Makalah Lumut Kel. 3 (1)

19
MAKALAH MORFOLOGI SISTEMATIKA TUMBUHAN BRYOPHYTA OLEH KELOMPOK III : RAMLAH (F1F1 12 071) WA ODE ARLINA MISNAENI (F1F1 12 069) DWI SYAHFITRA (F1F1 12 073) DWI RIZKAH NUR A. (F1F1 12 074) MUSYKERRINAWATI KAHAR (F1F1 12 072) SEVERIAN ANGELINA TEE (F1F1 12 075) JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2013

Transcript of Makalah Lumut Kel. 3 (1)

Page 1: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

MAKALAH MORFOLOGI SISTEMATIKA TUMBUHAN

BRYOPHYTA

OLEH KELOMPOK III :

RAMLAH (F1F1 12 071)

WA ODE ARLINA MISNAENI (F1F1 12 069)

DWI SYAHFITRA (F1F1 12 073)

DWI RIZKAH NUR A. (F1F1 12 074)

MUSYKERRINAWATI KAHAR (F1F1 12 072)

SEVERIAN ANGELINA TEE (F1F1 12 075)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2013

Page 2: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

limpahan rahmat, karunia, nikmat, serta inayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan makalah “Bryophyta” ini tanpa hambatan yang berarti.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban penulis untuk

membuat tugas makalah pada mata kuliah Morfologi Sistematika Tumbuhan mengenai

Morfologi Tumbuhan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga penulis untuk

menjadi tambahan ilmu untuk lebih memahami mengenai Morfologi Tumbuhan dan

segala aspek yang ada di dalamnya. Aamiin.

Kendari, 7 November 2013

Penulis

Page 3: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kingdom plantae (dunia tumbuhan) meliputi organisme multiseluler yang sel-

selnya telah terdiferensiasi, bersifat eukariotik, memiliki dinding sel selulosa.

Hampir seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat

autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri. Kebanyakan tumbuhan memiliki

organ reproduksi multiseluler, yang disebut gametangium. Organisme yang termasuk

tumbuhan adalah lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.

Khususnya lumut (Bryophyta), merupakan kelompok tumbuhan yang telah

beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya

menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun

yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan di semua habitat

kecuali di laut (Gradstein, 2003).

Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan

berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga

tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil

A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).

Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan

berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan

mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari

banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya

berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh

Page 4: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan

darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989).

Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut

(kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain

itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan

menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda

(Hasan dan Ariyanti, 2004).

Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan

generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi.

Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual

(gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat

dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ciri-ciri umum tumbuhan lumut?

2. Apa sajakah tipe-tipe tumbuhan lumut?

3. Bagaimana pergiliran keturunan (siklus hidup) pada tumbuhan lumut?

4. Apa sajakah macam-macam kelas tumbuhan lumut?

5. Bagaimana peranan lumut dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang

farmasi?

Page 5: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

C. Tujuan dan Manfaat Makalah

Tujuan dan Manfaat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui ciri-ciri umum tumbuhan lumut.

2. Mengetahui tipe-tipe tumbuhan lumut.

3. Mengetahui pergiliran keturunan (siklus hidup) pada tumbuhan lumut.

4. Mengetahui 3 macam kelas tumbuhan lumut.

5. Mengetahui peranan lumut dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang

farmasi.

Page 6: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ciri-ciri Umum Lumut

Ada beberapa ciri-ciri umum dari lumut yang harus kamu ketahui yaitu

sebagai berikut ini :

1. Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).

2. Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.

3. Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi

dan dibantu oleh aliran sitoplasma.

4. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.

5. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.

6. Dinding sel tersusun atas sellulose.

7. Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.

8. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas

seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.

9. Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk

tetrader.

10. Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah

menggunakan rhizoid.

11. Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.

12. Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.

13. Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil,

sehingga bisa melakukan fotosintesis.

Page 7: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

B. Tipe Lumut

Ada 2 tipe pada lumut, yaitu :

1. Monoecious

- Funaria hygrometrica

- Sphagnum

2. Dioecious

- Marchantia polymorpha

- Polytrichum

C. Siklus Hidup

Perkembangbiakan pada tumbuhan lumut bergantian antara fase aseksual dan

seksual melalui suatu pergiliran keturunan yang biasa kita sebut metagenesis.

Perkembangan aseksualnya yaitu dengan spora haploid yang di bentuk dalam

sporofit. Sedangkan perkembangan seksualnya dengan membentuk gamet(jantan

maupun betina) yang dibentuk dalam gametofit. Ciri khas Tumbuhan lumut adalah

fase gametofitnya lebih panjang daripada fase sporofitnya.

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa

yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan

penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian,terdapat tumbuhan lumut

jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin

sekaligus.

Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel

kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ

penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang

Page 8: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi

apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena

hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek

(3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula

yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang

dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh

menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh

meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

Skema daur hidup lumut adalah sebagai berikut:

Page 9: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

D. Klasifikasi

Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:

1. Musci (Lumut daun)

Lumut daun atau lumut sejati merupakan kelas yang terbesar dalam

Bryophyta. Hampir semua anggotanya mempunyai gametofit yang telah

terdiferensiasi sehingga dapat dibedakan bentuk-bentuk seperti batang, cabang

dan daun. Sporofit berumur panjang, berwarna kecokelatan terdiri ata kaki yang

berfungsi untuk menyerap nutrient dari gametofit dan kapsul yang disangga oleh

suatu tangkai disebut seta. Spora masak dibebaskan dari kapsul setelah operculum

Page 10: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

(struktur semacam tutup pada kapsul) membuka secara perlahan-lahan melalui

satu atau dua baris gigi-gigi yang disebut peristom (Mishler. Et al., 2003). Disebut

lumut daun karena pada jenis lumut ini ditemukan daun meskipun ukurannya

masih kecil. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furoria,

Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.

2. Hepaticae (Lumut hati)

Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort) dan

lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat dengan

rhizoid uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004). Pada kebanyakan lumut thalloid

selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini

hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak berklorofil. Spora yang telah masak

dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4 bagian memanjang

atau lebih (Gradstein, 2003). Lumut hati dapat bereproduksi secara seksual

dengan peleburan gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan

gemmae. Contohnya adalah Marchantia polymorpha.

3. Anthocerotaceae (Lumut tanduk)

Page 11: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

Anthoceropsida atau lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan

sporofit indeterminate dan berklorofil. Berbeda dengan Bryophyta lainnya, sel-sel

talus Anthoceropsida mempunyai satu kloroplas besar pada masing-masing

selnya. Kapsul berbentuk silindris memanjang dimulai dari bagian ujung kapsul

(Hasan dan Ariyanti, 2004). Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi

sporofitnya mirip seprti tanduk hewan. Contohnya adalah Anthoceros leavis.

E. Manfaat Lumut

Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan Bryophyta di seluruh dunia telah

dilakukan. Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk

hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai

indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh lumut

yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime

dan Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indicator lingkungan, keberadaan

lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat

tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan (Gradstein, 2003).

Sphagnum kadang-kadang digunakan sebagai media alternatif untuk

mengerami telur buaya oleh para petani buaya di Philipina. Bahkan dilaporkan pula

penggunaan lumut yang dikeringkan sebagai bahan bakar dan bahan untuk konstruksi

Page 12: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

rumah-rumah di daerah-daerah panas tetapi hal ini tidak dapat diterapkan di wilayah

Asia Tenggara (Pant & Tewari, 1989 dalam Tan, 2003).

Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain

yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-

obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan

oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal

dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur (Ding, 1982 dalam Tan

2003).

Page 13: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Ciri-ciri tumbuhan lumut yaitu berwarna hijau, belum memiliki jaringan

pengangkut, hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab, tinggi tubuh ± 20

cm, dinding sel tersusun atas sellulose, gametangium terdiri atas anteredium

dan archegonium, mengandung kloroplas, hanya mengalami pertumbuhan

primer, belum memiliki akar sejati berupa, dan rhizoid sebagai alat

fotosintesis.

2. Ada 2 tipe lumut yaitu monoecious dan dioecious.

3. Perkembangbiakan pada tumbuhan lumut bergantian antara fase aseksual dan

seksual melalui suatu pergiliran keturunan yang biasa kita sebut metagenesis.

4. Tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu Musci (Lumut daun),

Hepaticae (Lumut hati), dan Anthocerotaceae (Lumut tanduk).

5. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan

oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati

gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur

B. Saran

Dari banyaknya pemaparan mengenai tumbuhan lumut, semoga kita lebih

memanfaatkan, baik untuk segi kesehatan, maupun untuk keindahan, sehingga

Page 14: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

kita akhirnya melestarikan tumbuhan lumut dan bukannya memusnahkannnya.

Page 15: Makalah Lumut Kel. 3 (1)

DAFTAR PUSTAKA

Gradstein, S.R. 2003. Ecology of Bryophyta. A Handout Lecture of Regional Training Course On Biodeversity and Conservation of Bryophytes and Lichens. Bogor. Indonesia.

Hasan, M. dan Ariyanti, N. S. 2004. Mengenal Bryophyta (Lumut)Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Volume 1. Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cibodas.

Mishler, B.D., Lewis, L.A., Buchheim, M.A. et al. 2003. Phylogenetic relationships of the green algae and bryophytes. Ann. Mo. Bot. Gard.

Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tan, B.C. 2003. Bryophytes (Mosses). A Handout Lecture of Regional Training Course On Biodeversity And Conversation of Bryophytes And Lichen. Bogor. Indonesia.

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pterydophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.