Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Documents
-
view
1.415 -
download
5
Embed Size (px)
Transcript of Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .
Pneumotorak adalah keadaan terdapat udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan
normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru eluasa mengembang terhadap rongga
udara pneumotoraks dapat terjadi secara spontan maupun traumatic. Pneumotoraks spontan
dibagi menjadi primer dan sekunder, pneumotorak traumatic dibagi menjadi iatrogenic dan
bukan itrogenik. (Barmawy. H)
Insidens pneumotoraks sedikit diketahui, karena episodenya banyak yang tidak
diketahui. Pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 5:1. pneumotorak spontan
primer (PSP) sering juga dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat penyakit paru sbelumnya.
PSP banyak dijumpai pada pria dengan usia antara 2 dan 4. salah satu penelitian menyebutkan
sekitar 81% kasus PSP berusia kurang dari 45 tahun. Seaton dkk melaporkan bahwa pasien
tuberculosis aktif mengalami komplikasi pneumotorak sekitar 2,4% dan jika ada kavitas paru
komplikasi pneumotoraks meningkat lebih dari 90%. (Barmawy. H)
Di Olmsted country, Minnesota, amerika, meiton et al melakukan penelitian selama 25
tahun pada pasien yang terdiagnosis sebagai pneumotoraks, didapatkan 75 pasien karena trauma,
102 pasien karena iatrogenic da sisanya 141 pasien karena pneumotoraks spontan. Dari 141
pasien tersebut 77 pasien PSP dan 64 pasien PSS. Pada pasien pneumotorak spontan didapatkan
angka incident sebagai berikut: PSP terjadi pada 7,4 per 100.000 pertahun untuk peria dan 2,0
per 100.000 tahun untuk wanita. (Barmawy. H)
Sesuai perkembangan dibidang pulmunologi telah sering dikerjakan pendekatan baru
berupa tindakan torakostomi disertai video (video-assisted thoracostomi), ternyata memberikan
banyak keuntungan pada pasien yang mengalami pneumotoraks relaps dan lama rawat inap di
RS yang lebih sigkat.

B. TUJUAN.
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah penulis mempu
mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan pneumotoraks secara komprehensif dan memperoleh pengalaman secara nyata
tentang pneumotoraks.
2. Tujuan Khusus.
Setelah dilakukan askep ini penulis mampu:
a. Melakukan pengkajian klien dengan pneumotoraks.
b. Mengidentifikasi data klien.
c. Menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian.
d. Merumuskan diagnosa keperawatan.
e. Menentukan prioritas masalah keperawatan.
f. Menyusun rencana keperawatan.
g. Melaksanakan tindakan keperawatan, berdasarkan rencana yang telah disusun dalam
intervensi keperawatan.
h. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan berdasarkan
criteria standard.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep penyakit
1. PENGERTIAN
Pneumotorak adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura.
Pneumotoraks adalah menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi
untuk mengalami akumulasi udara pada pleura yang berhubungan dengan cedera. Pada
keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang
terhadap rongga dada. Pneumotoraks dapat diklarifikasikan sesuai dengan penyebabnya :
1. Traumatic.
2. Spontan : Spontan primer, spontan sekunder.
3. Terapeutik : Bukan iatrogenic, iatrogenic.
Pneumotoraks juga dapat diklarifikasikan sesuai dengan urutan peristiwa yang
merupakan kelanjutan adanya robekan pleura:
1. Terbuka
2. Tertutub
3. Tekanan
2. ETIOLOGI.
Berdasarkan Penyebabnya .
Pneumotoraks Spontan
a. Pneumotoraks Spontan Primer. Terjadi tanpa ada riwayat penyakit paru yang
mendasari sebelumnya umumnya pada individu sehat dewasa muda, tidak
berhubungan. Dengan aktifitas fisik yang berat tetapi justru terjadi pada saat
istirahat da sampai sekarang belum diketahui penyebabnya .

b. Pneumotoraks Spontan Sekunder Suatu pneumotoraks yang terjadi karena
penyebab paru yang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial,
pneumonia, tumor paru, dan sebagainya).
Pneumotoraks traumatic Pneumotoraks yang terjadi akibat suatu penetral kedalam
rongga pleura karena luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum atau kanul.
a. Pneumotorak Traumatic Bukan Iatrogenic. Terjadi karena jejas kecelakaan,
jejas dada terbuka atau tertutub, barotraumas.
b. Pneumotoraks traumatic bukan iatrogenic. Terjadi Akibat Tindakan Oleh
Tenaga Medis, Dibedakan Lagi:
c.. Pneumotoraks traumatic iatrogenic aksidental Akibat tindakan medis karena
kesalahan atau komplikasi indakan tersebut, missal: pada tindakan
parasentetis dada, biopsy pleural dan lain-lain.
d. Pneumotoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate) Sengaja dikerjakan
dengan cara mengisis udara ke dalam rongga pleura melalui jarum dengan
suatu alat Maxwell box.
3. KLASIFIKASI
1.Berdasarkan terjadinya yaitu artipicial,traumaticdan spontan.
2.Berdasarkan lokasinya, yaitu pneumotoraksparietalis ,mediastinalisdan basalis.
3.Berdasarkan derajat kolaps ,yaitupeneumotoraks totalis danpartialis.
4.Berdasarkan jenis fistel:
V Peneumotoraks terbuka,peneumotoraksdimana ada hubunganterbuka antara
ronggapleura dan bronchus yangmerupakan dunia luar.
V Peneumotoraks tertutup,rongga pleuratertutup tidak adahubungan dengan
dunialuar,udara yang dulunyaada dirongga pleurakemungkinan positif oleh karena
diresorbsi dan tidkadanya hubungan lagidengan dunia luar,makatekanan udara di
ronggapleura menjadi negetif.
V Pneumotoraks ventil merupakanpeneumotoraks yangmempunyai tekanan
positifberhubungan denganadanya fistel di pleuravisceralis yang bersifat ventil.

4. DAMPAK TERHADAP BERBAGAI SISTEM TUBUH
• Robeknya pleura viseralis, udara masuk, tekanan cavum pleura negatif menyebabkan
Pneumothoraks sederhana tertutup
• Robeknya dinding dada dan pleura parietalis, udara masuk kedalam cavum pleura “
sucking wound” menyebabkan Pneumothoraks Terbuka
• Bila kebocoran pleura bersifat ventil, udara masuk saat inspirasi dan tidak dapat keluar
saat ekspirasi disebut Tension Pneumothoraks akan menyebabkan kolaps paru dan
terdorongnya isi rongga dada kasisi sehat, mengganggu aliran darah sehingga terjadi
shock non hemorrhagi.
• Udara bisa masuk ke bawah kulit menyebabkan Emfisema cutis.
• Udara masuk ke mediastinum disebut Emfisema mediastinal
5. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Normal tekanan negative pada ruang pleura adalah 10-12
mmhg.fungsinyamembantu pengembangan paru selamapentilasi.pada waktu inspirasi
tekananintra pleura lebih negatif daripadatekanan intra bronchial, maka paru
akanberkembangmengikuti diding thoraks sehingga udara dari luardimanatekananya nol (0 )
akan masuk bronchussampai ke alveoli.
Pada waktu ekspirasi dinding dadamenekan rongga dada sehingga tekananintra pleura lebih
tinggi dari tekanan di alveolus ataupun di bronchus sehinggauadaradi tekan keluar dari bronchus.
Tekanan intra bronchial meningkat apabila ada tahanan jalan nafas,tekanintra bronchial akan
lebih meningkat lagipada waktu batuk,bersin, ataumengejan , pada keadaan ini
giottistertutup.apabila di bagian perifer daribronchus atau alveolus ada bagian yang lemah maka
akan pecah atau robek .

Pneumotoraks terjadi disebabkan adanya kebocoran dibagian yang berisiudara
melaluirobekan atau pecahnyapleura.robekan ini akan berhubungandegan bronchus.Pelebaran
dari alveoli dan pecahnyasepta-septa alveoli yang kemudian membentuk suatu bula didekat
suatudaerah proses non sefesifik ataugranulomatous fibrosis adalah salah satusebab yang sering
terjadi pneumotoraks,dimana bula tersebut berhubugan denganadanya obstruksi emfisema
6. TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda dan gejala dari pneumothoraks yaitu:
1. peningkatan fekuensi pernafasan,
2. peningkatan kerja nafas,
3.penggunaan otot aksesori,
4. pernafasan pada dada, dan leher,
5. retraksi interkostae,
6.ekspirasi abdominal kuat,
7. bunyi nafas menurun atau tidak ada,
8. fremitus menurun,
9. perkusi dada hiperesonan,
10.dilatasi area terisi udara,
11.Adanya trauma dada.
12.Radiasi atau kemoterapi untuk keganasan.
7. PROSEDUR DIAGNOSTIK
• ? Sinar X dada : menyatakan akumulasiudara/cairan pada area pleural.
• ? Pa Co2 kadang-kadang menurun.
• ? Pa O2 normal / menurun.
• ? Saturasi O2 menurun (biasanya).
• ? Hb mungkin menurun (kehilangandarah).
• ? Toraksentesis : menyatakan darah/cairan
8. MANAJEMEN MEDIK

Manajemen Medik ini kami dapatkan dari sebuah bukuPneumotoraks adalah keadaan
dimana terdapat udara yang memasuki rongga Pleura antara paru-paru dan dinding dada (Long,
1996 : 486).Pneumotoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura
9. KOMPLIKASI
Komplikasi Pneumotoraks Biasanya terjadi karena pecahnya esophagus atau bronkus,
sehingga kelainan tersebut harus ditegakkan (insidennya sekitar 1%), pneumotoraks simultan
bilateral, insidennya sekitar 2%, pneumotoraks kronik, bila tetap ada selama waktu lebih dari tiga
bulan, insidennya sekitar 5% pada area yang terisi cairan (hematorak), observasi dan palpasi
dada : gerakan dada. Tidak sama bila trauma atau kempes, penurunan pengembangan toraks
(area yang sakit).
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Aktivitas Atau Istirahat Gejala : Dispnea dengan aktifitas atau istirahat.
2. Sirkulasi
Tanda :
a. Takikardi
b. Frekuensi tidak teratur atau disritmia.
c. S3 atau S4 atau irama gantung gallop.
d. Nadi apical berpindah.
e. Tanda homman.

f. Tekanan darah hipertensi atau hipotensi
g. DVJ (Denyut Ventrikel Jantung).
3. Integritas Ego
Tanda : Ketakutan atau gelisah.
4. Makanan atau Cairan.
Tanda : Ada pemasangan infuse.
5. Nyeri Atau Kenyamanan
Gejala :
(tergantung pada ukuran atauyang terlibat): Nyeri dada unilateral, meningkat karena pernafasan,
batuk. Timbul tiba-tiba. Gangguan sementara atau regangan (pneumotoraks spontan) tajam dan
nyeri, menusuk yang diperberat oleh nafas dalam, kemungkinan menyebar keleher, bahu,
abdomen (ekfusi pleura).
Tanda :
a. Berhati-hati pada area yang sakit.
b. Perilaku dismaksi.
c. Mengerutkan wajah.
6. Pernafasan
Gejala :
a. Kesulitan bernafas.
b. Batuk (mungkin).
c. Riwayat bedag dada atau trauma, penyakit paru kronis. Inflamasi atau infeksi paru interitislal
menyebar, keganasan.
d. Pneumotoraks spontan sebelumnya, rupture emfisema bula spontan, bleb sub pleural (PPOM).
Tanda :
peningkatan fekuensi pernafasan, peningkatan kerja nafas, penggunaan otot aksesori,
pernafasan pada dada, leher, retraksi interkostae, ekspirasi abdominal kuat, bunyi nafas menurun
atau tidak ada, fremitus menurun, perkusi dada hiperesonan, dilatasi area terisi udara, bunyipekat
pada area yang terisi cairan (hematorak), observasi dan palpasi dada : gerakan dada. Tidak sama
bila trauma atau kempes, penurunan pengembangan toraks (area yang sakit).

Kulit: pucat, stenosis, berkeringat, krebitasi sub kutan (udara pada jaringan dengan palpasi).
Mental: asietas, gelisah, bingung, pingsan. Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif atau
terapi PEEP.
Diagnosa Penunjang.
BGA
Ä Suhu : 36,1 C
Ä PH : 7,315
Ä PCO2 : 34,2 mmHg
Ä PO2 : 99,6 mmHg
Ä HCO3- : 17,6 mmCl/l
Ä O2Sat : 97,1 %
Ä Base Exece : -7,9 mmCl/l
Darah lengkap:
Ä Leukosit : 24.800/ml
Ä Hb : 17,7 gr/dl Ä PCV : 33,7 %
Ä Trombosit : 297.000/ ml
7. Keamanan
gejala :
a. Adanya trauma dada.
b. Radiasi atau kemoterapi untuk keganasan
1. Klasifikasi data
Data subyektif
1. klien mengatakan nyeri pada daerah dada
2 .klien mengatakan lemah untuk melakukan aktifitas
3.klien mengatakan cemas dengan penyakitnya
Data obyektif
1.ekspresi wajah meringis
2.klien nampak lemah

3.klien nampak gelisah
2. Analisa data
No Simptom Etiologi Problem1 Ds :
Klien mengatakan nyeri
pada daerah dada.
Do :
Ekspresi wajah meringis
Adanya udaraatau gas dalam
ronga pleura
Terjadinya pelepasan reseptor
kimiawi nyeri
Impuls di teruskan ke otak
Nyeri di persepsikan
Nyerin
2 Ds :
Klien mengatakan lemah
untuk melakukan aktifitas
Do :
Klien nampak lemah
Kelemahan fisik
Intoleransi aktifitas
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan mobilitas
fisik
3 Ds :
Klien mengatakan cemas
dengan penyakitnya
Do :
Klien nampak gelisah
Perubahan status kesehatan
Kurang pengetahuan tentang
penyakit
Koping tidak efektif
Ansietas keluarga

Stres psikologis
ansietas
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan pada waktu mengambil napas di mana terjadi gesekan
pada dinding pleura dan paru di tandai dengan:
Ds: klien mengatakan nyeri pada daerah dada
Do:wajah nampak meringis
Toleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dengan
kebutuhan oksigen di tandai dengan:
Ds : klien mengatakan lemah melakukan aktifitas
Do : klien nampak lemah
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan di tandai dengan :
Ds : klien mengatakan cemas dengan penyakitnya
Do : klien tampak gelisah
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Tujuan Intervensi Rasional 1 Tupan :
Setelah di berikan tindakan
keperawatan selama 2 hari
gangguan rasa nyaman nyeri
teratasi
Tupen :
Setelah di berikan tindakan
keperawatan selama 1 hari
1. observasi tingkat nyeri
2. beri posisi yang nyaman
pada klien
3. ajarkan pengguanaan
teknik distraksi dan relaksasi
4. obserfasi tanda tanda fital
1. membantu evaluasi
derajat ketidak
nyamanan dan ke
efektifan analgetik
2. dapat meningkatkan
rasa nyaman bagi klien
dan melancarkan
sirkulasi

gannguan rasa nyaman nyeri
berangsur angsur teratasi
dengan kriteria:
Ekspresi wajah tenang
3. mengalihkan perhatian
dari rasa nyeri
4. dapat mengetahui
untuk melakukan
tindakan selanjutnya2 Tupan :
Setelah di berikan asuhan
keperawatan selama 2 hari
klien mengatakan mobilitas
fisik/baik.
Tupen :
Setelah di berikan tindakan
keperawatan selama 1 hari
gangguan mobilitas fisiknya
berangsur-angsur membaik
dengan kriteria
- Keadaan umur baik
- Klien bergerak
dengan baik
1. pantau tingkat kemampuan
klien untuk melakukan
pergerakan
2. anjurkan untuk melakukan
latihan merenggakan
3. ajarkan pasien teknik
relaksasi
1. menambah data dasar
untuk intervensi
selanjutnya
2. membantu
menurunkan spastisitasi
3. teknik relaksasi dapat
mengalihkan perhatian
klien terhadap nyeri
3 Tupan :
Setelah di berikan tindakan
keperawatan selam 2 hari
ansietas dapat teratasi
Tupen :
Setelah di berikan tindakan
keperawatan selama 1 hari
ansietas dapat berkurang
dengan kriteria:
- Klien nampak tenang
1. observasi tingkat
kecemasan klien
2. beri penjelasan kepada
klien tentang penyakit yang
di alaminya
3. libatkan klien dalam
pengambilan keputusan dan
rencana tindakan
1. Sebagai data dasar
untuk tindakan
selanjutnya.
2. menambah
pengetahuan dan
mengurangi kecemasan
3. dapat menurunkan
kekhawatiran klien
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Implementasi Evaluasi

1 1. Mengkaji tingkat nyeri klien.
2. memberikan posisi yang nyaman pada
klien
3. mengajarkan dan membimbing klien
dalam trapai relaksasi dan distraksi yaitu
dengan mengajarkan teknik napas dalam
dan pengalihan perhatian klien dengan
cerita
S : klien mengatakan nyeri pada dada sedikit
berkurang
O : ekspresi wajah tenang
Nyeri berkurang
A : masalah sebagian teratasi
P : interfensi di lanjutkan
2 1. memantau kemampuan klien dalam
beraktifitas
Hasil : klien sudah dapat bergerak secara
perlahan-lahan
2. memantau aktifitas klien sesuai
kebutuhan.
Hasil : klien kooperatif
3. menganjurkan keluarga klien untuk
membantu ADL selama proses
penyembuhan .
Hasil : keluarga kooperatif.
S : klien mengatakan kondisinya mulai
membaik
O : klien nampak tenang
A : masalah teratasi
P : interfensi di pertahan kan
3 1. mengkaji tingkat kecenasan klien
Hasil : klien nampak tenang
2. memberi penjelasan ke pada klien
tentang penyakitnya dan pengobatannya
Hasil : klien kooperatif
3. memberi kesempatan kepada klien
untuk menggungkapkan perasaanya.
Hasil : klien menggungkapkan perasaan
ya.
S : klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
terhadap penyakitnya
O : klien nampak tenang
A : masalah teratasi
P : intervensi di pertahankan


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Kasus Dan Pembahasan Diatas, Kami Dapat Mengambil Kesimpulan Bahwa.
1. Pada pengkajian sirkulasi dan integritas ego terdapat perbedaan antara kasus dan teori.
2. Pada intervensi dan implementasi, tidak semua dapat dilakukan karena menyesuaikan
dengan kondisi dan situasi klien.
B. SARAN
1. Dengan adanya perbedaan antara teori dan kasus, diharapkan perawat dapt melakukan
pengkajian dengan benar dan tepat sehingga intervensi yang dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Perawat dalam melakukan intervensi dan implementasi hendaknya tidak hanya mengacu
pada teori yang ada, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi klien.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Linda Jual. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6 :
Jakarta. EGC.
Doengoes, M.et.al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta : EGC
Price. A. Silvia, Wilson. M. Lorrame. 1995.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGCono, Stamet. 2001.
Buku Ajar IPD Jilid 2 Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit FKUI


KATA PENGATAR
Assalamu allaikum Wr. Wb……
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Trauma Dada Pneumothoraks”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran KMB, sebagai tahapan dalam mengikuti proses perkuliahan
sebagaimana bisa.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Raha, Maret 2013

Penyusun
Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Trauma Dada
Pneumothoraks
Di Susun Oleh :
Kelompok 13
1. MUHLIS
2. RAHMAN RAHIM

3. RAHMATUL ILHAM
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN
MUNA
2013
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..............................................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................................
Bab I. Pendahuluan..........................................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................................
Bab II. Pembahasan..........................................................................................................................
A. Konsep Penyakit.............................................................................................................
1. Pengertian............................................................................................................
2. Etiologi.................................................................................................................
3. Klasifikasi.............................................................................................................

4. Dampak terhadap berbagai sistem tubuh.............................................................
5. Pato fisiologi dan penyimpangan KDM...............................................................
6. Tanda dan gejala..................................................................................................
7. Prosedur diagnostik..............................................................................................
8. Manajemen medik................................................................................................
9. Komplikasi...........................................................................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................................
1. Pengkajian pada setiap kelainan...........................................................................
- Klasifikasi Data.........................................................................................
- Analisa Data..............................................................................................
- Prioritas Masalah.......................................................................................
2. Diagnosa..............................................................................................................
3. Intervensi.............................................................................................................
4. Implementasi.......................................................................................................
5. Evaluasi...............................................................................................................
Bab III. Penutup..............................................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
Daftar Pustaka

13. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Trauma Dada Pneumothoraks
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Klasifikasi.
4. Dampak terhadap berbagai sistem tubuh
5. Pato fisiologi dan penyimpangan KDM
6. Tanda dan gejala
7. Prosedur diagnostik
8. Manajemen medik
9. Komplikasi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian pada setiap kelainan
- Klasifikasi Data
- Analisa Data
- Prioritas Masalah
2. Diagnosa
3. Intervensi.
4. Implementasi
5. Evaluasi
