MAKALAH Kayu Finis
Transcript of MAKALAH Kayu Finis
MAKALAH
BAHAN KAYU
(DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH
TEKNOLOGI BAHAN)
DOSEN : RUSLAN EFENDI S, SN
OLEH :
FAJAR TAUFIK H NIM : 112009005
PROGRAM STUDI TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK SUKABUMI
KAMPUS : JL. BABAKAN SIRNA NO. 25 TELP/FAX 0266-215417
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga
bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya
dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari buku dan internet. Saya
telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang
Kayu.
Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena
itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari para
pembaca,
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya
mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.
halaman
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan 2
C. Identifikasi masalah
3
BAB II Pembahasan
4
A. Pengertian
a). Bagian-Bagian Kayu 5
b). Keuntungan kayu 6
c). Kerugian kayu 7
B. Klasifkasi Kayu
8
1. Golongan kayu 9
2. Stuktur kayu
3. Berat jenis dan kekuatan kayu 10
4. Kadar lengas 11
5. Penebangan kayu 12
6. Penyusutan, Pengeringan, dan Penggergajian 13
7. Keawetan kayu 14
8. Mutu kayu 15
9. Cacat kayu 16
10. Tegangan izin kayu dan modulus elastis 17
11. Perdagangan kayu Indonesia 18
12. Jenis kayu Indonesia 19
C. Sifat Kayu
20
D. Bahan – Bahan
21
E. Proses pembahasan kayu buatan
22
1.Pengertian 23
2.Maksud dan tujuan pembuatan kayu lapis 24
3.Ihtisar / Skema kayu – kayu lapis 25
4.Jenis – jenis kayu lapis 26
F. Cara pembuatan lembaran finer 27
G. Proses pembuatan kayu lapis 28
H. Penggolongan kayu lapis 29
I. Ukuran standard kayu lapis dalam perdagangan 30
J. Penggunaan kayu lapis 31
K. Keuntungan dari penggunaan kayu lapis di banding dengan kayu masif
32
1. Papan partikel / Particle board 33
2. Papan wol kayu 34
3. Papan kayu semen 35
L.Pengawetan kayu 36
M.Perawatan
37
BAB III Penutup
38
N. Kesimpulan
39 O. Kritik dan Saran
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perlu diketahui bahwa Indonesia memiliki sumber potensi hutan yang tidak
sedikit, sekitar 4.000 lebih jenis kayu. Dari jumlah tersebut hanya sebagian kecil saja
yang telah diketahui sifat serta kegunaannya dan jumlah ini pun masih juga belum
memenuhi sasaran tujuan pemakaian.Sebagaian masyarakat masih cenderung
menggunakan jenis kayu tertentu. Misal Pulau Jawa masih identik dengan kayu Jati.
Demikian dengan Pulau Kalimantan yang identik dengan kayu Kampernya.Akibatnya
jenis kayu lainnya yang justru mungkin memiliki potensi lebih besar.
Hutan dan kayu merupakan rahmat dari Allah yang perlu dimanfaatkan
sepenuhnya untuk kesejahteraan manusia. Hanya masalahnya bagaimana manusia itu
sendiri memanfatkannya. Kayu merupakan salah satu hasil dari sumber kekayaan alam
yang kita sadari atau tidak sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, merupakan
bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi
(seperti meja, kursi, almari, dipan dan lain-lain). Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus,
yang tidakdapat di tiruolehbahan-bahanlain.Pengertian kayu yang saya maksut disini
adalah suatu bahan yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan melalui
tahap-tahap tertentu, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan
dan dipilah bagian-bagian mana yang lebih banyak dapat dimanfaatkan untuk sesuatu
tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industry maupun kayu bakar.
B. Tujuan
Kayu merupakan suatu kebutuhan masyarakat secara luas Mengenal suatu bahan
kayu dengan tujuan digunakan, merupakan hal yang penting, baik bagi para usahawan
yang bergerak dalam industri kayu, maupun para pemakai kayu lainnya. maka dengan
penuh kekurangan makalah kayu ini dapat membantu bagi para pecinta kayu untuk
memperdalam pengetahuan tentang kayu serta cara merawat kayu yang baik.
C. Identifikasi Masalah
Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat.
Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran
sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jensi komersial
seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran.Karena kecepatan antara pemanenan
dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian
menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif
mahal. Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi keterbatasan jumlah pasokan
kayu hutan antara lain dengan mengalihkan perhatian kepada jenis-jenis kayu yang
berasal dari hutan rakyat atau hutan tanaman, terutama sebagai bahan baku industry
pengolahan kayu, baik yang berskala kecil maupun besar. Demikian pula untuk keperluan
bahan bangunan dan industri barang kerajinan. Oleh sebab itu, kayu yang berasal dari
hutan tanaman maupun hutan rakyat yang potensinya cukup besar diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan kayu untuk berbagai keperluan tersebut. Di sisi lain, kayu yang
dihasilkan dari hutan tanaman dan hutan rakyat pada umumnya merupakan jenis kayu
cepat tumbuh, seperti kayu mangium, mahoni, rasamala, gmelina, sengon dan lain-lain.
Jenis-jenis kayu tersebut relatif bermutu rendah karena selain berumur muda, juga
mengandung banyak cacat seperti mata kayu, miring serat, cacat bentuk dan sebagainya.
Sehingga untuk dapat memenuhi persyaratan bahan konstruksi bangunan diperlukan
teknologi yang tepat sesuai dengan tujuan penggunaannya. Sebagai bahan konstruksi
bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan
baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat : mampu menahan
bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang
direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur
pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan
pemakainnya dalam konstruksi.
BAB IIA. Pengertian kayu
Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan
termasuk vegetasi alam. Kayu mempunyai 4 unsur esensial bagi manusia antara lain:
1. Selulosa, unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 % berat
kayu.
2. Lignin, merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28% dari berat
kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan srtukturil kayu dan
memberikan sifat keteguhan kepada kayu.
3. Bahan-bahan ekstrasi, komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti : bau,
warna, rasa, dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka kayu bisa
didapatkan hasil yang lain misalnya: tannin, zat warna, minyak, getah, lemah, malam, dan
lain sebagainya.
4. Mineral pembentuk abu, komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar
habis. Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.
1.Bagian-Bagian Kayu
a. Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai
pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
b. Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan
lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
c. Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu
baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
d. Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-
bagian pohon yang lain.
e. Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan
kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
f. Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak
permulaan kayu itu tumbuh.
g. Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan
yang tidak teratur.
2. Keuntungan kayu
a. Murah dan mudah dikerjakan
b. Mempunyai kekuatan yang tinggi dan bobotnya rendah
c. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pegaruh listrik (bersifat isolasi), kimia,.
d. Bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa diperoleh dalam waktu
singkat.
e. Pembebanan tekan biasanya bersifat elastis.
f. Bila terawat dengan baik akan tahan lama.
3. Kerugian kayu
a. Kurang homogen ketidaksamaan sebagai hasil alam.
b. Cacat-cacat pada kayu.
c. Mudah terbakar.
d. Dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban.
5. Terjadinya lendutan yang cukup besar.
B. Klasifikasi kayu
1. Golongan Kayu
Kayu yang digunakan untuk macam-macam konstruksi bangunan dan perabot
rumah tangga berasal dari berbagai jenis.
Kita golongkan sebagai berikut :
a. Golongan Pohon Berdaun Lebar
Tumbuh didaerah tropis dan sub tropis
Tumbuh lambat, batang benjol-benjol
Berkayu keras
Di Indonesia banyak tumbuh + 90 jenis sebagai bahan bangunan
b. Golongan Pohon Berdaun Jarum
Tumbuh didaerah berhawa dingin
Tumbuhnya cepat, berbatang lurus
Kayunya rata-rata tidak keras
Contoh : Pohon Damar, Pinus
c.Golongan Pohon Palm
Tumbuh didaerah tropis dan berhawa panas
Dipegunungan > 600 m dari muka laut tidak mau tumbuh
Digunakan untuk gelagar, jembatan sementara, sebagai perancah pada
pelaksanaan konstruksi jembatan
Tidak terdapat dalam perdagangan khusus sebagai bahan bangunan, tetapi
bila ada pesanan saja
d.Golongan Rumput
Batang-batangnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan adalah famili
bambu / rumput raksasa
Keras, liat, ringan dan elastic
2. Stuktur Kayu
a.Kayu terdiri dari sel-sel yang tersusun oleh SELULOSE (sangat kecil ø 0,01
sampai 0,05 mm, panjang + 0,5 – 2 mm), terisi cairan bahan gula, getah,
damar, zat putih telur, lemak / protoplasma.
b.Sel-sel ini berkembang biak, makin tua makin tebal, membentuk serat-serat
kayu yang saling melekat oleh adanya zat LIGNINE yang telah menjadi keras
disebut ZAT KAYU.
Pada tampang lintang dari pohon, sebagian batang atau dahan akan terlihat bagian-
bagian sebagai berikut :
a. KULIT LUAR, kering sebagai kulit lindung
b. KULIT DALAM, lunak dan basah, bagian yang mengangkut bahan makanan dari
daun ke bagian lain.
c. KAMBIUN, disebelah dalam kulit dalam dan bagian ini mempunyai yang
membuat sel-sel kulit dan sel kayu.
d. KAYU GUBAL, warna putih, bagian ini mengangkut air dan zat makanan dari
tanah ke daun.
e. KAYU TERAS / GALIH, warnanya tua, bagian ini tadinya kayu gubal yang tak
bekerja lagi.
f. Hati
g. Jari-jari teras yang menghubungkan berbagai bagian dari pohon untuk
penyimpangan dan pemeliharaan bahan makanan.
Gelang tahun yang terlihat menunjukkan umur dari pohon, tiap tahun terbentuk satu
gelang tahun.
3. Berat jenis dan kekuatan kayu
Berat jenis kayu ditentukan pada kayu yang telah kering = kering udara.
Kadar lengas kering kayu di Indonesia 12 – 20 % dari kayu kering mutlak.
Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan (LPPK) di Bogor menggolongkan Kayu
Indonesia dalam 5 KELAS KUAT :
KLAS KUAT
BERAT JENISKering UdaraKadar Lengas
+ 15 %
KUAT LENTUR MUTLAKKg / Cm2
KUAT DESAK MUTLAKKg / Cm2
I
II
III
IV
V
> 0,90
0,90 – 0,60
0,60 – 0,40
0,40 – 0,30
< 0,30
> 1.100
1.100 – 725
725 – 500
500 – 360
< 360
> 650
650 – 425
425 – 300
300 – 215
< 215
4. Kadar lengas
Kadar lengas yang baik 24% - 30% sifat teknik kayu baik. Adalah titik yang
menunjukkan bahwa dinding sel jenuh dengan air, sedangkan rongga sel sudah
tidak mengandung air lagi.
Kayu mulai dapat menerima beban tambahan, makin kering kayunya makin besar
kekuatannya.
Kadar lengas kayu basah / baru ditebang = 40 – 200%
Proses dari basah sampai kering udara + 6 bulan.
5. Penebangan Kayu
Pada daerah sub tropis dilakukan pada musim dingin sebab
getahnya tidak banyak.
Proses penebangan dengan gergaji listrik, dipotong-potong
Pemotongan 4 – 8 meter
Diangkat ke tempat gergajian, digergaji berupa papan atau
balok
Sebelumnya direndam diair mengalir agar getah lamut atau serangga-serangga akan
mati, + 1 tahun lamanya.
6. Penyusutan, Penggergajian dan Pengeringan
Kayu akan menyusut bila mengering
Penyusutan arah tangensial + 7%
Arah radial + 5%
Arah aksial sedikit sekali
Pohon yang baru ditebang, bila dibiarkan mengering dalam
keadaan utuh akan retak-retak, perlu segera digergaji.
*Glondongan * Balok Gergajian
Untuk menghasilkan papan-papan yang baik, penggergajian
dilakukan dengan sistem biasa atau perempat.
Jika sebatang kayu gelondongan digergaji jadi papan
disebut KONVESI Kayu
*Sistem Biasa * Sistem Perempat
Cara penyimpanan kayu basah yang baru digergaji :
Ditempatkan dibangsal terbuka, tidak langsung kena terik
matahari
Untuk pengeringan yang baik memerlukan waktu 2 – 3
tahun
Tujuan pengeringan adalah untuk :
a. Memperkecil kadar lengas dalam kayu
b. Mencegah serangan cendawan dan bubuk
Dibawah kadar air 20% biasanya jasad renik yang menyebabkan pembusukan
tidak dapat hidup.
c. Untuk meningkatkan kekuatan kayu dan agar lebih mudah dikerjakan
d. Mengurangi berat
e. Menjaga kestabilan ukuran
f. Meningkatkan daya rekat kayu yang direkati
g. Meningkatkan daya resap zat pengawet
Cepat lambatnya kayu pengering tergantung beberapa faktor :
a. Suhu / derajat panas
Dalam kelembaban udara tetap, makin tinggi suhu, makin cepat mengering
b. Kelembaban udara
Dalam keadaan suhu tetap, makin rendah kelembaban udara, makin cepat
mengering
c. Peredaran Udara
Peredaran udara yang baik menyebabkan udara basah diganti dengan udara
yang kering dan panas
d. Jenis Kayu
Pada umumnya kayu daun jarum lebih cepat mengering dari kayu berdaun
jarum
e. Kayu Gubal dan Kayu Teras
Kayu gubal lebih cepat kering dari kayu teras
f. Kadar Air Permulaan
Makin basah kayu makin lama pengeringannya
Dua cara pengeringan : ALAMI dan dalam TUNGKU PENGERINGAN
a. Cara alami atau oleh udara berlangsung relatif lama
b. Menumpuk kayu atau papan menurut susunan tertentu ada 4 cara, yaitu :
1) Susunan Kotak, cocok untuk pengeringan papan yang berangsur-angsur dan
merata
2) Susunan Sandar, memerlukan dasar dan rak sandaran
3) Susunan Silang
4) Susunan Segitiga, untuk pengeringan bantalan atau papan tebal dan pendek
memerlukan tempat yang agak luas.
7. Keawetan Kayu
Keawetan kayu dan klasifikasinya berdasarkan percobaan sebagai berikut :
DAFTAR NO. 2 KLAS AWET KAYUKRITERIA/KLASIFIKASI I II III IV V
Lamanya kayu bertahan sebagai tonggak yang ditanam ditanah dan dibiarkan kena hujan dan panas
8 Thn 5 – 8 Thn 3 – 5 Thn 3 ThCepa sekali rusak
Lamanya kayu bertahan bila dibiar-kan kena hujan & panas, tetap tidak berhubungan dengan tanah basah
20 Thn15 – 20
Thn10 – 15
Thn10 Thn
Ceat rusak
Lamanya kayu bertahan sebagai konstruksi yang terlindung atau tertutup atap
Lama sekali
Lama sekali
Perlu peng
Awetan
Perlu peng
awetan
Perlu peng
Awetan
Diserang rayapTidak
diserangTidak
diserangDiserang Diserang Diserang
Diserang bubukTidak
diserangTidak
diserangTidak
diserangDiserang tak hebat
Diserang
8. Mutu Kayu
Berdasarkan PPKI, mutu kayu dibedakan dalam mutu A dan mutu B
MUTU A MUTU BaKadar lengas
b.Besar mata kayu tidak lebih dari
c.Balok tidak boleh mengandung bidang batas gubal yang lebih dari tinggi balok
d.Miring arah serat tg tidak boleh lebih
eRetak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari tebal kayu.
f.Menurut lingkaran tahunan tidak boleh lebih tebal kayu
Kering udara
1/6 lebar balok (3 ½ cm)
1/10
1/10
1/4
1/5
30 %
¼ lebar balok (5 cm)
1/10
1/7
1/3
1/4
9. Cacad kayu
a.Mata Kayu : sehat, lepas, busuk
b.Retak Cekung, hati kayu, berbentuk bintang, tapak petir
c.Pecah dan Celah : dibagian dalam, dibagian ujung
d.Lapuk
10. Tegangan izin kayu dan modulus elastis
No Klas Kuat Kayu MUTU A
Izin I II III IV1.
2.
3.
4.
5.
Modulus Elastis (E) sejajar seratLentur
Desak / Tarik
Desak tegak lurus seratGeser serah serat
125.000
150
130
40
20
100.000
100
85
25
12
80.000
75
6
15
8
60.000
50
45
10
5
kg/cm2
kg/cm2
kg/cm2
kg/cm2
kg/cm2
11. Perdagangan kayu indonesia
2. Kayu Gelondongan
Ø 40 cm keatas, pajang 1 – 6 meter
3. Kayu Balok
Panjang 2 – 3,5 meter
Ukuran penampang : 18/20 cm, 18/25 cm, 20/20 cm, 20/25 cm, 25/25 cm, 25/30
cm, 30/30 cm, 8,5/11 cm,
4. Kayu Gergajian
(Balok, Kaso, Reng, Papan)
Ukuran panjang 2 – 4 meter
- Balok : tebal 8 cm dan lebar 12, 14, 16, 18 cm
tebal 10 cm dan lebar 14, 16, 18, 20, 22 cm
- Kaso : tebal 5 x 7 cm
- Reng : 2 x 3 cm jarak 50 cm
3 x 5 cm jarak 100 cm
- Papan : tebal 2, 2 ½, 3 cm
Lebar 20, 25, 30, 40 cm
Kayu gergajian dari Kalimantan untuk di export ukurannya dalam inci sebagai
berikut :
Papan : tebal 1 ½“ lebar 8, 9, 10, 11, 12“
Panjang 4,5 m – 7,3 m
Balok : tebal 4” lebar 8, 10, 12”
Plat : tebal 13/4” lebar 10, 11, 12”
12. Jenis kayu indonesia
Jenis Kayu di Indonesia ada 3.000 jenis, baru + 150 jenis yang diselidiki oleh LPPK
Bogor. Jenis-jenis yang dapat digunakan untuk bahan bangunan ada 80 jenis
sebagai berikut :
No.KLAS KUAT IKLAS AWET I
BJ No.KLAS KUAT IIKLAS AWET I
BJ
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
KoromandelBedaruUlinTempinisLaraSawo kecilKranjiBenua / PangkiraiBalau / Damar LautHiya
1,051,041,041,011,231,030,930,910,980,91
1.2.
JatiSonokeling
0,700,90
KLAS KUAT IIKLAS AWET III
1.2.3.
SanintenMahoniHuru
0,760,640,78
KLAS KUAT IIIKLAS AWET III
1.2.3.4.
DurianSungkaiWarugungAgatis / Damar
0,640,630,500,47
KLAS KUAT IKLAS AWET II
1. Walikukun 0,98KLAS KUAT II KLAS KUAT IVKLAS AWET II 1. Jengjing 0,33
1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.
MerbauGotasaRengasBelangeranKimahung / GadogWaru / KihiyangRasamalaSonokeling / AngsanaKeruingPuspaMerantiCemara
0,800,740,690,860,750,770,810,550,790,690,790,79
BAMBU
1. Kegu
naan :
a) Sebagai bahan makanan
b) Sebagai bahan konstruksi untuk rumah
c) Sebagai bahan konstruksi lainnya
2. Sifat
:
d) Untuk perabot rumah tangga
e) Untuk pembuatan kertas
f) Untuk bahan kerajinan, kesenian, alat dapur,
hiasan
a) Keras, liat, ringan, elastis
b) Pengerjaan mudah, murah
3. Berat Jenis Kering : 0,72
Basah : 1,12
4. Tegangan Izin Lentur : 100 kg/ cm2
Tarik : 300 kg/ cm2
Desak : 80 kg/ cm2
E : 200.000 kg/ cm2
C. Sifat kayu
5. Cukup keras
6. Ringan
7. Liat / Kenyal
8. Tahan terhadap lenturan
9. Sifat mekanis tiap kayu tidak sama
10. Mudah terbakar
11. Mudah memuntir / menggeliat, melengkung, menyusut, dan mengembang
12. Mempunyai musuh rayap, serangga, cendawan
D. Bahan baku pembuatan kayu lapis
a. Finir
:
- Dari kayu lunak, ringan, kelas awet II – IV
Meranti, kruing, kapur, kempas, merawan, mangir,
damar
- Untuk finir indah : jati, sonokeling,
sonokembang, kuku, rengkas
b. Perekat
:
c. Bahan Pelapis
:
Fungsi untuk mempersatukan lembaran-lembaran finir
- Yang tahan terhadap kelembaban
- Yang tahan terhadap panas dan cuaca dingin
- Yang tahan air
Plastik, Alumunium, Finir Indah.
- Plastik dengan motif kayu
- Alumunium untuk pintu kamar mandi atau meja
dapur
E. Proses pembahasan kayu buatan
1.PENGERTIAN
- Kayu Lapis / Plywood
:
- Finir
:
Adalah papan buatan dengan ukuran tertentu yang
terbuat dari beberapa lapis finir yang jumlahnya
ganjil, dipasang dengan arah serat bersilangan
saling tegak lurus, lalu direkat menjadi satu pada
tekanan tinggi dengan perekat khusus sesuai
penggunaan kayu lapis.
Lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 6,00
mm yang diperoleh dengan
penyayatan/pengupasan dolok kayu jenis-jenis
tertentu.
2.MAKSUD DAN TUJUAN PEMBUATAN KAYU LAPIS
1. Untuk mendapatkan papan yang berukuran lebar
2. menghemat penggunaa kayu
3. Memanfaatkan jenis-jenis kayu bernilai rendah
4. Menambah kekuatan serta meningkatkan mutu kayu dengan memperindah segi
dekoratif kayu.
3.IHTISAR / SKEMA JENIS-JENIS KAYU BUATAN
KAYUKayu asli/masif
Kayu buatan a. Kayu Lapis/Plywood (finir)
b. Papan partikel/Particle Board (serbuk kayu)
c. Papan wol kayu / wood wool Board (serpih kayu 30 – 50 cm)
d. Papan kayu semen (serpih kayu 3 – 5 cm)
1. Tripleks 3 lapis2. Multiplek > 3
lapis3. Batten Board
isian > 25 mm4. Block Board
isian 7 – 25 mm5. Lamin Board
isian < 7 mm
4.JENIS-JENIS KAYU LAPIS
1. Tripleks / triply / 3 lapis
:
2. Multipleks / Multiply
:
a. Finir luar
b. Finir isian
c. Finir silang
d. Isian tengah kayu
Susunan finir lebih dari tiga lapis dan ganjil
3. Batten Board
:
4. Block Board
:
5. Lamin Board
:
kayu lapis finir yang pada bagian tengahnya/core
terdiri dari kayu gergajian bukan finir.
Lebar isian kayu > 25 mm
kayu lapis fiir yang pada bagian tengahnya terdiri
dari kayu gergajian/bukan finir.
Lebar isian 7 – 25 mm.
kayu lapis finir yang pada bagian tengahnya
terdiri dari kayu gergajian/bukan finir, lebar isian
< 7 mm.
F.CARA PEMBUATAN LEMBARAN FINIR
d. Dengan Gergaji : untuk mendapatkan finir yang lebih tebal, kayu bulat
dibelah dua lalu digergaji dengan gergaji pita
e. Dengan pisau : untuk pembuatan fiir yang tipis
a. Dengan mesin kupas / ROTARY
Dolok kayu harus dirapihkan dengan panjang = panjang pisau kupas, pisau
kupas dan peahan diam, dolok kayu yang berputar pada porosnya kemudian
lemara finir digulung.
b. Dengan mesin kupas kerat / slicer
Pisau bergerak horizontal atau vertikal
Dolok kayu dipotong rata dahulu
G.PROSES PEMBUATAN KAYU LAPIS
Tempat penimbunan Penguapan pemotonga sesuai ukuran pengupasan
kayu mejadi finir pengeringan finir persiapan lem dan pelaburan
penyusuan press pedahuluan press panas merapihkan menghaluskan
ceking akhir/mutu gudang.
H.PENGGOLONGAN KAYU LAPIS
a.Atas dasar kelompok kayu
:
b. Jenis bahan yang dipakai
:
1. Jenis kayu daun jarum
2. Jenis kayu daun lebar
1. Kayu lapis serba kayu
2. Kayu lapis campuran
1. Kayu lapis eksterior
2. Kayu lapis interior
c.Ketahanan perekatnya:
d. Jumlah lapisan
:
e.Tebal lapisan :
f. Pola corak keindahan :
1. Kayu lapis 3 lapis / tripleks
2. kayu lapis lebih dari 3 lapis/multipleks
1. Tebal finir serba sama
2. Tebal finir tidak sama
1. Biasa/Ordinary Plywood
2. Indah/Fancy Plywood
I.UKURAN STANDAR KAYU LAPIS DALAM PERDAGANGAN
a.Tripleks Jati : 213,5 x 91,5 x 0,4 cm
g. Tripleks Biasa : 244 x 122 x 0,4 cm
0,6 cm
0,9 cm
h. Tripleks Kecil : 213,5 x 94,5 x 0,4 cm
183 x 91,5 x 0,4 cm
i. Multipleks : 244 x 122 x 1,2 cm
1,4 cm
J.PENGGUNAAN KAYU LAPIS
a. Bangunan : Rangka, dinding, langit-langit, lantai, pitu/pelapis daun
pintu
j. Alat Transport : Interior dimobil; kereta api; pesawat terbang; kapal laut
k. Perabot Rumah Tangga : Meubeul berbagai jeis
l. Bahan Pengemas : Kopor, tas
m. Barang-Barang Industri : Radio, TV, Kabnet mesin jahit, Salon
n. Alat Musik dan Olahraga
o. Barang Kerajinan : Kap lampu, hiasan dinding, alat-alat kantor,
mainan anak-anak
K. KEUNTUNGAN DARI PENGGUNAAN KAYU LAPIS DIBANDING DENGAN
KAYU MASIF
a. Kembang susut pada arah memanjang dan melebar jauh lebih kecil sehingga
merupakan bahan ang memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik.
p. Mempunayi ketahanan lebih besar terhadap elahan dan retak.
q. Memungkinkan penggunaan lembaran-lembaran papan yang lebih lebar
r. Memungkinkan penggunaan lembaran-lembaran papan yang berbentuk kurva
s.Memungkinkan kau lapis diguakan lebih efesien
t. Ringan
u. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas
v. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik
1.PAPAN PARTIKEL / PARTICLE BOARD
1. Papan Partikel
:
Papan tiruan yang dibuat dari serbuk kayu atau bahan selulosa
lainya yang diikat dengan perekat organik dengan atau tanpa
bahan pembantu lainya melalui proses tekan dan panas.
2. Bahan Pokok :
1) Kayu :
2) Perekat
:
Serpihan / serbuk kayu dibuat dari jenis kayu luak dengan
menggunakan mesin khusus pembuat serpih / serbuk.
Bahan perekat tergantung dari jenis papan partikel yang akan dibuat
antara lain :
- Untuk perabot memakai perekat urea formadehid
- Utuk penggunaan keadaan udara berkelembaban tinggi
lem melamin resins
- Yang tahan terhadap air/sebagai dinding, lem fenol
formaldehid
Sebelum diproses, perekat tersebut dicampur dengan bahan
tambahan : Lak Parafin (agar tidak menyerap air), Preservative
(bahan pengawet), Amonium Phisphate (anti api), Strearates
(penstabil papan partikel)
3. Proses Pembuatan
a. Sortir kayu dengan Ø 10 – 25 cm dibuat serpihan dengan mesin
b. Hasil serpihan diayak
c. Ditampung pada silo/penampang partikel
d. Partikel dikeringkan
e. Dicampur dengan lem
f. Dituangkan pada cetakan pegepresan
g. Dikontrol beratnya
h. Pengepresan
i. Dikontrol tebalnya
j. Lembaran papan didinginkan
k. Lembaran dipotong menurut ukuran standar
l. Diamril / perbaikan pada tepi papan
m. Masuk gudang penyimpanan
4. Sifat-Sifat Papan Partikel
a. Penyusutan dianggap tidak ada
b. Keawetan terhadap jamur tinggi karena adanya bahan penawet
c. Merupakan isolasi paas yang baik
d. Merupakan bahan akustik yang baik
2. PAPAN WOL KAYU
Papan Wol Kayu adalah papan buatan yang terbuat dari campura wol kayu dan bahan
pengikat hidrolis dengan atau tanpa bahan pembantu lainnya.
Wol Kayu adalah pita-pita kayu dengan panjang 30 – 50 cm, lebar 3 – 4 mm dan
tebal 0,2 – 0,5 mm.
Yang dihasilkan dari proses pengetaman kayu. Kayu yang digunakan harus dari jenis
yang tidak merugikan proses pengerasan bahan pengikat hidrolisnya.
Sifat-Sifat :
- Merupakan bahan yang ringan
- Merupakan bahan peredam suara, nilai akustik yang baik
- Bahan isolasi panas
- Memiliki keawetan
- Digunakan untuk konstruksi yang bersifat tidak memikul beban / non struktural
3. PAPAN KAYU SEMEN
Papan Kayu Semen adalah papa buatan yang terbuat dari campuran serpihan kayu dan
semen portland dengan atau tanpa bahan pembantu lainnya.
Serpihan kayu yang digunakan mempunyai ukuran pajang 3 – 5 cm, lebar ½ - 1 cm
dan tebal 0,3 – 0,5 cm.
Digunakan untuk konstruksi yang bersifat tidak memikul beban / non struktural
seperti dinding dan langit-langit.
M. PENGAWETAN KAYU
Untuk tidak sering mengganti sebagian konstruksi atau seluruhnya dalam waktu
yang pendek maka perlu adanya pengawetan kayu
Ada 2 (dua) cara pengawetan kayu :
a. Memberi lapisan “Film” pada muka kayu :
b. Meni
Dilakukan dua kali lapisan
Tujuan agar lembab tidak masuk kedalam kayu (kusen)
c. Cat
Untuk menahan lembab, serangga dan untuk keindahan
Kayu harus sudah kering udara
Lagkah Kerja : Pengampelasan – Plamur – Dempul – Ampelas – Cata dasar
– Ampelas Halus - Cat
d. Plitur dan Vernis
Untuk kayu yang uratnya bagus dan akan ditampilkan
e. Ter
Untuk kayu yang tidak terlihat, misal konstruksi atap / kuda-kuda
b. Mengisi pori-pori kayu :
b. Cara Impregnasi
Kayu masuk kedalam silinder + 20 m3 dengan lori-lori
Pintu tertutup rapat
Udara dalam silinder dipompa keluar sampai hampa (3 jam)
Getah-getah akan tersedot keluar
Ter / krosot suhu 650 C dialirkan kedalam silinder
Setelah silinder penuh, pompa dimatikan, tert terus dialirkan ke silinder
sampai dicapai kadar kreosot yang diperlukan
c. Cara Kyanisasi
Direndam dalam larutan sublimat (Hg C12) 1 ; 50 lama rendam 3 hari
d. Cara Wolmanisasi
Direndam dengan 1 kg garam : 35 liter air, lama rendam 3 – 10 hari
BAB III
N. KESIMPULAN
Kayu yang berasal dari hutan rakyat yang pada umumnya berumur muda,
berdiameter kecil (< 25 cm), sudah tentu bermutu rendah, tetapi karena pasokan kayu dari
sumber utama (hutan alam/hutan tanaman) semakin menurun bahkan hampir habis maka
pemakai kayu sudah lama cenderung memilih kayu-kayu tersebut. Berdasarkan hasil-
hasil penelitian yang telah dicapai akhir-akhir ini, kayu yang berasal dari hutan/tanaman
rakyat pada dasarnya dapat digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk pertukangan
maupun bahan bangunan. Namun dalam pemakaiannya harus didukung oleh teknologi
yang dapat memperbaiki sifat-sifat kayu, seperti pola penggergajian, pengeringan,
pengawetan dan teknologi pengolahan seperti perekatan kayu. Disamping itu diperlukan
pula data-data teknis dari masing-masing jenis kayu yang akan digunakan.
O. Kritik dan saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan dan
kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISIWWW.ILMU KAYU.COM