Makalah Lisa Icha

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......... Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur-unsur Negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur Negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah Negara menjadi penduduk suatu Negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya. Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan, hak , dan kewajiban yang bersifat timbal balik. .......... Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara atau warga dari suatu negara yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang harus dilakukannya. Segala sesuatu tentang hak dan kewajiban tersebut sudah diatur oleh negara. Dan demi terwujudnya kesejahteraan setiap warga negara kita harus dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. B. Rumusan Masalah 1

description

makalah

Transcript of Makalah Lisa Icha

Page 1: Makalah Lisa Icha

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

..........  Negara sebagai suatu entitas adalah abstrak. Yang tampak adalah unsur-

unsur Negara yang berupa rakyat, wilayah, dan pemerintah. Salah satu unsur

Negara adalah rakyat. Rakyat yang tinggal di wilayah Negara menjadi penduduk

suatu Negara. Warga negara memiliki hubungan dengan negaranya.

Kedudukannya sebagai warga negara menciptakan hubungan berupa peranan,

hak , dan kewajiban yang bersifat timbal balik.

..........  Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu

penduduk yang menjadi unsur negara atau warga dari suatu negara yakni peserta

dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Setiap warga

negara mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang harus dilakukannya.

Segala sesuatu tentang hak dan kewajiban tersebut sudah diatur oleh negara. Dan

demi terwujudnya kesejahteraan setiap warga negara kita harus dapat

menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.

B.  Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan warga negara dan kewarganegaraan?

2. Apa hak dan kewajiban warga negara menurut UUD 1945?

3. Seperti apa problema status kewarganegaraan dan ketidak seimbangan hak

serta kewajiban warga negara  saat ini?

C.  Tujuan

1. Menjelaskan pengertian warga negara dan kewarganegaraan.

2. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga  negara.

3. Mengetahui seperti apa problema tentang kewarganegaraan saat ini.

1

Page 2: Makalah Lisa Icha

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Konsep Dasar Tentang Warga Negara

1. Pengertian Warga Negara

Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu

penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai

dengan kedudukannya sebagai orang merdeka, karena warga negara

mengandung arti peserta, anggota atau warrga dari suatu Negara, yakni

peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama,

atas dasar tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama.

Ada beberapa pengertian warga Negara yaitu :

Dalam UUD 1945 pasal 26

Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang

disahkan undang-undang sebagai warga Negara.

Pasal 1 UU No. 24/1958

Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan

perundang-undangan dan/ atau perjanjian-perjanjian dan/ atau peraturan

yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga

Negara Republik Indonesia.

Penduduk suatu negara dapat dibagi atas warganegara dan bukan warga

negara (orang asing). Dalam hubungan dengan negara yang didiaminya,

keduannya sangat berbeda, yakni:

2

Page 3: Makalah Lisa Icha

a. Setiap warga negara memiliki hubungan yang tidak terputus dengan

tanah airnya, dengan UUD negaranya, walaupun misalnya yang

bersangkutan berada di luar negeri, selama yang bersangkutan tidak

memutusakan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum

Internasional, misalnya seorang yang kawin dengan orang perancis,

maka ia otomatis mengikuti kewarganegaraan suaminya.

b. Penduduk yang bukan warga negara(orang asing) hubungannya

hanyalah selama yang bersangkutanbertempat tinggal dalam wilayah

negara  tersebut.

2.  Kewarganegaraan

Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan

hubungan atau ikatan antara negara dengan warga negara. Istilah

kewarganegaraan diebdakan menjadi dua, yaitu :

a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis

1) Kewarganrgaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya ikata

hukum antara warga negara dengan negara yang menimbulkan akibat-

akibat hukum tertentu. Tanda-tandanya misalnya : akta kelahiran,

surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dll.

2) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan ikatan

hukum, tetapi ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan, ikatan

keturunan, ikatan sejarah,  ikatan tanah air, dll.

b. Kewarganegaraan dalam arti Formil dan  Materiil

1) Kewarganegaraan dalam arti Formil menunjuk pada tempat

kewarganegaraan.

2) Kewarganegaraan dalam arti Materiil menunjuk pada akibat hukum

dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga

negara.

3

Page 4: Makalah Lisa Icha

Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki

pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang

yang sudah mempunyai kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau

kewenangan negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-

kaidah hukum pada orang yang bukan warga negaranya.

B. Asas Kewarganegaraan

Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa warga negara merupakan

anggota sebuah negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan

timbale balik terhadap negaranya. Seorang yang diakui sebagai warga

negara haruslah ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati

dalam negara tersebut. Ketentuan itu menjadi asas atau pedoman untuk

menentukan status kewarganegaraan seseorang. Setiap negara mempunyai

kebebasan dan kewenangan untuk menetukan asas kewarganegaraan

seseorang.

 Dalam menerapkan asas kewarganegaraan itu, dikenal dengan dua

pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas

kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Asas kewarganegaraan

berdasarkan kelahiran  ada dua asas yaitu : ius soli  (tempat kelahiran), ius

sanguinis (keturunan). Sedangkan berdasarkan perkawinan ada dua asas,

yaitu : asas kepastian hukum dan asas persamaan derajat.

a. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran

1) Asas  Ius Soli (tempat kelahiran)

Istilah ini diambil dari bahsa Latin, yakni ius berarti hukum,

pedomaan atau dalil, Soli berasal dari kata solum berarti negeri,

tanah atau dareah. Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan

seseorang ditentukan dari tempat dimana orang tersebut lahir.

Sebagai contoh, jika sebuah negara menganut asas ius soli, maka

4

Page 5: Makalah Lisa Icha

seorang yang dilahirkan di negara tersebut mendapat hak sebagai

warga negara.

2) Asas Ius Sanguinis (keturunan)

Sanguinis berasal dari kata sanguis yang artinya darah. Asas ini

menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan

berdasarkan keturunan dari orang tersebut. Contohnya, jika sebuah

negara menganut asas ius sanguinis, maka seseorang yang dari

orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara misalkan

saja Indonesia, maka anak tersebut berhak mendapat status

kewarganegaraan orang tuanya, yakni warga negara Indonesia.

b. Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan

1) Asas persamaan hukum

Asas ini didasarkan pada pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan

yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam

menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan

suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.

Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri

adalah sama dan satu.

2) Asas persamaan derajat

Asas ini berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan

perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya memiliki

hak yang sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi, mereka

dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya sebelum berkeluarga.

 

5

Page 6: Makalah Lisa Icha

C. Unsur-Unsur yang Menentukan Kewarganegaraan

2.3.1. Unsur darah keturunan (Ius Sanguinis)

Kewarganegaraan dari orang tua  yang menurunkannya

menentukan kewarganegaraan seseorang, artinya kalau anak dilahirkan

dari orang tua yang berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya juga

warga negara Indonesia.

Prinsip ini adalah prinsip asli yang telah berlaku sejak dahulu, yang

diantaranya terbukti dalam system kesukuan, dimana anak dari anggota

sesuatu suku dengan sendirinya dianggap sebagai anggota suku itu.

Sekarang prinsip ini berlaku diantaranya di Inggris, Amerika, Perancis,

Jepang, dan juga Indonesia.

2.3.2. Unsur daerah tempat kelahiran (ius soli)

Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan.

Misalnya, kalau orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia

dengan sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota-

anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam

ikatan dinas. Prinsip ini berlaku juga di Amerika, Inggris, Perancis, dan

juga Indonesia. Tetapi di jepang, prinsip ius soli ini tidak berlaku. Karena

seseorang yang tidak dapat membuktikan bahwa orang tuanya

berkebangsaan Jepang, ia tidak dapat diakui sebagai warga negara Jepang.

2.3.3. Unsur  pewarganegaraan (Naturalisasi)

Walaupun tidak dapat memenuhi prinsip ius soli ataupun  ius

sanguinis, orang dapat juga memperoleh kewarganrgaraan dengan jalan

pewarganegaraan atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur menurut

kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-

masing.

6

Page 7: Makalah Lisa Icha

.Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif.

Dalam pewarganegaran aktif, sesseorang dapat menggunakan hak opsi

untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari

suatu negara. Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif, seseorang yang

tidak mau diwarganegarakan oleh sesuatu negara atau tidak mau  diberi

atau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan dapat

menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian

kewarganegaraan tersebut. 

D. Status Kewarganegaraan

..........Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara

pada dasarnya adalah sebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah

negara yang berdaulat dan merdeka Indonesia mempunyai kedudukan yang

sama dengan negara lain di dunia, pada dasarnya kedudukan warga negara

bagi negara Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-

undangan tentang kewarganegaraan, yaitu :

Dalam UUD 1945 pasal 26

1. Yang menjadi warga negara ialah orang-oran bangsa Indnesia asli dan

orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai

warga negara.

2. Penduduk ialah warga negara Indonesia  dan orang asing yang bertempat

tinggal di Indonesia.

Dalam UU No. 3 tahun 1946

........ Sebagai pelaksanaan dari pasal 26 UUD 1945 diatas, Pemerintah

Republik Indonesia pada April 1946 dengan resmi telah mengundangkan UU

No.3 Tahun 1946. Menurut UU ini yang dimaksud dengan penduduk Negara

adalah mereka yang telah bertempat tinggal di Tanah Air kita selama satu

7

Page 8: Makalah Lisa Icha

tahun berturut-turut. Sedangkan yang dimaksud dengan Warga Negara ialah

mereka yang telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a) Penduduk asli dalam wilayah RI, termasuk anak-anak dari penduduk asli

tersebut.

b) Istri seorang Warganegara Indonesia.

c) Keturunan dari seorang warganegara yang menikah dengan warganegara

asing.

d) Anak-anak yang lahir dalam daerah RI yang oleh orang tuanya tidak

diakui dengan cara yang sah.

e) Anak-anak yang lahir dalam daerah Indonesia dan tidak diketahui siapa

orang tuanya.

f) Anak-anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang

mempunyai kewarganegaraan Indonesia meninggal.

g) Orang yang bukan penduduk asli yang paling akhir telah bertempat

tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut, dan telah berumur 21

tahun dan telah menikah. Dalam hal ini warga negara Indonesia, ia boleh

menolak dengan keterangan bahwa ia adalah warga negara negara dari

negara lain.

h) Masuk menjadi warga negara Indonesia dengan jelas pewarganegaraan

(naturalisasi).

E. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam Pasal 27 sampai

dengan pasal 34 UUD 1945.

1. Hak warga negara

Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2 UUD

1945)

8

Page 9: Makalah Lisa Icha

“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

layak bagi kemanusian”

Hak membela negara (Pasal 27 ayat 3 UUD 1945)

“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan Negara”

Hak mengeluarkan pendapat (Pasal 28 UUD 1945)

“kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkang pikiran baik

dengan tulisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-

Undang”

Hak kemerdekaan untuk bebes memeluk agama (Pasal 29 ayat 2 UUD

1945)

“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan

kepercaannya itu”

Hak ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat 1

UUD 1945)

“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan Negara”

Hak untuk medapatkan pendidikan (Pasal 31 ayat 1 UUD 1945)

“setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”

Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional (Pasal

32 ayat 1 UUD 1945)

9

Page 10: Makalah Lisa Icha

“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban

dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan

mengembangkan nilai-nilai budayanya”

Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial (Pasal 33

UUD 1945)

Hak mendapat jaminan keadilan sosial (Pasal 34 UUD 1945) 

2. Kewajiban warga negara

Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1 UUD 1945)

“segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tidak ada kecualinya”

Kewajiban membela negara (Pasal 27 ayat 3 UUD 1945)

“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan Negara”

Kewajiban dalam upaya pertahanan negara (Pasal 30 ayat 1 UUD 1945)

“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan Negara”

Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah

ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar Negara

10

Page 11: Makalah Lisa Icha

F.  Masalah Kewarganegaraan dan Hak serta Kewajiban Warga Negara

1. Problem status kewarganegaraan

Membicarakan status kewarganegaraan seseorang dalam sebuah

negara, maka akan dibahas beberapa persoalan yang berkenaan dengan

seseorang yang dinyatakan sebagai warga negara dalam sebuah negara.

Jika diamati dan dianalisis, di antara penduduk sebuah negara, ada diantara

mereka yang bukan warga negara (orang asing) di negara tersebut. Dalam

hal ini, dikenal dengan sebutan apatride, bipatride dan multipletride.

Apatride merupakan istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki

status kewaryganegaraan. Sedangkan, Bipatride merupakan istilah yang

digunakan untuk orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan

rangkap atau istilah lain dikenal dengan dwi-kewarganegaraan. Sementara

yang dimaksud dengan multipletride adalah istilah yang digunakan

untukmenyebutkan status kewarganegaraan seseorang yang memiliki dua

atau lebih status kewarganegaraan.

Kasus orang-orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan

merupakan sesuatu yang akan mempersulit orang tersebuut dalam konteks

menjadi penduduk pada suatu negara. Mereka akan dianggap sebagai

orang asing, yang tentunya akan berlaku kententuan-ketentuan peraturan

atau perundang-undangan bagi orang asing, yang selain segala sesuatu

kegiatannya akan terbatasi, juga setiap tahunnya diharuskan membayar

sejumlah uang pendaftaran sebagai orang asing.

Kasus kewarganegaraan dengan kelompok Bipatride, dalam realitas

empiriknya, merupakan kelompok status hukum yang tidak baik. Karena

dapat mengacaukan keadaan kependudukan di antara dua negara, karena

itulah tiap negara dalam menghadapi masalah Bipatride dengan tegas

mengharuskan orang-orang yang terlibat untuk secara tegas memilih salah

satu diantara kedua kewarganegaraannya.

11

Page 12: Makalah Lisa Icha

Kondisi seseorang dengan status berdwikewarganegaraan, sering

terjadi pada penduduk yang tinggal di daerah perbatasan di antara dua

negara. Dalam hal ini, diperlukan peraturan atau ketentuan-ketentuan yang

pasti tentang pembatasan serta wilayah territorial, sehingga penduduk di

daerah itu dapat meyakinkan dirinya termasuk ke dalam kewarganegaraan

mana di antara dua negara tersebut.

2. Pelaksanaan hak dan kewajiban saat ini

Pada kenyataannya pelaksanaan hak dan kewajiban warga masyarakat

tidak ada keseimbangan. Dimana hak yang mereka peroleh tidak

disesuaikan dengan kewajiban yang harus mereka lakukan. Sebagai

contoh: para pejabat tinggi negeri ini, mereka mendapatkan segala haknya

terkadang lebih pula namun mereka tidak dapat menyelesaikan

kewajibannya terhadap negara. Atau rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa.

Mereka melaksanakan perintah atasan (kewajiban) namun hak mereka

tidak diberikan sebagaimana mestinya. Hal seperti inilah yang dimaksud

dengan tidak seimbangnya hak dan kewajiban warga negara.

 

 

12

Page 13: Makalah Lisa Icha

BAB III

PENUTUP

 

A. KESIMPULAN

..... Syarat-syarat utama berdirinya suatu negara merdeka adalah harus ada

wilayah tertentu, ada rakyat yang tetap dan ada pemerintahan yang berdaulat.

Ketiga syarat ini merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Tidak

mungkin suatu negara berdiri tanpa wilayah dan rakyat yang tetap, namun

bila negara itu tidak memiliki pemerintahan yang berdaulat secara nasional,

maka negara itu belum dapat dikatakan sebagai  negara merdeka. Warga

negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu

dalam hubungannya dengan negara. Dalam hubungan antara warga negara

dan negara, warga negara memiliki kewajiban-kewajiban terhadap negara dan

sebaliknya warga negara juga mempunyai hak-hak yang diberikan dan

dilindungi oleh negara.

...... Pada dasarnya hak dan kewajiban setiap warga negara itu sudah diatur

dan ditetapkan dalam undang-undang. Dan setiap warga negara wajib untuk

melaksanakannya hak dan kewajibannya dengan baik dan benar. Namun pada

kenyataannya, semua itu sudah tidak terlaksana dengan baik. Terjadi

ketidakseimbangan antara hak yang diperoleh dan kewajiban yang seharusnya

dilakukan seseorang. Hal ini yang memicu terjadinya suatu konflik karena

dianggap tidak adanya keadilan di negara ini.

......Problem status kewarganegaraan juga sudah banyak terjadi. Ada banyak

orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan yang nantinya akan

mempersulit orang tersebut dalam menjadi penduduk suatu negara. Di lain

sisi ada orang yang memiliki dua status kewarganegaraan atau bahkan lebih.

Hal ini juga akan mengacaukan keadaan kependudukan di antara negara-

13

Page 14: Makalah Lisa Icha

negara tersebut. Penetapan status kewarganegaraan ini sudah diatur di

masing-masing negara, jadi setiap orang dapat memiliki status

kewarganegaraan sesuai asas yang berlaku di negara tersebut. Dengan

demikian tidak akan terjadi kekacauan dalam  kependudukan suatu negara.

 Dengan sistem pemerintahan yang baik problem kewarganegaran tersebut

akan dapat teratasi. Setiap warga negara bertanggung jawab dengan baik atas

hak serta kewajibannya maka tidak akan terjadi ketimpangan atau ketidak

seimbangan antar hak dan kewajiban. Selain itu taat dengan peraturan dalam

penentuan status kewarganegaraan akan dapat mengurangi adanya problem

status kewarganegaraan. Sehingga  akan tercipta pemerintahan yang baik

dalam negara ini dan semua sistem pemerintahan akan berjalan dengan

lancar.

B. SARAN

1. Sebagai warga negara yang baik, bisa mendahulukan kepentingan bersama

dari pada kepentingan individunya.

2. Bisa menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya sebagai warga negara

Indonesia.

3. Taat dalam melaksakan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.

4. Konsekuen dengan status kewarganegaraan yang disandang.

5. Kebijakan untuk hanya mempunyai satu kewarganegaraan.

 

 

14

Page 15: Makalah Lisa Icha

 DAFTAR PUSTAKA

 

1. Azra, azyumardi. 2005. Pendidikan Kewargaan (Civic Education):

Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: PRENADA MEDIA.

2. Winarno, dwi. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan: Paradigma Baru.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

3. Kaelan MS dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.

Yogyakartra: Paradigma.

4. Ubaidillah, Ahmad, (et al). 2000. Pendidikan Kewarganegaraan:Demokrasi,

HAM & Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.

5. Sukaya, Endang Zaelani, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

6. https://iinaprilian.wordpress.com/2010/11/23/contoh-kasus-status-

kewarganegaraan-anak-dalam-perkawinan-campuran/

 

 

 

15

Page 16: Makalah Lisa Icha

GLOSARIUM

1. Apatride                            :  Orang-orang yang tidak mempunyai suatu

kewarganegaraan.

2. Asas                                   :  Dasar (sesuatuu yang menjadi tumpuan

berfikir atau berpendapat).

3. Bipatride                            :  Orang-orang yang mempunyai

kewarganegaraan rangkap atau dwi kewarganegaraan.

4. Formil                                :  Sesuai dengan peraturan yang sah.

5. Hak opsi                             :  Hak untuk memilih atau mengajukan

kehendak menjadi warga negara dari suatu negara.

6. Hak repudiasi                     :  Hak untuk menolak pemberian

kewarganegaraan dari suatu negara.

7. Ius sanguinus                     :  Unsur darah keturunan menentukan

kewarganegaraan seseorang.

8. Ius soli                               :  Unsur darah tempat kelahiran menentukan

kewarganegaraan   seseorang.

9. Kewarganegaraan              :  Hal yang berhubungan dengan warga

negara; keanggotaan sebagai warga negara.

10. Konstruktif                        :  Bersifat membina, memperbaiki,

membangun.

11. Materiil                              :  Bersifat fisik atau kebendaan.

12. Naturalisasi                       :  Kewarganegaraan seseorang yang diperoleh

melalui pewarganegaraan.

13. Penduduk                          :  Semua orang yang pada suatu waktu

mendiami suatu wilayah tertentu.

14. Produktif                           :  Bersifat mampu menghasilkan dalam jumlah

besar.

15. Warga negara                    :  Seluruh individu yang mempunyai ikatan

hukum dengan suatu negara tertentu.

16. Yuridis                               : Menurut hukum; secara hukum.

16

Page 17: Makalah Lisa Icha

MAKALAH

DEFENISI WARGA NEGARA DAN

KEWARGANEGARAAN

OLEH :

LISATUN AINI

1.A

STKIP PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG

2015

17

Page 18: Makalah Lisa Icha

Kata Pengantar

Alhamdulillahi Rabbil Alamin......

Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa

atas Ridonya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul Defenisi Warga Negara Dan Kewarganegaraan” yang

merupakan pengetahuan penting yang harus diketahui.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya,

serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam menjalankan syariatnya.

Kami ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak

yang telah membantu mensukseskan makalah ini hingga selesai, baik

secara langsung maupun tidak.

Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang

tidak berkenan bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati kami

mohon maaf yang setulusnya.

Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi yang membangun

sangat kami harapkan untuk perbaikan makala ini kedepan. Semoga

taufik, hidayat dan rahmat senantiasa menyertai kita semua menuju

terciptanya keridhoan Allah SWT.

Amin ya Robbal Alamin......

Sengkang, 24 November 2015

Penulis

18i

Page 19: Makalah Lisa Icha

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar tentang warga negara 3

B. Asas kewarganegaraan 5

C. Unsur-unsur yang menentukan kewarganegaraan 8

D. Status kewarganegaraan 9

E. Hak dan kewajiban warga negara 11

F. Masalah kewarganegaraan dan hak serta

Kewajiban warga negara 14

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan 17

B. Saran 19

Daftar Pustaka 20

Glosarium 21

19ii