Makalah Lingkungan

download Makalah Lingkungan

of 7

description

artikel tentang lingkungan

Transcript of Makalah Lingkungan

Makalah LingkunganPendidikanLINGKUNGAN PENDIDIKANMata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan

A. Latar Belakang Dalam pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dan memperoleh berbagai materi yang mencakup mengenai Lingkungan Pendidikan.B. Tujuan Mahasiswa mampu menjelaskan dan memperoleh materi yang berhubungan dengan:1. Pengertian Lingkungan Pendidikan2. Lingkungan pendidikan keluarga3. Lingkungan pendidikan sekolah4. Lingkungan pendidikan masyarakatC. Permasalahan Dalam permasalahan ini, kami akan menjelaskan pengaruh proses pendidikan dan hasil pendidikan seseorang dalam tingkat dominasi antar tiga pusat pendidikan (pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, pendidikan masyarakat). Seperti yang dikatakan para pakar, memang harus diakui dominasi lingkungan dalam mempengaruhi pendidikan seseorang secara filsafati terpisah menjadi beberapa aliran-aliran pendidikan. Sehubungan dengan itu para pakar pendidikan menempatkan bahasan lingkungan pendidikan sebagai kajian tersendiri dalam proses pendidikan.D. Pembahasan1. Lingkungan Pendidikan Lingkungan pendidikan adalah suatu komponen sistem yang ikut menentukan suatu keberhasilan proses pendidikan. Para pakar pendidikan berkorelasi positif terhadap keberhasilan pendidikan seseorang. Seperti halnya suatu lingkungan yang baik akan membuat orang baik dalam lingkungan tersebut, begitu pula sebaliknya. Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, sumber daya, keadaan dan makhluk hidup yang ada di dalamnya serta manusia dan perilakunya yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dalam lingkungan tersebut. Sedangkan lingkungan pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial. Sehingga lingkungan pendidikan dipilah menjadi 3, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang disebut sebagai Tripusat Pendidikan. Menurut Philip H. Coombs, Tripusat Pendidikan tersebut sering dirancukan dengan pemilahan pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Menurutnya pendidikan formal adalah pendidikan yang terprogram, terstruktur dan berlangsung di sekolahan. Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terprogram, tidak terstruktur dan dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun. Sedangkan pendidikan nonformal adalah pendidikan yang terprogram, terstruktur dan berlangsung di luar persekolahan.1. Lingkungan Pendidikan Keluarga Lingkungan pendidikan ini adalah lingkungan pendidikan utama, karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan inilah yang pertama ada. Selain itu sejak manusia dalam kandungan dan mengalami proses pendidikan hingga lahir dalam keluarga. Dalam kajian antropologis manusia mengenal pendidikan sejak manusia ada. Pendidikan itu berlangsung pada masyarakat yang masih tradisional. Masyarakat yang tradisional memiliki struktur yang masih sangat sederhana, sehingga horizon anak masih terbatas pada keluarga. Keluarga memiliki fungsi produksi dan fungsi konsumsi sekaligus secara absolut. Kedua fungsi ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya. Masa depan anak pada masyarakat primitif sangat mudah diprediksi. Hampir dapat dipastikan bahwa generasi anak nyaris sama dengan orang tuanya. Karena kehidupan anak nyaris tidak terjadi perubahan. Misal sang orang tua seorang petani, maka dapat dipastikan anak akan menjadi petani pula. Kondisi ini muncul karena anak bagian dari keluarga. Orang tua masyarakat tradisional sangat bertanggung jawab dalam mendidik anaknya, walau anaknya sudah menikah mereka (orang tua) masih tetap bertanggung jawab dalam pendidikan anaknya. Lain halnya pada keluarga modern yang cenderung bergantung pada pelayanan jasa atau pihak lain untuk mendidik anaknya. Seperti lembaga sekolah, pengasuh, organisasi sosial atau bahkan tempat kursus dan masih banyak lagi. Sejumlah ahli menganggap hal ini sebagai fenomena negatif. Menurut mereka fungsi alami orang tua terlebih ibu, tidak dapat didelegasikan kepada pihak lain. Pendidikan keluarga sangatlah utama dibandingkan pendidikan sekolah. Pendidikan keluarga ada 2, yaitu pendidikan prenatal dan postnatal. Pendidikan prenatal adalah pendidikan sebelum lahir atau pendidikan dalam kandungan untuk pembentukan potensi yang akan dikembangkan dalam proses pendidikan selanjutnya. Wujud praktek pendidikan prenatal cenderung dipengaruhi oleh praktek-praktek budaya yang tumbuh pada lingkungan secara turun-temurun. Pendidikan prenatal sedapat mungkin menghindari terjadinya kelahiran anak yang tidak diinginkan (unwanted child). Menurut Retno Sriningsih Satmoko, hal ini akan mengalami berbagai kendala. Munculnya kelahiran anak yang demikian, tidak hanya terjadi pada pasangan remaja pra nikah, tetapi juga dari pasangan resmi. Seperti jenis kelamin atau jarak kelahiran anak yang tidak sesuai keinginan orang tua, belum siap ekonomi, kegagalan kontrasepsi, kelahiran anak yang keterbelakang mental, dan lain-lain. Dasar tanggung jawab keluarga terhadap anaknya meliputi hal-hal berikut: a. Motivasi cinta kasih yang menjiwai orang tua dengan anak b. Motivasi kejiwaan moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannnya. Tanggung jawab ini meliputi nilai-nilai religius spiritual untuk memelihara martabat dan kehormatan keluarga. c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat. Tanggung jawab kekeluargaan (Noor Syamsyudin, 1981).1. Lingkungan Pendidikan Sekolah Pada saat manusia dalam kehidupan primitif, manusia hanya mengenal pendidikan keluarga dan pendidikan dalam masyarakat yang dikenal secara informal, kondisi demikian dimungkinkan karena struktur sosial masyarakat belum kompleks sehingga horizon anak sebagian besar masih dalam keluarga. Dalam proses pendidikan yang dijalani bersifat spontan dan tidak melalui proses perencanaan yang matang. Oleh karenanya para pelaku pendidikan baik anak, orang tua atau masyarakat tidak menyadari adanya proses belajar mengajar. Dengan mengacu pendapat Margaret Mead yang dikutip sastra prateja pendidikan pada waktu itu disebut pasca-figuratif. Pendidikan pasca figuratif adalah pendidikan yang menekankan peserta didik untuk meniru figur pendidik. Dengan demikian pendidik sifatnya hanya konservatif. Seiring berkembangnya peradaban masyarakat yang semakin kompleks dan terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan khusus untuk memasuki usia dewasa. Dengan demikian secara objektif orang tua memerlukan lembaga tertentu untuk menggantikan sebagian fungsinya sebagai pendidik yaitu yang disebut sekolah. Sekolah di Indonesia pada awalnya berupa pecantrikan. Peserta didiknya disebut cantrik dan pendidiknya disebut guru atau suhu. Isi pendidikannya adalah agama (Hindu dan Budha), olah kanuragan, dan juga kawijayan (bela diri), kesusastraan, unggah ungguh atau etika. Setelah Islam masuk ke Indonesia pecantrikan secara sinkritisme dikembangkan menjadi pondok pesantren dari kata pondok pesantrian. Peserta didiknya disebut santri dan pendidiknya disebut nyai atau kyai. Setelah orang Barat masuk ke Indonesia, sistem pendidikan ikut terpengaruh karenanya. Dalam perkembangan lebih lanjut pendidikan sekolah yang dikembangkan oleh pemerintah karena dianggap lebih modern dan nasionalis (mampu menampung berbagai perbedaan faham, golongan, agama, suku dan lain-lain). Dasar tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi 3 hal yaitu:1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku (perundangan dalam pendidikan)2. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi, tujuan dan jejang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan negara3. tanggung jawab fungsional adalah tanggung jawab profesional pengelola dan pelaksanaan pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya. Tanggung jawab-tanggung jawab tersebut merupakan pelimpahan sebagian tanggung jawab orang tua dan masyarakat dalam bidang pendidikan.1. Lingkungan Pendidikan Masyarakat Menurut Soerjono Soekanto, dalam setiap masyarakat baik yang sederhana maupun yang kompleks, terbelakang atau maju pasti terdapat pranata-pranata sosial (social intitutions). Ada 5 pranata sosial yang terdapat dalam sistem masyarakat, yaitu:1. Pranata pendidikan2. Pranata ekonomi3. Pranata politik4. Pranata teknologi5. Pranata moral atau etika Pranata pendidikan secara umum mempunyai tugas dalam upaya sosialisasi, sehingga setiap warga masyarakat mempunyai kepribadian yang mendekati harapan masyarakat bersangkutan. Pranata ekonomi bertugas mengatur upaya pemenuhan kemakmuran hidup sehingga masing-masing anggota memperoleh kelayakan secara ekonomis. Pranata politik bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat. Pranata teknologi berupaya menciptakan teknik untuk mempermudah kehidupan manusia. Sedangkan pranata moral mengurusi nilai dan penyikapan atau tindakan dalam pergaulan di masyarakat. Masing-masing pranata sosial tersebut mempunyai hubungan interpedensi yang kuat. Dalam rangka kepraktisan analisis, pranata pendidikan disatu pihak dan pranata lain dipihak yang lain terlihat bahwa saat ini dirasakan adanya kesenjangan antara sekolah dan masyarakat.1. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Sehingga konsep masyarakat sebenarnya juga merupakan dari masyarakat. Karena masyarakat merupakan himpunan dari keluarga-keluarga. Dalam hal ini sangat diperlukan karena mahasiswa jalur kependidikan sebagai calon guru harus mampu mengembangkan konsep dan aplikasi untuk mengakrabkan sekolah dengan masyarakatnya. a. Hubungan Transaksional antar Sekolah dengan Masyarakat Menurut Sanafiah Faisal (1980) dalam buku Daspend MKDK IKIP Malang, hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari 2 segi, yaitu:1. Sekolah sebagaipartnerdalam fungsi pendidikan;2. Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat. Dari segi pertama menempatkan sekolah dan masyarakat dalam posisi yang sejajar dalam hal menjalankan fungsi pendidikan. Keberhasilan pendidikan seseorang dalam sekolah ditentukan juga oleh pengalaman dalam masyarakatnya. Sedangkan dari segi yang kedua hubungan sekolah dengan masyarakat, masing-masing memiliki hubungan rasional. Sekolah sebagai produsen dituntut mengakomodasikan keinginan masyarakat akan pendidikan. Oleh karena itu, pihak sekolah, guru dan pegawai administratif hendaknya melakukan usaha untuk menciptakan hubungan harmonis. Jons sebagaimana yang dikutip oleh Kartadinata untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:1. aktivitas kurikuler siswa2. aktivitas para guru3. kegiatan ekstrakurikuler4. kunjungan orang tua siswa atau anggota masyarakat ke sekolah5. melalui media massa b. Hubungan Transmisi dan Transformasi Hubungan transmisi terjadi manakala sekolah berperan sebagai pewarisan kebudayaan. Kebudayaan diartikan sebagai seperangkat ide, pola, tingkah laku, dan benda yang dimiliki sekelompok masyarakat melalui proses belajar. Kebudayaan ini diwariskan kepada generasi berikutnya melalui pembelajaran.E. Penutup Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan-pendidikan tersebut dapat kita peroleh dari lingkungan sekitar kita, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan masyarakat. Dan tanpa kita sadari, kita telah mendapatkan pendidikan awal sejak kita (manusia) masih berada dalam kandungan.F. Daftar PustakaAchmad Munib dkk.2009.Pengantar Ilmu Pendidikan.UPT UNNES Press.Semarang