Makalah Lakip Final

50
Makalah Akuntansi Sektor Publik ANALISIS LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KESEHATAN KOTA MALANG TAHUN 2014 Penyusun : Miranti Mikael Wil Iskandar S Novita Wardhani Rayhan S. al-Ayyubi PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

description

MAKAL AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK ANALISIS LAKIP

Transcript of Makalah Lakip Final

Page 1: Makalah Lakip Final

Makalah Akuntansi Sektor Publik

ANALISIS LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

DINAS KESEHATAN KOTA MALANG TAHUN 2014

Penyusun :

Miranti

Mikael Wil Iskandar S

Novita Wardhani

Rayhan S. al-Ayyubi

PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

2015 / 2016

Page 2: Makalah Lakip Final

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“ Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas

terlampir merupakan murni hasil dari pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada

pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum/tidak pernah dasajikan/digunakan sebagai bahan makalah/tugas

mataajaran lain kecuali makalah/tugas ini saya kumpulkan dapat diperbanyak

dan dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Miranti

NPM : 1406645701

Tanda Tangan :

Nama : Mikael Wil Iskandar Siahaan

NPM : 1406645168

Tanda Tangan :

Nama : Novita Wardhani

NPM : 1406645872

Tanda Tangan :

Nama : Rayhan Sayyid Al-Ayyubi

NPM : 1406645986

Tanda Tangan :

Mata Ajaran : Akuntansi Sektor Publik

Judul Makalah/Tugas : Analisis LAKIP Dinkes Kota Malang

Tanggal : 1 Desember 2015

Dosen : Rahfiani SE., Ak., M. Acc.

2 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 3: Makalah Lakip Final

DAFTAR ISI

Statement Of Authorship................................................................................2Daftar Isi.........................................................................................................3BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................5

2.1 Pedoman Penyusunan LAKIP...........................................................52.2 Prinsip Value for Money (VFM).....................................................132.3 Prinsip CREAM dan SMART.........................................................14

BAB III ANALISIS DATA..........................................................................163.1 Kesesuaian LAKIP dengan Pedoman Penyusunan ........................163.2 Kesesuaian LAKIP dengan Prinsip VFM........................................263.3 Kesesuaian LAKIP dengan Prinsip CREAM dan SMART.............29

BAB IV PENUTUP......................................................................................324.1 Kesimpulan dan Saran.....................................................................32

BAB V DAFTAR PUSTAKA......................................................................33BAB VI LAMPIRAN...................................................................................34

4.1 LAKIP Dinas Kesehatan Kota Malang 2014..................................34

3 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 4: Makalah Lakip Final

BAB 1

PENDAHULUAN

Setiap instansi pemerintah berkewajiban untuk menyiapkan, menyusun

dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga.

Pelaporan kinerja ini dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja

instansi pemerintah dalam suatu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses

pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. Instansi pemerintah yang

bersangkutan harus mempertanggungjawabkan dan menjelaskan keberhasilan dan

kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.

Pelaporan kinerja oleh instansi pemerintah ini kemudian dituangkan dalam

dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP

dapat dikategorikan sebagai laporan rutin, karena paling tidak disusun dan

disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan setahun sekali.

Selanjutnya pada makalah ini kami akan menyajikan analisis suatu

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu LAKIP Dinas Kesehatan

Kota Malang baik analisis kesesuaian dengan prinsip dan format LAKIP,

kesesuaian dengan prinsip value for money maupun kesesuaian dengan prinsip

SMART dan CREAM. Diharapkan dengan analisis tersebut dapat membantu

mahasiswa dalam mempelajari dan memahami laporan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah.

4 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 5: Makalah Lakip Final

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pedoman Penyusunan LAKIP

Pedoman penyusunan LAKIP tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan

Kepala LAN Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan telah disempurnakan dengan terbitnya Peraturan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang diterbitkan pada tanggal 31

Desember 2010. Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239 Tahun 2003 tersebut

masih berlaku hingga saat ini sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Menteri PAN dan RB tersebut.

A. Pedoman Penyusunan LAKIP menurut Surat Keputusan Kepala LAN

Nomor 239 Tahun 2003

Beberapa pedoman yang diatur dalam SK tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Penanggung Jawab Penyusunan LAKIP

Penanggung jawab penyusunan LAKIP adalah pejabat yang secara fungsional

bertanggung jawab melakukan dukungan administratif di instansi masing-

masing. Pimpinan instansi, sebagaimana tersebut dalam Inpres Nomor 7

Tahun 1999, dapat menentukan tim kerja yang bertugas membantu

penanggung jawab LAKIP di instansinya masing-masing.

Apabila dipandang perlu, tim kerja dan penanggung jawab LAKIP dimaksud

dapat berkonsultasi dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pemibangunan(BPKP).

2. Prinsip-Prinsip LAKIP

5 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 6: Makalah Lakip Final

Penyusunan LAKIP harus mengikuti prinsip-prinsip pelaporan pada

umumnya, yaitu laporan harus disusun secara jujur, obyektif, akurat dan

transparan. Di samping itu, perlu pula diperhatikan:

a. Prinsip lingkup pertanggungjawaban. Hal-hal yang dilaporkan harus

proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-

masing dan memuat baik mengenai kegagalan maupun keberhasilan.

b. Prinsip prioritas. Yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan

relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi

yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjutnya.

c. Prinsip manfaat, yaitu manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya

penyusunannya, dan laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan

pencapaian kinerja.

Dalam hubungan itu, perlu pula diperhatikan beberapa ciri laporan yang baik

seperti relevan, tepat waktu, dapat dipercayai, diandalkan, mudah dimengerti

(jelas dan cermat), dalam bentuk yang menarik (tegas dan konsisten, tidak

kontradiktif antar bagian), berdaya banding tinggi (reliable), berdaya uji

(verifiable), lengkap, netral, padat, dan mengikuti standar laporan yang

ditetapkan.

3. Format dan Isi LAKIP

Agar LAKIP dapat lebih berguna sebagai umpan balik bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, maka bentuk dan isinya diseragamkan tanpa mengabaikan

keunikan masing-masing instansi pemerintah. Format LAKIP ini

dimaksudkan untuk mengurangi

perbedaan isi dan cara penyajian yang dimuat dalam LAKIP sehingga

memudahkan pembandingan ataupun evaluasi akuntabilitas yang harus

dilakukan.

Format laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah minimal terdiri atas:

a. Ikhtisar Eksekutif

Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam

rencana stratejik serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan

6 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 7: Makalah Lakip Final

dan sasaran utama tersebut, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam

pencapaiannya. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah

dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk

menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun

mendatang.

b. Pendahuluan

Pada bagian ini dijelaskan hal-hal umum tentang instansi serta uraian

singkat mandai apa yang dibebankan kepada instansi (gambaran umum

tupoksi).

c. Rencana Stratejik

Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai: Rencana stratejik dan

Rencana Kinerja. Pada awal bab ini disajikan gambaran secara .singkat

sasaran yang ingin diraih instansi peda tahun yang bersangkutan serta

bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi instansi.

1) Rencana Stratejik

Uraian singkat tentang rencana stratejik instansi, mulai dari visi,

misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program instansi.

2) Rencana Kinerja

Disajikan rencana kinerja pada tahun yang bersangkutan, terutama

menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran

sesuai dengan program peda tahun tersebut, dan indikator

keberhasilan pencapaiannya.

d. Akuntabilitas Kinerja

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja. evaluasi dan

analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara

sistemafis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala, dan

permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan

diambil.

7 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 8: Makalah Lakip Final

Selain itu dilaporkan pula akuntabilitas keuangan dengan cara

menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tupoksi atau

tugas-fugas lainnya, termasuk analisis fentang capaian indikator kinerja

efisiensi.

e. Penutup

Mengemukakan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan

kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan

kinerja insfansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah

yang akan dilaksanakan di tahun mendatang.

f. Lampiran-Lampiran

Setiap bentuk penjelasan lebih lanjut, perhitungan-perhitungan gambar,

dan aspek pendukung seperti SDM, sarana prasarana, metode, dan aspek

lain dan data yang relevan, hendaknya tidak diuraikan dalam badan teks

laporan, tetapi dimuat dalam lampiran. Keputusan-keputusanatau

peraturan-peraturan dan perundangan tertentu yang merupakan

kebijakan yang ditetapkan dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan,

dan sasaran perlu dilampirkan. Jika jumlah lampiran cukup .banyak,

hendaknya dibuat daftar lampiran, dattar gambar, dan dattar tabel

secukupnya.

4. Waktu Penyampaian LAKIP

penyusunan LAKIP harus dilandasi dengan pengertian dan kesadaran bahwa

laporan akan dapat bermanfaat bagi terwujudnya kepemerintahan yang baik,

pemerintahan yang bersih, dan produktivitas di lingkungan instansi

pemerintah. Mengingat LAKIP merupakan media pertanggungjawaban dan

juga menjadi bahan evaluasi untuk menilai kinerja instansi pemerintah, maka

LAKIP harus dibuat secara tertulis dan disampaikan secara periodik. LAKIP

tersebut harus disampaikan seiambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun

anggaran berakhir.

5. Mekanisme Pelaporan

8 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 9: Makalah Lakip Final

LAKIP disampaikan melalui mekanisme pelaporan yang melibatkan pihak

yang berwenang membuat dan menerima LAKIP, serta pengguna LAKIP.

Instansi yang harus dan berwenang membuat LAKIP adalah Kementerian,

Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan

Lembaga Tinggi Negara, Markas Besar TNI (meliputi: Markas Besar TNI

Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut), Kepolisian Republik

Indonesia, Kantor Perwakilan Pemerintah RI di Luar Negeri, Kejaksaan

Agung, Perangkat Pemerintahan Provinsi, Perangkat Pemerintahan

Kabupaten/Kota, dan lembaga/badan lainnya yang dlblayai dari anggaran

negara.

Adapun mekanisme LAKIP adalah sebagai berikut :

a. Setiap pemimpin Departemen/LPND, Pemerintah Daerah, Satuan Kerja

atau Unit Kerja di dalamnya wajib membuat laporan akuntabilitas kinerja

secara berjenjang serta berka!a untuk disampaikan kepada atasannya.

b. LAKIP tahunan dari tiap Departemen/LPND, masing-masing

Menteri/pemimpin LPND menyampaikan kepada Presiden dan Wakil

Presiden dengan tembusan kepada Menteri yang bertanggung jawab di

bidang Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) serta Kepala Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

c. LAKIP tahunan dari setiap Pemerintah Provinsi disampaikan kepada

Presiden/Wakil Presiden dengan tembusan kepada Menteri Dalam

Negeri, Menteri yang bertanggungjawab di bidang PAN, dan Kepala

BPKP.

d. LAKIP tahunan Pemerintah Kabupaten/Kota disampaikan kepada

Presiden/Wakil Presiden dengan tembusan kepada Menteri Dalam

Negeri, Gubernur/Kepala Pemerintah Daerah Provinsi dan Kepala

Perwakilan BPKP.

e. Kepala BPKP melakukan evaluasi terhadap LAKIP dan melaporkan

hasilnya kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggungjawab di

bidang PAN dan salinannya kepada Kepala Lembaga Administrasi

Negara (LAN).

9 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 10: Makalah Lakip Final

f. Kepala LAN melakukan kajian dan penilaian terhadap perkembangan

pelaksanaan sistem akuntabilitas dan kinerjanya, serta melaporkannya

kepada Presiden me!alui Menteri yang bertanggungjawab di bidang

PAN.

B. Pedoman Penyusunan LAKIP menurut Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29

Tahun 2010

Dengan terbitnya peraturan menteri ini, terdapat beberapa perubahan dan

penyempurnaan peraturan tentang pedoman penyusunan LAKIP antara lain

sebagai berikut.

1. Unit Penanggung Jawab Penyusun LAKIP

Instansi yang wajib menyusun laporan akuntabilitas kinerja adalah:

a. Kementerian /Lembaga

b. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota

c. Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga;

d. Satuan Kerja Perangkat Daerah

e. Unit kerja mandiri

2. Waktu dan Mekanisme Penyampaian

a. Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat Kementerian/Lembaga

disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selambat-lambatnya 2,5 (dua

setengah) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

b. Waktu penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat unit

organisasi eselon I dan unit kerja mandiri pada Kementerian/Lembaga

diatur tersendiri oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.

c. Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota disampaikan kepada Presiden melalui Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

10 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 11: Makalah Lakip Final

d. Waktu penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja tingkat SKPD dan

unit kerja mandiri diatur tersendiri oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota.

3. Format dan Isi LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana

yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen

perencanaan. Pencapaian sasaran sekurang-kurangnya menyajikan informasi

tentang:

a. pencapaian tujuan dan sasaran organisasi;

b. realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi;

c. penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja; dan

d. pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan

dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai

berikut.

a. Executive summary (Ikhtisar Eksekutif)

b. Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi yang

melaporkan dan sekilas pengantar lainnya.

c. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan

perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja).

d. Bab III Akuntabilitas Kinerja

Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi pelapor,

dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja.

e. Bab IV Penutup

f. Lampiran-lampiran

Fokus pelaporan kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah:

a. Kementerian/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota melaporkan

pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome);

11 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 12: Makalah Lakip Final

b. Unit kerja organisasi eselon I pada Kementerian/ Lembaga dan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaporkan pencapaian tujuan/sasaran

strategis yang bersifat hasil (outcome) dan atau keluaran (output) penting;

c. Unit kerja mandiri lainnya melaporkan pencapaian sasaran strategis yang

bersifat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output) lainnya.

4. Pemanfaatan LAKIP

Laporan Akuntabilitas Kinerja dimanfaatkan untuk :

a. Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan;

b. Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang;

c. Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;

d. Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan;

Teknik/Langkah-Langkah Penyusunan LAKIP

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penyusunan

LAKIP.

1. Menyusun tim kerja penyusun LAKIP

2. Memahami peraturan terkait perencanaan strategis Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota maupun SKD dan unit mandiri lainnya.

3. Memahami instruksi pimpinan Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota maupun SKD dan unit mandiri lainnya terkait

kebijakan teknis (instruksi dan surat edaran)

4. Mengumpulkan data baik data internal maupun data eksternal.

5. Pembahasan dan klarifikasi data internal/eksternal kepada pihak yang terkait.

6. Membuat rekaptulasi DIPA tahun pelaporan (menentukan jumlah kegiatan,

jumlah dana setiap kegiatan, jumlah barga barang/jasa yang dibeli oleh dana

setiap kegiatan, sisa dana setiap kegiatan yang ada pada DIPA tersebut.

7. Mengumpulkan rencana stratejik 5 tahun yang telah dibuat oleh bagian

perencanaan.

8. Mempedomani penetapan kinerja yang dibuat pada awal tahun laporan pada

waktu penerimaan DIPA (memindahkan sasaran, program dan kegiatan yang

ada pada DIPA yang akan dilaksanakan).

12 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 13: Makalah Lakip Final

9. Menyusun rencana kinerja tahunan atas dasar penetapan kinerja (isi RKT

dimaksud adalah semua kegiatan yang ada pada DIPA tahun yang dilaporkan

dan telah selesai dilaksanakan).

10. Melakukan pengukuran kinerja kegiatan.

11. Melakukan pengukuran pencapaian sasaran.

12. Melakukan evaluasi kinerja:

a. Analisis efisiensi (untuk mengetahui tingkat efisiensi kegiatan).

b. Analisis efektifitas (untuk mengetahui keserasian antara tujuan dengan

hasil, manfaat, dampak).

c. Analisis akuntabilitas (untuk mengetahui keterkaitan antara hasil dengan

kegiatan, program, kebijakan, sasaran, tujuan, misi, dan visi).

13. Melakukan penyusunan LAKIP (narasi LAKIP).

14. Menandatangani LAKIP ke pimpinan.

2.2 Prinsip Value for Money (VFM)

Ekonomi

Terkait dengan pengkonversian input primer berupa sumber daya

keuangan (uang/kas) menjadi input sekunder berupa tenaga kerja, bahan,

infrastruktur, dan barang modal yang dikonsumsi untuk kegiatan organisasi.

Organisasi harus memastikan bahwa dalam perolehan sumber daya input,

seperti material, barang, dan bahan baku tidak terjadi pemborosan. Cara yang

dalam dilakukan adalah dengan melakukan survey harga pasar untuk

mengetahui perbandingan harga sehingga organisasi bisa menentukan harga

terendah suatu input dengan kualitas tertentu. Cara lainnya yaitu dengan

menggunakan system pengontrakan, tender, dan sewa beli.

Efisiensi

Terkait dengan input dan output. Efisiensi terkait dengan hubungan

antara output berupa barang atau pelayanan yang dihasilkan dengan sumber

daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Suatu organisasi,

program atau kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output

tertentu dengan input serendah-rendahnya, atau dengan input tertentu mampu

13 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 14: Makalah Lakip Final

menghasilkan output sebesar-besarnya. Konsep efisiensi juga terkait dengan

produktivitas. Produktivitas merupakan perbandingan antara input dan out

put. Dalam pusat pertanggungjawaban teknik, untuk mengukur efisiensi

dilakukan dengan cara membandingkan biaya sesungguhnya dengan biaya

standar. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan cara membandingan realisasi

dengan standar biaya.

Efektivitas

Terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil

yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas merupakan hubungan antara output

dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujua,

maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Karena output yang

dihasilkan organisasi sektor publik lebih banyak bersifat output tidak

berwujud yang tidak mudah untuk di kuantifikasi , maka pengukuran

efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran

efektivitas tersebut adalah karena pencapaian hasil sering tidak bisa fiketahui

dalam jangka pendek, akan tetapi jangka panjang setelah program berakhir,

sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam

bentuk pernyataan saja. Value for money menghendaki organisasi bisa

memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas tersebut secara bersama-sama.

Dengan pengertian lain, value for maoney menghendaki organisasi dapat

mencapai tujuan yang ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah.

2.3 Prinsip CREAM dan SMART

CREAM adalah singkatan dari clear, relevant, economic, adequate,

monitorable

1. Clear berarti indikator kinerja harus jelas dan tidak ambigu sehingga tidak

menimbulkan multiinerpretasi. Kejelasan suatu indikator bisa saja

ditetapkan dengan kauntitatif atau satuan angka dan secara kualitatif.

2. Relevant berarti indikator kinerja harus memiliki kesesuaian atau

keterkaitan dengan sasaran tujuan yang ada.

14 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 15: Makalah Lakip Final

3. Economic maksudnya data-data mengenai indikator yang dibutuhkan harus

berada pada harga yang wajar (tidak mahal biayanya).

4. Adequate atau cukup maksudnya indikator yang ditetapkan harus dapat

menilai kinerja. Apakah salah satu indikator atau dikombinasikan dengan

indikator-indikator lain agar dapat dijadikan sebagai basis untuk menilai

kinerja secara layak.

SMART yaitu specific, measurable, achieveable, relevance, dan time bound.

1. Specific berarti jelas dan tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi

2. Measurable maksudnya indikator yang dibuat dapat diukur secara objektif,

baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu dua atau lebih yang

mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.

3. Achievable berarti indikator tersebut dapat dicapai secara rasonal tanpa

mengurangi tingkat tantangan yang seharusnya.

4. Relevance berarti indikator kinerja harus terkait aspek yang relevan.

5. Timebound berarti indikator yang ditetapkan memungkinkan untuk diukur

dalam perspektif waktu tertentu yang telah ditetapkan

15 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 16: Makalah Lakip Final

BAB 3

ANALISIS DATA

3.1 Kesesuaian LAKIP Dengan Pedoman Penyusunan LAKIP menurut Surat

Keputusan Kepala LAN Nomor 239 Tahun 2003

1. Penanggung Jawab Penyusunan LAKIP

Penanggung jawab penyusunan LAKIP adalah pejabat yang berwenang

menyusun LAKIP dan memebentuk tim penyusunnya dalam hal ini adalah

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang

2. Prinsip-prinsip LAKIP

a. Prinsip Lingkup Pertanggungjawaban

Hal-hal yang dilaporkan sudah sesuai dengan lingkup kewenangan

dan tanggung jawab instansi serta memuat kegagalan dan keberhasilan

dari program-program yang dilaksanakan instansi

b. Prinsip Prioritas

Hal-hal yang dilaporkan pada LAKIP Dinkes Kota Malang sudah

merupakan hal-hal yang memang penting dan relevan dalam untuk

proses pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi

c. Prinsip Manfaat

Untuk prinsip manfaat kami belum bisa menganalisis karena data

mengenai biaya penyusunan LAKIP tersebut tidak tercantum.

3. Format dan Isi LAKIP

a. Ikhtisar Eksekutif

Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam rencana stratejik serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai

tujuan dan sasaran utama tersebut, serta kendala-kendala yang dihadapi

dalam pencapaiannya. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah

dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk

menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.

16 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 17: Makalah Lakip Final

Pada Ringkasan Eksekutif dinas kesehatan kota malang terlihat

telah memenuhi berbagai komponen yang ada pada format yang

dianjurkan yakni

Tujuan dan sasaran, dapat dilihat dari adanya visi dan misi

Tingkat pencapaian tujuan, dapat dilihat pada halaman vi

yang menyatakan sampai dengan berakhirnya tahun 2014

semua program telah dilaksankan dan mencapai target yang

diharapkan diawal tahun sebagaimana tertuang dalam

rencana kerja tahunan (RKT)

Kendala-kendala yang dihadapi, meskipun semua program

telah berhasil dilaksanakan terdapat beberapa kegiatan yang

tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut disebabkan karena

jumlah anggaran yang mneurun 1, 27% dari tahun

sebelumnya dan juga tingkat penyerapan anggaran yang

menurun hampir 100% dibandingkan tingkat penyerapan

anggaran tahun 2013.

Langkah-langkah yang telah dilakukan tidak disebutkan

dalam ringkasan ekskutif namun pada ringkasan tesebut

disebutkan mengenai langkah-langkah atau strategi

alternatif Dinkes Kota Malang dalam rangka mencapai visi

misinya.

b. Pendahuluan

Pada bagian ini dijelaskan hal-hal umum tentang instansi serta

uraian singkat mandat apa yang dibebankan kepada instansi

(gambaran umum tupoksi).

Pada pendahuluan LAKIP Dinkes Kota malang berisi

Latar Belakang, mengenai alasan dan pentingnya dari

penyusunan laporan kinerja tersebut

Dasar Hukum mengenai penyajian laporan kinerja

Maksud dan Tujuan penyusunan lakip tersebut

17 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 18: Makalah Lakip Final

Struktur organisasi, uraian kedudukan, dan tupoksi yang

disyaratkan dalam format dasar penyusunan LAKIP

Sarana Prasarana yang saat ini dimiliki oleh Dinkes

kesehatan kota Malang

Secara keseluruhan pendahuluan LAKIP tersebut telah memnuhi

format yang dianjurkan.

c. Rencana Stratejik

Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai: Rencana

stratejik dan Rencana Kinerja. Pada awal bab ini disajikan

gambaran secara singkat sasaran yang ingin diraih instansi peda

tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan

capaian visi dan misi instansi.

Rencana Stratejik

Uraian singkat tentang rencana stratejik instansi, mulai dari

visi, misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program

instansi.

Pada sub bab rencana strategis telah dijelaskan mengenai

visi misi instansi, analisis SWOT lingkungan internal dan

eksternal instansi, tujuan dan sasaran, strategi untuk

mencapai masing-masing tujuan dan sasaran dan juga

program kerja atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai masing-masing sasaran tersebut.

Rencana Kinerja

Disajikan rencana kinerja pada tahun yang bersangkutan,

terutama menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka

mencapai sasaran sesuai dengan program peda tahun

tersebut, dan indikator keberhasilan pencapaiannya.

Pada sub bab rencana kinerja berisi sasaran-sasaran yang

ingin dicapai dengan indikator kinerja dan targetnya.

Sasaran-sasaran yang ada sudah mencakup dengan setiap

misi dan juga indikator kinerja yang disusun sudah relevan

18 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 19: Makalah Lakip Final

untuk menilai ketercapaian sasaran tersebut. Target yang

ingin dicapai juga sudah cukup logis.

Secara keseluruhan Rencana Stratejik yang ada pada LAKIP

Dinkes Kota Malang sudah sangat bagus dan sesuai dengan format

yang dianjurkan.

d. Akuntabilitas Kinerja

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi

dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya

menguraikan secara sistemafis keberhasilan dan kegagalan,

hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-

langkah antisipatif yang akan diambil.

Selain itu, akuntabilitas keuangan juga dilaporkan dengan

menyajikan alokasi dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan

tupoksi atau tugas-tugas lainnya, termasuk analisis tentang capaian

indikator kinerja efisiensi

Pada akuntabilitas kinerja LAKIP Dinkes Kota Malang secara

umum telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik yang

bersifat administrtaif maupun teknis sebagai salah satu instansi daerah.

Terdapat dua subab pada bagian akuntabilitas kinerja, yaitu :

A. Capaian Kinerja Organisasi

Bagian ini berisi sasaran-sasaran Dinkes Kota Malang dan tingkat

ketercapaiannya. Kemudian secara lebih lanjut dijelaskan mengenai

tingkat ketercapaian semua program berdasarkan sasaran-sasaran

tertentu. Kami akan mengambil contoh 3 kegiatan dalam satu program

yaitu Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

untuk mencapai Sasaran Ketiga Tahun 2014 yaitu Menurunkan angka

kematian ibu dan anak . Berikut kami lampirkan data program tersebut

secara tersendiri untuk memudahkan dalam melakukan analisis.

19 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 20: Makalah Lakip Final

20 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 21: Makalah Lakip Final

21 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 22: Makalah Lakip Final

22 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 23: Makalah Lakip Final

23 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 24: Makalah Lakip Final

Data diatas menunjukan terdapat tidak kegiatan untuk mencapai sasaran

ketiga tahun 2014 yaitu Menurunkan angka kematian ibu dan anak, dengan tiga

jenis kegiatan tersebut kami rasa sudah cukup relevan dengan sasaran yang ingin

dicapai. Dalam tabel tersebut juga terdapat indikator kinerja target dan realisasi

serta capaian yang telah diperoleh untuk mengukur kinerja dari Dinkes tersebut

dan tingkat pencapaian dari targetnya. Indikator kinerja untuk mengukur tingkat

ketercapaian sudah cukup relevan. Target dan realisasi juga disajikan dalam

bentuk nominal sehingga sangat informatif dan mudah dipahami. Serta hasil

capaian dalam bentuk persentase sehingga memudahkan dalam menilai kinerja

Dinkes. Input dari program tersebut adalah sumber daya berupa uang, sementara

outputnya adalah jumlah dokter dan bidan yang berhasil diperoleh. Dari segi

penyajian tabel pencapaian sasaran tersebut sudah cukup bagus.

Selanjutnya terdapat penjelasan Pencapaian Sasaran 3 yang menunjukan

Outcome dari kegiatan tersebut. Seperti pada point a angka kematian bayi 15,68

per 1.000 kelahiran hidup, nilainya lebih rendah dari target awal tahun yaitu 17

per 1.000 kelahiran hidup sehingga menunjukan program tersebut berhasil

dicapai. Dari penjelasan tersebut juga dijelaskan mengenai target-target yang tidak

tercapai seperti pada point b angka kematian anak balita 1,06 per 1.000 kelahiran

hidup, nilainya lebih tinggi dari target awal tahun yaitu 0,25 per 1.000 kelahiran

hidup. Dijelaskan pula mengenai penyebab adanya kegagalan tersebut yakni

terlambatnya mengambil keputusan, terlambatnya transportasi, terlambatnya

penanganan dan juga takdir, dengan informasi mengenai penyebab-penyebab

tersebut maka Dinkes Malang dapat melakukan tindakan anitisipatif untuk

mencegahnya yaitu dengan melaksanakan kegiatan Upaya penguatan penggunaan

dan pengisian buku KIA untuk mengetahui perkiraan kelahiran para ibu hamil.

Disajikan pula mengenai ringkasan pencapaian indikator kinerja utama

yaitu yang berkaitan dengan standar pelayanan masyarakat (SPM) dan juga

perbandingannya dengan pencapaian pada tahun sebelumnya. Hal tersebut tentu

memudahkan dalam menilai kemajuan pelayanan yang dilakukan oleh Dinkes

Kota Malang.

Secara keseluruhan Akuntabilitas Kinerja Dinkes Kota Malang terssebut

sudah sangat baik dan transaparan.

24 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 25: Makalah Lakip Final

B. Realisasi Anggaran

Akuntabilitas keuangan Dinkes Kota Malang disajikan melalui tabel

realisasi anggarannya. Total anggaran untuk tahun 2014 adalah Rp.

92.140.641.000,00. Untuk setiap sasaran disajikan tabel realisasi anggaran dan

dibagi lagi untuk masing-masing program dan kegiatannya sehingga

memperlihatkan alokasi dana untuk masing-masing program atau kegiatan.

Setiap tabel berisi mengenai jenis kegiatan, anggaran yang direncanakan,

realisasi dan juga tingkat capaian yang diperoleh untuk menilai tingkat efisiensi

dari pemakaian anggaran tersebut. Tingkat capaian disajikan dalam bentuk

presentase. Semakin tinggi persentasenya maka realisasi penggunaan dananya

semakin mendekati anggaran yang direncanakan yang berarti semakin tidak

efisien.

Untuk tingkat efisiensi secara keseluruhan sudah cukup baik, tidak

terdapat kegiatan yang melebihi anggaran dan terdapat 26 kegaiatan yang

persentase capaiannya dibawah 80% yang berarti cukup efisien. Untuk program

yang paling efisien adalah program pengadaan, peningkatan sarana dan

prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

pada sasaran 1 dengan tingkat capaian 10.96%. Sementara program yang paling

tidak efiesien adalah program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan

anak pada sasaran 3 dengan tingkat capaian 99,19 %.

Secara keseluruhan penyajian akuntabilitas keuangan LAKIP Dinkes

Malang sudah cukup transparan dan mudah dipahami.

e. Penutup

Penutup menunjukan tinjauan secara umum tentang keberhasilan

dan kegagalan, permaslahan dan kendala utama yang berkaitan

dengan kinerja instansi yang bersangkutan, serta strategi

pemecahan masalah yang akan dilaksanakan ditahun mendatang.

Pada penutup LAKIP Dinkes Kota Malang menyajikan mengenai

ringkasan keberhasilan yang berhasil dicapai dan juga kendala

yang dihadapi selama tahun 2014 dan capaian intansi dalam

mengatasi kendala tersebut. Kemudian terakhir LAKIP Dinkes

25 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 26: Makalah Lakip Final

Kota Malang menyajikan manfaat laporan tersebut bagi para

pemakai nya.

Meskipun tidak terdapat strategi yang akan dilaksakan ditahun

mendatang penutup untuk LAKIP tersebut sudah cukup bagus,

karena memang kendala yang dihadapi oleh Dinkes Malang pada

tahun 2014 masih mampu terkendali.

3.2 Keseuaian LAKIP Dinkes Malang dengan Perhitungan Value For Money

Value For Money adalah salah satu cara pengukuran kinerja pada

suatu instansi. Value For Money dibagi menjadi tiga prinsip : Prinsip

Ekonomis, Efisiensi, dan Efektifitas.

Perhitungan prinsip ekonomis adalah, perbandingan harga pasar

dengan harga yang kita anggarkan. Apabila harga pasar lebih rendah dari

yang kita anggarkan maka dapat dinilai instansi bersifat ekonomis. Dalam

LAKIP Dinkes Kota Malang, Anggaran dan Realisasi Sasaran Tiga :

menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Program Peningkatan Keselamatan

Ibu Melahirkan dan Anak, sebagai berikut :

26 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 27: Makalah Lakip Final

Dari data diatas, anggaran dan realisasi Program tersebut dinilai Ekonomis.

Karena realisasi yang terjadi lebih hemat dibandingkan yang dianggarkan

yaitu 99,19%.

Perhitungan Prinsip Efisiensi, adalah ketika Output yang kita hasilkan

minimal sama dengan input. Lebih bagus lagi apabila output lebih besar dari

input. Data pencapaian Output adalah sebagai berikut :

Dari data diatas, seluruh capaian mencapai 100%, ditambah dengan input

yang ekonomis, instansi tetap memenuhi target output menjadikan instansi

Efisien dalam menjalankan program tersebut.

Perhitungan Prinsip Efektif, apakah output yang kita hasilkan sudah

memenuhi sasaran yang kita ingin capai atau bahkan tidak tercapai.

Berdasarkan LAKIP tersebut, Dinkes Kota Malang sudah menjelaskan

dengan baik mengenai ketercapaiannya dalam Sasaran Ketiga.

Pertama, untuk menilai kinerja, kita harus melihat target yang Dinkes

Kota Malang buat.

27 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 28: Makalah Lakip Final

Selanjutnya, bandingkan dengan ketercapaian ditahun 2014, untuk menambah relevansi LAKIP maka Dinkes Kota Malang menyertakan juga data tahun 2013 sebagai perbandingan ketercapaian tahun ke tahun.

Dari kedua data diatas, Dinkes Kota Malang sudah menyimpulkan keberhasilan menurut

skala keberhasilan sebagai berikut :

28 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 29: Makalah Lakip Final

Dinkes Kota Malang, menggunakan Standar Penilaian diatas sebagai standar ketercapaian instansi, bukan menurut target yang mereka buat. Apabila menurut standar diatas, maka pencapaian kinerja atas program tersebut sbb :

29 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 30: Makalah Lakip Final

Dengan index keberhasilan diatas, maka seluruh standar pelayanan minimal dianggap seluruhnya berhasil. Maka dapat disimpulkan, dengan keberhasilan setiap SPM, dan Output yang 100% maka kinerja pada Instansi dapat disebut Efektif.

Dari data yang diberikan Dinkes Kota Malang, dapat dilihat ketercapaian seluruh Standar Pelayanan Minimal (SPM) seluruhnya sudah berhasil

3.3 Kesesuaian dengan Prinsip Indikator Kinerja CREAM dan SMART

Indikator kinerja merupakan komponen terpenting dalam laporan

keuangan berbasis kinerja. Indikator ini berperan penting dalam menilai cara

sebuah organisasi menjalankan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Indikator kinerja dapat didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif dan

kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang

telah ditetapkan dengan memperhitungkan input, output, outcomes, benefits dan

impacts.

Indikator kinerja yang baik harus mencerminkan beberapa kriteria tertentu.

Salah satu kriteria tersebut adalah CREAM. CREAM adalah singkatan dari clear,

relevant, economic, adequate, monitorable.

1. Clear berarti indikator kinerja harus jelas dan tidak ambigu sehingga tidak

menimbulkan multiinterpretasi. Kejelasan suatu indikator dapat

ditetapkan dengan kuantitatif atau satuan angka dan secara kualiatif.

Dalam laporan rencana kinerja tahun 2014, dinas kesehatan kota Malang

telah menyebut 8 sasarannya secara jelas beserta indikator kinerjanya

dengan lengkap dan detil. Indikator kinerja tersebut ditetapkan dengan

satuan persen , angka atau dalam bentuk rasio, agar pencapainnya jelas dan

tidak ambigu.

2. Relevant berarti indikator kinerja harus memiliki kesesuaian atau

keterkaitan dengan sasaran atau tujuan yang ada. Laporan kinerja dinas

kesehatan kota Malang juga telah memenuhi unsur relevan, yaitu

menetapkan indikator-indikator kinerja sesuai dengan sasaran yang ingin

dicapai.

30 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 31: Makalah Lakip Final

3. Economic maksudnya data-data mengenai indikator yang dibutuhkan

harus berada pada harga yang wajar. Dilihat dari laporan kinerjanya, dinas

kota malang telah menetapkan indikator kinerja yang wajar, tidak

berlebihan. Contohnya, untuk mencapai sasaran nomor satu:

meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bermutu, telah

ditetapkan salah satu indikator kinerjanya yaitu Angka usia harapan hidup

71, rasio dokter puskesmas tiap 100.000 penduduk ada 4, rasio dokter

umum per 100.000 penduduk ada 92, dan lain-lain.

4. Adequate atau cukup maksudnya indikator yang ditetapkan harus dapat

menilai kinerja. Apakah salah satu indikator atau dikombinasikan dengan

indikator-indikator lain agar dapat dijadikan sebagai basis untuk menilai

kinerja secara layak. Laporan kinerja dinas kesehatan kota Malang telah

menetapkan indikator yang cukup untuk tiap sasaran yang dicapai.

Contohnya, untuk mencapai sasaran nomor satu: meningkatkan pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan bermutu, telah ditetapkan indikator kinerjanya

yaitu mengenai cakupan sarana kesehatan berapa yang harus dicapai,

jumlah dokternya berapa, jumlah rumah sakit, jumlah kerjasama dengan

instansi lain, peningkatan pelayanan, dan lain-lain.

5. Monitorable maksudnya indikator harus dapat disempurnakan jika

penyempurnaan memang dibutuhkan. Dengan demikian, masukan-

masukan dalam rangka peningkatan kualitas indikator sangat dibutuhkan.

Dalam laporan kinerja dinas kesehatan kota Malang, terdapat

perbandingan dengan indikator di tahun sebelumnya yang terus

meningkatkan target yang ingin dicapai.

Indikator yang baik juga dapat dinilai dari kriteria SMART, yaitu specific,

measureable, achieveable, relevance, dan time bound.

1. Specific, berarti jelas dan tidak multiinterpretasi. Hampir sama dengan

pembahasan sebelumnya, dalam laporan rencana kinerja tahun 2014, dinas

kesehatan kota Malang telah menyebut 8 sasarannya secara jelas beserta

indikator kinerjanya dengan lengkap dan detil.

31 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 32: Makalah Lakip Final

2. Measureable, dapat diukur secara objektif. Indikator kinerja laporan

kinerja dinas kesehatan kota Malang telah ditetapkan dengan satuan

persen, angka atau dalam bentuk rasio, agar pencapainnya jelas dan tidak

ambigu.

3. Achievable, indikator dapat dicapai secara rasional tanpa mengurangi

tingkat tantangan yang seharusnya. Laporan kinerja dinas kesehatan kota

Malang telah menetapkan indikator yang wajar untuk tiap sasaran yang

dicapai. Hal ini terlihat dari hasil realisasi yang hampir seluruhnya tercapai

atau berhasil. Namun begitu tingkat indikator meningkat bila

dibandingkan dengan tahun lalu.

4. Relevance, indikator kinerja harus terkait dengan sasaran yang ingin

dicapai. Dalam hal ini, laporan kinerja dinas kesehatan kota Malang juga

telah memenuhi unsur relevan, yaitu menetapkan indikator-indikator

kinerja sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai.

5. Timebound, indikator yang ditetapkan memungkinkan untuk diukur dalam

perspektif waktu tertentu yang telah ditetapkan. Laporan kinerja dinas

kesehatan kota Malang telah menetapkan indikator-indikator kinerja yang

dapat diukur selama satu tahun.

32 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 33: Makalah Lakip Final

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Untuk kesesuaian LAKIP Dinkes Kota Malang dengan format pedoman

penyusunan LAKIP secara keseluruhan sudah cukup sesuai.

LAKIP belum menganalisa secara benar-benar mengenai prinsip-prinsip

VFM

Untuk Analisis Pencapaian Kinerja, LAKIP sudah memberikan perbandingan

Target Kinerja dan Realisasinya didalam Penjelasan tiap Sasaran, namun

indikator keberhasilan bukan dari pencapaian target, melainkan dari Indikator

SPM.

Indikator Kinerja yang ada dalam LAKIP Dinkes Kota Malang sudah sesuai

dengan prinsip SMART dan CREAM.

Saran

Perlu lebih rinci mengenai kendala yang dihadapi dan bagaimana cara

mengatasinya

Pada bagian penutup perlu menjelaskan mengenai strategi yang akan

dilakukan pada tahun mendatang untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi

pada tahun ini

Sebaiknya keberhasilan suatu program diukur menggunakan dasar target awal

pencapaian bukan dari range keberhasilan berdasarkan standar penilaian

kinerja.

BAB 5

33 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 34: Makalah Lakip Final

DAFTAR PUSTAKA

Nordiawan,Deddi. Akuntansi Sektor Publik. Indonesia: Salemba 4, 2010

BAB 6

34 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g

Page 35: Makalah Lakip Final

LAMPIRAN

35 | A n a l i s i s L A K I P D i n k e s K o t a M a l a n g