Makalah integumen abses

23
i MAKALAH SISTEM INTEGUMEN ABSES DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3: STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTO S1KEPERAWATAN 3A TAHUN AJARAN 2013/2014

description

abses

Transcript of Makalah integumen abses

Page 1: Makalah  integumen abses

i

MAKALAH SISTEM INTEGUMENABSES

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3:

STIKes HARAPAN BANGSA PURWOKERTOS1KEPERAWATAN 3A

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: Makalah  integumen abses

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas rahmat dan karunianya sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah kami tentang “Abses” dengan baik dan tepat waktu

guna memenuhi tugas perkuliahan. Makalah ini kami buat sebagai pedoman atau

panduan dalam ilmu keperawatan bagi mahasiswa dan mahasiwi ilmu kesehatan

khususnya bagi mahasiswa yang mengambil jurusan ilmu keperawatan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini

untuk itu kami mengharapkan banyak – banyak masukan dan saran untuk

perbaikan dalam penyusunan makalah berikutnya.Harapan penulis semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususya mahasiswa

keperawatan.

Purwokerto, 29 Maret 2015

Tim penyusun

ii

Page 3: Makalah  integumen abses

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER..................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Tujuan penulisan ......................................................................... 2

BAB II ISI

A. Definisi......................................................................................... 3

B. Jenis abses ................................................................................... 4

C. Etiologi ........................................................................................ 5

D. Manifestasi klinis......................................................................... 6

E. Patofisiologi................................................................................. 6

F. Pathway ....................................................................................... 8

G. Pemeriksaan penunjang............................................................... 9

H. Penatalaksanaan medis & keperawatan ...................................... 9

I. Komplikasi .................................................................................. 10

J. Diagnosa keperawatan ................................................................ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 11

B. Saran ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Makalah  integumen abses

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nyeri tenggorok dan demam yang disertai dengan terbatasnya gerakan

membuka mulut dan leher, harus dicurigai kmungkinan disebabkan oleh abses

leher dalam.Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang potensial diantara fasia

leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber, seperti gigi,

mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah dan leher.Gejala dan tanda

klinik biasanya berupa nyeri dan pembengkakan di ruang leher dalam yang

terlibat.

Kebanyakan kuman penyebab adalah golongan Stertococcus,

Staphylococcus, kuman anaerob Bacterioides atau kuman campuran.Abses leher

dalam dapat berupa abses peritonsil, abses retrofaring, abses parafaring, abses

submandibula dan angina Ludovici.

1

Page 5: Makalah  integumen abses

2

B. Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas sistem integumen.

2. Agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memberikan asuhan

keperawatan tentang abses.

Page 6: Makalah  integumen abses

BAB II

ISI

A. Definisi

Abses (Latin:abscessus) merupakan kumpulan nanah (netrofil yang

telahmati) yang terakumulasi di sebuah kavitas jaringan karena adanya proses

infeksi(biasanya oleh bakteri atau parasit) atau karena adanya benda asing

(misalnyaserpihan, luka peluru, atau jarum suntik). Proses ini merupakan

reaksi perlindunganoleh jaringan untuk mencegah penyebaran/perluasan

infeksi ke bagian tubuh yanglain. Abses adalah infeksi kulit dan subkutis

dengan gejala berupa kantong berisinanah. (Siregar, 2004)

Abses adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir sebagai akibat dari

infeksiyang melibatkan organisme piogenik, nanah merupakan suatu

campuran dari jaringan nekrotik, bakteri, dan sel darah putih yang sudah mati

yang dicairkan olehenzim autolitik. (Harrison, 2005)

Abses (misalnya bisul) biasanya merupakan titik “mata”, yang

kemudianpecah, rongga abses kolaps dan terjadi obliterasi karena fibrosis,

meninggalkan jaringan parut yang kecil. (Underwood, 2000)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa abses adalah

terbentuknyakantong berisi nanah pada jaringan kutis dan subkutis akibat

infeksi kulit yangdisebabkan oleh bakteri/parasit atau karena adanya benda

asing.

3

Page 7: Makalah  integumen abses

4

B. Jenis Abses

1. Septik

Kebanyakan abses adalah septik, yang berarti bahwa mereka adalah

hasil dari infeksi.Septic abses dapat terjadi di mana saja di tubuh.Hanya

bakteri dan respon kekebalan tubuh yang diperlukan.Sebagai tanggapan

terhadap bakteri, sel-sel darah putih yang terinfeksi berkumpul di situs

tersebut dan mulai memproduksi bahan kimia yang disebut enzim yang

menyerang bakteri dengan terlebih dahulu tanda dan kemudian

mencernanya.Enzim ini membunuh bakteri dan menghancurkan mereka ke

potongan-potongan kecil yang dapat berjalan di sistem peredaran darah

sebelum menjadi dihilangkan dari tubuh.Sayangnya, bahan kimia ini juga

mencerna jaringan tubuh.Dalam kebanyakan kasus, bakteri menghasilkan

bahan kimia yang serupa.Hasilnya adalah tebal, cairan-nanah kuning yang

mengandung bakteri mati, dicerna jaringan, sel-sel darah putih, dan enzim.

Ketika proses berlangsung, jaringan mulai berubah menjadi cair,

dan bentuk-bentuk abses. Ini adalah sifat abses menyebar sebagai

pencernaan kimia cair lebih banyak dan lebih jaringan.Selanjutnya,

penyebaran mengikuti jalur yang paling resistensi, umum, jaringan yang

paling mudah dicerna.Sebuah contoh yang baik adalah abses tepat di

bawah kulit. Paling mudah segera berlanjut di sepanjang bawah

permukaan daripada bepergian melalui lapisan terluar atau bawah melalui

struktur yang lebih dalam di mana ia bisa menguras isi yang beracun. Isi

abses juga dapat bocor ke sirkulasi umum dan menghasilkan gejala seperti

infeksi lainnya.Ini termasuk menggigil, demam, sakit, dan

ketidaknyamanan umum.

Page 8: Makalah  integumen abses

5

2. Abses steril

Abses steril kadang-kadang bentuk yang lebih ringan dari proses

yang sama bukan disebabkan oleh bakteri, tetapi oleh non-hidup iritan

seperti obat-obatan. Jika menyuntikkan obat seperti penisilin tidak

diserap, itu tetap tempat itu disuntikkan dan dapat menyebabkan iritasi

yang cukup untuk menghasilkan abses steril.Seperti abses steril karena

tidak ada infeksi yang terlibat.Abses steril cukup cenderung berubah

menjadi keras, padat benjolan karena mereka bekas luka, bukan kantong-

kantong sisa nanah.

C. Etiologi

Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses

melalui beberapa cara :

1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum

yang tidak steril.

2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain.

3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan

tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya

abses.Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :

a. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.

b. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.

c. Terdapat gangguan sistem kekebalan bakteri tersering penyebab abses

adalahStaphylococus Aureus.

Page 9: Makalah  integumen abses

6

D. Manifestasi Klinis

Abses yang sering ditemukan di dalam kulit atau tepat dibawahkulit

terutama jika timbul di wajah.

Menurut Smeltzer & Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada

lokasidan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa

berupa:

1. Nyeri

2. Nyeri tekan

3. Teraba hangat

4. Pembengkakan

5. Kemerahan

DemamSuatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya

tampak sebagaibenjolan. Adapun lokasi abses antara lain ketiak, telinga, dan

tungkai bawah. Jikaabses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih

putih karena kulitdiatasnya menipis. Suatu abses di dalam tubuh, sebelum

menimbulkan gejalaseringkali terlebih tumbuh lebih besar. Paling sering,

abses akan menimbulkan nyeri tekan dengan massa yang berwarna merah,

hangat pada permukaan abses,dan lembut.

E. Patofisiologi

Proses abses merupakan reaksi perlindungan oleh jaringan untuk

mencegah penyebaran atau perluasan infeksi ke bagian lain tubuh.Organisme

atau benda asing membunuh sel-sel lokal yang pada akhirnya menyebabkan

pelepasan sitokin.Sitokin tersebut memicu sebuah respon inflamasi

(peradangan), yang menarik kedatangan sejumlah besar sel-sel darah putih

(leukosit) ke area tersebut dan meningkatkan aliran darah setempat.

Page 10: Makalah  integumen abses

7

Struktur akhir dari suatu abses adalah dibentuknya dinding abses, atau

kapsul, oleh sel-sel sehat di sekeliling abses sebagai upaya untuk mencegah

pus menginfeksi struktur lain di sekitarnya. Meskipun demikian, seringkali

proses enkapsulasi tersebut justru cenderung menghalangi sel-sel imun untuk

menjangkau penyebab peradangan (agen infeksi atau benda asing) dan

melawan bakteri-bakteri yang terdapat dalam pus.Abses harus dibedakan

dengan empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam

kavitas yang telah ada sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu

pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang baru terbentuk melalui proses

terjadinya abses tersebut.

Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu

infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka

akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang

berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang

merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam

rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel

darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga

tersebut.

Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan

terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi

dinding pembatas abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk

mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.Jika suatu abses pecah di dalam

maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan

kulit, tergantung kepada lokasi abses.

Page 11: Makalah  integumen abses

8

F. Pathway

Bakteri Gram Positif (Staphylococcus aureus Streptococcus mutans)

Mengeluarkan enzim hyaluronidase dan enzim koagulase

Merusak jembatan antar sel

Transpor nutrisi antar sel terganggu

Jaringan rusak/mati/nekrosis

Media bakteri yang baik

Jaringan terinfeksi

Peradangan Sel darah putih mati

Demam Jaringan menjadi abses& berisi PUS Pembedahan

Pecah Luka insisi

Reaksi Peradangan

(Rubor, Kalor, Tumor, Dolor, Fungsiolaesea)

Resiko infeksi

Ketidakefektifan termoregulasi

Nyeri

Page 12: Makalah  integumen abses

9

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium :Peningkatan jumlah sel darah putih (Leukosit).

2. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan

rontgen,USG, CT Scan, atau MRI.

H. Penatalaksanaan

Medis

Menurut Harisson (2005), Abses luka biasanya tidak

membutuhkanpenanganan menggunakan antibiotik. Namun demikian,

kondisi tersebut butuhditangani dengan intervensi bedah, debridement dan

kuretase.Suatu abses harus diamati dengan teliti untuk mengidentifikasi

penyebabnya, terutama apabila disebabkan oleh benda asing, karena benda

asing tersebut harusdiambil.Apabila tidak disebabkan oleh benda asing,

biasanya hanya perlu dipotongdan diambil absesnya, bersamaan dengan

pemberian obat analgetik dan antibiotik.

Drainase abses dengan menggunakan pembedahan diindikasikan

apabilaabses telah berkembang dari peradangan serosa yang keras menjadi

tahap nanahyang lebih lunak. Drain dibuat dengan tujuan mengeluarkan

cairan abses yangsenantiasa diproduksi bakteri.Apabila menimbulkan risiko

tinggi, misalnya pada area-area yang kritis,tindakan pembedahan dapat

ditunda atau dikerjakan sebagai tindakan terakhir yangperlu dilakukan.

Page 13: Makalah  integumen abses

10

Keperawatan

Memberikan kompres hangat dan meninggikan posisi anggotagerak

dapat dilakukan untuk membantu penanganan abses kulit.

I. Komplikasi

Komplikasi mayor dari abses adalah penyebaran abses ke jaringan

sekitar atau jaringan yang jauh dan kematian jaringan setempat yang ekstensif

(gangren). Pada sebagian besar bagian tubuh, abses jarang dapat sembuh

dengan sendirinya, sehingga tindakan medis secepatnya diindikasikan ketika

terdapat kecurigaan akan adanya abses. Suatu abses dapat menimbulkan

konsekuensi yang fatal.Meskipun jarang, apabila abses tersebut mendesak

struktur yang vital, misalnya abses leher dalam yang dapat menekan trakea.

(Siregar, 2004)

J. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d agens cidera biologis

2. Resiko Infeksi b/d penyakit

3. Ketidakefektifan termoregulasi b/d trauma

Page 14: Makalah  integumen abses

11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Abses adalah terbentuknyakantong berisi nanah pada jaringan kutis

dan subkutis akibat infeksi kulit yangdisebabkan oleh bakteri/parasit atau

karena adanya benda asing.Terdapat gangguan sistem kekebalan bakteri

tersering penyebab abses adalah Staphylococus Aureus.Gejalanya bisa

berupa:

1. Nyeri

2. Nyeri tekan

3. Teraba hangat

4. Pembengkakan

5. Kemerahan

B. Saran

Berdasarkan hasil saran dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

permasalahan yang dikeluhkan oleh pasien dengan mengunakan sistem

pendokumentasian yang sistematis

2. Untuk mempercepat kesembuhan klien, peran keluarga sangat penting maka

keluarga perlu di ikut sertakan dalam perawatan dan pengobatan klien.

Page 15: Makalah  integumen abses

12

DAFTAR PUSTAKA

Harrison. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor dalam bahasa Inggris : kurt

J.Lessebacher. Et. Al : editor bahasa Indnesia Ahmad H. Asdie. Edisi

13.jakarta :EGC. 2005.

Siregar, R,S. Atlas Berwarna Saripati Kulit . Editor Huriawati Hartanta. Edisi

2.Jakarta:EGC,2004.

Suzanne, C, Smeltzer, Brenda G Bare.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah

Bruner andSuddarth. Ali Bahasa Agung Waluyo. ( et,al) Editor bahasa

Indonesia :MonicaEster. Edisi 8 jakarta : EGC,2001.

Page 16: Makalah  integumen abses

15