MAKALAH ETIKA

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang saat ini yang sudah dianggap biasa karena mengikuti perkembangan zaman dan karena dampak dari globalisasi yang negatif, berdampak juga pada cara berpakaian masyarakat terutama anak remaja yang sudah mulai melanggar etika berpakaian dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini tidak terlepas dari perilaku teman-teman sebaya mereka yang tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman, dank arena kurangnya pengawasan orang tua terhadap hal berpakaian yang sopan. Etika berpakaian adalah merupakan suatu hal yang dapat mncerminkan seseorang dalam karakter atau kepribadian yang dimiliki oleh orang tersebut. Etika berpakaian salah satunya merupakan etika yang sangat mendominasi dalam kehidupan sehari-hari dalam pergaulan dan berinteraksi dengan masyarakat. Etika berpusana pada zaman sekarang banyak dilanggar oleh masyarakat terutama kalangan anak remaja, tanpa disadari oleh anak remaja atau mereka yang telah melanggar etika dalam berpakaian dengan alasan mengikuti mode atau perkembangan zaman yang semakin 1

description

etika berpakaian

Transcript of MAKALAH ETIKA

Page 1: MAKALAH ETIKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah yang saat ini yang sudah dianggap biasa karena mengikuti

perkembangan zaman dan karena dampak dari globalisasi yang negatif,

berdampak juga pada cara berpakaian masyarakat terutama anak remaja yang

sudah mulai melanggar etika berpakaian dalam kehidupan sehari-hari . Hal ini

tidak terlepas dari perilaku teman-teman sebaya mereka yang tidak ingin

dikatakan ketinggalan zaman, dank arena kurangnya pengawasan orang tua

terhadap hal berpakaian yang sopan.

Etika berpakaian adalah merupakan suatu hal yang dapat mncerminkan

seseorang dalam karakter atau kepribadian yang dimiliki oleh orang tersebut.

Etika berpakaian salah satunya merupakan etika yang sangat mendominasi dalam

kehidupan sehari-hari dalam pergaulan dan berinteraksi dengan masyarakat.

Etika berpusana pada zaman sekarang banyak dilanggar oleh masyarakat

terutama kalangan anak remaja, tanpa disadari oleh anak remaja atau mereka

yang telah melanggar etika dalam berpakaian dengan alasan mengikuti mode

atau perkembangan zaman yang semakin moderen. Etika berpakaian

kelihatannya sangatlah sepele akan tetapi jika kita renungkan sangatlah besar

pengaruhnya bagi tiap individu.

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan

keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu

pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman budaya tersendiri.

Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Pada

kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan sebagian masyarakat

Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini

1

Page 2: MAKALAH ETIKA

mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-

lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat

Indonesia yang suka meniru.

Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak

memegang amanah dalam menjaga citra nama Bangsa yang menganut adat

budaya timur. Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara

yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.

Perkembangan zaman era Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga

membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala

bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-

negara Barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar televisi, koran,

Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai

orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-

orang Barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif

yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara

Barat itu sendiri makin maju dan modern diiringi pula dengan bebasnya mereka

dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi

suatu kebiasaan yang membudaya.

Kebiasaan-kebiasaan orang Barat yang telah membudaya tersebut hampir

dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang

celakanya kebudayaan orang-orang Barat tersebut yang sifatnya negatif dan

cenderung merusak serta melanggar norma-norma ke timuran kita sehingga

ditonton dan ditiru oleh orang-orang kita terutama para remaja yang

menginginkan kebebasan seperti orang-rang Barat. Kebudayan-kebudayaan

Barat tersebut dapat kita mulai dari gaya berpakaian salah satunya.

2

Page 3: MAKALAH ETIKA

B. Tujuan

Tujuan Umum :

Siswa dapat mengetahui etika dalam berpakaian dengan sopan dan baik.

Tujuan Khusus :

1. Siswa dapat mengerti fungsi utama pakaian bagi dirinya.

2. Siswa dapat menerapkan cara berpakaian yang baik dan sopan pada dirinya .

3. Siswa dapat mengikuti perkembangan zaman dalam berpakaian tanpa

menyampingkan etika dalam berpakaian yang baik dilingkungan masyarakat.

3

Page 4: MAKALAH ETIKA

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Etika Berpakaian

1. Pengertian Etika Berpakaian

Pengertian Etika, dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara

hingga pergaulan hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang

mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan

pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan

sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman

pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat

agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan

kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan

sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan

hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya

etika di masyarakat kita.

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah

“Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika

biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari

bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti

juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan

yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika

dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari

terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang

dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang

berlaku.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih

menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik

4

Page 5: MAKALAH ETIKA

(su). Dan yang kedua adalah akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti

ilmu akhlak.

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat

berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk

melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan

kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan,

ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Perkembangan dan jenis-

jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang

memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan keamanan

selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan

penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan

penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan

kuman.

Etika berpakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

Dalam arti luas pakaian merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri

seseorang mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seseorang dikatakan

berbusana dengan baik bila mengenakan pakaian yang serasi dengan

perlengkapan yang dikenakannya dan sesuai pula dengan kesempatan dan

waktu pemakaian.

Etika berpakaian berkaitan dengan syarat kesopanan bagi masyarakat

yang beradab ialah untuk memenuhi rasa kesusilaan. Hal ini didukung oleh

adanya agama, adat istiadat, dan tata pergaulan, oleh karena itu dalam

memilih pakaian selain mengikuti mode harus mempertimbangkan norma

yang ada dimasyarakat. Berpakaian menciptakan gambaran tentang siapa diri

anda, tentang karakter anda, apalagi ketika orang lain masih miliki informasi

yang minim tentang diri anda.

5

Page 6: MAKALAH ETIKA

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam etika berpakaian:

1. Menutup aurat bagian tubuh.

Selalu menutup bagian tubuh ini karena jika tidak ditutup dapat

memunculkan rangsangan kepada kaum laki – laki yang melihatnya.

2. Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lingkungan.

Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian

untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di luar

rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai

pakaian tipis.

3. Tampak rapi, bersih, sehat, dan ukurannya pas.

Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih, disetrika

rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan. Pakaian yang

kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun kepada

orang lain yang ada di sekitarnya.

4. Tidak mengganggu orang lain.

Pakailah baju yang biasa saja tidak mengganggu akivitas maupun

kenyamanan orang lain. Contoh : menggunakan gaun wanita dengan ekor

puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di tempat seperti di

bus umum.

5. Tidak melanggar hukum negara dan hukum agama.

Sebelum memakai pakaian ada baiknya kita mengingat hukum di dalam

maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan

dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut.

Dimana bumi di pijak, di situ langit di junjung.

6

Page 7: MAKALAH ETIKA

2. CaraBerpakaian

a. Berbusana pada saat tidur:

Pakaian yang longgar

Tidak mengganggu gerak tubuh

Tidak cocok untuk dipakai diluar rumah

Contoh : piyama, daster, babydoll

b. Berbusana pada saat kerja : di sesuaikan pada kondisi tempat instansi

kerja.

c. Berbusana pada saat rekreasi,piknik, jalan jalan : model yang santai dan

praktis. Contoh : T-Shirt, jeans rok dan sebagainya.

d. Berbusana pada saat menjenguk orang sakit, melayat, pergi ke

pemakaman :

Pilihlah busana bewarna agak gelap (hitam,abu – abu,biru tua, putih)

Model busana tidak menampilkan kemewahan

3. Fungsi Pakaian

Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga

pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan

perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya,

sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.

Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat. Pakaian

bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk

hujan, salju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari.

Pakaian juga mengurangi tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau

olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya

lingkungan tertentu, seperti serangga, bahan kimia berbahaya, senjata, dan

7

Page 8: MAKALAH ETIKA

kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan

dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.

4. Aspek budaya

Dalam kebanyakan budaya, perbedaan pakaian antara kedua jenis

kelamin dianggap pantas untuk laki-laki dan perempuan. Perbedaan dalam

gaya, warna dan kain.

Dalam masyarakat Barat, rok, gaun dan sepatu hak tinggi biasanya

dilihat sebagai pakaian perempuan, sementara dasi biasanya dilihat sebagai

pakaian pria. Celana pernah dilihat sebagai pakaian khusus laki-laki, tetapi

saat ini dikenakan oleh kedua jenis kelamin. Pakaian pria kadang-kadang

lebih praktis dari pada pakaian perempuan (yaitu, mereka dapat berfungsi

dengan baik dalam berbagai macam situasi), tetapi pakaian wanita kadang-

kadang lebih luas dalam hal model dari pada pakaian pria. Pria biasanya

diperbolehkan untuk bertelanjang dada dalam berbagai tempat umum, seperti

di kolam berenang. Biasanya wanita diperbolehkan memakai pakaian pria.

Namun sebaliknya, pria yang memakai pakaian wanita seringkali dianggap

aneh.

Dalam beberapa budaya, hukum mengatur apa yang pria dan wanita

diharuskan memakai. Agama Islam memerlukan perempuan untuk memakai

bentuk-bentuk yang lebih sederhana dari pakaian, biasanya jilbab. Apa yang

memenuhi syarat sebagai sederhana bervariasi dalam masyarakat yang

berbeda, namun, wanita biasanya diperlukan untuk menutup tubuh mereka

lebih banyak dari laki-laki. Pria kadang-kadang dapat memilih untuk memakai

rok pria seperti togas atau kilt, terutama pada acara-acara seremonial. pakaian

seperti itu (di masa sebelumnya) sering dipakai sebagai pakaian sehari-hari

normal dengan laki-laki. Dibandingkan dengan pakaian pria, pakaian wanita

cenderung menarik, sering dimaksudkan untuk memperlihatkan kepada laki-

8

Page 9: MAKALAH ETIKA

laki. Di negara-negara industri modern, perempuan lebih cenderung memakai

rias wajah, perhiasan, dan pakaian berwarna-warni, sedangkan di sangat

tradisional budaya perempuan dilindungi dari tatapan pria dengan pakaian

sederhana.

5. Status Sosial

Di sebagian masyarakat, pakaian dapat digunakan untuk menunjukkan

peringkat atau status. Di Roma kuno, misalnya, hanya para senator yang

diizinkan untuk memakai pakaian yang dicelup dengan warna ungu Tyrian. Di

Cina, sebelum pembentukan republik, hanya kaisar bisa memakai pakaian

berwarna kuning. Dalam masyarakat tanpa hukum ini, yang mencakup

sebagian besar masyarakat modern, status sosial bukan ditandai dengan

pembelian barang langka atau mewah yang dibatasi oleh biaya kepada mereka

dengan kekayaan atau status.

6. Agama

Pakaian Agama mungkin dianggap sebagai pakaian spesial. Pakaian

agama terkadang dipakai hanya selama kinerja upacara keagamaan. Namun,

juga dapat dipakai sehari-hari sebagai penanda status agama khusus.

B. Etika Berpakaian dalam Lingkungan Kampus

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia berpakaian.

Membicarakan tentang etika berpakaian dalam dunia perkuliahan, kita pernah

melihat mahasiswi yang menggunakan pakaian yang sepertinya kurang pantas ia

kenakan dalam lingkungan kampus. Dimana kala itu ia mengenakan rok pendek

dengan stocking hitam tipis, memakai make-up yang berlebihan, dan bertutur kata

agak kurang baik. Bukan ingin menghakimi orang lain hanya karena saya

9

Page 10: MAKALAH ETIKA

berpakaian yang biasa saja ke kampus, tetapi dengan melihat seseorang

berpakaian seperti itu kami sebagai mahasiswi/mahasiswa merasa prihatin.

1. Berpakaian yang baik dalam lingkungan kampus dapat kita lakukan

seperti :

a. Berpakaian yang sopan

Sebaiknya dalam lingkungan kampus berpakaianlah yang

sopan. Tidak harus mengenakan kemeja dan rok seperti saat

praktikum, tetapi pakaian yang tidak terbuka (memamerkan bagian

tubuh yang sensitif) dan tidak transparan (tipis). Jika ke kampus juga

sebaiknya tidak menmakai sendal jepit. Karena tujuan kita adalah

menimba ilmu, bukan untuk jalan-jalan seperti ke mall atau tempat

rekreasi.

b. Berpakaian yang bersih dan rapi

Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi serta cocok untuk

ukuran kita tentu saja akan menciptakan kenyamanan. Baju yang telah

dicuci akan terlihat enak dilihat saat dikenakan ketika sudah disetrika.

Tidak setelah kering dan belum disetrika langsung dipakai.

c. Tidak melanggar peraturan

Ke kampus tidak perlu mengenakan pakaian yang ingin

dianggap beda dengan yang lain. Dilihat dari peraturan kampus juga,

apakah kampus tersebut mewajibkan mahasiswa/i nya mengenakan

kemeja atau tidak.

d. Tidak mengganggu orang lain

Maksudnya adalah kenakan pakaian yang tidak mengganggu

pemandangan. Karena pakaian yang kita kenakan minim atau nampak

terlihat seksi dimata orang lain akan mengundang orang lain untuk

melakukan tindak kejahatan.

10

Page 11: MAKALAH ETIKA

e. Berpakaian dengan aksesori

Boleh saja ke kampus mengenakan aksesori untuk

mempercantik diri, tetapi disesuaikan juga dengan kebutuhan dan

tempat. Kita tidak perlu mengenakan barang yang bermerek dan

mahal. Apalagi jika mengenakan perhiasan yang mencolok.

f. Make-up

Ini sudah bukan suatu hal yang asing. Make-up. Jika tidak

make-up akan terlihat pucat. Ya, mungkin memang hal itu benar

adanya. Tetapi pakailah make-up yang tidak menor (bahasa anak

muda). Tidak perlu dengan pulasan eye shadow atau blush on yang

sangat terlihat jelas. Dengan sedikit bedak dan lipgloss atau lipbalm

saja sepertinya cukup.

2. Cara untuk mendapatkan citra berpakaian yang baik dapat dilakukan

upaya sebagai berikut:

a. Memakai pakaian dengan ukuran yang pas.

b. Usahakan pakaian rapi dan tidak kedodoran.

c. Usahakan model pakaian yang sopan (pakaian atasan menutup bagaian

atas sampai ke pinggang, berkerah, lengan tertutup sampai ke bahu,

pakaian bagian bawah harus longgar, menutup bagian tubuh sampai ke

pinggang, dan semuanya baik atasan maupun bawahan longgar)

C. Pakaian dan Kehidupan Sosial di Indonesia

Pakaian merupakan ekspresi tentang gaya hidup dan mencerminkan

perbedaan status sosial. Cara seseorang memilih pakaian dapat mencerminkan

status, martabat, hirarki, gender, dan agama, yang mengandung makna simbolik.

Barangkali ungkapan klasik tentang “kehormatan diri terletak pada kata-kata dan

11

Page 12: MAKALAH ETIKA

kehormatan raga terletak pada pakaian”, sangat tepat menggambarkan masalah

ini.

Pakaian bukan sekadar menandai perbedaan dan kesamaan di dalam

masyarakat, tapi juga media untuk mengekspresikan sikap tertentu terhadap

pengaruh-pengaruh kebudayaan dan politik asing. Sejarah pakaian adalah sejarah

tentang perebutan panggung publik kekuasaan, pandangan sosial, politik,

ideologi, dan bahkan agama. Semua hal ini melekat-erat dalam pakaian baju,

celana, sepatu, topi, dompet, ikat pinggang, dan lainnya. Sadar atau tidak, pakaian

telah membentuk citra diri dan identitas setiap orang yang membedakan dengan

“yang lain”.

Pakaian laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan karena jika

dipandang secara psikologis dapat dilihat bahwa laki-laki dan perempuan itu

berbeda. Perempuan cenderung tidak tertarik secara visual, sedangkan laki-laki

sangat mudah tertarik secara visual. Karena itu dalam hal ini banyak perempuan

yang tidak bisa mengerti kalau penampilannya akan sangat mempengaruhi laki-

laki di sekitarnya secara psikologis. Wajar sekali kalau bagi perempuan dalam

urusan ini banyak yang akan mengatakan, “itu suatu kewajaran hanya pikiran

orang yang melihatnya saja, perempuan seperti ini sebenarnya tidak mempunyai

tujuan menggoda laki-laki” sedangkan bagi laki-laki, perempuan sexy tersebut

menggoda bahkan kadang kala merangsang laki-laki. Memang betul bahwa

banyak laki-laki mempunyai pikiran kotor bahkan sebelum melihat si sexy, tetapi

tanpa ada pikiran tersebut pun penampilan perempuan yang terlalu terbuka tidak

bisa dipastikan mengganggu para laki-laki. Sekali lagi itu terjadi karena natur

laki-laki yang mudah tertarik secara visual. Perempuan tidak bisa begitu saja

menyalahkan laki-laki akan ketertarikan atau keterangsangan laki-laki kepada

perempuan yang berpakaian minim tersebut. Sebaliknya, laki-laki juga tidak bisa

begitu saja menyalahkan penampilan perempuan yang agak terbuka tersebut.

Mereka mengenakan pakaian tersebut karena berbagai alasan, misalnya :

12

Page 13: MAKALAH ETIKA

1. Tuntutan sosial zaman.

Orang abad 19 akan menganggap kita yang mengenakan pakaian

kemeja plus rok tertutup selutut sebagai perempuan murahan karena zaman

mereka orang memang selalu menggunakan pakaian tertutup yang melebihi

sekarang. Zaman terus berubah, apa yang dulu dibilang terlalu terbuka makin

lama makin biasa dan tidak lagi terasa salah. Ukuran mengenai sopan tidak

sopannya pakaian berubah menurut masa dan relatif berbeda-beda tiap

pribadi. Selain itu, sekalipun itu tidak boleh mengikuti mentah-mentah

perkembangan trend mode pakaian, namun secara sosial trend mode pakaian

ini tidak bisa begitu saja disingkirkan, atau perkembangan psikologi dari

perempuan tersebut bisa terganggu. (http://asksophia.wordpress.com/2008/03/31/masalah-pakaian sexy-)

2. Tuntutan Para Laki-laki.

Para pria lebih tertarik kepada perempuan sexy sehingga wanita sexy

relatif lebih mudah mendapatkan pasangan daripada perempuan

berpenampilan tertutup. Jadi wajar saja para perempuan akhirnya juga secara

tidak langsung terpaksa mengikuti tuntutan tersebut. Demikian juga banyak

laki-laki yang menuntut pasangannya untuk berpenampilan menarik di depan

banyak orang.Jadi ini adalah kesalahan para laki-laki sendiri juga.(http://asksophia.wordpress.com/2008/03/31/masalah-pakaian-sexy- )

D. Pengaruh Perkembangan di Masa Globalisasi

Semakin pesatnya perkembangan zaman, dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan berpengaruh juga terhadap perkembangan dalam hal berpakaian.

Munculnya model pakaian baru maupun lama membuat orang mulia tertarik serta

tergiur dengan model berpakian tersebut. Akan tetapi tanpa disadari munculnya

model-model baju yang baru maupun yang lama sangat berpengaruh, terutama

dalam hal etika berpakaian yang terkadang mulai terabaikan oleh masyarakat,

terutama kalangan remaja yang tidak ingin merasa ketinggalan zaman terutama

dalam hal berpakaian yang selau aktual.

13

Page 14: MAKALAH ETIKA

1. Mulai Bergesernya Nilai-nilai Budaya Timur

Pengaruh budaya Barat cukup berpengaruh dalam hal berpakaian,

apalagi jika melihat para selebriti dunia. Banyak masyarakat budaya Timur

yang mengidolakan para selebriti yang berasal dari budaya Barat, karena

melihat para idolanya yang mereka kagumi sehingga banyak dari mereka

yang tanpa disadari mengikuti gaya cara berpakaian idolanya tersebut. Akan

tetapi mereka lupa akan asal budaya mereka. Bergesernya nilai-nilai budaya

Timur karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

Tidak adanya filter atau penyaring dalam tiap individu dalam hal

berpakaian.

Tidak ingin dikatakan ketinggalan model baru dalam berpakaian tanpa

adanya perenungan terlebih dahulu apakah model tersebut sopan atau

tidak jika dipakai.

Kurangnya rasa memiliki budaya Timur dalam hal berpakaian yang

sopan.

Tidak adanya teguran dari orang tua ataupun orang terdekat dalam

tatacara etika berpakaian.

Adanya gengsi yang tinggi jika tidak berpakaian seperti anak remaja

yang selalu actual dalam hal berpakaian.

2. Dampak Terhadap Masuknya Budaya Asing

Budaya asing yang masuk ke indonesia berdampak sangat buruk

dengan nilai-nilai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa indonesia, karena

indonesia dengan mudah meniru budaya, perilaku, cara bergaul, dan

berpakaian sangat tidak sesuai dengan budaya indonesia. Dampak negatif

yang terlihat jelas pada indonesia diantaranya goncangan budaya atau sering

disebut dengan culture shock, ini terjadi karena adanya anggota masyarakat

yang tidak siap menerima  perubahan-perubahan akibat budaya asing yang

14

Page 15: MAKALAH ETIKA

masuk, misalnya adanya penggusuran karena ada pembangunan gedung atau

bangunan, sukarnya mencari lahan tempat tinggal maka hal ini membuat

mereka frustasi dalam menghadapi biaya hidup yang semakin besar akhirnya

mereka pun melakukan perilaku menyimpang. Selain itu akan terjadinya

pergeseran nilai budaya indonesia yag menimbulkan kebimbangan, karena

masuknya usur-unsur budaya asing yang sangat cepat dan pesat

mengakibatkan perubahan sosial yang berkesinambungan, akibatnya

masyarakat yang mengalami kebimbangan, dimana mereka tidak mempunyai

pegangan menyebabkan anggota masyarakat tidak mampu mengukur

tindakannya. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat mendorong

perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat

konsumerisme. Selain dampak negatif terdapat juga dampak positif

diantaranya tumbuhnya indonesia menjadi negara berkembang dan maju serta

pembangunan yang semakin pesat terjadi di kota-kota besar, perekonomian

indonesia semakin maju dan berkembang.

3. Tantangan Masuknya Budaya Asing dalam Etika Berpakaian di

Masyarakat

Masuknya unsur-unsur asing yang diadopsi oleh masyarakat indonesia

dianggap dapat mengancam nilai-nilai, tatanan hidup, gaya hidup, sikap, dan

dan pikiran, hal ini merupakan salah satu akibat dari adanya keterbukaan dan

hubungan dengan bangsa lain.

Adanya globalisasi dan komunikasi yang semakin terbuka, hubungan

antar bangsa semakin mudah selain berdampak positif juga berdampak

negatif. Dimana nilai-nilai sosial budaya asing yang tidak sesuai dengan

kepribadian kita ikut masuk dalam kebudayaan bangsa, akibatnya akan

mempengaruhi pola pikir, sikap hidup,cara berpakaian dan perbuatan kita.

Sejalan dengan itu, nilai-nilai sosial budaya yang belum sesuai dengan nilai

budaya bangsa indonesia juga dapat ikut diserap.

15

Page 16: MAKALAH ETIKA

Menurut Bierens de Haan nilai-nilai tersebut dapat berupa sifat,

pandangan, paham, dan juga hidup yaitu, diantaranya:

a. Egois yaitu hanya mementingkan diri sendiri.

b. Matrealistis yaitu pandangan yang mengutamakan materi.

c. Sekularismeyaitu paham yang mengajarkan bahwa moralitas  tidak perlu

diajarkan pada ajaran agama.

d. Ekstrimismeyaitu pikiran atau pandangan yang melampaui batas

kebiasaan atau norma-norma.

e. Chauvinisme yaitu paham yang mengagungkan bangsa sendiri dan

merendahkan bangsa orang lain. Elitisme dan eksklusifisme yaitu pikiran

atau pandangan dari seseorang yang merasa dirinya merupakan orang

atau sekelompok orang yang terpandang atau sederajat tinggi hingga

orang lain dianggap rendah.

f. Diskriminatif  yaitu sifat yang suka membeda-bedakan orang dengan

orang lain.

g. Konsumtif sifat seseorang yang suka membelanjakan uangnya untuk

barang-barang yang tidak menghasilkan manfaat.

h. Glamoristik yaitu suatu sikap atau gaya hidup yang bermewah-mewahan.

BAB III

PENUTUP

16

Page 17: MAKALAH ETIKA

A. KESIMPULAN

1. Etika berpakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Dalam arti

luas pakaian merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang

mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seseorang dikatakan berbusana

dengan baik bila mengenakan pakaian yang serasi dengan perlengkapan yang

dikenakannya dan sesuai pula dengan kesempatan dan waktu pemakaian.

Berpakaian berkaitan dengan syarat kesopanan bagi masyarakat yang beradab

ialah untuk memenuhi rasa kesusilaan. Hal ini didukung oleh adanya agama,

adat istiadat, dan tata pergaulan, oleh karena itu dalam memilih pakaian

selain mengikuti mode harus mempertimbangkan norma yang ada

dimasyarakat. Berpakaian menciptakan gambaran tentang siapa diri anda,

tentang karakter anda, apalagi ketika orang lain masih miliki informasi yang

minim tentang diri anda.

2. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam etika berpakaian, yaitu :

a. Menutup aurat bagian tubuh.

Selalu menutup bagian tubuh ini karena jika tidak ditutup dapat

memunculkan rangsangan kepada kaum laki – laki yang melihatnya.

b. Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lingkungan.

Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan pakaian

untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di luar

rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai

pakaian tipis.

c. Tampak rapi, bersih, sehat, dan ukurannya pas.

17

Page 18: MAKALAH ETIKA

Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih,

disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan.

Pakaian yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri

maupun kepada orang lain yang ada di sekitarnya.

d. Tidak mengganggu orang lain.

Pakailah baju yang biasa saja tidak mengganggu akivitas maupun

kenyamanan orang lain. Contoh : menggunakan gaun wanita dengan

ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di tempat

seperti di bus umum.

e. Tidak melanggar hukum negara dan hukum agama.

Sebelum memakai pakaian ada baiknya kita mengingat hukum di dalam

maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan

dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut.

Dimana bumi di pijak, di situ langit di junjung.

3. Etika berpakaian juga diperhatikan dalam beberapa hal, diantaranya :

a. Cara berpakaian yang baik dan sopan

b. Fungsi pakaian

c. Aspek budaya

d. Status social

e. Agama

4. Cara untuk mendapatkan citra berpakaian yang baik dapat dilakukan upaya

sebagai berikut:

a. Memakai pakaian dengan ukuran yang pas.

b. Usahakan pakaian rapi dan tidak kedodoran.

18

Page 19: MAKALAH ETIKA

c. Usahakan model pakaian yang sopan (pakaian atasan menutup bagaian

atas sampai ke pinggang, berkerah, lengan tertutup sampai ke bahu,

pakaian bagian bawah harus longgar, menutup bagian tubuh sampai ke

pinggang, dan semuanya baik atasan maupun bawahan longgar).

B. SARAN

1. Setiap individu sebaiknya mengetahui dan mengerti tentang apa yang

dimaksud dengan etika dalam berpakian, karena berpakaian menentukan juga

dalam kepribadian seseorang.

2. Setiap individu hendaknya mempunyai kesadaran diri masing-masing untuk

mengenakan pakaian yang sopan, rapih dengan melihat situasi yang ada.

3. Setiap individu hendaknya jangan terlalu tergiur dengan kata-kata mengikuti

perkembangan zaman, sebenarnya kita boleh mengikuti mode sesuai dengan

perkembangn zaman, tetapi kita harus melihat serta memfilternya terebih

dahulu, apakah model tersebut sopan atau tidak, atau pantas ataukah tidak

jika kita menggunkannya.

19

Page 20: MAKALAH ETIKA

DAFTAR PUSTAKA

w ww.google.pengaruhbudayaasing.com , Pukul 16 : 00, Tanggal 14 Maret 2012

w ww.google.search.westernisasi.com , Pukul 20 : 30, Tanggal 14 Maret 2012 

Blog.Michael onggo.com, Pukul 21 : 00, Tanggal 15 Maret 2012

Blog. Habib Abdur Rahman.co.id, Pukul 20 : 00, Tanggal 16 Maret 2012

Www.wikipedia Indonesia.yahoo.com, Pukul 21 : 30, Tanggal 16 Maret 2012

http://asksophia.wordpress.com/2008/03/31/masalah-pakaian-sexy-, Pukul 16 : 30, Tanggal

17 Maret 2012

20