Makalah Kimia Lingkungan
-
Upload
sarasaraswaty -
Category
Documents
-
view
243 -
download
29
description
Transcript of Makalah Kimia Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu
kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan
yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi
yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, pembangunan kawasan industri di daerah-daerah
pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran
tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian,
terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan
kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta
kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya
bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara
terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk
memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan
alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu
saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan
pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa
mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap
kesehatan makhluk hidup.
Menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988,
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh
kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Makalah Kimia Lingkungan 1
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai
aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu
lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat
di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan
atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana
dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah
semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk
logam berat. Dimana, pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
pencemaran air
pencemaran tanah
pencemaran udara
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian
kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan
berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik
serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tetapi akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No.
150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.
Salah satuan bagian terpenting tanah adalah air tanah, dimana Air tanah adalah
air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah
merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya
dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa
daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%.
Makalah Kimia Lingkungan 2
II. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Sebagai bahan kajian mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan, terutama
pencemaran tanah.
2. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran
tanah.
3. Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran tanah.
4. Sebagai bahan penambah wawasan tentang adanya air tanah.
III. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pencemaran dan pencemaran tanah?
2. Adakah persamaan dari pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara?
3. Apa sajakah yang menjadi penyebab pencemaran tanah?
4. Apa sajakah dampak adanya pencemaran tanah?
5. Adakah cara untuk menanggulangi pencemaran tanah?
6. Apakah ada penanganan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah?
7. Apakah ada kriteria untuk tanah tercemar dan tanah tidak tercemar?
8. Apakah yang dimaksud dengan air tanah?
9. Bisakah mendapatkan air bersih dengan lahan yang tidak terlalu memadai?
Makalah Kimia Lingkungan 3
BAB IIPEMBAHASAN
Menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988,
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan
manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi
lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas
industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan
dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang
diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan
gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju
yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat
dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Dimana,
pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
pencemaran air
pencemaran tanah
pencemaran udara
Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara. Ada banyak
persamaan diantara ketiganya, salah satunya adalah dampaknya bagi manusia. Pembakaran
bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya
kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di
atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas
dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi.
Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house
effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal
dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau
lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi
berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-
Makalah Kimia Lingkungan 4
pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika
hujan asam. Terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai
menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di
dalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan
ekosistem dan kehidupan manusia.
Tanah adalah hasil proses penghancuran atau pelapukan batuan dan tumbuhan. Proses
tersebut dipengaruhi oleh iklim, batuan induk, vegetasi (tumbuh-tumbuhan), relief (penampang
bumi) dan waktu. Penguraian atau pelapukan batuan dapt terjadi secara kimia, fisika dan biologi.
Proses terbentuknya tanah ada 3 macam, yaitu :
Proses fisika : penghancuran batu yang disebabkan oleh energy potensial (daya hantam air),
tekanan dan sinar matahari,
Proses kimia : pelapukan batuan yang disebabkan oleh zat kimia
Proses biologi : penghancuran batuan oleh tumbuh-tumbuhan serta penghancuran atau
penguraian tumbuhan oleh hewan-hewan kecil
Proses-proses di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Batu terkena sinar matahari akan mengalami proses mengembang dan pada malam hari akan
mengalami proses penyusutan. Jika batu tersebut terkena air maka akan lapuk.
2. Pada waktu hujan turun, zat kimia seperti : asam karbonit (H2CO3), asam karbonat (H2SO4),
asam sulfite (H2SO3), asam sulfat (H2SO4), asam nitrit (H2NO3), asam nitrat (H2SO4), dan
lain-lain akan menghancurkan / menguraikan batuan.
3. Akar tumbuh-tumbuhan dan binatang akan memecah batu menjadi kerikil dan pasir.
4. Air sungai akan memecah batu menjadi kerikil dan pasir.
5. Hewan kecil (hewan-hewan decomposer) seperti : rayap, kaki seribu, dan lain-lain akan
mengubah menjadi humus.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Makalah Kimia Lingkungan 5
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam
tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir
sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juga dapat
disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup,
seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari
limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh
mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat
menurunkan kualitas tanah
Penyebab Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah organik dan anorganik,
misalnya dari kegiatan rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan.
Sampah organik dapat dihancurkan oleh jasad-jasad reunik menjadi mineral, gas, dan
air sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan,
kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan
sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik sulit atau
tidak dapat diuraikan. Bahan pencemaran itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan
ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Makalah Kimia Lingkungan 6
Tanah merupakan bagian penting
dalam menunjang kehidupan makhluk hidup
di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai
makanan bermula dari tumbuhan. Manusia,
hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada
tumbuhan dan hewan yang hidup di laut,
tetapi sebagian besar dari makanan kita
berasal dari permukaan tanah.. Oleh sebab
itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga
kelestarian tanah sehingga tetap dapat
mendukung kehidupan di muka bumi ini.
Akan tetapi, sebagaimana halnya
pencemaran air dan udara, pencemaran tanah
pun akibat kegiatan manusia juga.
Pencemaran tanah anorganik dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan
limbah pertanian . Dimana Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim,
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water),
dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini
terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama
bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat
bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik
limbah.
A. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk;
perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
Makalah Kimia Lingkungan 7
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak
kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
Makalah Kimia Lingkungan 8
B. Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Merupakan zat yang sangat
beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan
kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan
tanah.
1. Limbah industri berupa limbah
padat yang merupakan hasil
buangan industri berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari
proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp,
kertas, rayon, plywood, pengawetan
buah, ikan daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan
hasil pengolahan dalam suatu
proses produksi, misalnya sisa-
sisa pengolahan industri pelapisan
logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom,
arsen dan boron adalah zat-zat
yang dihasilkan dari proses
industri pelapisan logam.
C. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea, Pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
Dampak Pencemaran Tanah
Timbulan sampah yang berasal dari
limbah domestik dapat mengganggu/
mencemari karena: lindi (air sampah), bau
dan estika. Timbulan sampah juga menutupi
permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa
dimanfaatkan.
Selain itu, timbunan sampah dapat menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida,
adanya zat mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah dapat menimbulkan gangguan
terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah. Limbah lain
seperti oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak pada permukaan tanah menjadi racun.
Sampah anorganik tidak ter-
biodegradasi, yang menyebabkan lapisan
tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh
bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
Limbah cair rumah tangga berupa;
tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air
tanah bahkan zat-zat kimia yang terkandung
di dalamnya dapat membunuh mikro-
organisme di dalam tanah.
Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
proses pengolahan. Penimbunan limbah padat mengakibatkan pembusukan yang
menimbulkan bau di sekitarnya karena adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu.
Dengan tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama, permukaan tanah menjadi
rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi dengan bakteri tertentu yang
mengakibatkan turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau. Selain itu timbunan akan
mengering dan mengundang bahaya kebakaran.
Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti
tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah,
yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena hara tanah semakin berkurang.
Penggunaan pestisida bukan saja
mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorga-nisme yang berguna di dalam
tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung
pada jumlah organisme di dalamnya. Selain
itu penggunaan pestisida yang terus menerus
akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.
Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur
masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal
pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal
dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan
siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan
gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan
pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk
paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran
tanah dapat menyebabkan Kematian.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan
mungkin tidak bias di Obati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat
dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada
kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit. Zat kimia diatas bila
dosis yang bayak, menimbulkan pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan
pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme
dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan
tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian
bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan
terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini
terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang
telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari
erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Cara Menanggulangi Pencemaran Tanah
1. Limbah domestik yang berjumlah sangat
banyak memerlukan penanganan khusus
agar tidak mencemari tanah. Pertama
sampah tersebut kita pisahkan ke dalam
sampah organik yang dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (biodegradable)
dan sampah yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Oleh karena itu,
sangatlah bijaksana jika setiap rumah
tangga dapat memisahkan sampah atau
limbah atas dua bagian yakni organik
dan anorganik dalam dua wadah yang
berbeda sebelum diangkut ketempat
pembuangan akhir.
2. Sampah organik yang terbiodegradasi dapat diolah, misalnya dijadikan bahan urukan,
ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan tanah yang dapat kita
pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat dibuat biogas dll.
2. Sampah anorganik yang tidak dapat
diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan pendaur-
ulangan sampah.
3. Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan
hama seperti pestisida.
4. Mengolah limbah industri dalam
pengolahan limbah, sebelum dibuang
kesungai atau kelaut.
5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Misalnya mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus
dengan bahan yang ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati.
Penanganan Untuk Mengurangi Dampak Pencemaran Tanah
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah. Diantaranya:
1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).
Kriteria Tanah Tercemar dan Tanah Tidak Tercemar
Tanah tercemar
Tanah indonesia terkenal dengan kesuburanya. Hingga dalam sejarah Indonesia
pernah tercetat. Kesuburan itu telah mengundang para penjajah asing untuk
mengeksploitasinya. Fenomena sekarang lain lagi. Sebagian tanah Indonesia tercemar oleh
polusi yang diakibatkan oleh kelainan masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak
dan hilang kesuburanya, mengandung zat asam tinggi. Berbau busuk, kering, mengandung
logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1. Tanah tidak subur
2. pH dibawah 6 (tanah asam) atau pH diatas 8 (tanah basa)
3. Berbau busuk
4. Kering
5. Mengandung logam berat
6. Mengandung sampah anorganik
Tanah tidak tercemar
Tanah yang tidak tercemar adalah tnah yang masih memenuhi unsur dasarnya
sebagai tanah. Ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaanya. Tanah tidak tercemar
bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. Yang paling utama adalah
tidak mengandung logam berat. Tanah yang tidak tercemar besar potensinya untuk alat
kemaslahatan umat manusia. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan
keuntungan berlipat ganda.
Dari pernyataan diatas, bisa ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri tanah tercemar adalah :
1. Tanahnya subur
2. Trayek pH minimal 6, maksimal 8
3. Tidak berbau busuk
4. Tidak kering, memiliki tingkat kegemburan yang normal
5. Tidak Mengandung logam berat
6. Tidak mengandung sampah anorganik
Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Air tanah – Air bawah tanah atau sering disangka dengan air tanah, adalah air yang
terdapat pada ruang antar butir batuan atau celah-celah batuan. Letak air tanah dapat mencapai
beberapa puluh bahkan beberapa ratus meter di bawah permukaan bumi. Lapisan batuan ada
yang lolos air (permeable) dan ada pula yang tidak lolos/kedap air (impermeable). Lapisan lolos
air misalnya terdiri dari kerikil, pasir, batuapung, dan batuan yang retak-retak, sedangkan lapisan
kedap air antara lain terdiri dari napal dan tanah liat atau tanah lempung. Sebetulnya tanah
lempung dapat menyerap air, namun setelah jenuh air, tanah jenis ini tidak dapat lagi menyerap
air.
Secara umum airtanah akan mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat
kecil dan atau melalui butiran antar batuan.
(Model aliran airtanah melewati rekahan dan butir batuan)
Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah ini kita sebut dengan akifer.
Bagaimana interaksi kita dalam penggunaan air tanah? Yang alami adalah dengan mengambil air
tanah yang muncul di permukaan sebagai mata air atau secara buatan. Untuk pengambilan air
tanah secara buatan, mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang
berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat bahwa air yang berada di
dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas
tersebut terus menerus pada akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin
menghisap air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih keras atau
mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan teknis pengambilan air tanah
dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili oleh es batu) dengan menggunakan pompa (diwakili
oleh sedotan).
Hal yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat bahwa muka air
di dalam sedotan akan berbeda dengan muka air didalam gelas. Perbedaan ini akan
mengakibatkan pergerakan air. Sama dengan analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan
tinggi menuju ke tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya
gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan permukaan laut), adanya
lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh
pola struktur batuan atau fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini
secara umum disebut gradien aliran airtanah (potentiometrik). Secara alamiah pola gradien ini
dapat ditentukan dengan menarik kesamaan muka airtanah yang berada dalam satu sistem aliran
air tanah yang sama.
Mengapa pergerakan atau aliran ai rtanah ini menjadi penting? Karena disinilah kunci
dari penentuan suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah
memiliki potensi air tanah alami yang baik.
Model aliran air tanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering
juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah
dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami
proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau
celah/rekahan pada tanah/batuan.
(Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul)
Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui
suatu lapisan atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini
akan membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah
luahan airtanah (discharge zone). Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air
dalam zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan tekanan, kontrol
struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah yang disebut sebagai aliran airtanah.
Daerah aliran airtanah ini selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone).
Dalam perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan akifer yang
diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeabel) hal ini
mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah yang berada di bawah lapisan penutup dan
airtanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah
tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer). Dalam kehidupan
sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh
penduduk, sedangkan airtanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus
lapisan penutupnya.
Air tanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar,
mudah tercemar dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan.
Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai airtanah dangkal
(Padahal dangkal atau dalam itu sangat relatif lho).
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur
artesis (artesian well). Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial,
mengakibatkan adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini berada
diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal secara alami menuju
kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol ; kejadian dimana garis potensial khayal ini
sama dengan permukaan tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir
artesis negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah permukaan tanah sehingga
muka airtanah akan berada di bawah permukaan tanah..
Jadi, kalau tukang sumur bilang bahwa dia akan membuat sumur artesis, itu artinya dia akan
mencari airtanah tertekan/airtanah terhalang ini, belum tentu airnya akan muncrat dari tanah.
Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik. Tapi secara umum bisa kita
bagi menjadi :
1. Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika) : Penekanannya pada aspek fisik yaitu
merekonstruksi pola sebaran lapisan akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita
dengar dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan
jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan
menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.
2. Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia) : Penekanannya pada aspek kimia yaitu
mencoba merunut pola pergerakan airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu media,
maka air ini akan melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah
lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral yang berasal
dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.
Kombinasi dari kedua metode ini akan saling melengkapi dan akan memudahkan kita
untuk mengetahui lebih lengkap mengenai informasi keberadaan airtanah di daerah kita.
Jenis-jenis air tanah:
Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan atas: air tanah dangkal (air tanah preatik) yaitu
air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air yang paling dekat dengan permukaan bumi,
dan air tanah dalam (air tanah aretesis) yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan lolos air
yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
Air tanah jenis ini memungkinkan terjadinya sumber air artesis, manakala ia dapat muncul
sebagai mata air dengan tekanan cukup tinggi.
Menurut asal airnya, air tanah dapat dibedakan atas: air tanah yang berasal dari atmosfer (air
meteorik), yaitu air tanah yang berasal dari serapan presipitasi baik dari hujan atau salju; dan
air taanah yang berasal dari dalam bumi, misalnya:
- Air tanah turbir (conate water), yaitu air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen;
- Air tanah juvelin (juvelin water), yaitu air tanah yang bersumber dari air yang naik dari
maagma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
Potensi air tanah
Di daerah endapan, air tanah pada umumnya berupa air payu, kecuali di daerah
bentukan endapan sungai delta, tanggul pantai, dan tanggul sungai, airnya berasa tawar. Air
tanah bergerak secara sangat lambat baik gerak vertikal maupun horizontal, gerakan air tanah
ini rata-rata hanya mencapai dua meter per hari. Pada lapisan batuan padas misalnya,
gerakannya akan jauh lebih lambat, yakni hanya sekitar lima belas meter per tahun.
Di daerah pantai sering terdapat kantong-kantong air tawar di antara serapan air asin.
Kantong air tawar ini ada karena air hujan yang jatuh di atas wilayah ini mengalami perembesan
ke arah bawah (infiltrasi dan perkolasi) dan akhirnya terakumulasi di bawah permukaan bumi,
sehingga menyerupai suatu kantong yang sangat besar.
Wilayah air tanah
Secara vertikal, di dalam bumi terdapat berbagai wilayah air tanah, yaitu:
- Wilayah yang masih dipengaruhi oleh udara luar
Pada bagian atas wilayah ini terdapat lapisan tanah yang mengandung air, yang dimanfaatkan
oleh tanaman. Bila lapisan/zona ini telah jenuh maka disebut “tanah jenuh air” (field capacity).
Karena adanya gaya berat, maka air di zona ini akan bergerak turun. Air yang bergerak bebas
karena gravitasi lini disebut “air bebas”, yang satuannya dinyatakan dalam prosen terhadap
volume tanah. Air tanah yang tidak bebas akan ditahan oleh butir-butir batuan. Jumlah air yang
ditahan oleh butir-butir batuan ktersebut juga dinyatakan dengan prosen terhadap volume tanah
dan disebut “kemampuan menahan air” (holding capacity).
- Wilayah jenuh air
Wilayah jenuh air mengacu kedapa kedalaman muka air tanah, yang dapat diamati dari
beberapa sumur. Kedalaman wilayah jenuh air sangat ditentukan oleh kondisi topografi dan
jenis batuannya.
- Wilayah kapiler air
Wilayah kapiler air merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah
jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilarisasi (perambatan kie arah atas).
- Wilayah air dalam
Wilayah ini terdapat di dalam batuan, dan biasanya terletak di antara dua lapisan kedap air.
Sungai dan air tanah mempunyai hubungan yang sangat erat. Misalnya, sebagian air
sungai berasal dari air tanah, sebaliknya ada air tanah yang berasal dari remebesan air sungai.
Air sungai yang berasal dari air tanah dapat terjadi apabila permukaan (freatik) air tanah lebih
tinggi dari pada muka air sungai. Namun apabila permukaan air tanah lebih rendah dari pada
muka air sungai, maka air tanah mendapat rembesan dari air sungai.
Air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri, di wilayah urban dan
dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar besi atau asam organik tinggi.
Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia yang secara alami memiliki deposit Fe
tinggi terutama di daerah lereng gunung atau diakibatkan pula oleh aktivitas manusia.
Sedangkan air dengan kandungan asam organik tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan
gambut atau daerah bakau yang kaya akan kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang
mengandung kadar besi tinggi atau kandungan senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai
berikut :
1. Air mengandung zat besi
Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning. Pertama
keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air akan berubah warna
menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal dari sumber air sebelum keluar
dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+, setelah keluar dari kran Fe2+ akan teroksidasi
menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.
2. Air kuning permanen
Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang kaya akan
kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi tinggi, air kuning
permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari kran sampai beberapa saat
kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.
Ketika limbah cair dibuang ke tanah, partikel tanah berfungsi sebagai filter, mencegah
kandungan limbah yang berukuran besar dan meloloskan cairan untuk meresap ke dalam tanah.
Zat berbahaya yang terlarut dalam air ikut meresap ke dalam tanah mencemari air tanah yang
ada.
Pencemaran air tanah berbeda dengan pencemaran air permukaan seperti sungai dan
danau karena beberapa fenomena berikut:
1) Pada umumnya air tanah bergerak relatif lambat dibanding air permukaan (sekitar 30 cm
per hari), dan tidak banyak bercampur dengan air atau bahan lainnya selama
pergerakannya, sehingga tidak terjadi pengenceran zat pencemar sebagaimana pada air
sungai.
2) Air tanah tidak memiliki akses terhadap udara bebas sebagaimana air permukaan,
sehingga oksidasi yang memurnikan dan menetralkan racun yang terjadi pada air
permukaan tidak akan terjadi pada lapisan akuifer di kedalaman.
Oleh sebab itu, pencemaran air tanah resapan maupun air tanah dalam, pada volume dan
konsentrasi yang sama, relatif lebih merugikan dan lebih berbahaya dibanding pencemaran pada
air tanah permukaan.
Kegiatan manusia yang menimbulkan pencemaran air tanah antara lain sebagai berikut.
1. Limbah cair yang disimpan di kolam, danau, lembah, atau cekungan lain, tanpa dilapisi
penyekat.
2. Pestisida yang bioresisten, yang digunakan secara berlebihan untuk membasmi serangga,
yang seringkali meresap ke dalam tanah.
3. Tailing atau ampas dari pengolahan bahan tambang, yang seringkali mengandung mineral
beracun.
4. Limbah cair kimiawi yang dibuang dengan cara diinjeksikan ke dalam lapisan tanah dalam
di bawah lapisan akuifer, seringkali bocor dan mencemari air tanah di atasnya.
5. Virus yang dapat berkembangbiak dalam limbah, seringkali sukar dihilangkan dari air,
karena akan dapat melewati filter yang biasa, dan bertahan dari klorinasi.
Sebagian besar air tanah belum tercemar dan aman untuk digunakan, namun apabila
sampai tercemar, maka pembersihan dan pemurnian akan sangat sukar. Ditambah lagi
pemurnian secara alami berjalan dengan sangat lambat. Untuk itu tindakan yang patut adalah
menjaga dengan ketat agar air tanah tidak terkontaminasi.
(http://ewr.cee.vt.edu/environmental/teach/gwprimer/btex/pollute2.gif)
Cara Mendapatkan Air Bersih di Lahan yang Tidak Terlalu Luas
Banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau. Begitulah masalah di banyak kota
di negeri ini. Ini akibat pembangunan kota yang tak mengindahkan kelestarian lingkungan. Cara
yang diyakini bisa menjaga ketersediaan sumber air adalah membuat sumur resapan dan lubang-
lubang biopori.
Konsepnya adalah bagaimana semaksimal mungkin memasukkan kembali ke dalam bumi air
yang jatuh dari langit alias hujan, sehingga tidak terbuang percuma.
BIOPORI
Dinamakan teknologi biopori atau mulsa vertikal karena teknologi ini mengandalkan
hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk membentuk pori-pori alami dalam tanah,
dengan bantuan sampah organik, sehingga air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki.
Lubang biopori tidak memerlukan lahan yang luas. Untuk daerah dengan intensitas hujan
tinggi dan laju peresapan air sekitar 3 liter permenit, setiap 100 meter persegi luas tanah, hanya
membutuhkan sekitar 28 lubang. Karena itu, teknologi ini bisa diaplikasikan di semua jenis
kawasan, termasuk kawasan yang 100% kedap air atau sama sekali tidak ada tanah terbuka. Dan
jika biopori itu berada diantara pepohonan, dijamin tetumbuhan itu akan makin subur.
Membuat Sumur Biopori:
1. Gali lubang bentuk silinder, diameter 10-30 cm, kedalaman 80-100 cm (boleh kurang
jika muka air tanah dangkal).
2. Buat jarak antarlubang 50-100 cm.
3. Isi lubang dengan sampah organik (sampah dapur, daun, rumput). Tambah terus sampah
organik jika isi lubang berkurang akibat pembusukan.
4. Perkuat mulut lubang dengan memasukkan paralon (10 cm) dan pinggir mulut lubang di
semen agar tidak longsor.
5. Tutup dengan loster atau tutup saluran WC agar tidak membahayakan anak-anak.
SUMUR RESAPAN
Yang disebut sebagai sumur resapan adalah sumur gali yang berfungsi untuk
menampung, meresapkan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh dipermukaan tanah, bangunan,
juga atap rumah. Dengan denikian, bermanfaat untuk dapat menambah atau meninggikan
permukaan air tanah dangkal (water table), menambah potensi air tanah, mengurangi genangan
banjir, mengurangi amblesan tanah, serta mengurangi beban pencemaran air tanah.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang tata cara perencanaan sumur
resapan air hujan untuk lahan pekarangan, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah sumur
resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil. Selain
itu, sumur harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, septic tank (minimum lima meter
diukur dari tepi) dan berjarak minimum satu meter dari fondasi bangunan.
Bentuknya boleh bundar atau persegi empat. Penggalian maksimal dua meter di bawah
permukaan air tanah. Persyaratan teknis lainnya ialah kedalaman air tanah minimum 1,50 meter
pada musim hujan, struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah lebih besar atau sama
dengan 2,0 cm/jam, dengan tiga klasifikasi. Pertama, permeabilitas tanah sedang (geluh
kelanauan) 2,0-3,6 cm/jam, kedua permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36
cm/jam dan ketiga, permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam.
Spesifikasi sumur resapan meliputi penutup, dinding bagian atas dan bawah, pengisi dan
saluran air hujan. Untuk penutup dapat digunakan, misalnya pelat beton bertulang tebal 10
sentimeter dicampur satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil. Atau beton
dengan ketebalan yang sama berbentuk cubung namun tidak diberi beban diatasnya atau
ferocement setebal 10 sentimeter.
Untuk dinding sumur bagian atas dan bawah dapat menggunakan besi beton. Dinding
bagian atas juga dapat hanya menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian
semen, empat bagian pasir, diplester dan diaci semen. Semenetara pengisi sumur dapat
menggunakan batu pecah ukuran 10-20 senti meter, pecahan bata merah ukuran 5-10 sentimeter,
ijuk, serta rang. Pecahkan batu tersebut disusun berongga. Untuk saluran air hujan, dapat
digunakan pipa PVC berdiameter 110 milimeter, pipa beton berdiameter 200 milimeter, dan pipa
beton setengah lingkaran berdiameter 200 milimeter.
BAB IIIPENUTUP
A. SARAN
Sebaiknya kita dapat lebih menjaga lingkungan, sehingga akan mengurangi adanya
dampak dari pencemaran lingkungan. Karena dampak pencemaran lingkungan tidak
hanya pada ekosistem dan lingkungan, tapi juga dapat mempengaruhi hal sekecil apapun
terhadap kesehatan manusia.
B. KESIMPULAN
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula
dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan
hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari
permukaan tanah. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat.
Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, diantaranya
dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
BAB IVDAFTAR PUSTAKA
- http://afghanaus.com/air-tanah/
- http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-lingkungan.html
- http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-tanah.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanah
- http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
- http://lasonearth.wordpress.com/artikel/pencemaran/
- http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-pencemaran-tanah/
- http://rovicky.wordpress.com/2006/08/24/airtanah-apa-dan-bagaimana-mencarinya/
- http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/Peng.Pop/Lingk.Hidup/
Pencemaran.Tanah/all.htm
- http://www.rudydewanto.com/2011/01/menangkap-air-hujan.html