Family Folder - Mora

download Family Folder - Mora

of 22

Transcript of Family Folder - Mora

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    1/22

    1 | P a g e

    LAPORAN KASUS DIABETES MELITUS DENGAN

    KOMPLIKASI GAGAL GINJAL KRONIK dengan

    PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA di PUSKESMAS

    TANJUNG DUREN SELATAN

    Laporan Disusun Oleh :

    JEFFRY RULYANTO SIMAMORA

    10.2011.414

    (Dosen Pembimbing)

    (dr. Martina)

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    2013

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    2/22

    2 | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak seimbangnya

    kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pankreas gagal

    memproduksi insulin atau terjadi misfungsi tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin secara

    tepat. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronik yang prevalensinya terus

    meningkat setiap tahun . Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia tahun 2000 mencapai

    8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, bahkan saat ini

    prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke empat di dunia setelah India, China dan

    Amerika Serikat. WHO memperkirakan sekitar 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat

    komplikasi DM. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes) angka prevalensi penderita

    diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau

    sekitar 12 juta jiwa. Penyakit DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 yaitu diabetes

    yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan atau tidak diproduksinya hormon

    insulin sedangkan DM tipe 2 yaitu keadaan di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat

    berfungsi dengan semestinya.1

    Penyakit DM tipe 2 di Indonesia merupakan salah satu penyebabutama penyakit tak menular atau sekitar 2,1% dari seluruh kematian. Diperkirakan sekitar 90%

    kasus DM di seluruh dunia tergolong DM tipe 2. Jumlah penderita DM tipe 2 semakin meningkat

    pada kelompok umur dewasa terutama umur > 30 tahun dan pada seluruh status sosial ekonomi

    Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu factor yang mempengaruhi

    timbulnya penyakit DM Tipe 2. Timbunan lemak yangberlebihan di dalam tubuh dapat

    mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes

    mellitus. 1,2

    1.2. Masalah

    Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia,

    kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Pada tahun 2006, Departemen

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    3/22

    3 | P a g e

    Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bekerja sama dengan Bidang

    Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan melakukan Surveilans Faktor Risiko

    Penyakit Tidak Menular di Jakarta yang melibatkan 1591 subyek, terdiri dari 640 laki-laki dan

    951 wanita. Survei tersebut melaporkan prevalensi DM di lima wilayah DKI Jakarta sebesar

    12,1% dengan DM yang terdeteksi sebesar 3,8% dan DM yang tidak terdeteksi sebesar 11,2%.

    Berdasarkan data ini diketahui bahwa kejadian DM yang belum terdiagnosis masih cukup tinggi,

    hampir 3x lipat dari jumlah kasus DM yang sudah terdeteksi. 2

    1.4. Tujuan

    1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit Diabetes Melitus baik penyebab dan

    komplikasinya serta menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara

    komprehensif dan holistik dan peran aktif dari pasien dan keluarga.

    2. Untuk memenuhi tugas Skill Lab Family Folder pada blok community medicine.

    3. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan.

    4. Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani terapi.

    Serta memberikan penjelasan mengenai pentingnya minum obat untuk mencegah

    kekambuhan penyakit.

    5. Memberikan penyuluhan mengenai faktor faktor resiko untuk early diagnosisi

    penyakit pasien sehingga penanganannya lebih baik.

    6. Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat.

    1.5 Metode

    Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data ini adalah metode observasi,

    yaitu dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat

    alamat dan data dasar dari Puskesmas Tanjung Duren Selatan

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    4/22

    4 | P a g e

    BAB II

    KERANGKA TEORI

    2.1. Diabetes Melitus

    Diabetes melitus merupakan sindrom homeostasis gangguan energi yang disebabkan oleh

    defisiensi insulin atau oleh defisiensi kerjanya dan mengakibatkan metabolisme karbohidrat,

    protein, dan lemak tidak normal. Individu yang menderita diabetes tergantung-insulin

    menghadapi beban serius yang meliputi kebutuhan mutlat insulin eksogen setiap harinya,

    kebutuhan untuk memonitor pengendalian metabolik dirinya dan kebutuhan untuk

    memperhatikan terus-menerus pada masukan diet. Morbiditas dan mortalitas yang berasal dari

    kekacauan metabolik dan dari komplikasi jangka panjang yang memepengaruhi pembuluh kecil

    dan besar serta menyebabkan retinopati, nefropati, penyakit jantung iskemik, dan obstruksi arteri

    dengan gangren tungkai. Manifestasi klinis akut dapat sepenuhnya dimengerti dalam lingkungan

    pengetahuan sekarang tentang sekresi dan kerja insulin; pertimbangan genetik dan etiologi lain

    yang mengarah pada mekanisme autoimun sebagai faktor pada kejadian diabetes tipe I, dan ada

    konsensus yang muncul bahwa komplikasi jangka panjang terkait dengan gangguan metabolik.

    Pertimbangan-pertimbangan ini membentuk dasar pendekatan terapeutis terhadap penyakit ini. 3

    Tabel 1. Kriteria diabetes mellitus menurut WHO. 4

    Glukosa Plasma Vena (mg/dL)

    Puasa 2jam PP

    Normal

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    5/22

    5 | P a g e

    1. Risiko Rendah

    Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :

    Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat

    Usia < 25 tahun

    Berat badan normal sebelum hamil

    Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu

    Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya

    2. Risiko Sedang

    Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 28 minggu terutama pada wanita dengan

    ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.

    Risiko Tinggi: wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami

    glukosuria. Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis

    maka pemeriksaangula darah diulang pada minggu 24 28 kehamilan atau kapanpun ketika

    pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia.

    Etiologi 5

    Diabetes melitus tipe 2 di sebabkan kegagalan relatif sel dan resistensi insulin.

    Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa

    oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel tidak mampu

    mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.

    Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,

    maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain. Berarti sel

    pankreas mengalami desensitisasi terhadap glikosa.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    6/22

    6 | P a g e

    Pemeriksaan Fisik 5

    1. Pengukuran tinggi dan berat badan

    2. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah

    3. Pemeriksaan funduskopi

    4. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid

    5. Pemeriksaan jantung

    6. Evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop

    7. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari

    8. Pemeriksaan kulit ( acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin)

    9. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan diabetes melitus tipe-lain

    Pemeriksaan Penunjang 5

    1. Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial

    2. A1C

    3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida)

    4. Kreatinin serum

    5. Albuminuria

    6. Keton, sedimen dan protein dalam urin

    7. Elektrokardiogram

    8. Foto sinar-x dada

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    7/22

    7 | P a g e

    Penatalaksanaan 6

    Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatnya kualitas hidup penyandang

    diabetes. Tujuan penatalaksanaan secara khusus dibagi kepada dua yaitu:

    1. Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan

    rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.

    2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,

    makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan

    mortalitas diabetes melitus.

    2.2. Gagal Ginjal Kronik

    Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh kerusakan

    nefron yang progresif dan tidak bisa sembuh kembali. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal

    tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana

    kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

    elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). 6

    Etiologi 6

    1. Glomerulonefritis Kronik

    2. Obstruksi dan ISK

    3. Kista yang berlebihan

    4. Hipertensi esensial

    5. DM

    6. Gagal Ginjal Akut

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    8/22

    8 | P a g e

    7. Nefropati Diabetik

    8. Nefropati Gout

    9. Nefropati Lupus

    10. Sindrom Alpor

    11. Nefritis Interstitial

    Faktor -faktor yang memperberat GGK 6

    1. Infeksi Traktus Urinarius

    2. Obstruksi Traktus Urinarius

    3. Hipertensi

    4. Gangguan Perfusi/ Aliran Darah Ginjal

    5. Gangguan Elektrolit

    6. Pemakaian Obat -obat Netrotoksik

    Pemeriksaan Penunjang 6

    1. Urine

    2. Darah

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    9/22

    9 | P a g e

    Penatalaksanaan 6

    1. Penatalaksanaan konservatif

    2. Hemodialis

    3. Transplantasi Ginjal

    2.3 Hubungan Diabetes Melitus dengan komplikasi Gagal Ginjal Kronik

    DM yang tidak terkontrol merupakan salah satu faktor terjadinya nefropati diabetikum.

    Telah diperkirakan bahwa 35-40% pasien DM tipe 1 akan berkembang menjadi gagal ginjal

    kronik dalam waktu 15-25 tahun setelah awitan diabetes. Sedang DM tipe 2 lebih sedikit. DM

    menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam berbagai bentuk dan dapat dibagi menjadi 5 tahapan

    stadium. 7

    Stadium 1 : Bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan dikeluarkan lewat

    ginjal secara berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan

    hiperfiltrasi. Pasien akan mengalami poliuria. Perubahan ini diyakini dapat

    menyebabkan glomerulusklerosis fokal, terdiri dari penebalan difus

    matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai penebalan membran

    basalin kapiler.

    Stadium 2 : Bila penebalan semaklin meningkat dan GFR juga semakin meningkat

    Stadium 3 : Glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa kerusakan. Tanda

    khas stadium ini adalah mikroalbuminuria yang menetap, dan terjadi

    hipertensi.

    Stadium 4 : Ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati dan

    hipertensi hampir selalu ditemui.

    Stadium 5 : Adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin

    plasma disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    10/22

    10 | P a g e

    BAB III

    HASIL DATA

    A. Pengumpulan data

    Tempat : Puskesmas Tanjung Duren Selatan

    Jl. Nurdin I No.35 Kelurahan Grogol. Kecamatan Grogol

    Petamburan, Jakarta Barat

    Nomor Register Pasien : 2065/12

    B. Pasien

    1. Identitas

    a. Nama lengkap : Raida Krisna Rasmin

    b. Usia : 53 Tahun

    c. Jenis kelamin : Perempuan

    d. Agama : Islam

    e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

    f. Pendidikan : Tamat SMP

    g. Alamat : Jl. Way Besai 5/1 Gg.Sanip no 24. Tanjung DurenSelatan, Jakarta Barat

    h. Telepon : (021) 5686689

    2. Riwayat Biologis Keluarga

    a. Keadaan kesehatan sekarang : Kurang

    b. Kebersihan perorangan : Baik

    c. Penyakit yang sering diderita : -

    d.

    Penyakit keturunan : -e. Penyakit kronis atau menular : -

    f. Kecacatan anggota keluarga : -

    g. Pola makan : Baik (3 x sehari)

    h. Pola istirahat : Baik

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    11/22

    11 | P a g e

    i. Jumlah anggota keluarga : 4 orang

    3. Psikologis Keluarga

    a. Kebiasaan buruk : Pasien sering makan

    makanan manis dan sering

    makan jajanan pasar

    b. Pengambilan keputusan : Keputusan diambil dengan

    cara dibicarakan terlebih

    dahulu pasien dan suami

    c. Ketergantungan obat : -

    d. Tempat mencari pel. Kesehatan : Puskesmas

    e. Pola rekreasi : Kurang ( Tetapi sebelum

    sakit, cukup sering jalan jalan dan rekreasi bersama

    keluarga)

    4. Keadaan Rumah/Lingkungan

    a. Jenis bangunan : Permanen

    b. Lantai rumah : Keramik

    c. Luas rumah : 11x10x3

    d. Penerangan : Baik

    e. Kebersihan : Baik

    f. Ventilasi : Baik

    g. Dapur : Ada

    h. Jamban keluarga : Ada

    i. Sumber air minum : Air Tanah

    j. Sumber pencemaran air : Tidak

    k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak

    l. Sistem pembuangan air limbah : Selokan

    m. Tempat pembuangan sampah : Ada

    n. Sanitasi lingkungan : Sedang

    5. Spiritual Keluarga

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    12/22

    12 | P a g e

    b. Ketaatan beribadah : Kurang

    c. Kenyakinan tentang kesehatan : Baik

    6. Keadaan Sosial Keluarga

    a. Tingkat pendidikan : Sedang

    b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

    c. Hubungan dengan orang lain : Baik

    d. Kegiatan organisasi sosial : Baik (Pengajian wanita dan

    paguyuban)

    e. Keadaan ekonomi : Sedang ( Rumah sebagai

    usaha kost )

    7. Kultural Keluarga

    a. Adat yang berpengaruh : Minangkabau, Melayu Deli b. Lain-lain : -

    8. Daftar anggota keluarga

    9. Keluhan utama : Menderita Diabetes Melitus sejak umur 40

    tahun. Luka operasi cemino di kaki dan

    tangan tidak kunjung sembuh

    10. Keluhan tambahan : Sering mengalami kebas dan kesemutan di

    tangan bekas operasi cemino

    11. Riwayat penyakit dahulu : TBC, Stroke (pengobatan tradisional)

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    13/22

    13 | P a g e

    12. Riwayat penyakit sekarang : Diabetes Mellitus dan Gagal Ginjal

    Kronik, DM terkontrol namun akhir akhir

    ini jarang berobat karena keterbatasan biaya.

    Menjalani Hemodialisis 3 kali seminggu

    sejak Februari 2013. Susah BAB dan alergi

    terhadap ikan laut

    13. Pemeriksaan fisik : TD 130/70, Nadi 56/menit, RR 16/menit,

    Suhu 36,1C, Lapang pandang kabur,

    14. Diagnosis penyakit : Diabetes Mellitus dengan komplikasi

    Gagal Ginjal Kronik

    15. Diagnosis Keluarga : Riwayat imunisasi keluarga pasien lengkap

    di keluarga pasien tidak terdapat anggotakeluarga yang cacat. Namun 2 orang

    menderita Diabetes Mellitus

    16. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit:

    a. Promotif :Penyuluhan tentang definisi penyakit DM, gejala

    DM serta faktor resiko dan memberikan informasi tentang

    makanan untuk mencegah kekambuhan penyakit.

    Menjelaskan tentang penyakit Gagal Ginjal dan

    hubungannya dengan DM. Menjelaskan tentang terapi

    Hemodialisis.

    b. Preventif : Pencegahan penyakit DM adalah menjaga pola

    makan dan olahraga secara teratur.

    c. Kuratif : Pengobatan dengan cara teratur minum obat dan

    control ke puskesmas tepat waktu agar kadar gula darah

    puasa < 100 mg/dl, 2 jam PP < 140. Terapi Gagal Ginjal

    Kronik berupa Hemodialisi yang harus dijalani pasien

    seminggu 3 kali.

    d. Rehabilitatif : Menjaga pasien agar tidak terjadi kecacatan

    atau sequlae akibat dari penyakit DM yaitu diabetic foot.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    14/22

    14 | P a g e

    Diabetic foot adalah luka yang sering menyebabkan pasien

    DM harus diamputasi. Keadaan ini disebabkan oleh

    terjadinya kematian jaringan. Serta menjaga perluasan

    komplikasi akibat DM dan Gagal Ginjal yang diderita oleh

    pasien

    17. Prognosis:

    1. Penyakit : Bila pasien teratur meminum obat

    yang diberikan dan selalu memeriksa gula darah ke

    Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan

    pola hidup sehat yang baik maka prognosis penyakit

    pasien adalah baik (dubia et bonam). Sedangkanuntuk Gagal Ginjalnya akan terkontrol bila

    hemodialisis dilakukan rutin walaupun tidak

    mencegah prognosis buruk, hanya merupakan upaya

    untuk menjaga dan memperlambat progress

    penyakit agar stabil.

    2. Keluarga : Adanya hubungan yang baik antar

    anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat

    mendukung kesehatan pasien dengan suami sebagai

    PMO (Pengawas Minum Obat) sehingga

    pengobatan pasien lebih teratur..

    3. Masyarakat : Prognosis masyarakat baik jika

    masyarakat tahu faktor resiko dan gejala diabetes

    mellitus untuk diagnosis dini penyakit tersebut

    sehingga mencegah kematian dan kecatatan serta

    komplikasi akibat penyakit tersebut.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    15/22

    15 | P a g e

    18. Resume :Pasien Raida mempunyai keluhan utama yaitu susah sembuhnya

    luka akibat operasi pada tangan dan kakinya, keluhan lain adalah

    sering kebas dan kesemutan di tangan dan kaki yang dioperasi. Di

    keluarga pasien ada yang menderita penyakit diabetes yaitu kakak

    dari pasien.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    16/22

    16 | P a g e

    BAB IV

    ANALISA KASUS

    1. ANALISA KASUS

    Seorang pasien perempuan Ny.Raida umur 53 tahun datang ke Puskesmas Tanjung Duren

    Selatan dengan keluhan sering lapar, haus, dan buang air kecil.Selain itu pasien mengaku

    pernah melakukan operasi menderita TBC dan Stroke .Pasien mengaku mengalami gangguan

    ginjal dan sudah menjalani operasi Cimino untuk menunjang Hemodialisis. Dari pemeriksaan

    fisik didapatkan tekanan darah adalah 130/10mmHg. Tanggal 11 Juli 2013 dilakukan

    kunjungan rumah untuk melakukan anamnesis dan melihat kondisi rumah pasien, dari situdidapatkan keterangan bahwa pasien menderita diabetes selama 13 tahun dan sudah

    menjalani Hemodialisi sejak Februari 2013. Pasien tinggal di perumahan padat penduduk.

    2. RIWAYAT KELUARGA

    Keluarga pasien, kakak pasien menderita diabetes Dan keluarga pasien tidak ada yang

    menderita kecacatan.

    3. ANALISA KUNJUNGAN RUMAH

    3.1.Kondisi pasien

    Kondisi pasien baik karena didapatkan hasil pemeriksaan tanda tanda vital dengan

    tekanan darah ,nadi, frekuensi nafas, suhu yang normal.

    3.2.Pendidikan

    Pasien berpendidikan menengah karena mengeyam pendidikan hanya sampai SMP

    3.3.Keadaan rumah

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    17/22

    17 | P a g e

    Lokasi :

    Rumah pasien terdapat dalam gang yang dalam tetapi rumah pasien bersih sudah

    rumah permanen dan menggunakan pompa untuk air tanah sebagai sumber air.

    Kondisi :Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah tersebut lantainya terbuat

    dari keramik, beratap genteng. Rumah tampak bersih dan rapi.

    Luas rumah : 110 m 2

    3.4.Ventilasi

    Terdapat ventilasi serta jendela pada rumah pasien.

    3.5.Pencahayaan

    Pencahayaan didalam rumah sangat baik.

    3.6.Kebersihan

    Kebersihan dalam rumah baik, barang-barang tersusun dengan rapi.

    3.7.Sanitasi dasarSumber air berasal dari air tanah yang dimasak untuk minuman dan memasak, mencuci

    serta mandi. Terdapat satu kamar mandi permanen yang dilengkapi dengan kakus.

    Bangunan kamar mandi merupakan bangunan permanen.

    4. ANALISA FUNGSI KELUARGA

    4.1.Keadaan Biologis

    Keadaan biologis pasien agak kurang karena lebih banyak istirahat dirumah dan kurang

    melakukan aktivitas luar.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    18/22

    18 | P a g e

    4.2.Keadaan Psikologis

    Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga

    turut bekerja sama dan pasien terlihat bahagia dengan keluarga yang dimilikinya.

    4.3.Keadaan Sosiologis

    Keluarga pasien juga turut ikut serta dalam kegiatan sosial di tempat mereka tinggal, dan

    keluarga pasien sering berkomunikasi dengan tetangga mereka.

    4.4.Keadaan ekonomi

    Pasien mendapatkan dana dari hasil usaha kost, dimana pasien ini sudah tidak bekerja

    lagi. Bisa dikatakan juga pasien ini mempunyai keadaan ekonomi yang sedang

    4.5.Keadaan religius

    Semua anggota keluarganya tidak terlalu rutin melakukan sholat.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    19/22

    19 | P a g e

    BAB V

    PENUTUP

    1. KESIMPULAN

    Penyakit Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan kegagalan relatif sel

    dan resistensi insulin yang dapat sembuh jika didiagnosis cepat dengan menjaga pola

    makan dan pengobatan yang adekuat dan didukung dengan program PMO yaitu suami

    dari pasien yang mengingatkan untuk minum obat dan sewaktu kunjungan pasien sudah

    merasa tidak terganggu aktivitas sehari harinya . Pasien menderita DM sejak 13 tahun

    yang lalu dan riwayat hipertensi tidak diketahui. Kemungkinan gagal ginjal kronik yangdialami pasien disebabkan komplikasi DM dan atau hipertensi. Apalagi pasien bila

    sedang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak berobat atau kontrol penyakitnya

    ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. DM yang tidak terkontrol merupakan salah satu

    faktor terjadinya nefropati diabetikum.

    2. SARAN

    a) Puskesmas

    Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui

    penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat.

    b) Pasien Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya,

    sehingga mengurangi beban pikirannya.

    Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya dan tetap menjaga

    kesehatan melalui pola hidup sehat dan minum obat secara teratur.

    Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    20/22

    20 | P a g e

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jakarta;

    2005.

    2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga

    Medical Series; 2007. h.138-9.

    3. Waspadji S, Sukardji K, Octarina M. Pedoman diet diabetes melitus. Jakarta:

    Balai Penerbit FKUI;2002.4. Hendra U. Penatalaksanan diabetes melitus terpadu. Jakarta: EGC;2005.h.15-6.

    5. Suyono Slamet. Diabetes di Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid III,

    2009; Ed. V. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : h. 1855-1856.

    6. Mansjoer, Arif, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta:

    Media Aesculapius FKUI.

    7. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Ed: Ke-6. Jakarta: EGC.

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    21/22

    21 | P a g e

    LAMPIRAN

    Kiri : Dapur Pasien Kanan : Sarana Air Pasien

    Kiri : Foto wc pasien Kanan : Luka bekas operasi yang tidak

    kunjung sembuh

  • 7/28/2019 Family Folder - Mora

    22/22

    22 | P a g e

    Kiri : Ventilasi di salah satu bagian rumah pasien Kanan : Bersama pasien dan suaminya