Arthritis Gout Finis

download Arthritis Gout Finis

of 24

description

Makalah Arthritis Gout DefinisiEtiologiManifestasi KlinikKlasifikasiFaktor terjadinya Arthritis Gout

Transcript of Arthritis Gout Finis

MAKALAHARTHRITIS PIRAI ( GOUT )MATA KULIAH KEPERAWATAN DEWASA

KELOMPOK II :KELAS B 151. Wiwik Sumbogo ( 22020115183006 )2. Elias Johan ( 22020115183007 )3. Yaser Woretma ( 22020115183008 )4. Caslina ( 22020115183009 )5. Indah Ayu S. ( 22020115183010 )6. Navy Dwi P. ( 2202011518 3011 )

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIAFAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS DIPONEGOROTAHUN 2015

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUANA. Latar belakang B. Tujuan BAB II:BAB III: PENUTUPA. KesimpulanB. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian ( Depkes, 1995: 3 ). Metabolisme merupakan kegiatan terpenting dalam tubuh, Metabolisme terjadi pada saat menit pertama makanan masuk ke perut dan pencernaan dimulai. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan kelenjar tiroid membantu dalam pemecahan makanan yang dicerna menjadi zat lebih sederhana. Zat-zat sederhana diserap oleh sel-sel tubuh dan membantu dalam pelepasan energi dan melaksanakan proses lain dalam tubuh, seperti penyembuhan luka, pengaturan suhu tubuh, pembentukan sel-sel baru, membuang racun dari tubuh, dan sebagainya. Namun ada saatnya proses metabolisme menjadi terganggu, gangguan metabolisme bias saja terjadi karena kelainan genetik atau penyakit. Gangguan metabolisme karena kelainan genetik sangatlah langkah hanya terjadi pada 1 dari sekitar 1000 - 2500 bayi. Bila gangguan metabolisme terjadi, maka fungsi normal tubuh juga akan terganggu dan menyebabkan masalah kesehatan. Gangguan muskuloskeletal karena metabolik biasanya terjadi pada Osteoporosis, Osteomalaisa, Arthritis Pirai/ Gout, Reumatoid Arthritis.Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus yaitu artritis akut. Merupakan jenis penyakit rematik yang pentalaksanaannya mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang tidak memadai gout dapat menyebabkan destruksi sendi. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat. Yaitu hiperurisemia. Artritis disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan Kristal monosodium urat monohidrat ( MSU dan MSUM ). Konsep yang baru sekarang mengatakan bahwa Kristal biologis ( monosodium urat, kalsium pirofosfat dihidrat, kalsium fosfat dan lain-lain ). Dapat terbentuk dalam persendian, bursa dan synovia. Kristal-kristal ini divagositosis oleh leukosit yang selanjutnya menginduksi proses inflamasi. Pada sebagian kasus Gout riwayat penyakit dan gambaran klinis bersifat khusus sehingga kadanag-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.Penatalaksanaan artritis Gout Akut sama pada pasien dengan atau tampak hiperurisemia. Kesulitan utama dalam pengobatan artritis gout akut adalah apabila pemberian colchicine untuk serangan akut diberikan bersama obat-obat penurunan asam urat seperti antara lain Allopurinol. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah dan penatalaksanaan artritis Gout ( Sarwono Waspadji. 1996. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I Edisi ketiga )

BAB IIKONSEP TEORI

A. DEFINISI ARTRITIS GOUTArtritis pirai ( gout ) adalah suatu inflamasi yang hanya terjadi akibat deposit kristal monosodium urat ( MSU ) pada sendi. Sebaliknya, kristal yang terdeposit di jaringan lunak tidak akan menyebabkan terjadinya inflamasi. Gangguan metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia dengan peninggian kadar asam urat lebih dari 7,0 ml/ dl dan 6,0 mg/dl. ( Aru W Sudoyo, 2006 )Artritis pirai adalah arthritis akut / kronis pada sendi yang disebabkan oleh gangguan pembentukan asam urat.( Suratun,dkk, 2006 )

B. ETIOLOGI Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/ penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal. ( Aru W Sudoyo, 2006 ) Kelainan metabolis dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. ( Suratun,dkk, 2006 )

C. MANIFESTASI KLINIKManifestasi klinis gangguan akut meliputi nyeri hebat, bengkak dan berlangsung cepat pada sendi yang terserang, sakit kepala dan demam. Gejala ini berkurang 10 - 14 hari. Manifestasi kronis meliputi serangan akut, hiperurisemia yang tidak diobati, terdapat nyeri, kaku, pegal, serta pembengkakan sendi membentuk nodular yang disebut tofi ( penumpukan monosodium urat dalam jaringan ). ( Suratun, dkk, 2006 ).D. KLASIFIKASI ARTHRITIS PIRAI/ GOUT( Aru W Sudoyo, 2006 )1. Stadium Arthritis gout akut pada stadium ini, radang sendi timbul sangat cepat dalam waktu singkat. pasien tidur tanpa sebarang gejala sebaliknya pada saat bangun pagi pasien terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah disertai gejala sistemik berupa demam, menggigil dan lelah. Biasanya bersifat monoartikular. lokasi paling sering pada MTP 1 yang biasa disebut sebagai padogra. dapat terkena sendi yang lain yaitu pergelangan tangan/kaki, lutut, dan siku. pada serangan akut berat : dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. pada serangan akut tidak berat : keluhan-keluhan menghilang dalam beberapa jam atau hari faktor pencetus : trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat. penurunan asam urat darah secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat menyebabkan kekambuhan.2. Stadium Interkritikalmerupakan stadium kelanjutan stadium akut. terjadi periode interkritikal asimptomatik. tidak terdapat tanda-tanda klinis radang akut tetapipada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. penanganan yang tidak baik dapat menyebabkan berlanjut ke stadium menahun.3. Stadium Arthritis Gout menahun pada stadium ini umumnya pasien mengobati sendiri (self medication) sehingga pada waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. biasanya disertai tofi yang banyak dan poliartikular. tofi sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, kadang-kadang dapt timbul infeksi sekunder. lokasi tofi yang paling sering pada cuping telinga, MTP - 1, olecranon, tendon Achilles dan jari tangan. Kadang-kadang disertai batu ginjal sampai penyakit ginjal menahun

E. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA GOUT ARTHRITISBerikut faktor-faktor terjadinya gout arthritis :a) Penyakit ginjal kronisGinjal merupakan filter berbagai benda asing untuk diekskresi keluar tubuh. Karena itu, gangguan yang timbul pada organ ini akan memengaruhi metabolisme tubuh dan menimbulkan berbagai jenis penyakit. Salah satunya penyakit yang bisa ditimbulkan adalah hiperurisemia. Hiperurisemia dan penyakit ginjal memiliki hubungan sebab akibat. Gangguan fungsi ginjal pada ginjal bisa mengganggu eskresi asam urat. Namun, kadar asam urat yang terlalu tinggi juga bisa mengganggu kinerja dan fungsi ginjal (Lingga, 2012:41).b) Faktor usiaGout umumnya dialami oleh pria dan wanita dewasa yang berusia diatas 40 tahun. Setelah memasuki masa pubertas, pria memiliki resiko gout lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Jumlah total penderita gout pada pria lebih banyak dibandingkan dengan kaum wanita. Ketika memasuki usia paruh baya, jumlahnya menjadi sebanding antara pria dan wanita. Dalam sebuah kajian di Amerika, prevalensi berlipat ganda dalam populasi usia 40-75 tahun. Dalam kajian kedua, prevalensi gout pada populasi dewasa di Inggris diperkirakan sebesar 1.4%, dengan puncaknya lebih dari 7% pada pria usia 40-75 (Beyond, 2013). Menurut survey yang diadakan oleh National Health and Nutrition Examinition Survey (NHANES), rasio penderita hiperurisemia sebagai berikut: a. Usia diatas 20 tahun : 24%b. Usia 50-60 tahun : 30%c. Usia lebih tua dari 60 tahun : 40%d. Rata-rata penduduk Asia : 5-6%Resiko serangan gout mencapai puncaknya pada saat seseorang berusia 75 tahun, setelah berusia di atas 75 tahun, resiko gout semakin menurun, bahkan tidak ada resiko sama sekali. Kecuali, jika penyakit tersebut merupakan perkembangan dari penyakit gout kronis yang sebelumnya telah dialami (Lingga, 2012:24).c) Dehidrasi Kekurangan cairan didalam tubuh akan menghambat ekskresi asam urat. Pada dasarnya semua cairan itu adalah pelarut. Namun, daya larut setiap cairan berbeda-beda. Air yang memiliki daya larut paling tinggi adalah air putih. Air putih dapat melarutkan semua zat yang larut di dalam cairan, termasuk asam urat. Air diperlukan sebagai pelarut asam urat yang dibuang atau diekskresi melalui ginjal bersama urine. Jika tubuh kekurangan air, maka akan menghambat ekskresi asam urat sehingga memicu peningkatan asam urat. Saat volume cairan tubuh kurang, maka sampah sisa metabolisme pun akan menumpuk. Penumpukan asam urat dan sisa metabolisme itulah yang menimbulkan nyeri di persendian (Lingga, 2012:166).d) Asupan senyawa purin berlebih dalam makananAsupan purin dari makanan akan menambah jumlah purin yang beredar di dalam tubuh. secara teknis, penambahan purin yang beredar di dalam darah tergantung pada jumlah purin yang berasal dari makanan. Artinya, semakin banyak mengkonsumsi purin, semakin tinggi kadar asam urat (produk akhir metabolisme purin) dalam tubuh (Lingga, 2012:98).e) Konsumsi alkoholSejumlah studi mengatakan konsumsi alkohol memiliki pengaruh sangat besar dalam meningkatkan prevalensi gout pada penggemar alkohol. Dampak buruk alkohol akan semakin nyata pada individu yang mengalami obesitas. Sebuah studi yang dilakukan di Jepang oleh Shirusi H. (2009) menemukan korelasi nyata antara konsumsi alkohol dan obesitas terhadap hiperurisemia. Resiko konsumsi alkohol semakin tinggi jika dilakukan oleh penderita obesitas. Dikatakan bahwa penderita obesitas yang gemar mengkonsumsi akohol dipastikan mengalami gout (Lingga, 2012:47).f) Pasca-operasiSeseorang yang telah menjalani operasi beresiko mengalami kenaikan kadar asam urat sesaat. Karena penurunan jumlah air yang mereka konsumsi pasca-operasi menyebabkan ekskresi asam urat terhambat untuk sementara waktu (Lingga, 2012:28).

F. PENATALAKSANAAN Tujuan utama dari pengobatan arthritis gout adalah :a. Mengobati serangan akut yang baik dan benarb. Mencegah serangan ulangan arthritis gout akutc. Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristral uratd. Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peninggian asam urat pada jantung, ginjal dan pembuluh darah e. Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih. Penanggulangan hiperurisemia ( Sarwono, dkk. 1996)a. Farmakologi1. Kelompok urikosurik Probenesid Menaikkan fungsi eliminasi asam urat oleh ginjal dengan cara berkompetitif inhibisi dengan reabsorbsi urat oleh ginjal. Efek samping mual, muntah, 5% reaksi hipersensitif. SulfinpirazonObat ini selain sebagai urikosurik dapat juga mengurangi agregasi dan memperpanjang survival trombosit. Efek samping mual, muntah, ulkus peptik. BensbromaronMengahambat penyerapan kembali asam urat pada bagian proksimal tubulus renalis. AzapropazonSebagai efek urikosurik dan antiinflamasi.2. Xanthine Oxydase Inhibitor AllopurinolMenurunkan produksi asam urat dan meninggikan pembentukan xanthine dan hipoxanthine dengan cara menghambat pekerjaan enzim xanthine oksidase.b. Non Farmakologi ( Suratun,dkk, 2006 ) Edukasi Penyuluhan kepada pasien agar tidak mengomsumsi makanan yang mengandung sedang atau tinggi purin. Menjelaskan kepada pasien yang mengambil alkohol untuk mengurangi asupan alkohol. Etanol menyebabkan retensi urat pada ginjal. Pengaturan diet Membataskan pengambilan makanan tinggi purin seperti jeroan, sarden, ikan teri, emping, alkohol, ragi dan makanan yang diawetkan. Sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/ dl. Banyakkan minum air putih. Istirahat sendi Pergerakan dan aktivitas fisik berat haruslah dihindari bagi agar radang sendi tidak bertambah kronik.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan penunjang yang sering digunakan pada kasus gout antara lain:

1. Pemeriksaan RadiologiFoto Konvensional (X-Ray)a. ditemukan pembengkakan jaringan lunak dengan kalsifikasi (tophus) berbentuk seperti topi terutama di sekitar sendi ibu jari kaki.b. tampak pembengkakan sendi yang asimetris dan kista arthritis erosif.c. peradangan dan efusi sendi.

2. Pemeriksaan laboratoriuma) Asam Urat (Serum)dijalankan untuk memantau asam urat serum selama pengobatan gout. peningkatan kadar asam urat serum sering terjadi pada kasus gout, nilai normal : Pria Dewasa : 3,5 7,0 mg/dL, Perempuan Dewasa : 2,6 6 mg/dL b) Asam Urat (Urine 24 jam)a. Untuk mendeteksi dan/atau mengonformasi diagnosis gout atau penyakit ginjal.b. sampel urine 24 jam ditampung dalam wadah besar, ditambahkan pengawet dan didinginkan.c. nilai normal :250 750 mg/24 jam

3. Pemeriksaan cairan sendi (Tes makroskopik)a. Warna dan kejernihanNormal : tidak berwarna dan jernih Seperti susu,Kuning keruh : inflamasi spesifik dan nonspesifik karena leukositosisKuning jernih : arthritis reumatoid ringan, osteo arthritisb. BekuanNormal : tidak ada bekuan, Jika terdapat bekuan menunjukkan adanya peradangan. Makin besar bekuan makin berat peradangan

4. Kristal-kristalNormal : tidak ditemukan kristal dalam cairan sendiArthritis gout : ditemukan kristal monosodium urat (MSU) berbentuk jarum, Arthritis rematoid : ditemukan kristal kolestrol (Joyce LeFever, 2008 )

H. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ARTHRITIS GOUTI. PENGKAJIAN1. DATA DEMOGRAFIa. BIODATA KLIENNamaJenis kelamin : Lebih sering penyakit ini menyerang laki- laki dari pada wanitaUsia : Terutama pada usia 30- 40 tahunAlamatAgamaStatus perkawinanPendidikanPekerjaanGolongan darahNo. MRStatus Asuransi KesehatanTanggal masuk Rumah SakitDiagnosa Medisb. BIODATANamaUsiaAlamatagamaHubungan dengan klien

c. KELUHAN UTAMAPada umumnya keluhan utama pada kasus gout adalah nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kaki kemudian serangan bersifat poli artikular. GOUT biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Untuk mengetahui seberapa parahnya nyeri yang dirasakan klien, kita bisa menggunakan metode PAIN SCALE dengan metode PQRST yang terdiri dari :P ( PROVOKING INCIDENT )Faktor Presipitasi nyeri adalah gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang.Q( QUALITY OF PAIN )Pada umumnya nyeri yang dirasakan bersifat menusukR( REGION, RADIATION, RELIEF )Nyeri pada sendi metatarsofalangeal ibu jari kakiS( SEVERITY ( Scale ) OF PAIN )Nyeri yang dirasakan antara skala 1-3 pada rentang pengukuran 0-4. Tidak ada hubungan antara beratnya nyeri dan luas kerusakan yang terlihat pada pemeriksaan radiologiT( TIME )Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.

d. Riwayat Penyakit SekarangPengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup : Awitan gejala Bagaimana gejala tersebut berkembang Tanyakan berapa lama pemakaian obat analgesik, dan alupurinol.e. Riwayat Penyakit Dahulu Kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya GOUT ( misalnya Penyakit gagal ginjal kronis, leukemia, hyperparatiroidisme ) Tanyakan pernahkah klien dirawat dengan masalah/ penyakit yang sama. Kaji adanya pemakaian alkohol yang berlebihan, dan penggunaan obat diuretik.f. Riwayat penyakit Keluarga Kaji adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan sama dengan klien karena klien GOUT dipengaruhi oleh faktor genetik. Adakah riwayat asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.g. Riwayat Psikososial Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakatRespon yang didapat meliputi : adanya kecemasan individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam keluarga akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang mal adaptif.II. PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu : Pemeriksaan umum Pemeriksaan setempatPemeriksaan umum B.I ( BREATHING ) INSPEKSI : Biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada Klien tidak sesak napas Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasanPALPASI : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiriPERKUSI : Suara resonan pada lapang paru

AUSKULTASI : Suara napas hilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengiB.2( BLOOD )Pengisian kapiler 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara SI dan S2 tunggal.B.3 ( BRAIN )Kesadaran biasanya kompos mentis Kepala dan wajah : ada sianosis Mata : sklera biasaya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada kasus efusi pleura hemoragic kronis Leher : biasanya JVP dalam batas normalB.4 ( BLADDER )Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagaj ginjal kronis yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada sistem ini.B.5( BOWEL )Kebutuhan eliminasi pada kasus GOUT tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, bau dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan antihiperurisemia.

B.6( BONE )Pada pengkajian ini ditemukan : Look ; keluhan nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan ( meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya ).Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.Deformitas sendi ( pembentukan tofus ) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar. Feel ; ada nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak. Move ; hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat

III. ANALISA DATA

DATA / MANIFESTASI KLINISPROBLEMETIOLOGI

Nyeri pada sendi metatarsofalangeal / ibu jari kaki Serangan bersifat poli artikular Gout biasanya mengenai satu atau beberapa sendi Gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang Nyeri dirasakan bersifat menusuk Skala nyeri umumnya antara 1-3 pada rentang pengukuran 0-4 Kekakuan sendi dan perubahan bentuknya Nyeri bertambah dengan adanya gerakan Deformitas sendi Nyeri tekan pada sendi

NYERIMultifaktor yang menyebabkan terjadinya penimbunan kristal urat monohidrat

Artritis Gout pada kaki

Respon lokal

Penimbunan kristal pada sinovial dan tulang

Erosi tulang rawan proliferasi sinovial, pembentukan panus

Respon inflasi lokal

Kompresi saraf kaki

NYERI

Klien biasanya merasa mual Mengalami nyeri lambung Tidak ada nafsu makan terutama klien yang memakai obat analgesik anti hiperurisemia KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

Multifaktor yang menyebabkan terjadinya penimbunan kristal urat monohidrat

Respon sistemik

Peningkatan metabolisme umum

Malaise, mual anoreksia

KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

Nyeri sendi Sendi kaku dan berubah bentuknya Nyeri bertambah dengan gerakan Deformitas sendi (pembentukan tofus) salah satu sendi pergerakan kaki secara perlahan membesar Nyeri tekan pada sendi yang membengkak Hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat.HAMBATAN MOBILISASIartritis gout pada kakirespon lokal

penimbunan kristal pada sinovial dan tulang

erosi tulang rawan, proliferasi sinovial, pembentukan panus

degenerasi karlilago

HAMBATAN MOBILISASI

A. PRIORITAS DIANOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri yang berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membran sinovia, tulang rawan artukular, erosi tulang rawan, proliferasi sinovia2. Ketidakseimbangan nurtisi, kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat3. Hambatan mobilitas fisik yang berhungan dengan penurunan rantang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan dan kekakuan pada sendi kaki

B. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATANNO.DXTUJUAN / NOCINTERVENSI / NICRASIONAL

1. Tingkat nyerinya (pain level) Control nyeri (pain control) Tingkat kenyamanan (comfort level)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 Jam, nyeri berkurang atau teradaptasi baik :

Dengan Kriteria hasil : Klien melapor penurunan nyeri Menunjukan perilaku yang lebih rileks (menyatakan nyaman) Memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang dipelajari dengan peningkatan keberhasilan Skala nyeri 0-1 atau teradaptasi Mampu mengotrol nyeri Tahu penyebab nyeri Mampu mengunakan teknik non farmakologi untuk untuk mengurangi nyeri Mandiri :Pain menagement (pengelolaan nyeri)1. Kaji nyeri secara komprehensif meliputi : Lokasi Karateristik Durasi Frekuensi Kualitas Faktor Prepitasi2. Jelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri non farmakologis dan non infasif

3. Ajarkan Teknik Relakasiuntuk menurunkan keterangan otot rangka yang dapat menurunkan intensitas nyeri

4. Ajarkan Metode Distraksi Selama nyeri akut

5. Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungkan berapa lama nyeri berlangsung

6. Hindarkan klien meminum minuman beralkohol, kafein dan obat-obatan diuretikKolaborasi : Kolaborasi dalam pemberian obat Alopurinol

1. Nyeri merupakan respons subjektif yang dapat di kaji dengan menggunakan skala nyeri, klien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera

2. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan non farmakologis lainya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri

3. Relaksasi akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan O2 didalam jaringan terpenuhi serta mengurangi nyeri

4. Mengalihkan perhatian nyeri ke arah yang lebih menyenangkan

5. Pengetahuan tentang apa yang dirasakan membantu mengurangi nyeri dan dapat membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik

6. Konsumsi alkohol, kafein dan obat diuretik akan menambah peningkatan kadar asam urat dalam serum.

Alopurinol menghambat Biosintesis asam urat sehingga menurunkan kadar asam urat serum.

2..NOC :Status Nutrisi meliputi : Food and Fluid Pemasukan nutrisi Control berat badan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, nutrisi terpenuhi

Dengan kriteria hasil : Turgor baik Asupan dapat masuk sesuai kebutuhan Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan proses menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti HB dan Albumin dalam batas normalNIC :Pengelolaan Nutrisi,Mandiri :1. Lakukan hygiene oral

2. Observasi intake dan output

3. Tentukan kemampuan klien dalam mengunyah, menelan dan refleksi batuk

4. Kaji adanya alergi makanan

5. Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada waktu, selama dan sesudah makan

6. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara manual dengan menekan ringan diatas bibir atau dibawah dagu jika dibutuhkan

7. Letakkan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu

8. Berikan makanan perlahan di lingkungan yang tenang

9. Mulai untuk memberikan makanan per oral setengah cair, makanan lunak ketika klien dapat menelan air

10. Anjurkan klien untuk menggunakan sedotan saat meminum air

Kolaborasi : Beri cairan melalui intravena atau makanan melalui selang (NGT)

1. Kebersihan mulut merangsang nafsu makan

2. Mengetahui keseimbangan nutrisi klien

3. Untuk menetapkan jenis makanan yang akan diberikan kepada klien

4. Mengetahui ada tidaknya kandungan zat dalam makanan yang dapat menyebabkan terjadinya alergi

5. Agar klien lebih mudah untuk menelan karena gaya gravitasi

6. Membantu klien dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskular

7. Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan.

8. Klien dapat berkonsentrasi pada mekanisme makan tanpa adanya gangguan dari luar.

9. Makanan lunak / cair mudah di kendalikan dalam mulut dan diabsorpsi.

10. Menguatkan otot fasial dan otot menelan dan menurunkan resiko tersedak.

Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan makanan jika klien tidak mampu memasukkan segala sesuatu makanan melalui mulut / oral.

3.NOC : Pengendalian diri terhadap kecemasan (Anxiety Self Control) Coping Sonsory Fungtion :Hearing dan vision (pendengaran dan penglihatan) Fear to self control (pengendalian dari terhadap rasa takut).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya

Dengan Kriteria Hasil : Klien ikut dalam program latihan Tidak mengalami kontraktur sendi Kekuatan otot bertambah Klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker)

NIC :Mandiri :1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan serta kaji secara teratur fungsi motorik

2. Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada extrimitas yang tidak sakit3. Bantu klien melakukan ROM (Range Of Motion) dan perawatan diri sesuai toleransi4. Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktifitas

Kolaborasi : Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien1. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas

2. Gerakan aktif memberi massa tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan

3. Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan

4. Untuk mendeteksi perkembangan klien

Kemampuan mobilisasi extremititas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanGout artritis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang, diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam urat normal dipertahankan antara 3,4 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 6,0 pada wanita, pada level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.

B. SaranBeberapa saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan artritis Gout, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.

2. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKAAru W. Sudoyo,dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid II. Jakarta : FK UI

Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Aajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.

M. Wilkinson, Judith. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006

Price, Sylvia.A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed.6 .Jakarta : EGC.Puspitasari, Ika.2010. Jadi Dokter Untuk Diri Sendiri. Bandung:Miazan Utama

Sarwono, dr, dkk.1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. Jakarta : FK UI

Suratun. 2008. Asuhan Keperawatan Klein Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.