Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

21
1 MASYARAKAT BERSANDAR PADA SURVIVAL OF THE FITTEST: (Telaah Filosofis Atas Pemikiran Nietzsche) Oleh: Siti Saudah Abstrak Masyarakat merupakan wahana yang memungkinkan terjadinya kristalisasi manusia-manusia agung (Ubermensch). Tujuan kehidupan kemanusiaan ialah bagaimana menjelmakan manusia-manusia yang lebih kuat, lebih cerdas, lebih berani, yang oleh kekuatannya bisa mengatasi kumpulan manusia dalam massa. Negara harus dipimpin oleh Aristokrat yang unggul (bukan berdasarkan keturunan). Masyarakat sederhana menjadi yang dipimpin, masyarakat yang kuat menjadi pemimpin, pada dasarnya masyarakat hanya terdiri dari dua kelompok, yaitu yang dipimpin dan yang memimpin. Masalah-masalah yang timbul antar bangsa diselesaikan dengan darah dan baja. Demokrasi adalah gejala masyarakat yang sudah menjadi busuk. Demokrasi menentang kenyataan bahwa kodrat alam adalah differensiasi. Kata kunci: Masyarakat, Ubermensch, Aristokrat. Abstract Societies are just a vehicle where crystalization of great human maybe accured. The goal of humanity life is how to create stronger, smarter, and braver human, by using his strength he is able to overcome a gooup of people. Country must be led by superior Aristokrat. The weak people are usually led by the strong one because basically societies cousist of two group of people who are led or lead. The problems among nations are overcome by blood and steels. Democracy is society phenomena that has become putrid .It opposed the reality that nature is different. Key words: Societies, Ubermensch, Aristokrat. Staf Pengajar MKU Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Transcript of Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

Page 1: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

1

MASYARAKAT BERSANDAR PADA SURVIVAL OF THE FITTEST:(Telaah Filosofis Atas Pemikiran Nietzsche)

Oleh: Siti Saudah

AbstrakMasyarakat merupakan wahana yang memungkinkan terjadinya kristalisasimanusia-manusia agung (Ubermensch). Tujuan kehidupan kemanusiaan ialahbagaimana menjelmakan manusia-manusia yang lebih kuat, lebih cerdas, lebihberani, yang oleh kekuatannya bisa mengatasi kumpulan manusia dalam massa.

Negara harus dipimpin oleh Aristokrat yang unggul (bukan berdasarkanketurunan). Masyarakat sederhana menjadi yang dipimpin, masyarakat yang kuatmenjadi pemimpin, pada dasarnya masyarakat hanya terdiri dari dua kelompok,yaitu yang dipimpin dan yang memimpin. Masalah-masalah yang timbul antarbangsa diselesaikan dengan darah dan baja. Demokrasi adalah gejala masyarakatyang sudah menjadi busuk. Demokrasi menentang kenyataan bahwa kodrat alamadalah differensiasi.

Kata kunci: Masyarakat, Ubermensch, Aristokrat.

Abstract

Societies are just a vehicle where crystalization of great human maybe accured.The goal of humanity life is how to create stronger, smarter, and braver human, byusing his strength he is able to overcome a gooup of people.

Country must be led by superior Aristokrat. The weak people are usually ledby the strong one because basically societies cousist of two group of people whoare led or lead. The problems among nations are overcome by blood and steels.Democracy is society phenomena that has become putrid .It opposed the realitythat nature is different.

Key words: Societies, Ubermensch, Aristokrat.

Staf Pengajar MKU Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Page 2: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

2

A. Pendahuluan

Nietzsche adalah seorang pemikir eksistensialisme yang berasal dari

keluarga pendeta, ia berbalik arah menolak kehadiran Tuhan, bahkan menggap

Tuhan sudah lama mati. Semasa kecil ia mereupakan anak yang cerdas, gemar

membaca dan sangat pendiam, namun secara fisik ia merupakan sosok yang lemah

dan sakit-sakitan. Ia pernah mengikuti wajib militer tetapi tidak lama karena

kecelakaan, dan melengkapi penderitaannya sebagai orang yang lemah secara

fisik, bahkan hamper gila. Namun secara mentral memiliki keberanian yang luar

biasa Ia sangat mengagungkan “logika Kekuatan” ( bukan kekuatan logika).

Konsep dasar pemikirannya “survival of the fittest” sebagai pengaruh kuat yang

berasal dari Spencer dan Darwin.

Penulis tertarik untuk mengungkapkan pemikiran Nietsche ini, bukan

karena sependapat dengan hasil pemikirannya, namun ingin menulisnya sebagai

fenomena budaya dan sekaligus fenomena sosial yang cukup unik dan menarik

untuk dikaji. Keberaniannya menyatakan kepada publik, khalayak ramai., di

pasar-pasar dan ditempat-tempat umum lainnya, bahwa “Tuhan sudah lama mati”.

Pemikiran yang membuat merinding orang-orang yang taat beragama,

bagaikan tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan, bukan hanya dalam

wacana kefilsafatan akan tetapi di kalangan keagamaan bahkan dikalangan para

nihilis dan free thinker terkadang dijadikan sandaran untuk mendukung

pemikirannya yang tidak terkendali.

Manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai pribadi tidak terpisah dari

pemahaman akan kehidupan intelektual spiritual. Persoalan-persoalan manusia

Page 3: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

3

(masyarakat modern utamanya) tidak terlepas dari hakikat manusia itu sendiri .

Aktivitas manusia merupakan eksistensi dari dirinya.1

Tujuan penulisan makalah ini adalah ingin memperkaya wacana

pemahaman kefilsafatan, dari mulai yang menyejukkan sampai yang

menggerahkan, bahkan sampai pada yang menimbulkan kemarahan bagi orang-

orang tertentu yang terganggu hal ini merupakan bagian mozaik pemikiran

kefilsafatan.

B. Pembahasan

1. Riwayat Hidup Nietzshe

Nama lengkapnya adalah Fredrich Wilhem Nietzshe, lahir tanggal 15

Oktober 1844, di Rocken, Rusia. Tanggal dan bulan kelahirannya sama dengan

kelahiran Raja Prusia, Fredrich Wilhem IV, yang sangat dikagumi ayahnya,

sehingga namanya diambil dari nama raja tersebut yaitu Fredrich Wilhem. Hal ini

menjadi satu-satunya kenangan bagi Nietzsche karena selebihnya ia hidup dalam

kemalangan sebagai seorang yang lemah, sakit-sakitan.2

Pada waktu ia berumur 5 tahun ia telah kehilangan bapanya, dan kemudian

didik oleh ibunya yang saleh. Akibatnya wataknya kegadis-gadisan, yang tidak

suka dengan anak-anak sebayanya. Di sekolah sering ia disebut “Yesus yang di

Bait Allah”3. Kegemaran utamanya ialah membaca, maka tidak mengherankan

1 Septiana D.M, Pandangan Leo Tolstoy Terhadap Wanita (Refleksi pemahaman atas maknaKebebasan dan Eksistensi manusia di Masa Mendatang, (Fakultas Filsafat, Yogyakarta.Jurnal Filsafat UGM, 1997) hlm. 213.

2 Fuad Hasan. Berkenalan dengan Eksistensialisme, (Pustaka Jaya, Jakarta.1922) hlm.39.

3 Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Kanisius, Yogyakarta 2005).hlm.127.

Page 4: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

4

kalau Nietzsche paling tekun membaca Injil,kendatipun matanya dalam keadaan

lemah dan sakit .Sikapnya yang lembut dan pemalu ,suka dan merenung dan

menyendiri ,tidak banyak bicara ,sehingga memberikan kesan orang lemah dan

letih .

Sejak usia 18 tahun dia kehilangan kepercayaan terhadap Tuhan .Hal ini

dirasa janggal karena latar belakang keluarga dan pendidikannya bertolak

belakang dengan sikapnya itu .Semula peristiwa tersebut dianggap sebagai gejolak

remaja yang sifatnya sementara ,tetapi ternyata sampai ia meninggal tetap pada

pendiriannya tersebut .Bahkan lebih keras dari itu ,karena ia berpendirian bahwa

‘Tuhan sudah lama mati’.

Sekalipun ia mengalami sakit sakitan ,tetapi tetap harus wajib militer

,walau tidak lama ,kemudian ia dibebaskan dari tugas tersebut karena mengalami

cedera berat akibat terjatuh dari kuda .Halangan jasmani menyebabkan ia memilih

karier akademis sebagai ahli filologi (bahasa klasik), dan menjadi pengajar pada

universitas Basel pada usia 25 tahun.

Kegemarannya merantau dari satu kota ke kota lainnya dengan menyewa

kamar yang murahan asal ada tempat untuk menulis dan tidur, sekalipun dalam

keadaan fisiknya yang lemah. Kondisi fisiknya semakin lama semakin melemah,

bahkan hamper buta di samping menderita penyakit paranoia dan

megalomania.Bahkan pada satu saat ia pernah berada di bawah pengawasan

rumah sakit jiwa. Namun kegilaan berpikirnya tidak harus dihubungkan dengan

penyakit dan gangguan pikirannya tersebut, karena akan lebih berarti apabila

Page 5: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

5

melihat dari karya-karyanya, sekalipun kondisi fisik dan mental tetap akan sangat

berpengaruh pada pola fikir dan sikap selanjutnya. Barangkali tidak mustahil

bahwa pola pikirnya merupakan pemberontakan terhadap keadaannya yang serba

lemah dengan potensi intelektual yang demikian tinggi. Hal ini hanya sekedar

untuk memahami pemikiran Nietzsche secara objektif.

2. Survival of the Fittest dan Ubermensch

Pengaruh pemikiran Schopenhauer sangat kuat terhadap Nietzsche yaitu

“kehendak sebagai azas dari eksistensi manusia”. Sehingga kehendak yang kuat

harus ditempatkan pada garis yang paling depan, baik pada pemikiran maupun

pada tindakan, apabila manusia menginginkan eksistensinya. Kehendak yang

dimaksud oleh Nietzsche adalah kehendak untu berkuasa (will for power), sebab

baginya kehidupan merupakan perjuangan untuk memperoleh kekuasaan. Pikiran

manusia harus mampu mengendalika insting manusia untuk hidup dan berkuasa,

karena pengetahuan memiliki nilai jika dapat meningkatkan dan mempertahankan

kehidupan.4

Nietzsche menganggap bahwa, kalau dalam hidup ini yang kuatlah yang

menang, kebajikan utama dalam kehidupan adalah kekuatan. Oleh karena itu, apa

yang dinyatakan sebagai kebajikan, atau apa yang dianggap baik, haruslah kuat.

Sebaliknya, segala yang lemah adalah buruk dan salah.5

Disamping terpengaruh oleh pemikiran Schopenhauer, Nietzsche juga

terpengaruh oleh pemikiran Spencer dan Darwin, menurut Spencer bahwa

4 Ali Modlofir. Kamus Filsafat Barat. (Pustaka Pelajar, Yogyakarta.2001) hlm.37.

5 Ibid Fuad Hasan. 1992 hlm. 41

Page 6: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

6

“masyarakat merupakan badan besar yang berkembang menurut hukum-hukum

evolusi, dari homogenitas ke heterogenitas”. Dalam masyarakat kuno jumlah

spesialisasi terbatas. Pemburu, petani, dan nelayan. Masyarakat industry,

heteroginetas dan spesialisasi begitu besar sehingga setiap orang tergantung pada

banyak orang lain. Sementara menurut teori social Darwinism bahwa masyarakat

berada dalam perjuangan demi eksistensi di mana yang paling cocok dicirikan

dengan tidak kompetitif, altruistic, berpangku tangan, malas, tidak berkuasa dan

miskin. Masyarakat yang baik sebagai suatu keutuhan tercipta dari perjuangan

social demi eksistensi ini. Jutawan yang berdiri sendiri secara tradisional telah

dianggap sebagai contoh terbaik orang yang paling cocok (the fittest).

Sekalipun sulit untuk ditegaskan tingkat keterpengaruhannya akan tetapi

hal tersebut dapat dilihat dari rumusan “survival of the fittest” dijadikan pola

pemikiran Nietzsche. Hal ini dapat merupakan contoh yang paling nyata dari

filsafat yang menekankan “logika kekuatan”, dan bukannya “akekuatan logika”.

Alil ini menurut Nietzsche harus berlaku baik dalam pergaulan manusia maupun

dalam pergaulan antar bangsa bukan harus diselesaikan dengan jalan perundingan,

pemungutan suara atau retorika melainkan harus diselesaikan melalui darah dan

baja. Perang adalah gejala yang wajar untuk menentukan bangsa mana yang dapat

bertahan dan bangsa mana yang harus menerima kekalahan.

Kesamaan derajat antar manusia, antar bangsa adalah suatu hal yang

mustahil dan bertentangan dengan kodrat alam. Tumbuhkanlah manusia-manusia

unggul (Ubermensch atau Supermen) Yang oleh kekuatannya dapat mengatasi

kumpulan manusia dalam massa, yang harus menjadi tujuan adalah bagaimana

Page 7: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

7

menjelmakan manusia-manusia besar yang lebih kuat, cerdas, dan berani, yang

paling penting adalah bagaimana ia mampu mengangkat dirinya dari kehanyutan

dalam massa.

Masyarakat haruslah merupakan sekedar wahana yang memungkinkan

terjadinya kristalisasi manusia-manusia agung itu. Betapapun kejam

kedengarannya rumus inilah yang menurut Nietzsche sesuai dengan kodrat alam.

Bahkan ia mengusulkan suatu seleksi drastic untuk melahirkan manusia unggul

dengan jalan eugenetika serta memberikan pendidikan yang istimewa kepada

mereka yang kuat dan cerdas, tetapi menuruit Nietzsche cerdas saja belum cukup

namun harus merupakan gabungan harmonis dari kekuatan, kecerdasan dan

kebanggaan.6 Nietzsche menganggap perlu adanya suatu system aristokrasi yang

dipimpin oleh manusia-manusia yang memenuhi syarat keunggulan, bukan atas

dasar keturunan. Sedangkan manusia sederhana mempunyai tempatnya tersendiri

sesuai kodratnya, yang jelas tidak didudukkan pada pujuk pimpinan. Sejarah umat

manusia dimanapun menunjukkan bahwa ada golongan pemimpin dan golongan

yang dipimpin. Hanya pemimpin yang kuat, cerdas bangga yang dapat diandalkan

oleh masyarakat. Pemimpin seperti ini akan berani membawa pengikutnya dalam

peperangan. Bangsa yang terlalu lama menikmati ketentraman dan kedamaian

akan kehilangan keberanian untuk berperang serta tekat untuk menaklukkan lawan

adalah masyarakat yang nyata-nyata matang untuk demokrasi. Menurut Nietzsche

demokrasi adalah suatu gejala yang menunjukkan bahwa suatu masyarakat sudah

menjadi busuk sehingga tidak mampu lagi melahirkan pemimpin-pemimpin yang

6 Ibid.... Fuad Hasan. 1992 hlm. 42

Page 8: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

8

agung. Demokrasi adalah pemerintahan kaum dagang semata-mata. Demokrasi

adalah suatu mainan belaka, tempat setiap orang untuk bersaing sambil berteriak

sama rata sama rasa, padahal manusia bersaing justru karena mereka berbeda-

beda. Demokrasi menentang kenyataan bahwa kodrat alam adalah deferensiasi.

Nietzsche menolak adanya persamaan hak dan hanya bangsa-bangsa yang

unggullah yang harus memimpin, bangsa yang lemah harus tunduk kalau tidak,

harus dikalahkan dengan jalan perang sampai ditaklukkan. Demokrasi antar

bangsapun merupakan penyelewengan dari kodrat alam.

Pada tahun 1887 dalam satu karyanya Nietzsche meramalkan bahwa” lima

puluh tahun kemudian Negara-negara demokrasi yang dianggapnya pemerintahan

kaum dagang akan terlibat dalam sengketa yang dasarnya adalah kepentingan

dagangnya masing-masing”. Negara Demokrasi itu akan bentrokan dalam suatu

perang dahsyat demi memperebutkan pasaran-pasaran dunia. Demokrasi tidak

mungkin menjadi perdamaian antar bangsa7

Orang sering menghubungkan antara Nietzsche dengan Naziisme.

Bahwasanya ada konsidensi memang benar, namun untuk mengatakan bahwa

Nietzsche harus bertanggung jawab atas timbulnya ideology sebagaimana dianut

Jerman-Nazi di masa Adolf Hitler patut diragukan. Namun tidak mustahil kalau

Hitler mendapat sebagian inspirasinya dari karya-karya Nietzsche. Bahkan Benito

Mussolini menunjukkan kesamaan dengan Nietzsche. Fasisme sebagai suatu

program aksi juga menggunakan slogan cinta pada resiko (I’amour de resque),

slogan Nietzsche ‘hidup menatap bahaya’ . Konsidensi lainnya didapatkan pada

7 Ibid Fuad Hasan 1992. Hlm.44

Page 9: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

9

pendapat Nietzsche mengenai masyarakat Eropa bersatu, yang mampu melahirkan

Napoleon atau Bethoven, ini juga sama dengan gagasan sekarang tentang Eropa

bersatu. Untuk itu harus dibebaskan dari nasionalisme murahan yang disanjung-

sanjung oleh kaum borjuis. Inilah dasar-dasar yang harus diletakkan pada

masyarakat yang ingin maju, unggul dan berkuasa berdasarkan pemikiran

Nietzsche

3. Masyarakat Unggul tanpa Tuhan

Menurut Nietzsche sepanjang ada Tuhan, maka manusia tidak akan pernah

berkuasa, apalagi memiliki keunggulan, karena selamanya akan berada di bawah

baying-bayang kekuasaanNya. Oleh karenanya Tuhan harus dihilangkan dari

permukaan bumi, setidak-tidaknya dalam pemikiran manusia. Gagasan dan

doktrin itu tertuang dalam karya Nietzsche yang dianggap terbesar dan sangat

popular adalah “Als Sprach Zarathusra” (demikianlah sabda Zarathustra) atau

disebut juga dengan “Dendang Zarathustra”. Untuk memahami pemikiran

Nietzsche secara utuh, sebenarnya harus menelusuri berbagai karyanya yang

terpisah-pisah. Akan tetapi dengan memahami Zarathustra juga cukup memadai,

karena didalamnya termuat pemikiran-pemikiran inti yang merupakan karya seni

dan karya filsafat sekaligus. Nietzsche yang telah kehilangan kepercayaan

terhadap Tuhan, telah memusnahkan Tuhan, nampaknya telah menemukan

Zarathustra sebagai gantinya. Sejak pertemuannya ini Nietzsche seperti tidak

henti-henti menguras segala potensi untuk mengungkapkan alam pikirannya.

Buah pikiran terbesarnya itu dituangkan oleh Nietzsche dalam

pengasingannya di puncak pegunungan Alp yaitu di Sils Maria. Tiga bagian dari

Page 10: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

10

bukunya diselesaikan hanya dalam tempo tiga piluh hari saja. Tiga bagian yang

sudah selesai ini diterbitkan terlebih dahulu. Sementara bagian keempat masih

sedang diselesaikan, dan baru diterbitkan pada tahun 1892, ketika Nietzsche

sedang dalam keadaan sakit jiwa. Tidak lama kemudian diterbitkan karya

Nietzsche itu selengkapnya empat bagian dengan judul “Als Sprach Zarathustra”

(Dendang Zarathustra). Mengapa disebut dendang Zarathustra, karena Nietzsche

menyebutkan demikian, dan memang ia mendendangkan hasil renungannya itu

antara lain judul “The Night Song”. The Dancing Song, The Tomb Song, The Song

of Melancholy, The Drunken Song.

Walter Kaufman sebagai dan penerjemah karya-karya Nitzsche

mengatakan, petunjuk penting untuk memahami Zarathustra ialah karya itu karya

seorang yang sangat kesepian hanya dalam Zarathustra inilah agaknya Nietzsche

mencapai puncak ketinggiannya, dilambangkan oleh pegunungan Alp, ia

melampiaskan segala isi jiwanya: dari kemarahan yang dahsyat, kepekaan yang

mesrah, keberanian yang serba nekat, humor yang halus dll penghayatan

manusiawi dapat ditemukan dalam karya ini.8 Kegagalan Nietzsche dalam

pergaulan sesame manusia menyebabkan ia harus mengasingkan diri yang

dijelmakan melalui citra Zarathustra. Di dalamnya kita dapatkan monolog

percakapan antara Nietzsche dengan dirinya. Dimulai dengan satu prolog: Ketika

usinya 30 tahun Zarathustra meninggalkan rumah serta danau dekat rumahnya dan

berangkat mendaki pegunungan. Di sini ia menikmati gairah jiwa serta kesunyian

dirinya selama 10 tahun tak pernah jenuh., sehingga terjadi perubahan dalam

8 Ibid.....Fuad Hasan 1992. Hlm. 49

Page 11: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

11

hatinya. Pada suatu pagi ia bangun bersama fajar, melangkah menangkap surya,

lalu berkata kepadanya: “Wahai Kartika besar apa yang mungkin jadi kebahagiaan

kalau tiada mereka yang menikmati cahayamu?” dari kutiban di atas nyatalah

bahwa Nietzsche dalam kesunyiannya itu telah menemukan dirinya dalam imago

Zarathustra, di pegunungan yang sunyi ia mencari ilham.

Aku menanti-nanti kehampaan

Menikmati, melampaui baik dan buruk, sekarang

Cahaya, dan bayangan; yang ada hanya

Hari, danau, siang, waktu tak berujung

Maka kawan, tiba-tiba satu menjadi dua, dan aku dihampiri Zarathustra.

Dalam kesunyian Zarathustra merindukan manusia lagi. Himpunan

kearifannya diibaratkan sebagai lebah yang sudah menghimpun madu berlimpah

ruah “I need hands out-streched to receive it” Ia rindu untuk menaburkan ilmunya

pada manusia lain, ia berkata “Awas, cangkir ini akan kosong lagi, dan

Zarathustra-pun ingin menjadi manusia kembali”.

Turulah Zarathustra dari pengasingan, di jalan ia bertemu dengan orang

tua yang alaim sedang mencari akar-akaran. Bertanyalah Zarathustra, apa yang

dilakukannya di hutan?. Jawab orang alim: Aku mencipta lagu dan

menyanyikannya; dan sementara aku mencipta lagu, aku tertawa, menangis, dan

bersenandung; demikianlah aku memuja Tuhan. Sambil berdendang, menangis,

ketawa dan bersenandung, kupuja Tuhan yang memang Tuhanku.

Berlalulah Zarathustra. Ketika Seorang diri Zarathustra bertanya-tanya

dalam hatinya. Mungkin demikian? Orang alim di hutan tadi belum mendengar

Page 12: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

12

berita bahwa “Tuhan sudah mati” Lalu Zarathustra turun menemui orang banyak

di pasar, maka berusahalah ia: Aku ajarkan kepadamu manusia unggul, dahulu

dosa yang besar adalah dosa melawan Tuhan, tetapi Tuhan sudah mati dan

bersama dia matilah pula mereka yang berdosa itu”.

Ia mengulangi sekali lagi ajarannya. Jadilah manusia unggul, ibarat

samudra luas yang tidak akan luntur karena harus menampung arus sungai yang

keruh. Manusia harus terus menerus melampaui dirinya sendiri, terus menerus

mencipta. Zarathustra memperingatkan sudah tiba waktunya bagi manusia untuk

menentukan tujuan baginya sendiri. Tiba saatnya untuk menanam bibit harapan

yang seunggul-unggulnya. Mereka tidak sirna diwaktu senja, meskipun

kebohongan yang diceritakan. Sebenarnya pada suatu hari mereka saling

mrnertawakan diri sampai mati. Hal ini terjadi ketika kata-kata yang paling tak

berketuhanan diumumkan oleh salah satu diantara Tuhan-Tuhan katanya: Tuhan

adalah Esa. Jangan kalian persekutukanaku dengan Tuhan-tuhan lain.

Demikianlah maka Tuhan yang sudah tua dan berjenggot muram, yang irihati,

menjadi lupa diri. Kemudian semua Tuhan yang lain pun tertawa melonjak-lonjak

di atas kursinya sambil berteriak: Bukankah lebih bertuhan untuk menyatakan

bahwa ada banyak Tuhan padahal tidak ada Tuhan?.9 Demikianlah jalan

pemikiran Nietzsche mengenai matinya Tuhan. Setelah Tuhan dimatikan, maka

terbukalah kesempatan bagi manusia untuk menjulangkan dirinya setinggi-

tingginya sebagai pencipta. Mencipta dan sekali lagi mencipta itulah kebajikan

bagi manusia. Antiteisme yang sangat radikal senantiasa diulang-ulang dalam

9 Ibid...Fuad Hasan 1992 hlm. 54

Page 13: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

13

berbagai karyanya, ia ingin membuktikan bahwa manusia, baru menjadi agung

apabila ia sudah sanggup menerima berita kematian Tuhan.

Ia muak pada para pendeta yang mengajarkan bahwa manusia adalah

makhluk yang berdosa. Mereka orang-orang yang sangat menderita dalam

hidupnya. Banyak diantara mereka yang sudah menderita, maka mereka

menginginkan orang lainpun menderita. Nietzsche kasihan melihat para pendeta

ini. Mereka membangun gereja-gereja yang meyakinkan bahwa mereka telah

berbuat dosa sehingga oleh karenanya, harus bertobat. Dengan lantaran Nietzsche

mengingatkan: Waspadalah terhadap gubuk-gubuk yang dibangun oleh para

pendeta itu! Gua-gua yang berbau itu, mereka menamakan Gereja. Itu hanya yang

dipalsukan, itu udara yang menyesakkan , di dalam jiwa tidak diizinkan untuk

melayang kesegala ketinggian. Sebab agamanya memerintahkan: Merangkaklah di

atas tangga ini pada lututmu, hai kaum pendosa.

Nietzsche menganggap ketololan yang tak terampunkan jika manusia mau

menjalani hidupnya dalam serba kedosaan. Mereka yang menerima hidup ini

sebagai dosa belaka adalah mereka yang lemah dan tidak berharga untuk bertahan

dalam kehidupan. Mereka ini seringkali bersembunyi dibalik dalih “hidup ini

tidak berharga”, padahal mtidak berdaya untuk hidup. Hidup adalah kenikmatan

yang harus dihayati sedalam-dalamnya. Orang yang mengatakan hidup ini tidak

berharga adalah mereka yang dekaden, mereka ini seharusnya mengatakan dengan

terus terang “Aku ini tidak berharga”. Bukan hidup yang salah tetapi justru

mereka sendiri yang tidak mampu untuk menjulangkan diri setinggi-tingginya.

Manusia kerdil adalah kaum yang lekas percaya dan menyerah pada dongeng

Page 14: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

14

yang tidak mengandung kebenaran. Mereka ini tidak mempunyai keberanian

untuk mengarungi samudra kehidupan. Mereka telah merasa berbuat suatu

kebajikan dengan jalan menyerah saja pada yang dipujanya. Zarathustra berkata:

“Sudah berkali-kali ku tegaskan bahwa manusia adalah unggul, asalkan ia ma

uterus menerus menjulangka gairah setinggi-tinggginya. Untuk ini manusia harus

bebas dari segala kekhawatiran dan rasa dosa. Manusia bagi Nietzsche adalah

jembatan belaka antara binatang dan manusia agung, kemanapun ia menoleh akan

menatap ancaman dan bahaya. Manusia tidak perlu beku dalam ketakutan dan

kepercayaan terhadap apa yang diriwayatkan kepadanya. Ia harus berani, karena

keberanian adalah kebajikan yang terunggul. Untuk hidup harus menjawan “ya”

kepada semua tantangan yang dihadapi, tidak cukup sekedar mau hidup, ia harus

mau semakin kuasa lagi, semakin kuat lagi.

Tentang perang dan prajurit, bagi Nietzsche yang dianggap kebajikan

adalah keberanian. What is Good? You ask. “To be brave is good”! Apa yang

baik? Kau bertanya? “berani itulah yang baik”. Kepada prajurit itu berpesan:

kepadamu tidak kuanjurkan kerja; kepadamu tidak kuanjurkan perdamaian,

melainkan kemenangan. Jadikanlah karyamu sebagai perjuangan. Jadikanlah

perdamaian sebagai kemenanganmu. Ia menginginkan adanya tantangan yang

terus menerus, hidup tidak boleh beku. Perang adalah suatu keharusan sebagai

seleksi alam untuk menang dan berkuasanya mereka yang kuat. Pemikiran ini

ditengarai telah melahirkan ilham bagi Hitler bahwa satu wilayah tidak

ditakdirkan oleh Tuhan untuk didiami dan milik suatu bangsa. Tanah dan wilayah

adalah hak bagi mereka yang mampu untuk merebut, memiliki, dan

Page 15: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

15

menguasainya. Bagi Nietzsche kecintaan terhadap hidup tidak perlu berarti

ketakutan terhadap maut. Bukankah semua orang harus mati? Keberanian

menjalani hidup haruslah berarti keberanian pula menghadapi maut.

Nietzsche menginginkan suatu moralitas baru bagi zamannya; bukan lagi

moralitas budak yang diterima secara begitu saja oleh orang banyak; bukan

herden moral, melainkan moralitas orang-orang terhormat yang mampu berkuasa

dan berani menatap hidup, yaitu Herren Moral. Inilah yang oleh Nietzsche disebut

dua kemungkinan sebagai asas moralitas. “Sistem moral haruslah pertama-

pertama tunduk kepada system derajatkepangkatan, anggapan-anggapan yang

dikandungnya harus dikembalikan kehati nuraninya; sampai akhirnya dimengeerti

bahwa adalah tidak bermoral untuk menyatakan bahwa apa yang baik bagi

seseorang niscaya juga layak bagi seseorang yang lain.

Herren moral hanya memungkinkan dibina atas dasar kekuatan,

kecerdasan, dan kebanggaan. Adapun keberanian yang ditumbuhkan di atas

adalah keberanian yang menyeluruh: berani menatap hidup, menghadap bahaya,

menanggung derita, memeluk kesepian, menantang perang, menaklukan

ketakutan, dan berani menyambut maut. Keberanian yang sejati tidak

membutuhkan kesaksian siapapun juga, tidak dari orang lain, tidak juga dari

Tuhan. Keberanian yang sejati hanyalah menjelma sebagai gairah yang hebat

untuk hidup dan kehendak yang kuat untuk menjulangkan diri.

Betapapun mabuknya Nietzsche dalam ajaran tentang manusia agung yang

tak henti-hentinya hendak menjulang kesegala ketinggian, tetapi iapun

mengingatkan manusia, bahwa tidak akan mampu melampaui batas-batas

Page 16: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

16

kemampuannya sendiri. Seolah-olah muncul kembali ajaran Yunani Kuno

“Kenalilah dirimu” Segala gairah harus dikerahkan habis-habisan untuk

menikmati suatu kehidupan yang unggul dan dalam keunggulan itu ia harus

senantiasa kreatif. Nietzsche mengutuk mereka yang pura-pura berani, mereka

yang punya potensi untuk hidup unggul tetapi sebenarnya menipu dirinya sendiri.

Oleh karena itu segala ikhtiar manusia harus disesuaikan dengan batas-batas

kemampuannya sendiri. Kalau hendak mendaki ketinggian harus menggunakan

kakinya sendiri. Kalau kau ingin menjulang gunakan kakimu sendiri, jangan

biarkan dirimu dijunjung orang; jangan kau duduk di atas punggung dan kepala

orang lain. Pemboncengan dalam ikhtiar mencapai ketinggian adalah pemalsu-

pemalsu serta penipu-penipu, lebih-lebih terhadap diri sendiri. Nietzsche

mengakui bahwa mengenal diri sendiri tdaklah mudah, oleh karena itu manusia

sering menghendaki sesuatu yang melebihi kemampuan. Sukar bagi manusia

untuk sadar akan batas-batas kemampuan dirinya. Karena tidak kepastian dan

Chaos yang dihadapi itulah manusia menjadi kreatif serta dapat bercita-cita

setinggi mungkin sehingga oleh karena itu pula, ia harus cinta pada hidup.

Manusia tidak sepatutnya mengharapkan belas kasihan orang lain. Ia

menyatakan kemuakannya terhadap mereka yang mengharap, menuntut belas

kasihan orang lain, itu adalah pengejawantahan manusia rendah dan hina. Mereka

yang menikmati penderitaan bukan karena sanggup menanggung derita melainkan

karena penderitaannya mengharap belas kasih orang lain. Mereka orang- orang

yang sudah kehilangan rasa bangga dan hormat, ia sebagai moralitas budak. Mana

Page 17: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

17

mungkin mereka mampu menjulangkan diri ke segala ketinggian. Mana mungkin

mereka disamakan dengan manusia agung yang sanggup menanggung derita.

Penyamarataan manusia adalah ketidak-adilan yang harus ditentang.

Disilah tumbuhnya pikiran yang mencemoohkan demokrasi dan semangat sama

rata bagi manusia. Adalah omong kosong untuk menganggap semua orang berdiri

derajat. Demokrasi adalah semata-mata satu mania untuk menghitung dan

bertentangan dengan kenyataan bahwa manusia tersusun berderajad-derajad.

Mereka yang merindukan kesamaan hak adalah sebenarnyaorang-orang pengecut

belaka. Semboyan laizesfaire yang dijadikan asas demokrasi itu, menurut

Nietzsche sebenarnya adalah manifestasi dari moralitas pedagang yang tidak jauh

berbeda dengan moralitas perampok, sama-sama meminta hak untuk membeli di

pasaran semurah-murahnya dan kemudian beebut pasaran untuk menjual semahal-

mahalnya.

Itulah pemikiran ekstrim dan radikal dari Nietzsche. Mungkin dalam

sejarah antiteisme belum pernah mencatat adanya seorang filsuf yang sedemikian

ganasnya “mematikan Tuhan”. Tanpa gemetar sedikitpun mengumumkan bahwa

“Tuhan telah mati” dan menyiarkan ajarannya bahwa manusia dapat

menjulangkan dirinya menjadi “Ubermensch”. Namun demikian ia telah member

tahu sebelumnya bahwa ia tidak perlu segera dipercaya sebab, kalau memang

demikian maka tibalah saatnya bagi Nietzsche untuk mengatakan “ selamat

tinggal dan aku akan kembali lagi setelah kau tak percaya padaku”. Ia lebih suka

dirinya ditentang dan di lawan. Kehendakku; jauhilah aku dan lawanlah

Zarathustra! Taksempurnalah seorang membalas jasa gurunya, bilamana ia terus

Page 18: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

18

menerus bertahan sebagai muridnya saja. Ia tidak ingin dipuja-puja sebab pujaan

akan membuat kita akhirnya tertindas. Kepercayaan atau pemujaan hanyalah

dikarenakan oleh belum mampunya kita menemukan diri sendiri.

Nietzsche adalah orang kesepian, yang berjuang mati-matian untuk

menentang nilai-nilai lama yang telah berkuasa ribuan tahun. Ia ingin

menciptakan hal-hal yang melebihi dirinya sendiri, sampai segala kekuatannya

dihabiskan, dan hidupnya diakhiri dengan menderita penyakit gila.10

C. Penutup

Pemikiran Nietzsche adalah pemikiran eksistensialis nihilis, dan

pandangan inilah yang sering dialamatkan kepada para kaum eksistensialis,

padahal tidak demikian halnya. Tidaklah semua eksistensialis adalah nihilis,

Contoh: Karl Jaspers, justru kebalikan dari pemikiran Nietzsche. Bagi Jaspers

kebebasan itu justru akan memperkokoh terhadap adanya wujud transenden yang

bermuara pada ketuhanan.

Bagi Jaspers manusia adalah suatu kebebasan. Makin sadar tentang

eksistensi diri kita sebagai kebebasan justru apabila dihadapkan pada berbagai

imperative. Oleh karena itu Jaspers sampai kesimpulan bahwa makin sungguh-

sungguh seseorang sadar tentang kebebasannya, makin kuat kepastiannya tentang

adanya Tuhan.

Ada berbagai jenis eksistensialisme yang merentang dari ateisme hingga

teisme, dari fenomenalisme dan fenomenologi hingga bentuk-bentuk

10 Hadiwijono, Harun., Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Kanisius, Yogyakarta.2005) hlm. 129

Page 19: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

19

Aristotealianisme.11. Sebenarnya secara tersembunyi Nietzsche pun mengakui

adanya keterbatasan manusia, dan iapun mengakui bahwa mengenali kemampuan

sendiri tidaklah mudah. Sehingga iapun masih mendambakan masyarakat yang

bermoral, sekalipun masih tetap pada dasar-dasar logika kekuasaan.

11 Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat, Remaja Rosda Karya, Bandung.1995. hlm. 107

Page 20: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

20

DAFTAR PUSTAKA

Beerling, 1966, Filsafat Dewasa Ini. Tejm. Hasan Amin. PT. Gramedia, Jakarta.

Hadiwijono, Harun. 2005, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta.

Hamersma, Hary. 1985, Filsafat Eksistensi Karl Jaspers. PT. Gramedia, Jakarta.

Hassan, Fuad .1992, Berkenalan dengan Eksistensialisme, Pustaka Jaya, Jakarta.

K., Loewith, 1965, From Hegel to Nietzsche: The Revolution in Nineteenth

Century Thought, Holl, Renehart and Winston, New York.

Maharani, Septiana Dwiputri., Jurnal Filsafat UGM, Pandangan Leo Tolstoy

Terhadap Wanita (Refleksi pemahaman atas makna Kebebasan dan Eksistensi

manusia di Masa Mendatang, Fakultas Filsafat, Yogyakarta.

Modlofir, Ali. 2001, Kamus Filsafat Barat. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rapar, Jan Hendrik.1996, Pengantar Filsafat, Kanisius, Yogyakarta.

Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat, Remaja Rosda Karya, Bandung

Page 21: Makalah Jurnal Al A'raf Masyarakat.pdf

21

BIODATA PENULIS

Siti Saudah, S.Pd. M.Hum., lahir di Jombang, 15 Februari 1971, Lulus pendidikan

SI Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang pada tahun

1992, lulus pendidikan S2 Filsafat, UGM Yogyakarta pada tahun 2006. Saat ini

menjadi dosen tetep Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.