Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

30
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi tempat - tempat umum, merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak, karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, maka tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit - penyakit yang medianya makanan, miniuman, air, dan udara. Dengan demikian maka sanitasi tempat - tempat umum harus memenuhi syarat - syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi tempat –tempat umum diterapkan berdasarkan undang - undang NO II TAHUN 1962 tentang Hygiene untuk usaha - usaha bagi umum khususnya untuk “ KOLAM RENANG ”, diatur tersendiri dengan peraturan menteri kesehatan R.I.NO.172 / MEN.KES / PER /VIII /77 tentang syarat - syarat dan pengawalan kualitas air kolam renang. Persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang dan pemandian umum dasar pelaksanaan penyehatan

description

dasar kesling

Transcript of Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

Page 1: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi tempat - tempat umum, merupakan problem kesehatan

masyarakat yang cukup mendesak, karena tempat umum merupakan

tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang

dipunyai oleh masyarakat tersebut. Oleh sebab itu, maka tempat umum

merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit -

penyakit yang medianya makanan, miniuman, air, dan udara. Dengan

demikian maka sanitasi tempat - tempat umum harus memenuhi syarat -

syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi

derajat kesehatan masyarakat.

Sanitasi tempat –tempat umum diterapkan berdasarkan undang -

undang NO II TAHUN 1962 tentang Hygiene untuk usaha - usaha bagi

umum khususnya untuk “ KOLAM RENANG ”, diatur tersendiri dengan

peraturan menteri kesehatan R.I.NO.172 / MEN.KES / PER /VIII /77

tentang syarat - syarat dan pengawalan kualitas air kolam renang.

Persyaratan kesehatan lingkungan kolam renang dan pemandian

umum dasar pelaksanaan penyehatan kolam renang dan pemandian umum

ini tepat pada peraturan menteri kesehatan RI NOMOR

416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan

kualitas air. Sedangkan komponen umum infeksi sanitasi kolam renang dan

pemandian umum meliputi:Tata Bangunan,konstruksi

bangunan ,kelengkapan,persyaratan bangunan dan fasilitas sanitasi (seperti

bak cuci kaki untuk kolam renang, dll), serta area kolam renang dan kolam

pemandian umum

Senyawa-senyawa trihalomethane (THM) telah ditemukan dalam air

bersih untuk rumah tangga, air tanah, air permukaan dan dalam air kolam

renang atau pemandiankadar paling tinggi terdapat dalam kolam renang.

Untuk menghindari atau mereduksi terbentuknya THM, harus dihilangkan

Page 2: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

2

zat-zat organik terlebih dahulu sebelum proses' chlorinasi atau mengganti

jenis disinfektan dengan jenis lain yang tidak menyebabkan terbentuknya

THM. Tetapi dalam keadaan darurat THM dapat dihilangkan dengan

merebus air selama 35 menit. Untuk kolamrenang dengan sistem tertutup,

sirkulasi udara harus dibuat sebaik mungkin, sehingga THM yang terdapat

dalam udara di bawah permukaan air kolam tidak akan mengambang di

tempat tetapi dapat pindah/mengalir mengikuti sirkulasi udara. Proses

chlorinasi adalah pembubuhan

chlor atausenyawa chlor ke dalam air dengan tujuan untuk membunuh k

uman atau menghilangkan  bau (untuk industri).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-

tempat umum.

2. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-

tempat pengelolaan makanan dan minuman.

3. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-

tempat pengelolaan sampah.

4. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-

tempat pengelolaan air.

5. Bagaimana memahami upaya monitoring dan rekayasa kesling di tempat-

tempat pengelolaan limbah

1.3 Tujuan

Untuk memahami upaya monitoring dan rekayasa kesehatan

lingkungan di tempat-tempat umum dan tempat pengolahan makanan dan

minuman, tempat pengolahan sampah, tempat pengolahan air, tempat

pengolahan limbah dan tempat pengolahan tanah.

Page 3: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MONITORING DAN REKAYASA TEMPAT – TEMPAT

UMUM

Secara spesifik ada beberapa ruang lingkup sanitasi tempat-tempat umum,

yaitu:

1. Penyediaan air minum (Water Supply).

2. Pengelolaan sampah padat, air kotor, dan kotoran manusia (wastes disposal

meliputi sawage, refuse, dan excreta).

3. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation).

4. Perumahan dan kontruksi bangunan (Housing and Contruction).

5. Pengawasan vektor (Vektor Control).

6. Pengawasan pencemaran fisik (Physical Pollution), dan

7. Hygiene dan sanitasi industri (Industrial Hygiene and Sanitation).

Ada beberapa jenis-jenis tempat umum, antara lain:

1. Hotel,

2. Kolam renang,

3. Pasar,

4. Salon,

5. Panti Pijat,

6. Tempat wisata,

7. Terminal,

8. Tempat ibadah, dsb.

Syarat-syarat dari sanitasi tempat-tempat umum, yaitu:

1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum.

2. Harus ada gedung dan tempat yang permanent.

3. Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung).

4. Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll).

Page 4: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

4

Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:

a. Aspek teknis/hukum (persyaratan Hygiene dan Sanitasi, peraturan dan

perundang-undangan sanitasi).

b. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat

istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll.

c. Aspek administrasi dan manegement, yang meliputi penguasaan

pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money,

Method, Material, dan Machine.

Hambatan yang sangat sering dijumpai dalam pelaksaan sanitasi di

tempat-tempat umum, yaitu:

1. Pengusaha

Belum adanya pengertian dari para pengusaha mengenai peraturan

perundang-undangan yang menyangkut usaha STTU dan kaitannya dengan

usaha kesehatan masyarakat.

Belum mengetahui/kesadaran mengenai pentingnya unsaha STTU untuk

menghindari terjadinya kecelakaan atau penularan penyakit.

Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan-

persyaratan kerena memerlukan biaya ekstra.

Adanya sikap apatis dari masyarakat tentang adanya peraturan/persyaratan

dari STTU.

2. Pemerintah

Belum semua peralatan dimiliki oleh tenaga pengawasan pada tingkat II

dan kecamatan.

Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan.

Masih minimnya dana yang diakolasikan untuk pengawasan STTU.

Belum semua kecamatan/tingkat II memiliki sarana transportasi untuk

melakukan kegiatan pengawasan.

Langkah-langkah Melakukan STTU

1. Pemetaan (monitoring)

Pemetaan (monitoring) adalah meninjau atau memantau letak, jenis dan

jumlah tempat-tempat umum yang ada kemudian disalin kembali atau

Page 5: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

5

digambarkan dalam bentuk peta sehingga mempermudah dalam

menginspeksi tempat-tempat umum tersebut.

2. Inspeksi sanitasi

Inspeksi sanitasi adalah penilaian serta pengawasan terhadap tempat-

tempat umum dengan mencari informasi kepada pemilik, penanggung

jawab dengan mewawancarai dan melihat langsung kondisi tempat umum

untuk kemudian diberikan masukan jika perlu apabila dalam pemantauan

masih terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan pembenahan.

3. Penyuluhan

Penyuluhan terhadap masyarakat (education) terutama untuk

menyangkut pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya

yang timbul dari STTU.

2.2 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN

Rincian Persyaratan :

1. Lokasi

Lokasi TPM harus jauh dan terhindar dari pencemaran yang

diakibatkan antara lain oleh bahan pencemar seperti banjir, udara (debu,

asap, serbuk, bau), bahan padat (sampah, serangga, tikus) dan sebagainya.

2. Konstruksi

Konstruksi bangunan TPM harus kuat, aman dan terpelihara

sehingga mencegah terjadinya kecelakaan dan pencemaran. Konstruksi

tidak boleh retak, lapuk, tidak utuh, kumuh atau mudah terjadi

kebakaran.Selain kuat konstruksi juga harus selalu dalam keadaan bersih

secara fisik dan bebas dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan

secara tidak teratur.

3. Halaman

Halaman TPM diberi papan nama perusahaan yang mencantumkan

nomor pendaftaran/Laik hygiene sanitasi makanan di tempat yang mudah

dilihat. Halaman harus selalu kering dan terpelihara kebersihannya, tidak

banyak serangga (lalat, kecoa) dan tikus serta tersedia tempat sampah yang

memenuhi syarat kesehatan, serta tidak terdapat tumpukan barang-barang

Page 6: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

6

yang tidak teratur sehingga dapat menjadi tempat berkembang biaknya

serangga dan tikus. Saluran pembuangan air kotor di halaman (yang

berasal dari dapur dan kamar mandi) harus tertutup dan tidak menjadi

tempat jalan masuknya tikus ke dalam bangunan TPM.

4. Tata ruang

Ruangan harus ditata dengan baik sesuai dengan fungsinya,

sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan

makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari makanan.

Dan yang paling penting adalah ruang dan barang-barang di tata

sedemikian rupa agar mudah dibersihkan setiap hari.

5. Lantai

Dibuat miring ke arah tertentu dengan kelandaian yang cukup (1-

2%) sehingga tidak terjadi genangan air, serta mudah untuk

dibersihkan.Untuk itu bahannya harus kuat, rata, kedap air dan dipasang

dengan rapi.Pertemuan antara lantai dengan dinding sebaiknya dibuat

conus (tidak membuat sudut mati) dengan tujuan agar sisa-sisa kotoran

mudah dibersihkan dan tidak tertinggal/ menumpuk di sudut-sudut lantai.

6. Dinding

Permukaan dinding harus rata dan halus, berwarna terang dan tidak

lembab dan mudah dibersihkan. Untuk itu dibuat dari bahan yang kuat,

kering, tidak menyerap air, dipasang rata tanpa celah/retak. Dinding dapat

dilapisi plesteran atau porselen agar tidak mudah ditumbuhi oleh jamur

atau kapang. Keadaan dinding harus dipelihara agar tetap utuh, bersih dan

tidak terdapat debu, lawa-lawa atau kotoran lain yang berpotensi

menyebabkan pencemaran pada makanan.

7. Atap dan langit-langit

Atap tidak boleh bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang

serangga dan tikus.Langit-langit harus terpelihara dan selalu dalam

keadaan bersih, bebas dari retakan dan lubang-lubang dan tidak menjadi

sarang serangga dan tikus. Tinggi langit-langit minimal adalah 2,4 meter di

atas lantai, makin tinggi langit-langit, makin baik persyaratannya, karena

jumlah oksigen ruangan semakin banyak.

Page 7: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

7

8. Pintu dan jendela

Pintu di ruangan memasak harus dapat ditutup sendiri (self closing)

dan membuka ke arah luar.Jendela, pintu dan lubang ventilasi dimana

makanan diolah harus dilengkapi dengan kawat kassa yang dapat dibuka

dan dipasang.Semua pintu dari ruang tempat pengolahan makanan dibuat

menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kawat kasa,

tirai plastik, pintu rangkap dan lain-lain.Setiap bagian bawah pintu

sebaiknya dilapisi logam setinggi 36 cm, untuk mencegah masuknya

tikus.Jarak pintu dengan lantai harus cukup rapat dan tidak lebih dari 5

mm.

9. Pencahayaan

Intensitas pencahayaan disetiap ruang kerja harus cukup terang

untuk melakukan pekerjaan. Setiap ruangan kerja seperti gudang, dapur,

tempat cuci peralatan dan tempat cuci tangan, internsitas pencahayaan

sedikitnya 10 foot candle pada titik 90 cm dari lantai

10. Ventilasi/Penghawaan

Bangunan atau ruangan tempat pengolahan makanan harus

dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.Suhu

nyaman berkisar antara 280C – 32 0C. Bila ventilasi alamiah tidak dapat

memenuhi persyaratan maka bisa dibuat ventilasi buatan berupa ventilasi

mekanis, misalnya kipas angin, exhauser fan, AC.

11. Ruangan Pengolahan Makanan

Luas ruangan dapur pengolahan makanan harus cukup untuk orang

bekerja dengan mudah dan efisien, mencegah kemungkinan kontaminasi

makanan dan memudahkan pembersihan. Ruang pengolahan makanan

tidak boleh berhubungan langsung dengan jamban, peturasan dan kamar

mandi, dan dibatasi dengan ruangan antara.

12. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan

Terbuat dari bahan yang kuat, tidak berkarat dan mudah

dibersihkan. Pencucian peralatan harus menggunakan bahan

pembersih/deterjen.Bak pencucian peralatan sedikitnya terdiri dari 3 (tiga)

Page 8: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

8

bak pencuci yaitu untuk merendam (Hushing), menyabun (washing) dan

membilas (rinsing).

13. Tempat cuci tangan

Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci

peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran

pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering.

14. Air bersih

Air bersih harus tersedia dengan cukup untuk seluruh kegiatan

pengelolaan makanan. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990. Air bersih secara

fisik adalah jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bebas

kuman penyakit.Untuk air biasa harus direbus terlebih dahulu sebelum

digunakan.

15. Jamban dan peturasan

TPM harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi

syarat kesehatan serta memenuhi pedoman plumbing Indonesia.Jamban

harus dibuat dengan leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman dan

untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tanda/tulisan

pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencuci tangan dengan sabun

sesudah menggunakan jamban.

16. Kamar mandi

TPM harus dilengkapi dengan kamar mandi dengan air kran

mengalir dan saluran air limbah yang memenuhi pedoman plumbing.

17. Tempat sampah

Tempat sampah untuk menampung sampah sementara dibuat dari

bahan yang kuat, kedap air dan tidak mudah berkarat.Mempunyai tutup

dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan

makanan jadi yang cepat membusuk.

18. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan

Locker karyawan dibuat dari bahan yang kuat, aman, mudah

dibersihkan dan tertutup rapat.Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah

karyawan.

Page 9: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

9

PEMBERSIHAN DAN PEMELIHARAAN

Seluruh bangunan dan ruangan TPM harus selalu terpelihara

kebersihannya. Bila ada bagian yang rusak atau tidak berfungsi harus

segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik. Ruangan pengolahan

makanan harus selalu bersih dan hygienis oleh sebab itu harus ada upaya

pembersihan ruangan secara teratur. Tujuan pembersihan ruangan dan

bangunan adalah agar ruang kerja layak pakai, yaitu dalam arti bersih,

estetis dan hygienis.

Pada prinsipnya pembersihan ruangan adalah sebagai berikut :

a. Tersedia sarana pembersih.

b. Mengetahui jenis bahan lantai, dinding, plafon, ventilasi dan

karakteristiknya.

c. Menggunakan teknik dan prosedur yang benar dan sesuai dengan

tujuannya.

d. Waktu dan frekwensi pencucian/pembersihan.

2.3 TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH

DAUR ULANG SAMPAH

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas

menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang

sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan

bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi,

kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan

proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi

pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,

pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk /

material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah

modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse,

Reduce, and Recycle). Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah

kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik.

Page 10: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

10

Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di

gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian

atau tanaman-tanaman non produktif. yang dapat di olah atau didaur ulang

menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan

kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya,

pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong

kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru

kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas.

Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan

menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah

spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.

Batang pisang juga dapat di olah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami

proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. proses pembuatan kertas

dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah,

batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu

di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi

kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi

lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan

formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk

mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang

masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang

pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia

tadi baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara di blender. Baru

kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.

Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai

tanaman non produktif,sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu

tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang memiliki kreativitas tinggi

alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan

pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja

setelah mengalami proses lebih lanjut.

Page 11: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

11

Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di

gunakan ada dua jenis yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian

atau tanaman-tanaman non sproduktif. Daur ulang kertas adalah salah saru

upaya pemanfaatan kembali sampah kertas untuk mengurangi timbunan

sampah.

2.4 TEMPAT PENGELOLAAN AIR

1. Kolam Renang

Bagi air kolam renang parameter yang paling penting diperhatikan adalah:

1. PH air, apabila menyimpang akan menimbulkan Iritasi pada mata dan

proses       koagulasi akan terganggu.

2. CO2 Agresif, harus tidak ada karena akan mengakibatkan karatan pada

pipa kesadahan dan berpengaruh pada daya pembersih air.

3. Zat, organikkelebihan zat organik menandakan air kotor.

4. H2S, adanyaH2S dalamair berarti sedang terjadi proses pembusukan air terc

emarioleh kotoran atau sumber kotoran lainnya, air berbau, sehingga tidak 

memenuhi syarat fisik air. 

Cara pengolahan air kolam renang yaitu:

1. Menjernihkan air dengan cara

a. Membubuhkan zat koagulan seperti tawas (AL2SO4)3 Soda ash Na2CO3.

b. Menyaring air melaluil saringan (filtrasi)

c. Membasmi lumut

2. Disinfeksi air dengan cara memasukkan zat desifeksia

            Mengapa desinfeksi air kolam renang perlu dilakukan karena sete

lah melali proses, penyaringan air kelihatan bersih, namun harus dicurigai

masih adanya bakteri di dalam air tersebut. Pembubuhan zat koagulan

tergantung dari faktor :

a. Jumlah kotoran yang terdapat dalam air.

b. Keasaman air (pH)

c. Volume air dalam kolam renang.

Page 12: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

12

Kolam renang yang ideal adalah yang memenuhi syarat – syarat

antara lain : Keamanan ,Kebersihan ,Kenyamanan.

Ada 3 syarat minimum yang harus dipenuhi :

1)      Tidak bocor

2)      Sirkulasi air dan sistem filtrasi baik sehingga air selalu bersih

3)      Aman bagi penggunanya

Bahan yang digunakan harus kedap air, setiap kolam renang harus

memiliki proses waterproofing untuk memberikan lapisan kedap air. Untuk

bagian luarnya dapat anda gunakan keramik atau batu alam. Anda juga bisa

gunakan kolam renang fabrikasi dari bahan fiberglass( tinggal pasang )

Ukuran tergantung selera biasanya tidak melebihi 10% dari luas

bangunan, tapi sekali lagi itu tergantung selera dan desien yang anda pilih.

2.5 TEMPAT PENGELOLAAN LIMBAH

1. PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara

yang tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk

bagi lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah

padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa

pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah

padat tanpa pengolahan : Limbah padat yang tidak mengandung unsur

kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat

tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan

pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur kimia beracun dan

berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat-tempat

tertentu. Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara yang

sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar

loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah. Cara

ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa

sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang.

Dapat juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun

Page 13: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

13

pemulung. Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas,

koran bekas, majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua,

TV tua dan sepeda yang usang. Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara

ini adalah cara yang paling mudah untuk dilakukan karena tidak

membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan dengan cara membakar

limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan menggunakan minyak

tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini adalah mudah

dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau lokasi

yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk

pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah

limbah padat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Limbah

Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat

membutuhkan penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.

2. Sifat fisik dan kimia limbah

Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana

penggankutan dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat

akan merusak dan mencemari lingkungan dengan cara membentuk

senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap

pencemaran,

maka perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang

akan terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.

4. Tujuan akhir dari pengolahan

Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan

bersifat non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah

dengan meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil

kembali bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat

lain. Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah

Page 14: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

14

untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

2. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses

yaitu pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan

limbah.

1. Pemisahan

Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan

kandungan bahan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih

dahulu, supaya peralatan pengolahan menjadi awet.

2. Penyusunan Ukuran

Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang

lebih kecil agar pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan

Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah

membusuk, sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada

lumpur pabrik. Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus

dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan Limbah

Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan

limbah yang dibagi menjadi dua yaitu :

d. Pembuangan Di Laut

Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada

sembarang tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat

dapat dibuang ke laut.

e. Pembuangan Di Darat Atau Tanah

Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang

harus dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.

2. Struktur tanah.

3. Jaraknya jauh dengan permukiman.

Page 15: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

15

4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora

atau fauna.

2.6 TEMPAT PENGELOLAHAN TANAH

1. Definisi Tanah

Tanah merupakan Lapisan kerak bumi yang berada di lapisan

paling atas,yang juga merupakan tabung reaksi alami yang menyangga

seluruh kehidupan yang ada di bumi.Tanah juga merupakan alat produksi

untuk menghasilkan produksi pertanian. Sebagai alat produksi tanah

memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan

diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai

tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber

air bagi tanaman, dan tempat peredaran udara

2. Sifat-sifat tanah

Tanah mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda antara tanah di

suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika

dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan

kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi

oleh adanya unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut.

Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadar bahan organik

dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).

3. Pengertian Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan

manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini

biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri

atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan

tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan

pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat

penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah

secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat

berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat

menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran

Page 16: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

16

yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun

di tanah.Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada

manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di

atasnya.

4. Penyebab Pencemaran Tanah

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan

makhluk hidup di muka bumi.Seperti kita ketahui rantai makanan bermula

dari tumbuhan.Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada

tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari

makanan kita berasal dari permukaan tanah..Oleh sebab itu, sudah menjadi

kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung

kehidupan di muka bumi ini.Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran

air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia

juga.Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri,

dan limbah pertanian.

5. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe

polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang

terkena.Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan

bahan karsinogenik untuk semua populasi.Timbal sangat berbahaya pada

anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan

ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi

tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air

raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,

beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada

keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan

ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin

merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf

pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti

sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan

Page 17: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

17

kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran

tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap

ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya

bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.

Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari

mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah

tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer

dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap

predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek

kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah

piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan

akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.

Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT

pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat

kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Page 18: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Saran

Permasalahan kesehatan lingkungan tersebut mempengaruhi kesehatan

manusia dan menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit berbasis

lingkungan serta mempengaruhi kenyamanan dan kesejahteraan

masyarakat. Untuk itu di perlukan upaya monitoring dan rekaya kesehatan

lingkungan dengan baik .

3.2 Kesimpulan

1. Aspek penting dalam penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum yaitu:

a. Aspek teknis/hukum (persyaratan Hygiene dan Sanitasi, peraturan dan

perundang-undangan sanitasi).

b. Aspek sosial, yang meliputi pengetahuan tentang : kebiasan hidup, adat

istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi,dll.

c. Aspek administrasi dan manegement, yang meliputi penguasaan

pengetahuan tentang cara pengelolaan STTU yang meliputi: Man, Money,

Method, Material, dan Machine.

2. Seluruh bangunan dan ruangan TPM harus selalu terpelihara

kebersihannya. Bila ada bagian yang rusak atau tidak berfungsi harus

segera diperbaiki atau diganti dengan yang baik. Ruangan pengolahan

makanan harus selalu bersih dan hygienis oleh sebab itu harus ada upaya

pembersihan ruangan secara teratur. Tujuan pembersihan ruangan dan

bangunan adalah agar ruang kerja layak pakai, yaitu dalam arti bersih,

estetis dan hygienis.

Cara pengolahan air kolam renang yaitu:

3. Menjernihkan air dengan cara

a. Membubuhkan zat koagulan seperti tawas (AL2SO4)3 Soda ash Na2CO3.

b. Menyaring air melaluil saringan (filtrasi)

c. Membasmi lumut

4. Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah

padat tersebut adalah sebagai berikut :

Page 19: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

19

Jumlah Limbah

Sifat fisik dan kimia limbah

Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Tujuan akhir dari pengolahan

5. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia

masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya

terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau

fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah

tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan

pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat

penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah

secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Page 20: Makalah Tentang Monitoring Dan Rekayasa Dlm Kesling

20

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Pencemaran Tanah.

http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah.

Diakses tanggal 16 November 2013.

Anonim. 2009. Pencemaran Tanah. http://www.bplhdjabar.go.id. Diakses tanggal

16 November 2013.

Wikipedia.2007.PencemaranTanah(On-line). Diakses tanggal 16 November 2013.

Budi, Setyo. 2009. Tempat Pengolahan Sampah.

http://duniakesling.blogspot.com. Diakses tanggal 16 November 2013.

Zuffaryanhar. 2009. Contoh Makalah Sanitasi Tempa-Tempat Umum.

http://ruryazzufar.blogspot.com. Diakses tanggal 16 November 2013.