Makalah I Perbandingan Konseptual ASS Dan ASP
-
Upload
ahmad-rudi -
Category
Documents
-
view
126 -
download
10
Transcript of Makalah I Perbandingan Konseptual ASS Dan ASP
Makalah Akuntansi Sektor Publik
PERBANDINGAN KONSEPTUAL AKUNTANSI SEKTOR SWASTA DENGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Disusun Oleh :
Kelompok I
Tika Isyana (11900002)Lidia Rosalina (11900003)Yudi Pratiwi Christianty (11900008)Yolanda Suryana (11900019)Ahmad Rudi (11900039)Dian Indah Lestari (11900048)Empud Syarifudin (11900071)
Program Studi Diploma Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KesatuanBogor2013
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perbandingan Konseptual Akuntansi
Sektor Swasta dengan Akuntansi Sektor Publik”.
Dalam Makalah ini, kami berusaha untuk memberikan dan menyampaikan informasi
tentang perbandingan konseptual akuntansi sektor swasta dengan akuntansi sektor publik dengan
harapan isinya dapat bermanfaat khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi STIE Kesatuan dan
khalayak ramai pada umumnya.
Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah
ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan masukan yang membangun, yang kiranya dapat
memberikan kontribusi untuk menyempurnakan makalah ini agar semakin baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
menyertai dalam segala usaha kita. Amin.
Bogor , 24 September 2013
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................3
I. Pendahuluan ..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4
II. Penjelasan .....................................................................................................................5
2.1 Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Swasta ...............................................5
2.1.1 First Level ................................................................................................5
2.1.2 Second Level ............................................................................................5
2.1.3 Third Level ...............................................................................................7
2.2 Konseptual Akuntansi Sektor Publik ................................................................8
2.2.1 Ruang Lingkup .........................................................................................8
2.2.2 Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan ...............................................9
2.2.3 Asumsi Dasar .........................................................................................12
2.2.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik ....................12
2.2.5 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan ..........................................14
III. Penutup .......................................................................................................................19
4
BAB. I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi sektor publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian,
penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu organisasi publik yang menyediakan
informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan
keputusan.
Adapun tujuan akuntansi sektor publik antara lain memberikan informasi yang diperlukan
untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi
sumberdaya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan management
kontrol. Selain itu, akuntansi sektor publik juga memberikan informasi yang memungkinkan
bagi manajer sektor publik untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab mengelola secara
tepat dan efektif program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi wewenangnya, dan
memungkinkan bagi pegawai sektor publik untuk melaporkan kepada publik atas hasil
operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
5
BAB. II
PENJELASAN
2.1 Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Swasta
Kerangka konseptual merupakan konsep-konsep yang mendasari financial reporting.
Kerangka konseptual ini mempunyai beberapa kegunaan, antara lain:
- Dengan adanya kerangka konseptual, peraturan dibuat harus membangun dan
berhubungan dengan membentuk tubuh dari konsep (body of concept).
- Dengan adanya kerangka konseptual IASB menerbitkan pernyataan lebih berguna dan
konsisten dari waktu ke waktu.
Kerangka konseptual IFRS dibagi menjadi 3 level, yaitu:
1. First Level = Pada level ini akan membahas tujuan dasar
2. Second Level = Karakteristik kualitatif dan elemen-elemen dari financial statements.
3. Third Level = Pengakuan, Pengukuran, dan konsep pengungkapan.
2.1.1 First Level
Tujuan dari IFRS adalah memberikan informasi tentang pelaporan entitas yang
berguna untuk menyajikan dan potensi ekuitas investor, pemberi pinjaman, dan kreditur
lainnya dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal.
Tujuan Laporan Keungan yaitu menyediakan info tentang posisi keuangan, kinerja,
serta peubahan posisi keuangan suatu perusahaan untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Disusun untuk tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemekainya, walau tidak
menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai tersebut. Menyajikan info keuangan
dan tidak diwajibkan menyajikan info non keuangan. Menunjukkan apa yang dusah
dilakukan manjemen dan pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber daya yang telah
dipercayakan kepadanya.
2.1.2 Second Level
6
1. Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi
Karakteristik kualitatif digunakan untuk mengidentifkasi kualitas informasi
akuntansi apakah infomasi akuntansi tersebut berkualitas atau kurang berkualitas.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan :
1. Dapat dipahami (Understandibility),
2. Relevan (Relevan), merupakan salah satu dari dua kualitas mendasar yang membuat
informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
3. Materialitas (Materiality),
4. Keandalan (Reliability)
5. Penyajian yang jujur (Faithful Presentation), menunjukan apakah informasi akuntansi
tersebut menunjukkan angka dan deskripsi yang sesuai dengan kenyataan yang ada
atau yang terjadi apa tidak.
6. Substansi mengungguli bentuk (Subtance over form)
7. Netralitas (Neutrality)
8. Pertimgbangan yang sehat (Prudence)
9. Kelengkapan (Completeness)
10. Dapat dibandingkan (Comparability)
2. Elemen-Elemen Dasar
Unsur yang terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset,
kewajiban, dan ekuitas.
1. Aset ialah sumber daya ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat di masa
depan.
2. Kewajiban ialah pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan yang
timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu.
3. Ekuitas ialah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi
kewajibannya.
4. Investasi oleh pemilik ialah kenaikan aktiva besih sebuah perusahaan yang di
timbulkan oleh sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut
untuk menaikan kepentingan pemilik di dalamnya.
7
5. Pendapatan ialah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
pelunasan kewajiban selama suatu periode.
6. Keuntungan ialah kenaikan ekuitas bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan
transaksi peripheral dan insidentil dari semua transaksi atau kejaidian lainnya.
7. Kerugian ialah penurunan ekuitas bersih sebuah perusahaan yang di timbulkan
transaksi peripheral dan insidentil dari semua transaksi atau kejadian lainnya.
2.1.3 Third Level
Pada level ketiga ini dijelaskan bagaimana perushaan harus mengenali, mengukur,
dan melaporkan elemen keuangan dari setiap kejadian.
1. Asumsi Dasar
1. Economic Entity : Perusahaan yang kegiatannya terpisah antara pemilik dan unit
bisnisya sendiri.
2. Going Concern : Perusahaan mampu bertahan cukup lama untuk memenuhi
tujuan dan komitmen.
3. Monetary Unit : Uang adalah yang paling mendominasi.
4. Periodicity : Perusahaan dapat membagi kegiatan ekonomi kedalam periode
waktu.
5. Accrual basis of Accounting : transaksi dicatat dalam periode dimana peristiwa
terjadi.
2. Prisip – Prinsip
A. Measurement
1. Biaya umumnya dianggap menjadi representasi dari jumlah yang dibayar untuk
item tertentu.
2. Fair value adalah nilai dimana suatu asset dapat ditukarkan, kewajiban
diselesaikan, atau instrument ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara
pihak yang memahami dan berkeingan untuk bertransaksi dalam waktu yang
relative lama.
8
3. IASB telah mengambil langkah yang memberikan perusahaan pilihan untuk
menggunakan nilai wajar sebagai dasar untuk pengukuran asset keuangan dan
kewajiban keuangan.
B. Revenue Recognition
Pendapatan harus diakaui bila besar kemungkinan manfaat ekonomis masa
depan akan mengalir ke perusahaan dan pengukuran yang dapat diandalkan dari
jumlah pendapatan dimungkinkan.
C. Expense Recognition
Arus keluar atau pengurasan habis asset dapat menimbulkan kewajiban (atau
kombinasi keudanya) selama periode sebagai akibat dari memberikan atau
menghasilkan barang dan atau penyerahan jasa.
D. Full Disclosure
Memberikan informasi yang cukup penting untuk mempengaruhi penilaian
dan keputusan pengguna informasi.
2.2 Konseptual Akuntansi Sektor Publik
Kerangka konseptual Akuntansi Sektor Publik merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan pengembngan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya dapat
disebut standar. Tujuannya adalah sebagai acuan bagi :
a. Penyusunan standar dalam melaksanakan tugasnya;
b. Penyusunan laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar; dan
c. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan pada
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar.
2.2.1 Ruang Lingkup
Kerangka konseptul Akuntansi Sektor Publik membahas
a. Tujuan kerangka konseptual
9
b. Lingkungan akuntansi pemerintahan
c. Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna
d. Entitas akuntansi dan entitas pelaporan
e. Peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar
hokum.
f. Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi dan
g. Unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan dan pengukurannya.
2.2.2 Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan
Laporan keungan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai
sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional
pemerintahan, menilai kondisi keungan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas
pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang
telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan :
A. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara periodik.
B. Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas
pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
untuk kepentingan masyarakat.
C. Transparansi
10
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbngan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber
daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-
undangan.
D. Keseimbangan Antargenerasi
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah
pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pngeluaran yang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.
E. Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan terutama dalam penggunaan sumber daya
ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat
bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan
ekonomi, sosial, maupun politik dengan :
1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan.
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
11
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi
mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan / ekonomi, transfer, pembiayaan,
sisa lebih / kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus / defisit – Laporan
Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan.
2. Komponen laporan keuangan
Laporan keuangan pokok terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Neraca;
3. Laporan Arus Kas;
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain laporan keuangan pokok diatas, entitas pemerintah diperkenankan menyajikan
Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas.
3. Dasar hukum pelaporan keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan per-UU-an
yg mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
1. UUD RI, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara;
2. UU tentang Perbendaharaan Negara;
3. UU tentang APBN;
4. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pemerintah Daerah, khususnya
yang mengatur keuangan daerah;
5. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah;
6. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan APBN/APBD; dan
7. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang keuangan pusat dan
daerah.
12
2.2.3 Asumsi Dasar
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai
unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan
keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas
untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung-jawab penuh. Entitas
bertanggung-jawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan
sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat putusan entitas, serta terlaksana
tidaknya program yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dgn asumsi bahwa entitas pelaporan pemerintah akan
berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerin-tah diasumsikan tdk bermaksud
melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dlm jk pendek.
3. Keterukuran dalam Satuan Uang ( Monetary Measurement)
Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan entitas yg diasumsikan dapat
dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis
dan pengukuran dalam akuntansi.
2.2.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Sektor Publik
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yg termuat di dlmnya
dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan dan menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang
relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
Informasi yg relevan harus:
13
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)
Informasi harus memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)
Informasi harus dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan
datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu
Informasi harus disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna
dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap
Informasi akuntansi keuangan pemerintah harus disajikan selengkap mungkin,
yaitu mencakupi semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan. Informasi yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang
termuat dalam laporan keuangan harus diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan
dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan harus bebas dari pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan setiap kenyataan secara jujur, serta dapat diverifikasi.
Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang
andal harus memenuhi karakteristik:
a. Penyajian Jujur
Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
14
b. Dapat Diverifikasi (verifiability)
Informasi yg disajikan dlm laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya harus tetap
menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak bias pada kebutuhan
pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan pihak tertentu, sementara hal tsb akan merugikan pihak lain.
3. Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pemerintah lain pada umumnya. Perbandingan dpt dilakukan secara internal dan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan
kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat
dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntasi yang lebih baik daripada
kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut harus diungkapkan
pada periode terjadinya perubahan.
4. Dapat Dipahami
Informasi yg disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yg
memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan
pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
2.2.5 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
1. Basis Akuntansi
15
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas.
Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada
saat kas diterima oleh kas umum negara/kas daerah atau entitas pelaporan, dan belanja
diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas umum negara/kas daerah atau entitas pelaporan.
Entitas pemerintah tidak menggunakan istilah laba. Penentuan sisa perhitungan anggaran
(lebih/ kurang) untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan
pendapatan dan realisasi pembiayaan dengan seluruh belanja yg telah dibayar. Sementara
itu, pendapatan dan beban bukan tunai seperti bantuan asing dalam bentuk barang dan
jasa hanya disajikan sebagai informasi tambahan pada Laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah, bukan pd saat kas/setara kas diterima atau
dibayar. Entitas pemerintah diperkenankan untuk menyelenggarakan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan dengan menggunakan sepenuhnya basis akrual, baik dalam
pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas.
2. Prinsip Nilai Perolehan
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tsb pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban di masa yad dlm pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena nilai
perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi.
3. Prinsip Realisasi
16
Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui
anggaran pemerintah selama suatu tahun fiskal akan digunakan untuk membiayai belanja
yang terjadi dalam periode tersebut.
Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue principle)
dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan sebagaimana dipraktekkan dalam
akuntansi komersial.
4. Prinsip Substansi Mengungguli Formalitas
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut harus dicatat dan
disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya mengikuti aspek
formalitas.
5. Prinsip Periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi
menjadi periode2 pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya
yg dimilikinya dapat ditentukan.
Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan,
triwulanan, dan semesteran juga dianjurkan.
6. Prinsip Konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti
bahwa tidak boleh terjadi perubahan satu metode akuntansi ke metode akuntansi yg lain.
Metode akuntansi yg dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode yang baru
diterapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yg lama. Pengaruh atas
perubahan penerapan metode ini harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
7. Prinsip Pengungkapan Lengkap
17
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat
ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau catatan atas laporan
keuangan.
8. Prinsip Penyajian Wajar
Laporan keuangan harus menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja, dan
perubahan posisi keuangan suatu entitas. Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun
laporan keuangan diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan
tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya
dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan
dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu
tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.
Kendala informasi yang relevan dan andal
1. Materialitas
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah
hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
2. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat yg dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala
informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya
18
itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.
Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi
tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kpd kreditor mungkin akan
mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas.
3. Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik
dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan
tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tsb merupakan masalah
pertimbangan profesional.
19
BAB. III
PENUTUP
Setelah membandingkan dengan SAK, dapat disimpulkan, SAP baru bisa menghasilkan
laporan keuangan yang memiliki tingkat keterbandingan (comparability) yang memadai bila
masing-masing entitas mempunyai pemahaman yang sama terhadap poin-poin SAP. Namun, hal
itu sepertinya sulit dicapai, karena strategi adaptasi yang diterapkan KSAP telah menyebabkan
SAP memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Artinya, uniformity atau keseragaman menjadi
suatu hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan standar tersebut di kemudian hari.
Secara konseptual, perbedaan kedua tipe organisasi ini terletak pada tujuan yang akan
dicapai, Di tahap perencanaan, organisasi sektor swasta menitikberatkan pada keuntungan usaha
semaksimal mungkin. Sementara, organisasi sektor publik lebih mengutamakan kesejahteraan
masyarakat.
20