak yang membahas novel ini, dengan berbagai tafsiran

dan sudut pandang.

Novel Belenggu yang pertama kali muncul di majalah Pujangga Baru, No.

7, 1940 ini sebenarnya ditulis Armijn Pane, tahun 1938. Pada tahun 1965, novel

Page 7: Makalah Novel

ini terbit dalam edisi bahasa Melayu di Kuala Lumpur dan hingga kini terus

mengalami cetak ulang.

Page 8: Makalah Novel

2. AKI

enyakit TBC yang diidap Aki menyebabkannya seperti orang yang sudah

tua. Dalam usia yang baru berumur 29 tahun, lelaki kurus kering ini tampak

seperti berumur 42 tahun. Biasanya, keadaan orang seperti itu disebabkan masa

mudanya yang habis dengan main perempuan jahat. Selain itu, bentuk tubuhnya

yang bongkok membuat Aki menjadi bahan tertawaan yang mengasyikkan. Akan

tetapi, ternyata hal itu tak dilakukan teman-temannya di kantor. Bahkan, mereka

sangat hormat kepada orang yang di mata mereka adalah orang yang berhati lurus

dan bertingkah wajar.

P

Penyakit TBC yang diderita Aki itu suatu ketika mencapai titik kritis.

Puncaknya adalah ketidak bernafasan Aki untuk beberapa saat. Sebagai istri setia,

Sulasmi terkejut melihat kenyataan yang menimpa suaminya. la kalap. Akan

tetapi, tak lama kemudian suaminya siuman, bahkan sebuah senyum tersungging

di bibirnya. Di antara senyuman itu, Aki mengatakan dengan pasti bahwa ia akan

mati pada tanggal 16 Agustus tahun depan. la berharap Sulasmi mau menyediakan

segala perlengkapan yang diperlukan untuk menghadapi hari kematiannya itu.

Rekan-rekan Aki di kantor menganggap lelaki itu sudah gila. Tidak

terkecuali anggapan kepala kantornya. la yang sudah merencanakan kenaikan

pangkat dan gaji Aki, tidak percaya kepada omongan pegawai kesayangannya itu.

Diselidikinya tingkah laku lelaki itu, tetapi Aki memang tidak gila. "Di sini

didapatinya Aki sedang bercakap-cakap dengan seorang bawahannya tentang

pekerjaan. Sep itu seketika lamanya memperhatikan cakap Aki, tapi satu kata pun

tiada menandakan bahwa Aki telah gila. la pergi ke meja Aki, diperhatikannya

pekerjaan Aki yang sedang terbentang di atas meja. Pekerjaan itu tiada cacatnya"

(him. 17).

Pengarang : Idrus (21 September 1921-18 Mei 1979) Penerbit : Balai PustakaTahun : 1949

Page 9: Makalah Novel

Hari kematian yang dikatakan Aki telah tiba. Semua orang bersiap-siap.

Akbar dan Lastri, anak-anak Aki, meminta izin tidak bersekolah. Pegawai-

pegawai kantor menghiasi mobil kantor dengan bunga-bungaan. Kepala kantor

berlatih menghapalkan pidato yang kelak akan dibacakan di kubur Aki. Lelaki itu

sendiri memakai pakaian terbagus yang dimilikinya untuk menyambut Malaikatul

maut yang akan menjumpainya pukul tiga sore nanti.

Ketika pukul tiga telah lewat, Sulasmi memberanikan diri untuk melihat

suaminya. Dilihatnya mata suaminya yang tertutup rapat. Lalu, dipanggilnya

nama Aki berulang-ulang, tetapi tak ada jawaban. Dengan diiringi tangis, Sulasmi

berlari ke luar kamar untuk menemui orang-orang yang menungguinya. Tahulah

para penunggu itu bahwa Aki telah meninggal. Saling berebut mereka masuk ke

kamar Aki. Akan tetapi, mereka terkejut dan berlarian dari kamar ketika melihat

Aki sedang merokok. "Tiada seorang pun yang berani mengatakan, apa yang

dilihat mereka dalam kamar itu. Mereka puntang-panting lari meninggalkan

rumah Aki. Dan yang belum masuk kamar, karena keinginan hendak tahu yang

amat besar, menjulurkan kepalanya juga, tapi segera pun mereka lari puntang-

panting keluar. Sehingga akhirnya semua pegawai itupun meninggalkan rumah

Aki secepat datangnya" (him. 36).

Sulasmi bersyukur bahwa Aki tidak mati. Ternyata, Aki hanya tertidur dan

tebangun karena keributan pegawai-pegawai teman sekantornya.

Entah mengapa, sejak peristiwa itu Aki selalu terlihat sehat. la tampak lebih

muda dari usia yang 42 tahun. Lalu, sebagai pengganti kepala kantor yang telah

meninggal tiga tahun yang lalu, ia terlihat atraktif. Bahkan, Aki kembali

bersekolah di fakultas lukum, bergabung dengan mahasiswa-mahasiswa yang

usianya jauh di bawah Aki. Tentang hidup? Lelaki yang telah sembuh dari TBC

ini ingin hidup lebih lama lagi. la mgin hidup seratus tahun lagi. Separuh

hidupnya akan diabdikan sebagai pegawai dan separuh hidupnya lagi akan

dipergunakan sebagai akademikus.

***

Page 10: Makalah Novel

alam sejarah kesusastraan Indonesia, Idrus dikenal sebagai pengarang yang

menampilkan gaya penulisan yang menurut H.B. Jassin sebagai

kesederhanaan baru (nieuwc zakcUjheid)—Ajip Rosidi menyebut gaya ini dengan

istilah gaya-menyoal-baru (nieuwe zakelijkhcids stijl) yang serba sederhana.

Gaya penulisan demikian itu, umumnya tampak kuat dalam cerpen-cerpen Idrus

yang paling awal.

D

"Yang paling baik ialah roman pendeknya yang berjudul Aki, 1950 (sic/)".

Demikian Teeuw (1980: 221) mengomentari novel Idrus ini. Selanjutnya Teeuw

mengatakan, "buku kecil ini menarik terutama karena leluconnya yang ringan,

yang dibiarkan berkembang sepenuhnya karena temanya yang tidak bersifat real

itu."

Dalam perjalanan novel Indonesia, tema yang ditampilkan Idrus dalam Aki

memang dapat dikatakan baru. Seseorang dapat menentukan saat

kematiannya yang dipercayai oleh orang-orang di sekelilingnya, adalah

hal yang aneh dan lucu. jadi, ada kesan bahwa Idrus ingin mengejek orang-

orang yang sangat ketakutan menghadapi kematian. Padahal, maut pasti

datang tanpa seorang pun tahu kapan waktunya.

Page 11: Makalah Novel

3. PADA SEBUAH KAPAL

ada umur tiga belas tahun, Sri ditinggal wafat ayahnya. Meskipun ayahnya

bukan seorang pelukis terkenal, Sri sangat mengagumi orang tuanya. la

merasa kehilangan orang yang dianggapnya luar biasa itu. Ibunya kemudian

menghidupi anak-anaknya dengan membatik dan berjualan kue. Wanita itu

mendidik anak-anaknya dengan keras dan kuno meskipun berhati baik.

P

Selepas SMA, Sri bekerja sebagai penyiar RRI di kota tempat tinggalnya,

Semarang. Kesibukannya sebagai penyiar mengakibatkan Sri mengurangi

kegiatan menari. Tiga tahun bekerja menimbulkan rasa bosan dalam dirinya.

Ketika ia melihat kesempatan menjadi pramugari udara, ia melamar. Setelah lulus

dalam ujian seleksi di kotanya, ia dipanggil ke Jakarta untuk ujian selanjutnya.

Hasil tes di Jakarta membuatnya kecewa, ia tak lulus dalam tes itu. Noda di paru-

parunya menyebabkan ia tak diterima. la diminta datang ke Jakarta untuk

mendapat penjelasan. Empat bulan kemudian Sri datang ke Jakarta untuk

menerima penjelasan dari jawatan yang menangani tes itu. Di jawatan itu ia

mendapat pekerjaan lain, yakni bekerja sebagai wartawan dalam majalah yang

diterbitkan perusahaan itu. Akan tefapi, ia menolak kesempatan itu dan memilih

menjadi penyiar di RRI Jakarta. .

Tujuh bulan setelah Sri tinggal di Jakarta, ibunya meninggal dunia. Sri

pulang ke Semarang. Beberapa hari kemudian ia kembali ke Jakarta meneruskan

pekerjaan dan kegiatan menarinya. Kepandaiannya menari membawa Sri menari

di istana pada hari-hari bersejarah dan penyambutan tamu-tamu negara.

Di antara pemuda yang mengelilinginya dan mengharapkan cintanya, Sri

memilih seorang perwira penerbang bernama Saputro. Dia dan Saputro

merencanakan akan menikah. Secara lahir dan batin, keduanya telah menjalani

kehidupan sebagai suami-istri meskipun belum resmi. Akan tetapi, kenyataan

Pengarang : Nh. Dini (29 Februari 1936) Penerbit : GramediaTahun : 1973; Cetakan IV, 1985

Page 12: Makalah Novel

berbicara lain. Sri harus menghadapi peristiwa pahit: Saputro gugur, jatuh

bersama pesawat yang ditumpanginya. Sri hancur hatinya. la istirahat ke Yogya.

Carl, seorang petugas yayasan yang membantu mahasiswa-mahasiswa di negeri-

negeri berkembang, mendekati Sri. Namun, ia menolak cinta Carl seperti ia

menolak cinta Yus, seorang pelukis.

Akhirnya, Sri memutuskan menerima lamaran Charles Vincent, seorang

diplomat di kedutaan Perancis. la tidak mempedulikan reaksi keluarganya yang

tak menyetujui perkawinan itu. Mulanya, Sri tertarik kepada pria itu karena

budinya halus dan mengerti perasaannya, tetapi beberapa waktu kemudian barulah

tampak sifat asli Vincent. Pria itu keras terhadap Sri dan merasa tak mau disaingi

oleh ketenaran istrinya sebagai penari. Pertengkaran sering terjadi di antara

mereka, bahkan kelahiran anak pertama, ternyata tak mengurangi percekcokan.

Ketika keluarga Vincent mendapat cuti ke Perancis, Charles memutuskan

perjalanan terpisah dengan istrinya. Sri diminta naik kapal laut, sedangkan ia

sendiri melakukan perjalanan dengan pesawat.

Sri menemukan kembali eksistensi dan kebebasannya di kapal yang

membawanya ke Perancis. Di kapal ini, ia bertemu dengan Michel, pelaut yang

menaruh hati padanya. Akhirnya, terjadilah hubungan intim—bahkan terlalu intim

—selama perjalanan itu.

Sebelum bertugas di kapal, Michel pernah menjadi tentara. Ia ikut

berjuang membela dan merebut negerinya, Perancis, dari tangan jajahan Jerman.

Setelah kembali ke Perancis, Michel Dubanton, menikah dengan Nicole.

Perkawinan yang diresrui keluarganya ini, ternyata tidak membahagiakan Michel

meskipun sudah dikaruniai dua orang anak. Nicole mempunyai sifat cemburu

yang berlebihan terhadap suaminya, apalagi suaminya tampan dan lebih muda

daripada dirinya.

Dalam perjalanan kali ini, Michel jatuh hati pada seorang nyonya muda

yang dikenalnya sebagai nyonya Vincent, yang tak lain adalah Sri. la merasa

bahagia ketika nyonya muda itu memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

Page 13: Makalah Novel

Michel menemukan kelembutan dan kasih sayang pada diri Sri. Sebaliknya, Sri

menemukan kasih sayang dan pengertian dari Michel. Hubungan intim kedua

insan yang kesepian itu tetap berlanjut setelah mereka tiba di Perancis. Michel

sering menulis surat kepada Sri ketika dalam pelayaran, dan Sri sering menunggu

Michel dalam kerinduan ketika pria pujaannya sedang berlayar.

Sri makin merasakan perbedaan antara Michel dan suaminya, Charles,

ketika ia berkumpul kernbali dengan keluarganya. Dari pergaulannya dengan adik

Charles, Sri mengetahui tabiat suaminya yang mau menang sendiri—sekalipun

terhadap istrinya— "Kehidupanku selama hampir empat tahun dengan Charles

cuma berisi duri-duri yanr mengilukan. Aku bahkan kadang-kadang berpikir

siapakah sebenarnya yang kukawim itu. ...Aku selalu takut mendapat

teguran. ...Dan ketika itulah aku melihat Michel, ketika aku merasakan

sentuhannya, tetap lembut dalam gelagak nafsunya, aku mencintainya" (hlm.

179), kata Sri tentang dua lelaki itu.

Kemudian Sri dan suaminya kembali ke Jepang. Hubungan rumah tangga

mereka masih diliputi ketegangan. Permintaan Sri untuk bercerai, tak ditanggapi

oleh suaminya. Itulah yang sering membuat Sri merasa tersiksa. Dalam saat-saat

yang demikian itu, Michel merupakan sosok lelaki yang mampu memberikan

kesejukan. la menemukan kebahagiaan pada diri lelaki pelaut itu. "Michel yang

mengerti kesanggupanku untuk menjelajah keragaman dunia cinta yang tak

terputuskan" (hlm. 217).

Ketika masa tugas Charles Vincent habis, ia berniat memboyong istri dan

anak-anaknya dari Jepang ke Perancis. Kabar itu didengar oleh Michel dari

seorang kawannya dalam perjalanan. Michel kemudian membatalkan niatnya

untuk bekerja di darat di Yokohama, setelah mendengar kabar itu. la mengajukan

permohonan untuk tetap bekerja sebagai pelaut dan meminta berlayar tidak terlalu

jauh dari Paris. "Kerja darat di Yokohama kubatalkan. Dan sesudah masa liburku

habis perjalanan pendek ini nanti ingin mendapatkan pelayaran-pelayaran yang

singkat dan selalu dekat dengan Perancis," (hlm. 349) katanya. Itulah rencana

Page 14: Makalah Novel

yang telah diputuskan Michel. la mengambil keputusan itu, agar ia dapat terus

berdekatan dengan Sri.

***

ampir semua pengamat sastra Indonesia mengomentari novel Pada Sebuah

Kapal sebagai novel terpenting di antara karya-karya Nh. Dini. Terpenting,

tidak hanya karena novel ini menampilkan dua pencerita, Sri (Bagian satu: Penari)

dan Miche. (Bagian dua: Pelaut)—yang kemudian dipandang sebagai novel

beralur ganda, sesudah Hulubalang Raja—tetapi juga secara tema dianggap masih

punya hubungan dengan tema-tema yang sejak Sitti Nurbaya selalu dipersoalkan,

yakni kedudukan wanita dari perkawinan. Dalam Pada Sebuah Kapal, Sri ddak

har.ya bebas menentukan pilihannya tetapi juga merasa mempunyai hak yang

sama dengan kaum pria, yang sering me-lakukan penyelewengan. Dalam hal ini,

penyelewengan yang terjadi antara Sri dan Michel merupakan wujud

ketidakbahagiaan rumah tangga masing-masing. Hubungan gelapnya sama sekali

tak membuat Sri merasa berdosa; bahkan ia merasa menemukan kebahagiaan pada

diri kekasihnya, Michel, dan bukan pada diri suaminya. Hal itu pun yang

dirasakan oleh Michel.

H

Studi terhadap novel ini, antara lain, pernah dilakukan oleh Agung Ardni

Matararr (FS UI, 1979) yang berjudul "Dunia dan Pengucapan Nh. Dini" yang

didalamnya secara cermat menghitung waktu penceritaan untuk menentukan sifat

alur novel ini; berapa jumlah kata pada bagian "Penari" dan berapa jumlah kata

pada bagian "Pelaut". Lukman Hakim (FKIP Muhammadiyah, 1975) meneliti

novel ini secara cukup mendalam; sebuah lagi yang meneliti novel ini dilakukan

Paulus Yos Adi Riyadi (FS Unud, 1977). Penelitian lain yang berhubungan

dengan Pada Sebuah Kapal, antara lain Asih Heryana (FSUI, 1981) berjudul

"Tokoh-tokoh Wanita dalam Novel Indonesia Mutakhir", dan Th. Sri Rahayu

Prihatmi (Pustaka Jaya, 1977); sedangkan yang khusus meneliti novel ini dalam

hubungannya pusat pengisahan (focus of narration) dan penokohannya dilakukan

oleh Kismarmiati (FS Undip, 1981). Para peneliti asing atau yang dilakukan di

Page 15: Makalah Novel

luar negeri, misalnya A. Bellis berjudul "Writting in the margin: Characterization

of Women in Nh. Dini's Novel" (Sydney, 1984), A.B. Soeradinata dalam "Nh.

Dini's Treatmen of Male Character in Her Novel" (Melbourne), dan Tineke

Hellwig dalam "Autobiografie en Roman bij Nh. Dini" (Leiden, 1982).

Novel ini pertama kali diterbitkan tahun 1973 oleh penerbit Pustaka Jaya

hingga cetakan ketiga. Sejak tahun 1985 (cetakan keempat) diterbitkan oleh

Gramedia.

Page 16: Makalah Novel

4. KEMELUT HIDUP

bdurrahman adalah seorang kepala kantor pada instansi perburuhan.

Jabatan itu seharusnya membuat Abdurrahman bisa hidup enak, tidak

terlalu dipusingkan oleh masalah ekonomi, yang biasanya menjadi masalah pokok

bagi orang yang lebih rendah jabatannya daripada dia; tetapi kenyataannya lain.

Perekonomian keluarga Abdurrahman morat-marit. Hanya untuk memenuhi

kebutuhan makan dan minum sehari-hari saja, keluarga itu harus mengutang ke

sana kemari. Hal itulah yang menyebabkan Susana, putri Abdurrahman,

mengambil jalan pintas. Susana tak tahan dengan kehidupan seperti itu. la ingin

seperti tetangga-tetangganya, punya uang, punya mobil, dan bisa main ke mana ia

suka. Jalan yang paling cepat untuk mendapatkan semua itu hanya dengan cara

memanfaatkan tubuh dan kecantikannya. Keadaan itulah yang menjadi pangkal

sengketa antara Abdurrahman dan Ina, istrinya. Ketidak harmonisan senantiasa

mewarnai kehidupan mereka.

A

Saat yang ditakutkan Abdurrahman datang juga. la harus melepaskan

jabatannya sebagai kepala kantor. la pensiun. Itu berarti penghasilannya sebagai

pensiunan akan sangat tak berarti. la harus mencari pekerjaan baru yang tidak

mungkin didapatkannya di kotanya. la harus mencari pekerjaan di Jakarta,

walaupun terpaksa harus meninggalkan anak dan istrinya di Bandung. Dengan

mengandalkan sarjana ekonominya—yang baru saja diraihnya—, ia berkeyakinan

akan cepat mendapat pekerjaan.

Rupanya Tuhan sedang menguji Abdurrahman. Kemelut demi kemelut

senantiasa menimpa diri dan keluarganya. Setelah menjalani pensiun, lelaki itu

didera masalah lain. Mariun, pamannya, mengambil alih semua warisan yang

bukan haknya. Abdurrahman yang juga merupakan ahli waris tidak puas dengan

perlakuan yang tidak adil dari adik ibunya itu. la berusaha menggugat lewat jalur

Pengarang : Ramdan K.H Penerbit : Pustaka JayaTahun : 1977

Page 17: Makalah Novel

hukum. Belum beres masalah yang satu, ia harus menerima kenyataan lain;

Aminah, putrinya yang ketiga, dipulangkan dari tugas belajarnya di Negeri

Belanda. Selain tidak biasa dengan kehidupan di Belanda, rupanya Aminah hamil

akibat perbuatan dengan pacarnya sebelum ia pergi ke Belanda.

Kenyataan itu dihadapi oleh Abdurrahman dengan tabah. Niatnya semula

untuk mencari pekerjaan tetap dilakukannya. Secara kebetulan, Asikin—adiknya

lain ibu— pulang dari Jepang dan menawarkan pekerjaan kepada Abdurrahman

untuk mengawasi pembangunan rumah Asikin di Kebayoran Baru. Tentu saja ia

tak menolak pekerjaan itu, walaupun menurut pandangan orang-orang ia

diperlakukan oleh adik tirinya sebagai bawahan.

Hari demi hari berlalu dengan meninggalkan kepahitan. Abdurrahman jadi

seperti terbiasa menghadapi kejadian-kejadian yang menimpa dirinya. Ia tetap

tabah. Juga seperti ketika ia dipanggil Tini—ibu tirinya—yang memberitahukan

bahwa Ina telah serong dengan Sukanda—suami Tini. Tini sendiri sangat kecewa

dan tidak menyangka kalau kejadian tersebut menimpa dirinya. Keputusan Tini

adalah mutlak: ia menceraikan suaminya. Hal seperti itu sulit bagi Abdurrahman,

ia tak bisa mengambil keputusan yang sama dengan Tini.

Kejadian tersebut ternyata berbuntut lain. Asikin memecat Abdurrahman

dari pekerjaannya. Keputusan ini tidak terlepas dari perintah Tini, ibunya.

Kehidupan Abdurrahman jadi bertambah menyedihkan. la hidup

menumpang pada Fulia, adiknya. Dalam ketermenungan memikirkan hari esok,

Susana datang menemuinya. Abdurrahman sangat bahagia bertemu dengan

anaknya yang telah berubah sama sekali itu. Dengan kedatangan Susana, ia dapat

sedikit melupakan kemalangannya. Abdurrahman bahkan berterima kasih kepada

anaknya yang memberinya uang dan mau membiayai pengobatan Aminah yang

tak kunjung sembuh.

Adanya sedikit uang pemberian Susana mendorong Abdurrahman untuk

mengurus masalah warisan yang masih terkatung-Katung. Sepulang dari

mengurus warisan di Tasikmalaya, bus yang ditumpangi Abdurrahman menabrak

Page 18: Makalah Novel

pohon. Hampir semua penumpang meninggal. Untung Abdurrahman selamat,

meskipun menderita cedera berat.

Saat Abdurrahman tergeletak di rumari sakit, datang berita yang

menggembirakan bahwa ia mendapat panggilan kerja di Cibinong. Setelah

sembuh, dengan optimisme yang besar—walaupun kedatangannya telah melewati

batas waktu yang ditentukan— Abdurrahman datang ke Cibinong. Ia sungguh

kecewa begitu mengetahui jabatannya telah diduduki orang lain. Ia bertambah

sedih sewaktu mendengar penjelasan dari bagian personalia bahwa ia tidak dipilih

karena ada yang mengabarkan bahwa ia meninggal dalam kecelakaan yang

menimpanya. Orang yang mengabarkan berita bohong itu adalah orang yang kini

menduduki jabatan yang seharusnya ditempati oleh Abdurrahman, yaitu

Suhendar, temannya sendiri.

Abdurrahman akhirnya pulang dengan tangan hampa, dengan sejuta

harapan yang tak terpenuhi. Namun, keluguannya, sikapnya yang gampang

percaya, serta rasa optimisme tak mampu menyurutkan tekadnya untuk mendapat

pekerjaan. "Saya mesti dapatkan pekerjaan. Mesti, tekadnya. Besok saya akan

turun lagi ke jalan untuk mencari pekerjaan. la tetap tawakal. Mengapa nasibnya

begini tidak dipikirkanya" (hlm. 139).

***

emula naskah novel ini berjudul Tawakal yang berhasil memenangkan

hadiah Sayembara Mengarang Roman yang diselenggarakan Dewan

Kesenian Jakarta tahun 1975. Tahun 1977 diterbitkan dengan judul Kemelut

Hidup. Dilihat dan isi ceritanya, kedua judul itu memang mewakili; kemelut yang

berturut-turut menimpa diri Abdurrahman, sama sekali tidak membuatnya putus

asa. Abdurrahman yang jujur dan polos itu tetap tawakal, tidak menyerah pada

keadaan yang terus dirundung kemelut.

S

Tahun 1978, sutradara Asrul Sani mengangkat novel ini ke layar perak

dengan judul yang sama.

Page 19: Makalah Novel

Studi terhadap novel ini pernah dilakukan oleh Metta Rosiati dan Haryono

(ke-duanya dari FS Undip), serta Nasrudin dan Pranoto Hartono (keduanya dari

FS UGM).

Page 20: Makalah Novel

5. WANITA ITU ADALAH IBU

eninggalnya Laura membuat Hezan merasa begitu sangat kehilangan

seseorang yang dicintainya. Cinta Hezan yang mendalam terhadap

istrinya itu menyebabkan ia bertekad untuk tidak mempunyai istri lagi. Dengan

hidup tetap menduda, ia merasa tidak mengkhianati cintanya kepada almarhumah.

Begitu pula ia merasa sanggup membesarkan putri tunggalnya, Prapti, tanpa perlu

mengakhiri status dudanya. Yang penting baginya, ia dapat menumpahkan kasih

sayangnya kepada putrinya seorang.

M

Sungguhpun demikian, Hezan juga tidak dapat membohongi dirinya

sendiri bahwa sesungguhnya ia begitu kesepian. Bertahun-tahun sejak istrinya

meninggal, ia merasakan kesepian itu. Namun, ia juga tidak ingin Prapti

mengetahui apa yang selama ini ia pendam dengan penuh kegelisahan.

Kesepian yang dirasakan Hezan makin terasa mengganggunya setelah

Prapti menikah dengan Tonton. Mitos untuk mempertahankan diri sebagai suami

yang setia, justru makin menggelisahkannya, apabila ia ingat kemunafikannya

selama ini. Di depan anaknya,Hezan berperan sebagai ayah yang taat beragama

dan setia mencintai almarhumah. Namun, di balik itu, Hezan mencari kepuasan

lewat perempuan-perempuan lain. Jadilah duda itu hidup seolah-olah dalam dua

dunia; sebagai ayah yang ideal di mata putrinya, dan sebagai lelaki yang butuh

kehangatan tubuh perempuan, di hadapan hati nuraninya sendiri.

Sebelum itu, Prapti sendiri pernah mengusulkan agar ayahnya menikah

lagi. Namun ternyata, Hezan sendiri menanggapinya secara lain; dengan kawin

lagi, ia khawatir hal itu justru merupakan pengkhianatan terhadap cintanya kepada

istrinya, almarhumah. "Aku sebenarnya tidak tahu, gagasan yang dikemukakan

Prapti kepadaku... Yang jelas aku terkejut dengan saran yang diajukan Prapti.

Betapa tidak. Setelah lima belas tahun mendampinginya dan membesarkannya

Pengarang : Sori Siregar (12 November 1939) Penerbit : Balai PustakaTahun : 1982

Page 21: Makalah Novel

setelah kepergianmu, Prapti menyarankan kepadaku agar aku mencari

penggantimu" (hlm.21). Begitulah, Hezan seolah-olah hendak mengadukan

persoalannya kepada Laura, almarhumah.

Apa yang dirasakan Hezan, dirasakan pula oleh Prapti berkenaan dengan

usul agar ayahnya mencari pengganti ibunya. "Aku malah telah berbuat lebih

jauh. Meminta ayah untuk mencari pengganti Ibu. Sampai di mana sebenarnya

cintaku pada Ibu? Mungkin cintaku terlalu besar kepada ayah, yang membuatku

melupakan Ibu" (hlm. 34).

Bagi Hezan, dalam perkembangannya kemudian, persoalannya bukan lagi

pada kekhawatirannya mengkhianati cinta kepada istrinya, melainkan

kemunafikannya sendiri. Pada mulanya Hezan beranggapan bahwa tak ada artinya

perkawinannya nanti jika hanya karena hendak menghindari dosa. Karena

bagaimanapun juga, perkawinannya itu mesti dilandasi oleh perasaan cinta.

Padahal cintanya sudah tumpah pada Laura. "Yang jelas aku tidak akan bisa

menganggap istri baru seperti Laura. Cintaku kepada Laura tidak akan dapat

kualihkan kepadanya. Lalu, apa artinya perkawinan tanpa cinta?" (him. 49). Itulah

yang membuat Hezan lebih suka melakukan hubungan gelap—tanpa nikah—

daripada harus kawin, yang berarti mengalihkan cintanya dari Laura kepada

wanita yang dinikahinya.

Belakangan, munculnya Nuning, sosok wanita yang sedikit banyak

mengingatkannya kepada Laura, mulai mencairkan sikap Hezan dalam hal

keengganannya untuk menikah lagi. la mulai merasakan sesuatu yang lain, dan ia

merasa cintanya tumbuh kembali. "Cinta kita adalah cinta tua.... Aku akan

melupakan semua perasaan yang terpendam ini. Kalau kau memang telah

ditakdirkan untuk menjadi milikku, kau tidak akan pernah bisa dirampas oleh

siapa saja" (hlm. 121). Nuning pula yang kemudian ia tetapkan sebagai calon

istrinya yang baru. Sementara Prapti sendiri telah menemukan sosok ibunya pada

diri Nuning Maka, tidak ada alasan baginya untuk menolak Nuning sebagai ibu

tirinya. Apalagi, perempuan yang sudah mulai berumur itu pur. merasakan hal

Page 22: Makalah Novel

yang sama: "Datanglah, datanglah sekali lagi. Aku akan membukakan pintu ini

lebar-lebar untukmu" (hlm, 123).

***

ovel ini sebenarnya lebih banyak mengungkapkan konflik batin seorang

ayah yang merasa kesepian setelah istri tercintanya meriinggal dunia.

Bertahun-tahun ia menduda, hanya karena ingin mcncurahkan perhatian dan kasih

sayang kepada putri tunggalnya. Namun, di balik itu semua, sesungguhnya ia

telah membangun topeng kemunafikan. Di luar, duda itu mencari kchangatan

kepada perempuan lain, tanpa diketahui sedikit pun oleh putrinya. Jadi, seputar

itulah persoalan yang dikembangkan dalam novel ini.

N

Yang menarik dalam novel ini adalah adanya usaha pengarang untuk

mengangkat konflik psikologis yang terjadi pada diri para tokohnya. Pertentangan

batin pada diri sang ayah atau anak (Prapti) cukup menarik karena persoalannya

memang tidaklah sesederhana yang diduga.

Novel ini meraih Hadiah Perangsang Kreasi Sayembara Mengarang Roman

Devvan Kesenian Jakarta pada tahun 1978.

Page 23: Makalah Novel

6. PERTEMUAN JODOH

atna, seorang murid Frobelkweeschool, secara tak sengaja berkenalan

dengan pemuda Suparta dalam kereta yang membawanya dari Jakarta ke

Bandung. Suparta berusaha mencarikan tempat duduk buat gadis itu, yang semula

dipenuhi barang-barang milik sepasang suami-istri Tionghoa. Di Stasiun Cimahi,

suami-istri Tionghoa itu ditahan polisi karena ditemukan membawa candu.

R

Perkenalan tersebut rupanya berkesan cukup dalam bagi sepasang anak

muda itu. Suparta pun berkesempatan untuk mengantarkan gadis itu sampai ke

halaman sekolahnya. Selanjutnya, mereka sepakat untuk meneruskan hubungan

lewat surat.

Beberapa bulan kemudian, Suparta yang murid Stovia itu, melalui sepucuk

surat, mengutarakan niatnya untuk memperistri Ratna. Meskipun tidak secara

tegas, Ratna menyambut baik niat Suparta. la bersedia juga menghabiskan masa

liburannya di Surnedang untuk sekaligus berkenalan secara baik-baik dengan

keJuarga pemuda itu. "Ibu Suparta termasuk golongan 'menak baheula', yaitu

orang tua turunan bangsawan yang masih berpegang teguh alam keadaan dan adat

lembaga zaman dahulu" (hlm. 29).

Sambutan ibu Suparta ternyata tidak begitu ramah. Ratna kecewa pada sikap

Nyai Raden Tedja Ningrum yang memandangnya dengan cemooh setelah tahu

bahwa Ratna turunan orang kebanyakan saja. Ibu Suparta juga bahkan sengaja

menyinggung-nyinggung nama gadis lain yang dianggapnya lebih pantas untuk

anaknya, yang tak lain adalah teman sekelas Ratna di Frobelkweeschool.

Ratna kemudian bertekad untuk melupakan Suparta. Berita pertunangan

Suparta dengan Nyai Raden Siti Halimah alias "Dewi Dekok" tidak membuatnya

Pengarang : Abdul MuisPenerbit : Balai PustakaTahun : 1932; Cetakan V, 1964

Page 24: Makalah Novel

putus asa. Namun, kemalangan lain terpaksa pula harus ia terima. Usaha

pembakaran kapur ayahnya, Tuan Atmadja, bangkrut. Akibatnya, Ratna terpaksa

memutuskan keluar dari sekolahnya.

Cobaan-cobaan itu tidak membuat Ratna patah semangat. la pun kemudian

berusaha mencari pekerjaan. Gaji yang ia terirna sebagai pelayan toko,

digunakannya untuk membiayai sekolah adiknya, Sudarma. Namun, baru empat

bulan ia bekerja, toko itu harus ditutup atas perintah pengadilan. Ratna kembali

melamar pekerjaan di kantor advokat. Namun, ia terpaksa mengurungkan niatnya

karena si advokat itu berusaha menggodanya. Dalam kebingungan, ia lewat di

depan sebuah rumah besar. Pikirannya kemudian muncul, untuk menjadi

pembantu rumah tangga. la pun menjadi pembantu Tuan dan Nyonya Kornel.

Sementara itu, Suparta yang sudah menjadi dokter berusaha mcnjumpai

Ratna kembali. la kehilangan jejak kekasihnya itu. la juga menyesalkan

ketidaksetujuan ibunya terhadap keinginannya untuk memperistri Ratna. Namun,

ketika sikap keras hati ibunya itu melunak, Suparta justru kehilangan jejak Ratna.

Berkat pertolongan direktris Frobelkweeschool, dokter muda itu memperoieh

alamat orang tua Ratna di Tagogapu. Ternyata, di rumah orang tua Ratna, Suparta

juga tak menjumpai gadis itu. Orang tua Ratna yang melihat kesungguhan Suparta

merasa tersentuh hatinya sehingga mereka rriemberitahukan alamat Ratna di

Kebon Sirih. Alangkah terkejutnya Suparta ketika mendengar bahwa Ratna sudah

berangkat ke Jakarta bersama adiknya pagi itu, sedangkan pemilik rumah tempat

Ratna menumpang tidak mengetahui tujuan kakak beradik itu ke Jakarta.

Dalam pada itu, selama Ratna menjadi pembantu keluarga Kornel, berbagai

cobaan harus diterimanya dengan tabah. Kehadirannya dalam keluarga itu tidak

luput dari rasa iri Jene, pembantu yang juga bekerja pada keluarga Kornel. Hingga

pada suatu ketika, Ratna dituduh mencuri perhiasan Nyonya Kornel atas fitnah

Jene. Ratna kemudian dibawa ke kantor polisi. Ketika para polisi yang

menjaganya lengah, Ratna melarikan diri, kemudian terjun ke sungai di sekitar

Page 25: Makalah Novel

jembatan Kwitang. Beruntung, nyawanya masih dapat diselamatkan. Dalam

keadaan sekarat, ia dibawa ke rumah sakit.

Sangat kebetulan bahwa dokter yang merawat Ratna adalah Suparta.

Pertemuan itu tentu saja membesarkan hati kedua belah pihak. Keyakinan Suparta

bahwa Ratna tidak bersalah, ikut mempercepat kesembuhan wanita muda itu.

Untuk rnemulihkan nama baik Ratna, dokter muda itu menyiapkan seorang

pengacara terkenal untuk mendam-pingi gadis pujaannya di pengadilan. Sebab,

bagaimanapun, Ratna masih harus ber-urusan dengan penegak hukum.

Di pengadilan terbukti bahwa Ratna tidak bersalah. Pencuri perhiasan

Nyonya Kornel ternyata adalah A mat, kekasih Jene. Pembantu keluarga Kornel

yang bernama Jene itu diduga diperalat oleh kekasihnya. Pengadilan juga

memutuskan bahwa Amat bersalah dan diganjar lima tahun penjara. Sementara

itu, Jene tidak dikenakan hukum-an walaupun sebenarnya harus dituntut.

Sidang pengadilan juga telah mempertemukan Ratna dengan Sudarma,

adiknya, schattcr pegadaian Purwakarto yang bertindak sebagai saksi pertama.

Lalu, atas ke-sepakatan Suparta dan Sudarma, Ratna disuruh beristirahat di sebuah

paviliun "Bidara Cina". Gadis itu tidak dii/inkan bertemu dengan sembarang

orang, kecuali Suparta yang setiap sore datang memeriksa kesehatannya. Lambat-

laun kesehatan Ratna mulai puiih. la juga mulai dapat mengingat-ingat segala

sesuatunya, termasuk hubungannya dengan Suparta.

Begitu Ratna meninggalkan tempat peristirahatannya, Suparta melamarnya.

"Dokter Suparta sendiri yang berkehendak, supaya nikah dilangsungkan hari

ini, ..." (hlm. 155). Tuan Atmadja sekeluarga berkumpul di rumah Sudarma

menyelenggarakan pesta perkawinan Ratna dengan Dokter Suparta.

Kebahagiaan pengantin baru itu bertambah lagi ketika mereka pulang ke

Tagogapu. Rumah ayah Ratna kini lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Keadaan Tuan Atmadja sekarang sudah lebih baik lagi berkat bantuan kedua

anaknya. Kini, pengantin baru itu menempati sebuah rurnah besar, bersebelahan

Page 26: Makalah Novel

dengan rurnah orang tua Ratna. Rumah itu sengaja dibangun Suparta sebagai

hadiah perkawinan bagi istrinya.

***

ovel kedua Abdul Muis, Pertemuan Jodoh ini menurut Teeuw merupakan

roman peralihan. Bukan saja karena pengarangnya merupakan hasil

perkawinan antar-pulau, tetapi karena hampir seluruh hayatnya ia tinggal di Jawa

(Sastra Baru Indonesia 1, 1980). Pertemuan Jcdoh tidak lagi berccrita tentang

pemuda-pemudi Minangkabau, tetapi tentang pemuda bangsawan Sunda dengan

gadis Sunda keturunan orang kebanyakan, Ibu Suparta yang "menak baheula"

akhirnya kalah oleh keinginan anaknya yang tidak lagi kukuh mempertahankan

adat tradisi kemenakannya atau kebangsa-wanannya.

N

Seperti juga pada.Salah Asuhan, jalinan peristiwanya disajikan secara

meyakinkan. Perwatakan tokoh-tokoh ceritanya juga tampil meyakinkan. Tokoh-

tokoh yang tidak terpelajar, misalnya, dalam dialognya menggunakan kata-kata

bahasa Betawi. Dengan demikian, Pertemuan Jodoh boleh dikatakan merupakan

pengamatan pengarangnya terhadap lingkungan sekitarnya setelah ia lama berada

di Jawa, terutama di Bandung (Abdul Muis pernah bekerja sebagai klerek di

Departemen Buderwijs en Eredienst dan menjadi wartawan di Bandung).

Studi mengenai novel ini pernah dilakukan oleh Jalal Ahmad bin Abdullah

(FS UI, 1962) dan Shaaban bin Abu (FS Unas, 1974). Menurut Shaaban novel ini

merupakan lanjutan dari Salah Asuhan. Kajian lebih mendalam dilakukan oleh K.

Karmana Mah-mud (FS UGM, 1984) dalam tesis S2-nya yang berjudul "Tinjauan

Roman Pertemuan Jodoh atau Dasar Pendekatan Strukturalisme dan Semiotik".

Page 27: Makalah Novel

7. MENYONGSONG BADAI

anpa merundingkannya dengan Dai (Damayanti), Dokter Mokhtar (ayah

Dai) memutuskan untuk mengirim anaknya ke tempat Bu Sri di kota. Dai

tidak bisa menerima kepntusan ayahnya ini, tetapi mau tak mau ia harus

menjalankan keputusan itu. Dai merasa dibuang dari rumahnya. la merasa

disingkirkan oleh ayahnya sendiri, orang yang selama ini menjadi ayah yang

dihormati sekaligus sahabat. "la tak dapat lagi menyelami jalan pikiran ayah.

Bertambah hari ayahnya bertambah merupakan tanda tanya baginya. Pada

beliaulah seharusnya saudara-saudaranya mencari pokok pangkal kesalahan.

Ketentraman rumah tentu akan tetap terpelihara andaikata ayah tidak beristri lagi"

(hlm. 6). la menjadi kehilangan tempat berpijak.

T

Di tempatnya yang baru—pondokan Bu Sri—Dai harus tinggal berempat

sekamar. Disebabkan oleh pengaruh hatinya yang sedang galau, ia memberikan

kesan yang kurang enak terhadap rekan-rekan sekamarnya. Sikapnya yang dingin

dan tak acuh menimbulkan salah paham dengan Yan, salah seorang rekan

sekamarnya, dan terjadilah pertengkaran. Berkat penanganan Bu Sri yang

bijaksana, pertengkaran itu dapat dilerai dan hubungan di antara anak pondoknya

berangsur-angsur baik, juga penuh kekeluargaan.

Tak berapa lama kemudian, Dai dapat menyesuaikan dirinya untuk tinggal

di rumah Bu Sri. Kegembiraannya mulai pulih, apalagi setelah ia berkenalan

dengan Pramono, teman sekolahnya. Dai dan Pram mempunyai hobi yang sama:

keduanya suka pada kesegaran dan keindahan alam. Mereka sering berjalan-jalan

bersama.

Selain Pram, pemuda yang sering datang mengunjungi Dai adalah Hariadi,

teman sedesanya. Hanadi yang semula pertamanya mendapat simpati dari

Pengarang : Luwarsih Pringgoadisuryo (1930)Penerbit : Pustaka JayaTahun : 1970; Cetakan II, 1982

Page 28: Makalah Novel

penghuni pondokan Bu Sri karena kepandaiannya bergaul dan kelincahannya

berbicara, lama-kelamaan tidak disukai oleh gadis-gadis itu setelah pemuda

tersebut berbuat kurang ajar kepada Dai. Hal tersebut makin membuat Dai

membandingkan Hariadi dengan Pramono. Pram yang dikenalnya ternyata telah

bekerja untuk membantu orang tuanya. Kenyataan ini membuat hubungan

keduanya semakin akrab.

Sementara itu, hubungan Dai dengan ayahnya masih belum membaik. la

belum dapat memaafkan ayahnya yang beristri lagi—setelah ibu Dai meninggal—

dan mengirim Dai ke tempat Bu Sri. Bu Sri berusaha menyadarkannya bahwa

ayahnya membutuhkan Istri untuk ketenangannya, untuk memelihara semangat

kerjanya, dan juga untuk kelangsungan hidupnya. Bu Sri juga menasihati Dai

bahwa tak ada gunanya membenci ibu tirinya, Bu Sam, yang dianggap mengambil

kedudukan almarhumah ibunya. "Sungguh Dai, engkau sendiri tidak akan

tertolong dengan membenci orang. Menambah beban hidupmu belaka" (hlm. 70).

Dai diminta oleh Bu Sri untuk memahami bahwa hidup bukan hanya menerima

dan memberi, tetapi "Demi kepenltingan kesempurnaan hidup kekeluargaan yang

kau diidam-idamkan itu, engkau tidak keberatan untuk lebih banyak

memberi, ..."(hlm. 72), termasuk memberi tempat dalam hidupnya untuk ibu

tirinya.

Lambat-laun timbul pengertian dalam diri Dai terhadap tindakan ayahnya. la

menyambut dengan gembira ketika ayahnya menengok ke tempat Bu Sri.

Hubungan ayah dan anak itu akhirnya dapat berbaik kembali.

Beberapa waktu kemudian, Dai selesai menempuh ujian akhir. Setelah lulus

ia merencanakan akan melanjutkan sekolah di Jakarta, sementara pacarnya, Pram,

akan melanjutkan sekolah di Bogor. Namun, sebelum ia mendengar hasil

ujiannya, datang kabar dari desa bahwa ayahnya sakit keras. Selain rasa khawatir

akan kesehatan ayahnya, rasa rindu kepada desa kelahirannya mendorongnya

mengambil keputusan itu.

Page 29: Makalah Novel

Sampai di rumahnya, ia bertemu dengan Bu Sam. Rasa bencinya telah

pupus. Ia kembali ke rumahnya dengan perasaan gembira, dapat berkumpul

kembali dengan ayah dan adik-adiknya.

***

ebuah novel yang bercerita tentang wanita dan ditulis oleh pengarang

wanita. Persoalannya juga datang karena wanita. Belakangan, persoalannya

juga berhasil ditengahi oleh wanita. Maka, kloplah novel ini bercerita tentang

dunia wanita.

S

Awalnya bermula dari dikirimnya tokoh Damayanti ke kota oleh ayahnya.

Namun/ Damayanti menganggap bahwa hal itu sebagai tindak pengusiran; bahwa

dirinya diasingkan agar berjauhan dengan ayahnya yang sebenarnya sangat ia

cintai. Kesalah-pahaman itu seolah-olah memperoleh pembenaran ketika ayahnya

menikah lagi— setelah beberapa lama ia menduda—dengan Bu Sam. Damayanti

protes. la tidak mau menerima sosok ibu tiri. Saat itu, tampil kembali Bu Sri—ibu

pondokannya yang arif dan hampir selalu berperan sebagai penengah—. Tokoh

inilah yang dapat meyakinkan Damayanti agar manjadi wanita yang bijaksana dan

berpikiran luas. Kenyataannya, Damayanti dan ibu tirinya dapat menjalin

hubungan dengan baik. Maka, pupus sudah prasangka buruk Damayanti terhadap

ayahnya dan juga ibu tirinya.

Novel pengarang wanita yang kini menjabat Kepaia Pusat Dokumentasi dan

Informasi Ilmiah LIP1 ini, terbit pertama kali tahun 1970 oleh penerbit

Pembangunan Jakarta. Pada tahun ituiah, novel ini memperoleh Hadiah Utama

Sayembara UNES-CO/IKAPI. Baru pada tahun 1982, novel ini diterbitkan oleh

Pustaka Jaya sebagai cetakan kedua.

Sebelum itu, Luwarsih juga telah menghasilkan dua novel, yaitu Tati

Takkan Putus Asa (Pustaka Jaya, 1957), dan Lain Sekarang Lain Esok (Pustaka

Jaya, 1973). JSIovel terakhirnya adalah Yang Muda Yang Menentukan (Grafiti

Press, 1989).

Page 30: Makalah Novel

8. DI ATAS PUING-PUING

ayuk bertemu dengan teman semasa kecilnya, Arini. Kemudian Arini

menyerahkan catatan hariannya kepada Yayuk yang berisi tragedi

kehidupannya.

YCatatan harian itu dimulai dengan kegalauan Arini karena kegoncangan

dalam rumah tangganya. Kebahagiaannya bersama suami dan tiga anaknya

terganggu dengan hadirnya Retno, muhd suarninya.

Sang suami, Hardi, akhirnya memutuskan untuk memperistri Rctno dan

memohon kepada Arini agar bersedia dimadu. "Terimalah ia sebagai adikmu"

(hlm. 41), kata Hardi suatu ketika. Kedua orang tua dan bibi Arini menolak dan

berontak. la tak mau dimadu, meskipun sesungguhnya ia masih mencintai Hardi.

Pertemuan kembali Arini dengan Hendra, bekas pacarnya, yang masih

mencintainya, tetapi tidak dicintainya itu, menggodanya untuk lari dari rumah.

Mereka pun meninggalkan Yogya dengan membawa serta Neni, anak bungsu

Arini. Arini dan Hendra hidup bersama tanpa nikah di Jakarta dalam sebuah

kamar sewaan sederhana berdin-ding bambu.

Hendra tidak berhasil mendapat pekerjaan di Jakarta, sehingga Arini harus

mencari nafkah sebagai karyawan perusahaan menjahit. la sempat lupa pada

kepahitan hidup yang baru dilaluinya, sampai datang berita dari Yogya yang

memintanya agar pulang karena Iwan, anak keduanya yang dititipkan pada orang

tuanya, menderita sakit keras.

Di Yogya Arini dan Hendra bertemu kembali dengan suami, orang tua, dan

anak-anak Arini. Terjadi pembicaraan singkat. Akhirnya diputuskan agar Arini

Pengarang : Th. Sri Rahayu Prihatmi (7 Mei 1944)Penerbit : Pustaka JayaTahun : 1978

Page 31: Makalah Novel

boleh hidup bersama Hendra beserta Iwan dan Neni, sementara Ita, anak

sulungnya, tinggal bersama Hardi dan Retno.

Hendra kembali lebih dahulu untuk mencari pekerjaan. Arini menunggu

sampai Iwan seuibuh dari sakitnya. Selama penantian itu, ternyata Hardi masih

membujuk Arini agar kembaii padanya, namun Arini tetap menolak untuk

dimadu, Bahkan rayuan Hardi membuat Arini semakin membencinya.

"Kukira aku telah berhasil mematikan segala pertalianku dengannya lewat

jalan menyuburkan perasaan benciku padanya. Dan semakin benci pula aku..."

tulis Arini dalam catatan hariannya (hlm. 74).

Nasihat dari Pastor Paroki agar Arini bersabar dan meninggalkan "jalan

sesat"-nya pun tidak bisa mengubah keputusannya. Undangan pertemuan dari

mertuanya juga ditolak. la tetap pada keputusannya untuk meninggalkan Yogya

dan menempuh hidup baru di Jakarta. Hal itu dilaksanakannya segera setelah Iwan

sembuh dan Hendra berhasil memperoleh pekerjaan.

Di Jakarta "keluarga baru" Arini tidak lagi menempati kamar sempit karena

Hendra telah sanggup mengontrak rumah sederhana yang masih berdinding

bambu. Meskipun mereka hidup kekurangan, Arini merasa lebih tentram.

Perhatian-perhatian kecil dari Hendra, seperti pemberian kado ulang tahun, mulai

menumbuhkan rasa cintanya lagi. Arini mengungkapkan dalam catatan hariannya:

"Dan aku merasakan ketentraman rumah tangga yang sempurna ketika

duduk bersama 'suami'-ku dikelilingi anak-anak. Kupeiuki anakku sementara

'suami'-ku meletakkan tangannya di bahuku. Rambutku pun mesra menyentuh

dadanya" (hlm. 82).

Pada suatu ketika Hendra mengajak Arini mengunjungi orang tua Hendra di

Semarang. Arini yang semula menolak karena merasa malu sebagai orang yang

"penuh dengan dosa", akhirnya bersedia ikut. Ternyata orang tua Hendra merestui

hubungan mereka meskipun hanya berlandaskan surat kawin catatan sipil tanpa

persetujuan gereja.

Page 32: Makalah Novel

Arini kemudian hamil dan melahirkan bayi perempuan. Meskipun ayahnya

masih tampak belum memberi maaf, Arini cukup senang ketika kedua orang

tuanya datang menjenguk.

Setelah dua tahun hidup bersama, Arini dan Hendra bisa membangun rumah

sendiri. Mereka sekeluarga mulai mengecap kebahagiaan.

Sampai di sini catatan harian Arini selesai dibaca Yayuk, namun cerita

belum berakhir. Sebuah telegram sampai ke tangan Yayuk yang berisi berita

kematian Hendra karena kecelakaan pesawat. Karena kesibukan keluarganya, baru

setengah tahun kemudian Yayuk bisa mengunjungi Arini. Pertemuan antara

mereka membangkitkan keharuan.

Yayuk membuka kembali catatan harian Arini. Setelah kematian Hendra,

ternyata Hardi masih juga mencoba membujuk Arini agar kembali kepadanya.

Sekali lagi Arini menolak. Nasihat bibinya juga tidak menggoyahkan

keputusannya; tidak bisa me-nerima poligami.

Dua tahun kemudian Arini mengunjungi Yayuk. la bercerita bahwa anak-

anaknya tinggal bersama nenek mereka, sedangkan ia sendiri melanjutkan usaha

menjahitnya. Kisah cerita Arini pun kembali berulang. la menjalin cinta dengan

seorang duda beranak dua. Namun, karena duda itu juga beragama Katolik,

mereka tidak mungkin menikah di gereja. Keluarga Arini juga tidak ada yang

menyetujuinya untuk menikah lagi. Akhirnya Arini harus menerima nasib hidup

"di atas puing-puing" sebagai janda dengan anak-anak yang harus tetap menjadi

tanggung jawabnya.

***

ovel ini mendapat rekomendasi dari Dewan Juri Sayembara Mengarang

Roman Dewan Kesenian Jakarta tahun 1976 sebagai karangan yang layak

diterbitkan untuk bacaan biasa. Bentuk novel ini sebenarnya cukup rumit,

mengingat adanya catatan harian yang justru merupakan salah satu bagian penting

dalam keseluruhan cerita berbingkai itu, temanya juga sebenarnya cukup

N

Page 33: Makalah Novel

problematik; perkawinan yang dilihat dari kaca mata agama Katolik. Walaupun

pengarangnya sendiri tampak tidak hendak melakukan kritik atas aturan

perkawinan menurut ajaran agama Katolik, terkesan pula hendak

mempertanyakannya kapan sebuah perkawinan mulai menghadapi keretakan.

Ternyata pilihan "hidup bersama" tanpa ikatan perkawinan, juga dapat

menimbulkan masalah, apalagi jika dilihat dari norma-norma kemasyarakatan.

Dalam hal inilah Teeuw (1989: 194—195) mengomentarinya sebagai tema yang

patut mendapat perhatian.

Page 34: Makalah Novel

9. PELABUHAN HATI

inta Rani yang begitu besar kepada Ramelan, seorang mahasiswa fakultas

teknik, telah membuat gadis itu rela berkorban demi mewujudkan harapan

cintanya itu. la rela membiayai kuliah kekasihnya sampai Ramelan menyelesaikan

studihya dan menjadi insinyur, la juga nekat lari dari orang tuanya, kemudian

kawin dengan Ramelan secara sederhana. Dari upahnya menerima jahitan,

semuanya dapat berjalan sesuai dengan rencana,

C

Masa-masa bahagia pun mereka rasakan. Ramelan kemudian bekerja di

berbagai proyek, di sarnping mengajar di beberapa perguruan -tinggi. Satu per

satu anaknya lahir; "Dua anak laki-laki yang beringas dan dua gadis manis yang

cerdik" (hlm. 8). Mereka hidup dalam curahan kebahagiaan di sebuah rumah

sederhana.

Lambat-laun penghasilan Ramelan makin meningkat. Secara pasti

kehidupan mereka tak lagi kekurangan. Bahkan sebuah rumah gedung sedang

dipersiapkan secara diam-diam, walaupun Rani sendiri mengetahui rencana itu.

Suatu hari, teman Rani, Sofia, mengundang Rani untuk datang ke

rumahnya. Tanpa sepengetahuan suaminya, Rani memenuhi undangan itu. Sofia

kemudian mengajaknya ke tingkat atas. Dari Sana, tampak ada sebuah rumah

yang sedang dibangun. Letaknya persis bersebelahan-Saat itu, tampak jelas di

hadapan mata Rani; suaminya sedang bergandengan tangan dengan seorang

wanita muda. Sebuah pcmandangan yang mem-buat Rani percaya dan tidak

percaya. Ramelan yang dahulu ditolongnya hingga menjadi insinyur, suaminya

yang sedang mempersiapkan rumah impian untuk dirinya dan keempat anaknya,

di hadapannya kini sedang bermesraan dengan perempuan lain, Inilah awal

keretakan rumah tangga mereka.

Pengarang : Titis Basino P.I. (17 Januari 1939)Penerbit : Pustaka JayaTahun : 1978

Page 35: Makalah Novel

Sejak kejadian itu, Rani memutuskan untuk tinggal bersama keempat

anaknya. la tak ingin lagi bertemu dengan laki-laki yang telah mengkhianati

cintanya. Sungguhpun begitu, Ramelan sendiri masih tetap berusaha untuk

membiayai sekolah anak-anaknya.

Untuk mengisi kekosongan dan menambah biaya hidupnya sehari-hari, Rani

kembali membuka usaha jahitan. la mulai terbiasa dengan keadaannya sekarang.

Para pe-langgannya pun dari hari. ke hari makin bertambah. Salah seorang

pelanggannya adalah Laksmi. Wanita cantik itu mulai akrab dengan Rani.

Namun, .rupanya kedukaan Rani harus kembali terulang. Ketika hendak

berbelanja keperluan jahitannya di Blok M, ia melihat Laksmi, pelanggannya itu,

sedang asyik bergandengan tangan dengan Ramelan. Maka, kesimpulan pun jatuh

sudah; Ramelan adalah laki-laki jalang yang selalu berganti-ganti wanita.

Belakangan diketahui bahwa sesungguhnya Ramelan sudah resmi menjadi suami

Laksmi. Namun, bagi Rani sendiri, peristiwa itu makin membuatnya tak lagi perlu

percaya kepada laki-laki.

Dari hasil jerih payahnya selama itu, Rani kemudian merombak rumahnya

dan menambah beberapa kamar untuk disewakan. Dari hasil menyewakan kamar-

kamar itu, kehidupan Rani mulai membaik walaupun bekas suaminya tak pernah

lagi me-ngirimkan uang untuk biaya anak-anaknya sekoiah. Anak-anaknya pun

mulai akrab dengan para penyewa kamar-kamar itu. Namun, rupanya keakraban

itu justru dilihat lain oleh para tetangganya. Gosip buruk pun berkembang hingga

sampai pula ke telinga bekas suaminya.

Rani sendiri tidak mau mempedulikan semua kabar busuk itu. Ramelan

yang mencoba menyuruh Rani untuk tidak lagi menyewakan kamar-kamarnya,

juga tidak digubris. la yakin pada jalannya sendiri yang memang tidak hendak ia

nodai.

Lebih dari dua tahun Rani menjalani kehidupan seperti itu. Sampai

akhirnya, Wastu dan Pragantha, dua mahasiswa fakultas teknik yang sudah sejak

lama tinggal di pondokan Rani, meminta Rani agar menghadiri ujian skripsi

Page 36: Makalah Novel

mereka. Tentu saja Rani tidak berkeberatan. Pada hari yang ditentukan, ia datang

ke tempat kedua mahasiswa itu melangsungkan ujian akhirnya. Hasilnya adalah

mereka lulus dan berhak menyan-dang gelar insinyur.

Peristiwa itu bagi Rani, barangkali tidak lebih sebagai peristiwa biasa,

sungguhpun sebelum pulang, ia sempat berjumpa lagi dengan bekas kekasihnya

dahuiu sewaktu ia belum berhubungan dengan Ramelan. Namun, seperti juga

kejadian sehari-hari, ia kembali kepada kesibukannya mengurusi anak-anaknya.

Sore harinya, datang telepon dari Laksmi yang mengabarkan bahwa

Ramelan sakit keras dan kini sedang dirawat di rumah sakit Petamburan. Dalam

keadaan seperti itu, bagaimanapun, hati nurani Rani tak tega melihat bekas

suaminya dalam keadaan demikian. la pun memutuskan untuk menjenguk

bekas suaminya. Saat itu juga ia berangkat bersama keempat anaknya.

Laksmi rupanya sudah menunggu di sana. Kini Rani melihat, betapa orang

yang pernah ia cintai, ayah anak-anaknya itu, hanya terbaring tak berdaya. "Aku

membaca surat Yasin yang ada di tangan kiri dan tangan kananku menggenggam

erat tangan Ramelan. Tanpa kusadari, selama ayat-ayat suci itu kubaca dengan

khusyuk, Ramelan telah berhenti bernapas" (hlm. 129).

Ramelan telah mengakhiri hidupnya di hadapan Rani, bekas istrinya yang

tabah; Laksmi, istri mudanya yang masih menangis, dan keempat anaknya yang

memandang kosong ke arah kegelapan malam. Rani menyongsong keempat

anaknya; melangkah ke masa depan.

***

ovel karya Titis Basino ini, tampak jelas hendak mengangkat ketabahan

seorang wanita, seorang ibu dengan keempat anaknya. Dengan ketabahan

itu, ia berhasil tidak hanya menjadi kepala keluarga bagi anak-anaknya, tetapi juga

berhasil menjadi induk semang yang baik bagi mereka yang tinggal di

pondokannya. Lebih dari itu, ia juga berhasil membangun citra dirinya sebagai

wanita yang tak mudah goyah oleh cobaan apa pun. Penderitaan yang dialaminya,

N

Page 37: Makalah Novel

telah membuatnya menjadi wanita yang matang, sekaligus menjadi ibu yang

bijaksana.

Sebaliknya, Ramelan yang lupa pada perjuangan istrinya dan gampang

terbawa arus oleh Hmpahan kesuksesannya, akhirnya harus menghadapi

kehidupan yang pendek. Laksmi yang jauh lebih muda daripada Rani, rupanya

tidak sepenuhnya dapat memberi kebahagiaan pada diri Ramelan.

Secara keseluruhan novel ini dibangun oleh jalinan peristiwa yang lancar

dan tidak terlalu rumit. Pesan pengarangnya untuk menampilkan citra wanita

sejati, boleh dikatakan berhasil lewat penokohan yang tidak terlalu kompleks.

Page 38: Makalah Novel

10. WANITA ITU ADALAH IBU

eninggalnya Laura membuat Hezan merasa begitu sangat kehilangan

seseorang yang dicintainya. Cinta Hezan yang mendalam terhadap

istrinya itu menyebabkan ia bertekad untuk tidak mempunyai istri lagi. Dengan

hidup tetap menduda, ia merasa tidak mengkhianati cintanya kepada almarhumah.

Begitu pula ia merasa sanggup membesarkan putri tunggalnya, Prapti, tanpa perlu

mengakhiri status dudanya. Yang penting baginya, ia dapat menumpahkan kasih

sayangnya kepada putrinya seorang.

M

Sungguhpun demikian, Hezan juga tidak dapat membohongi dirinya

sendiri bahwa sesungguhnya ia begitu kesepian. Bertahun-tahun sejak istrinya

meninggal, ia merasakan kesepian itu. Namun, ia juga tidak ingin Prapti

mengetahui apa yang selama ini ia pendam dengan penuh kegelisahan.

Kesepian yang dirasakan Hezan makin terasa mengganggunya setelah

Prapti menikah dengan Tonton. Mitos untuk mempertahankan diri sebagai suami

yang setia, justru makin menggelisahkannya, apabila ia ingat kemunafikannya

selama ini. Di depan anaknya,Hezan berperan sebagai ayah yang taat beragama

dan setia mencintai almarhumah. Namun, di balik itu, Hezan mencari kepuasan

lewat perempuan-perempuan lain. Jadilah duda itu hidup seolah-olah dalam dua

dunia; sebagai ayah yang ideal di mata putrinya, dan sebagai lelaki yang butuh

kehangatan tubuh perempuan, di hadapan hati nuraninya sendiri.

Sebelum itu, Prapti sendiri pernah mengusulkan agar ayahnya menikah

lagi. Namun ternyata, Hezan sendiri menanggapinya secara lain; dengan kawin

lagi, ia khawatir hal itu justru merupakan pengkhianatan terhadap cintanya kepada

istrinya, almarhumah. "Aku sebenarnya tidak tahu, gagasan yang dikemukakan

Prapti kepadaku... Yang jelas aku terkejut dengan saran yang diajukan Prapti.

Pengarang : Sori Siregar (12 November 1939)Penerbit : Balai PustakaTahun : 1982

Page 39: Makalah Novel

Betapa tidak. Setelah lima belas tahun mendampinginya dan membesarkannya

setelah kepergianmu, Prapti menyarankan kepadaku agar aku mencari

penggantimu" (hlm.21). Begitulah, Hezan seolah-olah hendak mengadukan

persoalannya kepada Laura, almarhumah.

Apa yang dirasakan Hezan, dirasakan pula oleh Prapti berkenaan dengan

usul agar ayahnya mencari pengganti ibunya. "Aku malah telah berbuat lebih

jauh. Meminta ayah untuk mencari pengganti Ibu. Sampai di mana sebenarnya

cintaku pada Ibu? Mungkin cintaku terlalu besar kepada ayah, yang membuatku

melupakan Ibu" (hlm. 34).

Bagi Hezan, dalam perkembangannya kemudian, persoalannya bukan lagi

pada kekhawatirannya mengkhianati cinta kepada istrinya, melainkan

kemunafikannya sendiri. Pada mulanya Hezan beranggapan bahwa tak ada artinya

perkawinannya nanti jika hanya karena hendak menghindari dosa. Karena

bagaimanapun juga, perkawinannya itu mesti dilandasi oleh perasaan cinta.

Padahal cintanya sudah tumpah pada Laura. "Yang jelas aku tidak akan bisa

menganggap istri baru seperti Laura. Cintaku kepada Laura tidak akan dapat

kualihkan kepadanya. Lalu, apa artinya perkawinan tanpa cinta?" (hlm. 49). Itulah

yang membuat Hezan lebih suka melakukan hubungan gelap—tanpa nikah—

daripada harus kawin, yang berarti mengalihkan cintanya dari Laura kepada

wanita yang dinikahinya.

Belakangan, munculnya Nuning, sosok wanita yang sedikit banyak

mengingatkannya kepada Laura, mulai mencairkan sikap Hezan dalam hal

keengganannya untuk menikah lagi. la mulai merasakan sesuatu yang lain, dan ia

merasa cintanya tumbuh kembali. "Cinta kita adalah cinta tua.... Aku akan

melupakan semua perasaan yang terpendam ini. Kalau kau memang telah

ditakdirkan untuk menjadi milikku, kau tidak akan pernah bisa dirampas oleh

siapa saja" (hlm. 121). Nuning pula yang kemudian ia tetapkan sebagai calon

istrinya yang baru. Sementara Prapti sendiri telah menemukan sosok ibunya pada

diri Nuning Maka, tidak ada alasan baginya untuk menolak Nuning sebagai ibu

Page 40: Makalah Novel

tirinya. Apalagi, perempuan yang sudah mulai berumur itu pur. merasakan hal

yang sama: "Datanglah, datanglah sekali lagi. Aku akan membukakan pintu ini

lebar-lebar untukmu" (hlm, 123).

***

ovel ini sebenarnya lebih banyak mengungkapkan konflik batin seorang

ayah yang merasa kesepian setelah istri tercintanya meriinggal dunia.

Bertahun-tahun ia menduda, hanya karena ingin mcncurahkan perhatian dan kasih

sayang kepada putri tunggalnya. Namun, di balik itu semua, sesungguhnya ia

telah membangun topeng kemunafikan. Di luar, duda itu mencari kchangatan

kepada perempuan lain, tanpa diketahui sedikit pun oleh putrinya. Jadi, seputar

itulah persoalan yang dikembangkan dalam novel ini.

N

Yang menarik dalam novel ini adalah adanya usaha pengarang untuk

mengangkat konflik psikologis yang terjadi pada diri para tokohnya. Pertentangan

batin pada diri sang ayah atau anak (Prapti) cukup menarik karena persoalannya

memang tidaklah sesederhana yang diduga.

Novel ini meraih Hadiah Perangsang Kreasi Sayembara Mengarang

Roman Devvan Kesenian Jakarta pada tahun 1978.

Page 41: Makalah Novel

Daftar Pustaka

Mahayana M.S, Sofyan O., Dian A. (2000). Ringkasan dan Ulasan Novel

Indonesia Modern. Jakarta : PT Gramedia.