Makalah Ibu Nifas

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh kehidupannya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi, maupun masyarakat yang dalam kehidupan sehari – hari tidak lepas dari kegiatan interaksi, membangun relasi, dan transaksi sosial dengan orang lain. Manusia tidak dapat menghindari komunikasi antar personal, komunikasi dalam kelompok, komunikasi dalam organisasi dan publik, komunikasi massa. Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam asuhan kebidanan guna memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu. Sehingga dapat menimbulkan interaksi antarpribadi yaitu antara bidan dengan klien juga keluarga klien untuk penyampaian informasi yang diperlukan dengan jelas. Dan pada akhirnya, kegiatan komunikasi selalu mendasari suatu kegiatan termasuk pelayanan kebidanan. Selain dengan komunikasi, bidan dituntut untuk mengetahui pengaruh berbagai fase kehidupan ini pada cara seseorang memandang masalah dan kesulitannya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian komunikasi terapeutik itu? 2. Apa tujuan komunikasi terapeutik itu? 1

description

Midwife

Transcript of Makalah Ibu Nifas

Page 1: Makalah Ibu Nifas

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh kehidupannya

sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi, maupun masyarakat

yang dalam kehidupan sehari – hari tidak lepas dari kegiatan interaksi, membangun

relasi, dan transaksi sosial dengan orang lain. Manusia tidak dapat menghindari

komunikasi antar personal, komunikasi dalam kelompok, komunikasi dalam organisasi

dan publik, komunikasi massa.

Oleh karena itu, komunikasi sangat diperlukan dalam asuhan kebidanan guna

memberikan pelayanan kebidanan yang bermutu. Sehingga dapat menimbulkan interaksi

antarpribadi yaitu antara bidan dengan klien juga keluarga klien untuk penyampaian

informasi yang diperlukan dengan jelas. Dan pada akhirnya, kegiatan komunikasi selalu

mendasari suatu kegiatan termasuk pelayanan kebidanan. Selain dengan komunikasi,

bidan dituntut untuk mengetahui pengaruh berbagai fase kehidupan ini pada cara

seseorang memandang masalah dan kesulitannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian komunikasi terapeutik itu?

2. Apa tujuan komunikasi terapeutik itu?

3. Apa manfaat komunikasi terapeutik itu?

4. Apa ciri-ciri komunikasi terapeutik itu?

5. Apa saja unsur dari komunikasi terapeutik itu?

6. Apa prinsip dari komunikasi terapeutik?

7. Bagaimana komunikasi kebidanan yang diakukan pada ibu nifas?

8. Apa saja teknik dari komunikasi terapeutik?

9. Apa saja jenis dari komunikasi terapeutik?

10. Apa saja faktor yang menghambat komunikasi terapeutik?

1

Page 2: Makalah Ibu Nifas

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu komunikasi terapeutik.

2. Untuk mengetahui tujuan komunikasi terapeutik.

3. Untuk mengetahui manfaat komunikasi terapeutik.

4. Untuk mengetahui ciri-ciri komunikasi terapeutik.

5. Untuk mengetahui unsur komunikasi terapeutik.

6. Untuk mengetahui prinsip komunikasi terapeutik.

7. Untuk mengetahui komunikasi kebidanan yang dilakukan pada ibu nifas

8. Untuk mengetahui teknik komunikasi terapeutik

9. Untuk mengetahui jenis komunikasi terapeutik.

10. Untuk mengetahui faktor penghambat komunikasi terapeutik.

2

Page 3: Makalah Ibu Nifas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan

dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi

interpersonal.

Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan bidan

untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar

bagaimana berhubungan dengan orang lain.

Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara bidan

dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama

dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

1. Membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan serta pikiran.

2. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.

3. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri.

Menurut Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada pertumbuhan klien :

1. Realisasi diri, penerimaan diri dan rasa hormat pada diri sendiri.

2. Identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.

3. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling tergantung dan

mencintai.

4. Peningkatan fungsi dan kemampuan yang memuaskan kebutuhan serta mencapai

tujuan personal yang realistis.

Manfaat Komunikasi Terapeutik

1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.

2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi

tindakan yang dilakukan bidan.

3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah

yang dihadapi.

4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

3

Page 4: Makalah Ibu Nifas

Ciri Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terjadi antara bidan dengan pasien.2. Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan.3. Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan.4. Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien.

Unsur Komunikasi Terapeutik

Adapun komunikasi terapeutik mempunyai unsur sebagai berikut :

1. Ada sumber proses komunikasi.

2. Pesan disampaikan dengan penyandian balik (verbal & non verbal).3. Ada penerima4. Lingkungan saat komunikasi berlangsung.

Prinsip Komunikasi Terapeutik (Menurut Carl Rogers)

1. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri,2. Komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai,3. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut pasien,4. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien,

5. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien berkembang tanpa rasa takut,

6. Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan suasana agar pasien punya motivasi mengubah diri,

7. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri,8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten,9. Bidan harus paham akan arti empati,10. Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka,11. Bidan harus dapat berperan sebagai role model,12. Mampu mengekspresikan perasaan,13. Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain,14. Berpegang pada etika,15. Tanggung jawab

Teknik Menjalin Hubungan dengan Pasien

Syarat dasar komunikasi menjadi efektif (Stuart, 1998) adalah :

4

Page 5: Makalah Ibu Nifas

1. Komunikasi ditujukan untuk menjaga  harga diri pemberi dan penerima pesan.2. Komunikasi dilakukan dengan saling pengertian sebelum memberi saran, informasi

dan  masukan.

Jenis Komunikasi Terapeutik

1. Mendengar dengan penuh perhatian

Usaha bidan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan pasien. Sikap bidan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan kaki dan tangan, menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh condong ke arah pasien.

2. Menunjukkan penerimaan

Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Sikap bidan : mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.

3. Menanyakan pertanyaan yg berkaitan

Tujuan : mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang disampaikan pasien.

4. Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata

Pemberian feedback dilakukan setelah bidan melakukan pengulangan kembali kata kata pasien.

5. Mengklarifikasi

Tujuan : untuk menyamakan pengertian.

6. Memfokuskan

Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti.

7. Menyatakan hasil observasi

Bidan memberikan umpan balik pada pasien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien dapat menguraikan apakah pesannya diterima atau tidak.

8. Menawarkan informasi

5

Page 6: Makalah Ibu Nifas

Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien.

9. Diam

Memberikan kesempatan pada bidan untuk mengorganisasikan pikiran dan memproses informasi.

10. Meringkas

Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaat : membantu, mengingat topik yang telah dibahas sebelum melanjutkan pembicaraan.

11. Memberikan penghargaan

Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik dan buruk.

12. Menawarkan diri

Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.

13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Hal ini mempunyai tujuan:

1. Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan, menafsirkan diskusi, bidan mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya.

2. Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.3. Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk melihat dalam

suatu perspektif.4. Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.

14. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi

Bidan harus dapat melihat segala sesuatu dari perpektif  pasien.

15. Perenungan

Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.

Faktor Penghambat Komunikasi Terapeutik

6

Page 7: Makalah Ibu Nifas

Komunikasi terapeutik dapat mengalami hambatan diantaranya :

1. Pemahaman berbeda.

2. Penafsiran berbeda.3. Komunikasi yang terjadi satu arah.4. Kepentingan berbeda.5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin.6. Bicara hal-hal yang pribadi.7. Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan.8. Mengalihkan topik pembicaran.9. Memberikan kritik mengenai perasaan pasien.10. Terlalu banyak bicara.11. Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.

D. Komunikasi Terapeutik pada Ibu Nifas

Pengertian Masa Nifas

1. Masa nifas merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika

alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 – 8

minggu atau dalam agama islam disebut 40 hari.(mochtar R, 1998 )

2. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6

minggu setelah melahirkan. (Pusdiknakes, 2003:003).

3. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul

Bari,2000:122).

4. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang

meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke

keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

5. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk

memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu.

( Ibrahim C, 1998).

Tahap-tahap masa Nifas

Masa nifas terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :

1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan – jalan.

2. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan menyeluruh organ-

organ reproduksi yang lamanya 6 – 8 minggu.

7

Page 8: Makalah Ibu Nifas

3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat

sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan –

bulan atau tahunan, terutama bagi ibu hamil atau waktu persalinan mengalami

komplikasi. (Mochtar R, 1998).

Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah

1. Untuk mempercepat involusi uterus ( rahim )

2. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya.

3. Melaksanakan skrining yang komprehensif, deteksi dini, mengobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

keluarga berencana, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta

perawatan bayisehari-hari.

5. Memberikan pelayanan KB.

6. Mendapatkan kesehatan emosi.

Tanda bahaya pada masa nifas1. Tekanan darah

TD < 140/90 mmHg tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1 – 3 hari post partum. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukan adanya pendarahan postpartum, sebaliknya bila tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre – eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.

2. Suhu Bila suhu > 38°C. Mungkin karena terjadi infeksi pada klien.3. Nadi

Bila Nadinya cepat > 110 x/menit bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khusunya disertai peningkatan suhu tubuh. Bila terdapat tarkikardi sedangkan suhu tubuh tidak meningkat mungkin terjadi perdarahan berlebih.

4. Respirasi Bila ada respirasi cepat postpartum > 30 x/menit mungkin karena adanya ikutan tanda – tanda syok.

5. Sakit kepala yang terus – menerus, atau masalah penglihatan, nyeri epigastrik.6. Pembengkakan pada wajah dan tangan.7. Payudara yang memerah, panas, dan sakit.8. Fundus : lembek, diatas ketinggian fundus saat masa pasca salin.9. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba – tiba (melebihi haid

biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut dalam waktu setengah jam).

10. pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.11. Rasa nyeri diperut bagian bawah atau punggung.

8

Page 9: Makalah Ibu Nifas

12. Rasa sakit, warna merah, pembengkakan pada kaki.13. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air kecil atau merasa tidak enak badan14. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.

Perubahan Pada Masa Nifas

1. Perubahan fisiologis

a. Terjadi proses involusio (pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali kekondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram).

b. Keluar lochea yaitu cairan yang keluar melalui vagina.

c. Perut ibu kelihatan besar.

d. Proses laktasi.

e. Masih mengalami kelelahan dan rasa nyeri setelah bersalin.

2. Perubahan psikologis

a. Ibu merasa bangga karena telah mengalami kesulitan, kecemasan, kesakitan,

penderitaan dengan tenaganya sendiri.

b. Ibu bahagia karena telah mendapat relasi dengan bayinya, ingin cepat tahu

jenis kelamin, bentuk bayinya.

Disamping itu muncul gejala-gejala psikis disebabkan :

1) Ibu mengalami kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan dan penderitaan batin,

misal karena anak hasil hubungan luar nikah.

2) Jenis kelamin anak tidak sesuai harapan, bayi cacat sehingga timbul rasa tidak

cinta anaknya.

3) Ibu-ibu yang telah cerai, kelahiran anak merupakan pristiwa tidak menyenangkan.

3. Pelaksanaan komunikasi secara terapeutik

a. Bidan harus hati-hati melakukan komunikasi karena kestabilan emosi belum

pulih seperti semula.

b. Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi serta kondisi

fisik dan psikis ibu nifas.

4. Prinsip komunikasi pada ibu nifas

a. Komunikasi difokuskan pada permasalahan kasus masa nifas seperti cara

menjaga kebersihan, perawatan bayi dan juga kesehatan ibu dan anak serta

pemulihan organ-organ reproduksi.

9

Page 10: Makalah Ibu Nifas

b. Disesuaikan dengan kondisi ibu jika ada informasi atau pesan yang

memerlukan suatu tindakan khususnya dana.

c. Dalam menyampaikan informasi, pesan harus mudah dimengerti dan dipahami

oleh penerima.

d. Jika pesan memerlukan tindakan seperti cara menyusui yang benar maka pemberi

pesan harus memberikan contoh melalui alat media atau mempraktekan langsung

pada ibu.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Komunikasi terapeutik dalam kebidanan sangatlah penting dimana dalam komunikasi

terapeutik dalam pelayanan harus diaplikasikan untuk memberikan kenyamanan pada

klien.

Bidan juga harus bisa mengaplikasikan komunikasi terapeutik dalam asuhan

kebidanan karena supaya klien dapat memberikan informasi yang sebenarnya dan

mengerti pesan apa yang telah disampaikan oleh bidan.

A. Saran

Tenaga kesehatan harus memahami segala aspek terkait dalam pemberian pada wanita

yang dimulai sejak usia remaja sampai dengan menoupause. Diantaranya adalah dalam

memberikan konseling pada klien dengan menggunakan atau menerapkan metode

komunikasi terapeutik, yang bertujuan untuk klien merasa nyaman dan aman dalam

memberikan informasi kepada bidan.

10

Page 11: Makalah Ibu Nifas

DAFTAR PUSTAKA

Tyastuti, Siti. Dkk. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Pelayanan Kebidanan.

Yogyakarta : Fitramaya ( halaman 76 – 101 )

Wulandari, Diah. 2009. Komunikasi dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan.

Yogyakarta : Nuha Medika ( halaman 84 – 105 )

Priyanto, Agus. (2009). Komunikasi Dan Konseling. Jakarta: salemba medika.

11