makalah hukum perusahaan (final)

23
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Secara umum,`perusahaan didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang menggunakan yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur penting dalam sebuah perusahaan, yaitu organisasi, produksi, sumberekonomi, kebutuhan dan cara yang menguntungkan. Adapun jenis-jenis perusahaan : 1. Usaha Perseorangan, 2. Firma (Fa), 3. Perseroan Komanditer (CV), 4. Perseroan Terbatas (PT), 5. Perseroan Terbatas Negara (Persero), 6. Perusahaan Daerah (PD), 7. Perusahaan Negara Umum (PERUM), 8. Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN), 9. Koperasi 10. Yayasan. Dalam makalah ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang pengertian serta pendirian, permodalan, organisasi, dan pembubaran yang dimiliki oleh Maatschap, Firma, dan CV. 2. Rumusan Masalah

Transcript of makalah hukum perusahaan (final)

Page 1: makalah hukum perusahaan (final)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara umum,`perusahaan didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang

menggunakan yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi

untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Berdasarkan

definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur penting dalam sebuah

perusahaan, yaitu organisasi, produksi, sumberekonomi, kebutuhan dan cara yang

menguntungkan. Adapun jenis-jenis perusahaan :

1. Usaha Perseorangan,

2. Firma (Fa),

3. Perseroan Komanditer (CV),

4. Perseroan Terbatas (PT),

5. Perseroan Terbatas Negara (Persero),

6. Perusahaan Daerah (PD),

7. Perusahaan Negara Umum (PERUM),

8. Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN),

9. Koperasi

10. Yayasan.

Dalam makalah ini penulis akan mengkaji lebih dalam tentang pengertian serta

pendirian, permodalan, organisasi, dan pembubaran yang dimiliki oleh Maatschap,

Firma, dan CV.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka secara umum rumusan

masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

A. Perusahaan Perseorangan

1) Pengertian Persekutuan Perdata / maatschap

2) Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Persekutuan Perdata /

maatschap

3) Kebaikan dan keburukan Persekutuan Perdata / maatschap

Page 2: makalah hukum perusahaan (final)

B. FIRMA

1) Pengertian Firma

2) Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Firma

C. Perseroan Komanditer / CV

1) Pengertian Perseroaan Komanditer / CV

2) Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Perseroan Komanditer /

CV

3) Kebaikan dan keburukan Perseroan Komanditer / CV

3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah untuk

mengetahui:

1. Pengertian Persekutuan Perdata (maatschap), Firma dan Perseroan

Komanditer (CV).

2. Pendirian, permodalan, organ serta pembubaran Persekutuan Perdata /

maatschap, Firma, dan Perseroan Komanditer / CV.

3. Kebaikan dan keburukan Persekutuan Perdata (maatschap), Firma dan

Perseroan Komanditer (CV).

Page 3: makalah hukum perusahaan (final)

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Perusahaan Peseorangan atau Maatschap

Tanpa kerja sama dan spesialisasi maka masyarakat tidak dapat berfungsi

dengan sempurna. Memang orang dapat bekerja sendiri, namun apa yang tidak

dapat dilakukannya sendiri terpaksa ia akan minta bantuan orang lain  lagi pula

dengan bekerja sama, orang kadang dapat memperoleh keuntungan yang tidak

dapat dicapai jika ia bekerja sendiri. Dikenal suatu bentuk “kerja sama” yaitu

kerja sama diantara beberapa orang di dalam lingkungannya sendiri dimana

mereka masing-masing merupakan para pengurus dan sekaligus pemiliknya. Kerja

sama tersebut dilakukan secara terus menerus yang menyangkut adanya

keterikatan dari aktiva-pasiva, hak dan kewajiban, perjanjian dengan pihak luar

dan lain sebagainya.

Dalam literatur Belanda, maatshcap sering disebut burgerlijke maatschap atau

”persekutuan perdata.” Menurut Pasal 1618 KUHPer, maatshcap adalah suatu

perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan

sesuatu, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang diperoleh. Dilihat dari

bunyi pasal tersebut, dapat ditafsirkan bahwa maatschap memiliki unsur-unsur

sebagai berikut:

1 merupakan suatu perjanjian

2 ada perikatan antara dua orang atau lebih

3 ada pemasukan (inbreng)

4 ada tujuan untuk membagi keuntungan yang diperoleh

Unsur pemasukan (inbreng) tersebut bisa berupa sejumlah uang, barang dengan

wujud tertentu, atau berupa tenaga, jasa, atau keahlian (skill). Selain itu, dalam

maatshcap juga harus ada kerjasama antar para sekutu dan kerjasama antara

Page 4: makalah hukum perusahaan (final)

sekutu dengan maatschap sebagai suatu kesatuan. Hal ini menunjukkan adanya

hubungan hukum dan hak serta kewajiban para sekutu satu sama lainnya, serta

hak dan kewajiban para sekutu terhadap maatschap sebagai suatu kesatuan.

Atas kekayaan maatschap ini, ada kepemilikan bersama yang terikat dimana

semua sekutu memiliki hak yang sebanding atas seluruh benda milik bersama

sebagai suatu kesatuan. Atas benda milik bersama ini tidak dapat ditetapkan harta

bagian masing-masing sekutu atas masing-masing benda yang menjadi bagian dari

keseluruhan benda milik bersama. Dengan demikian sekutu masing-masing tidak

bisa menjual atau mengalihkan benda milik maatschap tanpa persetujuan semua

sekutu.

Pada maatschap, tidak ada nama bersama seperti halnya yang terjadi dalam

persekutuan dengan firma. Konsekuensinya adalah masing-masing sekutu

bertindak keluar (bertindak dengan pihak ketiga) atas namanya sendiri, kecuali

telah diperjanjikan bahwa sekutu yang bersangkutan bertindak atas nama

maatschap (seluruh sekutu), sehingga pihak ketiga tahu bahwa ia telah

berhubungan dengan suatu maatschap.

Sifat Pendirian Maatschap

Menurut Pasal 1618 KUHPerdata, maatschap adalah persekutuan yang

didirikan atas dasar perjanjian. Menurut sifatnya, perjanjian itu ada dua macam

golongan, yaitu perjanjian konsensual (concensuelle overeenkomst) dan perjanjian

riil (reele overeenkomst). Perjanjian mendirikan maatschap adalah perjanjian

konsensual, yaitu perjanjian yang terjadi karena ada persetujuan kehendak dari

para pihak atau ada kesepakatan sebelum ada tindakan-tindakan (penyerahan

barang). Pada maatschap, jika sudah ada kata sepakat dari para sekutu untuk

mendirikannya, meskipun belum ada inbreng, maka maatschap sudah dianggap

ada.

Undang-undang tidak menentukan mengenai cara pendirian maatschap,

sehingga perjanjian maatschap bentuknya bebas. Tetapi dalam praktek, hal ini

dilakukan dengan akta otentik ataupun akta dibawah tangan. Juga tidak ada

ketentuan yang mengharuskan pendaftaran dan pengumuman bagi maatschap, hal

Page 5: makalah hukum perusahaan (final)

ini sesuai dengan sifat maatschap yang tidak menghendaki adanya publikasi

(terang-terangkan).

Perjanjian untuk mendirikan maatschap, disamping harus memenuhi

ketentuan dalam Pasal 1320 KUHPerdata, juga harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Tidak dilarang oleh hukum;

b. Tidak bertentangan dengan tatasusila dan ketertiban umum; dan

c. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu keuntungan.

Pembagian Keuntungan dan Kerugian

Para mitra bebas untuk menentukan bagaimana keuntungan maatschap

akan dibagikan diantara mereka. Menurut Pasal 1633 KUHPerdata cara membagi

keuntungan dan kerugian itu sebaiknya diatur dalam perjanjian pendirian

maatschap. Bila dalam perjanjian pendirian tidak diatur maka bagian tiap sekutu

dihitung menurut perbandingan besarnya sumbangan modal yang dimasukkan

oleh masing-masing sekutu. Sekutu yang inbreng-nya hanya berupa tenaga, maka

bagian keuntungan/rugi yang diperolehnya sama dengan bagian sekutu yang

memasukkan inbreng berupa uang atau barang yang paling sedikit.  Menurut pasal

1634 KUHPerdata, para sekutu tidak boleh berjanji bahwa jumlah bagian mereka

masing-masing dalam maatschap ditetapkan oleh salah seorang sekutu dari

mereka atau orang lain. Perjanjian yang demikian harus dianggap tidak ada/tidak

tertulis. Disamping itu, menurut Pasal 1635 KUHPerdata, para sekutu dilarang

memperjanjian akan memberikan keuntungan saja kepada salah seorang sekutu,

tetapi harus mencakup dua-duanya, yakni keuntungan (laba) dan kerugian. Bila

hal itu diperjanjikan juga maka hal itu dianggap batal. Namun sebaliknya, para

sekutu diperbolehkan memperjanjikan bahwa semua kerugian akan ditanggung

oleh salah seorang sekutu saja.

Keanggotaan Maatschap

Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pada sifat

kapasitas kepribadian (persoonlijke capaciteit) dari orang (sekutu) yang

bersangkutan. Pada asasnya maatschap terikat pada kapasitas kepribadian dari

masing-masing anggota, dan cara masuk-keluarnya ke dalam maatschap

Page 6: makalah hukum perusahaan (final)

ditentukan secara statutair (tidak bebas). Adapun sifat kapasitas kepribadian

dimaksud diutamakan, seperti: sama-sama seprofesi, ada hubungan keluarga, atau

teman karib.

            KUHPerdata (Bab VIII) sendiri juga tidak melarang adanya maatschap antara

suami-istri. Meskipun tidak dilarang, maatschap yang didirikan antara suami-istri,

dimana ada kebersamaan harta kekayaan (huwelijk gemeenschap van goederen), maka

maatschap demikian tidak berarti apa-apa, sebab kalau ada kebersamaan harta

kekayaan (harta perkawinan), maka pada saat ada keuntungan untuk suami-istri itu

tidak ada bedanya, kecuali pada saat perkawinan diadakan perjanjian pemisahan

kekayaan. 

Pengurusan Maatschap

Pengangkatan pengurus Maatschap dapat dilakukan dengan dua cara (Pasal 1636),

yaitu:

a. Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian maatschap. Sekutu

maatschap ini disebut “sekutu statuter” (gerant statutaire);

b. Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri dengan akta khusus. Sekutu

pengurus ini dinamakan “sekutu mandater” (gerant mandataire).

Perbedaan kedudukan hukum antara sekutu statuter dan sekutu mandater:

a. Menurut Pasal 1636 (2) KUHPerdata, selama berjalannya maatschap, sekutu

statuter tidak boleh diberhentikan, kecuali atas dasar alasan-alasan menurut

hukum, misalnya tidak cakap, kurang seksama (ceroboh), menderita sakit

dalam waktu lama, atau keadaan-keadaan atau peristiwa-peristiwa yang tidak

memungkinkan seorang sekutu pengurus itu melaksanakan tugasnya secara

baik.

b. Yang memberhentikan sekutu statuter ialah maatschap itu sendiri. Atas

pemberhentian itu sekutu statuter dapat minta putusan hakim tentang soal

apakah pemberhentian itu benar-benar sesuai dengan kaidah hukum. Sekutu

statuter bisa minta ganti kerugian bila pemberhentian itu dipandang tidak

beralasan.

Page 7: makalah hukum perusahaan (final)

c. Sekutu mandater kedudukannya sama dengan pemegang kuasa, jadi

kekuasaannya dapat dicabut sewaktu-waktu atau atas permintaan sendiri.

Kalau diantara para sekutu tidak ada yang dianggap cakap atau mereka tidak

merasa cakap untuk menjadi pengurus, maka para sekutu dapat menetapkan orang

luar yang cakap sebagai pengurus. Jadi, ada kemungkinan pengurus maatschap adalah

bukan sekutu. Hal ini dapat ditetapkan dalam akta pendirian maatschap atau dalam

perjanjian khusus.

Pembubaran Maatschap

Mengenai pembubaran maatschap, Pasal 1646 KUHPer mengatur bahwa suatu

maatschap hanya dapat berakhir apabila:

1 Lewatnya waktu untuk mana persekutuan telah diadakan;

2 Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok

persekutuan;

3 Atas kehendak semata-mata dari beberapa orang sekutu;

4 Jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau

dinyatakan pailit.

B. FIRMA

Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan

dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah

bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan

memakai nama bersama. Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang

bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan

pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.

Firma diatur pada Pasal 15 sampai dengan 35 KUHD (Kitab Undang-undang

Hukum Dagang). Pengertian Firma adalah tiap persekutuan perdata yang didirikan

untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama atau firma.

Page 8: makalah hukum perusahaan (final)

Pendirian FIRMA

Bentuk usaha Firma diatur dalam perundangan warisan Belanda yaitu dalam Kitab

Undang-undang Hukum Dagang (“KUHD”) Bab Ketiga, Bagian Kedua, Pasal 16

s/d 35. Didalamnya Bagian Kedua tersebut juga diatur mengenai Persekutuan

Komanditer/CV yang merupakan bentuk khusus dari Firma.

Pasal 16 KUHD menerangkan pengertian Firma yaitu: tiap-tiap perserikatan yang

didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu nama bersama.

Selanjutnya Pasal 17 KUHD menerangkan bahwa tiap-tiap pesero(sekutu) yang

tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk

mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan (persekutuan), pula untuk

mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala

tindakan yang tidak bersangkutpaut dengan perseroan/persekutuan itu, atau yang

para pesero/sekutu tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam ketentuan

(kuasa yang diberikan) diatas.

Di dalam Firma, tiap-tiap pesero/sekutu secara tanggung menanggung

bertanggung jawab untuk seluruhnya atas segala perikatan dari Firma (Pasal 18

KUHD).

Langkah-langkah mendirikan Firma adalah sebagai berikut:

1. Para pihak yang berkehendak mendirikan Firma menyiapkan akta yang

didalamnya minimal memuat (Pasal 26 KUHD):

Nama lengkap, pekerjaan, dan tempat tinggal para pendiri Firma;

Nama Firma yang akan didirikan (termasuk juga tempat kedudukan

Firma);

Keterangan kegiatan usaha yang akan dilakukan Firma di kemudian hari;

Page 9: makalah hukum perusahaan (final)

Nama Sekutu yang tidak berkuasa untuk menandatangani perjanjian atas

nama Firma;

Saat mulai dan berakhirnya Firma;

Klausula-klausula yang berkaitan dengan hubungan antara pihak ketiga

dengan Firma

2. Akta tersebut dibuat sebagai akta otentik yang dibuat di hadapan notaris

(Pasal 22 KUHD)

3. Akta otentik tersebut selanjutnya didaftarkan pada register Kepaniteraan

Pengadilan Negeri dimana Firma berkedudukan (Pasal 23 KUHD).

4. Akta yang telah didaftarkan ke Pengadilan Negeri selanjutnya diumumkan

dalam Berita Negara.

Permodalan Firma

Pasal 1619 ayat (2) KUHPerdata menetapkan bahwa tiap-tiap sekutu dari

persekutuan perdata diwajibkan memasukan dalam kas persekutuan perdata yang

didirikan itu:

a. uang;

b. benda-benda lain apa saja yang layak bagi pemasukan

c. tenaga kerja, baik fisik maupun tenaga pikiran

Menurut keilmuan danyurisprudensi, persekutuan perdata itu belum

mencapai status badan hukum, akan tetapi menurut Arrest H.G.H tanggal 7 januari

1926, persekutuan perdata itu dinyatakan memiliki kekayaan sendiri. Putusan itu

mendasarkan diri atas pasal 1618, 1640, 1641, dan 1645 KUHPerdata, serta asas-

asas yang mendukung pasal-pasal tersebut. Kekayaan itu berdiri sendiri, terpisah

dari kekayaan pribadi sekutu masing-masing. Penyendirian harta kekayaan itu

harus ditentukan dalam perjanjian pendirian persekutuan.

Kekayaan persekutuan perdata itu terdiri dari :

a. pemasukan (inbreng) dari masing-masing sekutu.

Page 10: makalah hukum perusahaan (final)

b. penagihan-penagihan kedalam, kepada sekutu-sekutunya, yaitu bunga-bunga

dari pemasukkan yang disanggupkan, tetapi belum masukdan lain-lain;

c. pergantian kerugian kepada persekutuan dari sekutu-sekutu yang karena

kesalahannya mengakibatkan kerugian bagi persekutuan;

d. penagihan-penagihan keluar kepada pihak ketiga.

Prof. Mr. J van Kan dalam anotasinya dibawah putusan H.G.H tanggal 7

Januari 1926 tersebut diatas, mengatakan bahwa adanya kekayaan sendiri bagi

persekutuan firma sudah lama diakui dalam keilmuan dan dalam yurisprudensi,

walaupun pengakuan itu belum meluas sampai dengan pengakuan bahwa

persekutuan firma itu adalah badan hukum. Dengan adanya pengakuan terhadap

adanya kekayaan tersendiri bagi persekutuan fima itu, maka dicapailah sekaligus

dua macam tujuan:

1 Persekutuan Firma dilindungi dari penuntutan pembagian kekayaan dari

sekutu-sekutunya, sebelum semua utang persekutuan dilunasi dahulu. (arrest

H.R Tanggal 26 November 1897);

2 Dengan demikian persekutuan firma itu dilindungi terhadap penagihan-

penagihan prive dari para sekutu, karena kekayaan sendiri itu merupakan

jaminan bagi semua kreditur persekutuan bukan kreditur-kreditur para sekutu

(Pasal 1131 KUHPerdata).

Beberapa ahli dan praktisi hukum mengatakan bahwa persekutuan firma

mempunyai kekayaan sendiri. Polak berpendapat bahwa para sekutu sangat

berkepentingan agar utang-utang persekutuan dapat dipenuhi dari kas persekutuan

(gemeenschaaplijke kas). Kalau tidak demikian, tiap-tiap sekutu dapat ditagih

untuk pembayaran seuluruh utang persekutuan. Jika seorang sekutu membayar

utang-utang persekutuan tersebut, maka dia dapat minta gantirugi kepada sekutu-

sekutu lainnya.

Pembubaran Firma

Page 11: makalah hukum perusahaan (final)

Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di

dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik;

2 Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;

3 Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;

4 Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;

5 Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang

ditunjuk oleh Pengadilan.

Perlu diketahui, bahwa sebab-sebab berakhimya Firma adalah sama seperti

maatschap dalam menangani utang-piutang Firma, yang diantaranya : dana Firma

yang digunakan Apabila kekayaan Firma tidak cukup, maka mitra harus memberi

kontribusi sesuai bagiannya. Bila kekayaan Firma tersisa setelah pembayaran

semua hutang-hutangnya, kekayaannya akan dibagikan diantara para mitra

menurut ketentuan perjanjian Firma (Pasal 32 Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang).

Perlu diketahui juga, bahwa keberadaan hidup Firma tidak terjamin karena bila

ada anggota yang meninggal dunia, maka Firma bubar karena sifatnya pribadi

(personallife), maka tidak dialihkan.

C. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV)

Commanditaire Vennootschap atau biasa di sebut persekutuan komanditer

merupakan suatu persekutuan yang di dirikan oleh dua orang atau lebih. Sebuah

CV mempunyai dua macam sekutu :

1 Sekutu aktif biasanya disebut dengan pengurus CV adalah sekutu yang

menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak

ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif.

2 Sekutu pasif atau biasa disebut komanditer adalah sekutu yang hanya

menyertakan modal dalam persekutuan. Apabila perusahaan rugi sekutu

komanditer bertanggung jawab hanya sebatas modal yang ditanamkan

demikian juga, apabila perusahaan untung maka uang yang mereka

memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.

Page 12: makalah hukum perusahaan (final)

Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun

pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan

perjanjian dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang).

" Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa

adanya kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu

tidak ada. (Pasal 22 KUH Dagang) "

Dalam praktik di Indonesia untuk mendirikan persekutuan komanditer dengan

dibuatkan akta pendirian/berdasarkan akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan Berita

Negara RI. Hubungan perusahaan dengan pihak luar dikerjakan oleh sekutu aktif

sesuai pasal 19 KUH Dagang.

" Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut

juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara

beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng

untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman

uang. Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap

persero-persero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap

pemberi pinjaman uang. (Pasal 19 KUH Dagang) "

Dalam pasal 16 KUH Dagang, CV merupakan persekutuan perdata yang masa

berakhirnya ditetapkan dalam pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata.

Pendirian CV

CV dapat didirikan dengan hanya mensyaratkan pendirian oleh 2 orang

dengan menggunakan akta notaris yang berbahasa Indonesia. Walupun dewasa ini

pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun dalam Undang-undang

Hukum Dagang dinyatakan bahwa pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta

Notaris.

Pada waktu pendirian CV, yang harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris

adalah Calon nama yang akan digunakan oleh CV tersebut, tempat kedudukan dari

CV, Siapa yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan persero diam, serta

maksud dan tujuan yang spesifik dari CV tersebut (walaupun sebenarnya bisa

mencantumkan maksdu dan tujuan yang seluas-luasnya).

Page 13: makalah hukum perusahaan (final)

Untuk menyatakan berdirinya CV sebenarnya sudah cukup dengan akta

notaris, tetapi untuk memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di

daftarkan pada Pengadilan negeri setempat dengan membawa kelengkapan berupa

Surat keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan NPWP atas nama CV yang

bersangkutan.

Untuk CV yang ingin mengikuti tender dari pemerintah semestinya mengurus

kelengkapan dibawah ini:

1 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP),

2 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

3 Tanda daftar Perseroan (khusus CV)

4 Keanggotaan pada KADIN.

Pengurusan ijin-ijin diatas dapat dilakukan bersamaan sebagai satu rangkaian

dengan pendirian CV dimasud, dengan melampirkan berkas tambahan berupa:

Copy kartu keluarga Persero Pengurus (Direktur) CV, Copy NPWP Persero

Pengurus (Direktur) CV, dan Copy bukti pemilikan atau penggunaan tempat

usaha, dimana: apabila milik sendiri, harus dibuktikan dengan copy sertifikat dan

copy pelunasan PBB tahun terakhir, apabila sewa kepada orang lain, maka harus

dibuktikan dengan adanya perjanjian sewa menyewa, yang dilengkapi dengan

pembayaran pajak sewa (Pph) oleh pemilik tempat, dan Pas photo ukuran 3X4

sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah.

Organ Persekutuan Komanditer

Sebagaimana dijelaskan bahwa di dalam CV ini terdapat dua macam

sekutu, yaitu sekutu aktif yang di samping menanamkan modal ke dalam

perusahaan juga bertugas mengurus perusahaan dan sekutu pasif atau sekutu diam

yang hanya memasukkan modal, tetapi tidak terlibat di dalam pengurusan

perusahaan. Akibatnya, terdapat juga dua macam tanggung jawab sekutu CV.

Sekutu aktif bertanggung jawab tidak saja terbatas pada kekayaan CV, tetapi juga

kekayaan pribadi (kalau diperlukan). Di sini persis sama dengan sekutu pada

Page 14: makalah hukum perusahaan (final)

sebuah Fa. Lain halnya dengan sekutu pasif yang hanya bertanggung jawab

terbatas pada modal yang dimasukkan saja.

Misalnya, A sebagai sekutu pasif pada CV ABC memasukkan modal Rp 1

juta, maka kalau CV ABC tersebut mempunyai kewajiban terhadap pihak ketiga

(katakanlah D) sebesar Rp 10 juta, A hanya wajib menanggung sebesar modal

yang telah di investasikannya tersebut saja (yaitu Rp 1 juta). A tidak perlu

menambah uang untuk membayar sisa hutang perusahaan tersebut. Hal ini

tentunya berbeda dengan B dan C yang merupakan sekutu aktif dalam CV

tersebut, yang menyebabkan mereka bertanggung jawab tidak terbatas, baik secara

sendiri-sendiri (A atau B) maupun secara bersama-sama (A dan B). Apabila A dan

B ini masing-masing memasukan modal Rp 1 juta. Sebagai sekutu aktif mereka

masih harus mengorbankan kekayaan pribadi untuk menutupi sisa hutang

perusahaan tersebut.

Berakhir Persekutuan Komanditer

Berakhirnya Persekutuan Komanditer boleh dikatakan sama dengan

berakhirnya persekutuan Firma, yaitu dianggap bubar apabila :

1 waktu yang ditentukan untuk bekerja telah lampau,

2 barang musnah atau usaha yang menjadi tugas pokok selesai

3 seorang atau lebih anggota mengundurkan diri atau meninggal dunia,

Dalam prakteknya, pengunduran diri seorang anggota tidak selalu

membuat persekutuan komanditer menjadi bubar. Sering kita lihat bahwa seorang

anggota persekutuan komanditer yang mundur digantikan oleh orang lain dengan

tetap mempertahankan persekutuan yang ada.

Pasal 31 KUHD mengatur bahwa pembubaran persekutuan (firma ataupun

komanditer) sebelum waktu yang ditentukan (karena pengunduran diri atau

pemberhentian) harus dilakukan dengan suatu akte otentik, didaftarkan pada

Pengadilan Negeri, dan diumumkan dalam Berita Negara. Apabila hal ini tidak

dilakukan maka persekutuan tetap dianggap ada terhadap pihak ketiga.

Page 15: makalah hukum perusahaan (final)

Pasal 32 KUHD mengatur cara penyelesaian pembubaran, yaitu dilakukan

atas nama perseroan oleh anggota-anggota yang telah mengurus perseroan, kecuali

apabila ditunjuk orang lain dalam akte pendirian atau persetujuan kemudian, atau

semua pesero (berdasarkan suara terbanyak) mengangkat seseorang untuk

menyelesaikan pembubaran. KUHD tidak mengatur tugas-tugas mereka, hal itu

diserahkan kepada para pesero. Pasal 1802 KUHPer mengatur bahwa orang yang

ditunjuk untuk menyelesaikan pembubaran harus mempertanggung jawabkan

segala usaha dan hasil-hasilnya kepada para pesero dan berkewajiban mengganti

kerugian apabila perseroan menderita kerugian karena perbuatannya. Setelah

urusan dengan orang yang ditugaskan ini selesai, maka pembagian kepada para

pesero dapat dilakukan.

Selama proses pembubaran, persekutuan masih berjalan sehingga proses

likuidasi benar-benar selesai. Kelebihan dari likuidasi adalah laba, dan apabila

terjadi kekurangan maka itu adalah kerugian. Apabila suatu persekutuan

komanditer jatuh pailit, maka seluruh anggotanya pun jatuh pailit karena hutang-

hutang persekutuan juga menjadi hutang-hutang mereka yang harus ditannggung

sampai dengan kekayaan pribadi, kecuali untuk pesero komanditer, di mana ia

hanya menanggung sebatas modal yang telah disetornya.