MAKALAH Komkes Gabungan HG

34
Abstraksi Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari pengirim melalui suatu media tertentu kepada penerima. Proses komunikasi yang baik tercapai ketika penerima memiliki makna pesan yang sama dengan yang dimaksud oleh pengirim. Namun komunikasi akan terhambat jika mengalami gangguan seperti teknis, psikologis, status, kerangka berpikir dan budaya yang menyebabkan adanya perbedaan pesan yang diterima dengan yang dikirim. Bentuk komunikasi ada yang bersifat agresif, asertif dan submisif. Penyampaian komunikasi sangat beragam tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Umumnya komunikasi dibagi menjadi komunikasi interpersonal, kelompok, publik, dan massa. Tujuan akhir kita adalah untuk mengetahui proses komunikasi efektif yang diaplikasikan nantinya di dunia kesehatan. Bagi kita sebagai seorang dokter di masa depan, kita akan berhadapan dengan pasien-pasien yang unik ada yang normal maupun berkebutuhan khusus. Pasien yang berkebutuhan khusus bermacam-macam ada yang memiliki gangguan pendengaran, pasien lanjut usia atau pasien yang sedang marah. Kemampuan kita berkomunikasi 1

description

Please don't do any plagiarism

Transcript of MAKALAH Komkes Gabungan HG

Page 1: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Abstraksi

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari pengirim melalui

suatu media tertentu kepada penerima. Proses komunikasi yang baik tercapai

ketika penerima memiliki makna pesan yang sama dengan yang dimaksud oleh

pengirim. Namun komunikasi akan terhambat jika mengalami gangguan seperti

teknis, psikologis, status, kerangka berpikir dan budaya yang menyebabkan

adanya perbedaan pesan yang diterima dengan yang dikirim.

Bentuk komunikasi ada yang bersifat agresif, asertif dan submisif.

Penyampaian komunikasi sangat beragam tergantung situasi dan kondisi yang

dihadapi. Umumnya komunikasi dibagi menjadi komunikasi interpersonal,

kelompok, publik, dan massa.

Tujuan akhir kita adalah untuk mengetahui proses komunikasi efektif yang

diaplikasikan nantinya di dunia kesehatan. Bagi kita sebagai seorang dokter di

masa depan, kita akan berhadapan dengan pasien-pasien yang unik ada yang

normal maupun berkebutuhan khusus. Pasien yang berkebutuhan khusus

bermacam-macam ada yang memiliki gangguan pendengaran, pasien lanjut usia

atau pasien yang sedang marah. Kemampuan kita berkomunikasi sebagai seorang

dokter juga ketika menyampaikan kabar buruk bagi keluarga pasien.

1

Page 2: MAKALAH Komkes Gabungan HG

I. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dunia kesehatan, terutama dunia kedokteran memang merupakan sebuah

profesi yang menuntut interaksi dan komunikasi yang tinggi di antara

sivitasnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang

komunikasi itu sendiri dan prinsip – prinsip yang terdapat di dalamnya

sangatlah diperlukan. Ilmu komunikasi sendiri adalah ilmu yang harus

dipahami esensinya, dan terus menerus dilatih sehingga dapat mencapai

hasil yang diinginkan. Dengan memaparkan satu persatu unsur – unsur

yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat melihat dengan

lebih jelas lagi hal – hal yang perlu diterapkan dan tidak perlu diterapkan

saat berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu, penulis membuat

makalah ini agar pihak – pihak yang membacanya dapat mendapatkan

manfaat.

.

2. Tujuan Penulisan

2.1. Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi

2.2. Mengetahui proses komunikasi efektif pada dunia

kesehatan

2.3. Mengetahui cara mengantisipasi kejadian dalam dunia

medis

2.4. Memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan

2.5. Menambah pengetahuan pembaca pada umumnya.

2.6. Menambah pengetahuan penulis pada khususnya.

3. Rumusan Masalah

3.1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Ilmu

Komunikasi?

3.2. Apa yang dimaksud dengan Hambatan Komunikasi?

2

Page 3: MAKALAH Komkes Gabungan HG

3.3. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Interpersonal,

Kelompok, Publik dan Massa?

3.4. Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan

khusus?

II. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Dasar dan Prinsip Ilmu Komunikasi

Pengertian dan Karakteristik Komunikasi

Secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio” yang

terbentuk dari dua kata, yaitu “com” yang artinya dengan atau bersama dan “unio”

yang artinya satu. Dari berbagai pengertian komunikasi, disimpulkan bahwa

komunikasi memiliki poin yaitu sumber informasi, rangkaian kegiatan antara

pemberi/sumber dengan sasaran komunikasi serta kesamaan pemahaman pesan

bagi sumber dan penerimaan pesan.1,2 Adapun berbagai karakteristik komunikasi

adalah sebagai berikut2:

a) Komunikasi merupakan proses simbolis Disampaikan dalam bentuk

simbolis seperti verbal dan nonverbal

b) Komunikasi merupakan proses sosialisasi

c) Komunikasi merupakan proses satu arah atau dua arah Jika satu arah,

penerima tidak diberi kesempatan untuk bertanya sedangkan dua arah,

terdapat proses dialog antar penerima dan sumber

d) Komunikasi bersifat koorientasi Pihak yang terlibat mempunyai tujuan

yang sama

e) Komunikasi bersifat purposif dan persuasif Terdapat pertukaran pesan

dengan tujuan yang telah ditentukan serta si pengirim pesan dapat

mempengaruhi penerima pesan.

f) Komunikasi mendorong interpretasi individu

g) Komunikasi merupakan aktivitas pertukaran makna

3

Page 4: MAKALAH Komkes Gabungan HG

h) Komunikasi terjadi dalam konteks baik dalam lingkungan fisik,

antarbudaya, psikologi, personal, kelompok, organisasi maupun massa

Unsur-unsur Komunikasi

Dalam berkomunikasi, terdapat beberapa unsur-unsur penting yaitu :

a) Pengirim (sender) Individu yang mengirimkan pesan kepada penerima

b) Encoding Kemampuan seseorang untuk mengubah informasi yang akan

disampaikan itu menjadi berupa kode-kode seperti, bahasa maupun gesture

(gerak tubuh).

c) Pesan

d) Saluran / Channel Saluran adalah media dalam komunikasi, yaitu media

dalam penyampaian pesan.

e) Decoding pesan diterjemahkan agar informasi yang disampaikan dapat

dimengerti oleh receiver

f) Penerima pesan (Receiver) Penerima pesan adalah individu / kelompok

yang menerima pesan.

g) Umpan balik ( feedback) reaksi dari receiver terhadap informasi yang

diberikan oleh sender dapat berupa reaksi verbal dan non-verbal (gesture).

h) Gangguan (noise) Hal yang mengganggu tersampaikannya pesan dan

menyebabkan kesalahan persepsi.

i) Konteks (context) suasana dan lingkungan di mana suatu komunikasi

dilakukan.

Model-model Komunikasi

a) Model Linier

Umumnya, digunakan untuk mempromosikan iklan dan menghibur

penonton dalam acara lawak atau mempengaruhi penonton dengan orasi.

4

Page 5: MAKALAH Komkes Gabungan HG

b) Model Interaksi

Komunikasi ini digunakan untuk berdiskusi dalam kelompok. Proses

dimulai dari pengirim pesan yang melakukan komunikasi kemudian

diterjemahkan oleh penerima pesan

c) Model Transaksional

Model ini akan efektif jika terjadi transaksi antara pengirim pesan dengan

penerima pesan.

Prinsip-prinsip Komunikasi

Ada 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari

definisi dan hakikat komunikasi :

1. Komunikasi adalah proses simbolik Simbol adalah sesuatu yang

digunakan untuk merujuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan

sekelompok orang.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi Saat seseorang

dengan mimik marah, secara tidak langsung, dia telah melakukan

komunikasi.

3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan

4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu Makna pesan

bergantung pada konteks fisik, ruang (seperti iklim, suhu, intensitas

cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi Kita dapat

memprediksi komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.

7. Komunikasi bersifat sistemik Terdapat dua sistem dalam komunikasi,

yaitu sistem internal dan sistem eksternal. Sistem internal mengandung

semua unsur yang membentuk individu yang unik, sedangkan sistem

eksternal terdiri dari unsur-unsur yang terdapat dari luar individu.

5

Page 6: MAKALAH Komkes Gabungan HG

8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektif

komunikasi kesamaan dalam hal-hal tertentu, misal agama, ras (suku),

bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekonomi akan mendorong orang

orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut

komunikasi mereka menjadi lebih efektif.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial Komunikasi manusia dalam

bentuk dasarnya (komunikasi tatap muka) bersifat dua arah.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional Seperti

juga waktu dan eksistensi, komunikasi juga tidak mempunyai awal dan

tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung.

11. Komunikasi bersifat irreversible Hal ini akan terasa pada perkataan

yang menyinggung perasaan orang lain. Mungkin orang lain akan

memaafkan setelah kita meminta maaf kepada orang tersebut namun

persepsi orang tersebut akan berbeda karena orang akan memaafkan tetapi

tidak melupakan.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

Prinsip komunikasi penyampaian pesan pada komunikasi terapeutik3 :

Komunikasi efektif

Empati

Berorientasi pada proses percepatan kesembuhan

Komunikasi terstruktur dan direncanakan

Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang dan waktu

Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien

Komunikasi memerlukan keterlibatan maksimal dari klien dan keluarga

2. Hambatan Komunikasi

Setiap perbuatan yang ada sehari-hari berkaitan erat dengan komunikasi, tetapi,

sebagai bagian dari masyarakat dan kehidupan manusia, komunikasi selalu

menemui berbagai hambatan, noise (gangguan), atau distorsi. Hambatan dalam

6

Page 7: MAKALAH Komkes Gabungan HG

berkomunikasi (noise of communication) ini pertama kali diperkenalkan oleh

Shannon dan Weaver.

Adapun jenis-jenis hambatan dalam komunikasi itu terbagi menjadi lima kategori,

yaitu:1

1. Gangguan teknis

Gangguan pada alat komunikasi maupun media komunikasi (hardware

dan software). adalah salah satu bentuk gangguan dalam komunikasi yang

bersifat teknis

2. Gangguan semantik

Bahasa merupakan perantara utama dalam pelaksanaan komunikasi

antarindividu. Adanya perbedaan dalam penggunaan bahasa, baik dalam

hal semantik, jargon, argot, maupun fonem berdampak pada perbedaan

persepsi antara sumber dengan pendengar.

3. Gangguan psikologis

Kondisi-kondisi yang tidak mendukung berjalannya komunikasi

antarindividu, contohnya adalah perasaan tegang, prasangka buruk, kurang

percaya diri, emosi yang tidak terkendali, dan sebagainya.

4. Rintangan fisik

Penyampaian informasi antarindividu dapat terhambat oleh adanya

interferensi fisik, baik dalam hal suara, penglihatan, maupun sentuhan.

5. Rintangan sosiologis dan antropologis

Komunikasi dapat terhambat oleh adanya perbedaan antara kepentingan

individu dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

Selain hambatan terdapat juga faktor-faktor yang menghambat terjalinnya

komunikasi efektif diantaranya:7

1. Tidak mengenal audiens

2. Tidak mengetahui metode penyerapan komunikasi oleh penerima

3. Tidak mengetahui pola komunikasi budaya

4. Jarang melakukan evaluasi respons komunikasi

7

Page 8: MAKALAH Komkes Gabungan HG

5. Tidak mengetahui kebiasaan berkomunikasi lisan

6. Tidak terbiasa mendengarkan

7. Tidak dapat membuka diri dalam percakapan

8. Tidak mengetahui strategi menggunakan media

9. Tidak dapat berkomunikasi secara tertulis

Dalam proses komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien,

permasalahan maupun hambatan komunikasi juga tidak dapat dihindarkan.

Beberapa faktor yang menghambat terjalinnya komunikasi efektif antara tenaga

kesehatan dengan pasien:3

1. Tingkat pendidikan

2. Tingkat pengetahuan kesehatan

3. Hambatan berbahasa

4. Perbedaan budaya

5. Usia

6. Batasan kognitif

7. Kurangnya pengetahuan terhadap istilah-istilah kedokteran

8. Perubahan sikap sebagai pengaruh dari penyakit yang diderita

9. Ketimpangan kekuatan (power) dibandingkan dengan tenaga kesehatan

3. Bentuk-bentuk Komunikasi

Komunikasi Verbal

Dalam suatu proses komunikasi, penyampaian pesan secara verbal, baik vocal

(diucapkan) maupun visual (ditulis) dilakukan secara efektif agar pesan dan

maksud pembicara atau sumber tersampaikan. Demi terjalinnya komunikasi yang

efektif , setidaknya terdapat enam kaidah yang perlu diperhatikan, yakni:5

1. Bahasa Pragmatis

Bahasa, memiliki perbedaan penafsiran antara lisan maupun tulisan.

Karena itu, demi tersampaikannya pesan secara utuh dan jelas kepada

8

Page 9: MAKALAH Komkes Gabungan HG

pendengar, sumber sebaiknya dapat memilih penggunaan kata (diksi)

sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi.

2. Variasi Berbahasa

Dalam berbahasa, terdapat beberapa variasi yang dapat mempengaruhi makna

pesan yang disampaikan. Adapun variasi berbahasa tersebut meliputi dialek, aksen,

jargon, dan argot.

3. Momen yang Tepat

Perbedaan budaya dan latar belakang dapat menjadi hambatan dalam

komunikasi yang efektif. Untuk meminimalisasi perbedaan tersebut,

terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan

keadaan pendengar, seperti: gaya berbahasa, perbendaharaan kata yang

digunakan, kecepatan berbicara, pandangan mata, intonasi, dan konteks

kalimat sumber.

4. Struktur Pesan

Dalam menyampaikan suatu pesan, pada umumnya seseorang akan menerapkan

salah satu dari tiga pola struktur pesan, yakni pola penyimpulan (tersirat atau

tersurat), urutan argumentasi (penting atau tidak penting), dan objektivitas

(pandangan satu sisi atau dua sisi). Pesan dapat disampaikan secara efektif dengan

menggunakan salah satu pola di atas sesuai dengan kondisi masalah dan pendengar

yang sedang dihadapi.

5. Gaya Pesan

Salah satu bentuk gaya dalam penyampaian pesan adalah perulangan. Dalam

perulangan, pembicara melakukan penyampaian pesan berulang kali untuk

menekankan pentingnya pesan tersebut. Namun dalam penggunaan gaya

penyampaian pesan ini, perlu diingat bahwa tujuan utamanya adalah untuk

membuat pendengar memahami apa yang disampaikan oleh sumber dengan

perbendaharaan kata yang dapat dipahami oleh kedua belah pihak.

6. Daya Tarik Pesan

Pesan memiliki daya tarik tersendiri yang membuat pendengar merasa

perlu untuk mengetahui informasi yang disampaikan. Dapat dikarenakan

9

Page 10: MAKALAH Komkes Gabungan HG

sifat pesan yang rasional-emosional, memberikan rasa takut atau paksaan,

dan memberikan motivasi atau penghargaan.

Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan suatu proses interaksi yang terjadi tanpa

disadari dan tanpa memerlukan aspek verbal (kata).Dalam menerapkan

komunikasi nonverbal, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah vokal

(intonasi dan nada), kinesik (isyarat, bahasa tubuh, kontak mata, gestures),

proxemics (jarak, ruang, dan waktu), penampilan fisik (cara berpakaian), sentuhan

atau hipstics, dan artefak (benda sekitar). Teori mengenai komunikasi nonverbal

dipaparkan dalam berbagai bentuk pendekatan:5

a. Pendekatan ekologi (Darwin)

Komunikasi nonverbal terdiri atas lima komponen, yaitu: emblem (ekspresi wajah

tanpa adanya pesan verbal). illustrator (ekspresi wajah yang mendukung pesan

verbal yang disampaikan), regulator (tindakan tanpa pesan verbal), adaptor

(tindakan untuk mendapatkan kenyamanan). dan emosi.

b. Pendekatan antropologi

Pendekatan antropologi terbagi atas dua teori, yakni analogi linguistik dan

kultural.

Analogi Linguistik

Teori ini memaparkan kesamaan struktur antara komunikasi verbal dan nonverbal.

Analogi linguistic ini mengemukakan bahwa kelima indera kita berinteraksi untuk

menciptakan sebuah persepsi.

Analogi Kultural

Analogi Kultural membahas komunikasi nonverbal dari aspek proxemics dan

chronemics. Chronemics terbagi atas formal time(waktu dan durasi tepat, “15

menit”), informal time(penggunaan bahasa yang lebih santai; “sebentar lagi”), dan

technical time (waktu yang spesifik; “meter per detik”).

c. Pendekatan fungsional

10

Page 11: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Selain komunikasi verbal dan non-verbal terdapat bentuk komunikasi lainnya:

Agressive Communication

Bentuk komunikasi agresif berkaitan dengan kecenderungan untuk mengurangi

dan merendahkan hak orang lain.6

Passive Communication (Submissive)

Bentuk komunikasi pasif memiliki karakteristik yang berlawanan dengan bentuk

komunikasi agresif, yaitu kecenderungan untuk mengalah dan tidak dapat

mempertahankan kepentingan dan hak individunya.6

Assertive Communication

Bentuk komunikasi asertif memiliki kecenderungan untuk menerapkan

komunikasi yang terbuka, menghargai diri sendiri, dan orang lain. Perilaku asertif

ini dapat meningkatkan self esteem dan percaya diri dalam mengepresikan diri

senidiri, mengubah situasi kerja yang negatif menjadi positif, dan mengurangi

kesalahpahaman.6

4. Komunikasi interpersonal, Kelompok, Publik, Massa, dan Penyampaian Berita Buruk

Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan suatu

bentuk komunikasi dua arah yang memungkinkan komunikasi berlangsung secara

dialogis. Dalam komunikasi interpersonal yang baik, terdapat interaksi antara

komunikator dan komunikan yang sama-sama aktif.7

11

Page 12: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Semua interaksi terdiri dari tanda dan simbol yang dapat berbentuk verbal

atau pun non verbal dan manusia berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

untuk memenuhi kebutuhan tertentu, diantaranya8 :

Menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial

Untuk mengapresiasi orang lain

Mengontrol tindakan dan meningkatkan kepatuhan orang lain

Menjadi terhibur

Melarikan diri dari kegiatan rutin

Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok sebaiknya diadakan dengan tatap muka antara

anggota kelompok agar lebih efektif karena mereka bisa berkomunikasi melalui

gerak tubuh, mimik wajah dan juga memberi tanggapan langsung tentang apa

yang akan dikatakan anggota lainnya. 9

Komunikasi kelompok secara tidak langsung memaksa anggotanya untuk

bertindak sesuai dengan norma norma yang berlaku di dalam kelompok tersebut.

Tuntutan-tuntutan yang ada di dalam kelompok komunikasi akan mendorong

anggota untuk berusaha lebih baik, namun tuntutan ini bukanlah satu satunya

pendorong anggota untuk berinteraksi dengan lebih baik. Keinginan untuk adanya

pertukaran informasi yang seimbang membuat setiap anggota menyampaikan

informasi dengan sebaik-baiknya. 9

Komunikasi kelompok mendorong manusia untuk bisa:

Mengambil keputusan yang lebih matang

Berusaha lebih baik karena adanya tuntutan dalam kelompok

Berbagi informasi dengan lebih cepat

Komunikasi Publik

Tujuan dari komunikasi publik adalah untuk penyebarluasan informasi,

yang ditujukan kepada masyarakat umum. Penyampaian informasi bermacam –

macam bentuknya. Umumnya dilakukan melalui lokakarya, seminar, symposium,

pendidikan, pelatihan, dan juga informasi keilmuan.

12

Page 13: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Terdapat dua buah peran, yaitu pembicara dan pendengar, karena pada

umumnya satu orang ditunjuk sebagai pembicara sementara orang yang lain

mendengarkan. Terdapat sepuluh tuntutan yang harus dihadapi oleh pembicara

komunikasi publik, yaitu 10:

1. Pesan harus relevan dengan komunikasi keseluruhan

2. Bahasa harus umum, dan bahasa publik lebih terbatas

3. Umpan balik juga terbatas

4. Masyarakat yang dihadapi beraneka ragam

5. Besarnya kemungkinan salah tafsir

6. Persiapan pidato harus lebih lengkap

7. Penting untuk beradaptasi

8. Analisis pendengar lebih sulit dan tidak akurat

9. Perhatian publik sulit terpusat

10. Perubahan pesan lebih banyak

Secara umum hal yang berkaitan dengan pembicara adalah kredibilitas dari

sang pembicara sedangkan dimensi dari kredibilitas adalah etos atau sifat pribadi

pembicara yang dapat mempengaruhi khalayak umum. Etos sendiri dipengaruhi

oleh beberapa dimensi, dengan dimensi utamanya adalah keotoritatifan dan

pengembangan karakter16.

Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan suatu proses penyampaian informasi secara

satu arah kepada sasaran tertentu. Terdapat dua ciri utama dalam komunikasi

massa yaitu massa dan media. Istilah massa menjelaskan sasaran dari komunikasi

massa yang pesertanya sangat besar dan luas. Komunikasi massa juga

mengandung dua arti yatu proses media memproduksi pesan dan menyebarkannya

kepada publik dan proses publik mencari, mengkonsumsi, dan menggunakan

informasi tersebut. 10,11

13

Page 14: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Dalam komunikasi kesehatan, komunikasi massa terjadi antara

komunikator kesehatan kepada komunikan dengan media tertentu. Media yang

paling banyak digunakan dalam komunikasi kesehatan adalah media massa yang

mempunyai karasteristik sebagai berikut : 10

1. teknologi yang dapat mengkonversi pesan-pesan kesehatan ke dalam simbol-

simbol bahasa yang dapat ditangkap oleh panca indra

2. tersusun dalam organisasi yang kompleks dan formal

3. mengarah kepada kepentingan publik

4. dapat menyampaikan serentak dengan jumlah yang banyak dan dalam jarak

yang jauh dari sumber berita sekalipun

5. berhubungan langsung dengan penerima yang luas

Penyampaian Berita Buruk Bad News

Pengertian Bad News

Berita buruk dianggap sebagai konsep yang bersifat relatif sebab ia

bergantung pada interpretasi dan reaksi pasien terhadap informasi yang

disampaikan.11 Sebuah berita buruk yang disampaikan kepada pasien memiliki

resiko untuk merubah cara pandang pasien terhadap kehidupan mereka, yang

kemudian akan memberi dampak kepada masa depan mereka.

Menyampaikan berita buruk dapat menjadi sebuah hal yang sulit bagi para

dokter, terutama dokter yang masih berada pada fase awal karier mereka.11 Hal

yang dianggap paling sulit dalam proses menyampaikan berita buruk adalah saat

dokter menilai reaksi yang diberikan oleh pasien.6 Dokter harus mengetahui

sejauh mana pasien ingin mengetahui informasi tersebut dan juga bagaimana ia

ingin berita tersebut disampaikan.13 Tapi hal inilah yang tidak diketahui dokter dan

kemudian dianggap sebagai penyebab sulitnya penyampaian berita buruk.

Menurut Ptacek dan Eberhardt, kondisi psikis penyampai berita buruk dan

penerima berita buruk dapat digambarkan melalui grafik berikut:

14

Page 15: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Gambar 1 : Grafik stress yang dialami oleh dokter dan pasien dalam diskusi berita buruk

Sumber : Back AL,Curtis JR. Communicating Bad News. West J Med [internet]. 2002 May [cited 2012 Sept 24];176. Available from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1071708/pdf/wjm17600177.pdf

Berdasarkan grafik tersebut dijelaskan bahwa dokter mulai mengalami

stress sebelum dimulai proses penyampaian berita buruk dan mencapai

puncaknya saat penyampaian berita buruk itu terjadi. Sedangkan stress yang

dialami oleh pasien dimulai saat proses penyampaian berita buruk sedang

berlangsung dan mencapai puncaknya setelah proses penyampaian berita

buruk berakhir.14

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyampaian Berita Buruk

Dalam proses penyampaian berita buruk, terdapat beberapa faktor

yang mungkin mempengaruhi proses penyampaian berita buruk. 14

1.1. Dokter

a. Kompetensi dokter dalam menyampaikan informasi

b. Cara dokter dalam menyampaikan informasi

1.2. Pasien

a. Kesiapan pasien dan keluarga untuk menerima berita buruk

b. Harapan pasien menyangkut penyampaian berita buruk

c. Perbedaan latar belakang budaya dan akademik

Cara Menyampaikan Berita Buruk

15

Page 16: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Penyampaian berita buruk memang tidak mudah, karena itu dibutuhkan

sebuah strategi dalam penyampaian berita buruk. Salah satu strategi

penyampaian berita buruk yang umum digunakan adalah strategi S-P-I-K-E-S 14

a. Setting

Dalam pengaturan latar penyampaian berita buruk, terdapat beberapa hal

yang harus menjadi bahan pertimbangan, yaitu:

Privasi

Melibatkan orang dekat

Pengaturan posisi

Tenang

Mendengarkan

Menyediakan waktu sepenuhnya

b. Perception

Dokter harus memastikan sejauh mana pasien telah mengetahui kondisi

kesehatannya.

c. Invitation

Komunikator wajib menanyakan sejauh mana informasi yang dikehendaki

oleh pasien.

d. Knowledge

Dalam proses penyampaian berita buruk ini, komunikator harus

menggunakan bahasa yang sesuai dan menghindari pembicaraan yang

menggunakan istilah-istilah yang sukar dipahami.

e. Emphaty

f. Strategy and Summary

5. Komunikasi Pada Pasien Khusus

Proses dari minset penolakan atau denial familiar dengan orang yang

memiliki kebutuhan khusus. Pada pasien dengan gangguan pendengaran hindari

hal-hal ini dalam berkomunikasi:

“Biarkan sang pasien sendiri, dia tidak mengerti apa yang kita bicarakan

16

Page 17: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Menggunakan volume bicara yang lebih keras jika pasien tidak paham

atau meminta untuk diulangi.

Menyuruh orang lain untuk berkomunikasi dengan sang pasien (didepan

pasien)

Membicarakan kata-kata menenangkan yang sia-sia

Cara-cara berkomunikasi baik dengan pasien yang memiliki kemampuan

rendah dalam berkomunikasi:

1. Jangan mengabaikan pasien.

2. Jangan membuat asumsi bahwa pasien telah mengerti pesan dokter yang

disampaikan.

3. Menggunakan bentuk lain dari komunikasi.

4. Cek kembali sejauh mana pasien mengerti pesan dokter.

5. Terima bantuan dari orang tua atau pengantar pasien15

A. Pasien Marah

Dokter harus sanggup menerapkan komunikasi efektif pada pasien yang

marah atau emosional untuk menenangkan pasien dan mengurangi kemungkinan

ancaman untuk menyakiti orang lain dan menciptakan keadaan yang tenang

sehingga aktivitas normal akan berlangsung tanpa kekerasan. Hal-hal yang

penting sebagai langkah pencegahan15 bagi dokter :

1. Tidak bertindak agresif

2. Tidak bekerja sendirian ketika ada potensi terjadinya kejahatan

3. Tidak menggunakan perhiasan berlebihan untuk mengurangi risiko

4. Selalu menyimpan nomor penjaga keamanan terdekat

Beberapa poin penting yang diperhatikan ketika menghadapi pasien yang

marah atau agresif 16:

1. Apakah pasien marah atau terlalu letih? Perhatikan cara pasien

berkomunikasi

17

Page 18: MAKALAH Komkes Gabungan HG

2. Tunjukkan keinginan untuk mendengarkan dan ketahui terlebih dahulu

penyebab kemarahan dari pasien

3. Jaga jarak aman

4. Jangan memotong pembicaraan dan penumpahan emosi pasien

5. Tanyakan pertanyaan terbuka dan membantu mereka untuk berbicara

6. Jangan membuat persetujuan atau janji yang tidak bisa ditepati;

bertindaklah rasional dan jadilah orang yang jujur dengan keadaan

7. Membantu pasien untuk merasakan mereka mempunyai pilihan

8. Jangan berbicara dari balik badan, kontak fisik dan menghalangi jalan

pasien

9. Jangan membuat diri sendiri menjadi agresif untuk menyerang

10. Berjaga-jagalah sampai insiden kemarahan tersebut selesai

11. Jika ada petugas keamanan, cobalah untuk mengontrol tindakan petugas

keamanan sehingga dapat mengambil alih situasi

B. Pasien Lanjut Usia (Geriatri)

Pasien geriatri atau lanjut usia memiliki hambatan dan masalah dalam

berkomunikasi. Untuk itu dibutuhkan trik khusus yang harus dimiliki seorang

dokter dalam menanganinya .

Pasien lansia biasanya akan meletakkan obat yang diberikan dalam satu

wadah. Dan dengan warnalah ia dapat mengenali obat yang harus diminumnya.

Dokter lebih baik menggunakan warna yang menyala seperti merah, ungu, orange

daripada warna lembut karena akan terlihat abu-abu bagi lansia. Kehadiran orang

ketiga atau pihak keluarga dari pasien lansia dalam pemeriksaan dan konsultasi

pada dokter dapat menjadi perantara komunikasi antara dokter dan pasien lansia.

Namun, pasien lansia harus tetap diikutsertakan dalam setiap pengambilan

keputusan penanganan medis.17

Berikut ini adalah teknik umum dalam melakukan komunikasi dengan

pasien lansia17 :

1. Memperlihatkan rasa hormat dan kasih sayang kepada pasien.

2. Memastikan bahwa pasien lansia mendengar dan di dengar serta di pahami.

18

Page 19: MAKALAH Komkes Gabungan HG

3. Jangan melakukan ageism.

4. Mengenal budaya.

Faktor Pendengaran

Kehilangan kemampuan mendengar pada orang tua disebut dengan

presbycusis. Kehilangan kemampuan mendengar dapat berupa tidak bisa

mendengar dengan jelas atau kesulitan untuk menangkap maksud dan memahami

apa yang dikatakan.

Dalam berkomunikasi dengan penderita presbycusis bukanlah hal yang

mudah. Hal ini dapat ditangani dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Berbicara langsung secara bertatap muka langsung

Hal ini dapat membantu penderita mengerti dengan melihat gerakan

mulut dari pembicara

2. Jangan berbicara terlalu cepat

Dengan cara ini, penderita presbycusis mendapatkan waktu untuk

menangkap dan mengerti apa yang dibicarakan oleh pembicara

tersebut

3. Gunakan seorang penerjemah atau media

Penerjemah membantu lawan bicara untuk memberikan pejelasan

kepada pasien presbycusis tersebut dengan bahasa yang lebih mudah

dimengerti.

4. Berikan perhatian lebih kepada orang tua yang telah mengalami

presbycusis agar tidak merasa diasingkan

C. Faktor Perbedaan Pendapat dan Nilai, Faktor Psikososial

a. Perbedaan Nilai dan Pandangan

Dalam menghadapi pasien-pasien lanjut usia yang memiliki pandangan dan nilai

berbeda, dokter sebaiknya melakukan pendekatan terlebih dahulu untuk

mengetahui pandangan yang dipegang.Ada beberapa pasien yang lanjut usia yang

mengormati kewenangan dokter, dan ada pula yang lebih memilih untuk mandiri.

19

Page 20: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Pasien yang menghormati kewenangan dokter cenderung menerima pelayanan

kesehatan dengan mudah dan lebih terbuka untuk menerima informasi yang

diperlukan. Sedangkan bagi pasien yang mandiri cenderung ingin menegaskan diri

dan lebih menginginkan informasi tambahan mengenai proses pelayanan

kesehatan.

b. Faktor Psikososial

Masyarakat lanjut usia mudah mengalami emosi yang labil dan cenderung

memberikan respons yang cukup negatif terhadap pelayanan kesehatan. Pasien

seperti ini sering berpegang pada diagnosis sendiri dan perawatan sendiri atau

menggunakan obat milik orang lain. 18

Seorang tenaga kerja kesehatan, seperti dokter, juga melakukan

pendekatan sesuai dengan kondisi emosi pasien.18 Jika mereka cenderung

mengabaikan atau berada dalam kondisi sedih dan bersifat pasif, dokter dapat

melakukan pendekatan lebih dalam lagi sehingga dapat mengajak pasien tersebut

berinteraksi dan menunjukan sikap peduli terhadap pasien tersebut. Jika mereka

cenderung mengeluarkan emosi yang tinggi, dokter sebaiknya mendengarkan

keluhan-keluhannya dengan penuh perhatian dan bijak. Setelah mereka dalam

kondisi emosi yang tenang, dokter melakukan pendekatan secara perlahan-lahan

sambil menjaga emosi yang dirasakan pasien.

20

Page 21: MAKALAH Komkes Gabungan HG

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa komunikasi sebenarnya

mempunyai hakikat dan unsur – unsur tertentu yang ada di dalamnya meliputi

sender, encoding, media, decoding, receiver sebagai unsur pokok dalam

komunikasi.

Komunikasi dapat terhambat melalui beberapa gangguan seperti gangguan

teknis, semantik, budaya, psikologis dan fisik.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara 2

orang dan umumnya bersifat dialogis atau 2 arah. Komunikasi kelompok

dilakukan sekitar 7-10 orang untuk bertukar pikiran dan menyampaikan informasi

demi tercapainya suatu kesimpulan. Komunikasi publik seperti pada simposium

bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajar audiens tentang suatu informasi.

Komunikasi massa bertujuan untuk menyampaikan informasi secara meluas agar

diketahui oleh semua orang.

Berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus juga sangat

penting untuk dipahami karena kita nantinya juga akan menghadapi berbagai

pasien dengan kebutuhan yang serupa, sehingga kita dapat memahami apa yang

21

Page 22: MAKALAH Komkes Gabungan HG

sebaiknya dan tidak seharusnya kita lakukan dalam menghadapi pasien dengan

kebutuhan – kebutuhan seperti itu.Terutama trik untuk menghadapi pasien dengan

gangguan fisik, pasien lansia dan pasien yang emosional.

Saran

Kita semua harus mengembangkan pengetahuan kita, lebih peka terhadap

orang lain saat berkomunikasi dan praktik dalam kehidupan sehari-hari sehingga

saat kita berada di lapangan kita dapat mnyelesaikan masalah dengan baik dan

profesional sebagai seorang dokter yang cakap dalam bidangnya.

Daftar Pustaka

1. Liliweri, A . Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar; 2011.

2. Lubis, L. A. Komunikasi antar budaya. USU Digital Library.2002

3. Nasir et al. Komunikasi dalam keperawatan, teori dan aplikasi. Jakarta:

Salemba Media; 2009

4. Liliweri, A . Dasar-dasar komunikasi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar; 2011. Hlm 266-274

5. Sendjaja SD. Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Indonesia;

2004.

6. Margaret Lloyd. Robert Bor, foreword by Professor Sir David Weatherall.

Communication Skill for Medicine 2nd edition. Churchill

Livingstone ;2004.

7. 1. Joseph A. Devito. The Interpersonal Communication Book. 12th edition.

New York: Pearson Publishing;2008

8. Renata Schiavo. Health Communication: From Theory to Practice. 1st

edition. New Jersey: Jossey-Bass;2007

9. Sendjaja, Djuarsa. Teori Komunikasi. Pusat penerbitan universitas terbuka.

Halaman 3.1-3.43

22

Page 23: MAKALAH Komkes Gabungan HG

10. Liliweri Alo. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2006. halaman 21

11. Sendjaja Djuarsa, Pradekso Tandiyo, Rahardjo Turnomo. Teori

Komunikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005

12. Margaret Lloyd. Robert Bor, foreword by Professor Sir David Weatherall.

Communication Skill for Medicine 2nd edition. Churchill

Livingstone ;2004.

13. Lim IWM. Breaking Bad News [internet]; cited on 2012 Sept 24.

Available from: http://www.tcd.ie/tsmj/2005/8286breakingbadnews.pdf

14. Buckman RA. Breaking Bad News- The S-P-I-K-E-S Strategy. Commun

Oncol [internet]. 2005 [cited 2012 Sept 24]. Available from:

http://jco.imng.com/co/journal/articles/0202138.pdf

15. Geraldine Blache, Robert Bor. Time Limited Therapy. London: Palgrave;

2003.

16. Lloyd,M , Bor,R.Communication Skills for Medicine. 2nd edition. .

Churchill Livingstone ;2004. Hlm 145-146.

17. Hidayat, Ganda.KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA USIA LANJUT. [cite on

Tuesday, Sept 25th 2012]/ Available from

http://www.scribd.com/doc/33481635/Komunikasi-Terapeutik-Pada-Usia-

Lanjut

18. Tindali WN, Beradsley RS, Kimberlin CL. Communication Skills in

Pharmacy Practice 3rd .A Waverly Company

23