Makalah Hepatitis

34
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS Disusun oleh : 1. Mohammad Aripin P27820314046 2. Nur Fadilah P27820314048 3. Euffrecia Vianey P27820314052 4. Rizki Renanda Wahyu P. P27820314054 5. Trisna Devia P27820314065 Tingkat II Reguler B POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA D-III KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO

description

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

Transcript of Makalah Hepatitis

Page 1: Makalah Hepatitis

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

Disusun oleh :

1. Mohammad Aripin P278203140462. Nur Fadilah P278203140483. Euffrecia Vianey P278203140524. Rizki Renanda Wahyu P. P278203140545. Trisna Devia P27820314065

Tingkat II Reguler B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAD-III KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO

TAHUN AKADEMIK 2015-2016

Page 2: Makalah Hepatitis

A.    DEFINISI

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan

oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.

(Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,

biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

B. ETIOLOGI

1. Virus

Type A Type B Type C Type D Type E

Metode

transmisi

Fekal-

oral

melalui

orang

lain

Parenteral

seksual,

perinatal

Parenteral

jarang

seksual,

orang ke

orang,

perinatal

Parenteral

perinatal,

memerlukan

koinfeksi

dengan type B

Fekal-oral

Keparah-an Tak

ikterik

dan

asimto-

matik

Parah Menyebar

luas, dapat

berkem-bang

sampai kronis

Peningkatan

insiden kronis

dan gagal hepar

akut

Sama

dengan D

Sumber

virus

Darah,

feces,

saliva

Darah,

saliva,

semen,

sekresi

vagina

Terutama

melalui darah

Melalui darah Darah,

feces, saliva

2. Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

3. Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan

hepatitis akut.

Page 3: Makalah Hepatitis

C. PATOFISIOLOGI

D. Tanda dan Gejala

1. Masa tunas

Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari) 

2. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung

sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut

kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang,

bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC

berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok

pada hepatitis virus B.

Page 4: Makalah Hepatitis

3. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai

dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,

kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai

gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,

disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa

ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun

lemas dan lekas capai.

E. PENULARAN

HVA HVB HVC HVD HVE

Penularan Fekal oral

Parenteral

Darah

Saliva

Seksual

Darah

Saliva

Darah Fekal oral

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I)

Resiko penularan untuk HVA yaitu : sanitasi buruk, institusi yang ramai seperti rumah

perawatan, rumah sakit jiwa, jasa boga, terinfeksi. Sedangkan resiko penularan HVB aktivitas

homoseksual, memiliki banyak pasangan seksual, memakai obat-obatan melalui suntikan

intravena, hemodialisis kronik, pekerja sosial di bidang kesehatan, transfusi darah (sekarang

sudah jarang karena ada pemeriksaan rutin).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1 Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel

hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium.

2 Bilirubin direk : meningkat pada gangguan eksresi bilirubin terkonyugasi.

3 Bilirubin indirek : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert.

4 Bilirubin serum total : meningkat pada penyakit hepatoseluler

5 Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

6 Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintetis protrombin akibat kerusakan sel

hati.

Page 5: Makalah Hepatitis

7 Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus

biliaris.

G. PENCEGAHAN

Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan pada

pencegahan diataranya sebagai berikut :

1 Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin untuk pencegahan dan

pengobatan HBV, utamanya bagi petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi

misalnya pada hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat hati-hati

dalam menangani peralatan parenteral tersebut.

2 Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi virus hepatitis akuT.

3 Pelihara personal hygiene dan lingkungan.

4 Gunakan alat-alat disposible untuk suntik.

5 Alat-alat yang terkontaminasi disterilkan.

H. PENATALAKSANAAN

1 Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang

lazim.

2 Diet TKTP, pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien

terus-menerus muntah.

3 Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati

kembali normal.

4 Terapi sesuai instruksi dokter.

5 Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

6 Alat-alat makan disterilkan.

7 Alat-alat tenun sebelum dicuci direndam dahulu dengan antiseptik.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan

penyakit yang memanjang hingga 4 sampai 8 bulan. Keadaan ini dikenal sebagai hepatitis

kronis persisten. Sekitar 5 % dari pasien hepatitis virus akan mengalami kekambuhan

setelah serangan awal yang dapat dihubungkan dengan alkohol atau aktivitas fisik yang

berlebihan setelah hepatitis virus akut sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis

agresif atau kronik aktif dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (picce meal).

Page 6: Makalah Hepatitis

Akhirnya satu komplikasi lanjut dari hepatitis yang cukup bermakna adalah perkembangan

karsinoma hepatoseluler.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Identitas Pasien

Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia,Alamat,Agama,Pekerjaan,Pendidikan.

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama : Pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas

2. Riwayat penyakit sekarang : Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual

muntah, demam, nyeri perut kanan atas

3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita

sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan

perawatan rumah sakit.

4. Riwayat penyakit keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya

berkaitan dengan penyakit pencernaan.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Review Of Sistem (ROS)

a) Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,

konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 c

b) Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya

sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada

ronchi, whezing, stridor.

Page 7: Makalah Hepatitis

c) Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran

jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.

d) Sistem urogenital : Urine berwarna gelap

e) Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi (anoreksia)

f) Abdomen :

Inspeksi : abdomen ada benjolan

Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan

Palpasi : pada hepar teraba keras

Perkusi : hypertimpani

2. Pengkajian fungsional Gordon

a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang

sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

b) Pola nutrisi dan metabolik

Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan

Mual muntah .Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

c) Pola eliminasi

BAK : urine warna gelap,encer seperti teh

BAB : Diare feses warna tanah liat

d) Pola aktivitas dan latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di

atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya,

e) Pola istirahat tidur

Page 8: Makalah Hepatitis

Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen,

mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.

f) Pola persepsi sensori dan kognitif

Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

g) Pola hubungan dengan orang lain

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya

pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat

h) Pola reproduksi / seksual

Pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual

pada wanita).

i) Pola persepsi diri dan konsep diri

Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi

j) Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis

kesakitan

k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan

cobaan dari Allah SWT.

3.    Pemeriksaan Penunjang

1) ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak

menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang terutama berada

dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada

kerusakan sel hati

2) Darah Lengkap (DL)

Page 9: Makalah Hepatitis

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)

atau mengakibatkan perdarahan.

3) Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

4) Diferensia Darah Lengkap

Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

5) Alkali phosfatase

Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

6) Feses

Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7) Albumin Serum

Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati

dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati

8) Gula Darah

Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

9) Anti HAVIgM

Positif pada tipe A

10) HbsAG

Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

11) Masa Protrombin

Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.

Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.

12) Bilirubin serum

Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan

dengan peningkatan nekrosis seluler)

Page 10: Makalah Hepatitis

13) Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)

Kadar darah meningkat.BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan

diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi

BSP.

14) Biopsi Hati

Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

15) Skan Hati

Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

16) Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin.Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan

hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia

dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1Ds: Pasien mengatakan bahwa nyeri

pada daerah perut kanan atas

Do :

P : Nyeri pada saat ditekan

Q : Seperti ditusuk tusuk

R : Nyeri pada kuadran kanan atas

S : Skala : 6-8

T: Menetap

Pembengkakan

hepar

Gangguan rasa

nyaman (Nyeri)

2 Do : pasien mengatakan mual tidak

nafsu makan

Ds : klien tampak lemah dan

Anoreksia Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Page 11: Makalah Hepatitis

lemas, porsi makan tidak habis

hanya habis 3 sendok

A : BB turun

B : Hb < 12

C : Konjungtiva anemis

D : Diet makan tinggi serat dan

protein

3 Ds : Pasien mengatakan bahwa

dia malas untuk beraktivitas

Do : Tonus Otot 4 4 4 4

-    Aktivitas sehari hari

memerlukan bantuan

-    Pasien nampak terkulai lemas

di atas tempat tidur

Penurunan

kekuatan / ketahanan

tubuh

Intoleransi

Aktivitas

4 Ds : pasien mengatakan bahwa

tubuhnya gatal -gatal

Do : Tanda garukan pada kulit

Gatal sekunder

dengan akumulasi

garam empedu pada

jaringan

Resiko tinggi

terhadap kerusakan

integritas kulit

5 Ds :Pasien mengatakan bahwa

sering muntah

Do :pasien muntah 1x/ lebih sehari

Turgor Kulit kembali > 2 Detik

Mual – muntah Resiko tinggi

kekurangan volume

cairan

Page 12: Makalah Hepatitis

Mukosa Bibir Kering

Mata Cowong

Konjungtiva Anemis

6 Ds : pasien mengatakan tubuhnya

panas

a.   Do : suhu tubuh pasien 38,50 C

infasi agen dalam

sirkulasi darah

sekunder terhadap

inflamasi hepar

Hipertermi

II.        Diagnosa Keperawatan

a) Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.

b) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.

c) Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

d) Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal

sekunder dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.

e) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual –

muntah.

f) Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

inflamasi hepar

III.        Intervensi Keperawatan

DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri hilang,

dengan

KH :

Page 13: Makalah Hepatitis

TTV normal :(TD :110/70 – 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :

36,5- 37,50.C ).

Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.

Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.

Skala nyeri 0-3

Wajah pasien rileks

INTERVENSI RASIONAL

1)      Kolaborasi dengan individu untuk

menentukan metode yang dapat

digunakan untuk intensitas nyeri

1)      nyeri yang berhubungan dengan

hepatitis sangat tidak nyaman, oleh

karena terdapat peregangan secara

kapsula hati, melalui pendekatan

kepada individu yang mengalami

perubahan kenyamanan nyeri

diharapkan lebih efektif mengurangi

nyeri.

2)      Observasi TTV 2)      Untuk mengetahui keadaan

umum klien

3)      Tunjukkan pada klien penerimaan

tentang respon klien terhadap nyeri

3.      klienlah yang harus mencoba

meyakinkan pemberi pelayanan

kesehatan bahwa ia mengalami nyeri.

4)      Berikan informasi akurat dan

a)    Jelaskan penyebab nyeri

b)    Tunjukkan berapa lama nyeri akan

berakhir, bila diketahui

4.      klien yang disiapkan untuk

mengalami nyeri melalui penjelasan

nyeri yang sesungguhnya akan

dirasakan (cenderung lebih tenang

dibanding klien yang penjelasan

Page 14: Makalah Hepatitis

kurang/tidak terdapat penjelasan)

5)      Bahas dengan dokter penggunaan

analgetik yang tak mengandung efek

hepatotoksi

5)      kemungkinan nyeri sudah tak

bisa dibatasi dengan teknik untuk

mengurangi nyeri.

DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia

Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi, dengan

KH :

Nafsu makan pasien meningkat

Porsi makan habis

Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas makan

Pasien tidak lemas

BB naik

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1.      Awasi pemasukan diet / jumlah

kalori. Berikan makan sedikit dalam

frekuensi sering dan tawarkan makan

pagi paling besar

1.      Makan banyak sulit untuk mengatur

bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling

buruk selama siang hari, membuat

masukan makanan yang sulit pada sore

hari

2.      Berikan perawatan mulut sebelum

makan

2.      Menghilangkan rasa tak enak dapat

meningkatkan nafsu makan

3.  Anjurkan makan pada posisi duduk

tegak

3.   Menurunkan rasa penuh pada abdomen

dan dapat meningkatkan nafsu makan

4.   Dorong pemasukan sari jeruk, 4.   Bahan ini merupakan ekstra kalori dan

Page 15: Makalah Hepatitis

minuman karbonat dan permen berat

sepanjang hari

dapat lebih mudah dicerna / toleran bila

makanan lain ini

Kolaborasi

5.      Konsul pada ahli gizi, dukung tim

nutrisi untuk memberikan diet sesuai

kebutuhan pasien, dengan masukan

lemak dan protein sesuai toleransi

5.   Berguna dalam membuat program diet

untuk memenuhi kebutuhan individu.

Metabolisme lemak bervariasi tergantung

pada produksi dan pengeluaran empedu

dan perlunya masukan normal atau lebih

protein akan membantu regenerasi hati

6.    Berikan obat sesuai indikasi :

Antiematik, contoh metalopramide

(Reglan) ; trimetobenzamid (Tigan)

6.    Diberikan ½ jam sebelum makan,

dapat menurunkan mual dan

meningkatkan toleransi pada makanan.

DX 3:Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 X 24 jam pasien diharapkan mampu

beraktivitas dengan baik, dengan

KH :

Tonus otot 5 5

Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri

Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1.  Tingkatkan tirah baring / duduk.

Berikan lingkungan tenang; batasi

pengunjung sesuai keperluan

1. Meningkatkan istirahat dan

ketenangan. Menyediakan energi yang

digunakan untuk penyembuhan.

Page 16: Makalah Hepatitis

Aktivitas dan posisi duduk tegak

diyakini menurunkan aliran darah ke

kaki, yang mencegah sirkulasi optimal

ke sel hati

2. Ubah posisi dengan sering. Berikan

perawatan kulit yang baik

2. Meningkatkan fungsi pernafasan

dan meminimalkan tekanan pada area

tertentu untuk menurunkan resiko

kerusakan jaringan

3.  Lakukan tugas dengan cepat dan

sesuai toleransi

3.  Memungkinkan periode tambahan

istirahat tanpa gangguan

4.  Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,

bantu melakukan latihan rentang gerak

sendi pasif / aktif

4. Tirah baring lama dapat

menurunkan kemampuan. Ini dapat

terjadi karena keterbatasan aktivitas

yang mengganggu periode istirahat.

5. Dorong penggunaan teknik manajemen

stres, contoh relaksasi progresif,

visualisasi, bimbingan imajinasi, berikan

aktivitas hiburan yang tepat, contoh

menonton TV, radio, membaca

5. Meningkatkan relaksasi dan

penghematan energi, memusatkan

kembali perhatian, dan dapat

meningkatkan koping

6. Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri

tekan pembesaran hati

6.  Menunjukkan kurangnya resolusi /

eksaserbasi penyakit, memerlukan

istirahat lanjut, mengganti program

terapi

Kolaborasi

7. Berikan antidot atau bantu dalam 7.Membuang agen penyebab pada

Page 17: Makalah Hepatitis

prosedur sesuai indikasi (contoh lavase,

katarsis, hiperventilasi) tergantung pada

pemajanan

hepatitis toksik dapat membatasi

derajat kerusakan jaringan

8. Berikan obat sesuai indikasi : sedatif,

agen antiansietas, contoh diazepam

(Valium); lorazepam (Ativan)

8. Membantu dalam manajemen

kebutuhan tidur. Catatan : penggunaan

berbiturat dan tranquilizer seperti

Compazine dan Thorazine,

dikontraindikasikan sehubungan

dengan efek hepatotoksik

9.  Awasi kadar enzim hati 9. Membantu menentukan kadar

aktivitas tepat, sebagai peningkatan

prematur pada potensial risiko

berulang

Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder

dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada

pasien hilang.

KH :

Pasien merasa nyaman

Tubuh pasien tidak gatal lagi

Tubuh pasien tidak lecet

INTERVENSI RASIONAL

-    Mulai tindakan kenyamanan :

-    Mandi pancuran dingin

1. Tindakan ini meningkatkan

istirahat. Istirahat menurunkan

Page 18: Makalah Hepatitis

-     Gosokan punggung

-     Air hangat

-     Aktivitas hiburan rendah (membaca,

menonton TV, permainan papan)

-     Kompres dingin pada dahi untuk

sakit kepala

-          Lingkungan tenang

kebutuhan energi yang menghasilkan

tegangan pada hepar.

2.  Berikan antipiretik yang diresepkan

dan evaluasi keefektifan

2.  Untuk mengatasi demam. Demam

berhubungan dengan peningkatan

kehangatan dan berkeringat saat

demam membaik. Hangat disertai

dengan lembab meningkatkan rasa

gatal.

3.  Pertahankan linen dan pakaian kering 3. Pakaian basah dari berkeringat

adalah sumber ketidaknyamanan

4.  Dorong kunjungan dari keluarga dan

teman

4. Isolasi dapat menyebabkan

kebosanan yang mencetuskan depresi

dan meningkatkan ketidaknyamanan.

5.    Mulai tindakan untuk menghilangkan

puritus :

-  Berikan mandi pancuran dingin

-   Gunakan soda kue atau tepung sagu

pada air

-   Hindari sabun alkalin

-   Berikan losin Caladryl

5.  Suhu dingin membatasi

vasodilatasi jadi menurunkan

pengeluaran garam empedu ke

permukaan kulit. Soda kue dan sagu

membantu menetralkan asam pada

permukaan kulit. Sabun alkalin

mempunyai efek mengeringkan, yang

Page 19: Makalah Hepatitis

-   Gunakan pakaian yang longgar

-    Pertahankan suhu kamar dingin

meningkatkan rasa gatal. Losion

Caladryl mengandung antihistamin,

benadryl yang juga menetralkan

keasaman permukaan kulit, dan

menekan ujung saraf sensori yang

mencetuskan sensasi gatal

6. Pertahankan kuku pasien terpotong

pendek. Instruksikan pasien

menggunakan bantalan jari untuk

menggaruk kulit atau menggunakan

ujung jari untuk menekan pada kulit bila

sangat perlu menggaruk.

6. Untuk menurunkan resiko

kerusakan kulit bila buruk

Dx 5 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan denganmual –

muntah.

Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien terpenuhi,

dengan

KH :

TTV normal :(TD :110/70 – 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :

36,5- 37,50.C )

Turgor Kulit kembali < 2 Detik

Mukosa Bibir lembab

Mata tidak Cowong

Konjungtiva tidak Anemis

Muntah tidak terjadi

Page 20: Makalah Hepatitis

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1.  Awasi masukan dan haluaran,

bandingkan dengan berat badan harian.

Catat kehilangan melalui usus, contoh

muntah dan diare

1.  Memberikan informasi tentang

kebutuhan penggantian / efek terapi.

2.  Kaji tanda vital, nadi periver,

pengisian kapiler, turgor kulit, dan

membran mukosa

2.   Indikator volume sirkulasi / perfusi

3. Periksa asites atau pembentukan

edema. Ukur lingkar abdomen sesuai

indikasi

3. Menurunkan kemungkinan

perdarahan kedalam jaringan

4. Biarkan pasien menggunakan lap katun

/ spon dan pembersih mulut untuk sikat

gigi

4. Menghindari trauma dan perdarahan

gusi

5.  Observasi tanda perdarahan, contoh

hematuria / melena, ekimosis, perdarahan

terus menerus dari gusi / bekas injeksi

5.  Kadar protombin menurun dan

waktu koagulasi memanjang bila

absorbsi vitamin K terganggu pada

traktus GI dan sintesis protrombin

menurun karena mempengaruhi hati

Kolaborasi

6.  Awasi nilai laboratorium, contoh

Hb/Ht, Na+ albumin, dan waktu

pembekuan

6.  Menunjukkan hidrasi dan

mengidentifikasi retensi natrium /

kadar protein yang dapat

menimbulkan pembekuan edema.

Page 21: Makalah Hepatitis

Defisit pada pembekuan potensial

beresiko perdarahan

7.  Berikan cairan IV (biasanya glukosa),

elektrolit

7.  Memberikan cairan dan

penggantian elektrolit

Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

inflamasi hepar

Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan

KH:

Klien tidak mengeluh panas

Suhu tubuh Normal 36,50 – 37,50C

Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.

INTERVENSI RASIONAL

1.  Kaji adanya keluahan tanda – tanda

peningkatan suhu tubuh

2.  Berikan kompres hangat pada lipatan

ketiak dan femur

3.  Berikan HE kepada keluarga pasien

tentang pemberian kompres yang benar

4.   Anjurkan klien untuk memakai

pakaian yang menyerap keringat

1. sebagai indikator untuk mengetahui

status hypertermi

2. menghambat pusat simpatis di

hipotalamus sehingga terjadi

vasodilatasi kulit dengan merangsang

kelenjar keringat untuk mengurangi

panas tubuh melalui penguapan

3.  Keluarga mampu melakukan

kompres kepada pasien secara mandiri

4. kondisi kulit yang mengalami lembab

memicu timbulnya pertumbuhan jamur.

Juga akan mengurangi kenyamanan

Page 22: Makalah Hepatitis

klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

IV. Implementasi

Merupakan tahan keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan

dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini

perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana

perawatan pasien.

Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam

pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :

a.       Tindakan mandiri

b.      Tindakan observasi

c.       Tindakan health education

d.      Tindakan kolaborasi

V. Evaluasi

Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan dapat

dicapai, sehingga dalam mengevaluasi efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu

mengetahui kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan diamati agar

kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan klien dapat diketahui Dalam evaluasi dapat

dikemukakan 4 kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :

a.       Masalah klien dapat dipecahkan .

b.      Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.

c.       Masalah klien tidak dapat dipecahkan.

d.      Dapat muncul masalah baru

DAFTAR PUSTAKA

http://nurlaelah-elha.blogspot.co.id/

http://shinichiranmouri.blogspot.co.id/2013/10/askep-hepatitis.html

http://shinichiranmouri.blogspot.co.id/2013/10/askep-hepatitis.html

Page 23: Makalah Hepatitis