Makalah pengetahuan lingkungan

33
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupkan suatu masalah penting yang harus diperhatikan dengan serius karena dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap masyarakat disekitarnya,serta dapat menimbulkan berbagia macam penyakit, seperti gatal –gatal, diare dan lain - lain. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menanggulangi sampah tersebut. Tetapi di sisi lain, ternyata sampah juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar misalnya menjadi lahan pendapatan bagi pemulung, selain itu juga dapat di daur ulang seperti gelas plastik dan besi tua dapat diolah kembali menjadi barang baru yang siap pakai . Tetapi jika ditinjau dari semua aspek sampah lebih banyak menimbulkan kerugian di bandingkan dengan manfaatnya. Sehingga kami sebagai generasi penerus Pengetahuan lingkungan

description

1BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupkan suatu masalah penting dengan serius karena dapat menyebabkan yang harus diperhatikandampak yang besar terhadapmasyarakat disekitarnya,serta dapat menimbulkan berbagia macam penyakit, seperti gatal ±gatal, diare dan lain - lain. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam menanggulangi sampah tersebut. Tetapi di sisi lain, ternyata sampah juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar misalnya menjadi lahan pe

Transcript of Makalah pengetahuan lingkungan

Page 1: Makalah pengetahuan lingkungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampah merupkan suatu masalah penting yang harus diperhatikan

dengan serius karena dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap

masyarakat disekitarnya,serta dapat menimbulkan berbagia macam penyakit,

seperti gatal –gatal, diare dan lain - lain. Oleh karena itu, pemerintah dan

masyarakat harus bekerja sama dalam menanggulangi sampah tersebut. Tetapi

di sisi lain, ternyata sampah juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar

misalnya menjadi lahan pendapatan bagi pemulung, selain itu juga dapat di daur

ulang seperti gelas plastik dan besi tua dapat diolah kembali menjadi barang baru

yang siap pakai . Tetapi jika ditinjau dari semua aspek sampah lebih banyak

menimbulkan kerugian di bandingkan dengan manfaatnya. Sehingga kami

sebagai generasi penerus bangsa sangat prihatin terhadap kejadian tersebut dan

membuat kami terinspirai untuk menyusun karya tulis ini.

B. Tujuan

Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini yaitu mengharapkan

kepada semua kalangan baik pemerintah ataupun masyarakat sadar dan peduli

terhadap lingkungan sekitarnya, dan penulis juga mengharapkan agar

masyarakat menanamkan budaya hidup bersih dilingkungan tempat tinggalnya.

Pengetahuan lingkungan

Page 2: Makalah pengetahuan lingkungan

2

C. Rumusan masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah kami yaitu:

1. Sampah dalam lingkungan perkotaan tidak ditangani dengan baik.

2. Sampah dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam masyarakat.

3. Sampah dapat menjadi mata pencaharian bagi penduduk sekitar.

Pengetahuan lingkungan

Page 3: Makalah pengetahuan lingkungan

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis – Jenis Sampah

Menurut Eddy Sontang (1997, 46), sampah dibedakan menjadi sampah

organik dan sampah anorganik. Jenis sampah juga dapat dikelompokkan menjadi:

1. Limbah Padat (waste)

Secara umum, pengelompokkan sampah yang berupa benda padat dapat

di bagi menjadi enam bagaian yaitu:

a) Sampah yang mudah membusuk (garbage), misalnya sisa makanan.

b) Sampah yang tidak mudah membusuk (rubbish), terdiri dari sampah

yang mudah terbakar, misalnya kertas, dan kayu. Dan sampah yang

tidak mudah terbakar misalnya kaca, kaleng, besi dll.

c) Sampah bangkai binatang (dead animal), terutama binatang besar.

d) Sampah berupa abu hasil pembakaran (ashes), misalnya pembakaran

kayu, batu bara, arang dll.

e) Sampah padat hasil industri (industrial waste), misalnya potongan besi,

kaleng , kaca dll.

f) Sampah padat yang berserakan di jalan – jalan (street swepping), yaitu

sampah yang di buang oleh masyarakat di tempat – tempat keramaian,

seperti di pasar, terminal dll.

Pengetahuan lingkungan

Page 4: Makalah pengetahuan lingkungan

4

2. Limbah Cair atau Air Bekas (sewage)

Secara umum, pengelompokan sampah yang berupa limbah padat dapat

berupa:

a) Limbah yang berasal dari rumah tangga, pekantoran, pasar dan pusat

perdagangan.

b) Limbah yang berasal dari sisa industri dan tambang.

c) Limbah yang berasal dari sisa pertanian dan pariwisata.

Sampah merupakan konsekuwensi dari adanya aktivitas manusia. Sejalan

dengan peningkatan penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume

sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah

sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3

per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai

170 kali besar Candi Borobudur. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup

besar terjadi di Medan, Makassar dan Bandung.1

Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia (di

TPA) merupakan sampah organik sebesar 60-70% yang mudah terurai. Sampah

organik akan terdekomposisi dan dengan adanya limpasan air hujan terbentuk

lindi (air sampah) yang akan mencemari sumber daya air baik air tanah maupun

permukaan sehingga mungkin saja sumur-sumur penduduk di sekitarnya ikut

tercemar.  Lindi yang terbentuk dapat mengandung bibit penyakit patogen seperti

1 1 Urip Santoso, Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. (Jakarta: Bhratara Karya Aksara,1987), hal. 23.

Pengetahuan lingkungan

Page 5: Makalah pengetahuan lingkungan

5

tipus, hepatitis dan lain-lain. Selain itu ada kemungkinan lindi  mengandung

logam berat, suatu  salah satu bahan beracun. Jika sampah-sampah tersebut tidak

diolah, maka selain menghasilkan tingkat pencemaran yang tinggi juga

memerlukan areal TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang luas.

Untuk mengatasi hal tersebut, sangat membantu jika pengolahan sampah

dilakukan terdesentralisasi. Pada prinsipnya pengelolaan sampah  haruslah

dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengelolaan

persampahan terutama di perkotaan tidak berjalan dengan efisien dan efektif

karena pengelolaan sampah terpusat. Pengolahan sampah terdesentralisasi dapat

dilakukan di setiap RT atau RW, dengan cara mengubah sampah menjadi

kompos. Dengan cara ini volume sampah  yang diangkut ke TPA dapat dikurangi.

B. Akibat Sampah yang Bertumpuk

Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan

organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang

timbul di kota.2

1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat

berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan

manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan

demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.

2 Ibid., hal. 24.

Pengetahuan lingkungan

Page 6: Makalah pengetahuan lingkungan

6

2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya

bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan

pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.

3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran

drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.

4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas,

tertutup dan jauh dari pemukimant

Berdasarkan uraian tersebut pengelolaan sampah tidak cukup hanya

dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan

Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut

ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah dengan mengolah

sampah untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang berguna perlu dipikirkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolan sampah perkotaan,

antara lain:

1)      Kepadatan dan penyebaran penduduk.

2)      Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.

3)      Karakteristik sampah.

4)      Budaya sikap dan perilaku masyarakat.

5)      Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah

6)      Rencana tata ruang dan pengembangan kota.

7)      Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.

Pengetahuan lingkungan

Page 7: Makalah pengetahuan lingkungan

7

8)    Biaya yang tersedia.

9)      Peraturan daerah setempat.

C. Paradigma Penanganan Sampah

Penumpukan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah

daerah di Indonesia masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota,

yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA

dengan sistem lahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah

dalam aspek pembiayaan, karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi,

konstruksi, operasi dan pemeliharaan.

Untuk mengatasi  permasalahan tersebut, sudah saatnya pemerintah

daerah mengubah pola pikir yang lebih bernuansa lingkungan. Konsep

pengelolaan sampah yang terpadu sudah saatnya diterapkan, yaitu dengan

meminimisasi sampah serta maksimasi daur ulang dan pengomposan disertai

TPA yang ramah lingkungan. Paradigma baru penanganan sampah lebih

merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Energi baru yang

dihasilkan dari hasil penguraian sampah maupun proses daur ulang dapat

dimanfaatkan seoptimal mungkin (www.google.com//pencemaran sampah/7

Januari 2009 21:45 wita).

Sistem Pengelolaan sampah terpadu tersebut setidaknya

mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang dan

guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir. Pengurangan

sumber sampah untuk industri berarti perlunya teknologi proses yang nirlimbah

Pengetahuan lingkungan

Page 8: Makalah pengetahuan lingkungan

8

serta packing produk yang ringkas atau minim serta ramah lingkungan.

Sedangkan bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros

dalam penggunaan  barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang

dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas,

plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah

organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan.

D. Penanganan Sampah 3-R, 4-R dan 5-R

Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem

dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu

dengan sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan

sehingga dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya

industri kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah

setempat (www.google.com//pencemaran sampah/7 Januari 2009 21:45 wita).

Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan

recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah

dengan maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost).

Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :

1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu

2. Teknologi pengomposan

3. Daur ulang sampah plastik dan kertas

4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator

5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak

Pengetahuan lingkungan

Page 9: Makalah pengetahuan lingkungan

9

6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah

8. Pengolahan sampah kota metropolitan

9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.

Pengertian Zero Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai

berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah”

atau diminimalisir terjadinya “sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya

dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang

ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-

produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan

menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka

siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk

juga kegiatan  skala rumah tangga.

Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penangan sampah misalnya

dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah

konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse

(menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R

ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R  selain 4

prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan  replant (menanam kembali).

Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka

Pengetahuan lingkungan

Page 10: Makalah pengetahuan lingkungan

10

pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga

diharapkan dapat mengrangi biaya pengelolaan sampah.

Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan

minimisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita

menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-

barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali

pakai. Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia

menjadi sampah.

Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang

yang  sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang  bisa

didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri

rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.

Prinsip replace dilakukan dengan cara teliti barang yang kita pakai

sehari-hari. Mengganti barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan

barang yang lebih tahan lama. Juga teliti agar kita hanya memakai barang-barang

yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, mengganti kantong keresek kita dengan

keranjang bila berbelanja, dan jangan menggunakan styrofoam karena kedua

bahan ini tidak bisa diurai secara alami.

Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan

sekitar baik lingkungan rumah,  perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-

lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang

Pengetahuan lingkungan

Page 11: Makalah pengetahuan lingkungan

11

diolah dari sampah (www.google.com//pencemaran sampah/7 Januari 2009

21:45 wita).

Tabel 1. Upaya 5-R di Daerah Perumahan dan Fasilitas Sosial

Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya

Reduce-    Hindari pemakaian dan pembelian produk yang

menghasilkan sampah dalam jumlah besar.-    Gunakan produk yang dapat diisi ulang.-    Kurangi penggunaan bahan sekali pakai-    Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak

yang memerlukan.

Reuse-    Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama

atau fungsi lainnya.-    Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-

ulang.-    Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.-    Kembangkan manfaat lain dari sampah.

Recycle-    Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan

mudah terurai.-    Lakukan penangan untuk sampah organik menjadi kompos

dengan berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

-    Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat.

Replace-    Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan

dengan yang ramah lingkungan.-    Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih

bersahabat dengan lingkungan.-    Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali

dengan barang yang lebih tahan lama.Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan

bahan/barang yang dibuat dari sampah.  

Tabel 2. Upaya 5-R di Daerah Fasilitas Umum

Pengetahuan lingkungan

Page 12: Makalah pengetahuan lingkungan

12

Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya

Reduce-    Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.-    Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali.-    Sediakan jaringan informasi dengan computer.-    Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik

yang dapat dihapus dan ditulis kembali.-    Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk

sampah medis.-    Gunakan produk yang dapat diisi ulang.-     Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

Reuse-    Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-

ulang.-  Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat

dihapus dan ditulis kembali.Recycle -    Olah sampah kertas menjadi kertas kembali.

-    Olah sampah organic menjadi kompos.

Replace-    Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali

dengan barang yang lebih tahan lama. 

Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.

 Tabel 3. Upaya 5-R di Daerah Komersial (Pasar, Pertkoan, Restoran, Hotel)

Penanganan 5-R Cara Pengerjaannya

Reduce- Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang

mengembalikan kemasan yang dapat digunakan kembali.-   Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta

kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya.-    Memberikan kemasan/bungkusan hanya pada produk  yang

benar-benar memerlukan.-   Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan

sampah dalam jumlah besar.-    Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastik

belanjaan.-   Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang

memerlukannya.

Reuse-   Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan

untuk produk lain, seperti pakan ternak.-  Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah

sendiri, atau wadah belanjaan yang diproduksi oleh

Pengetahuan lingkungan

Page 13: Makalah pengetahuan lingkungan

13

swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.-  Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk

umum isi ulang.

Recycle-   Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih

menarik.-    Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang

hasil daur ulang sampah.-    Oleh kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga

bermanfaat bagi proses lainnya.-    Lakukan penanganan sampah organik menjadi kompos atau

memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.-    Lakukan penanganan sampah anorganik.

Replace-   Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan

yang ramah lingkungan.-    Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih

bersahabat dengan lingkungan.Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan

bahan/barang yang dibuat dari sampah. E. Pemilahan Sampah

Berdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan

sampah menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan

dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang

mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti

perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-

tempat dimana manusia beraktivitas. Sesungguhnya kunci keberhasilan program

daur ulang adalah di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya untuk

memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis

atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen.

Manajemen pemilahan sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan

penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan

Pengetahuan lingkungan

Page 14: Makalah pengetahuan lingkungan

14

sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan,

pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian

pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu, lingkungan bebas sampah.

Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat

sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa 

diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik

atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah

untuk botol. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan

tersendiri sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-

sampah elektronik  (seperti kulkas, radio, TV), keramik, furniture  dll. ditangani

secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur,

misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan  sekali.

Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan

model pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah

tangga memiliki tiga keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda.

Satu untuk sampah kering (anorganik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi

untuk sisa-sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga

truk berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan

mengambil jenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah

tidak berhenti pada level rumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai

berikutnya, bahkan sampai pada TPA.

Pengetahuan lingkungan

Page 15: Makalah pengetahuan lingkungan

15

Sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur

ulang menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas

melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas

kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk

memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Swasta dapat memproses

sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka

volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.

F. Manfaat Sampah

Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak

manfaatnya seperti dapat dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk,

dan  dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.3

Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri  yang dapat

menghasilkan vitamin B12 yang samajenisnya  dengan vitamin B12 yang

dihasilkan oleh hewan. Yang paling aktif dapat memfermentasikan sampah dan

kotoran sungai sehingga dihasilkan vitamin B12 adalah bakteri-bakteri yang

termasuk Streptomyces. Kadar vitamin B12 dalam sampah dan kotoran sungai

berkisar 4,2 – 8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakan dari

26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12.

Pemberian sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu

meningkatkan berat badan ternak. Sampah dan kotoran sungai mengandung 3 Otto Soemarwoto, Ekolog Lingkungan Hidup dan Pembangunan.( Jakarta:

Djambatan, 1989), hal.46.

Pengetahuan lingkungan

Page 16: Makalah pengetahuan lingkungan

16

senyawa organik 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan

kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, kertas, kotoran

ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organik semuanya

dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dengan pengolahan sampah menjadi

bahan-bahan yang berguna akan memberikan keuntungan selain meningkatkan

efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat

mengurangi biaya pengangkutkan ke pembungan akhir (TPA) dan mengurangi

biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, menghemat energi,

mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih,

sehat, nyaman) ( Soemarwoto1989: 47).

G. Pemanfaatan Sampah

Teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas

diterapkan khususnya di negara industri antara lain adalah:

1. Pemilahan sampah, baik secara manual maupun secara mekanis berdasarkan

jenisnya.

2. Pemadatan sampah (baling).

3. Pemotongan sampah.

4. Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan

rekayasa.

5. Pemrosesan sampah sebagai sumber biogas.

6. Pembakaran dalam Insenerator dengan pilihan pemanfaatan energi panas.

7. Daur ulang.

Pengetahuan lingkungan

Page 17: Makalah pengetahuan lingkungan

17

Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang

terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan

pembuatan produk bekas pakai. Material yang dapat didaur ulang antara lain

botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer, kertas, aluminium bekas wadah

minuman ringan, bekas kemasan kue, besi bekas, plastik bekas wadah shampo,

air mineral, jerigen, ember, sampah basah dapat diolah menjadi kompos. Daur

ulang bisa menggunakan prinsip 2 R yaitu reuse dan recycle. Menggunakan

kembali barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknya

dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaur-

ulang sampah didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam proses

produksi. Dalam proses ini, sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk

maupun fungsinya (www.google.com//pencemaran sampah/7 Januari 2009

21:45 wita).

Sampah organik  dapat didaur ulang menjadi produk-produk berguna

seperti kompos, pupuk kandang, briket dan biogas. Secara teoritis apabila

program daur ulang sampah dengan sistem terpadu dapat dilakukan, maka

sampah yang tersisa hanya tinggal 15 – 20% saja, sehingga akan mengurangi

ritasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan umur TPA

akan semakin panjang.

Pengetahuan lingkungan

Page 18: Makalah pengetahuan lingkungan

18

Pada akhirnya aspek peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat

penting dalam pengelolaan persampahan. Dalam strategi jangka panjang peran

aktif masyarakat menjadi tumpuan bagi suksesnya pengelolaan sampah kota, dan

dalam program jangka panjang setiap rumah tangga disarankan mengelola sendiri

sampahnya melalui program 3 R (Reduce, reuse dan recycle).

Tabel 4. Beberapa sampah yang dapat dijual

No. Jenis barang Harga/kg12345678910111213141516171819202122

Gelas aquaKaleng oliEmber biasaKaset, botol yakult, botol kecapEmber hitam (anti pecah)Botol aquaPutian (botol bayclin, infuse)KardusKertas putihMajalahKoranDuplek (kardus tipis)Pembungkus semenBesi betonBesi superBesi pipaTembaga superTembaga bakerAluinium tebalAluminium tipisBotol air besarBotol bir kecil, sprite, fanta

16001500110015080070016005007003505001504007004502508000700060004000400200

 

H. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Pengetahuan lingkungan

Page 19: Makalah pengetahuan lingkungan

19

            TPA tipe open dumping sudah tidak  tepat untuk menuju Indonesia

sehat. Oleh sebab itu, secara bertahap semua Kota dan Kabupaten harus segera

mengubah TPA tipe open dumping menjadi sanitary landfill. Dianjurkan untuk

membuat TPA yang memenuhi kriteria minimum, seperti adanya zona, blok dan

sel, alat berat yang cukup, garasi alat berat, tempat pencucian alat berat, penjaga,

truk, pengolahan sampah, dan persyaratan lainnya.

BAB III

Pengetahuan lingkungan

Page 20: Makalah pengetahuan lingkungan

20

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia

masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi

karena, kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,

penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan

sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau

limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang

langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,

diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara

membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan

cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan

mikroorganisme (jamur, bakteri).

B. Saran

Untuk lebih memahami semua tentang pencemaran tanah disarankan

para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah

ini. Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari dalam menjaga kelestarian

tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pengetahuan lingkungan

Page 21: Makalah pengetahuan lingkungan

21

Sontang manik, Eddy.2003.Pengelolaan Lingkngan Hidup. Jakarta: Djambatan

Santoso, Urip. 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional. Jakarta:

Bhratara Karya Aksara.

Soemarwoto, Otto. 1989. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Jakarta: Djambatan.

www. google//penanganan sampah menuju kota bersih dan sehat.com/

7 januari 2010/21:43 wita

Pengetahuan lingkungan