Makalah Askeb III Nifas

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun proses persalinan. Setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian adapun ibu tak mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut mengenai perubahan psikologi. Banyak wanita mengalami perubahan emosi selama masa nifas 1

description

Proses Adaptasi Psikologi Masa Nifas

Transcript of Makalah Askeb III Nifas

Page 1: Makalah  Askeb III Nifas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga

memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah,

dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manifestasi

dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda-beda antara ibu yang satu

dengan ibu yang lainnya. Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama

kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun proses persalinan.

Setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala psikiatrik,

demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian adapun ibu tak

mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan,

ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut mengenai perubahan

psikologi. Banyak wanita mengalami perubahan emosi selama masa nifas

seperti ia menyesuaikan diri menjadi seorng ibu. Sehingga penting sekali

bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal

sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus

dalam masa nifas.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas?

2. Apa macam-macam Adaptasi Psikologis Masa Nifas?

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

1

Page 2: Makalah  Askeb III Nifas

Menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

yang membahas mengenai Proses Adaptasi Psikologi Masa Nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana Proses

Adaptasi Psikologis Masa Nifas.

b. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami macam-macam Proses

Adaptasi Psikologis Masa Nifas.

2

Page 3: Makalah  Askeb III Nifas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Adaptasi Psikologis Ibu dalam Masa Nifas

Proses adaptasi psikologis sudah terjadi selama kehamilan,

mejelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada periode tersebut,

kecemasan seorang wanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami

oleh ibu setelah persalain. Masa nifas merupakan masa yang rentan dan

terbuka unutk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu

memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuain ibu antara lain :

a. Dukungan keluarga dan teman.

b. Pengalaman waktu melahirkan, harapan dan adaptasi.

c. Pengalaman merawat dan membedakan anak sebelumnya.

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi menjadi orang tua.

2. Respon dan dukungan dari keluarga.

3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan.

4. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan.

3

Page 4: Makalah  Askeb III Nifas

B. Fase yang Akan Dialami Oleh Ibu pada Masa Nifas

1. Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari

hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada

dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ibu

akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari

awal sampai akhir. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mulas,

nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal tersebut membuat ibu

perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin

dialami, seperti menangis, dan mudah tersinggung.

Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan endekatan

yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Dalam

memberikan asuhan, bidan harus dapat memfalisitasi kebutuhan

psikologis ibu. Pada tahap ini, bidan dapat menjadi pendengar yang baik

ketika ibu menceritakan pengalamannya. Berikan juga dukungan mental

atau apresiasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil

melahirkan anaknya. Bidan harus dapat menciptakan suasana yang

nyaman bagi ibu sehingga ibu dapat dengan leluasa dan terbuka

mengemukakan permasalahan yang dihadapi pada bidan. Dalam hal ini,

sering terjadi kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan

oleh pasien terhadap dirinya dan bayinya hanya karena kurangnya jalinan

komunikasi yang baik antara pasien dan bidan. Kemampuan

mendengarkan (listening skill) dan menyediakan waktu yang cukup

4

Page 5: Makalah  Askeb III Nifas

merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami atau

keluarga sangat diperlukan pada fase ini.

Gangguan Psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada masa ini adalah :

1. Kekecewaan bada bayinya.

2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami.

3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

4. Krikitan suami atau keluatga tentang perawatan bayinya.

2. Fase Taking On

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari seteelah melahirkan. Ibu

khawatir dengan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam

perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah

tersinggung. Sehingga ibu menjadi perhatian pada kemampuannya

menajdi orangtua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab

terhadap bayi. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan

perawatan bayi, misalnya menggendong, memandikan, memasang popok,

dan sebagainya. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan

kepercayaan diri Ibu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan

pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan

bayinya. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk

memberikan bimbingan cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar,

cara merawat luka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi,

istirahat, kebersihan diri dan lain-lain. Namun harus selalu diperhatikan

5

Page 6: Makalah  Askeb III Nifas

teknik bimbingannya, jangan sampai menyinggung perasaan atau

membuat perasaan ibu tidak nyaman karean ia sangat sensitif. Hindari

kata “jangan begitu” atau “kalau seperti itu salah” pada ibu karena hal itu

akan sangat menyakiti perasaannya dan akibatnya ibu akan putus asa

untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.

3. Fase Letting Go

Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan atau biasanya

terjadi setelah ibu pulang kerumah. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri

dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui

sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Terjadi

peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri

akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya

dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat

bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondi

fisiknya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut :

1. Fisik. Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih.

2. Psikologi. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan

3. Sosial. Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur Ibu saat sedih dan

menemani saat Ibu merasa kesepian.

4. Psikososial.

6

Page 7: Makalah  Askeb III Nifas

Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa

menjadi orang tua pada saat post partum, antara lain :

a. Respon dan Dukungan Keluarga dan Teman

Bagi Ibu post partum, apalagi pada ibu yaang baru pertama kali

melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-orang

terdekatnya karena ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil,

baik fisik maupun psikologisnya. Ia masih sangat asing dengan

perubahan peran barunya yang begitu fantastis terjadi dalam waktu

yang begitu cepat, yaitu beran sebagai seorang “Ibu”.

Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses

adaptasi peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk

memberikan asuhan yang sehat.

b. Hubungan dari Pengalaman Melahirkan terhadap Harapan dan

Aspirasi

Hal yang dialami oleh ibu kaetika melahirkan akan sangat

mewarnai alam perasaannya terhada perannya sebagai Ibu. Ia akhirnya

menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang untuk

melahirkan bayinya dan hal tersebut akan memperkaya pengalaman

hidupnya untuk lebih dewasa. Banyak kasus terjadi, setelah seorang

Ibu melahirkan anaknya yang pertama, ia akan brtekad untuk lebih

meningkatkan kualitas hubungannya dengan Ibunya.

7

Page 8: Makalah  Askeb III Nifas

c. Pengalaman Melahirkan dan Membesarkan Anak yang Lalu

Walaupun kali ini adalah bukan lagi pengalaman yang pertama

melahirkan bayinya, namun kebutuhan untuk mendapatkan dukungan

positif dari lingkungannya tidak berbeda dengan baru melahirkan anak

pertama. Hanya perbedaannya adalah teknik penyampaian dukungan

yang diberikan lebih kepada support dan apresiasi dari

keberhasilannya dalam melewati saat-saat sulit pada persalinannya

yang lalu.

d. Pengaruh Budaya

Adanya adat-istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga

sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati

saat transisi ini. Apalagi jika ada hal yang tidak sinkron anatara arahan

dari tenaga kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini,

bidan harus bijaksana dalam menyikapi, namun tidak mengurangi

kualitas asuhan yang harus diberikan. Keterlibatan keluarga dari awal

dalam memnentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus

diberikan pada Ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam

pemberian asuhan.

C. Post Partum Blues

Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan sekuel

umum kelahiran bayi, biasanya terjadi pada 70% wanita. Post partum blues

disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Post partum blues

merupakan keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya

8

Page 9: Makalah  Askeb III Nifas

disebut baby blues. Penyebabnya antara lain perubahan perasaan saat hamil,

perubahan fisik dan emosional, lingkungan temat melahirkan yang kurang

mendukung, perubahan hormon yang cepat, dan keraguan terhadap peran

yang baru. Post partum blues biasanya dimulai beberapa hari setelah

kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari.

Gejala baby blues antara lain :

1. Menangis

2. Perubahan perasaan

3. Cemas

4. Kesepian

5. Khawatir dengan bayinya

6. Penurunan libido

7. Kurang percaya diri

Pengalaman melahirkan digambarkan sebagai pengalaman “puncak”, Ibu

baru mungkin merasa perawatan dirinya tidak kuat atau ia tidak mendapatkan

perawatan yang tepat, jika bayangan melahirkan tidak sesuai dengan apa yang

ia alami. Ia mungkin juga merasa diabaikan jika perhatian keluarganya tiba-

tiba terfokus pada bayi yang baru saja dilahirkannya.

Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut :

1. Minta bantuan suami atau keluarga jika Ibu ingin istirahat.

2. Beritahu suami tentang apa yang dirasakan oleh Ibu.

3. Buang rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi.

9

Page 10: Makalah  Askeb III Nifas

4. Meluangkan waktu dan cari hiburaan untuk diri sendiri.

Kunci untuk mendukung wanita dalam fase ini adalah memberikan perhatian

dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah

orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting, berikan

kesempatan untuk berisitirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas

keberhasilannya menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu

memulihkan kepercayaan diri terhadap kemampuannya.

D. Depresi Post Partum

Depresi post partum adalah depresi berat yag terjadi 7 hari setalah

melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun bahkan

sampai 1 tahun kedepan. Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan,

otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal ini akan mengakibatkan

depresi pasca persalinan ( depresi post partum ). Depresi masa nifas

merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan tampak

dalam minggu pertama pasca persalinan. Insiden depresi post partum sekitar

10-15 persen. Adapun gejala dari depresi post partum adalah :

1. Sering menangis

2. Sulit tidur

3. Nafsu makan hilang

4. Gelisah

5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol

6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi

7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.

10

Page 11: Makalah  Askeb III Nifas

8. Pikiran menakutkan mengenai bayi

9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri.

10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)

11. Penurunan atau peningkatan berat badan.

12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar

Beberapa faktor prediposisi terjadinya depresi post partum sebagai berikut :

1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid,

progesteron dan esterogen)

2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetes melitus, disfungi tiroid)

3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)

4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan

orang lain.

5. Riwayat depresi, penyakit mental, dan alcoholic

6. Unwanted Pregnancy

7. Terisolasi

8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan

keluarga, kelahiran anak dengan kecacatan atau penyakit.

Jika Ibu mengalami gejala-gejala diatas, maka segeralah memberitahu suami,

bidan atau doker. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obta-obatan atau

konsultasi dengan psikiater, perawatan dirumah sakit akan diperlukan apabila

Ibu mengalami depresi berkepanjangan.

11

Page 12: Makalah  Askeb III Nifas

Beberapa intervensi yang dapat membantu Ibu terhindar dari depresi

berkepanjangan antara lain :

1. Pelajari diri sendiri

2. Tidur dan makan yang cukup

3. Olahraga

4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan

5. Beritahukan perasaan Anda

6. Dukungan keluarga ddan orang lain

7. Perisapan diri yang baik

8. Lakukan perkerjaan rumah tangga

9. Dukungan emosional

10. Dukungan kelompok depresi post partum

11. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya

Depresi Berat

Depresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik

pada kehamilan sampai beberapa minggu per bulan setelah kelahiran. Gejala-

gejala depresi berat antara lain :

1. Perubahan mood

2. Gangguan tidur dan pola makan.

3. Perubahan mental dan libido

4. Phobia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya.

Penatalaksanaan depresi berat adalah sebagai berikut :

12

Page 13: Makalah  Askeb III Nifas

1. Dukungan keluarga dan sekitar

2. Terapi psikologis

3. Kolaborasi dengan dokter

4. Perawatan rumah sakit

5. Hindari rooming in dengan bayinya.

E. Psikosis Post Partum

Psikosis post partum ialah suatu sindrom yang ditandai oleh

depresi dan waham. Umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama dan

biasanya kasus terjadi 2-3 hari setelah melahirkan. Insiden psikosis post

partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Rekurensi dalam masa kehamilan 20-

30 persen. Gejala psikosis post partum muncul beberapa hari sampai 4-6

minggu post partum. Faktor penyebab psikosis post partum antara lain :

1. Riwayat keluarga penderita psikiatri

2. Riwayat ibu menderita psikiatri

3. Masalah keluarga dan perkawinan.

Gejala psikosis post partum sebagai berikut :

1. Gaya bicara keras

2. Menarik diri dari pergaulan

3. Cepat marah

4. Gangguan tidur

Penatalaksanaan psikosis post partum adalah :

1. Pemberian anti depresan

13

Page 14: Makalah  Askeb III Nifas

2. Berhenti menyusui

3. Perawatan di rumah sakit

F. Kesedihan dan Duka Cita

Dalam bahasan kali ini, digunakan istilah “berduka”, yang

diartikan sebagai respon osikologis terhadap kehilangan. Berduka yang paling

besar adalah disebabkan karena kematian bayinya meskipun kematian terjadi

saat kehamila. Proses berdua terdiri dari dari tahap atau fase identifikasi

respon tersebut. Tugas berduka, istilah isi diciptakan oleh Liderman,

menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam

menentukan hubungan baru yang signifikan. Berduka adalah proses normal,

dan tugas berduka penting agar berduka tetap normal.

Kegagalan untuk melakukan tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan

untuk menghindari nyeri yang sangat berat dan stress serta ekspresi yang

penuh emosi. Seringkali menyebabkan reaksi berduka abnormal atau

patologis.

Tahap-tahap berduka :

1. Syok

2. Penderitaan

3. Resolusi

Syok

Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi

perilaku dan perasan meliputi : penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa,

ketakutan, ansietas, rasa bersalah, kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi,

14

Page 15: Makalah  Askeb III Nifas

mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri) tidak rasional, bermusuhan,

kebencian, kegetiran, kewaspadaan, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi,

memberontak dan kurang konsentrasi.

Manifestasi klinis :

1. Gelombang distress soamtic yang berlangsung selama 20-60 menit.

2. Menghela nafas panjang

3. Penurunan berat badan

4. Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan dan gelisah

5. Penampilan kurus dan tampak lesu

6. Rasa penuh di tenggorokan, tersedak, nafas pendek, nyeri dada,

gemeteran internal.

7. Kelemahan umum dan kelemahan tertentu pada tungkai.

Penderita (Fase Realitas)

Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta

kehilangan dan upaya terhadap realitas yang harus ia lakukan terjadi selama

periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan diri dengan

lingkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya

pembuatan penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat

perencanaan karena adanya deformitas.

Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam

realitas yang memanjang dan dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan

peristiwa yang negingatkan. Ekspresi emosi yang penuh penting untuk

15

Page 16: Makalah  Askeb III Nifas

resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang

umum. Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat

individu terus melanjutkan, tugas berduka. Dominasi kehilangan secara

bertahap menjadi ansietas teerhadap masa depan.

Resolusi (fase menemukan hubungan yang bermakna)

Selama fase ini seseorang yang berduka menerima kehilangan,

penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara

penuh. Kemajuan ini berhasil karena adanya penanaman kembali emosi

seseorang pada hubungan lain yang bermakna. Penanaman kemnali emosi

tidak berarti bahwa posisi orang yang hilang telah tergantikan, tetapi berarti

bahwa individu lebih mampu dalam menanamkan dan membentuk hubungan

lain yang lebih bermakna dengan resolusi, serta perilaku orang tersebut telah

kembali menjadi pilihan yanh bebas, mengingat selama menderita perilaku

ditentukan oleh nilai-nilai sosial atau kegelisahan internal.

Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi :

1. Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka

2. Depresi agitasi, kondisi psikomatik, mengalami gejala penyakit menular

atau terakhir yang diderita orang yang meninggal.

3. Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu

4. Mengalami kehilangan pola interaksi ekonomi.

Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah

membagi informasi tersebut dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong

16

Page 17: Makalah  Askeb III Nifas

dan menciptakan lingkungan yang aman untuk peengungkapan emosi

berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat dipanggil

untuk berpartisipasi dalam perawatan. Kejujuran dan realitas akan jauh lebih

baik menghibur daripada keyakinan yang palsu atau kerahasiaan.

17

Page 18: Makalah  Askeb III Nifas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-gejala

psikiatrik, demikian juga pada masa menyusui. Meskipun demikian adapun

ibu tak mengalami hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak

berlebihan, ibu perlu mengetahui tentang hal yang lebih lanjut mengenai

perubahan psikologi. Banyak wanita mengalami perubahan emosi selama

masa nifas seperti ia menyesuaikan diri menjadi seorng ibu. Sehingga penting

sekali bidan untuk mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal

sehingga ia dapat menilai apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus

dalam masa nifas.

Proses adaptasi psikologis masa nifas antara lain :

1. Taking in

2. Taking on

3. Letting go

4. Post partum blues

5. Depresi post partum

6. Post partum psikosis

7. Kesedihan dan duka cita

18

Page 19: Makalah  Askeb III Nifas

DAFTAR PUSTAKA

Mansyur Nurliana dan Dahlan Kasrinda. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.

Malang: Selaka Media

Nugroho Taufan, Nurrezki, Warnalisa Desi. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas.

Yogyakarta: Nuha Medika

Wahyani SE, Purwoastuti Endang. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan

Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

19