Makalah etika akper pemkab muna

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan atau pasien Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar dalam setiap transaksi. Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability, responsiveness, assurance, dan empathy. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian pelayanan keperawatan prima ? 2. Apa Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima ?

Transcript of Makalah etika akper pemkab muna

Page 1: Makalah etika akper pemkab muna

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional

yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan

kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan

atau pasien

Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan

pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan

oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan

demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan

wajar dalam setiap transaksi.

Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan

kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan

memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability,

responsiveness, assurance, dan empathy.

B.     RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pelayanan keperawatan prima ?

2. Apa Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima ?

3. Bagaimana Kualitas pelayanan keperawatan ?

4. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima ?

C.     TUJUAN

1. Mengetahui pengertian pelayanan keperawatan prima

2. Mengetahui Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima

3. Mengetahui Kualitas pelayanan keperawatan

4. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan keperawatan prima

Page 2: Makalah etika akper pemkab muna

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima

Pelayanan umum (Kep.Men.Pan.No.81 tahun 1993) adalah segala bentuk

kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah pusat, didaerah

dan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pemenuhan

kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka ketentuan peraturan perundang-

undangan. Sedangkan pelayanan keperawtan prima adalah pelayanan yang

diberikan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan dan akhirnya

dapat meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit (Ginting, 2006). Pelayanan

prima merupakan elemen utama rumah sakit dan unit-unit kesehatan agar bisa

bertahan diera globalisasi. Adapun pelayanan kepada masyarakat.tentunya telah

ada suatu ketetapan tatalaksananya. Prosedur dan kewenangan sehingga penerima

pelayanan puas dengan apa yang telah diterimanya.

Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional

yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan

kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan

atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan

pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan

oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan

demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan

wajar dalam setiap transaksi.

Pelayanan prima pada dasarnya ditunjukan untuk memberikan kepuasan

kepada pasien. Pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit harus berkualitas dan

memiliki lima dimensi mutu yang utama yaitu : tangibles, re;iability,

responsiveness, assurance, dan empathy. Disadari ataupun tidak, penampilan

(tangibles) dari rumah sakit merupakan poin pertama yang ditilik ketika

Page 3: Makalah etika akper pemkab muna

pasien pertama kali mengetahui keberadaannya. Masalah kesesuain janji

(reliability), pelayanan yang tepat (responsiveness), dan jaminan pelayanan

(assurance) merupakan masalah yang sangat peka dan sering menimbulkan

konflik. Dalam proses ini faktor perhatian (empathy) terhadap pasien tidak

dapat dilalaikan oleh pihak rumah sakit (Fahriadi,2007). Untuk dapat

memberikan pelayanan yang prima, sebuah rumah sakit harus memiliki sumber

daya manusia dengan kualitas baik. Pelayanan dirumah sakit merupakan bentuk

pelayananyang diberikan oleh suatu tim tenaga kesehatan, seperti Dokter, Perawat

dan Bidan. Tim keperawatan merupakan anggota tim garda depan yang

menghadapi masalah kesehatan pasien selama 24 jam secara terus menerus.

Bentuk pelayanan dan asuhan keperawatan seyogianya diberikan oleh perawat

yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadian yang sesuai dengan

tuntutan profesi keperawatan. Sehubungan dengan hal tersebut, tenaga

keperawatan harus dipersiapkan dan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan

berkesinambungan (Aisyah, 2008).

B.     Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima

Dalam pengembangan budaya pelayanan keperawatan prima, Gultom

(2006) mengembangkan pelayanan keperawatan priama dengan menyelaraskan

faktor-faktor. Ability (kemampuan), Attitude (sikap), Appearance (penampilan),

Attention (perhatian), Action (tindakan), Accountability (tanggung jawab).

1. Kemampuan (Ability)

Kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan yang mutlak

diperlukan untuk menunjang program layanan prima, yang meliputi kemampuan

dalam bidang keperawatan yang ditekuni, melaksanakan komunikasi yang efektif,

mengembangkan motivasi, membina hubungan dengan tenaga kesehatan lain.

Perawat harus mempunayai pengetahuan dan wawasan luas, terlebih lagi

pada saat ini ketika perawat dituntut untuk menjadi seorang profesional.

Pengetahuan dan wawasan yang dimaksud bukan hanya sebatas bidang

keperawatan, tapi menyeluruh. Pengetahuan yang luas dari perawat sangat

berguna untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional. Sedangkan

Page 4: Makalah etika akper pemkab muna

menurut Utama (1999), keterampilan merupakan kemampuan untuk melakukan

sesuatu yang baik dan benar. Seorang perawat dikatakan terampil apabila telah

dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan baik dan benar. Baik dan

benarnya perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan mengacu pada dasar

pendidikannya dan standar keperawatan. Akan tetapi, keterampilan seorang

perawat bukan hanya tergantung dari tingginya pendidikan yang diterimanya, tapi

pengalaman dalam melakukan pelayanan keperawatan juga sangat berpengaruh

(Zulkifli, 1999).

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah perilaku yang harus ditonjolkan perawat ketika menghadapi

pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian,

kata-kata yang lembut,sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping

pasien dan bersikap sebagai media penberi asuhan. Sikap ini diberikan melalui

kejujuran, kepercayaan dan niat baik. Adapun sikap-sikap dalam pelayanan prima

adalah semangat, memakai cara yang baik, pro-aktif, positif, penuh kesabarab dan

tidak mengada-ada, dan tepat waktu.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, sikaf tersebut harus dimiliki oleh

seorang perawat karena sikaf perawat juga sangat berpengaruh terhadap kepuasan

pasien. Sikap perawat yang baik dan ramah dapat menimbulkan rasa simpati

pasien terhadap perawat.

3. Penampilan (Appearance)

Penampilan perawat dalah penampilan, baik berupa fisik maupun nonfisik

yang mampu merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas dari pihak lain.

Penampilan seseorang merupakn salah satu hal pertama yang diperhatikan selama

komuniksi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit

pertama. 84% dari kesan terhadap seseorang berdasarkan penampilannya (Lalli

Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan

berhias menunjukkan kepribadiaan, status sosial, pekerjaan, agama, budaya dan

konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan

cita diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat dapat

Page 5: Makalah etika akper pemkab muna

mempengaruhi persepsi pasien terhadap pelayanan atau asuhan keperawatan yang

diterima, karena tiap pasien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan

seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mecerminkan

kemampuan perawat tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina

rasa percaya terhadap pasien jika perawat tidak memenuhi citra pasien.

4. Perhatian ( Attention)

Perhatian adalah kepedulian penuh terhadap pasien, baik yang berkaitan

dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pasien maupun pemahaman atas

saran dan kritik. Perhatian yang diberikan perawat, terutama ketika pasien sendiri

dan merasa menadi beban bagi orang lain, adalah sangat berguna untuk

mempercepat proses penyembuhan. Penyakit yang diderita oleh pasien terjadi

bukan hanya kelemahan fisiknya, tetapi dapat juga terjadi karena adanya

gangguan pada kejiwaannya. Sikap yang baik terutama perhatian yang diberikan

oleh perawat kepada pasien, diyakuni ddapat mempercepat proses penyembuhan

kejiwaannya. Sehingga dengan sembuhnya kejiwaan maka dapat mempengaruhi

kesembuhan fisiknya.

5. Tindakan (Action)

Tindakan adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam

memberikan layanan kepada pasien. Layanan ini seyogianya berlandaskan ilmu

pengetahuan, prinsip dari teori keperawatan serta penampilan dan sikap serta

sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang diemban kepada perawat

tersebut. Apabila perawat terampil dalam memberikan tindakan keperawatan,

maka secara otomatis pasien juga akan merasakan kepuasan dari tindakan yang

diberikan perawat tersebut. Hal ini teradi karena perawat yang terampil dapat

menimbulkan rasa aman dan nyaman bagi pasien saat melakukan suatu tindakan.

Tindakan perawat yang sesuai dengan standar keperawatan dapat menjamin

bahwa asuhan keperawatan yang diberikan juga berkualitas.

Page 6: Makalah etika akper pemkab muna

6. Tanggung jawab (Accountability)

Tanggung jawab adalah suatu sikaf keberpihakan kepada pasien sebagai

wujud kepedulian untuk menghindarkan atau meminimalkan kerugian atau

ketidakpuasan pasien. Perawat merupakan salah satu profesi yang berhubungan

dan berinteraksi langsung dengan pasien, baik itu klien sebagai individu, keluarga

maupun masyarakat, oleh karena itu dalam memberikan asuhan keperawatannya

perawat dituntut untuk memahami dan berprilaku sesuai dengan etika

keperawatan. Agar seorang perawat dapat bertanggung jawab dan bertanggung

gugat maka perawat harus memegang teguh nilai-nilai yang mendasari praktik

keperawatan itu sendiri., yaitu : perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat

kesehatan optimum, perawat membantu meningkatkan autonomi pasien

mengekspresikan kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan

berprilaku sebagai advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien,

beriorentasi pada akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan

yang kompeten, etik, dan aman (CAN,2001).

Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan:

1. Mengutamakan pelanggan

2. Sistem yang efektif

3. melayani dengan hati nurani

4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan

C.    Kualitas Pelayanan Keperawatan

Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan dengan

kegiatan yang dipantau atau diatur dalam pelayanan berdasarkan kebutuhan atau

pandangan konsumen. Penelitian terhadap kualitas pelayanan keperawatan

dirumah sakit tidak semudah menentukan kualitas barang pada industri

manufaktur. Pada industri manufaktur, kualitas barang yang dihasilkan ditentukan

oleh standar baku dan harga. Bila kualitas dibawah standar atau bila harganya

diatas standar untuk barang tertentu maka konsumen tidak akan mau membelinya.

Sedangkan pada bidang kesehatan, konsumen atau pasien berada pada posisi yang

tidak mampu menilai secara pasti kualitas pelayanan yang diterimanya. Bidang

Page 7: Makalah etika akper pemkab muna

keperawatan, tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa atau

produk pelayanan keperawatan yang dihasilakan sesuai dengan standar atau

keinginan pasien (Nursalam, 2002). Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut

maka yang paling bertanggung jawab adalah perawat. Kualitas pelayanan

keperawatan dinilai dari berbagai pelayanan itu, baik bagi perorangan maupun

populasi.

Penilaian kualitas pelayanan keperawatan, terdapat tahap-tahap yang harus

dijalani. Menurut Nursalam(2002), tahap pertama dalam proses ini adalah

penyusunan standar atau kriteria. Adalah sesuatu yang mustahil apabila mengukur

sesuatu tanpa adanya suatu standar yang baku. Tidak hanya harus ada standar,

tetapi pemimpin juga harus tanggap dan melihat bahwa perawat mengetahui dan

mengerti standar yang telah ditentukan tersebut, karena standar bervariasi

operasionalnya dalam setiap institusi dan perawat harus melaksanakan tugasnya

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tahap kedua adalah mengidentifikasi

informasi yang sesuai dengan kriteria. Informasi-informasi yang diperoleh

tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengukuran kualitas pelayanan

keperawatan.

Tahap tiga adalah identifikasi sumber informasi. Pemimpin harus yakin

terhadap sumber informasi yang didapatkan. Dalam melakukan pengawasan

kualitas pelayanan keperawatan, pemimpin dapat menemukan banyak informasi

dari pasien sendiri yang merupakan sumber yang sangat membantu. Tahap

keempat adalah mengumpulkan dan menganalisa data. Semua informasi yang

telah didapat dari pasien, dapat diadikan sebagai pengukuran kualitas pelayanan

keperawatan. Tahapan terakhir yaitu evaluasi ulang. Jika semua asuhan

keperawatan dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, maka evvaluasi ulang

tidak perlu dilakukan. Evaluasi ulang hanya akan dikerjakan apabila banyak

kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Penelitian

standar asuhan keperawatan, maka tindakan yang seharusnya dilakukan adalah

menetapkan standar keperawatan. Standar keperawatan yang telah terbentuk akan

membantu dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, yang konsisten,

Page 8: Makalah etika akper pemkab muna

kontiniu, dan bermutu. Standar keperawatan juga dapat melindungi pasien dari

tindakan yang salah yang dilakukan oleh perawat.

D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Keperawatan Prima

Menurut Nursalam (2002) keberhasilan pelaksanaan kegiatan menjamin

kualitas pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh berbagai factor yakni :

1. Faktor pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia. Dimana pengetahuan manusia umumnya diperoleh

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan dapat

diukur dengan wawancara atau angket terhadap responden tentang isi materi yang

diukur. Dalam pengetahuan yang ingin diukur disesuaikan dengan tingkatan

pengetahuan dalam kognitif (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan tenaga perawat

kepada kegiatan penjaminan mutu pelayanan keperawatan merupakan kegiatan

penilai, memantau atau mengatur pelayanan yang berorientasi pada klien

(Nurachmah, 2001).

Adapun tujuan dari penilaian mutu pelayanan keperawatan adalah untuk

meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien atau konsumen, menghasilkan

keuntungan atau pendapat institusi, mempertahankan eksistensi institusi,

meningkatkan kepuasan kerja sumber daya yang ada, meningkatkan kepercayaan

konsumen atau pelanggan serta menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar

yang berlaku. Pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika

pelaksanaan asuhan keperawatan dipersiapkan sebagai suatu kehormatan yang

dimiliki perawat dalam mempertahankan haknya untuk memberikan asuhan yang

manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etik profesi perawat yang

berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan,

implementasi rencana, dan evaluasi tindakan yang diberikan (Nuracmah,2001).

Pengetahuan perawat tentang penilaian mutu pelayanan keperawatan tidak

terrlepas dari standar praktik keperawatan yang telah ditetapkan oleh PPNI (2000)

Page 9: Makalah etika akper pemkab muna

yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yakni : pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

2. Faktor beban kerja

Bekera adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan

kepuasan. Dan aktifitas ini melibatkan baik fisik maupun mental (As’ad, 2001).

Beban kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberatkan pada

pencapaian aktifitas untuk melakukan suatu aktifitas. Beban kerja perawat yang

tinggi serta beragam dengan tuntutan institusi kerja dalam pencapaian kualitas

bermutu, jumlah tenaga yang tidak memadai berpengaruh besar pada pencapaian

mutu pelayanan yang diharapkan (Kusdijanto, 2000). Untuk itu perlu adanya

pengorganisasian kerja perawat yang tepat dan jelas (Swansburg, 2000).

Tujuan utama menyusun rencana pembagian tugas adalah untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya.

Pembagian tugas terdiri dari tiga aspek yaitu : pengembangan tugas, keterlibatan

dalam tugas, dan rotasi tugas (Nursalam, 2000). Dalam upaya untuk

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah dengan cara menjaga

kesinambungan antara beban kera perawat dan jumlah tenaga perawat yang

tersedia.

3. Faktor komunikasi

Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan

suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan

menerima (Nursalam, 2000). Komunikasi dalam praktik keperawatan professional

merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan pelayanan

keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain :

a.  Pendidikan

Merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya

yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat digunakan

untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo,

Page 10: Makalah etika akper pemkab muna

2003). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan

makin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga menggunakan komunikasi

terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya.

b.  Lama bekerja

Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin

lama seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan

makin baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003)

c.  Pengetahuan

Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang

dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan

pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan

Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya tahu,

memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

d.   Sikap

Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan

efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang

percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut

seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri dan menjadi pendengar

yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang terapeutik.

e.  Kondisi psikologi

Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan

melalui komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis

yang baik untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis

seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan

oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi

terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan

dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap

komunikasi serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.

Page 11: Makalah etika akper pemkab muna

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pelayanan keperawatan prima adalah pelayanan keperawatan profesional

yang memiliki mutu, kualitas, dbersifat efektif, efisien sehingga memberikan

kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan pelanggan

atau pasien. Pelayanan prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan

pelanggan atau masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan

oleh setiap pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan

demikian kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan

wajar dalam setiap transaksi.

B.     SARAN

Perawat membantu pasien untuk mencapai tingkat kesehatan optimum,

perawat membantu meningkatkan autonomi pasien mengekspresikan

kebutuhannya, perawat mendukung martabat kemanusiaan dan berprilaku sebagai

advokat bagi pasien, perawat menjaga kerahasiaan pasien, beriorentasi pada

akuntabilitas perawat, dan perawat bekera dalam lingkungan yang kompeten, etik,

dan aman (CAN,2001).

Prinsip pelayanan prima dibidang kesehatan:

1. Mengutamakan pelanggan

2. Sistem yang efektif

3. melayani dengan hati nurani

4. perbaikan berkelanjutan pemberdayaan pelanggan

Page 12: Makalah etika akper pemkab muna

DAFTAR PUSTAKA

www.ilmu keperawatan .info/askep/ makalah -pelayanan- prima -polri

http://sumberpencarianartikel.com/analisa-tingkat-kepuasan-pasien-pada-

pelayanan-keperawatan-prima/

http://www.ilmukeperawatan.info/askep/makalah-yang-berhubungan-dg-

pelayanan-prima

Page 13: Makalah etika akper pemkab muna

MAKALAH

BAGAIMANAKAH PELAYANAN

YANG BAIK DALAM PROSES KEPERAWATAN

UNTUK MENINGKATKAN ASKEP

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. FITRIADI 2. ALI 3. SUFARDIN 4. MAINA5. RATOMI 6. ULI FARLINA7. WA RUNIA8. ESTI

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2014

Page 14: Makalah etika akper pemkab muna

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas

berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah

ini kami buat guna memenuhi tugas dari dosen.

Makalah ini membahas tentang “ BAGAIMANAKAH PELAYANAN YANG

BAIK DALAM PROSES KEPERAWATAN UNTUK MENINGKATKAN

ASKEP”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa

Akper dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.

Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna,

maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku

dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan

saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Raha, Juni 2014

Penyusun

Page 15: Makalah etika akper pemkab muna

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………….....…........ i

DAFTAR ISI ………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………….......................1

B. Rumusan masalah................................................................................... 2

C. Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pelayanan Keperawatan Prima.......................................... 2

B.     Faktor-faktor pelayanan keperawatan prima........................................ 2

C.    Kualitas Pelayanan Keperawatan........................................................ 2

D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Keperawatan Prima.... 2

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………….................... 13

3.2 Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14