Makalah Kelompok c1 Blok 26

29

Click here to load reader

Transcript of Makalah Kelompok c1 Blok 26

Page 1: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Cakupan imunisasi dasar belum mencapai target

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai

dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui

Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya

manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan

dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang

valid.

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda

(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit

degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas

wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya

vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk

mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat

dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan

“Indonesia Sehat 2010” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan

kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi

positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan

pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat” yaitu pembangunan

kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan

kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan

penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan

terpadu dan berkesinambungan.

1

Page 2: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Puskesmas

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional

yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,

dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh

pemerintah dan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh

puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar

terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan

‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi mencapai derajat

kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Pelayanan di Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan

preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan

perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat

memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh

puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di

masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas

pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa

(polindes).1

Fungsi Puskesmas

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

- Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan

- Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya

- Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa

mengabaikan penyembuhan dan pemulihan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

2

Page 3: Makalah Kelompok c1 Blok 26

- Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan

masyarakat:

Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat

Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk

pembiayaan

Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program

kesehatan

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan

perorangan, dan pelayanan kesehatan masyarakat

- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan.1,2

BAB II

ISI

Skenario :

Dokter Tr sudah bertugas di Puskesmas sekitar 6 bulan. Ia mengadakan lokakarya mini

Puskesmas dan mendapatkan cakupan imunisasi dasar, peserta baru KB, ANC bahwa

belum mencapai hasil yang diharapkan. Ia mempunyai staf 1 orang dokter gigi, 3 orang

perawat, 1 orang sanitarian dan 3 orang administrator. Wilayahnya mencakup kecamatan

dengan populasi 30.000 jiwa. Sebagian besar transportasi dilakukan dengan motor,

perahu bermotor dan jalan kaki.

3

Page 4: Makalah Kelompok c1 Blok 26

PROGRAM IMUNISASI DASAR PUSKESMAS

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak

akan menderita penyakit tersebut.

A. Tujuan Umum

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

B. Tujuan Khusus

1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi

lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada

tahun 2010.

2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden dibawah 1 per

1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.

3. Tercapainya pemutusan rantai penularan Poliomyelitis pada tahun 2004-2005,

serta sertifikasi bebas polio pada tahun 2008.

4. Tercapainya Reduksi campak (RECAM) pada tahun 2005.

1. Masukan (input)

Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man),

dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan

manajemen (method). Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :

- Jumlah, besarnya input

- Mutu struktur atau input

4

Page 5: Makalah Kelompok c1 Blok 26

- Besarnya anggaran atau biaya

- Kewajaran

2. Proses/administrasi

Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana

pusat kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi ialah

proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam

penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Jadi administrasi adalah

penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja.

Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orang-

orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah

ditetapkan.

a) Perencanaan

Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk

mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaa akan memberikan

pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa

yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana

pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina oleh DKK, yang

bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan

masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan mutu

pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan

kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan

kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana

pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam

melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.3

5

Page 6: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh

puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun

sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau

lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk

jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik

seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang

mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.

b) Pengorganisasian

Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur

organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit

fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya

akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.

Struktur organisasi puskesmas

Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas

Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha

Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.

Tugas pokok;

Kepala Puskesmas : bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan

kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural, dan jabatan

fungsional

Kepala urusan tata usaha : bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan

dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan

Unit I : bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga

berencana dan perbaikan gizi

Unit II : Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana

6

Page 7: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Unit III : Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja

dan manula

Unit IV : Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan

sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya

Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya masyarakat

dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat

Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

Unit VII : Melaksanakan kegiatan kefarmasian.2,3

c) Pelaksanaan

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah

dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang

bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber

daya manusia dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan

komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang

manjer. Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim

kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara

efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana

manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai

kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan

bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.2,3

Tujuan fungsi pelaksanaan:

Menciptakan kerjasama yang lebih efisien

Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf

Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini

Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf

Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.

7

Page 8: Makalah Kelompok c1 Blok 26

d) Pengawasan

Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi

terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi

pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil

yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau

penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah,

dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar

efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas

staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.

Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:

Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai

Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya

Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab

terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan prlu

berusaha lebih dulu untuk mencari factor penyebabnya, kemudian menetapkan

langkah-langkah untuk mengatasinya.

3. Keluaran (output)

Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan

profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan. Dapat juga

berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.

Keluaran jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur

tertentu. Keluaran jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional

pasien.2,3

4. Sasaran

8

Page 9: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu

program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

5. Dampak

Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan

kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk

dinilai.

6. Umpan balik

Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan

dari suatu sistem.

Pelayanan Puskesmas

Promosi kesehatan

Kesehatan ibu dan anak (KIA)

Balai pengobatan umum

Balai pengobatan gigi

Kosultasi gizi

Immunisasi

Konsultasi kesehatan remaja dan usila

Usaha kesehatan sekolah (UKS)/UKGS

Pencegahan dan pemberantasan penyakit

Kesehatan lingkungan

Kesehatan jiwa

Pemeriksaan laboratorium sederhana

Kesehatan mata

Kesehatan telinga4.

9

Page 10: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Masalah

Namun dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang

dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target

yang ditetapkan. Misalnya cakupan imunisasi yang tidak cukup. Hal ini dapat disebabkan

oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau pelaksanaan

program yang tidak efesien.

Imunisasi merupakan salah satu program pelayanan Puskesmas yang bertujuan

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi. Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu

pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat

aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.

Pemberian vaksin bisa melalui injeksi, misalnya vaksin BCG, DPT, DT, TT, Campak,

dan Hepatitis B. Sedangkan yang diberikan secara oral yaitu vaksin polio. Pemberian

vaksin secara dini dan rutin pada bayi dan balita diketahui mampu memunculkan

kekebalan tubuh secara alamiah. Cara itu sangat efektif, mudah, dan murah untuk

menangkal berbagai penyakit menular.5

Penyebab

Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program

dapat dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan

pada sumber daya dan proses (input dan proses).

1. Input:

- Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang

rendah. Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.

- Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya

dana terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II.

- Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang

tersedia tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di

wilayah kerja Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.

10

Page 11: Makalah Kelompok c1 Blok 26

- Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang

dimiliki oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan

supervisi. Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang

tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang

dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga staf terperangkap pada

rutinisme, dan laporannya belum dibuat.

2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)

- Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga

rencana kerja operasional tidak relevans dengan upaya pemecahan masalah

- Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak ada

- Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala

Puskesmas tidak disenangi staf

- Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang dilakukan serta

pencatatan data untuk monitoring program kurang akurat dan jarang

dimanfaatkan.6

3. Lingkungan

- Misalnya hambatan geografis (jalan rusak)

- Iklim atau musim yang kurang menguntungkan

- Masalah tingkat pendidikan yang rendah

- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos)

Antara hal-hal dapat menimbulkan masalah adalah:

Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas

Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota terlalu berat

Sistem manajemen Puskesmas dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan

11

Page 12: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak

sesuai lagi dengan era desentralisasi

Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan

kebutuhan kesehatan masyarakat setempat

Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal

Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa

depan.

Dampak

Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output Untuk

manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat

kesehatan .Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan

tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.

KEBUTUHAN KESEHATAN (HEALTH NEEDS)

Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya

bersifat mutlak . Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di

masyarakat . Masalah kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah

penyakit yang diderita . Masalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan

masyarakat.

Menurut Gordon dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan

ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan Environment . Upaya untuk menemukan

kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga faktor tsb . Apabila

penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi)

TUNTUTAN KESEHATAN (HEALTH DEMANDS)

12

Page 13: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif,

karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif . Tuntutan kesehatan yang subyektif

dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb)

Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran

CONTOH; NEEDS – DEMANDS

Kebutuhan: sembuh , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter spesialis

Kebutuhan: lahir normal , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter spesialis

Kebutuhan: rawat inap , Tuntutan: Klas 3, Klas 2, Klas 1, Pavilyun

Kebutuhan: mengetahui DJJ , Tuntutan: funanduskop, Doppler, USG.

2.6 Penyelesaian

Pada kasus kita di dapatkan :

a.input : MAN 1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator

MONEY-MATERIAL uang,vaksin,transportasi,alat kontrasepsi,alat-

alat pemeriksaan tidak diketahui

METHOD kemampuan/keahlian tenaga medis , cara yang digunakan

(tidak diketahui)

MARKET 30.000 jiwa , area jangkauan sulit

b.proses : PLANNING menyusun anggaran tidak diketahui

faktor yang mempengaruhi : data dasar penyusunan anggaran

tidak akurat.

ORGANIZING penyusunan staf kurang personil

ACTUATING penggerakan,pengkoordinasian tidak efektif

CONTROLLING penyusunan laporan evaluasi

13

Page 14: Makalah Kelompok c1 Blok 26

c.output : cakupan imunisasi dasar , program KB , ANC

d.sasaran : bayi , balita , ibu , pasutri/keluarga , ibu hamil

e.dampak : - cakupan imunisasi dasar belum mencapai hasil

- peserta baru KB belum mencapai hasil

- ANC belum mencapai hasil

Penyelesaian :

a. Imunisasi dasar

PELAYANAN IMUNISASI

Imunisasi yang diwajibkan:

VaksinasiJadwal

pemberian-usiaBooster/Ulangan Imunisasi untuk melawan

BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis

Hepatitis B

Waktu lahir-

dosis 1

1 bulan-dosis 2

6 bulan-dosis 3

1 tahun-- pada bayi

yang lahir dari ibu

dengan hep B

Hepatitis B

DPT dan

Polio

3 bulan-dosis 1

4 bulan-dosis 2

5 bulan-dosis 3

18 bulan-booster 1

6 tahun-booster 2

12 tahun-booster 3

Dipteria, pertusis, tetanus, dan

polio

campak 9 bulan -- Campak

14

Pelayanan : Imunisasi bayi.

Prosedur : Pemberian Imunisasi.

Page 15: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Imunisasi yang dianjurkan:

VaksinasiJadwal pemberian-

usiaBooster/Ulangan

Imunisasi untuk

melawan

MMR1-2 tahun 12 tahun Measles, meningitis,

rubella

Hib

3 bulan-dosis 1

4 bulan-dosis 2

5 bulan-dosis 3

18 bulan Hemophilus

influenza tipe B

Hepatitis A 12-18 bulan -- Hepatitis A

Cacar air 12-18 bulan -- Cacar air

1. TUJUAN :

Sebagai Pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam memberikan Imunisasi pada

bayi.

2. SASARAN :

Petugas Imunisasi dalam mempersiapkan alat / sarana, vaksin serta kesiapan

petugas dalam pemberian Imunisasi kepada bayi ( penyuntikan ).

3. URAIAN UMUM :

Persiapan alat : Spuit lengkap, alat sterilisator, kapas air

hangat.

Persiapan Vaksin : Vaksin yang sesuai dengan sasaran

dimasukkan dalam termos es ( vaksin carier ).

Persiapan sasaran : Pemberitahuan kepada orang tua bayi ( sasaran )

tempat penyuntikan dan efek sampingnya.

15

Page 16: Makalah Kelompok c1 Blok 26

Pemberian Imunisasi : Pengambilan vaksin sesuai dengan

dosisnya.

Desinfeksi pada tempat yang akan disuntik.

Pemberian Imunisasi sesuai dengan jenis vaksin

sbb :

» BCG : Intra cutan, dosis 0,05 cc.

» Polio : Tetes mulut, dosis 2 tetes.

» DPT, HB, Campak : Subcutan, dosis 0,5 cc.

Pemberian obat antipiretik untuk imunisasi DPT, dijelaskan cara dan

dosis pemberian.

Memberikan Informasi kepada orang tua bayi mengenai jadwal

imunisasi berikutnya.

Pencatatan / pelaporan : Imunisasi yang diberikan dicatat dalam

buku catatan imunisasi dan Buku KIA / KMS.

4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :

a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi

yang telah membawa Buku KIA / KMS di Ruang Imunisasi setelah

mendaftar di loket pendaftaran.

b. Petugas memriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan

menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.

c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya

( keadaan bayi yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila

tidak akan dirujuk ke Ruang Pengobatan ).

d. Petugas menyiapkan alat ( menyeteril alat suntik dan kapas air

hangat ).

e. Petugas menyiapkan vaksin ( vaksin dimasukkan ke dalam

termos es ).

f. Petugas menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang

bayi tentang tempat penyuntikan.

16

Page 17: Makalah Kelompok c1 Blok 26

g. Petugas memberikan Imunisasi ( memasukkan vaksin ke dalam

alat suntik, desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat, memberikan

suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan jadwal imunisasi yang

akan diberikan.

h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi

kepada orang tua bayi sasaran imunisasi.

i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT,

dijelaskan cara dan dosis pemberian.

j. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal

imunisasi berikutnya.

Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan Buku Catatan Imunisasi

serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.2-8.

Kesimpulan

Puskesmas merupakan suatu organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya

kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh

masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan

pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran

serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan ‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan

tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk perorangan

dan masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan di

Puskesmas mencakup pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan

rehabilitative. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat mencakup upaya promosi

kesehatan, kesehatan ibu dan anak, program imunisasi, konsultasi gizi, upaya kesehatan

sekolah dan sebagainya. Namun dalam usaha merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut

harus mendapat kerjasama semua pihak termasuklah individu, keluarga, masyarakat dan

pemerintah.

17

Page 18: Makalah Kelompok c1 Blok 26

BAB III

PENUTUP

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak

akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi merupakan salah satu program yang dipilih

untuk dilakukan oleh Puskesmas bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan

dan kematian bayi dan anak. Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi DPT, BCG, Polio,

Campak, dan hepatitis B. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan program

imunisasi dasar di Puskesmas yang berasal dari input dan proses. Yaitu tersedianya

tenaga, dana, sarana dan prasarana yang cukup, metode yang sesuai dan efektif,

pemasaran yang cukup luas, proses perencaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengendalian yang baik. Jika program yang dilakukan berhasil maka akan memberi

dampak pada menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan anak.

18

Page 19: Makalah Kelompok c1 Blok 26

DAFTAR PUSTAKA

1. KepMenKes RI Nomor 128/MenKes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar

Puskesmas. 10 Februari 2004. Departemen Kesehatan RI.

2. KepMenKes RI Nomor 1059/MenKes/SK/IX/2004 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi. 22 September 2004. Departeman Kesehatan RI.

3. Theophilus S. Imunisasi. Februari 2005. Diunduh dari

http://orliniqlima.multiply.com/journal/item/14/Imunisasi, 10 Juli 2010.

4. Ridlo IA. Model Puskesmas Era Desentralisasi. September 2008. Diunduh dari

http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmas-era-

desentralisasi.html, 10 Juli 2010.

5. Uptpuskesmasplayenii. Penilaian Kinerja UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010.

Mei 2010. DinKes Kab. Gunung Kidul.

6. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Suroso. Februari 2010. Diunduh dari

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15, 12 Juli 2010

7. Puskel. 7 Konsep Dasar Pembenahan Kinerja Manajemen Puskesmas. Januari 2010.

Diunduh dari http://www.puskel.com/7-konsep-dasar-pembenahan-kinerja-

manajemen-puskesmas/, 13 Juli 2010.

8. Fahmi F. Laporan Kegiatan Pengelolaan Puskesmas. Maret 2010. Diunduh dari

http://www.docstoc.com/docs/41903480/Laporan-Kegiatan-Pengelolaan-Puskesmas,

13 Juli 2010.

9. Rachmat RHH. Pembangunan Kesehatan di Indonesia, Prinsip Dasar, Kebijakan,

Perencanaan dan Kajian Masa Depan. Gadjah Mada University Press, 2004.

19

Page 20: Makalah Kelompok c1 Blok 26

20