MAKALAH kesling

23
MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN “LITOSFER DAN KESEHATAN LINGKUNGAN” OLEH: KELOMPOK V 1. AUFA RAHMATIKA (1210941003) 2. MUHAMMAD ZAKI MADANI (1210942009) 3. WIDIA DETIARI RUKMANA (1210942023) 4. RAHMA DESRI YANTI (1210942027) DOSEN: TIVANY EDWIN, M.Eng JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

Transcript of MAKALAH kesling

Page 1: MAKALAH kesling

MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN

“LITOSFER DAN KESEHATAN LINGKUNGAN”

OLEH:

KELOMPOK V

1. AUFA RAHMATIKA (1210941003)

2. MUHAMMAD ZAKI MADANI (1210942009)

3. WIDIA DETIARI RUKMANA (1210942023)

4. RAHMA DESRI YANTI (1210942027)

DOSEN:

TIVANY EDWIN, M.Eng

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2013

Page 2: MAKALAH kesling

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Bumi ini tersusun dari beberapa lapisan yaitu lapisan

barisfer, lapisan antara,dan lapisan litosfer. Litosfer

adalahlapisan paling luar yang berada di atas lapisan

antara.

Litosfer merupakan lapisan bumi paling atas yang

merupakan tempat tinggal mahkluk hidup, baik oleh

manusia, hewan dan tanaman. Semua akifitas manusia

dilakukan di lapisan litosfer. Manusia tinggal,

berkembang biak, bekerja dan berinteraksi dengan

lingkungan sekitar di lapisan ini.

Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang

berupa pegunungan,dataran tinggi, dataran rendah,

maupun sungai. Perbedaan bentuk ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor alam yaitu tenaga endogen dan

eksogen bumi. Perbedaan bentuk muka bumi ini

menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap

kehidupan manusia. Oleh sebab itu, kita perlu mengkaji

lebih dalam mengenai litosfer, bahan-bahan

penyusunnya serta pengaruhnya terhadap kehidupan

manusia.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan

beberapa permasalahan diantaranya :

1. Apa yang dimaksud dengan litosfer?

2. Bagaimana Batuan Pembentuk Kulit Bumi?

Page 3: MAKALAH kesling

3. Apa yang dimaksud dengan tenaga geologi dan bagaimana

peristiwa terjadinya?

4. Apa pengaruh litosfer terhadap kesehatan lingkungan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1.    Untuk memenuhi tugas kelompok kesehatan lingkungan.

2.    Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi.

3.    Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai “Litosfer”.

Page 4: MAKALAH kesling

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Terjadinya Batuan

Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer

berasal dari kata Yunani, Lithos yang berarti berbatu, dan

Spere yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata Lithos

artinya batuan, dan Spere artinya lapisan. Secara harfiah

litosfer adalah “lapisan batu” (the stone sphere). Litosfer

merupakan lapisan batuan/ kulit bumi yang bulat dengan

ketebalan kurang lebih 1200 km. Pada lapisan ini pada

umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02,

itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan

silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas

dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan

kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan

lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).

Terdapat dua tipe litosfer:

1. Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra

dan berada di dasar samdura.

2. Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua.

2.2 Batuan Pembentuk Kulit Bumi

Batuan/batu adalah sejenis bahan yang terdiri dari mineral dan

di kelaskan menurut komposisi mineral. Litosfer merupakan

lapisan kerak bumi yang paling atas yang tersusun oleh batuan

dan mineral. Induk segala batuan adalah magma. Magma

adalah batuan cair dan pijar yang bersuhu tinggi dan

mengandung berbagai unsur mineral dan gas.

Page 5: MAKALAH kesling

Batuan diefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun

kerak bumi dan merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-

mineral yang telah menghablur.

Proses pembentukan

Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi

tiga bagian:

(1) Batuan Beku

Ini dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair

pijar berangsur-angsur menjadi dingin dan beku :

a) Batuan beku dalam (plutonik)

Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses

pendinginannya sangat lambat. Contoh batuan beku dalam

adalah granit, diotit, dan gabbro

Menghasilkan : batuan beku dengan kristal penuh yang besar-

besar (holokristalin).

b) Batuan beku korok (porfirik)

Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah

meresap diantara lapisan-lapisan litosfer. Batuan beku korok

terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur

magma dan permukaan bumi.

c) Batuan beku luar (episif)

Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses

pembekuan larva di permukaan bumi menjadi cepat.

Menghasilkan : lelehan batuan beku dengan kristal yang halus

bahkan ada yang tidak berkristal.

Page 6: MAKALAH kesling

Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya

terdapat 3 ciri utama sebagai berikut:

Tidak mengandung fosil

Teksturnya padat, mampat, sarta strukturnya homogen

dengan bidang permukaan ke semua arah sama

Susunan sesuai dengan pembentukannya

Tekstur batuan beku dapat di kelompokan menjadi 3 jenis

sebagai berikut

Faneritik, yaitu kondisi batuan dalam bentuk kristalin.

Forfiritik, yaitukondisi tekstur batuan yang mengandung

fenikris (Kristal besar) yang terikat dalam massa dasar yang

halus.

Afanitik, yaitu meninggalkan batuan dalam susunan Kristal

butir halus atau seluruhnya berupa benda gas.

Berdasarkan teksturnya, batuan beku dibedakan menjadi 2

sebagai berikut:

1. Batuan beku pluotonik umumnya terbentuk dari pembekuan

magma yang relative lebih lambat sehingga mineral-

mineral penyusunnya relatif besar. Contohnya seperti

gabbro, diorit, dan granit

2. Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan

magma yang sangat cepat sehingga mineral penyusunnya

lebih kecil. Contihnya adalah basalt, andesit, dan dacitea

(2) Batuan Sedimen (Endapan)

Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga

dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di tempat baru

itulah lalu diendapkan. Batuan ini merupakan batuan yang

terbetuk oleh proses geomorfologi dan dipengaruhi oleh

lamanya waktu.

Page 7: MAKALAH kesling

Batuan sedimen memiliki 3 ciri yang mudah dikenal sebagai

berikut.

a. Batuan endapan biasanya berlapis-lapis

b. Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya

c. Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian

berbentuk bulat yang menyusunnya.

(3) Batuan Metamorfosis atau batuan Metamorf

Batuan metamorphosis atau batuan metamorf merupakan

batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan

komposisi mineral pada fasa padat sebagai akibat perubahan

kondisi fisika tekanan, temperature, atau tekanan dan

temperature. Batu kuarsit merupakan perubahan dari batu

pasir. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneiss, batu

sabak, batu marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak bumi

dan digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia,

serta mineral (fasies metamorf). Mereka berbentuk jauh di

bawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

di atasnya serta tekanan dan suhu tinggi.

2.3 Tenaga Geologi

Bentuk permukaan bumi merupakan hasil kerja tenaga geologi

yang dibedakan menjadi berikut:

a. Tenaga Endogen

Tenaga endogen, yaitu tenaga yang bertugas membentuk

bentukan baru pada permukaan bumi menjadi lpatan dan

patahan sehingga permukaan bumi tidak rata lagi. Tenaga

endogen terbagi atas berikut:

Page 8: MAKALAH kesling

A. Tektonisme

Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan

bumi secara horizontal ataupun vertical. Gerak tektonisme

dibagi menjadi 2 sebagai berikut.

1. Gerak Epirogenesa

Gerak epirogenesa disebut dengan gerakan pembentuk benua.

Gerak epirogenesa positif jika permukaan air laut mengalami

kenaikan atau garis pantai berpindah ke arah darat. Gerak

epirogenesa negative adalah jika permukaan air laut

mengalami penurunan atau garis pantai berpindah kearah laut.

B. Vulkanisme

Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulkanisme.

Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktifitas keluarnya

magma di gunung api. Proses keluarnya magma ke permukaan

bumi disebut erupsi gunung api. Proses vulkanisme terjadi

karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar

lempeng.

Intrusi magma dapat menghasilkan bentuk-bentuk sebagai

berikut.

1. Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam

dapur magma

2. Lakolit, yaitu batuan beku yang terjadi pada dua lapisan

litosfer dan bentuknya menyerupai lensa cembung

3. Keeping instrusi atau silis, yaitu sisipan magma yang

membeku pada dua lapisan litosfer yang bentuknya tipis

dan lebar.

4. Gang korok, yaitu batuan hasil intrusi magma yang

memotong lapisan litosfer (kulit bumi)

Jika dalam aktifitas vulkanisme magma dapat mencapai

permukaan bumi maka gejala ini disebut dengan ekstruksi

Page 9: MAKALAH kesling

magma, atau dengan kata lain ekstruksi magma adalah

keluarnya magma ke permukaan bumi.

Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung api (material vulkanis)

dapat dikelompokan menjadi 3 golongan sebagai berikut.

1. Bahan-bahan padat (efflata), yang terdiri atas bom (batu-

batu besar), lapili (ukurannya sebesar kerikil), pasir, abu,

debu.

2. Bahan-bahan cair, bahan cair ini berupa lava, lahar panas,

dan lahar dingin.

3. Bahan-bahan gas (ekshalasi), gas-gas yang dikeluarkan

gunung api dapat berupa gas belerang yang disebut sulfatar,

berupa uap air disebut fumarol, dan jika yang dikeluarkan

karbon dioksida disebut mofet.

Tanda-tanda gunung api akan meletus adalah suhu di sekitar

kawah naik, banyak sumber air menjadi kering, sering timbul

gempa gunung berapi, binatang banyak yang berpindah, dan

sering terdengar suara gemuruh.

Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan manusia dapat

menguntungkan dan dapat merugikan, pengaruh vulkanisme

yang menguntungkan sebagai berikut.

Abu vulkanik yang dikeluarkan bersifat menyuburkan tanah

pertanian di sekitarnya,

Gejala pasca vulkanik merupakan obyek wisata yang menarik.

Menghasilkan bahan-bahan galian dan menghasilkan bahan

bangunan

Daerah gunung api yang tinggi merupakan daerah penangkap

hujan, sehingga memungkinkan terjadinnya hujan alami yang

berpengaruh baik terhadap ekosistem daerah tersebut.

Akibat yang merugikan dari peristiwa vulkanisme sebagai

berikut.

Page 10: MAKALAH kesling

Pada waktu terjadi letusan apalagi disertai lahar panas, awan

panas, atau bahan-bahan padat dalam jumlah besar akan

menyebabkan banyak korban.

Korban jiwa dapat terjadi akibat gas beracun yang dikeluarkan

pada saat terjadi erupsi

Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung berapi kadang-kadang

berhenti di daerah puncak dan di lereng-lereng sebagai lahar

dingin. Hal tersebut akan merusak daerah yang dilaluinya.

b. Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi.

Berikut ini merupakan contoh tenaga eksogen:

a. Erosi

Erosi adalah proses pengikisan yang berlangsung sangat lama.

Proses erosi ini merupakan contoh tenaga eksogen.

1. Erosi oleh air

Air dapat menyebabkan terjadinya proses erosi. Air yang dapat

menyebabkan terjadinya erosi ini ialah air yang bergerak.

Contoh proses erosi yang disebabkan oleh air ialah erosi yang

terjadi di pinggir pantai atau lebih dikenal dengan abrasi.

2. Erosi oleh angin

Angin terjadi karena perbedaan suhu dan tekanan di dua

tempat, akibatnya akan terjadi hembusan udara dari daerah

yang bersuhu dan bertekanan tinggi ke daerah yang bersuhu

dan bertekanan rendah.

3. Erosi oleh gletser

Erosi oleh gletser adalah erosi yang disebabkan oleh

pergerakan salju atau es. Erosi ini terjadi di daerah yang

bersuhu dingin tempat terdapatnya salju, misalnya di daerah

kutub.

b. Pelapukan

Pelapukan adalah proses perubahan struktur suatu benda yang

tadinya padat dank eras menjadi lunak dan berongga.

Page 11: MAKALAH kesling

Penyebab terjadinya proses pelapukan ada tiga macam, yaitu

fisika, kimia, dan biologi. Pelapukan karena factor fisika adalah

pelapukan yang terjadi karena adanya tekanan fisik suatu

benda pada benda yang mengalami pelapukan. Pelapukan

yang disebabkan oleh factor kimia, yaitu pelapukan yang

terjadi karena sifat suatu senyawa yang dapat melunakan

struktur kimia suatu benda.

c. Pengangkutan

Material yang sudah lapuk akan megalami pengangkutan oleh

air mengalir, angin, es yang bergerak, dan gravitasi bumi.

1. Pengangkutan oleh air mengalir, sangat bergantung kepada

berat jenis atau besarnya butiran benda yang diangkut.

2. Pengangkutan oleh angin. Angin memiliki daya angkut

tidak sekuat air.

3. Pengangkutan oleh gletser (es). Gletser mengangkut

batuan berbutir besar dan kecil

4. Pengangkutan karena gravitasi, misalnya terjadi pada tanah

di daerah yang terjal.

d. Pengendapan (Sedimentasi)

Material yang dibawa oleh air, angin, atau gletser pada

akhirnya akan megendap di suatu tempat. Pengendapan dapat

terjadi di muara sungai, lembah, lereng, pantai, dan lainnya.

Page 12: MAKALAH kesling

Contoh studi kasus:

Pengelolaan Tambang Batu Bara Berkelanjutan di Kota

Samarinda

Pertambangan batubara di Indonesia telah berlangsung selama

40 tahun lebih, sejak keluarnya UU No.11 tahun 1967 tentang

pokok-pokok Pertambangan yang kemudian diganti dengan UU

Pertambangan Mineral dan Batu Bara Tahun 2009. UU ini telah

menjadi landasan eksploitasi sumberdaya mineral dan batu bara

secara besar-besaran untuk mengejar pertumbuhan ekonomi.

Industri batubara Indonesia telah berkembang dengan pesat

dalam waktu singkat. Dalam hanya 10 tahun produksi telah

berkembang dari sekitar 3 juta ton menjadi lebih dari 50 juta ton,

dan diharapkan dua kali lipat lagi dalam beberapa tahun

mendatang. Sebagai akibatnya industri batubara menghasilkan

manfaat sosial dan ekonomi yang besar bagi

Indonesia seperti:lapangan kerja bagi ribuan masyarakat

Indonesia terutama di daerah yang kurang berkembang di

daerah seperti Kalimantan dan Sumatera dan juga akan

mendukung program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan

. Namun kegiatan tersebut tidak hanya menguntungkan dari segi

sosial dan ekonomi tapi juga memberikan dampak negatif,

terutama kerusakan lingkungan di daerah penghasil tambang.

Di daerah penghasil barang tambang, lingkungan yang sehat dan

bersih yang merupakan hak asasi setiap orang menjadi barang

Page 13: MAKALAH kesling

langka. Bahkan daerah penghasil juga merasakan ketidakadilan

seperti kebutuhan energi akan listrik dari batu bara masih kurang

pasokannya. Sementara batu bara dikirim ke daerah lain untuk

memenuhi kebutuhan energi terutama untuk pembangkit listrik

tenaga uap di Jawa. Disamping itu negara Indonesia ingin

meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan mendapatkan

devisa sebesar-besarnya dari bahan tambang dan migas maka

tidak ada jalan lain, eksploitasi besar-besaran terutama barang

tambang batubara pada beberapa tahun ini semakin gencar. Hal

ini membuat kondisi lingkungan di daerah penghasil batubara

semakin menurun bahkan makin kritis.

Salah satu daerah penghasil batubara adalah kota

Samarinda. Kota Samarinda yang terletak di daerah katulistiwa.

Dengan kondisi topografi yang datar dan berbukit antara 10-200

meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah  718 km².

Kota Samarinda berbatasan dengan Kabupaten Kutai

Kartanegara disebelah barat, timur, selatan dan utara yang

merupakan penghasil batubara terbesar kedua di Kalimantan

Timur. Pada dasawarsa tahun 2000-an, perkembangan

peningkatan produksi batubara di Kota Samarinda semakin

meningkat. Sehingga Samarinda juga dikenal dengan sebutan

kota tambang karena hampir 38.814 ha (54%) dari total 71.823

ha luas kota Samarinda merupakan areal tambang batubara.

Pertambangan batubara yang sudah berproduksi dengan rincian

38 KP (Kuasa Pertambangan) yang mendapat ijin dari wali kota

samarinda dan 5 (lima) PKP2B2 (Perusahaan Pemegang

Perjanjian Karya perjanjian usaha Pertambangan) dengan izin

pemerintah pusat. (kompas 30 mei 2009) yang belum

beroperasi. Belum lagi ada puluhan tambang-tambang illegal

yang banyak dikelola pengusaha dan masyarakat. Bahkan

sekarang kegiatan pertambangan ini telah merambah kawasan

lindung maupun perkotaan. Hal ini diketahui setelah adanya

Page 14: MAKALAH kesling

bukti-bukti bahwa kawasan hutan raya bukit suharto telah

dirambah pertambangan batubara dan penambangan illegal

yang dikenal dengan batubara karungan yang banyak terdapat di

kawasan perumahan-perumahan penduduk di kota Samarinda

makin memperparah kondisi lingkungan kota Samarinda.

Izin Investasi pertambangan batubara yang dikeluarkan begitu

mudah, tentu dikawatirkan akan mengabaikan tuntutan

perlindungan lingkungan dan konflik yang disebabkan oleh

kegiatan pertambangan yang semata-mata berorintasi ekonomi,

yaitu bagaimana memperoleh keuntungan yang besar dari

ekspoitasi, semantara aspek lingkungan dan sosial dipinggirkan.

Pada hal pertimbangan lingkungan, sosial dan ekonomi dalam

aktivitas pertambangan harus menjadi satu kesatuaan yang tidak

terpisahkan.

Walaupun semenjak adanya pertambangan batubara ini

peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota sangat terasa

dan devisa negara semakin meningkat namun dampak

lingkungan dari kegiatan penambangan batubara yang semakin

banyak tersebut juga cukup meresahkan bagi masyarakat

Samarinda. Dampak lingkungan ini antara lain adalah erosi dan

banjir dan pencemaran udara,air dan tanah. Indikator kerusakan

lingkungan yang semakin parah tersebut bisa dilihat dari DAS

Sungai Karang Mumus yang semakin berkurang kawasan

hutannya akibat pembukaan pertambangan

yang berakibat dampak dari erosi semakin tinggi mengakibatkan

sungai karang mumus semakin dangkal sehingga daya tampung

airnya pun semakin berkurang. Hampir kerap terjadi bila hujan

dengan intensitas kecil -sedang bisa mengakibatkan beberapa

daerah tergenang oleh banjir. Bahkan data Selama tiga bulan

terakhir saja sejak November dan Desember 2008 serta Januari

2009–Samarinda lima kali didera banjir cukup besar

Page 15: MAKALAH kesling

menyebabkan puluhan ribu warga menjadi korban akibat

rumahnya terendam air antara 30 Cm sampai satu meter.,

padahal awal tahun 90 – 2000, tiap tahun hanya 1 - 2x banjir

melanda kota Samarinda.

Dampak perubahan iklim pun juga dirasakan pada saat ini, akibat

konversi hutan menjadi pertambangan menjadikan suhu kota

Samarinda naik hampir 1,5 digit, Belum dampak turunan dari

banjir dan perubahan iklim tersebut yaitu banyak penyakit-

penyakit seperti muntahber, ISPA, Kulit dan lain-lain yang

semakin sering diderita warga Samarinda.

Dan dampak yang dirasakan langsung oleh warga Samarinda

akibat pertambangan batubara ialah dampak polusi udara dari

kegiatan konstruksi dan operasi serta banyaknya truk-truk

pengangkut batubara yang menggunakan jalan-jalan umum kota

Samarinda, selain mengakibatkan polusi juga menimbulkan

kerusakan jalan.

Menyadari bahwa permasalahan kerusakan lingkungan hidup

yang demikian kompleks, diperlukan kebijakan dan strategi

untuk meningkatkan penanganan terpadu dengan melibatkan

stakeholders dan instansi teknis terkait bersama-sama untuk

mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan

lingkungan tersebut.

Permasalahan pokoknya lainnya ialah, bagaimana mengolah dan

mengelola SDA dengan bijaksana agar sesuai dengan konsep

pembangunan berkelanjutan yang didasari oleh laporan Our

Common Future (Masa Depan Bersama) yang disiapkan oleh

World Commision on Environment and Development,1987) yaitu

pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi

sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi akan

datang untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Page 16: MAKALAH kesling

Tindakan pengelolaan pertambangan batubara berkelanjutan

yang tepat perlu dilaksanakan dengan memperhitungkan :

1. Segi keterbatasan jumlah dan kualitas sumber batubara,

2. Lokasi pertambangan batubara serta pengaruhnya terhadap

pertumbuhan masyarakat dan pembangunan daerah,

3. Daya dukung lingkungan

4. Dampak lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat akibat

usaha pertambangan batubara.

Dari skor keberlanjutannya, untuk dimensi sosial dan lingkungan

masih dibawah skor keberlanjutan, untuk dimensi ekonomi di

atas skor keberlanjutan. Dilihat di lapangan, memang dapat

dikatakan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan

pertambangan batubara sudah sangat mengkuatirkan walaupun

PAD dan ekonomi masyarakat sekitar tambang ada peningkata.

Namun bila diukur dari analisis prospektifnya dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pertambangan batubara lebih banyak merugikan

baik materi maupun non materi masyarakat Samarinda

umumnya dari kerusakan lingkungan seperti banjir, polusi udara,

air dan tanah.

Page 17: MAKALAH kesling

BAB III

KESIMPULAN

1. Lapisan litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar

yang terdiri dari batuan

2. Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi

tiga bagian yaitu batuan baku, batuan sedimen dan batuan

metamorf

3. Kevariasian bentuk muka bumi disebabkan oleh proses

endogen yang berasal dari dalam bumi dan bersifat

membangun, serta proses eksogen yang berasal dari luar

dan memiliki sifat merombak

4. Kandungan senyawa kimia yang paling banyak dalam

litosfer yaitu oksida silikon (SiO2)

Page 18: MAKALAH kesling

DAFTAR PUSTAKA

Dirsdjosoemarto,Soendjojo. 2001. Ilmu Pengetahuan bumi dan

Antariksa. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sulistyanto, Iwan Gatot. 2009. Geografi. Jakarta:Balai Pustaka

Tjasyono, Bayong. 1996.  Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung : Rosda Karya

Jamaludin, Rizqy. 2012. Rangkuman Litosfer. http://rangkumantentanglitosfer.blogspot.com/2012/04/litosfer.html. Diakses pada 3 November 2013