Makalah Jurnal P.eko

download Makalah Jurnal P.eko

of 18

Transcript of Makalah Jurnal P.eko

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    1/18

    1

    Peningkatan Prestasi Belajar Kimia Melalui Model Siklus

    BelajarABDUL KHOLIS

    SMA Megeri 1 Wonoayu Sidoarjo, Jl.Pagerngumbuk Wonoayu Sidoarjo

    E-mail : [email protected] pembelajaran kimia, guru sering mengalami kesulitan dalam menanamkan

    pengetahuan kepada siswa , karena mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang

    termasuk sulit dan tidak di senangi oleh siswa, sehingga dalam proses pembelajaran kimiadibutuhkan ketrampilan dalam pembelajaran agar siswa tidak mudah bosan, malas, terkekang .

    maka salah satu alternatif pembelajaran kimia yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

    yang melibatkan siswa untuk aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan, salah satu model

    pembelajaran tersebut adalah Model Siklus Belajar , dengan siklus belajar diharapkan siswadapat meningkatkan aktivitas, inovasi dan kretifitasnya dalam proses pembelajaran sehingga

    setelah proses belajar pembelajaran siswa dapat membangun pengetahuan secara sendiri dari

    keterlibatannya baik secara fisik, emosional dan intelektual pada proses pembelajaran yang padagilirannya diharapkan konsep pemahaman yang diajarkan oleh guru dapat dipahaminya yang

    pada akhirnya prestasi belajar siswa akan semakin meningkat.

    Kata kunci: Prestasi Belajar, Kimia, Model Siklus Belajar

    Kimia adalah salah satu mata pelajaran rumpun sain yang dapat mengembangkan

    kemampuan analisis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan

    dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan

    menggunakan logika , serta dapat mengembangkan pengetahuan , ketrampilan, dan sikap

    percaya diri .

    Secara garis besar hakekat kimia adalah ilmu yangmempelajari gejala-gejala alam ,

    tetapi lebih mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur , susunan, sifat, dan

    perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.

    Dalam kegiatan pembelajaran Kimia ,seorang guru harus menguasai berbagai

    ketrampilan pembelajaran yang meliputi penguasaan metode pembelajaran, pengelolahan

    kelas, penggunaan media pembelajaran dan lain-lain, sehingga guru perlu berupaya untuk

    meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran melalui berbagai pelatihan ; seperti pelatihan

    penggunaan model pembelajaran, pelatihan pembuatan alat peraga, pelatihan pengembangan

    silabus. Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam proses pembelajaran.

    Terlebih lagi pada saat ini banyak para peserta didik yang kurang memiliki motivasi dalam

    belajar, mereka lebih senang keluyuran di mall pada jam efektif, tidak masuk kelas walaupun

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    2/18

    2

    sudah dating di sekolah, bermain Play station di tempat lain atau hanya bermain handpone

    saja waktu proses pembelajaran dalam kelas berlangsung, sehingga diperlukan pendidik atau

    guru yang dapat memberi motivasi yang tinggi terhadap peserta didik yang mengalami

    permasalahan dalam mengikuti proses pembelajaran, dimana guru tersebut dapat

    menciptakan pembelajaran yang menggairakan, menantang , professional, tidak

    membosankan tapi menyenagkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang

    kondusif, suasana pembelajaran yang menantangdan mampu memberikan pembelajaran

    yang menyenangkan.Hal ini penting sekali , terutama karena dalam setiap pembelajaran,

    guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksan, maupun

    evaluator pembelajaran. Kualitas pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan

    professional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik secara

    efektif dan efesien.

    Syaodih ( 1998, dalam Menjadi Guru Profesional; 13) mengemukakan bahwa guru

    memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

    kurikulum. Lebih lanjut dikemukakannya bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan

    pengembang kurikulum bagi kelasnya.Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi

    proses dan segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan

    sebagian besar peserta didik secara aktif, fisik, mental , maupun social dalam proses

    pembelajaran. Dengan demikian guru diharapkan menguasai berbagi metode pembelajaran

    yang bervariasi , sehingga peserta didik tidak mudah jenuh karena dalam pembelajaran

    didapatkan berbagai macam kegiatan yang tentunya tidak monoton dan tidak membosankan.

    Pemilihan metode belajar yang tepat akan lebih membatu peserta didik dalam mencapai

    tujuan pembelajaran atau dalam melakukan internalisasi terhadap isi atau materi

    pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran perlu disadarkan pada kesesuaian dengan

    tugas dan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh oleh peserta didik.Pemilihan metode

    pembelajaran yang tepat akan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran

    yang telah ditetapkan. Tapi kenyataan dilapangan ternyata banyak sekali guru yang dalam

    pembelajaran hanya menggunakan metode yang monoton, tidak bervariasi yang

    menyebabkan siswa tidak betah di kelas selama pembelajaran berlangsung. Selain faktor

    guru, juga tidak terlepas dari peserta didiknya, kadang seorang guru telah begitu seriusnya

    dalam memotivasi peserta didik agar pembelajaran dapat berjalan timbal balik atau terjadi

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    3/18

    3

    dua arah, tapi apa yang terjadi peserta didik tetap saja tidak termotivasi. Disamping hal di

    atas pembelajaran harus dibuat dalam kondisi yang menyenangkan sehingga siswa

    termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan, dengan kondisi yang menyenangkan siswa akan

    tertarik baik terhadap pelajaran ataupun dengan sosok guru secara pribadi (E. Mulyasa,

    2003). Berdasar hasil pengamatan peneliti ada beberapa hal yang sangat mengganggu dalam

    pencapaian keberhasilan pembelajaran Mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Wonoayu

    khususnya kelas XI IPA 1 adalah :Ketercapaian ketuntasan yang masih rendah sebesar 50 %,

    sehingga sebanyak 50 % dari 40 anak yang harus mengikuti remidi. Penggunaan metode

    pembelajaran yang kurang menantang, dan menyebabkan siswa menjadi pasif. Akhirnya

    siswa akan menjadi pribadi yang malas, bosan kadang pembelajaran menjadi menjenuhkan

    apalagi diberi pembelajaran yang hanya lihat, baca, tulis, yang menjadikan kreativitas siswa

    menjadi mati, tidak berdaya, hanya pasrah pada sang dalang yang tak lain adalah guru. Siswa

    hanya sebagai obyek yang harus mengikuti apa yang dilakukan oleh guru, tidak mempunyai

    kekuatan untuk berbuat .

    Menurut Aksela (2005) menyatakan suatu pengetahuan tidak dapat dipindahkan

    begitu saja dari otak seseoran ke otak orang lain ( dari guru ke siswanya), tapi siswa harus

    dapat membagun pengetahuan itudidalam otaknya sendiri, karena tugas seorang guru hanya

    bersifat sebagai fasilitator, proses ini oleh Aksela yang terdapat dalam siklus belajar,

    menurut Ali (1993) Siklus belajar adala proses pembelajaran yang didalamnya terdapat

    rangkaian kegiatan yang dilakukan secara tepat dan teratur. Karena dalam mempelajari

    kimia itu tidak mudah dan membutuhkan banyak proses sehingga model siklus belajar ini

    juga merupakan salah satu model yang sesuai untuk dikembangkan dalam pembelajaran

    kimia.

    Atas dasar pemikiran ini maka masalah penelitian ini adalah bagaimana Model

    Siklus Belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri

    Wonoayu Sidoarjo.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Salah satu strategi pembelajaranyang menerapkan model kontruktivisme adalah model

    siklus Belajar ( Learning Cycle). Siklus Belajar merupakan suatu pengorganisasian yang

    memberikan kemudahan untuk penguasaan konsep-konsep baru untuk menata ulang

    pengetahuan siswa ( Santoso, 2005:34)

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    4/18

    4

    HOTS (high order thinking skills) atau ketrampilan berpikir tingkat tinggi dapat

    dilatihkan dan dicapai oleh siswa jika kepadanya diberikan ketrampilan (Iskandar, 2004).

    Salah satu pembelajaran yang melatihkan HOTS adalah learning cycle/LC. LC menjadi

    perhatian dan berkembang setelah tahun 1960 diluncurkan oleh program SCIS di Amerika.

    Implementasi lebih lanjut menghasilkan perkembangan dari 3 fase hingga yang terakhir (saat

    ini) 7 fase. Fase fase ini menjadi penting karena berkaitan dengan pembentukan dan

    pengembangan konsep Piaget.

    Tahun 1960, LC terdiri dari 3 fase: exploration, invention dan discovery (versi Karplus

    dan Their) serta exploration, concept introduction, dan concept application(versi Karplus).

    Periode 1990-an menjadi 4 fase: doing, reflecting, linking dan planning; dan 5 fase:

    enggange, explore, explain, extend (expand; eloborate) dan evaluate (Dasna, 2005:5).

    Terakhir periode 2000-an Johnston menjadikannya 6 fase: identifikasi tujuam pembelajaran

    ditambah 5 fase sebelumnya. Dengan pertimbangan banyaknya fase yang efektif maka

    pembicaraan diarahkan pada LC-5 fase.

    Learning Cycle 5 fase (LC-5E) merupakan salah satu hasil pengembangan pakar-pakar

    pendidikan. Bybee et al (1989, dalam Iskandar, 2005:8) menambahkan satu fase di awal dan

    di akhir daur belajar tiga fase sehingga menjadi lima fase. Fase-fase ini menunjukkan

    kegiatan siswa di dalam pembelajaran sains. Fase-fase itu adalah engagementatau invitation,

    exploration, explanation, elaboration dan evaluation. Pada Dasna (2005:50) mengganti kata

    elaborationdengan extentionyang secara teknis berarti sama.

    Tabel 1 menguraikan tentang fase-fase Learning Cycle 5 fase (LC-5E) beserta kegiatan

    belajar yang dapat diberikan.

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    5/18

    5

    Berdasarkan kegiatan pembelajaran di atas, dalam merencakan pembelajaran dengan

    LC dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Identifikasi topik yang cocok diajarkan dengan LC dan tetapkan konsep-konsep yang

    akan diajarkan.

    2. Tentukan kompetensi setiap topik yang akan disajikan.

    3. Tetapkan indikator yang sesuai dengan kompetensi.

    4.

    Buatlah outlineLC untuk tiap-tiap fase LC.

    5. Rencanakan metode, medi dan langkahlangkah pembelajarannya.

    6. Buatlah alat evaluasi yang selaras.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Fase-fase LC-5E Kegiatan Belajar Yang Diberikan

    Engagement: bertujuan mendapatkan

    perhatian siswa, mendorong kemampuan

    berpikir, dan membantu mengakses

    pengetahuan awal yang telahdimilikinya.

    Demontrasi.

    Membaca artikel dari media terbaru, buku,literatur lain.

    Menulis bebas mendiskripsikan peristiwa. Menganalisis grafik atau data.

    Exploration : Bertujuan memberikesempatan siswa berpikir,

    merencanakan kegiatan, melakukan

    penelitian, mengorganisasikan informasiyang telah diperoleh.

    Membaca sumber otentik: menjawab open-

    ended question dan membuat suatu

    keputusan.

    Memecahkan masalah

    Membuat suatu model

    Melakukan eksperimen bebas.

    Explanation: Bertujuan mengklarifikasidan memodifikasi pemahaman siswa

    berdasarkan konsep atau menerapkannya

    dalam situasi baru.

    Analisis data dan menjelaskan

    Melengkapi ide dan fakta kejadian.

    Membaca

    Berdiskusi.

    Extention : bertujuan mengembangkan

    dan memantabkan pemahaman konsep

    atau menerapkannya dalam situasi baru.

    Problem solving

    Experimental inquiry.

    Ketrampilan berpikir: klasifikasi, abstraksi,analisis kesalahan.

    Membuat keputusan.

    Evaluation : Bertujuan mengevaluasi

    tahap-tahap kegiatan dalam fase-fase

    sebelumnya yang mendorong

    kemampuan investigasi lebih lanjut.

    Telaah kasus

    Teacher and/or student generated scoring

    tools or rubrics.

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    6/18

    6

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Karena

    penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga

    termasuk penelitian dskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran

    diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

    Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di

    masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama

    dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan

    anggota kelompok sasaran.

    Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan Kelas, maka

    penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam

    Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang

    berikutnya. Setiap siklus meliputiplanning (rencana), action (tindakan), observasi(pengamatan)

    dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah

    direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan

    pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan

    Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Wonoayu, dilaksanakan pada bulan Februari

    sampai Mei semester genap Tahun Pelajaran 2011-2012, sebagai subyek penelitian adalah siswa-

    siswa kelas XI IPA 1 tahun pelajaran 2011-2012 sebanyak 36 siswa.

    Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah (1) untuk

    menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu

    tertentu : (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai dan (3) untuk memperoleh

    suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui

    ketuntasan belajar siswa secara individu maupun secara klasikal. Untuk memperkuat data yang

    di kumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan ) yang dilakukan oleh teman

    sejawat untuk mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

    Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan

    analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu

    metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang

    diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa untuk

    memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

    pembelajaran.

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    7/18

    7

    Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah

    proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa

    soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

    Analisis ini di hitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai ulangan

    atau tes formatif, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

    selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata

    tes formatif dapat dirumuskan:

    N

    X

    X

    dengan X = Nilai rata-rata

    X = Jumlah semua nilai siswa

    N = Jumlah siswa

    Untuk lembar observasi

    Lembar observasi aktivitas guru dan siswa , Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru

    dan siswa digunakan rumus sebagai berikut:

    Rata - rata = XX

    dimana

    X = Hasil Pengamatan per item

    X = Jumlah total pengamatan

    Cara skoring indikator aktivitas belajar adalah dengan memberikan skor :

    0,01,0 = sangat buruk

    1,12, 0 = buruk

    2,13,0 = cukup

    3,14,0 = baik

    4,15,0 = sangat baik

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    8/18

    8

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi

    berupa pengamatan pengelolaan belajar dengan metode demonstrasi dan pengamatan aktivitas

    siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.

    Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul

    mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf

    kesukaran, dan daya pembeda.

    Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan

    belajar dengan model siklus belajar..

    Siklus I

    Pada tahap perencanaan awal, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

    terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang

    mendukung.Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I di Kelas XI IPA 1 dengan

    jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar

    mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)

    dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar.

    Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui

    tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

    hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

    Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I

    No Uraian Hasil Siklus I

    1

    2

    3

    Nilai rata-rata tes formatif

    Jumlah siswa yang tuntas belajar

    Persentase ketuntasan belajar

    69.70

    25

    70

    Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan Model Siklus belajar

    diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,70 dan ketuntasan belajar mencapai 70%

    atau ada 25 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada

    siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai

    75 hanya sebesar 70 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar

    85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang

    dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model siklus belajar.

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    9/18

    9

    Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus ke I

    No Aktivitas Guru yang diamati Skor

    1 Menyampaikan tujuan 3,0

    2 Memotivasi siswa 3,2

    3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 2,4

    4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 3,0

    5 Menjelaskan materi yang sulit 3,2

    6Membimbing dan mengamati siswa dalam melaksanakandan mengerjakan LKS/ menemukan konsep

    3,0

    7Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil

    kegiatan3,5

    8 Meminta kelompok lain untuk menanggapi 3,0

    9 Memberikan umpan balik 2,2

    10 Membimbing siswa merangakum pelajaran 3,5

    Total 30

    Rata-rata 3,0

    No Aktivitas Siswa Yang Diamati Skor

    1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2,3

    2 Membaca buku siswa/mengerjakan LKS 2,7

    3 Bekerja dengan anggota kelompoknya 3,0

    4 Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 2,8

    5 Menyajikan pembelajaran / presentasi 2,9

    6 Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ide 2,5

    7 Menulis dengan releven dengan KBM 3,0

    8 Merangkum pembelajaran 3,3

    9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 3,4

    Total 26

    Ratarata 2,88

    Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru secara umum adalah baik (skor rata

    rata 3,0 yang paling dominan pada siklus I dengan predikat baik adalah Meminta siswa

    menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan dan Membimbing siswa merangkum pelajaran (

    skor 3,5), kemudian Memotivasi siswa dan menjelaskan materi yang sulit (skor 3,2), Aktivitas

    lain adalah Menyampaikan tujuan, Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi,

    Membimbing dan mengamati siswa dalam melaksanakan dan mengerjakan LKS/ menemukan

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    10/18

    10

    konsep, Meminta kelompok lain untuk menanggapi (skor 3,0) dan dengan predikat cukup baik

    serta Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya (2,4) , Memberikan umpan balik (2,2)

    sedangkan aktivitas siswa secara umum adalah cukup baik(skor 2,88) yang paling dominan

    dengan predikat baik adalah berturut turut adalah Mengerjakan tes evaluasi/latihan (skor 3,4)

    Merangkum pembelajaran (skor 3,2) Aktivitas lain predikat cukup baik berturutturut adalah

    Bekerja dengan anggota kelompoknya (skor 3,0), Menulis hal yang releven dengan KBM (skor

    3,0) , Menyajikan pembelajaran / presentasi (skor 2,9), Diskusi antar siswa/antar siswa dengan

    guru(skor 2,8), Membaca buku siswa/mengerjakan LKS (skor 2,7), Mengajukan/ menanggapi

    pertanyaan/ide (skor 2,5), Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (skor 2,3).

    Refleksi Siklus I , Guru masih kurang dalam Mengkaitkan dengan pelajaran

    berikutnya,Guru masih kurang bisa Memberikan umpan balik,Guru masih kurang dapat

    menciptakan suasana Diskusi yang baik dan masih bersifat monoton,Siswa masih kurang dalam

    Bekerjasama dengan anggota kelompoknya, Siswa masih belum optimal dalam Menyajikan

    pembelajaran / presentasi,Siswa kurang terbiasa Membaca buku siswa/mengerjakan LKS,

    Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ide, Siswa kurang terbiasa Mengajukan/ menanggapi

    pertanyaan/ide, Siswa kelihatannya masih mengalami kesulitan , dimungkinkan siswa belum

    terbiasa dengan model ini.

    Revisi Racangandari refleksi putaran I , maka perlu dirancang kembali untuk kegiatan

    penelitian , rancangan yang dimaksud adalah :.Guru harus memberikan pertanyaan yang

    bervariasi,dan mengaitkan dengan pelajaran yang lalu dan tidak dijawab sendiri oleh guru,Guru

    harus memberikan umpan balik dan pujian bagi siswa yang yang dapat menjawab dengan

    benar,Guru harus sabar dalam membimbing diskusi sehingga tercipta suasana yang kondusif

    dan siswa dapat bekerjasama dengan baik antar anggota kelompoknya, serta berani bertanya dan

    mengeluarkan pendapat, Guru harus melibatkan siswa dalam penarikan kesimpulan.

    Siklus II

    Tahap perencanaan siklus kedua , pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat

    pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat

    pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

    dilaksanakan di Kelas XI IPA1 dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

    sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

    memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    11/18

    11

    terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

    pelaksanaan belajar mengajar, Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

    dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang

    telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian

    pada siklus II adalah sebagai berikut.

    No

    Uraian Hasil Siklus II

    1

    23

    Nilai rata-rata tes formatif

    Jumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

    78,25

    3177,5

    Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 78,25 dan

    ketuntasan belajar mencapai 77,5 % atau ada 28 siswa dari 36 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

    ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami

    peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena

    setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga

    pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah

    mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan Model Siklus

    Belajar.

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    12/18

    12

    Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa siklus ke II

    No Aktivitas Guru yang diamati Skor

    1 Menyampaikan tujuan 3,0

    2 Memotivasi siswa 2,7

    3 Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya 3,2

    4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 3,2

    5 Menjelaskan materi yang sulit 3,4

    6 Membimbing dan mengamati siswa dalam

    melaksanakan dan mengerjakan LKS/ menemukan konsep

    2,8

    7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan 3,3

    8 Meminta kelompok lain untuk menanggapi 3,5

    9 Memberikan umpan balik 3,5

    10 Membimbing siswa menerangkum pelajaran 4Total 31,6

    Ratarata 3,16

    No Aktivitas Siswa yang diamati skor

    1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 2,7

    2 Membaca buku siswa/mengerjakan LKS 3.1

    3 Bekerja dengan anggota kelompoknya 3,0

    4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 3,2

    5 Menyajikan hasil pembelajaran 3,5

    6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 3,0

    7 Menulis yang relevan dengan KBM 3,0

    8 Menerangkum pembelajaran 3,4

    9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 39

    Total 28,8

    Ratarata 3,20

    Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru secara umum adalah baik (skor

    ratarata 3,16) yang paling dominan pada siklus II dengan predikat baik adalah Membimbing

    siswa merangakum pelajaran ( skor 4,0) , Meminta kelompok lain untuk menanggapi (skor 3,5),

    Memberikan umpan balik (skor 3,5) kemudian Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan

    hasil kegiatan (skor 3,3), Mengaitkan dengan pelajaran berikutnya (skor 3,2), Menyampaikan

    materi /langkah-langkah/strategi (skor 3,2), Menyampaikan tujuan (skor 3,0), Membimbing dan

    mengamati siswa dalam melaksanakan dan mengerjakan LKS/ menemukan konsep(skor

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    13/18

    13

    2,8),sedangkan untuk memotivasi siswa dalam belajar terdapat sedikit penurunan pada aktivitas

    guru dalam pembelajaran dimana skor sebelumnya sebesar 3,2 turun menjadi 2,7, hal ini

    dimungkinkan karena guru kurang memahami tentang hubungan antara materi yang diajarkan

    dengan dengan materi yang lalu sedangkan aktivitas siswa secara umum adalah baik (skor 3,2)

    mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, yang paling dominan dengan predikat baik

    adalah berturut turut adalah Mengerjakan tes evaluasi/latihan (skor 3,9) , Menyajikan hasil

    pembelajaran(3,5) Merangkum pembelajaran (skor 3,4), Diskusi antar siswa/antara siswa

    dengan guru (skor 3,2), Membaca buku siswa/mengerjakan LKS(skor 3,1) Aktivitas lain

    predikat cukup baik berturut turut adalah Bekerja dengan anggota kelompoknya (skor 3,0),

    Menulis hal yang releven dengan KBM (skor 3,0) , Mengajukan/ menanggapi pertanyaan/ide

    (skor 3,0) Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (skor 2,7) Pada umumnya komponen-

    komponen pada aktivitas guru dan siswa sebagian besar mengalami peningkatan walupun tidak

    terlalu besar, hal ini mungkin karena antara guru dan siswa mulai terbiasa dengan menggunakan

    komponen komponen yang memang sudah terencana sebelum proses pembelajaran

    berlangsung.

    Refleksi Siklus II, Motivasi guru kepada siswa kurang begitu nampak bahkan

    dibandingkan dengan pada siklus I masih lebih nampak siklus, Dalam Membimbing dan

    mengamati siswa dalam melaksanakan dan mengerjakan LKS/ menemukan konsep, Guru sudah

    baik dalam memberikan pertanyaan pada siswa dan tidak dijawab sendiri, Dalam memberikan

    penjelasan suara guru kurang begitu jelas sehingga siswa masih banyak yang tidak

    memperhatikan penjelasan guru.

    Revisi Rancangan Siklus III, Berdasarkan pelaksanaan tindakan dan refleksi yang

    dilakukan pada putaran ke II , maka perlu dilakukan revisi rancangan pada siklus III , bentuk

    rencana tindakan untuk putaran ke III sebagai berikut : Dalam pembelajaran selayaknya suara

    guru dikeraskan supaya terdengar oleh seluruh siswa, Seyogyanya dalam pembelajaran , guru

    memberi pujian-pujian yang menyenangkan bagi siswa, sehingga pembelajaran lebih hidup dan

    menyenangkan, Diusahakan dalam membimbing diskusi guru harus berusaha seoptimal

    mungkin untuk memotivasi agar siswa aktif dalam berdiskusi.

    Siklus III

    Tahap Perencanaan, Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

    terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    14/18

    14

    mendukung, Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan di Kelas XI

    IPA1 dengan jumlah siswa 36 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

    proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

    siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

    Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

    Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui

    tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

    digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai

    berikut.

    Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus III

    No Uraian Hasil Siklus III

    123

    Nilai rata-rata tes formatifJumlah siswa yang tuntas belajarPersentase ketuntasan belajar

    85,803690

    Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 85,80 dan dari 36

    siswa yang telah tuntas sebanyak 32 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka

    secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 90 % (termasuk kategori tuntas).

    Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan

    hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam

    menerapkan belajar dengan model siklus belajar sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan

    pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah

    diberikan.

    Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus III

    No Aktivitas Guru yang diamati Skor

    1 Menyampaikan tujuan 3,8

    2. Memotivasi siswa 3,6

    3. Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 4,1

    4. Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 3,7

    5. Menjelaskan materi yang sulit 3,8

    6. Membimbing dan mengamati siswa dalam

    melaksanakan dan mengerjakan LKS/ menemukan konsep

    4,2

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    15/18

    15

    7. Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan

    hasil kegiatan

    3,9

    8. Meminta kelompok lain untuk menanggapi 4,3

    9. Memberikan umpan balik 4,2

    10. Membimbing siswa merangakum pelajaran 4,5

    Total 40,2

    Ratarata 4,02

    No Aktivitas syang diamati Skor

    1. Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 3,6

    2. Membaca buku siswa/mengerjakan LKS 4,2

    3. Bekerja dengan anggota kelompoknya 4,1

    4. Diskusi antar siswa/antar siswa dengan guru 4,4

    5. Menyajikan hasil pembelajaran 4,76. Mengajukan/menanggapi pertanyaan /ide 4,2

    7. Menulis yang releven dengan KBM 4,2

    8. Merangkum pembelajaran 4,6

    9. Mengajarkan tes evaluasi /latihan 4,9

    Total 38,9

    rata 4,32

    Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru secara umum adalah sangat baik (skor

    rata rata 4,02) Pada siklus III ini semua komponen dalam aktivitas guru mengalamipeningkatan menuju ke predikat baik , hanya tertaut sedikit seperti pada komponen Meminta

    siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan(skor 3,9), Menyampaikan tujuan (skor 3,8),

    Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi (skor 3,7), Memotivasi siswa( skor 3,6)

    Sedangkan aktivitas siswa secara umum adalah sangat baik (skor 4,32) mengalami peningkatan

    dibandingkan pada siklus II, semua komponen pada aktivitas siswa sudah mencapai predikat

    yang sangat baik hanya pada komponen Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (skor

    3,7) yang berpredikat baik hal ini karena pengaruh dari guru yang kurang jelas dalam

    memberikan penjelasan kepada siswa sehingga siswa agak tidak memperhatikan penjelasan dari

    guru yang bersangkutan.

    Refleksi, Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih

    kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan Penerapan model siklus belajar. Dari data-

    data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: Selama proses belajar mengajar guru

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    16/18

    16

    telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum

    sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar,

    Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar

    berlangsung, Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan

    peningkatan sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai

    ketuntasan secara klasikal .

    Pembahasan

    Ketuntasan Hasil belajar Siswa, Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa model

    siklus belajar memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat

    dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

    (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 70 %, 77,5 %, dan 90

    %. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

    Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran,Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas

    siswa dalam proses pembelajaran dengan model siklus belajar sebagian besar sudah mencapai

    hasil yang sangat bagus dengan rattan- rata skor 4,32. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa

    dapat dikategorikan sangat baik. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

    melaksanakan langkah-langkah belajar dengan model siklus belajar dengan sangat baik, tetapi

    skor ratarata yang diperoleh sangat tipis untuk mendekati ke predikat baik yaitu dengan skor

    4,02 sedangkan predikat baik skor yang diminta adalah 4,00. Hal ini terlihat dari aktivitas guru

    yang muncul di antaranya komponen Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil

    kegiatan(skor 3,9), Menyampaikan tujuan (skor 3,8), Menyampaikan materi/langkah-

    langkah/strategi (skor 3,7), Memotivasi siswa( skor 3,6) yang masih berpredikat baik.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan

    seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:(1)

    Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar memiliki dampak positif dalam meningkatkan

    prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

    siklus, yaitu siklus I (70%), siklus II (77,5 %), siklus III (90,0 %). (2) Penerapan Model Siklus

    Belajar mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan aktivitasi belajar siswa yang

    ditunjukan dengan rata-rata hasil observasi dengan skor 4,32 yang berarti aktivitas belajar siswa

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    17/18

    17

    saat pembelajaran dengan menggunakan model siklus belajar sangat baik dan aktivitas gurupun

    juga sangat baik dengan perolehan ratarata hasil observasi sebesar 4,02

    Saran

    Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar

    Kimia lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan

    saran sebagai berikut: (1) Dalam pembelajaran Kimia lebih efektif bila bahan dapat dipelajari

    secara kelompok, sehingga siswa mempunyai dasar-sadar edukatif serta siswa dapat

    bertanggung jawab sehingga dapat memberikan pengaruh baik pada performance tugasnya

    maupun didalam prestasi belajar. (2) Guru Kimia perlu menanamkan kepada siswa tentang

    pentingnya pelajaran Kimia, sehingga dengan sendirinya akan tertanam sikap yang positif

    terhadap pelajaran Kimia.(3) Dalam menerapkan pemberian model siklus belajar, khususnya

    guru Kimia hendaknya memperhatikan faktor daya ingat, gaya kognitif, motivasi belajar,

    kebiasaan belajar dan gaya belajar, agar memperoleh prestasi belajar yang optimal.(4) Untuk

    mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai motivasi belajar, disarankan kepada

    peneliti lain untuk mengkaji secara lebih mendalam dengan menggunakan instrumen yang lebih

    bervariasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgesindon.

    Arikunto, Suharsimi. 1993.Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

    Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RineksaCipta

    Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses BelajarMengajar, Jakarta. Balai Pustaka.

    Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineksa Cipta.

    E, Mulyasa. 2005.Menjadi Guru Profesional, Bandung, Rosda

    Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UniversitasGajah Mada. Yoyakarta.

    Hadi, Sutrisno. 1982.Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

    Hamalik, Oemar. 1994.Metode Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

    Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria DearcinUniversity Press.

    Margono. 1997.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

    Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja RosdaKarya.

  • 7/27/2019 Makalah Jurnal P.eko

    18/18

    18

    Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

    Rahman, Syaiful dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan karya Ilmiah. Surabaya:

    SICSardiman, A.M. 1996.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

    Soekamto, Toeti. 1997.Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas

    Terbuka.Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: RemajaRosdakarya.

    Usman, Moh. Uzer. 2001.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar.(terjemahan) Bandung: Jemmars.