MAKALAH Komkes Gabungan HG
-
Upload
ayusuciah29 -
Category
Documents
-
view
57 -
download
1
description
Transcript of MAKALAH Komkes Gabungan HG
Abstraksi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari pengirim melalui
suatu media tertentu kepada penerima. Proses komunikasi yang baik tercapai
ketika penerima memiliki makna pesan yang sama dengan yang dimaksud oleh
pengirim. Namun komunikasi akan terhambat jika mengalami gangguan seperti
teknis, psikologis, status, kerangka berpikir dan budaya yang menyebabkan
adanya perbedaan pesan yang diterima dengan yang dikirim.
Bentuk komunikasi ada yang bersifat agresif, asertif dan submisif.
Penyampaian komunikasi sangat beragam tergantung situasi dan kondisi yang
dihadapi. Umumnya komunikasi dibagi menjadi komunikasi interpersonal,
kelompok, publik, dan massa.
Tujuan akhir kita adalah untuk mengetahui proses komunikasi efektif yang
diaplikasikan nantinya di dunia kesehatan. Bagi kita sebagai seorang dokter di
masa depan, kita akan berhadapan dengan pasien-pasien yang unik ada yang
normal maupun berkebutuhan khusus. Pasien yang berkebutuhan khusus
bermacam-macam ada yang memiliki gangguan pendengaran, pasien lanjut usia
atau pasien yang sedang marah. Kemampuan kita berkomunikasi sebagai seorang
dokter juga ketika menyampaikan kabar buruk bagi keluarga pasien.
1
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dunia kesehatan, terutama dunia kedokteran memang merupakan sebuah
profesi yang menuntut interaksi dan komunikasi yang tinggi di antara
sivitasnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang
komunikasi itu sendiri dan prinsip – prinsip yang terdapat di dalamnya
sangatlah diperlukan. Ilmu komunikasi sendiri adalah ilmu yang harus
dipahami esensinya, dan terus menerus dilatih sehingga dapat mencapai
hasil yang diinginkan. Dengan memaparkan satu persatu unsur – unsur
yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat melihat dengan
lebih jelas lagi hal – hal yang perlu diterapkan dan tidak perlu diterapkan
saat berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu, penulis membuat
makalah ini agar pihak – pihak yang membacanya dapat mendapatkan
manfaat.
.
2. Tujuan Penulisan
2.1. Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi
2.2. Mengetahui proses komunikasi efektif pada dunia
kesehatan
2.3. Mengetahui cara mengantisipasi kejadian dalam dunia
medis
2.4. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan
2.5. Menambah pengetahuan pembaca pada umumnya.
2.6. Menambah pengetahuan penulis pada khususnya.
3. Rumusan Masalah
3.1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Ilmu
Komunikasi?
3.2. Apa yang dimaksud dengan Hambatan Komunikasi?
2
3.3. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Interpersonal,
Kelompok, Publik dan Massa?
3.4. Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan
khusus?
II. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Dasar dan Prinsip Ilmu Komunikasi
Pengertian dan Karakteristik Komunikasi
Secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio” yang
terbentuk dari dua kata, yaitu “com” yang artinya dengan atau bersama dan “unio”
yang artinya satu. Dari berbagai pengertian komunikasi, disimpulkan bahwa
komunikasi memiliki poin yaitu sumber informasi, rangkaian kegiatan antara
pemberi/sumber dengan sasaran komunikasi serta kesamaan pemahaman pesan
bagi sumber dan penerimaan pesan.1,2 Adapun berbagai karakteristik komunikasi
adalah sebagai berikut2:
a) Komunikasi merupakan proses simbolis Disampaikan dalam bentuk
simbolis seperti verbal dan nonverbal
b) Komunikasi merupakan proses sosialisasi
c) Komunikasi merupakan proses satu arah atau dua arah Jika satu arah,
penerima tidak diberi kesempatan untuk bertanya sedangkan dua arah,
terdapat proses dialog antar penerima dan sumber
d) Komunikasi bersifat koorientasi Pihak yang terlibat mempunyai tujuan
yang sama
e) Komunikasi bersifat purposif dan persuasif Terdapat pertukaran pesan
dengan tujuan yang telah ditentukan serta si pengirim pesan dapat
mempengaruhi penerima pesan.
f) Komunikasi mendorong interpretasi individu
g) Komunikasi merupakan aktivitas pertukaran makna
3
h) Komunikasi terjadi dalam konteks baik dalam lingkungan fisik,
antarbudaya, psikologi, personal, kelompok, organisasi maupun massa
Unsur-unsur Komunikasi
Dalam berkomunikasi, terdapat beberapa unsur-unsur penting yaitu :
a) Pengirim (sender) Individu yang mengirimkan pesan kepada penerima
b) Encoding Kemampuan seseorang untuk mengubah informasi yang akan
disampaikan itu menjadi berupa kode-kode seperti, bahasa maupun gesture
(gerak tubuh).
c) Pesan
d) Saluran / Channel Saluran adalah media dalam komunikasi, yaitu media
dalam penyampaian pesan.
e) Decoding pesan diterjemahkan agar informasi yang disampaikan dapat
dimengerti oleh receiver
f) Penerima pesan (Receiver) Penerima pesan adalah individu / kelompok
yang menerima pesan.
g) Umpan balik ( feedback) reaksi dari receiver terhadap informasi yang
diberikan oleh sender dapat berupa reaksi verbal dan non-verbal (gesture).
h) Gangguan (noise) Hal yang mengganggu tersampaikannya pesan dan
menyebabkan kesalahan persepsi.
i) Konteks (context) suasana dan lingkungan di mana suatu komunikasi
dilakukan.
Model-model Komunikasi
a) Model Linier
Umumnya, digunakan untuk mempromosikan iklan dan menghibur
penonton dalam acara lawak atau mempengaruhi penonton dengan orasi.
4
b) Model Interaksi
Komunikasi ini digunakan untuk berdiskusi dalam kelompok. Proses
dimulai dari pengirim pesan yang melakukan komunikasi kemudian
diterjemahkan oleh penerima pesan
c) Model Transaksional
Model ini akan efektif jika terjadi transaksi antara pengirim pesan dengan
penerima pesan.
Prinsip-prinsip Komunikasi
Ada 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari
definisi dan hakikat komunikasi :
1. Komunikasi adalah proses simbolik Simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk merujuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan
sekelompok orang.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Saat seseorang
dengan mimik marah, secara tidak langsung, dia telah melakukan
komunikasi.
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Makna pesan
bergantung pada konteks fisik, ruang (seperti iklim, suhu, intensitas
cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Kita dapat
memprediksi komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.
7. Komunikasi bersifat sistemik Terdapat dua sistem dalam komunikasi,
yaitu sistem internal dan sistem eksternal. Sistem internal mengandung
semua unsur yang membentuk individu yang unik, sedangkan sistem
eksternal terdiri dari unsur-unsur yang terdapat dari luar individu.
5
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif
komunikasi kesamaan dalam hal-hal tertentu, misal agama, ras (suku),
bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang
orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut
komunikasi mereka menjadi lebih efektif.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial Komunikasi manusia dalam
bentuk dasarnya (komunikasi tatap muka) bersifat dua arah.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional Seperti
juga waktu dan eksistensi, komunikasi juga tidak mempunyai awal dan
tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung.
11. Komunikasi bersifat irreversible Hal ini akan terasa pada perkataan
yang menyinggung perasaan orang lain. Mungkin orang lain akan
memaafkan setelah kita meminta maaf kepada orang tersebut namun
persepsi orang tersebut akan berbeda karena orang akan memaafkan tetapi
tidak melupakan.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Prinsip komunikasi penyampaian pesan pada komunikasi terapeutik3 :
Komunikasi efektif
Empati
Berorientasi pada proses percepatan kesembuhan
Komunikasi terstruktur dan direncanakan
Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang dan waktu
Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien
Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari klien dan keluarga
2. Hambatan Komunikasi
Setiap perbuatan yang ada sehari-hari berkaitan erat dengan komunikasi, tetapi,
sebagai bagian dari masyarakat dan kehidupan manusia, komunikasi selalu
menemui berbagai hambatan, noise (gangguan), atau distorsi. Hambatan dalam
6
berkomunikasi (noise of communication) ini pertama kali diperkenalkan oleh
Shannon dan Weaver.
Adapun jenis-jenis hambatan dalam komunikasi itu terbagi menjadi lima kategori,
yaitu:1
1. Gangguan teknis
Gangguan pada alat komunikasi maupun media komunikasi (hardware
dan software). adalah salah satu bentuk gangguan dalam komunikasi yang
bersifat teknis
2. Gangguan semantik
Bahasa merupakan perantara utama dalam pelaksanaan komunikasi
antarindividu. Adanya perbedaan dalam penggunaan bahasa, baik dalam
hal semantik, jargon, argot, maupun fonem berdampak pada perbedaan
persepsi antara sumber dengan pendengar.
3. Gangguan psikologis
Kondisi-kondisi yang tidak mendukung berjalannya komunikasi
antarindividu, contohnya adalah perasaan tegang, prasangka buruk, kurang
percaya diri, emosi yang tidak terkendali, dan sebagainya.
4. Rintangan fisik
Penyampaian informasi antarindividu dapat terhambat oleh adanya
interferensi fisik, baik dalam hal suara, penglihatan, maupun sentuhan.
5. Rintangan sosiologis dan antropologis
Komunikasi dapat terhambat oleh adanya perbedaan antara kepentingan
individu dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Selain hambatan terdapat juga faktor-faktor yang menghambat terjalinnya
komunikasi efektif diantaranya:7
1. Tidak mengenal audiens
2. Tidak mengetahui metode penyerapan komunikasi oleh penerima
3. Tidak mengetahui pola komunikasi budaya
4. Jarang melakukan evaluasi respons komunikasi
7
5. Tidak mengetahui kebiasaan berkomunikasi lisan
6. Tidak terbiasa mendengarkan
7. Tidak dapat membuka diri dalam percakapan
8. Tidak mengetahui strategi menggunakan media
9. Tidak dapat berkomunikasi secara tertulis
Dalam proses komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien,
permasalahan maupun hambatan komunikasi juga tidak dapat dihindarkan.
Beberapa faktor yang menghambat terjalinnya komunikasi efektif antara tenaga
kesehatan dengan pasien:3
1. Tingkat pendidikan
2. Tingkat pengetahuan kesehatan
3. Hambatan berbahasa
4. Perbedaan budaya
5. Usia
6. Batasan kognitif
7. Kurangnya pengetahuan terhadap istilah-istilah kedokteran
8. Perubahan sikap sebagai pengaruh dari penyakit yang diderita
9. Ketimpangan kekuatan (power) dibandingkan dengan tenaga kesehatan
3. Bentuk-bentuk Komunikasi
Komunikasi Verbal
Dalam suatu proses komunikasi, penyampaian pesan secara verbal, baik vocal
(diucapkan) maupun visual (ditulis) dilakukan secara efektif agar pesan dan
maksud pembicara atau sumber tersampaikan. Demi terjalinnya komunikasi yang
efektif , setidaknya terdapat enam kaidah yang perlu diperhatikan, yakni:5
1. Bahasa Pragmatis
Bahasa, memiliki perbedaan penafsiran antara lisan maupun tulisan.
Karena itu, demi tersampaikannya pesan secara utuh dan jelas kepada
8
pendengar, sumber sebaiknya dapat memilih penggunaan kata (diksi)
sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi.
2. Variasi Berbahasa
Dalam berbahasa, terdapat beberapa variasi yang dapat mempengaruhi makna
pesan yang disampaikan. Adapun variasi berbahasa tersebut meliputi dialek, aksen,
jargon, dan argot.
3. Momen yang Tepat
Perbedaan budaya dan latar belakang dapat menjadi hambatan dalam
komunikasi yang efektif. Untuk meminimalisasi perbedaan tersebut,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan
keadaan pendengar, seperti: gaya berbahasa, perbendaharaan kata yang
digunakan, kecepatan berbicara, pandangan mata, intonasi, dan konteks
kalimat sumber.
4. Struktur Pesan
Dalam menyampaikan suatu pesan, pada umumnya seseorang akan menerapkan
salah satu dari tiga pola struktur pesan, yakni pola penyimpulan (tersirat atau
tersurat), urutan argumentasi (penting atau tidak penting), dan objektivitas
(pandangan satu sisi atau dua sisi). Pesan dapat disampaikan secara efektif dengan
menggunakan salah satu pola di atas sesuai dengan kondisi masalah dan pendengar
yang sedang dihadapi.
5. Gaya Pesan
Salah satu bentuk gaya dalam penyampaian pesan adalah perulangan. Dalam
perulangan, pembicara melakukan penyampaian pesan berulang kali untuk
menekankan pentingnya pesan tersebut. Namun dalam penggunaan gaya
penyampaian pesan ini, perlu diingat bahwa tujuan utamanya adalah untuk
membuat pendengar memahami apa yang disampaikan oleh sumber dengan
perbendaharaan kata yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak.
6. Daya Tarik Pesan
Pesan memiliki daya tarik tersendiri yang membuat pendengar merasa
perlu untuk mengetahui informasi yang disampaikan. Dapat dikarenakan
9
sifat pesan yang rasional-emosional, memberikan rasa takut atau paksaan,
dan memberikan motivasi atau penghargaan.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal merupakan suatu proses interaksi yang terjadi tanpa
disadari dan tanpa memerlukan aspek verbal (kata).Dalam menerapkan
komunikasi nonverbal, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah vokal
(intonasi dan nada), kinesik (isyarat, bahasa tubuh, kontak mata, gestures),
proxemics (jarak, ruang, dan waktu), penampilan fisik (cara berpakaian), sentuhan
atau hipstics, dan artefak (benda sekitar). Teori mengenai komunikasi nonverbal
dipaparkan dalam berbagai bentuk pendekatan:5
a. Pendekatan ekologi (Darwin)
Komunikasi nonverbal terdiri atas lima komponen, yaitu: emblem (ekspresi wajah
tanpa adanya pesan verbal). illustrator (ekspresi wajah yang mendukung pesan
verbal yang disampaikan), regulator (tindakan tanpa pesan verbal), adaptor
(tindakan untuk mendapatkan kenyamanan). dan emosi.
b. Pendekatan antropologi
Pendekatan antropologi terbagi atas dua teori, yakni analogi linguistik dan
kultural.
Analogi Linguistik
Teori ini memaparkan kesamaan struktur antara komunikasi verbal dan nonverbal.
Analogi linguistic ini mengemukakan bahwa kelima indera kita berinteraksi untuk
menciptakan sebuah persepsi.
Analogi Kultural
Analogi Kultural membahas komunikasi nonverbal dari aspek proxemics dan
chronemics. Chronemics terbagi atas formal time(waktu dan durasi tepat, “15
menit”), informal time(penggunaan bahasa yang lebih santai; “sebentar lagi”), dan
technical time (waktu yang spesifik; “meter per detik”).
c. Pendekatan fungsional
10
Selain komunikasi verbal dan non-verbal terdapat bentuk komunikasi lainnya:
Agressive Communication
Bentuk komunikasi agresif berkaitan dengan kecenderungan untuk mengurangi
dan merendahkan hak orang lain.6
Passive Communication (Submissive)
Bentuk komunikasi pasif memiliki karakteristik yang berlawanan dengan bentuk
komunikasi agresif, yaitu kecenderungan untuk mengalah dan tidak dapat
mempertahankan kepentingan dan hak individunya.6
Assertive Communication
Bentuk komunikasi asertif memiliki kecenderungan untuk menerapkan
komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri, dan orang lain. Perilaku asertif
ini dapat meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengepresikan diri
senidiri, mengubah situasi kerja yang negatif menjadi positif, dan mengurangi
kesalahpahaman.6
4. Komunikasi interpersonal, Kelompok, Publik, Massa, dan Penyampaian Berita Buruk
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan suatu
bentuk komunikasi dua arah yang memungkinkan komunikasi berlangsung secara
dialogis. Dalam komunikasi interpersonal yang baik, terdapat interaksi antara
komunikator dan komunikan yang sama-sama aktif.7
11
Semua interaksi terdiri dari tanda dan simbol yang dapat berbentuk verbal
atau pun non verbal dan manusia berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
untuk memenuhi kebutuhan tertentu, diantaranya8 :
Menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial
Untuk mengapresiasi orang lain
Mengontrol tindakan dan meningkatkan kepatuhan orang lain
Menjadi terhibur
Melarikan diri dari kegiatan rutin
Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok sebaiknya diadakan dengan tatap muka antara
anggota kelompok agar lebih efektif karena mereka bisa berkomunikasi melalui
gerak tubuh, mimik wajah dan juga memberi tanggapan langsung tentang apa
yang akan dikatakan anggota lainnya. 9
Komunikasi kelompok secara tidak langsung memaksa anggotanya untuk
bertindak sesuai dengan norma norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut.
Tuntutan-tuntutan yang ada di dalam kelompok komunikasi akan mendorong
anggota untuk berusaha lebih baik, namun tuntutan ini bukanlah satu satunya
pendorong anggota untuk berinteraksi dengan lebih baik. Keinginan untuk adanya
pertukaran informasi yang seimbang membuat setiap anggota menyampaikan
informasi dengan sebaik-baiknya. 9
Komunikasi kelompok mendorong manusia untuk bisa:
Mengambil keputusan yang lebih matang
Berusaha lebih baik karena adanya tuntutan dalam kelompok
Berbagi informasi dengan lebih cepat
Komunikasi Publik
Tujuan dari komunikasi publik adalah untuk penyebarluasan informasi,
yang ditujukan kepada masyarakat umum. Penyampaian informasi bermacam –
macam bentuknya. Umumnya dilakukan melalui lokakarya, seminar, symposium,
pendidikan, pelatihan, dan juga informasi keilmuan.
12
Terdapat dua buah peran, yaitu pembicara dan pendengar, karena pada
umumnya satu orang ditunjuk sebagai pembicara sementara orang yang lain
mendengarkan. Terdapat sepuluh tuntutan yang harus dihadapi oleh pembicara
komunikasi publik, yaitu 10:
1. Pesan harus relevan dengan komunikasi keseluruhan
2. Bahasa harus umum, dan bahasa publik lebih terbatas
3. Umpan balik juga terbatas
4. Masyarakat yang dihadapi beraneka ragam
5. Besarnya kemungkinan salah tafsir
6. Persiapan pidato harus lebih lengkap
7. Penting untuk beradaptasi
8. Analisis pendengar lebih sulit dan tidak akurat
9. Perhatian publik sulit terpusat
10. Perubahan pesan lebih banyak
Secara umum hal yang berkaitan dengan pembicara adalah kredibilitas dari
sang pembicara sedangkan dimensi dari kredibilitas adalah etos atau sifat pribadi
pembicara yang dapat mempengaruhi khalayak umum. Etos sendiri dipengaruhi
oleh beberapa dimensi, dengan dimensi utamanya adalah keotoritatifan dan
pengembangan karakter16.
Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan suatu proses penyampaian informasi secara
satu arah kepada sasaran tertentu. Terdapat dua ciri utama dalam komunikasi
massa yaitu massa dan media. Istilah massa menjelaskan sasaran dari komunikasi
massa yang pesertanya sangat besar dan luas. Komunikasi massa juga
mengandung dua arti yatu proses media memproduksi pesan dan menyebarkannya
kepada publik dan proses publik mencari, mengkonsumsi, dan menggunakan
informasi tersebut. 10,11
13
Dalam komunikasi kesehatan, komunikasi massa terjadi antara
komunikator kesehatan kepada komunikan dengan media tertentu. Media yang
paling banyak digunakan dalam komunikasi kesehatan adalah media massa yang
mempunyai karasteristik sebagai berikut : 10
1. teknologi yang dapat mengkonversi pesan-pesan kesehatan ke dalam simbol-
simbol bahasa yang dapat ditangkap oleh panca indra
2. tersusun dalam organisasi yang kompleks dan formal
3. mengarah kepada kepentingan publik
4. dapat menyampaikan serentak dengan jumlah yang banyak dan dalam jarak
yang jauh dari sumber berita sekalipun
5. berhubungan langsung dengan penerima yang luas
Penyampaian Berita Buruk Bad News
Pengertian Bad News
Berita buruk dianggap sebagai konsep yang bersifat relatif sebab ia
bergantung pada interpretasi dan reaksi pasien terhadap informasi yang
disampaikan.11 Sebuah berita buruk yang disampaikan kepada pasien memiliki
resiko untuk merubah cara pandang pasien terhadap kehidupan mereka, yang
kemudian akan memberi dampak kepada masa depan mereka.
Menyampaikan berita buruk dapat menjadi sebuah hal yang sulit bagi para
dokter, terutama dokter yang masih berada pada fase awal karier mereka.11 Hal
yang dianggap paling sulit dalam proses menyampaikan berita buruk adalah saat
dokter menilai reaksi yang diberikan oleh pasien.6 Dokter harus mengetahui
sejauh mana pasien ingin mengetahui informasi tersebut dan juga bagaimana ia
ingin berita tersebut disampaikan.13 Tapi hal inilah yang tidak diketahui dokter dan
kemudian dianggap sebagai penyebab sulitnya penyampaian berita buruk.
Menurut Ptacek dan Eberhardt, kondisi psikis penyampai berita buruk dan
penerima berita buruk dapat digambarkan melalui grafik berikut:
14
Gambar 1 : Grafik stress yang dialami oleh dokter dan pasien dalam diskusi berita buruk
Sumber : Back AL,Curtis JR. Communicating Bad News. West J Med [internet]. 2002 May [cited 2012 Sept 24];176. Available from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1071708/pdf/wjm17600177.pdf
Berdasarkan grafik tersebut dijelaskan bahwa dokter mulai mengalami
stress sebelum dimulai proses penyampaian berita buruk dan mencapai
puncaknya saat penyampaian berita buruk itu terjadi. Sedangkan stress yang
dialami oleh pasien dimulai saat proses penyampaian berita buruk sedang
berlangsung dan mencapai puncaknya setelah proses penyampaian berita
buruk berakhir.14
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyampaian Berita Buruk
Dalam proses penyampaian berita buruk, terdapat beberapa faktor
yang mungkin mempengaruhi proses penyampaian berita buruk. 14
1.1. Dokter
a. Kompetensi dokter dalam menyampaikan informasi
b. Cara dokter dalam menyampaikan informasi
1.2. Pasien
a. Kesiapan pasien dan keluarga untuk menerima berita buruk
b. Harapan pasien menyangkut penyampaian berita buruk
c. Perbedaan latar belakang budaya dan akademik
Cara Menyampaikan Berita Buruk
15
Penyampaian berita buruk memang tidak mudah, karena itu dibutuhkan
sebuah strategi dalam penyampaian berita buruk. Salah satu strategi
penyampaian berita buruk yang umum digunakan adalah strategi S-P-I-K-E-S 14
a. Setting
Dalam pengaturan latar penyampaian berita buruk, terdapat beberapa hal
yang harus menjadi bahan pertimbangan, yaitu:
Privasi
Melibatkan orang dekat
Pengaturan posisi
Tenang
Mendengarkan
Menyediakan waktu sepenuhnya
b. Perception
Dokter harus memastikan sejauh mana pasien telah mengetahui kondisi
kesehatannya.
c. Invitation
Komunikator wajib menanyakan sejauh mana informasi yang dikehendaki
oleh pasien.
d. Knowledge
Dalam proses penyampaian berita buruk ini, komunikator harus
menggunakan bahasa yang sesuai dan menghindari pembicaraan yang
menggunakan istilah-istilah yang sukar dipahami.
e. Emphaty
f. Strategy and Summary
5. Komunikasi Pada Pasien Khusus
Proses dari minset penolakan atau denial familiar dengan orang yang
memiliki kebutuhan khusus. Pada pasien dengan gangguan pendengaran hindari
hal-hal ini dalam berkomunikasi:
“Biarkan sang pasien sendiri, dia tidak mengerti apa yang kita bicarakan
16
Menggunakan volume bicara yang lebih keras jika pasien tidak paham
atau meminta untuk diulangi.
Menyuruh orang lain untuk berkomunikasi dengan sang pasien (didepan
pasien)
Membicarakan kata-kata menenangkan yang sia-sia
Cara-cara berkomunikasi baik dengan pasien yang memiliki kemampuan
rendah dalam berkomunikasi:
1. Jangan mengabaikan pasien.
2. Jangan membuat asumsi bahwa pasien telah mengerti pesan dokter yang
disampaikan.
3. Menggunakan bentuk lain dari komunikasi.
4. Cek kembali sejauh mana pasien mengerti pesan dokter.
5. Terima bantuan dari orang tua atau pengantar pasien15
A. Pasien Marah
Dokter harus sanggup menerapkan komunikasi efektif pada pasien yang
marah atau emosional untuk menenangkan pasien dan mengurangi kemungkinan
ancaman untuk menyakiti orang lain dan menciptakan keadaan yang tenang
sehingga aktivitas normal akan berlangsung tanpa kekerasan. Hal-hal yang
penting sebagai langkah pencegahan15 bagi dokter :
1. Tidak bertindak agresif
2. Tidak bekerja sendirian ketika ada potensi terjadinya kejahatan
3. Tidak menggunakan perhiasan berlebihan untuk mengurangi risiko
4. Selalu menyimpan nomor penjaga keamanan terdekat
Beberapa poin penting yang diperhatikan ketika menghadapi pasien yang
marah atau agresif 16:
1. Apakah pasien marah atau terlalu letih? Perhatikan cara pasien
berkomunikasi
17
2. Tunjukkan keinginan untuk mendengarkan dan ketahui terlebih dahulu
penyebab kemarahan dari pasien
3. Jaga jarak aman
4. Jangan memotong pembicaraan dan penumpahan emosi pasien
5. Tanyakan pertanyaan terbuka dan membantu mereka untuk berbicara
6. Jangan membuat persetujuan atau janji yang tidak bisa ditepati;
bertindaklah rasional dan jadilah orang yang jujur dengan keadaan
7. Membantu pasien untuk merasakan mereka mempunyai pilihan
8. Jangan berbicara dari balik badan, kontak fisik dan menghalangi jalan
pasien
9. Jangan membuat diri sendiri menjadi agresif untuk menyerang
10. Berjaga-jagalah sampai insiden kemarahan tersebut selesai
11. Jika ada petugas keamanan, cobalah untuk mengontrol tindakan petugas
keamanan sehingga dapat mengambil alih situasi
B. Pasien Lanjut Usia (Geriatri)
Pasien geriatri atau lanjut usia memiliki hambatan dan masalah dalam
berkomunikasi. Untuk itu dibutuhkan trik khusus yang harus dimiliki seorang
dokter dalam menanganinya .
Pasien lansia biasanya akan meletakkan obat yang diberikan dalam satu
wadah. Dan dengan warnalah ia dapat mengenali obat yang harus diminumnya.
Dokter lebih baik menggunakan warna yang menyala seperti merah, ungu, orange
daripada warna lembut karena akan terlihat abu-abu bagi lansia. Kehadiran orang
ketiga atau pihak keluarga dari pasien lansia dalam pemeriksaan dan konsultasi
pada dokter dapat menjadi perantara komunikasi antara dokter dan pasien lansia.
Namun, pasien lansia harus tetap diikutsertakan dalam setiap pengambilan
keputusan penanganan medis.17
Berikut ini adalah teknik umum dalam melakukan komunikasi dengan
pasien lansia17 :
1. Memperlihatkan rasa hormat dan kasih sayang kepada pasien.
2. Memastikan bahwa pasien lansia mendengar dan di dengar serta di pahami.
18
3. Jangan melakukan ageism.
4. Mengenal budaya.
Faktor Pendengaran
Kehilangan kemampuan mendengar pada orang tua disebut dengan
presbycusis. Kehilangan kemampuan mendengar dapat berupa tidak bisa
mendengar dengan jelas atau kesulitan untuk menangkap maksud dan memahami
apa yang dikatakan.
Dalam berkomunikasi dengan penderita presbycusis bukanlah hal yang
mudah. Hal ini dapat ditangani dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Berbicara langsung secara bertatap muka langsung
Hal ini dapat membantu penderita mengerti dengan melihat gerakan
mulut dari pembicara
2. Jangan berbicara terlalu cepat
Dengan cara ini, penderita presbycusis mendapatkan waktu untuk
menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh pembicara
tersebut
3. Gunakan seorang penerjemah atau media
Penerjemah membantu lawan bicara untuk memberikan pejelasan
kepada pasien presbycusis tersebut dengan bahasa yang lebih mudah
dimengerti.
4. Berikan perhatian lebih kepada orang tua yang telah mengalami
presbycusis agar tidak merasa diasingkan
C. Faktor Perbedaan Pendapat dan Nilai, Faktor Psikososial
a. Perbedaan Nilai dan Pandangan
Dalam menghadapi pasien-pasien lanjut usia yang memiliki pandangan dan nilai
berbeda, dokter sebaiknya melakukan pendekatan terlebih dahulu untuk
mengetahui pandangan yang dipegang.Ada beberapa pasien yang lanjut usia yang
mengormati kewenangan dokter, dan ada pula yang lebih memilih untuk mandiri.
19
Pasien yang menghormati kewenangan dokter cenderung menerima pelayanan
kesehatan dengan mudah dan lebih terbuka untuk menerima informasi yang
diperlukan. Sedangkan bagi pasien yang mandiri cenderung ingin menegaskan diri
dan lebih menginginkan informasi tambahan mengenai proses pelayanan
kesehatan.
b. Faktor Psikososial
Masyarakat lanjut usia mudah mengalami emosi yang labil dan cenderung
memberikan respons yang cukup negatif terhadap pelayanan kesehatan. Pasien
seperti ini sering berpegang pada diagnosis sendiri dan perawatan sendiri atau
menggunakan obat milik orang lain. 18
Seorang tenaga kerja kesehatan, seperti dokter, juga melakukan
pendekatan sesuai dengan kondisi emosi pasien.18 Jika mereka cenderung
mengabaikan atau berada dalam kondisi sedih dan bersifat pasif, dokter dapat
melakukan pendekatan lebih dalam lagi sehingga dapat mengajak pasien tersebut
berinteraksi dan menunjukan sikap peduli terhadap pasien tersebut. Jika mereka
cenderung mengeluarkan emosi yang tinggi, dokter sebaiknya mendengarkan
keluhan-keluhannya dengan penuh perhatian dan bijak. Setelah mereka dalam
kondisi emosi yang tenang, dokter melakukan pendekatan secara perlahan-lahan
sambil menjaga emosi yang dirasakan pasien.
20
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa komunikasi sebenarnya
mempunyai hakikat dan unsur – unsur tertentu yang ada di dalamnya meliputi
sender, encoding, media, decoding, receiver sebagai unsur pokok dalam
komunikasi.
Komunikasi dapat terhambat melalui beberapa gangguan seperti gangguan
teknis, semantik, budaya, psikologis dan fisik.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara 2
orang dan umumnya bersifat dialogis atau 2 arah. Komunikasi kelompok
dilakukan sekitar 7-10 orang untuk bertukar pikiran dan menyampaikan informasi
demi tercapainya suatu kesimpulan. Komunikasi publik seperti pada simposium
bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajar audiens tentang suatu informasi.
Komunikasi massa bertujuan untuk menyampaikan informasi secara meluas agar
diketahui oleh semua orang.
Berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus juga sangat
penting untuk dipahami karena kita nantinya juga akan menghadapi berbagai
pasien dengan kebutuhan yang serupa, sehingga kita dapat memahami apa yang
21
sebaiknya dan tidak seharusnya kita lakukan dalam menghadapi pasien dengan
kebutuhan – kebutuhan seperti itu.Terutama trik untuk menghadapi pasien dengan
gangguan fisik, pasien lansia dan pasien yang emosional.
Saran
Kita semua harus mengembangkan pengetahuan kita, lebih peka terhadap
orang lain saat berkomunikasi dan praktik dalam kehidupan sehari-hari sehingga
saat kita berada di lapangan kita dapat mnyelesaikan masalah dengan baik dan
profesional sebagai seorang dokter yang cakap dalam bidangnya.
Daftar Pustaka
1. Liliweri, A . Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar; 2011.
2. Lubis, L. A. Komunikasi antar budaya. USU Digital Library.2002
3. Nasir et al. Komunikasi dalam keperawatan, teori dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Media; 2009
4. Liliweri, A . Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Belajar; 2011. Hlm 266-274
5. Sendjaja SD. Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Indonesia;
2004.
6. Margaret Lloyd. Robert Bor, foreword by Professor Sir David Weatherall.
Communication Skill for Medicine 2nd edition. Churchill
Livingstone ;2004.
7. 1. Joseph A. Devito. The Interpersonal Communication Book. 12th edition.
New York: Pearson Publishing;2008
8. Renata Schiavo. Health Communication: From Theory to Practice. 1st
edition. New Jersey: Jossey-Bass;2007
9. Sendjaja, Djuarsa. Teori Komunikasi. Pusat penerbitan universitas terbuka.
Halaman 3.1-3.43
22
10. Liliweri Alo. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2006. halaman 21
11. Sendjaja Djuarsa, Pradekso Tandiyo, Rahardjo Turnomo. Teori
Komunikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005
12. Margaret Lloyd. Robert Bor, foreword by Professor Sir David Weatherall.
Communication Skill for Medicine 2nd edition. Churchill
Livingstone ;2004.
13. Lim IWM. Breaking Bad News [internet]; cited on 2012 Sept 24.
Available from: http://www.tcd.ie/tsmj/2005/8286breakingbadnews.pdf
14. Buckman RA. Breaking Bad News- The S-P-I-K-E-S Strategy. Commun
Oncol [internet]. 2005 [cited 2012 Sept 24]. Available from:
http://jco.imng.com/co/journal/articles/0202138.pdf
15. Geraldine Blache, Robert Bor. Time Limited Therapy. London: Palgrave;
2003.
16. Lloyd,M , Bor,R.Communication Skills for Medicine. 2nd edition. .
Churchill Livingstone ;2004. Hlm 145-146.
17. Hidayat, Ganda.KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA USIA LANJUT. [cite on
Tuesday, Sept 25th 2012]/ Available from
http://www.scribd.com/doc/33481635/Komunikasi-Terapeutik-Pada-Usia-
Lanjut
18. Tindali WN, Beradsley RS, Kimberlin CL. Communication Skills in
Pharmacy Practice 3rd .A Waverly Company
23