Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA

31
ASKEP GADAR DIABETES MILITUS KELOMPOK 4

Transcript of Askep gadar AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

ASKEP GADAR DIABETES MILITUS

KELOMPOK 4

Page 2: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

A. PENGERTIAN

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala

yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh

karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)

darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun

relatif (Arjatmo, 2002).

Page 3: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

B. ETIOLOGI Virus dan Bakteri

Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melaluimekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atauperusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yangmenyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat bakterimasih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukupberperan menyebabkan DM.

Bahan Toksik atau Beracun.

Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan,pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lainadalah sianida yang berasal dari singkong.

Genetik atau Faktor Keturunan

Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan.Anggota keluarga penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besarterserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidakmenderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM merupakan penyakityang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadipenderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yangmembawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

Page 4: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

D. KLASIFIKASIJenis diabetes

1. Diabetes Melitus Tipe 1 (DM Tipe 1).

Kekerapan DM Tipe 1 di negara barat + 10% dari DM Tipe2. Di negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambarankliniknya biasanyatimbul pada masa kanak-kanak danpuncaknya pada masa akil balig. Tetapi ada juga yangtimbul pada masa dewasa.

2. Diabates Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2)

DM Tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan(lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah umur 40dengan catatan pada dekade ketujuh kekerapan diabetesmencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rataorang dewasa.

3

Page 5: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

3. Diabetes Melitus Tipe Lain

Ada beberapa tipe diabetes yang lain seperti defekgenetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin,penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obatatau zat kimia, infeksi, sebab imunologi yang jarangdan sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.

4. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yangtimbul selama kehamilan. Jenis ini sangat pentingdiketahui karena dampaknya pada janin kurang baikbila tidak ditangani dengan benar.

Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasadengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring

Page 6: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

D. PATOFISIOLOGIDalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkanglukosa ke dalam sel. Insulin adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.

1. Pankreas

Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulansel yang disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon insulinuntuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga srl alfa yang memproduksi glukagonyang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel deltayang mngeluarkan somastostatin.

2. Kerja Insulin

Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untukkemudian di dalam sel, glukosa itu dimetabolismekan menjadi tenaga.

3. Patofisiologi DM Tipe 1

Mengapa insulin pada DM Tipe 1 tidak ada? Ini disebabkan oleh karena pada jenis ini timbul reaksiotoimun yang disebabkan karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Ini menyebabkantimbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta)dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta.

Page 7: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

4) Patofisiologi DM Tipe 2

Pada DM Tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyaktetapi reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel kurang.Reseptor inulin ini diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk kedalam sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang,hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karenalubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk selakan sedikit, sehingga sel akan kekurangan glukosa dan glukosa didalam darah akan meningkat. Dengan demikian keadaan ini samadengan pada DM Tipe 1. Perbedaanya adalah DM Tipe 2 disampingkadar glukosa tinggi,juga kadar insulin tinggi atau normal. Keadaanini disebut resistensi insulin.

Faktor-faktor yang banyak berperan sebagai penyebab resistensiinsulin:

1. Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel)

2. Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat

3. Kurang gerak badan

4. Faktor keturunan (herediter)

Page 8: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan sering

kencing terutama malam hari, banyak makan serta berat badan

yang turun dengan cepat.

Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan

pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan

jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada

ibu-ibu sering melahirkan bayi di atas 4 kg.

Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan

adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena

pada saat periksa kesehatan diemukan kadar glukosa darahnya

tinggi.

Page 9: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

F. KOMPLIKASI

Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan secara kronik, yaitutimbul beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap diabetesmellitus.

Komplikasi Akut Diabetes Mellitus

Dua komplikasi akut yang paling penting adalah reaksi hipoglikemia dankoma diabetik.

1. Reaksi Hipoglikemia

2. Koma Diabetik

Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus

Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darahdi seluruh bagian tubuh (angiopati diabetik). Untuk kemudahan, angiopatidiabetik dibagi 2 :

1. Makroangiopati (makrovaskular)

2. Mikroangiopati (mikrovaskular)

Page 10: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan dengan adanya gejala khas DM

berupa poliuria, polidipsia, lemas,dan berat badan turun. Gejala lain yang

mungkin dikemukakan oleh pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan

impotensia pada pasien pria,serta pruritus dan vulvae pada pasien wanita.

Jika keluhan dan gejala khas, ditemukannya pemeriksaan glukosa darah

sewaktu yang >200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.

Umumnya hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang baru satu kali saja

abnormal belum cukup untuk diagnosis klinis DM.

Kalau hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaan TTGO

diperlukan untuk konfirmasi diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan

gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah

beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa pernah 2 kali

abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM, baik pada 2 pemeriksaan yang

berbeda ataupun adanya 2 hasil abnormal pada saat pemeriksaan yang sama.

Page 11: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

A.PENGKAJIAN1.Pengumpulan data

Identitas Klien

Fokus berisi mengenai jenis kelamin, usia, suku/ bangs

Identitas Penanggungjawa

Riwayat KesehataN

o Keluhan UtamaKlien diabetes mellitus datang dengan keluhan luka

yang tidak kunjung sembuh, mual, muntah, penurunankesadaran, disamping keluhan lain yang menyertai sepertimudah lelah, sering kencing, sering lapar, sering haus, adanya kesemutan atau baal-baal pada daerah ekstrimitasatau juga karena telah terjadi komplikasi diabetic baik akutmaupun kronik

Page 12: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

o Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum

cenderung mengeluh nyeri pada daerah lukanya dengan

kualitas nyeri yang tajam dan kuantitas nyeri yang hilang

timbul. Nyeri yang dirasakan klien diabetes mellitus dengan

ulkus diabetikum bertambah bila klien bergerak untuk

merubah posisinya dan berkurang jika beristirahat. Nyeri

yang dirasakan klien diabetes mellitus dengan ulkus

diabetikum cenderung berada pada nyeri sedang sampai

dengan berat dan berada pada skala nyeri 5 – 10 (skala 1 –

10 menurut Smeltzer).

o Riwayat Kesehatan Dahulu

Kaji adanya riwayat obesitas, riwayat pankreatitis

kronis,riwayat glukosauria,ataupun terapi obat lainnya

Page 13: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

o Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung

disebabkan oleh adanya riwayat penyakit yang sama pada

anggota keluarganya. Selain itu juga cenderung disebabkan

oleh factor lingkungan rumah yang kurang sehat serta

riwayat gizi keluarga yang buruk sehingga berdampak pada

kesehatan anggota keluarga.

Page 14: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

2.Pemeriksaan fisik

Primeri survey

o Air wey

Biasanya pada pasien DM tdk memiliki sumbatan jalan nafas maupunfraktur serfikal

o Birthing

Look

Biasanya ditemukan kembang kempis dada seimbang namunfrekuensinya lebih cpat dari biasanya,adanya sianosis sentral maupunperifer,adanya otot bantu pernafasan

Listen

Dipsnue,untuk suara tambahan tidak ada,frekuensi nafas lebih darinormal

Feel

Biasanya ada aliran udara namun kekuatannya lebih kencang

o Circulation

Untuk pasien dengan luka,biasanya ada pendarahan,nadi terabalemah,adanya sianosis,gangguan pada TD,aritmia jantung,capilari refiltime > 3 detik

Page 15: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

SECENDARI SURVEY

Keadaan umum

Kesadaran

TTV

Kardiovaskuler

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung mengalami

penyakit jantung koroner atau akut miokard infark (AMI), angina

pectoris yang dimanifestasikan dengan perubahan pola gambaran

EKG (Elektrokardiografi), perubahan irama, bunyi dan frekuensi

denyut jantung. Selain itu juga ditemukan adanya penurunan

kekuatan denypeningkatan waktu pengisian kapiler (Capilary Refil

Time) > 3 detik yang pada tahap lanjut dapat menimbulkan

peningkatan JVP (Jugular Venous Pressure) sebagai dampak dari

peningkatan osmolaritas plasma akibat hiperglikemiaut nadi perifer,

perubahan tekanan darah,

Page 16: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

oRESPIRASI

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan

adanya pola napas klien yang cepat dan dalam .pada

keadaan istrahat,batuk tanpa sputum tergantung ada tdaknya

infeksi.frekuensi nafas >24 kali per menit dengan bau nafas

aseton

GASTROINTESTINAL

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan

adanya mual, muntah). Selain itu juga ditemukan adanya

konstipasi dan penurunan frekuensi bising usus dan distensi

abdomen

Sistem Panca Indera (Pengihatan)

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung mengalami

penurunan fungsi ketajaman penglihatan (penurunan visus),

penglihatan ganda (diplopia), perubahan diameter pupil

dimana pupil cenderung mengalami dilatasi, peningkatan

tekanan intraokuler, kekeruhan lensa (katarak) dan pada

tahap lanjut menyebabkan lapang pandang berkurang.

Page 17: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

perkemihan

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya

perubahan yang berkaitan dengan status cairan dan elektrolit berupa

mukosa mulut kering, turgor kulit > 2 detik, kadar elektrolit cenderung

menurun dan pada tahap lanjut dapat menyebabkan perubahan

fungsi ginjal(Nefropati) sebagai dampak dari hiperglikemia yang

dimanifestasikan dengan meningkatnya ureum, kreatinin plama dan

urine

Sistem Muskuloskeletal

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya

kelemahan, kram otot, penurunan tonisitas, kekuatan dan massa

otot. Selain itu juga ditemukan adany penurunan ROM (Range of

Motion)

Sistem Integumen

Klien dengan diabetes mellitus tipe II yang disertai dengan adanya

ulkus diabetikum cenderung ditemukan adanya erosi pada kulit,

warna kulit pada daerah luka cenderung kehitaman, perubahan

system thermoregulasi tubuh yang dimanifestasikan dengan

perubahan suhu tubuh secara signifikan, akral cenderung teraba

dingin

Page 18: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

Persyarafan

Klien dengan diabetes mellitus tipe II cenderung ditemukan adanya

keluhan pusing, vertigo, baal-baal atau kesemutan pada ekstrimitas

atau bahkan mengalami penurunan tingkat kesadaran yang

disebabkan oleh koma hiperglikemik. Selain itu juga pada tahap

yang lebih lanjut dapat menyebabkan terjadinya penyakit

serebrovaskular berupa penyakit stroke dengan jenis TIA (Transient

Ischemic Attact), perubahan fungsi saraf cranial, perubahan fungsi

sensori-motor dan perubahan refleks neurologis.

Pemeriksaan Penunjang

Gula darah meningkat >200 mg/dl

Aseton plasma positif

Osmolaritas serum meningkat >330m osm/lt

Gas darah arteri dng PH rendah

Insulin darah menurun

Pada urin mengandung glukosa dan aseton positf

Trombosis darah mungkin meningkat

Page 19: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

oTERAPI

Pada diabetes tipe II, insulin mungkin diperlukan

sebagai terapi jangka panjang untuk

mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan

obat hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya

Obat hipoglikemia oral(OHO)seperti

sulfonyiurea,biguanid,inhibitor alfa glukosidase dan

insulin sensitizing agen

Diet

Latihan

Pemantauan kadar glukosa darah

Page 20: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA
Page 21: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

ANALISA DATA

simtom etiologi problem

Ds=---

Do=klien nampak lemas

Adanya faktor penyebab

Metabolime protein

meningkat

Asam amino menurun

Glukoneogenesis

meningkat

Hiperglikemia

Hiper osmolaritas

Hipoksia jaringan

Gangguan perfusi jaringan

Gangguan perfusi jaringan

Page 22: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

DS=----

DO=muka nampak

meringis dengan skala

nyeri 6(0-10)

Adanya faktor penyebab

Metabolisme protein

meningkat

Asam amino menurun

Glukoneogenesis

meningkat

Hipoglikemia

Darah sukar mumbeku

Luka tdk kunjung sembuh

Merangsang reseptor

kimia

Hipotalamus

Nyeri di presepsikan

nyeri

Page 23: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

DS=---

DO=Berat badan klien

menurun,klien nampak

kurus

Page 24: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia jaringanditandai dengan

DS=----

DO=klien nampak lemas,nadi lambat dan lemah,penurunanTD

Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit ditandai dengan

DS=----

DO=klien nampak meringis,skala nyeri 6(0-10)

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yg tdkadekuat ditandai dengan

DS=---

DO=klien nampak kurus,BB klien menurun

Defisit cairan berhubungan dengan diuresis osmotic, dan kurangasupan cairan ditandai dengan

DS=--

DO=klien nampak pucat

Page 25: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

PERENCANAAN

Gangguan perfusi jaringan perifer bd hipoksia

jaringan

Obserfasi tanda tanda fital

Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat

tidur

Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai

pesanan

Amati adanya hipotensi mendadak

Ukur masukan dan pengeluaran

Pantau elektrolit

Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

Page 26: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

Nyeri bd kerusakan jarinan kulit

Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, karakter, da intensitas

nyeri

Tinggikan dan sokong area luka dengan mengguankan

bantalan

Berikan tindakan kenyamanan dasar, contoh pijatan

punggung, dan perubahan posisi

Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh

relaksasi progresif, nafas dalam, bimbingan imajinasi, dan

visualisasi

Libatkan klien dan keluarga dalam penentuan jadwal aktivitas,

dan pemberian obat

Berikan aktivitas teutapeutik yang tepat sesuai dengan usia

dan kondisi

Berikan analgetik sesuai dengan indikasi

Page 27: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

Nutrisi kurang dari kebutuhan bd intake yg tdk adekuat

Timbang berat badan setiap hari atau setiap indikasi.

Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki.

Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahantingkat kesadaran, kulit lembab dan dingin, denyut nadicepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala, pusing, dansempoyongan.

Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, perutkembung, mual, dan muntah.

Berilah makanan cair yang mengandungzat makanan danelektrolit dengan segera jika pasien sudah mendapatkantoleransinya melalui pemberian cairan oral dan selajutnyaupayakan pemberian makanan padat sesuai dengan yang dapat ditoleransi oleh klien.

Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai denganindikasi.

Pantau pemeriksaan lasoratorium seperti ; glukosa darah, Ph, HCO3

-.

Lakukan konsultasi dengan ahli gizi

Page 28: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

Defisit cairan berhubungan dengan diuresis osmotic, dan

kurang asupan cairan

Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan

tekanan darah orthostatik

Kaji nadi perifer pengisian kapiler, turgor kulit, dan

membaran mukosa

Pantau intake dan output, catat berat jenis urine

Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500

ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung. Jika

pemasukan cairan sudah dapat diberikan

Tingkatkan lingkungan yang dapat memberikan rasa

nyaman dengan menyelimuti klien dengan selimut tipis

Kolaborasi pemberian terapi cairan sesuai dengan indikasi

Page 29: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

IMPLEMENTASI

Implementasi dapat dilaksanakan hampir

secara keseluruhan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan dengan melibatkan peran serta

klien dan keluarga selama melakukan tindakan.

Selain itu juga didukung oleh adanya kerja sama

antara dokter, perawat ruangan dan penyusun

sendiri selama melaksanakan asuhan

keperawatan.

Page 30: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

EVALUASI

Tiga dari tujuh diagnosa keperawatan dapat diatasi

sesuai dengan criteria waktu yang telah ditetapkan

dan empat diagnosa belum teratasi secara

keseluruhan, yaitu gangguan rasa nyaman : nyeri,

deficit cairan, gangguan integritas kulit dan risiko

injuri.

Page 31: Askep gadar  AKPER PEMKAB MUNA

ERIMA KASIH