MAKALAH ILMU NEGARA

28
MAKALAH ILMU NEGARA MAKALAH INI DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DALAM MENEMPUH MATA KULIAH ILMU NEGARA DISUSUN OLEH : 1. GUSANDA SOSIA NAGOYA (15.02.51.0046) 2. NASIHATUL KHOIRIYAH (15.02.51.0054) 3. ANNISA AYU ANGGRAINI (15.02.51.0045) 4. DEWI RATNASARI (15.02.51.0006) 5. THOMAS SEBASTIAN SELANO (15.02.51.0015) 6. LUKITO (15.02.51.0056) UNISBANK ( UNIVERSITAS STIKUBANK ) FAKULTAS HUKUM i

description

ilmu negara

Transcript of MAKALAH ILMU NEGARA

Page 1: MAKALAH ILMU NEGARA

MAKALAH ILMU NEGARA

MAKALAH INI DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS DALAM MENEMPUH MATA

KULIAH ILMU NEGARA

DISUSUN OLEH :

1. GUSANDA SOSIA NAGOYA (15.02.51.0046)

2. NASIHATUL KHOIRIYAH (15.02.51.0054)

3. ANNISA AYU ANGGRAINI (15.02.51.0045)

4. DEWI RATNASARI (15.02.51.0006)

5. THOMAS SEBASTIAN SELANO (15.02.51.0015)

6. LUKITO (15.02.51.0056)

UNISBANK ( UNIVERSITAS STIKUBANK ) FAKULTAS HUKUM

SEPTEMBER 2015 ,

i

Page 2: MAKALAH ILMU NEGARA

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ilmu negara

dengann baik. Makalah ilmu negara di Indonesia disusun berdasarkan hasil analisa di berbagai

situs di internet dan berbagai literature. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi sempurna nya penyusunan laporan ini. Penulis berharap

semoga dengan adanya makalah ilmu Negara ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Penyusun

( KELOMPOK 1 )

DAFTAR ISI

ii

Page 3: MAKALAH ILMU NEGARA

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I : PEMBUKAAN ................................................................................................... 1

BAB II PERMASALAHAN: ........................................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN :............................................................................................... 4

1. Teori asal mula negara........................................................................................4

1.1....Teori theokrasi........................................................................................... 4

1.2.Teori hukum alam /perjanjian masyarakat.................................................4

1.2.1. Menurut thomas hobbes....................................................................4

1.2.2. Menurut john locke............................................................................6

1.2.3. Menurut jakcues rouseau..................................................................8

2. Teori sifat dan hakikat

2.1.........Socrates ....................................................................................................

.............. 11

2.2............ Plato ......................................................................................................

.............. 11

2.3.......Aristoteles ............................................................................................. 11

2.4.. . F. oppenheimer......................................................................................... 12

2.5...... Leon duguit............................................................................................ 12

2.6.... R. kranneburg......................................................................................... 12

2.7......... Logeman.............................................................................................. 12

3. Teori terjadinya negara.................................................................................... 13

3.1.Terjadiya negara secara primer................................................................ 13

3.2.Terjadinya negara secara sekkunder........................................................ 14

4. Teori ide negara................................................................................................. 15

BAB IV PENUTUP : ...................................................................................................... 16

iii

Page 4: MAKALAH ILMU NEGARA

SIMPULAN : ................................................................................................................. 17

iv

Page 5: MAKALAH ILMU NEGARA

BAB I

PEMBUKAAN

Teori tentang kenegaaan sudah dikenal sejak jamann bangunnya peradaba manusia.

Dapat dijelaskan pada jaman purba atau kuno sudah mengenal sistem negara dimana raja atau

kepala suku berperan menjadi pemimpin , seiring perkembangan jaman munculah teori – teori

dan sistem kenegaraan yang makin berkembang hal ini ditujukan untuk menghargai hak dari

masing – masing warganya agar terpenuhi .

1

Page 6: MAKALAH ILMU NEGARA

BAB II

PERMASALAHAN

1. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari kesimpangan siuran penulisa dalam membuat makalah ini , maka

penulis membatasi masalah yang akan dibahas dimakalah ini adalah :

1. Teori asal mula negaara.

1.1 Teori Theokrasi.

1.2 Teori hukum alam / perjanjian antar manusia.

1.2.1. Thomas hobbes.

1.2.2. John locke.

1.2.3. Jean jakceus rouseau.

2. Teori sifat dan hakekat negara.

2.1. Socrates.

2.2. Plato.

2.3. Aristoteles.

2.4. F. oppenheimmer.

2.5. Leon duguit.

2.6. R. kranneburg.

2.7. Logeman.

3. Teori terjadinya negara.

3.1. Terjadinya negara secara primer.

3.2. Terjadinya negara secara sekunder.

4. Teori ide negara.

5. Teori tujuan negara

6. Fungsi negara

6.1. Fungsi negara abad ke XVII di perancis

6.2. Fungsi negara menurut john locke

6.3. Fungsi negara menurut montesquieu

6.4. Fungsi negara menurut van vollenhoven

2

Page 7: MAKALAH ILMU NEGARA

6.5. Fungsi negara menurut goodnaw

7. Teori legitimasi

8. Teori lenyapnya negara

2. TUJUAN

1. Menjelaskan tentang teori asal mula negara.

2. Menjelaskan tentang sifat dan hakekat negara.

3. Menjelaskan tentang teori terjadinya negara

4. Menjelaskan tentang teori ide negara.

5. Menjelaskan tentang fungsi negara.

6. Menjelaskan tentang teori legitimasi kekuasaan.

7. Menjelaskan tentang teori lenyapnya negara.

3

Page 8: MAKALAH ILMU NEGARA

BAB III

PEMBAHASAN

1. TEORI ASAL MULA NEGARA

Ada bebrapa teori yang menjelaskan tentang asal mula dari suatu negara , yaitu :

1.1. Teori theokrasi

Teori asal mula negara yang agak tua (Teori Ketuhanan), tidak mengadakan

pemisahan antara penguasa dengan negara. Dimana teori ini pada dasarnya

membicarakan tentang darimana asalnya kekuasaan atau gezag itu dan kepada siapa

gezag itu diturunkan atau di tangan siapa gezag itu berada. Menurut Teori Theokrasi

bahwa gezag atau kekuasaan /kewibawaan itu berasal dari Tuhan atau dari kekuatan

gaib diluar kemampuan manusia atau kekuatan super natural. Kemudian gezag itu

atau kekuasaan itu dianugerahkan kepada seseorang yang memegang pemerintahan

atau yang memerintah. Teori Theokrasi ada 2 (dua) macam yaitu: Teori Theokrasi

Primitif (Langsung) dan Teori Theokrasi modern.

Menurut Teori Theokrasi primitif, gezag atau kekuasaan yang berasal dari Tuhan

itu diturunkan secara langsung kepada seseorang pemerintah yang dianggap sebagai

keturunan atau anak Tuhan, seperti misalnya Iskandar Zulkarnain dinyatakan sebagai

putra Zeus Amon. Firaun Mesir dinyatakan keturunan Dewa Ra (Dewa Matahari).

Menurut Teori Theokrasi Modern, gezag atau kekuasaan yang berasal dari Tuhan

itu diturunkan atau dianugerahkan kepada seseorang yang memerintah karena suatu

kejadian atau peristiwa tertentu.

1.2. TEORI HUKUM ALAM / PERJANJIAN MASYARAKAT.

1.2.1. Teori hukum alam menurut thomas hobbes.

Dalam teori hukum alam Thomas Hobbes menerangkan dan menguraikan

ajarannya itu bertitik tolak pada keadaan manusia sebelum adanya negara, jadi

dalam keadaan alamiah dimana manusia itu hidup dalam keadaan alam bebas

tanpa ikatan apapun. Dalam keadaan demikian mereka disebut manusia in

abstrakto. Dalam keadaan demikian ini manusia selalu saling bermusuhan, saling

4

Page 9: MAKALAH ILMU NEGARA

mengangap lawan, dan masih merasa takut kalau manusia yang lain itu akan

mendahului dan akan mendapatkan lebih banyak pujian daripada dirinya sendiri.

Maka selalu terjadi perlawanan atau peperangan seorang melawan seorang,

seorang melawan beberapa orang, seorang melawan semua orang. Keadaan inilah

yang disebut Bellum omnium contra omnes, dimana setiap orang selalu

memperlihatkan keinginannya yang egoistis. Jadi dalam keadaan itu tidak ada

pengertian adil dan tidak adil sama sekali namun yang berlaku hanyalah nafsu-

nafsu manusia saja. Untuk adanya sebuah keadilan harus ada peraturan yang

mengatur serta mengukur perbuatan manusia. Ini berarti harus ada pembuat

peraturan atau undang-undang dan juga harus ada negara. Keadaan Bellum

omnium contra omnes disebabkan karena manusia dalam keadaan in

abstrakto yaitu memiliki sifat-sifat Competitio (persaingan), Defentio

(mempertahankan atau membela diri), Gloria ( keinginan dihormati,

disegani, dan dipuji). Ketiga sifat ini dimiliki manusia sejak lahir dan terus

menerus membayangi manusia untuk mengobarkan hawa nafsu dan inilah yang

menimbulkan ketengangan-ketengangan. Dan jika ketengangan ini telah

memuncak meletuslah peperangan dan perlawanan. Namun manusia masih

memiliki sifat-sifat lain yang menyebabkan tidak terlaksananya sifat tadi. Tiga

sifat itu ialah takut mati, ingin memiliki sesuatu, dan ingin mempunyai

kesempatan bekerja agar memiliki sesuatu tadi. Tiga sifat ini hanya dapat

terlaksana dalam keadaan damai. Untuk terlaksananya perdamaian ini menurut

Thomas Hobbes, manusia-manusia itu lalu mengadakan suatu perjanjian yang

disebut kontrak sosial untuk membentuk masyarakat dan selanjutnya disebut

negara. Kontrak tadi sifatnya mengikat berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum

alam. Tujuan utama dari kontrak sosial itu adalah menyelenggarakan perdamaian.

Setiap orang tanpa pengecualian harus melepaskan kemerdekaan yang

berdasarkan alam itu karena dengan begitu dianggaplah semua adil dan

selanjutnya menaati perjanjian. Dalam kontrak sosial itu mereka menunjuk

seorang penguasa yang diserahi tugas untuk menyelenggarakan perdamaian

tersebut. Penguasa itu adalah Raja yang memiliki kekuasaan absolut, Raja itu tadi

langsung menerima kekuasaan dari orang-orang yang mengadakan kontrak

5

Page 10: MAKALAH ILMU NEGARA

tersebut. Raja didalam kontrak sosial itu bukanlah sebuah partai melainkan berada

diluar kontrak. Menurut Thomas Hobbes kontrak sosial sifatnya langsung, artinya

orang-orang yang menyelenggarakan kontrak itu langsung menyerahkan atau

melepaskan haknya dan kemerdekaannya kepada raja. Jadi tanpa melalui

masyarakat, Raja berada diluar kontrak dan bukan merupakan pihak dalam

perjanjian itu. Dengan demikian Raja tidak terikat oleh perjanjian sehingga

menjadikan raja memiliki kekuasaan yang absolut. Raja dapat melakukan apa saja

bahkan diperbolehkan membunuh sekalipun asal untuk perdamaian yang menjadi

tujuan utama dalam kontrak sosial. Kalau raja melawan hukum, melanggar hak

orang lain, atau melanggar kontrak sosial itu sendiri, raja tidak dapat dikatakan

bersalah sebab Raja tidak bertanggung jawab kepada siapa-siapa. Mungkin hanya

dianggap bersalah kepada Tuhan.Hal ini dipengaruhi karena Raja berada diluar

pihak-pihak yang mengadakan kontrak. Berdasarkan hal ini maka Thomas

Hobbes mengungkapkan bahwa tidaklah benar kalau kekuasaan penguasa atau

Raja iu dibatasi. Sebab kalau kekuasaaan itu dibatasi maka akan selalu

menimbulkan persoalan tentang batas itu sendiri.

1.2.2. Teori hukum alam menurut john locke

Mengenai pendapatnya tentang hukum alam, John locke menyatakan

bahwa hukum alam tetap mempunyai dasar rasional dari kontrak sosial yang

timbul dari hak-hak alamiah. Tetapi cara berpikir yang bersifat logis-deduktif-

matematis telah diganti dengan suatu cara berpikir yang realistis (memperlihatkan

sungguh-sungguh praktek kenegaraan dan hukum). Dan inilah yang akhirnya

menimbulkan teori-teori baru mengenai kesabaran, pembagian kekuasaan, ajaran

tentang hak-hak asasi manusia dan kekuasaan perundang-undangan yang

dilakukan oleh suatu dewan perwakilan rakyat. Ajaran-ajaran John Locke itu

nanti semua akan mempengaruhi pemikiran tentang negara dan hukum pada abad

XVIII juga pada prakteknya. Ajaran John Locke tentang negara dan hukum ditulis

dalam bukunya yang terkenal yaitu Two treatises on Civil Goverment. Pokok

ajaran dari John Locke adalah pemikiran konstruksi pemerintahan yang bersifat

terbatas.John Locke sebagai ahli pemikir hukum alam lainnya mendasarkan

6

Page 11: MAKALAH ILMU NEGARA

teorinya pada keadaan manusia dalam alam bebas. Keadaan alam bebas atau

keadaaan alamiah itu mendahului adanya negara dan dalam keadaan itupun telah

ada perdamaian juga akal pikiran sebagai halnya negara. Dalam keadaan alam

bebas atau alamiah itu manusia telah mempunyai hak-hak alamiah yaitu hak-hak

manusia yang bersifat pribadi. Hak-hak alamiah itu adalah :

1. Hak akan hidup

2. Hak akan kebebasan atau kemerdekaan

3. Hak akan memiliki sesuatu.

Namun dalam keadaan alam bebas itu hak-hak asasi manusia tidak dapat

dilaksanakan dengan baik karena manusia selalu diliputi oleh keinginan untuk

membela kepentingan diri sendiri. Sehingga dalam keadaan alam bebas itu tidak

ada kepastian hukum sehingga ketertiban hukum tidak dapat dilaksanakan.Ini

memang sudah menjadi sifat dan watak manusia dan tidak seorangpun dapat

melepaskan diri dari hal-hal tersebut. Hanya bedanya ada orang yang hendak

membela kepentingannya itu dengan kasar sedang orang lain secara halus dan

tidak langsung. Maka untuk menjamin terlaksanakannya hak-hak asasi manusia

tadi, manusia lalu membuat kontrak sosial untuk membentuk masyarakat dan

selanjutnya negara. Dalam kontrak ini orang-orang menyerahkan hak-hak

alamiahnya kepada masyarakat tetapi tidak semuanya. Masyarakat lalu menunjuk

seorang penguasa dan kepada penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk

menjaga dan menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia tadi. Tetapi dalam

menjalankan tugasnya ini kekuasaan penguasa adalah terbatas, artinya didalam

menjalankan kekuasaannyaitu penguasa tidak boleh melanggar hak-hak asasi.

Tugas negara menurut John Locke adalah menetapkan dan melaksanakan hukum

alam. Negara tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja tetapi

dalam membuat undang-undang negara harus berpedoman pada hukum alam. Ciri

dari hukum alam ini adalah berlakunya hukum adalah umum dan sesuai rasio.

Jadi dengan demikian tugas negara adalah:

1. Membuat atau menetapkan peraturan. (Legislatif)

2. Melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. (Eksekutif)

7

Page 12: MAKALAH ILMU NEGARA

3. Kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain. (Federatif)

Selanjutnya sehubungan dengan teori pembagian kekuasaan negara tadi John

Locke membicarakan tentang bentuk-bentuk negara. Dalam hal ini yang

dipergunakan sebagai kriteria adalah pada siapa kekuatan perundang-undangan itu

diserahkan. Ini digunakan sebagai kriteria karena kekuasaan perundang-undangan

adalah kekuasaan yang tertinggi dalam negara. Jadi kekuasaan tertinggi itu tidak

mungkin terletak di tangan rakyat. Tidak pernah orang melihat suatu

permusyawaratan rakyat umum mengangkat seorang raja, mungkin hanya

golongan tertentu. Orang harus membedakan antara pengertian menobatkan dan

memilih. Tuhanlah yang memilih sedangkan rakyat hanya menobatkan. Dan

monarki adalah bentuk negara yang paling baik. Karena didalam monarki ada

kepastian dari rakyat. Sehingga mempermudah untuk mencapai tujuan negara.

1.2.3. Teori hukum alam meurut jean jakcus rouseau.

Dari ajaran Rousseau ini nanti yang terpenting adalah idenya tentang

kedaulatan rakyat. Dalam hal ini yang dipersoalkan adalah bagaimanakah cara

mendapatkan suatu keterangan yang masuk akal dan rasional tentang

keseimbangan antara adanya kontrak sosial yang mengikat dengan kebebasan dari

orang-orang yang menyelenggarakan kontrak sosial tersebut. Jadi terjadi

kesenjangan antar kekuasaan dengan kebebasan. Yang merupakan hal pokok dari

kontrak sosial ini adalah menemukan suatu bentuk kesatuan yang membela dan

melindungi kekuasaan bersama disamping kekuasaan pribadi dan milik dari setiap

orang sehingga karena itu semuanya dapat bersatu, akan tetapi meskipun

demikian masing-masing orang tetap mematuhi dirinya sendiri sehingga orang

tetap merdeka dan bebas seperti sedia kala. Pikiran inilah yang menjadi dasar dari

semua pendapat dan ajaran-ajarannya. Roussseau tidak mengenal adanya hak-hak

alamiah atau hak-hak asasi. Dengan diselenggarakannya kontrak sosial itu, berarti

bahwa tiap-tiap orang melepaskan dan menyerahkan semua haknya kepada

masyarakat. Jadi ini menimbulkan akibat :

8

Page 13: MAKALAH ILMU NEGARA

1. Terciptanya kemauan umum, yaitu kesatuan dari kemauan orang-orang yang

melakukan kontrak sosial, inilah yang merupakan kesatuan tertinggi atau

kedaulatan.

2. Terbentuknya masyarakat, yaitu kesatuan dari orang-orang yang

menyelenggarakan kontrak sosial tadi.

Jadi dengan kontrak sosial diciptakan negara, ini berarti telah terjadi suatu

peralihan dari keadaan alam bebas ke keadaan bernegara. Karena peralihan ini

naluri manusia telah diganti dengan keadilan dan tindakan yang mengandung

kesusilaan. Dan sebagai gantinya kemerdekaan alamiah serta kebebasan tanpa

batas (kebebasan alamiah) diganti dengan kemerdekaan yang dibatasi oleh

kemauan umum yang dimiliki oleh masyarakat sebagai kekuasaan tertinggi.

Rousseau tidak mempersoalkan bagaimanakah sifat dari kekuasaan itu pada

umumnya hanya saja ia menganggap bahwa kekuasaan yang ada pada penguasa

atau raja itu sebagai kekuasaan yang diwakilkan jadi bukan kekuasaan asli. Raja

bukanlah pemilik kekuasaan. Menurut Rousseau kekuasaan raja itu bersifat

pinjaman, sebab pada waktu individu-individu mengadakan kontrak sosial mereka

itu tidak menyerahkan hak-hak atau kekuasaannya kepada raja. Mereka

menyerahkan kehendaknya atau kemauannya kepada masyarakat yang merupakan

kesatuan tersendiri yang timbul karena kontrak sosial tersebut. Kemauan umum

atau yang disebut Volonte Generale oleh Rousseau inilah yang merupakan

kekuasaan tertinggi dan dinamakan kedaulatan. Menurut Rousseau masyarakat

hanya dapat menyerahkan kekuasaannya kepada penguasa sedangkan kedaulatan

itu tidak dapat diserahkan kepada penguasa atau siapapun juga. Jadi kedaulatan

tetap berada pada masyarakat atau rakyat. Oleh karena itu apabila penguasa

melakukan tindakan yang bertentangan atau menyimpang dari kemauan rakyat

maka rakyat dapat mengganti penguasa itu dengan penguasa yang baru.Pendapat

Rousseau ini merupakan akibat dari keadaan di Perancis saat itu dimana raja

mempunyai kekuasaan absolut dan melaksanakan kekuasaannya itu dengan

sewenang-wenang. Hal ini menurut Rousseau tidak sesuai dengan rasio, jadi tidak

sesuai pula dengan hukum alam. Ajaran Rousseau bersifat propagandis,

9

Page 14: MAKALAH ILMU NEGARA

menentang kekuasaan raja, dan ingin menggantikannya dengan sistem

pemerintahan yang dapat diterima oleh rasio. Ini menimbulkan pergolakan yang

besar yaitu berupa revolusi Perancis. Selain itu juga timbul teori-teori baru

tentang kekuasaan raja. Konsekuensi dari adanya ajaran Rousseau ialah adanya

hak dari rakyat untuk mengganti atau menggeser penguasa. Ini berhubungan

dengan boleh tidaknya rakyat itu berevolusi terhadap penguasa. Juga adanya

paham bahwa yang berkuasa itu rakyat atau paham kedaulatan rakyat. Rakyat

disini bukan sebagai suatu gemeinschaft yang sifatnya abstrak.

Dengan suatu kontrak sosial telah diciptakan suatu negara dan orang-orang telah

menyerahkan haknya kepada masyarakat. Tetapi setelah negara terbentuk mereka

masih harus menyatakan kehendaknya untuk bergerak, ini dilakukan dengan

membuat suatu undang-undang. Jadi dengan demikian pembuat undang-undang

itu mesti harus ada dan ia harus bertujuan untuk melaksanakan kepentingan

umum. Meskipun Rousseau tidak menyetujui adanya pemisahan yang tajam

mengenai kekuasaan negara tetapi ia mengadakan pembedaan antara pemerintah

dan perundang-undangan. Kekuasaan perundang-undangan yang memiliki

kedaulatan. Tetapi rakyat tidak dapat menjalankan atau melaksanakan

pemerintahan yaitu menjalankan atau melaksanakan undang-undang. Dalam hal

ini rakyat menyerahkan tugas dan kekuasaan tersebut kepada Raja atau penguasa.

Sebab apabila rakyat melaksanakan pemerintah sendiri maka akibatnya akan

timbul kekacauan.

10

Page 15: MAKALAH ILMU NEGARA

2. SIFAT DAN HAKEKAT NEGARA

Teori sifat hakekat negara berfungsi untuk mengetahui dan memahami apa

sebenarnya suatu negara itu. Dari sisi sosiologis, maksud suatu negara adalah

memahaminya sebagai anggota masyarakat atau zoon politicon. Negara sebagai wadah

bangsa menggambarkan cita-cita kehidupan bangsanya. Berikut ini adalah pandangan dan

karya-karya pemikiran dari beberapa pakar mengenai hakekat negara:

2.1. Menurut socrates

Menurut socrates, semua masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan

yang tentram, aman, dan lepas dari gangguan yang memusnahkan harkat manusia. Pada

saat itu, orang-orang ini akan berkumpul dan membangun benteng sehingga menjadi satu

kelompok yang dinamakan sebagai Polis oleh Socrates. Dalam pandangannya, Socrates

mengidentikkan polis dengan masyarakat dan masyarakat indentik dengan negara.

2.2. Meurut Plato

Plato merupakan murid dari Socrates sehingga memiliki pandangan yang hampir

serupa. Paham Plato mengenai negara adalah keinginan kerja sama antar manusia

untuk memenuhi keinginan mereka.   Kesatuan mereka inilah yang kemudian disebut

masyarakat dan masyarakat merupakan negara.  Menurut Plato, antara masyarakat dan

negara memiliki beberapa kesamaan sifat, seperti sifat pemikir manusia identik dengan

golongan penguasa, sifat keberanian manusia identik dengan golongan tentara sedangkan

sifat membutuhkan aneka kebutuhan identik dengan golongan pekerja dalam negara.

2.3. Menurut Aristoteles

Menurut Aristitoles, yang juga merupakan murid dari Plato, negara adalah

gabungan keluarga sehingga membentuk sebuah kelompok besar. Kebahagiaan

dalam negara akan tercapai bila terciptanya kebahagiaan individu. Sebaliknya, bila

manusia ingin bahagia, ia harus bernegara, karena manusia saling membutuhkan satu

sama lain untuk kepentingan hidupnya. Berbeda dengan Plato yang merupakan peletak

dasar ajaran idealisme, Aristoteles merupakan pengembang ajaran realisme.

11

Page 16: MAKALAH ILMU NEGARA

2.4. Meunurut F. Oppenheimer

Dalam bukunya yang berjudul Die Sache, Oppenheimer menyatakan bahwa

negara adalah alat dari golongan yang kuat untuk melaksanakan suatu tertib

masyarakat, golongan yang kuat tadi dilaksanakan pada golongan yang lemah.

Maksudnya untuk menyusun dan membela kakuasaan dari penguasa.

2.5. Menurut Leon Duguit

Dalam bukunya berjudul Traite de Droit Constitutionel, Duguit menyatakan bahwa

negara adalah kekuasaan arang-orang kuat memerintah orang-orang lemah,

bahkan dalam negara moderen, kekuasaan orang-orang yang kuat diperoleh dari

faktor-faktor politik.

2.6. Menurut R. Kranenburg

negara itu pada hakekatnya adalah suatui organisasi kekuasaan, yang diciptakan oleh

sekelompok manusia yang disebut bangsa. Jadi menurut Kranenburg, terlebih dahulu

harus ada sekelompok manusia yang memiliki kesadaran untuk medirikan suatu organsasi

dengan tujuan untuk memelihara kepentingan dari kelompok tersebut.

Kranenburg Juga beranggapan bahwa pengelompokkan manusia didasarkan atas 4

macam ukuran, yaitu:

a. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan teratur,

b. Pengelompokkan berada pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur,

c. Pengelompokkan tidak berada pada suatu tempat tertentu tetepi gteratur, dan

d. Pengelompokkan tidak pada suatu tempat tertentu dan tidak teratur.

2.7. Menurut Logemann

Dalam pandangannya, Logemann mengatakan bahwa negara itu pada hakekatnya

adalah suatu organisasi kekuasaan yang meliputi atau menyatukan kelompok manusia

yang disebut bangsa. Jadi, pertama-tama negara iu adalah suatu organisasi kekuasaan,

12

Page 17: MAKALAH ILMU NEGARA

maka organisasi ini memiliki suatu kewibawaan, dalam makna bisa memaksakan

kehendaknya pada semua orang yang diliputi oleh organisasi itu.

3. TEORI TERJADINYA NEGARA

3.1. Terjadinya negara secara primer.

Terjadinya Negara Secara Primer (Primaires Wording) dimulai dari masyarakat

hukum yang paling sederhana kemudian berkembang secara bertahab ke tingkat yang

lebih maju. Dibawah ini adalah fase-fase pertumbuhan negara secara primer:

1. Fase kelompok/suku ( Genootschaf )

Awal kehidupan manusia dimulai dari keluarga, kemudian terus berkembang menjadi

kelompok-kelompok masyarakat hukum tertentu/suku.

2. Fase Kerajaan ( Rijk )

Kepala suku yang semula berkuasa dimasyarakat hukumnya kemudian mengadakan

ekspansi ( Perluasan Kekuasaan ) dengan menaklukan negara lain. Hal ini

mengakibatkan berubahnya fungsi kepala suku dari primus interparest menjadi

seorang raja.

3. Fase Negara Nasional ( Staat )

Pada fase ini kesadaran bernegara masyarakat telah muncul. Akan tetapi, raja yang

memerintah menjalankan kekuasaannya secara absolute dengan sistem pemerintahan

terpusat ditangan raja.

4. Fase Demokrasi ( Democratishe Natie )

Fase ini terbentuk atas dasar kesadaran akan adanya kedaulatan ditangan rakyat.

5. Fase Diktator ( Dictatuur )

Pada fase ini, pemerintahan yang dipilih oleh rakyat secara demokratis berubah

menjadi pemerintahan yang diktator.

13

Page 18: MAKALAH ILMU NEGARA

3.2. TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER.

Terjadinya negara secara sekunder sangat erat kaitannya dengan fakta

sejarah. Berdasarkan fakta sejarah ada 8 sebab terjadinya negara, yaitu:

1. Pendudukan ( occupatie )

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai

kemudian diduduki dan dikuasai oleh kelompok tertentu.

2. Peleburan ( Fusi )

Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil mendiami suatu wilayah dan

mengadakan perjanjian untuk saling melebur menjadi negara baru.

3. Penyerahan ( Cessie )

Hal ini terjadi pada suatu wilayah yang diserahkan kepada negara lain

berdasarkan wilayah tertentu.

4. Penaikan ( Acessie )

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai atau

timbul dari dasar laut ( Delta ).

5. Pencaplokan ( Enexatie )

Hal ini terjadi ketika suatu negara berdiri dengan menguasai atau mencaplok

wilayah yang dikuasai negara lain.

6. Proklamasi ( Proclamation )

Hal ini terjadi ketika penduduk pribumi suatu wilayah yang diduduki negara lain

melakukan perlawanan sehingga berhasil merebut kembali wilayahnya dan

menyatakan kemerdekaannya.

7. Pembentukan Baru ( Innovation )

Munculnya suatu negara baru yang diatas wilayah suatu negara yang pecah

karena suatu hal dan kemudian lenyap.

8. Pemisahan ( Sparatise )

Terjadinya negara baru karena memisahkan diri dari negara yang menguasainya.

14

Page 19: MAKALAH ILMU NEGARA

4. Teori ide negara

negara adalah kesatuan masyarakat yang organis dan tersusun secara integral. Di

dalamnya, segala golongan, segala bagian, semua individu berhubungan erat satu sama

lain. Pemikiran ini didasarkan pada  prinsip persatuan antara pimpinan dan rakyat dan

prinsip persatuan dalam negara seluruhnya. Bagi Soepomo, konsep negara seperti ini

cocok dengan alam pikiran ketimuran.Lagi menurutnya, pemikiran ini juga didasarkan

pada struktur sosial masyarakat Indonesia yang asli yang terdapat di desa-desa di

Indonesia. Bagi Soepomo, hal itu tidak lain merupakan ciptaan kebudayaan Indonesia

sendiri.

15

Page 20: MAKALAH ILMU NEGARA

BAB IV

PENUTUP

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa sangat penting

bagi mahasiswa untuk mengerti dan mendapatkan pendidikan kewarganegaraan dan pancasila,

dan agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkannya di masyarakat. Selain dari pada

itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses

pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang

membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat. Terima

kasih.

16

Page 21: MAKALAH ILMU NEGARA

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari proses penyusunan makalah mengenai teori negara

dan dimensi sosiologis adalah ilmu negara telah ada dari jaman purbakala dulu dan semakin lama

berkembang sehingga mulai banyak muncul pandangan – pandangan serta teori dari para ahli .

17