Makalah kelompok 4 tif e

19
MAKALAH PEMAKAIAN TANDA BACA Disusun Oleh: Kelompok 4 Brury Arismanto Deri Ferdiansyah Dewi Sartika PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2014

description

tugas

Transcript of Makalah kelompok 4 tif e

Page 1: Makalah kelompok 4 tif e

MAKALAH

PEMAKAIAN TANDA BACA

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Brury Arismanto

Deri Ferdiansyah

Dewi Sartika

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2014

Page 2: Makalah kelompok 4 tif e

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, serta

berkah-Nya, sehingga penulisan makalah yang berjudul ”Pemakaian Tanda

Baca” ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, beserta seluruh keluarga dan sahabat-Nya, serta umat-

Nya yang senantiasa selalu istiqomah di atas sunnah-sunnah, serta ajaran

yang beliau bawa sampai hari kiamat kelak.

Dalam penulisan makalah ini, akan di jelaskan berbagai bahasan tentang

penggunaan tanda baca. Dengan tekad dan semangat yang tinggi serta adanya

bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis mampu dirampungkan dengan

hasil yang insya-Allah berguna untuk pendengar. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini kami akan mempresentasikan hasil kerja kelompok kami.

Makalah ini merupakan refrensi baru bagi para pemerhati pendidikan,

terutama yang menkhususkan kajiannya pada pemakaian tanda baca. Disadari

bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu,

kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Akhirnya semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 20 September 2014

Penulis

Page 3: Makalah kelompok 4 tif e

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................

1.1. Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................. 2

1.3. Tujuan ............................................................................................................................... 2

1.4. Manfaat ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................

1.1. Pengertian Tanda Baca..................................................................................................... 3

1.2. Pemakaian Tanda Baca .................................................................................................... 3

1.3. Kesalahan dan Solusi Penggunaan Tanda Baca............................................................... 14

BAB III PENUTUP......................................................................................................................

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 15

3.2. Saran................................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

Page 4: Makalah kelompok 4 tif e

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap karya tulis ilmiah (makalah, skripsi, laporan penelitian) dan wacana tulis dinas

(laporan kegiatan, laporan tugas dinas) menerapkan aturan-aturan Ejaan Bahasa Indonesia

yang Disempurnakan (EYD). EYD memberikan salah satu dari beberapa pedoman yang ada,

yaitu penggunaan tanda baca

Bahasa tulisan sebagai sebagai salah satu bentuk wacana yang menggunakan bahasa

sebagai mediumnya mensyaratkan seorang penulis untuk menguasai kaidah-kaidah bahasa,

khususnya penggunaan EYD. Karena dengan pengusaaan terhadap kaidah EYD, dapat

dipastikan pesan informasi yang disampaikan dalam tulisannya dapat dengan mudah dipahami

oleh pembacanya (Syarif Yunus, 2012).

Banyak sekali buku, makalah, media massa yang membahas penggunaan tanda baca

dalam karya tulis ilmiah, tetapi kurang intensif. Pembahasan mengenai tanda baca akan

diperjelas, dengan memperhatikan aturan yang ada (EYD). Dengan mempertimbangkan

kajian tersebut, makalah ini mengkaji pengunaan tanda-tanda baca yang akan memberikan

pedoman dalam penulisan karya tulis ilmiah.

Oleh karena itu masalah dalam makalah ini dirumuskan dengan pertanyaan apa

pengertian dan bagaimana pemakaian tanda baca? apa solusi terbaik agar tidak ada kesalahan

dalam memakai tanda baca?.

Pembahasan tanda baca pada makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengertian tanda

baca, dapat mendiskripsikan pemakaian tanda baca, juga diharapkan dapat mengetahui akibat

yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca dan dapat mendiskripsikan solusi

terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda baca.

Page 5: Makalah kelompok 4 tif e

2

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai

berikut.

1) Apa pengertian tanda baca?

2) Bagaimana pemakaian tanda baca?

3) Bagaimana kesalahan dan solusi penggunaan tanda baca?

1.3. Tujuan Penulisan

Keempat masalah tersebut dibahas dalam makalah ini dengan tujuan:

1) mendeskripsikan pengertian tanda baca;

2) menjelaskan pemakaian tanda baca;

3) mendeskripsikan akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca;

4) mendeskripsikan solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda

baca.

1.4. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberi wawasan kepada pembaca mengenai

pemakaian tanda baca yang baik dan benar serta mampu memaparkan beberapa contohnya,

sehingga tidak lagi terjadi kesalahan dalam penulisan tanda baca.

Page 6: Makalah kelompok 4 tif e

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan

frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu

tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

2.2. Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca bersangkutan dengan (1) tanda baca apa yang tepat dipilih

dalam menuliskan kalimat atau karangan dalam bahasa Indonesia dan (2) bagaimana cara

menuliskan tanda baca tersebut (rapat ataukah renggang/spasi). EYD memberikan salah satu

pedoman dalam hal penggunaan tanda baca. Penerapan tanda baca dalam penulisan yang

masing-masing mempunyai kaidah tersendiri. Macam-macam tanda baca beserta fungsinya

sebagai berikut:

A. Tanda Titik (.)

1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.

2) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau

daftar.

Misalnya: a. III. Departemen Dalam Negeri

b. 1. Patokan Umum

1.1 Isi Karangan

Page 7: Makalah kelompok 4 tif e

4

Catatan: Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian

atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka

atau huruf.

3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan

waktu.

Misalnya: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan

jangka waktu.

Misalnya: 1.35.20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)

5) Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan

tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Poestaka.

6) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Misalnya: Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

7) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang

tidak menunjukan jumlah.

Misalnya: Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

8) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala

ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya: Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD ‘45)

9) Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)

nama dan alamat penerima surat.

Misalnya: Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik)

Jakarta (tanpa titik)

1 April 1985 (tanpa titik)

Page 8: Makalah kelompok 4 tif e

5

Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)

B. Tanda Koma (,)

1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat serata

berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

Misalnya: Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak

kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

4) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika

anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

5) Tanda koma dipakai di belakangkata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang

terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi

pula,meskipun begitu, akan tetapi.

Misalnya:

... Oleh karena itu, kita harus hati-hati.

6) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti kata seperti o, ya, wah, aduh,

kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.

Misalnya: Wah,bukan main!

7) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dari

kalimat.

Misalnya: “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena kamu lulus.”

Page 9: Makalah kelompok 4 tif e

6

8) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)

tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis

berurutan.

Misalnya: (i) Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor.

(ii) Sdr. Anwar, Jalan Pisang Batu 1, Bogor

(iii) Surabaya, 10 Mei 1960

(iv) Kuala Lumpur, Malaysia.

9) Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam

daftar pustaka.

Misalnya:

Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.

Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

10) Tanda koma dipakai di antara namaorang dan gelar akademik yang mengikutinya

untuk membedakannya darisingkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Misalnya: B. Ratulangi, S.E.

Ny. Khadijah, M.A.

11) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Misalnya: Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti

latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit

tanda koma:

Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.

Page 10: Makalah kelompok 4 tif e

7

12) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang

dinyatakan dengan angka.

Misalnya: Rp 12,50

13) Tanda koma dapat dipakai––untuk menghindari salah baca––di belakang keterangan

yang terdapat pada awal kalimat.

Misalnya:

Atas bantuan Edyar, Agus mengucapkan terima kasih.

Bandingkan dengan:

Agus mengucapkan terima kasih atas bantuan Edyar.

14) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang

mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya

atau tanda seru.

Misalnya: “ Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.

C. Tanda Titik Koma (;)

1) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis

dan setara.

Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.

2) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk

memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Misalnya: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di

dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional.

Page 11: Makalah kelompok 4 tif e

8

D. Tanda Titik Dua (:)

1) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya: Ketua : Moch. Achyar

Sekretaris : Tati Suryati

2) Tanda titik dua dipakai (a) di antara jilid atau nomor dan halaman, (b) diantara surah

dan ayat dalam kitab suci, (c) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (d)

nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.

Misalnya:

a. Tempo, I (34), 1971:7

b. Surah Yasin:9

c. Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

d. Marzuki dan Rudy W. 2006. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar

Swadaya.

3) Titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku

dalam percakapan.

Misalnya:

Ayah : “Karyo, sini kamu!”

Karyo : (datang menghampiri) “Ada apa, Pak?”

Ayah : “Tolong ambilkan sepatu hitam yang di atas lemari!”

4) Titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian

atau pemerian.

Misalnya: Pak Adi mempunyai tiga orang anak: Ardi, Aldi, dan Asdi.

Page 12: Makalah kelompok 4 tif e

9

E. Tanda Hubung (-)

1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar atau kata berimbuhan yang terpisah

oleh pergantian baris.

Misalnya:

2) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya: Anak-anak, kupu-kupu, berulang-ulang, kemerah-merahan,

3) Tanda hubung menyambung huruf dari kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian

tanggal.

Misalnya: p-a-n-i-t-i-a

17-08-1945

4) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan kata dengan kata berikutnya atau

sebelumnya yang dimulai dengan huruf kapital, kata/huruf dengan angka, angka

dengan kata/huruf.

Misalnya: se-Indonesia, se-Jabodetabek, mem-PHK-kan, sinar-X

5) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur

bahasa asing.

Misalnya: di-smash, pen-tackle-an

Walaupun demikian, masih banyak yang ti-

dak mematuhi peraturan tersebut.

Page 13: Makalah kelompok 4 tif e

10

F. Tanda Pisah (––)

1) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar

bangun kalimat.

Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu––saya yakin akan tercapai––diperjuangkan

oleh bangsa itu sendiri.

2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain

sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Misalnya: Rangkaian temuan ini––evolusi, teori kenisbian, dan kini juga

pembelahan atom––telah mengubah konsepsi kita tentang alam

semesta.

3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau kata dengan arti ‘sampai dengan’ atau

‘sampai ke’.

Misalnya: 2004––2009

Jakarta––Bandung

G. Tanda Elipsis (...)

1) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat atau dialog yang terputus-putus.

Misalnya: Kalau begitu ... ya, ayo kita berangkat.

2) Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang

dihilangkan.

Misalnya: Ibu baru pulang ... pasar.

Catatan:

Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

Page 14: Makalah kelompok 4 tif e

11

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai

4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1

tanda titik untuk menandai akhir kalimat.

Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.

Misalnya:

Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ....

H. Tanda Tanya (?)

1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan ia berangkat?

2) Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan

kebenarannya.

Misalnya:

Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

I. Tanda Seru (!)

1) Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah.

Misalnya: Bersihkan kamar itu sekarang juga!

2) Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang menggambarkan

kesungguhan, ketidak percayaan, ketakjuban, ataupun rasa emosi yang kuat.

Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!

Page 15: Makalah kelompok 4 tif e

12

J. Tanda Kurung (( ))

1) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya: Komisi A telah selesai menyusun GBPK (Garis-Garis Besar Program

Kerja) dalam sidang pleno tersebut.

2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok

pembicaraan.

Misalnya: Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan perkembangan per-ekonomian

Indonesia lima tahun terakhir.

3) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

Misalnya: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)

modal.

4) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat

dihilangkan.

Misalnya: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Sahrul

Gunawan berasal dari (kota) Bogor.

K. Tanda Kurung Siku ([ ])

1) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai korekssi atau

tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu

menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah

asli.

Misalnya: Sang Puteri men[d]engar bunyi gemerisik.

2) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda

kurung.

Page 16: Makalah kelompok 4 tif e

13

Misalnya: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II

[lihat halaman 35––38]) perlu dibentangkan di sini.

L. Tanda Petik (“ “)

1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah

atau bahan tertulis lainnya.

Misalnya: Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa

Indonesia”.

2) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam

kalimat.

Misalnya: Sajak “Berdiri Aku” terdaapat pada halaman 5 buku itu.

3) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai

arti khusus.

Misalnya: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.

M. Tanda Petik Tunggal (‘...’)

1) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Misalnya: Tanya Basri, Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”.

2) Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan

asing.

Misalnya: Feed-back berarti ‘balikan’.

N. Tanda Garis Miring (/)

1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Page 17: Makalah kelompok 4 tif e

14

Misalnya: No. 12/PK/2005

Masa Bakti 2005/2006

Tahun Ajaran 2006/2007

2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.

Misalnya: Laki-laki/Perempuan

120 km/jam

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

1) Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Misalnya: Gunung pun ‘kan kudaki. (‘kan = akan)

Dia 'kan sudah kusurati. ('kan = bukan)

Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

1 Januari '08 ('08 = 1988)

2.3. Kesalahan dan Solusi Penggunaan Tanda Baca

Pemakaian tanda baca jangan dianggap tidak penting, jikalau ada kesalahan dalam

pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengertian jika dipandang dari sisi benar

maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah.

Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah berlatih dan

belajar dengan sungguh-sungguh, apalah arti ilmu kalau tidak dimanfaatkan dengan baik.

Banyak referensi terlengkap yang menjadi rujukan untuk mengetahui bermacam-macam tanda

baca serta penggunaanya, salah satunya adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Page 18: Makalah kelompok 4 tif e

15

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik 4 kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan dengan suara atau kata dan

frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan

organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu

pembacaan.

2. Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal tahu

saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang seri muncul (salah

penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah.

3. Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal

yang tanpa disadari.

4. Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang

timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.

3.2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan, diajukan saran-saran konstruktif kepada pihak-pihak yang

bersangkutan. Pertama, pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan

tanda baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media

internet atau buku, agar kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat

dicegah sedini mungkin.

Kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya perhatian para penulis karya ilmiah yang

kurang tahu mengenai seluk beluk membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar

Page 19: Makalah kelompok 4 tif e

16

DAFTAR PUSTAKA

Jupriono, D. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah. Surabaya: Untag 1945

Surabaya

Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.2009. “Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009”. http://id.wikisource.org.

Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi XVI.

Jakarta: Depdiknas & Balai Pustaka.

Yunus, S. 2012. “Penggunaan EYD dalam Penulisan Surat”. www.kompasiana.com. 6

Desember 2013