MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

31
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAMILY FOLDER Ray Sirvel 102012030 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Hipertensi atau sering disebut penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah kehilangan elastisitas (yang dosebabkan salah satunya adalah oleh kondisi pembuluh darah yang sudah tua, kaku dan rapuh), sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pembuluh nadi atau arteri melebihi nilai normal. Menurut WHO, seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia karena tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun Laporan Kasus Hipertensi Page 1

description

Makalah

Transcript of MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Page 1: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAMILY FOLDER

Ray Sirvel

102012030

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang

berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk

pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Hipertensi atau sering disebut penyakit darah

tinggi adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah kehilangan elastisitas (yang dosebabkan

salah satunya adalah oleh kondisi pembuluh darah yang sudah tua, kaku dan rapuh), sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pembuluh nadi atau arteri melebihi nilai normal.

Menurut WHO, seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari

140/90 mmHg. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada

di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia karena tekanan darah tinggi

merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The

Silent Killer karena hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi. Diperkirakan sekitar 80 %

kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta

kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini

didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%

yang merupakan hipertensi terkontrol. Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah

merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survei kesehatan rumah

tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit

kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai

penyebab kematian nomor satu.

Laporan Kasus Hipertensi Page 1

Page 2: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Hipertensi pada penderita penyakit jantung iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang

rendah bila dibandingkan dengan prevalensi seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor

risiko yang kurang penting. Juga kenaikan prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai.

Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah.

Tujuan program penanggulangan penyakit kardiovaskuler adalah mencegah peningkatan jumlah

penderita risiko penyakit kardiovaskuler dalam masyarakat dengan menghindari faktor penyebab

seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokok, stres, obesitas, riwayat keluarga dan lain-

lain

Faktor penyebab hipertensi 90% belum diketahui secara pasti, tapi berkaitan dengan

gaya hidup/ life style (pola makan tidak sehat, tingkat kesibukan yang sangat tinggi dan tingkat

stress tinggi, kurang istirahat dan olah raga).

Bab II

Kunjungan Rumah

Puskesmas : Puskesmas Tanjung Duren Selatan

Tanggal kunjungan rumah : 24 juli 2015

Data riwayat keluarga :

I. Identitas pasien :

Nama : Ibu. Eti

Umur : 66 tahun

Jenis kelamin :Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : Tidak Sekolah

Alamat : Gg. Sanib RT. 05 / RW 01 NO. 28

Laporan Kasus Hipertensi Page 2

Page 3: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Telepon : -

II. Riwayat biologis keluarga :

a. Keadaan kesehatan sekarang : Sedang

b. Kebersihan perorangan : Kurang

c. Penyakit yang sering diderita : Pusing

d. Penyakit keturunan : Tidak ada

e. Penyakit kronis/ menular : Tidak ada

f. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada

g. Pola makan : Kurang

h. Pola istirahat : Sedang

i. Jumlah anggota keluarga : 3 orang

III. Psikologis keluarga

a. Kebiasaan buruk : Mencuci tangan menggunakan

sunlight,Membuang limbah langsung ke

pipa pembuangan air.

b. Pengambilan keputusan : Bapak

c. Ketergantungan obat : Tidak ada

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Aula di dekat Rumah

e. Pola rekreasi : Kurang

IV. Keadaan rumah/ lingkungan

a. Jenis bangunan : Permanen

b. Lantai rumah : Semen

c. Luas rumah : +/- 21 m2

d. Penerangan : Kurang

e. Kebersihan : Kurang

f. Ventilasi : Kurang

g. Dapur : Ada

Laporan Kasus Hipertensi Page 3

Page 4: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

h. Jamban keluarga : Ada

i. Sumber air minum : Ledeng

j. Sumber pencemaran air : Ada

k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada

l. Sistem pembuangan air limbah : Tidak ada

m. Tempat pembuangan sampah : Ada

n. Sanitasi lingkungan : Kurang

V. Spiritual keluarga

a. Ketaatan beribadah : Baik

b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI. Keadaan sosial keluarga

a. Tingkat pendidikan :Rendah

b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan orang lain : Baik

d. Kegiatan organisasi sosial : Baik

e. Keadaan ekonomi : Kurang

VII. Kultural keluarga

a. Adat yang berpengaruh : Tidak ada

b. Lain-lain : Tidak ada

Laporan Kasus Hipertensi Page 4

Page 5: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

1 2

64 53

VIII. Anggota keluarga :

Keterangan :

1. OS : Perempuan,66 tahun

2. Suami OS : Laki-laki, 77 tahun

3. Anak I OS : Laki – laki, 30 tahun

4. Anak II OS : Laki-laki, sudah menikah, 28 tahun

5. Istri Anak II OS

6. Anak III OS : Laki-laki, 26 tahun

IX. Keluhan utama :

Kepala pusing

X. Keluhan tambahan :

Tidak bisa gerak tangannya

XI. Riwayat penyakit sekarang :

OS datang berobat ke Puskesmas Tanjung Duren Selatan tanggal 5 Juli tahun

yang 2014 dengan keluhan sakit gigi. Os juga mengaku mempunyai riwayat darah

tinggi semenjak 2 tahun yang lalu. Selain itu Os mengaku kadang terasa sakit kepala

dan tegang pada daerah belakang leher.

BAK lancar dan BAB lancar. Alergi terhadap obat-obat tertentu ataupun makanan

disangkal oleh pasien. Riwayat merokok disangkal oleh pasien. Alergi terhadap obat-

obat tertentu ataupun makanan disangkal oleh pasien. Os mengaku memiliki

Laporan Kasus Hipertensi Page 5

Page 6: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

kebiasaan merokok dari usia muda. Dalam satu hari biasanya OS bisa menghabiskan

kurang lebih 6 buah rokok.

XII. Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu

XIII. Pemeriksaan fisik :

Keadaan umum : Tampak Sehat

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital :

a. Tekanan darah : 150/80

b. Frekuensi nadi : 92 x/menit

c. Frekuensi napas : 24 x/menit

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang :

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk diagnosis dan evaluasi adalah riwayat

penyakit, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan fisik, laboratorium (darah, urin,

elektrolit, KGD, kolesterol dll.) dan pemeriksaan khusus (EKG, X-Ray thorax dll).

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer, dengan

lebar manset standar 12-14 cm, kemudian balutkan manset tersebut pada lengan atas,

pada pasien dengan posisi berbaring yang sebelumnya sudah istirahat sekitar 10 menit.

Penetapan tekanan darah adalah melalui auskultasi yang diletakkan diatas arteri pada

bagian distal mancet lengan atas. Kemudian tekanan dinaikkan sampai pada kolom air

raksa sphygmomanometer meninggi, kemudian turunkan perlahan-lahan sampai di

dengar 5 bentuk / jenis suara korottkoff.

Laporan Kasus Hipertensi Page 6

Page 7: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

2. Pemeriksaan Umum / Fisik

Pemeriksaan fisik pada kepala bisa dijumpai adanya muka sembab pada mata, Moon face

pada wajah dan dilakukan juga pemeriksaan Funduscopy mata. Pada Leher dapat

dijumpai tekanan vena jugularis yang meningkat dan pembesaran kelenjar tiroid. Pada

pemeriksaan thorax dapat dijumpai adanya pembesaran jantung, suara tambahan atau

desah, pada auskultasi paru dapat dijumpai adanya krepitasi dan ronchi basah pada basis

paru. Pada abdomen dapat dijumpai hepatomegali, asites dan ballotement ginjal. Pada

extremitas dapat dijumpai adanya edema pretibial, retromaleolar dan kelemahan otot.

3. Pemeriksaan Laboratorium :

Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan rutin darah yang terdiri dari: Hb, lekosit

dan erytrosit dan urine yang terdiri dari: proteinuria, glukosuria, hematuria, pyuria dan

cylinderuria . Pemeriksaan penunjang darah meliputi: ureum, kreatinin, asam urat, lipid

profile, elektrolit dan kadar gula darah. Pemeriksaan penunjang urin meliputi: proteinuria

kwantitatif, excresi Na dan K, Vanyl mandelic acid (VMA) dan pemeriksaan

mikrobiologis atau pembiakan kuman

4. Pemeriksaan Khusus

1. Pemeriksaan E.K.G yaitu pemeriksaan untuk melihat keterlibatan jantung

2. Pemeriksaan radiologist meliputi: I.V.P biasa, Rapid sequence I.V.P, Arteriografi

ginjal, Isotop renografi dan X-foto toraks maupun tengkorak.

3. Pemeriksaan Biopsi ginjal dan histopatologi.

4. Pemeriksaan Biokemik yang meliputi: Catekolamin, Kortikosteroid, Aldosteron,

Renin, Dll

5. Pemeriksaan Funduscopy

XIV. Diagnosis penyakit : - Hipertensi stadium II

XV. Diagnosis keluarga : - Darah tinggi

XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :

a. Promotif : menghimbau kepada pasien dan keluarga lain, agar dapat

menjalankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat,

Laporan Kasus Hipertensi Page 7

Page 8: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

tidak tinggi kolesterol, menghindari rokok, melakukan olahraga ringan dan

mengurangi aktivitas yang berat dan menyita banyak pikiran.

b. Preventif : menjalankan pola atau gaya hidup yang sehat dengan

mengkonsumsi makanan yang tidak tinggi kandungan kolesterolnya,

mengurangi konsumsi kacang-kacangan, menghindari rokok, berolahraga

ringan, mengurangi aktivitas yang membutuhkan banyak pikiran, menghindari

stress, hindari makanan mengandung asam urat, membatasi aktivitas fisik.

c. Kuratif :

- Terapi medikamentosa :

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat( Pengobata hipertensi umumnya perlu

dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh

Komite Dokter Ahli Hipertensi ( Joint National Committee On Detection,

Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988 )

menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau

penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan

memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

Diuretik: HCT 1-2 X 25 mg/ hari atau furosemid 1-2 X 40 mg/ hari.

Kontraindikasi: DM, Gout

Beta bloker : Propanolol 2-3 X 10 mg / hari. Kontraindikasi : Asma, DM,

Gagal Jantung

Adrenergik neuron bloker : Reserpin 1-3 X 0,1 mg . Kontraindikasi : ulkus

ventrikuli

ACE-inhibitor: captopril 2-3 × 12,5-25 mg

Dan lain-lain

Laporan Kasus Hipertensi Page 8

Page 9: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

d. Rehabilitatif : - Olahraga ringan dan istirahat cukup

- Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress

XVII. Prognosis

Penyakit : dubia ad bonam

Keluarga : bonam

Masyarakat : bonam

XVII. Resume dan Saran :

Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 8 Juli 2014, didapatkan bahwa

pasien menderita hipertensi. Pasien berusia 56 tahun. Pasien memberi perhatian yang cukup baik

akan keadaan kesehatan dirinya dan anggota keluarganya. Pasien seorang tukang ojek memiliki 3

orang anak.

Rumah pasien tergolong kurang sehat tetapi dilihat dari ventilasi yang kurang . Penerangan

rumah kurang baik, rumah pasien berlantaikan semen. Di dalam rumah terdapat dapur dan 1

kamar. Pasien dan keluarganya menggunakan air ledeng di sekitar rumahnya sebagai sumber air

minum, untuk mandi dan mencuci. Tidak terdapat pembuangan sistem pembuangan air limbah

dan sampah di depan rumah pasien. Rumah pasien tidak terdapat pekarangan yang dapat

dimanfaatkan. Terdapat satu kamar mandi yang digunakan bersama keluarganya.

Ditinjau dari spiritual keluarga keluarga pasien merupakan keluarga yang cukup taat

beribadah beragama Islam. Keluarga pasien juga keluarga merupakan yang sehat dan tidak

mengidap penyakit apapun baik yang diderita secara per orangan maupun yang memungkinkan

untuk diturunkan.

Saat ini kondisi pasien cukup baik. Selain pengobatan secara medis, untuk mencapai

tingkat kesehatan yang lebih optimal hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang lebih

sehat, kebersihan diri yang lebih baik, cukupnya asupan gizi, serta mengontrol pola makan dan

berolah raga secara teratur.

Laporan Kasus Hipertensi Page 9

Page 10: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSI

A. Pendahuluan

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain

mneingkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum

mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum

mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat

meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

B. Etiologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10%

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui

dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang

sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).

Laporan Kasus Hipertensi Page 10

Page 11: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

C. Epidemiologi

Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populsi usia lanjut,

maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga bertambah, dimana baik

hipertensi sistolik maupu n kombinasi hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada

lebih dari separuh orang yang berusia > 65 tahun. Selain itu laju pengendalian tekanan

darah yang dahulu terus meningkat, dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan

lagi dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien

hipertensi. Sampai saat ini data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari

Negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition

Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insidens

hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31 % yang berarti terdapat 58-65 juta

orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III

tahun 1988-1991.

D. Definisi

Suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas

normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka

kematian (mortalitas).Penulisan tekanan darah (contoh: 120/80 mmHg) didasarkan

pada dua fase dalam setiap denyut jantung.

Hipertensi adalah tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg

secara kronik. Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

1. Hipertensi essensial/primer. Jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat

diketahui. disebut juga hipertensi idiopatik. Sekitar 90% penderita hipertensi

menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak

ditujukan bagi penderita hipertensi essensial ini.

Laporan Kasus Hipertensi Page 11

Page 12: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Jenis hipertensi yang menjadi penyebabnya

dapat diketahui, sering disebut hipertensi renal karena kelainan ginjal menjadi

penyebab tersering. Penyebab hipertensi sekunder ini antara lain kelainan pada

pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau penyekit kelenjar

adrenal.Terdapat pada sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti

penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme

primer dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang

berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa diatas 18 tahun

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik

(mmHg)

Normal <120 dan <80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi

Stadium I

140-159 atau 90-99

Hipertensi

Stadium II

>160 atau >100

Sumber JNC VII 2003 JNC 7 (the Seventh US National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure)

BATASAN

Menurut WHO (1978), batasan tekanan darah yang masih dianggap normal adalah

140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan

sebagai hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut

borderline hypertension. Batasan tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin

sedangkan batasan hipertensi yang memperhatikan perbedaan usia dan jenis kelamin

Laporan Kasus Hipertensi Page 12

Page 13: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

diajukan oleh kaplan (1985) sebagai berikut: pria yang berusia <45 dinyatakan

hipertensi jika tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg atau lebih,

sedangkan yang berusia >45 dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 145/95

mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih

dinyatakan hipertensi.

The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (1997) mendefinisikan hipertensi

sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90

mmHg atau lebih atau sedang dalam pengobatan antihipertensi.

E. Patogenesis

Hipertensi esensial adalah multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara

faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-faktor resiko yang mendorong timbulnya kenailan

tekanan darah tersebut adalah :

1. Faktor resiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok dan

genetis

2. System saraf simpatis

Tonus simpatis

Variasi diurnal

3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi : endotel

pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan

interstitium juga memberikan kontribusi akhir

4. Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada system rennin, angiotensin

dan aldosteron.

F. Kerusakan Organ Target

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi

adalah :

1. Jantung

Laporan Kasus Hipertensi Page 13

Page 14: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Hipertrofi ventrikel kiri

Angina atau infark miokardium

Gagal jantung

2. Otak

Stroke atau transient ischemic attack

3. Penyakit ginjal kronis

4. Penyakit arteri perifer

5. Retinopati

Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakn organ-organ tersebut dapat

melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak

langsung , antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotension II, stress

oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase. Penelitian lain juga

membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar

dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat

meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β).

Adanya kerusakan organ target terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan

memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbidaitas dan mortalitas pasien

hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular.

Faktor resiko penyakit kardiovaskular pada pasien hipertensi antara adalah :

Merokok

Obesitas

Kurangnya aktivitas fisik

Dislipidimia

Diabetes mellitus

Mikroalbiminuria

Umur (laki-laki) > 55 tahun, perempuan 65 tahun

Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular premature

Pasien dengan pra-hipertensi beresiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi

hipertensi, mreka yang tekanan darahnya berkisar antara 130-139/80-89 mmHg dalam

Laporan Kasus Hipertensi Page 14

Page 15: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

sepanjang hidupnya akan mengalami dua kali resiko menjadi hipertensi dan mengalami

kardiovaskular daripada yang tekanan darahnya lebih rendah.

Pada orang yang berumur lebih dari 59 tahun, tekanan darah sistolik > 140 mmHg

merupakan faktor resiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskular

daripada tekanan darah diastolik :

Resiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115/75 mmHg

meningkat dua kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg

Resiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten dan independen dari

faktor resiko lainnya

Individu berumur 55 tahun memiliki 90% resiko untuk mengalami hipertensi

G. Evaluasi Hipertensi

Evaluasi pada pasien hipertensi bertujuan untuk :

1. Menilai pola hidup dan identifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya

atau menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis dan

menentukan pengobatan

2. Mencari penyebab kenaikan tekanan darah

3. Menentukan ada tidakanya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskular

Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasien,

riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan

penunjang.

Anamnesis meliputi :

1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah

2. Indikasi adanya hipertensi sekunder

a) Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal

b) Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakian obat-

obat analgesic

c) Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma)

d) Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme)

Laporan Kasus Hipertensi Page 15

Page 16: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

3. Faktor-faktor resiko :

a) Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien

b) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga pasien

c) Riwayat diabetes mellitus pada pasien atau keluarga pasien

d) Kebiasaan merokok

e) Pola makan

f) Kegemukan, intensitas olahraga

g) Kepribadian

4. Gejala kerusakan organ

a) Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient

ischemic attack, deficit sensoris atau motoris

b) Jantung : nyeri dada, sesak, bengkak kai

c) Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematuri

d) Arteri perifer : ekstremitas dingin

5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya

6. Faktor-faktor pribadi, keluarga dam lingkungan.

Pemeriksaan fisik selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit

penyerta, kerusakan organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder.

Pengukuran tekana darah :

Pengukuran rutin di kamar periksa

Pengukuran 24 jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM)

Pengukuran sendiri oleh pasien

Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi terdiri dari :

Tes darah rutin

Gluukosa darah

Kolesterol total serum

Kolesterol LDL dan HDL serum

Trigliserida serum

Asam urat serum

Laporan Kasus Hipertensi Page 16

Page 17: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Kreatinin serum

Kalium serum

Hemoglobin dan hematokrit

Urinalisis

Elektrokardiogram

Beberapa pedoman penanganan hipertensi menganjurkan test lain seperti :

Esokardiogram

USG karotis

C-reactive protein

Mikroalbuminuria atau perbandingan albumin/kreatinin urin

Proteinuria kuantitatif

Funduskopi

Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya penyakit penyerta

sistemik, yaitu :

Arteriosklerosis (malalui pemerikasaan profil lemak)

Diabetes (terutama pemerikasaan gula darah)

Fungsi ginjal (dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta

memperkirakan laju filtrasi glomerulus)

Pada pasien hipertensi, beberapa pemeriksaan untuk menentukan kerusakan organ target

dapat dilakukan secara rutin, sedanga pemeriksaan lainnya hanya dilakukan bila ada

kecurigaan yang didukung oleh keluhan dan gejala pasien. Pemeriksaan untuk

mengevaluasi adanya kerusakan organ target meliputi :

1. Jantung

Pemeriksaan fisis

Foto polos dada (untuk pembesaran jantung, kondisi arteri intratoraks dan

sirkulasi pulmoner)

Elektrokardiografi (untuk deteksi iskemia, gangguan konduksi, aritmia,

serta hipertrofi ventrikel kiri)

Laporan Kasus Hipertensi Page 17

Page 18: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Ekokardiografi

2. Pembuluh darah

Pemeriksaan fisis termasuk perhitungan pulse pressure

Ultrasonografi (USG) karotis

Fungsi endotel

3. Otak

Pemeriksaan neurologis

Diagnosis stroke ditegakkan dengan menggunakan cranial computed

tomography (CT) scan atau magnetic resonance imaging (MRI) (untuk

pasien dengan gangguan neural, kehilangan memori atau gangguan

kognitif)

4. Mata

Funduskopi

5. Fungsi ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan adanya proteinuria/mikro-

makroalbuminuria serta rasio albumin kreatinin urin

Perkiraan laju filtrasi glomerulus

H. Pengobatan

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :

Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes,

gagal ginjal proteinuria) <130/80 mmHg

Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta

lainna seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga

mencapai target terapi masing-masing kondisi.

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi

nonfarmakologis harus dilaksnakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan

Laporan Kasus Hipertensi Page 18

Page 19: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko serta penyakit

pemyerta lainnya.

Terapi nonfarmakologis terdiri dari :

Menghentikan merokok

Menurunkan berat badan berlebih

Menurunkan konsumsi alcohol berlebih

Latihan fisik

Menurunkan asupan garam

Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmaklogis hipertensi yang dianjurkan oleh

JNC7 :

Diuretika, terutama jenis Thiazide (thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant)

Beta Blocker (BB)

Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB)

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)

Masing-masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam pengobatan

hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

Faktor sosial ekonomi

Profil faktor resiko kardiovaskular

Ada tidaknya kerusakan organ target

Ada tidaknya penyakit penyerta

Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi

Kemungkinan adanya interaksi dengan obat yang gunakan pasien untuk penyakit

lain

Bukti ilmiah kemampuan obat antihipertensi yang akan digunakan dalam

menurunkan resiko kardiovaskular

Laporan Kasus Hipertensi Page 19

Page 20: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan pasien berdasarkan yang memerlukan

pertimbangan khusus yaitu kelompok Indikasi yang memaksa dan keadaan khusus

lainnya .

Indikasi yang memaksa , meliputi :

Gagal jantung

Pasca infark miokardium

Resiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi

Diabetes

Penyakit ginjal kronis

Pencegahan stroke berulang

Keadaan khusus lainnya meliputi :

Populasi minoritas

Obesitas dan sindrom metabolic

Hipertrofi ventrikel kanan

Penyakit arteri perifer

Hipertensi pada usia lanjut

Hipotensi postural

Demensia

Hipertensi pada perempuan

Hipertensi pada anak dan dewasa muda

Hipertensi urgensi dan emergensi

Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target tekanan

darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan

obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam

dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat

antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada

tidkanya komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah

dan kemudian tekanan darah belum mencapai target maka selanjutnya adalah

meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensi lain dengan dosis

Laporan Kasus Hipertensi Page 20

Page 21: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

rendah. Efek samping umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik

tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat

antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat

meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat

yang harus diminum bertambah.

Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :

CCB dan BB

CCB dan ACEI atau ARB

CCB dan diuretika

AB dan BB

Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat

I. Pemantauan

Pasien yang telah mulai mendapat pengobatan harus datang kembali untuk evaluasi

lanjutan dna pengaturan dosis obat sampai target tekanan darah tercapai. Setelah tekanan

darah tercapai dn stabil, kunjungan berikutnya dengan interval 3-6 bulan tetapi frekuensi

kunjungan ini juga ditentukan oleh ada tidaknya kormoditas seperti gagal jantung,

penyakit yang berhubungan seperti diabetes dan kenutuhan akan pemeriksaan

laboratorium.

Strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan :

Empati dokter akan meningkatkan kepercayaan, motivasi dan kepatuhan pasien

Dokter harus mempertimbangkan latarbalakang budaya kepercayaan pasien serta

sikap pasien terhadap pengobatan

Pasien diberitahu hasil pengukuran tekanan darah, target yang masih harus

dicapai, rencana pengobatan selanjutnya serta pentingnya mengikuti rencana

tersebut.

Penyebab hipertensi resisten :

1. Pengukuran tekanan darah yang tidak benar

Laporan Kasus Hipertensi Page 21

Page 22: MAKALAH FAMILY FOLDER HIPERTENSI BLOK 26

2. Dosis belum memadai

3. Ketidakpatuhan pasien dalam penggunan obat antihipertesni

4. Ketidakpatuhan pasien dalam memperbaiki pola hidup

Asupan alcohol berlebih

Kenaikan berat badan berlebih

5. Kelebihan volume cairan

Asupan garam berlebih

Terapi diuretika tidak cukup

Penurunan fungsi ginjal berjalan progresif

6. Adanya terapi lain

Masih menggunakan bahan/obat lain yang meningkatkan tekanan darah

Adanya obat lain yang mempengaruhi atau berinteraksi dengan kerja obat

antihipertensi

7. Adanya oernyebab hipertensi lain/sekunder

Jiak dalam 6 bulan target pengobatan (termasuk target tekanan darah) tidak tercapai,

harus dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis atau subspesialis.

Pengobatan antihipertensi umumnya untuk selama hidup. Penghentian pengobatan cepat

atau lambat akan diikuti dengan naiknya tekanan darah sampai seperti sebelum dimulai

pengobatan antihipertensi. Walaupun demikian untuk menurunkan dosis dan jumlah obat

antihipertensi secara bertahap bagi pasien yang diagnosis hipertensinya sudah pasti serta

tetap patuh terhadap pengobatan nonfarmakologis. Tindakan ini harus disertai dengan

pengawasan tekanan darah yang ketat.

Lampiran ( Foto keadaan lingkungan lingkungan pasien ) :

Laporan Kasus Hipertensi Page 22