Makalah Kelompok E2 Blok 6

51
Makalah Kelompok E2 Mekanisme Kerja Organ Pendengaran Anggota Kelompok* : Donny Oktavius 102010230 I Gede Aditya BK 102010239 Sonya Leonard Low 102010260 Priscila R Suprapto 102010262 Lina Rotua P 102010265 Wijihari P Sari 102010281 Tevi Kristiantoni 102010283 Angela Sondang 102010289 Nadirah binti Hasan 102010385 Imrul Qays bin Amran102010382

description

asd

Transcript of Makalah Kelompok E2 Blok 6

Page 1: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Makalah Kelompok E2

Mekanisme Kerja Organ Pendengaran

Anggota Kelompok* :

Donny Oktavius 102010230

I Gede Aditya BK 102010239

Sonya Leonard Low 102010260

Priscila R Suprapto 102010262

Lina Rotua P 102010265

Wijihari P Sari 102010281

Tevi Kristiantoni 102010283

Angela Sondang 102010289

Nadirah binti Hasan 102010385

Imrul Qays bin Amran102010382

3 Mei 2011

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Page 2: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus,karena atas rahmat-Nya

dan karunia yang telah diberikan kami dapat menyelesaikan makalah PBL blok 6 ini

dengan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Makalah PBL ini dibuat berdasarkan sasaran pembelajaran yang telah kami

lakukan bersama-sama dengan kelompok PBL E2. Makalah PBL ini diperuntukan bagi

siapa saja yang ingin mengetahui tentang mekanisme pendengaran serta kemungkinan

terjadinya gangguan pendengaran yang sering terjadi. Oleh karna itu makalah PBL ini

bisa membantu mengembangkan pola pikir kita akan segala sesuatu hal atau masalah

yang akan kita hadapi dalam profesi dokter dari segala aspek yang ada, sehingga baik dan

buruknya bisa terpikirkan dengan baik.

Kami berusaha menyajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti

oleh siapa saja yang membacanya,sehingga tujuan dari makalah PBL ini akan

tersampaikan dengan baik.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada orang – orang yang membantu

kami dalam pembuatan makalah PBL ini. Kami menyadari bahwa makalah PBL ini jauh

darisempurna, oleh karena itu, kami bersedia menerima kritik dan saran yang positif dan

membangun dari rekan – rekan pembaca untuk penyempurnaan pada makalah

PBLselanjutnya. Semoga makalah PBL ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua

Jakarta, Mei 2010

Penulis

2

Page 3: Makalah Kelompok E2 Blok 6

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 02

Daftar Isi ..................................................................................................... 03

Pendahuluan ..................................................................................................... 04

Teori Pembahasan .................................................................................................... 04

Isi Pembahasan .................................................................................................... 31

Kesimpulan .................................................................................................... 33

Daftar Pustaka .................................................................................................... 33

PENDAHULUAN

3

Page 4: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Telinga merupakan organ indera yang berperan dalam pendengaran dan keseimbangan

tubuh. Bagian-bagian telinga memiliki peran masing-masing dalam mentransmisi bunyi

serta dalam pengaturan keseimbangan. Namun begitu, proses pendengaran bukan saja

melibatkan organ telinga, malah melibatkan saraf dan sebagian dari otak. Tiap-tiap

bagian yang terlibat ini memiliki fungsi yang tersendiri dalam mekanisme pendengaran.

Oleh yang demikian, kerosakan dari mana-mana bagian tersebut akan mengakibatkan

proses pendengaran terganggu. Gangguan pendengaran dapat berupa kerosakan pada

organ telinga sendiri, pada mekanisme penghantaran dan penerimaan impuls melalui

saraf, ataupun pada bagian otak yang berperan dalam proses pendengaran. Kini terdapat

berbagai cara untuk mendeteksi gangguan pendengaran, yaitu melalui test Schwabach,

test Rinne dan test Weber. Setiap test memberikan hasil spesifik; tuli konduktif atau tuli

perseptif.

Dengan memahami struktur dan fungsi organ-organ yang berhubungan dengan

pendengaran, beserta mekanisme yang terjadi didalamnya pembaca diharapkan dapat

memahami secara lebih dalam tentang penyebab terjadinya gangguan pendengaran yang

seringkali dialami oleh manusia

TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Makro dan Mikro Organ Pendengaran

Otak

Otak yang sudah berkembang penuh, merupakan sebuah organ besar yang terletak di

dalam rongga tengkorak. Pada perkebangan awal, otak dibagi menjadi 3 bagian, yaitu

otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan merupakan bagian terbesar dan

disebut serebrum, yang dibagi dalam dua hemisfer, yaitu hemisfer kiri da hemisfer kanan,

oleh fisura longitudinal. Pemisahan komplet ini dibagian depan dan belakang, tetapi di

bagian tengah hemisfer dihubungkan oleh serabut pita lebar, yang disebut korpus

kalosum. Lapisan luar serebrum disebut korteks serebri dan tersusun atas badan abu-abu

yang berlipat-lipat yang disebut giri, yang dipisahkan oleh fisura yang disebut sulci. Ini

4

Page 5: Makalah Kelompok E2 Blok 6

memungkinkan permukaan otak menjadi semakin luas. Pola umum giri dan sulci sama

pada setiap individu. Tiga sulci utama membagi tiap hemisfer menjadi 4 lobus.1

Gambar 1. Anatomi Otak

Sumber : triewolz.wordpress.com

Sulkus sentral membentang dari bawah ke atas, dari puncak hemisfer ke suatu tempat di

bawah sulkus lateral. Sulkus lateral membentang ke belakang dari bagian abwah otak

depan dan sulkus parieto-oksipital membentang ke depan dan belakang dalam jalur

pendek dari bagian posterior atas hemisfer. Lobus hemisfer terdiri dari lobus

frontal,melintas di depan sulkus sentral dan di atas sulkus lateral; lobus parietal, melintas

di antara sulkus sentral dan sulkus parieto-oksipital dan diatas garis sulkus lateral; lobus

oksipital, membentuk bagian belakang hemisfer; dan lobus temporal terletak di bawah

sulkus lateral dan meluas ke belakang lobus oksipital.1

Daerah yang terletak tepat di depan sulkus sentral, diketahui sebagai girus pra-sentral dan

merupakan area motorik yang ditimbulkan oleh serabut motorik sistem saraf pusat.

Dibawah sulkus sentral terdapat area sensoris yang disebut girus pascasentral, dimana

berbagai jenis sensasi diterjemahkan. Di dalam otak terdapat rongga yang disebut

ventrikel. Ada dua ventrikel lateral, satu buah ventrikel tengah dan satu buah ventrikel di

antara serebelum dan pons. Semua bersisi carian serebrospinal. Otak tengah terletak di

5

Page 6: Makalah Kelompok E2 Blok 6

antara otak depan dan otak belakang. Panjangnya kira-kira 2 cm dan terdiri atas dua buah

pita seperti tangkai dari bahan putih, yang disebut pedunkulus serebeli, yang membawa

impuls melewati dan berasal dari otak dan medulla spinalis dan empat tonjolan kecil yang

disebut badan kuadrageminal, yang berperan dalam reflex penglihatan dan pendengaran.

Badan pineal terletak di antara dua badan kuadrageminal bagian atas.1

Otak belakang terditi atas tiga bagian :1

1. Pons yang terletak di antara otak tengah bagian atas dan medula oblongata bagian

bawah. Pons mengandung serabut saraf yang membawa impuls ke atas dan ke

bawah dan beberapa serabut yang menyatu dengan serebelum.

2. Medula Oblongata terletak di antara pons di bagian atas dan medula spinalis di

bagian bawah. Struktur ini berisi pusat jantung dan pusat pernapasan dan juga

diketahui sebagai pusat vital yang mengontrol jantung dan pernapasan.

3. Serebelum terletak di bagian bawah lobus oksipital serebrum. Serebelum

dihubungkan dengan otak tengah, pons, dan medula oblongata oleh tiga serabut

pita, yang disebut pedunkulus serebeli inferior medial dan superior. Serebelum

bertanggung jawab terhadap koordinasi aktivitas otot, kontrol tonus otot, dan

upaya mempertahankan postur tubuh. Secara terus menerus, serebelum menerima

impuls sensori tentang derajat kerengangan otot, posisi sendi dan informasi dari

korteks serebri. Serebelum mengirim informasi ke talamus dan korteks serebri.

Otak tengah, pons dan medula memiliki beberapa fungsi yang sama dan secara

keseluruhan sering disebut sebagai batang otak. Area ini juga mengandung nukleus yang

berasal dari saraf kranial.1Bagian otak yang berperan dalam indra pendengaran adalah

lobus temporal.Area auditorik primer (area Brodmann 41 dan 42). Terletak di setengah

bagian belakang dari gyrus temporal superior dan masuk ke dalam sulkus lateral sebagai

gyri Heschl.6Area 41 merupakan korteks dengan tipe granular, area 42 homotipikal dan

terutama merupakan area korteks asosiasi auditorik.Korteks pendengaran primer (area

auditorik primer ) adalah wilayah otak yang bertanggung jawab untuk pemrosesan

auditori (suara) informasi. Sensasi pendengaran mencapai persepsi hanya jika diterima

dan diproses oleh area kortikal.2Korteks pendengaran terdiri dari bidang yang berbeda

6

Page 7: Makalah Kelompok E2 Blok 6

satu sama lain baik dalam struktur maupun fungsi.3Neuron di korteks pendengaran

disusun berdasarkan frekuensi suara yang diterima dengan baik. Neuron pada salah satu

ujung korteks pendengaran merespon terbaik untuk frekuensi rendah, dan neuron yang

lain dapat berespon dengan baik pada frekuensi tinggi.Korteks pendengaran dibagi

menjadi tiga bagian terpisah. Korteks pendengaran utama adalah tonotopically, dimana

sel-sel tertentu di korteks pendengaran sensitif terhadap frekuensi tertentu. Daerah otak

ini diperkirakan untuk mengidentifikasi elemen-elemen mendasar dari musik, seperti

pitch dan kekerasan.4

Serabut proyeksi ke area auditorik terutama muncul di dalaqm corpus geniculatum

medial dan membentuk radiatio acustica capsula interna. Bagian anterior auditorik primer

berhubungan denganh penerimaan suara-suara berfrekuensi tinggi. Lesi unilateral pada

area auditorik menyababkan tuli parsial pada kedua telingan, tuli yang lebih parah terjadi

pada telinga kontralateral. Hal ini dapat dijelaskan karena corpus geniculatum medial

terutama menerima serabut dari sisi yang sama.

Area auditorik sekunder (korteks auditorik sekunder) terletak di posterior area auditorik

primer di dalam sulcus lateralis dan pada gyrus temporalis superior (area Broadmann 22).

Area ini menerima impuls dari area auditorik primer dan dari talamus. Korteks

pendengaran sekunder diduga penting untuk menginterpretasikan suara dan

menghubungkan input auditorik dengan informasi sensorik lain.2

1. Organ Telinga

Organ telinga (auris) atau yang disebut dengan aparatus vestibulokoklearis merupakan

salah satu bagian dari tubuh yang mempunyai fungsi sensoris ganda yaitu untuk

mempertahankan keseimbangan dan mendengar(stato-akustik). Berdasarkan

strukturnya, sistem ini dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu : (1) Telinga Luar, yang

menerima gelombang suara, (2) Telingan Tengah, dimana gelombang suara

dipindahakan dari udara ke tulanngdan oleh tulang dipindahkan ke telinga dalam, dan

(3) Telinga Dalam, dimana getaran diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan

melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat.5-9 Selain tiga bagian telinga tersebut,

7

Page 8: Makalah Kelompok E2 Blok 6

terdapat membrana tympanica yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah

sehingga telinga tengan disebut juga dengan cavum tympani. Sedangkan tuba auditiva

menghubungkan telinga tengah dengan nasopharynx.6

Reseptor sensoris khas bagi gerakan dan suara terletak dalam struktur bermembran di

telinga dalam, sementara telinga tengah dan luar berhubungan dengan resepsi,transmisi

dan penggandaan gelombang suara yang masuk.5 Pada telinga dalam, juga terdapat

vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.7

(1) Telinga Luar

Bagian telinga luar atau yang disebut dengan auris externa ini berfungsi untuk

menerima gelombang suara yang disalurkan pada gendang telinga (membran timpani).

Telinga luar ini terdiri atas auricularia yang menghimpun bunyi dan meatus akustius

externus yang menghantar bunyi ke membran timpani.

Auricula

Auricula yang berfungsi mengumpulkan getaran udara mempunyai bentuk khas yang

dibentuk dari tulang rawan elastis tipis dan dilapisi oleh kulit pada kedua

permukaannya. Kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat terdapat pada dermis

kulitnya.6,8-10 Auricula mempunyai otot intrinsik dan ekstrensik, Auricula ini

menyempit menjadi meatus akustikus externus.8

Meatus Akustikus Externus

Meatus akustikus externus merupakan tabung berkelok yang menghubungkan

auricula dengan membrana tympani. Tabung ini berfungsi menghantarkan gelombang

suara dari auriculasampai ke membran tympani. Meatus ini meluas dari concha

auricularis ke membrana tympanica.7,8 Pada meakus akustikus ini tampak sebagian

saluran yang sedikit sempit dengan dindin yang kaku.7 Sepertiga bagian terluar

meatus akustikus ini disokong oleh tulang rawan elastis yang merupakan lanjutan dari

auricula telinga luar, dan sisanya dibentuk oleh tulang temporal. Meatus dibatasi oleh

kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea , dan modifikasi kelenjar keringat

apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mensekresi zat lemak setengah padat

berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen. Rambut dan serumen

merupakan barier lengket untuk mencegah masuknya benda asing.5-8

8

Page 9: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Membrana Tympanica

Makroskopik :

Membrana tympanica yang berbentuk bulat berdiameter lebih kurang 1cm adalah

selembar selaput yang tipis,jorong, dan setengah tembus pandang, terentang pada

ujung medial tuba auditoria. Selaput ini merupakan sekat antara bagian eksternal

telinga terhadap bagian tengahnya. Pinggir membrana tympani ini tebal dan melekat

di dalam alur pada tulang. Alur itu, yaitu sulcus tympanicus, diatasnya beebentuk

incisura. Dari sisi-sisi incisura ini berjalan dua plica yaitu plica malearis anterior dan

posterior, yang menuju ke proccesus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada

membrana tympanica yang dibatasi oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut pars

flaccida.8 Disebelah luar membrana tympanica dilapisi oleh kulit yang tipis dan

disebelah dalam oleh membran mukosa. Ke arah meatus acusticus externus,

membrana tympanica adalah cekung dengan bagian tengah yang lebih rendah, dikenal

sebagai umbo membranae tympanica. Dari umbo membrana typanicae memancar

daerah yang cerah ke antero-inferior, yakni kerucut cahaya. Membrana tympanica

bergerak sebagai reaksi terhadap getaran udara yang sampai padanya melalui meatus

akustikus externus. Gerak membrana tympanica diteruskan oleh ossicula auditoria

(malleus,incus, dan stapes) melalui telinga tengah ke telinga dalam.6

Mikroskopik :

Pada malleus yang melekat di membrana tympani dan stapes membran dari foramen

seperti semua struktur dari rongga tersebut , mereka diliputi oleh epitel selapis

gepeng. Di sebelah luar membrana tympani ini tertutup oleh kulit yang melapisi

meatus dan di bagian dalan oleh suatu lapisan epitel pipih.

(2) Telinga Tengah

Makroskopik

Telinga tengah adalah ruang berisi udara yang terletak pada pars petrosa os temporal

yang dilapisi oleh membrana mucosa dan dipisahkan dari meatus akustikus externus

oleh membran tympani.5-9 Telinga tengah ini merupakan rongga tak teratur yang

9

Page 10: Makalah Kelompok E2 Blok 6

memisahkan membrana tympani dan telinga luar dari permukaan tulang telinga dalam.7

Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran

membrana tympani (gendang telinga) ke perilympha telinga dalam.8 Telinga tengah ini

terdiri atas cavum tympani, tuba Eustachii, dan rongga mastoid.6,8

a. Cavum Tympani

Cavum tympani berbentuk celah sempit yang miring dengan sumbu panjang terletak

lebih kurang sejajar dengan bidang membran tympani. Di depan, ruang ini berhubungan

dengan nasopharynx melalui tuba auditiva dan dibelakang dengan antrum mastoideum.

Cavum tympani memiliki 4 dinding, satu atap dan sebuah dasar.6,8

a. Atapnya atau yang disebut dengan dinding tegmental dibentuk oleh selembar

tulang yang tipis, yakni tegmen tympani, yang memisahkan cavum tympani dari

dura meter pada dasar fossa cranii media.

b. Dasar atau lantainya dibentuk oleh selapis tulang yang memisahkan cavum

tympanica dari bulbus superior vena jugularis interna.

c. Dinding anterior(karotid) dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang memisahkan

cavum tympani dari canalis carotis interna. Pada bagian atas dinding ini terdapat

ostium pharyngeum tubae auditoriae dan terusan untuk musculus tensor tympani.

d. Dinding posterior (mastoid) dihubungkan dengan antrum mastoiddeum melalui

auditus dan selanjutnya dengan cellulae mastoideae di dalam processus

mastoideus. Kearah anteroinferior antrum mastoideum berhubungan dengan

canalis facialis. Dibawah nya terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut ,sempit

dan kecil disebut pyramis, dari puncak pyramis ini muncul musculus stapedius.

e. Dinding medial atau dinding labirintal memisahkan cavum tympanica dari telinga

dalam.

f. Dinding lateral yang merupakan bagian berupa selaput ini dibentuk hampir

seluruhnya oleh membrana tympanica.

Dalam dinding tulang telinga tengah bagian medial terdapat 2 daerah bujur yang tidak

mengandung tulang dan diliputi oleh membran, bujur ini adalah foramen ovale dan

foramen rotunda.7,8 Membrana tympani akan dihubungkan dengan foramen ovale oleh 3

tulang pendengaran yang disebut dengan ossicula auditoria yang terdiri dari

10

Page 11: Makalah Kelompok E2 Blok 6

malleus,incus, dan stapes yang membentuk serangkaian tulang yang teratur melintang

di dalam cavitas tympanica.5-9

1. Malleus adalah tulang pendengaran terbesar dan terdiri atas bagian superior yang

agak membulat disebut caput mallei dan terletak di dalam recessus epitympanicus,

kemudian collum mallei terapat pada bagian membrana tympanica yang kendur,

dan manubrium mallei tertanam di dalam membrana tympanica dan bergerak

bersamanya. Proccesus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang dihubungkan

dengan dindin anterior cavum tympani oleh sebuah ligamen. Proccesus laterlas

menonjol ke lateral dan melekat pada plica mallearis anterior dan posterior

membrana tympani.

2. Incus memiliki corpus yang yang berbentuk bulat yang terletak di dalam recessus

dan bersendi di anterior dengan caput mallei. Crus longum nya berjalan ke bawah di

belakang dan sejajar dengan manubrium mallei. Ujung bawahnya melengkung ke

medial dan bersendi dengan caput stapedis. Sedangkan crus brevisnya menonjol ke

belakang berhubungan dengan dinding posterior cavum tympanica melalui sebuah

ligamentum.

3. Stapes yang merupakan tulang pendengaran terkecil dan menempati fenestra

vestibuli pada dinding medial cavum tympani. Caput stapedis kecil dan bersendi

dengan crus longum incudis. Collumnya berukuran sempit dan merupakan tempat

insersio musculus stapedis. Selain itu, stape memiliki dua lengan dan sebuah basis.

Kedua lengan berjalan divergen dari collum dan melekat pada basis yang lonjong.

Terdapat dua otot yang menggerakkan ossicula auditoria dan dengan demikian

mempengaruhi membrana tympanica.5-9

1. Musculus Tensor Tympani

Origo : Cartilago tuba auditiva dan dinding tulang salurannya sendiri.

Insersio : Otot langsing ini berjalan ke belakang dan berakhir sebagai teno bulat

yang membelok ke lateral di sekitar processus cochleariformis dan berinsersio

pada manubrium mallei.

Fungsi : Secara refleks meredam getaran malleus dengan lebih menegangkan

membrana tympani.

2. Musculus Stapedius

11

Page 12: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Origo : Pyramis , penonjolan tulang pada dinding posterior cavum tympanica.

Insersio : Tendo muncul dari puncak pyramis an berinsersio pada bagian

belakang collum stapedis.

Fungsi : Secara refleks meredam getaran stapes dengan menarik collumnya.

b. Tuba Auditiva (Eustachii)

Tuba auditiva ini menghubungkan cavum tympanica dengan nasopharynx. Sepertiga

bagian posteriornya adalah tulang dan dua pertiga anterior sisanya adalah cartilago tulang

rawan. Tuba auditiva ini memungkinkan penyelarasan tekanan dengan lingkungan luar,

dan dengan demikian menjamin bahwa membrana tympanica dapat bergerak secara

bebas. Dengan memungkinkan udara memasuki dan meninggalkan cavitas tympanica

saat menelan, tekanan di kedua sisi membrana tympanica disamakan. Tuba auditiva ini

berhubungan dengan nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas musculus

contrictor pharynges superior.5-8

c. Antrum Mastoideum

Antrum mastoideum ini terletak di belakang cavum tympani di dalam pars petrosa ossis

temporalis dan berhubungan dengan telinga tengah melalui auditus. Iameter auditus lebih

kurang 1cm.

Dinding anterior berhubungan dengan telinga tengah dan berisi aditus adantrum.

Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan cerebellum.

Dinding lateral tebalnya 1,5cm dan membentuk dasar trigonum suprameatus.

Dinding medial berhubungan dengan canalis hemicularis poterior.

Dinding superior : merupakan lempeng tipis tulang, yaitu tegmen timpani, yang

berhubungan dengan meninges pada fossa cranii media dan lobus temporalis

cerebri.

Dinding inferior berlubang lubang , menghubungkan antrum dengan cellulae mastoideae.

Cellulae Mastoideae : Processus mastoideus mulai berkembang pada tahun kedua

kehidupan. Cellulae mastoideae adalah suatu seri rongga yang saling

berhubungan dalan processus mastiodeus, yang diatas berhubungan dengan

12

Page 13: Makalah Kelompok E2 Blok 6

antrum dan cavum tympani. Rongga-rongga ini dilapisi oleh membrana

mukosa.8

Mikroskopik

Pada struktur mikroskopik telinga tengah, pada umumnya tersusu seperti struktur

makroskopiknya. Hanya saja, pada mikroskopik tambahan yaitu keseluruhan telinga

tengah dan rongga mastoid dilapisi epitel selapis gepeng atau cuboid, sedangkan pada

bagian dalamnya dilapisi dengan epitel pipih yang terletak pada periosteum tulang yang

mengelilinginya. Epitel juga menutupi periosteum ossikula-ossikula.5,9

(3) Telinga Dalam

Telinga dalam atau organum vestibulocochleare berhubungan dengan penerimaan

bunyi dan pemeliharaan keseimbangan. Telinga tengah yang tertanam di pars petrosa

merupakan salah satu bagian tulang temporale dan terletak medial terhadap telinga

tengah. Telinga dalam ini terdiri atas.5-9

1. Labyrinthus Osseus

Labyrinthus osseus ini terdiri dari 3 bagian yaitu Cochlea,vestibulum,dan canales

semisirculares. Labyrinthus ooseus ini menempati hampir seluruh bagian lateral

pars petrosa pada os temporale.6,8

Makroskopik

Cochlea. Bagian ini berbentuk seperti rumah siput berisi ductus cochlearis yang

berhubungan dengan pendengaran., dan bermuara ke dalam bagian anterior vestibulum.

Umumnya cochlea ini teriri atas satu pilar yaitu modiolus cochlea, dan modiolus cochlea

ini di kelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran. Setiap putaran

berikutnya mempunyai radius yang lebih kecil sehingga bangunan keseluruhannya

berbentuk kerucut. Apex menghadap ke lateral dan basis nya menghadap ke postmedial.

Putaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai promontorium pada

dinding medial telinga tengah.6,8

Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar meatus acusticus internus.

Modiolus ditembus oleh cabang-cabang n.cochlearis. Pinggir spiral yaitu lamina spiralis,

13

Page 14: Makalah Kelompok E2 Blok 6

mengelilingi modiolus dan menonjol ke dalam canalis dan membagi canalis ini.

Membrana basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina spiralis sampai ke dinding luar

tulang, sehingga membelah canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan

scala tympani di sebelah bawah. Perilympha di dalam scala tympani dipisahkan dari

cavum tympani oleh membrana tympani secundaria pada fenestra.8

Vestibulum. Merupakan rongga tengah labyrinthus oseus yang yang mengandung dua

komponen dari labirin membranosa yaitu utriculus dan sacculus, bagian-bagian dari

piranti keseimbangan yang dihubungkan oleh duktus pendek berbentuk Y tempat

bermulanya duktus endolimfatik.Vestibulum terletak posterior terhadapap cochlea dan

anterior terhadapa canalis semisircularis. 5,6,8

Canalis Semisircular. Ketiga canalis semisircularis yaitu canalis semisircularis

superior,posterior dan lateral bermuara ke bagaian posterior vestibulum. Setiap

canalisnya mempunyai pelebaran di daerah ujungnya disebut dengan ampulla. Canalis

bermuara ke vestibulum ke dalam vestibulum melalui 5 lubang,salah satunya

dipergunakan bersama oleh dua canalis yaitu canalis semisircularis anterior dan posterior.

Ductus semisircularis terbenam didalam canalis semisirculares ossei.5,8

Mikroskopik

Cochlea. Kanal membranosa pada cochlea berbentuk segitiga pada potongan melintang

dan melekat pada dinding tulang cochlea sedemikian rupa sehingga membagi ruang

aseosa menjadi tiga kompartement spiral. Kompartemen tengah,skala media,mengandung

enolimfe, dan kompartemen atas dan bawah mengandung perilimfe. Pada dasar

cochlea,kompartement perilimfe atas dihubungkan secara langsung dengan perilimfe

vestibulum dan via ruang ini,disebut skala vestibuli,getaran melewati perilimfe apex

cochlea. Pada apex skala vestibuli berhubungan langsung dengan ruang perimfaltik

bawah dari spiral cochlea melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Ruang bawah

ini berakhir pada membrana tympani sekunder yang akhirnya menutup foramen

rotundum dan meredam getaran ruang perimfaltik bawah, sehingga dikenal sebagai skala

tympani.5,9

14

Page 15: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Vestibulum. Dinding utriculus dan sacculus pada vestibulum masing masing mengandung

area khusus dengan sel-sel reseptor sensoris yang dikenal sebagai makula, tempat asal

akson menuju ke nervus vestibular sebagai bagian dari masukan sensoris untuk

mempertahankan keseimbangan. Sebelah lateral, vestibulum dipisahkan dari telinga

tengah oleh dua fenestra, satu berbentuk lonjong dan satu berbentuk bulat. Foramen ovale

ditutupi oleh dasar tulang stapes berbentuk sanggurdi dan ligamen anulare sekitarnya

dengan jalan mana getaran diteruskan ke perilimfe dari membran tympani via rantai

osikel. Foramen rotundum tertutup membran yang serupa dengan membran tympani dan

karenanya kadang disebut sebagai membran tympani sekunder. Membran ini

memungkinkan meredam getaran yang sampai pada reseptor sensoris untuk suara.

Canalis Semisircularis. Pada seiap ampula yang terletak di canalis semisircularis ini

terdapat tabung yang disebut dengan krista ampularis, yang mengandung reseptor

sensoris dengan akson yang menyatu pada nervus vestibular. Bersama reseptor dari

makula utrikulus dan sacculus, reseptor ini membentuk aferen sensoris untuk

mempertahankan keseimbangan.5,7,9

2. Labyrinthus Membranaceus

Labyrithus membranaceus terdiri dari urut-urutan kantong-kantong dan pipa-pipa

yang saling berhubungan dan terbenam di dalam labyrithus osseus. Di dalam

labyrithus membraneceus terdapat endolimfe, cairan menyerupai air komposisinya

berbeda dari perilimfe dalam labyrithus osseus yang meliputinya. Labyrithus

membraneceus terbenam dalam labyrinthus osseus. Sebuah penebalan berulir pada

pelapis periostal canaliculus cochleae, yakni crista spiralis menambatkan ductus

cochlearis pada canaliculus cochleae.. terdiri dari tiga bagian utama.5-9

1. Utriculus dan Sacculus, dua kantong kecil di dalam vestibulum labyrinthii ossei

yang saling berhubungan. Utriculus dan sacculus masing-masing mempunyai

daerah khusus dengan epitel sensoris yang disebut dengan macula uticuli dan

macula sacculi. Neuron sensoris primer terletak di ganglion vestibulare yang

terdapat di dalam meatus acusticus internus. Ductus enolypathicus

meninggalkan tulang fossa cranii poeterior dan melebarmenjadi kantong yang

buntu,dikenal sebagai saccus endolympathicus. Kantong ini terletak pada

15

Page 16: Makalah Kelompok E2 Blok 6

permukaan posterior pars petrosa,di bawah durameter. Kantong ini berguna

sebagai tempat penyimpanan endolimfe berlebih yang dibentuk oleh pembuluh

darah dalam labyrinthus membranaceus.

2. 3 Ductus semicicularis di dalam canales semiserculares ossei,masing masing

ductus pada satu ujungnya mempunyai sebuah ampula atau pelebaran dengan

daerah sensori yakni crista ampularis. Rigi tersebut berfungsi sebagai sensor

yang mencatat gerak endolimfe dalam ampulla sebagai akibat rotasi kepala

dalam bidang pipa tersebut. Sel rambut pada crista ampullaris berhubungan

dengan neuron sesoris primer yang badan sel nya terdapat pada ganglion

vestibulare.

3. Ductus cochleares, di dalam cochlea, adalah sebuah pipa buntu yang berbentuk

ulir dan terikat erat pada dining luar dan dalam canaliculus cochleae oleh crista

spiralis.

Bagian bagian labyrithus membraneceus membentuk suatu sistem kantong dan

sistem pipa tertutup dan berhubungan satu dengan yang lain. Ductus semicirculares

bermuara pada utriculus melalui 10 lubang dan utriculus berhubungan dengan

sacculus melalui ductus utriculosaccularis yang melepaskan ductus

endolymphaticus. Sacculus berhubungan dengan ductus cochlearis melalui

penghubung yang sempit, dikenal sebagai ductus reuniens.

Organ Corti

Organ Corti yang terletak di telingan bagian dalam terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-

sel rambut. Sel-sel yang terdapat di organ Corti adalah5,7,9

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian

basal yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian

leher yang sempit dan agak melebar di bagian apeks.

16

Page 17: Makalah Kelompok E2 Blok 6

2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya lebih

panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.

3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana

basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal

sel rambut luar yang mengandung serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian

basalnya yang melintas di antara sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel

rambut luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar terdapat dalam suatu ruang

yaitu terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan terowongan dalam.

4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel

falangs luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.

5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti

6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak

antara sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel

Claudius terletak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang

merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa. Dalam keadaan hidup membran ini

menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.7,9

2. Saraf Pendengaran

1. Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung

membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf

tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.5,7

a. Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel

berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan

17

Page 18: Makalah Kelompok E2 Blok 6

golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum

endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

b. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit

merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan

mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan

perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus

yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin

yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya

rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan

membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan

membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma

yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus

oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi

mempercepat jalannya rangsangan.

18

Page 19: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Gambar 2.1 Struktur Sel Saraf

Sumber : www.picture.google.com

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya

yaitu.1-3

a. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari

reseptor yaitu alat indera.

b. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke

efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima

dari otak dan sumsum tulang belakang.

c. Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf

satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum

tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf

motorik

Sedangkan saraf berdasarkan jumlah prosesusnya3

1) Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit atau

lebih. Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan

medulla spinalis masuk dalam golongan ini.

2) Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini

ditemukan pada organ indera seperti mata, telinga, dan hidung.

3) Neuron unipolar (pseudounipolar) keliatannya memiliki sebuah

prosesus tunggal tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.

a) Kedua prosesus (akson dan dendrit) berfusi selama perkembangan menjadi

satu batang tunggal yang bercabang untuk membuat bentuk Y.

b) Semua neuron sensorik (aferen) pada ganglia spinal termasuk dalam

pseudounipolar.

19

Page 20: Makalah Kelompok E2 Blok 6

c) Prosesus neuron psedounipolar yang membawa pesan sensasi ke badan sel

terlihat secara struktural seperti akson, tetapi secara fungsional berperan

seperti dendrit.

d) Neuron unipolar memilki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini terdapat

pada embrio dan dalam fotoreseptor mata.

Sel neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan

pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat

menjalani mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas

terjadinya tumor sistem saraf.3,5

a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,

sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau kaki

vaskular.

Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi di antara

darah dan neuron.

Kaki vaskular dipercaya berkontribusi terhadap barier darah-otak atau tingkat

kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan

otak.

Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit

protoplasmatis ditemukan pada substansi abu-abu.

b. Oligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan

selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.

1) Oligodendrosit dalam SSP analog dengan sel Schwann pada

saraf perifer.

2) Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson

dalam SSP.

c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah dan dipercaya

memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesunya lebih sedikit

dari jenis sel glia yang lain.

d. Sel ependimal membentuk membran epithelial yang melapisi rongga

serebral (otak) dan rongga medulla spinalis.

20

Page 21: Makalah Kelompok E2 Blok 6

2. Susunan Sistem Saraf 3,5,6,8

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf

tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

a. Sistem saraf pusat

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari

segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih

kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak

kecil (Cerebellum), dan batang otak.

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar

dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing

belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan

mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur

dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak

kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam

berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan

kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur

keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan

melakukan kegiatan.

Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak

terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara

otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum

penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar

berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih,

berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis,

21

Page 22: Makalah Kelompok E2 Blok 6

seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain

yang tidak disadari.

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang,

mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.

Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih

dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan

dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf

sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar

impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

b. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem

saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk

perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem

saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Karena

telinga merupakan organ yang dapat digerakkan menurut kehendak kita, maka telinga

masuk ke dalam sistem saraf somatis.

Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum

tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu,

misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar

melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh,

antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan

informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi

saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak

menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.

Nervus Vestibulocochlearis

Nervus vestibulocochlearis (acusticus atau auditivus) yaitu saraf cranial ke VIII pada

hakekatnya merupakan dua saraf. Nervus cochlearis yang bersangkutan dengan

22

Page 23: Makalah Kelompok E2 Blok 6

penengaran dan nervus vestibularis berhubungan dengan keadaan keseimbangan dan

orientasi dalam ruang 3 dimensi. Kedua-duanya ialah komponen aferen somatik khusus.

Sel bipolar saraf cochlear mempunyai badan sel dalam ganglion yang terletak di dalam

kanal spiral pada modiolus, dan badan sel neuron saraf vestibular terdapat dalam

ganglion vestibulare yang terletak di dalam bagian distal meatus acusticus interna.

Setalah keluar dari aspek lateral sambungan pons-medula oblongata , akar vestibular dan

akar cochlear bergabung dan berjalan ke lateral dan kemudian melalui meatus acusticus

internus, untunk sebagiaannya,itemani oleh saraf facial murni, dan nervus intermedius.

Pada ujung distal meatus, saraf membagi menjai saraf cochlear dan saraf vestibular. Saraf

cochlear berjalan ke dalam sel-sel ganglion pada ganglion spirale yang terletak di dalam

canal spiral modiolus.serabut-serabut sel ganglion spiral bipolar yang menuju ke perifer

(dendrit) berjalan melalui canal-canal kecil dan dalam lamina spiral dari tulang, untuk

membentuk suatu lembar serabut dengan bentuk spiral, yang mempersarafi sel-sel rambut

pada organ spiral corti. Serabut-serabut saraf di dalam organ spiral,tidak bermyelin. Saraf

vestibular membagi menjadi dua bagian, masing masing dengan ganglionnya sendiri,

yaitu bagian superior dan inferior ganglion vestibular. Serabut-serabut sel vestibular

bipolar (dendrit) yang menuju ke distal disebarkan sebagai berikut : (1) Serabut-serabut

superior berkahir dalam sel reseptor pada ampula di canal semisircular lateral dan

anterior, meculla utriculi, dan sebagian macula sacculi; (2) serabut-serabut bagiaan

inferior berkahir dalam sel reseptor ampula canal semisirkular posterior dan 3 cabang

kecil ari bagian inferior berjalan ke ganglion spiral cochlea. Saraf vestibulocochlear

merupakan satu-satunya saraf yang berakhir seluruhnya di dalam tulang (pars petrosa

ossis temporalis); semua saraf-otak lain keluar dari rongga tengkorak.3,6,8

B. Fungsi (Organ-Organ Pendengaran)

Disamping terbagi atas beberapa struktur makroskopik dan mikroskopik, organ organ

pada telinga memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan letak dan strukturnya

tersebut. Berikut merupkan tabel fungsi organ-organ tersebut.10

No Struktur Fungsi

23

Page 24: Makalah Kelompok E2 Blok 6

1 Telinga Luar Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke

telinga tengah

Pinna Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke

saluran telinga, berperan dalam lokalisasi suara

Meatus Akustikus

Eksternus

Mengarahkan gelombang suara ke membran tympani

2 Membran Tympani Menyebabkan tulang pendengaran telinga tengah

bergetar

3 Telinga Tengah Memindahkan getaran membrana tympani ke cairan di

cochlea, memperkuat energi suara

Malleus, Incus, Stapes Menimbukan gerakan seperti gelombang di perilimfe

cochlea dengan frekuensi sama

4 Telinga Dalam,

cochlea

Tempat sistem sensosik untuk mendengar

Jendela Oval Bergetar bersama gerakan stapes, menyebabkan perilimfe

cochlea bergerak

Skala Vestibuli Mengandung perilimfe yang dibuat bergerak oleh gerakan

jendela oval yang didorong oleh getaran tulang telinga

tengah

Skala Tympani Mengandung perilimfe yang dibuat bergerak oleh gerakan

jendela oval yang didorong oleh getaran tulang telinga

tengah

Ductus Cochlearis

Skala Media

Mengandung endolimfe tempat membrana basilaris

24

Page 25: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Membran Basilaris Bergetar bersama getaran perilimfe, menganung organ corti

Organ Corti Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara yang

mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat

gerakan cairan di cochlea

Membran tektorial Membentuk potensial reseptor ketika membran basilaris

bergetar terhadap membran tektorial yang stasioner

Jendela Bundar Bergetar bersama dengan gerakan cairan yang ada di

perilimfe untuk meredam tekanan di dalam cochlea

5 Telinga Dalam,

Aparatus Vestibularis

Tempat sistem sensorik untuk keseimbangan dan

penerimaan masukan yang penting untuk

mempertahankan postur dan keseimbangan.

Canalis Semisirkularis Mendeteksi akselerasi atau deselerasi,rotasional atau angular.

Utrikulus Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu

vertikal (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear

secara horizontal

Sacculus

Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu

horizontal (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear

secara vertikal.

Tabel 2.1 Struktur dan Fungsi Organ Telinga10

C. Mekanisme Bunyi

Transmisi suara

25

Page 26: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Telinga mengubah gelombang suara di lingkungan eksternal menjadi potensial aksi di

saraf pendengaran.11,12 Gelombang diubah oleh membrane tympani dan ossicula auditiva

menjadi gerakan lempeng kaki stapes. Gerakan ini menimbulkan gelombang di dalam

cairan telinga dalam.

Sebagai respons terhadap perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara di

permukaan luarnya, membrane tympani bergerak keluar masuk. Gerakan membrane

tympani disalurkan ke maleus. Maleus bergoyang pada sumbu melalui taut tonjolan

panjang dan pendeknya sehingga tonjolan yang pendek menyalurkan getaran ke incus.

Incus bergetar sedemikian rupa sehingga getaran sampai ke bagian kepala stapes.

Pergerakan dari kepala stapes mengakibatkan gerakan lempeng kakinya maju mundur di

tepi fenestra ovalis (oval window). Dengan demikian, tulang-tulang pendengaran

berfungsi sebagai pengungkit yang mengubah getaran bunyi kepada gerakan lempeng

kaki stapes terhadap skala vestibuli yang berisi perilimfe (lihat Gambar 2.1).

Suara bernada tinggi menimbulkan gelombang yang mencapai tinggi maksimum pada

dasar cochlea, suara bernada rendah menghasilkan gelombang dengan puncaknya berada

pada apex.11 Dinding tulang skala vestibule bersifat kaku, tetapi membran vestibularis

(membrane Reissner) bersifat lentur. Membran basilaris tidak berada dalam tegangan,

dan membrane ini juga mudah tertekan ke dalam skala tympani oleh puncak gelombang

dalam skala vestibuli. Pergeseran cairan di dalam skala tympani tersebar ke udara di

fenestra rotundum (round window).

Apabila otot telinga tengah―tensor tympani dan stapedius berkontraksi, malleus akan

tertarik ke dalam dan lempeng kaki stapes akan terdorong keluar.11 Hal ini akan

mengakibatkan penurunan transmisi suara. Fungsi dari reflex ini bersifat protektif, yaitu

ingin mencegah rangsangan berlebihan pada reseptor pendengaran yang dihasilkan oleh

gelombang suara yang kuat.

Sekiranya ada suatu suara di lingkungan eksternal, hal ini akan menurunkan kemampuan

seseorang untuk mendengar suara lain. Fenomena ini dikenali sebagai efek penyamaran

(masking). Fenomena ini terjadi disebabkan oleh waktu refrakter absolut atau relatif pada

resptor dan serabut saraf auditorik yang sebelumnya terangsang terhadap stimulus lain.

26

Page 27: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Frekuensi potensial aksi di setiap serabut saraf auditorik setara dengan kekerasan

rangsangan suara. Pada intensitas suara yang rendah, setiap akson melepaskan muatan

terhadap suara hanya dari satu frekuensi, dan frekuensi ini bervariasi dari akson ke akson

tergantung pada bagian cochlea tempat asal serabut tadi. Penentu utama nada yang

terdengar saat gelombang suara mengenai telinga adalah satu organ pada organ Corti

yang terangsang paling maksimum. Perjalanan gelombang yang ditimbulkan oleh suatu

nada menghasilkan penurunan puncak membrane basilaris, akibatnya terjadi

perangsangan reseptor maksimum.

Gambar 2.1 Jalur transmisi suara dari getaran ossicula auditiva sampai ke cairan

perilymphe kemudian ke organ Corti di skala media.

Sumber: Sherwood L. Human physiology: from cells to systems.

27

Page 28: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Hantaran bunyi

Hantaran bunyi dapat dibagi menjadi dua yaitu hantaran udara (air conduction) dan

hantaran tulang (bone conduction).10,11 Hantaran gelombang suara yang menyebabkan

getaran membrane tympani disebut hantaran udara sedangkan transmisi getaran dari

tulang tengkorak ke cairan teling dalam disebut hantaran tulang. Hantaran tulang yang

cukup besar terjadi apabila kita menempelkan garpu penala atau benda lain yang bergetar

langsung ke tengkorak. Jalur ini juga berperan dalam penyaluran suara yang sangat keras.

Jalur sentral

Gambar 2.2 Jalur penghantaran impuls bunyi melalui nukleus cochlearis ventral.

Sumber: http://www.cs.indiana.edu/~port/teach/641/auditory.path.jpg

28

Page 29: Makalah Kelompok E2 Blok 6

Neuron aferen pertama yang berasal dari ganglion spiralis akan bercabang ke dua jalur.

Jalur pertama menuju nukleus cochlearis ventral. Dari nukleus ini, akan keluar berkas

saraf kedua yang menuju ke kompleks oliva superior lateral pada sisi pons yang sama

serta sisi pons yang lain.10 Dari kompleks oliva superior kedua-dua sisi, impuls diteruskan

ke nukleus lemniscus lateral, kemudian bersinaps di colliculus inferior setinggi

mesencephalon. Dari colliculus superior, impuls sensorik akan menuju ke corpus

geniculatum media pada thalamus dan dihantar ke gyrus Heschl sebagai korteks auditorik

primer.

Jalur kedua pula menuju ke nukleus cochlearis bagian dorsal, kemudian berkas saraf yang

keluar akan berjalan menyeberangi garis tengah menuju langsung ke nucleus lemniscus

lateral. Gambar 2.2 di atas menunjukkan jalur yang melalui nukleus cochlearis ventral ke

korteks auditorik.

D. Gangguan pendengaran

Pendengaran yang baik ditentukan oleh penghantaran getaran bunyi dari udara ke sel

reseptor di skala media dan penghantaran potensial aksi dari sel reseptor ke sistem saraf

pusat. Hal ini ditentukan oleh keutuhan fungsi dari membrane tympani, tulang-tulang

pendengaran, membrane fenestra dan rotunda, serta cairan perilymphe di skala vestibuli

dan skala tympani.

Sekiranya berlaku gangguan pada fungsi mana-mana bagian yang disebut di atas,

seseorang akan menderita tuli konduktif. Sebagai contoh, berlakunya pengerasan

persendian antara tulang-tulang pendengaran atau membrana tympani telah berlubang.

Namun jika berlaku gangguan pendengaran diakibatkan oleh kerosakan saraf

pendengaran, seseorang akan mengalami tuli sensorineural atau tuli perseptif.12

Pemeriksaan pendengaran13,14

Tiga jenis ujian pendengaran yang biasa digunakan untuk mengetahui gangguan klinis

pada sistem pendengaran adalah uji Weber, Rinne, dan Schwabach. Uji Weber dan

Schwabach masing-masing memperlihatkan pentingnya efek penyamaran atau masking

29

Page 30: Makalah Kelompok E2 Blok 6

suara lingkungan pada ambang pendengaran. Tabel 4.1 di bawah menunjukkan ringkasan

bagaimana setiap uji dilakukan dan hasil dari setiap uji.

Tabel 4.1 Uji Garpu Penala Cara Weber, Rinne, dan Schwabach

Weber Rinne Schwabach

Cara Pangkal garpu penala

bergetar diletakkan di

vertex tengkorak.

Pangkal garpu penala yang

bergetar diletakkan di

processus mastoideus

sampai subjek tidak

mendengarnya lagi, lalu

garpu penala diletakkan

dekat dengan telinga.

Hantaran tulang pasien

dibandingkan dengan

hantaran tulang subjek

normal atau pemeriksa.

Normal Mendengar sama keras

di kedua-dua sisi

Mendengar getaran di

udara setelah hantaran

tulang selesai. (Positif)

Tuli

konduktif

Suara lebih keras

(lateralisasi) di telinga

yang terganggu karena

efek penyamaran

lingkungan tidak ada.

Getaran udara tidak

terdengar setelah hantaran

tulang selesai.(Negatif)

Hantaran tulang lebih

baik daripada normal

(Schwabach

memanjang).

Tuli

sensorineural

Suara lebih keras

(lateralisasi) di telinga

normal.

Getaran terdengar di udara

setelah hantaran tulang

selesai, selama tuli bersifat

parsial. (Positif)

Hantaran tulang lebih

buruk daripada normal

(Schwabach

memendek).

Isi Pembahasan

Organ pendengaran itu terdiri dari terlinga, saraf, dan otak. Secara garis besar, seseorang

dapat mendengar karena adanya gelombang suara yang masuk ke dalam telinga, lalu

dihantarkan oleh saraf menuju ke otak, khusunya pada lobus temporal. Tetapi jika

30

Page 31: Makalah Kelompok E2 Blok 6

seseorang susah untuk mendengar, berarti terjadi gangguan pada fungsi pendengarannya

ataupun organ pendengarannya.

Gangguan pendengaran, secara sederhana dapat diperiksa dengan menggunakan garpu

tala atau garpu penala, dan menggunakan metode Rinne, Weber, dan Schwabach. Pada

pemeriksaan menggunakan tes rinne, dilakukan pebandingan konduksi tulang dengan

konduksi udara. Pada pemeriksaan tes rinne biasanya digunakan garpu tala yang

berfrekuensi 128, 256, 512 Hz. Cara pemeriksaan menggunakan tes rinne itu yaitu

dengan membunyikan garpu tala, dan pada bagian pangkalnya di tekankan pada tulang

mastoid orang yang diperiksa. Orang tersebut diminta untuk mendengarkan bunyinya.

Jika sudah tidak terdengar lagi, garpu tala tersebut segera didekatkan pada telinga. Jika

masih terdengar bunyi, maka konduksi udara lebih baik daripada konduksi tulang, dan

dalam hal ini dikatakan Rinne positif. Bila tidak terdengar lagi bunyi, ketika garpu tala

di pindahkan dari tulang mastoid ke dekat telinga, dikatakan bahwa Rinne negatif.

Pada pemeriksaan menggunakan metode Weber, garpu tala dibunyikan juga. Tetapi tidak

didekatkan ke telinga ataupun ditekan di tulang mastoid. Tetapi ditekankan pangkal garpu

tala pada dahi orang yang diperiksa, tepat di pertengahan. Orang yang diperiksa diminta

untuk mendengarkan bunyinya, dan menentukan pada telinga mana bunyi lebih keras

terdengar. Dapat dikatakan tes Weber berlateralisasi ke kiri, bila bunyi lebih keras

terdengar di telinga kiri, dan tes Weber berlateralisasi ke kanan, bila bunyi lebih keras

terdengar di telinga kanan.

Pada pemeriksaan menggunakan metode Schwabach, dilakukan perbandingan antara

orang yang diperiksa dengan orang yang memeriksa. Dalam hal ini pemeriksa tidah boleh

memiliki gangguan pendengaran. Garpu tala dibunyikan dan kemudian ditempatkan di

dekat telinga orang yang diperiksa. Setelah orang yang diperiksa tidak mendengarkan

bunyi lagi, garpu tala tersebut dipindahkan ke telinga orang yang memeriksa. Bila masih

terdengar bunyi oleh orang yang memeriksa, dapat dikatakan bahwa Schwabach lebih

pendek (untuk konduksi udara). Kemudian garpu tala dibunyikan lagi, pada pangkalnya

ditekankan pada tulang mastoid orang yang diperiksa. Bila orang yang diperiksa sudah

tidak mendengar bunyi lagi, maka pindahkan garpu tala ke tulang mastoid orang yang

memeriksa. Bila pemeriksa masih dapat mendengarkan bunyinya, maka dapat dikatakan

31

Page 32: Makalah Kelompok E2 Blok 6

bahwa Schwabach (untuk konduksi tulang) lebih pendek. Dan sebaliknya, jika pemeriksa

sudah tidak dapat mendengar bunyi dari garpu tala, tetapi orang yang diperiksa masih

dapat mendegar bunyi, maka dapat dikatakan Schwabach (untuk konduksi tulang dan

udara) memanjang.

Kesimpulan

Hipotesis diterima, tetapi kurang spesifik. Pada pemeriksaan tes Rinne, didapatkan hasil

negatif, berarti hal ini menunjukkan bahwa konduksi udara orang yang diperiksa ini

kurang baik. Pada pemeriksaan Weber, seharusnya bunyi yang didengar pada orang

normal sama keras pada kedua telinganya, tetapi hasil yang didapatkan adalah

berlateralisasi ke kiri, hal ini menunjukkan bahwa ada kesalahan pada telinga di bagian

kirinya. Pada pemeriksaan Schwabach, didapatkan hasil memanjang. Dari hasil yang ada,

dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami gangguan pada telinga bagian luar dan

tengah, sehingga dapat dikatakan tuli konduktif.

DAFTAR ISI

1. Watson R. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2004.h.73-8

2. Cant, NB. Parallel auditory pathways: projection patterns of the different neuronal

populations in the dorsal and ventral cochlear nuclei. Brain Res Bull, Jun 15,

2003. page 457-74.

3. Snell RS. Sugiharto L,alih bahasa. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2006.p.782-92

32

Page 33: Makalah Kelompok E2 Blok 6

4. Ferragamo M. Octopus cells of the mammalian ventral cochlear nucleus sense the

rate of depolarization. J Neurophysiol J, 2002. p.2262-70.

5. Burkitt HG, Young B, Health JW. Tambajong J,alih bahasa. Histologi fungsional.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.p.115-398

6. Moore KL, Agur AMR. Laksman H,alih bahasa. Anatomi klinis dasar. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002.p.401-8

7. Junqueira LC,Carneiro J. Dharma A, alih bahasa. Histologi dasar. Edisi 5.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.p.212-8

8. Bevelander G, Ramaley JA. Gunarso W,alih bahasa. Dasar-dasar histologi. Edisi

8. Jakarta : Penerbit Erlangga;2001.p.433-41

9. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.h.151-174

10.Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2011.p.176-88

11.Barrett KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL. Hearing and equilibrium. In:

Ganong’s review of medical physiology. 23rd edition. International edition 2010.

Singapore: McGraw-Hill; 2010.p.203-13.

12.Campbell NA, Reece JB. Biology. 8th edition. San Francisco: Pearson Benjamin

Cummings; 2008.

13.Purves D, Augustine GJ, Fitzpatrick D. Neuroscience. 2nd edition.Sunderland (MA):

Sinauer Associates; 2001

14.Orient JM. Sapira's art and science of bedside diagnosis. 4th ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins; 2010.

33