makalah biorep 2

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasit telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalang terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler di mana vili korialis seolah-olah terapung- apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Pada kehamilan seorang ibu bukan hanya menyiapkan persalinan tetapi juga harus mempersiapkan untuk proses laktasi. Pemberian ASI kepada bayi baru lahir merupakan suatu hal penting karena mempunyai manfaat besar bagi ibu dan bayi. proses laktasi merupakan hal yang fisiologis yang di alami oleh setiap ibu. Dalam prosesnya, laktasi mempunyai beberapa tahap dan perlu di pahami. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah disusunnya makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang plasentasi dan laktasi. 2. Tujuan Khusus Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui cara untuk meningkatkan pengetahuan terhadap 1

Transcript of makalah biorep 2

Page 1: makalah biorep 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah

nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi

berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama

perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasit telah melakukan penetrasi ke

pembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-

ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan.

Pertumbuhan ini berjalang terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler di mana

vili korialis seolah-olah terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai

terbentuknya plasenta.

Pada kehamilan seorang ibu bukan hanya  menyiapkan persalinan tetapi juga

harus mempersiapkan untuk proses laktasi. Pemberian ASI kepada bayi baru lahir

merupakan suatu hal penting karena mempunyai manfaat besar bagi ibu dan bayi.

proses laktasi merupakan hal yang fisiologis yang di alami oleh setiap ibu. Dalam

prosesnya, laktasi mempunyai beberapa tahap dan perlu di pahami.

B. Tujuan

1. Tujuan UmumSetelah disusunnya makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui

dan memahami tentang plasentasi dan laktasi.

2. Tujuan Khusus

Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui cara untuk

meningkatkan pengetahuan terhadap pengertian dari plasentasi dan laktasi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat.

1

Page 2: makalah biorep 2

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1. Pengertian plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi

embrio ke dalam endometrium, plasentasi akan dimulai. Pada manusia plasentasi

berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama

perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasit telah melakukan penetrasi ke pembuluh

darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang

berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini

berjalang terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler di mana vili korialis seolah-

olah terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta.

Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat didentifikasi dan dimulai

pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin in berakhir di lengkung kapilar

(capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah

maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili

korialis ini akan bertumbuh menjadi  suatu massa jaringan yaitu plasenta.

Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kea rah kavum uteri disebut desidua

kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis;

di situ plasenta akan dibentuk. Desisua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah

desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubung oleh jonjot-jonjot yang dinamakan

vili korialis dan berpangkal pada korion. Sel-sel fibrolas mesodermal tubuh disekitar

embrio dan melapisi pua sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian, di sini korion

disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang

mendapat makanan , karea hasil konsepsi bertumbuh kea rah kavum uteri sehingga

lambat-laun menhilang; korion yang gundul ini disebut korion laeva.

Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan

korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak

ada percampuran darah antara darah janin dan darah ibu. Ada juga sel-sel desidua yang

tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan

fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika proses melahirkan, plasenta terlepas dari

endometrium pada lapisan Nitabuch ini.

2

Page 3: makalah biorep 2

1.2. Pengertian plasenta

Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta. Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL).

1.3.  Bentuk dan Ukuran

Bentuk bundar/oval Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm Berat rata-rata 500-600 gram Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali,

disamping/ lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis. Disisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi

selaput tipis desidua basalis Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali

pusat. Orion diliputi oleh amnion Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 3000cc/menit (20 minggu) meningkat 600 cc –

7000 cc/menit (aterm)

1.4   Letak Plasenta

Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.

1.5 Keadaan Plasenta, dibagi menjadi dua :

A. Bagian ibu/permukaan maternal :1. Permukaan yang menghadap ke dinding rahim2. Warnanya merah tua3. Permukaannya kasar beralur-alur sehingga seolah-olah terbagi

dalam beberapa belah yang disebut kotiledon4. Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon

B. Bagian janin/ permukaan fetal :1. Permukaan menghadap kearah janin, tampak licin dan berwarna putih kuning.2. Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening

sehingga   kelihatan membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang.

3. Pada permukaan janin dan plasenta terutama tali pusat4. Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta

3

Page 4: makalah biorep 2

5. Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis

1.6  Pembentukan Plasenta

Pada minggu-minggu pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas membentuk korion  frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak).Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave. Setelah minggu pertama (hari 7-8), sel-sel trofoblas yang terletak di atas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus, mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda :

1. sitotrofoblas : terdiri dari selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).

2. sinsitiotrofoblas : terdiri dari selapis sel tanpa batas jelas, di sebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium). Unit trofoblas ini akan berkembang menjadi PLASENTA

1.7 Tahap Pembentukan plasenta

1. Stadium berongga (lacunar stage).Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh

menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan.

2. Sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian

terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta/sistem sirkulasi feto-maternal.

Antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebutmesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).Bagian yang berbatasan denganselaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebutmesoderm ekstraembrional splanknopleural. Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblasyang telah dialiri darah ibu. Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

3. Terbentuknya rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom

4

Page 5: makalah biorep 2

ekstraembrional(extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space).

Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan alirandarah ibu.

4. Terbentuknya tali pusatPada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang

terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari intimesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesodermdalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier/tertiary stem villi) .

Selom ekstraembrional/rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas/selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringanmesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesodermconnecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat.

5. Sirkulasi feto-maternal.Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring

denganperkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponensirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

6. Plasenta “dewasa”Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai

pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :1. Bentuk bundar / oval2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.3. berat rata-rata 500-600 g4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis,

di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput

tipis desidua basalis.6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali

pusat. Korion diliputi oleh amnion.

5

Page 6: makalah biorep 2

7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

1.8. Tali PusatTali pusat tali yang menghubungkan janin dengan urin dengan ciri :1. Tebal kira-kira sebesar jari2. Panjang 50 cm3. Berwarna putih kuning4. Tampak terpilin dan tidak pada semua tempat tebalnya

Tali pusat duliputi oleh amnion yang sangat erat melekat. Selain berisi arteri dan vena umbilikalis, tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut Selei Wharton.

1.9. Macam-macam Plasenta Berdasarkan bentuknya :

a. plasenta normalb. plasenta membranaseac. plasenta suksenturiatad. plasenta spuriae. plasenta bilobusf. plasenta trilobus

Berdasarkan dinding rahim :a. plasenta adhesiveb. plasenta akretac. plasenta inkretad. plasenta perkreta

1.10. Fungsi Plasenta Fungsi plasenta bagi janin :

1. Organ respirasi2. Organ transfer nutrisi dan ekskresi3. Organ untuk sintesa hormone

Diperkirakan pula memiliki peranan sebagai barier imunologis yang melindungi janin dari reaksi penolakan oleh sistem imunologi maternal. Transportasi bahan melalui plasenta berlangsung melalui :

1. Transportasi pasif : Difusi sederhana [simple diffusion Difusi dengan fasilitas [facilitated diffusion]

2. Transportasi aktif : Reaksi enzymatic Pinocytosis

Mekanisme diatas memerlukan energi dan kecepatan metabolisme plasenta yang sebanding dengan yang terjadi pada hepar atau ginjal, misalnya :

a. Ekskresi

6

Page 7: makalah biorep 2

Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat pembuanga. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.

Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO2 ). Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit.

b. Nutrisi. Sebagian besar nutrien mengalami transfer dari ibu ke janin melalui

metodetransfer aktif yang melibatkan proses enzymatik. Nutrien yang komplek akan dipecah menjadi komponen sederhana sebelum di transfer dan mengalami rekonstruksi ulang pada villi chorialis janin. Glukosa sebagai sumber energi utama bagi pertumbuhan janin (90%), 10% sisanya diperoleh dari asam amino.

Jumlah glukosa yang mengalami transfer meningkat setelah minggu ke 30. Sampai akhir kehamilan, kebutuhan glukosa kira-kira 10 gram per kilogram berat janin, kelebihan glukosa dikonversi menjadi glikogen dan lemak.

Glikogen disimpan di hepar dan lemak ditimbun disekitar jantung, belakang skapula. Pada trimester akhir, terjadi sintesa lemak 2 gram perhari sehingga pada kehamilan 40 minggu 15% dari berat janin berupa lemak. Hal ini menyebabkan adanya cadangan energi sebesar 21.000 KJ dan diperlukan untuk fungsi metabolisme dalam regulasi suhu tubuh janin pada hari-hari pertama setelah lahir.Pada bayi preterm atau dismatur, cadangan energi lebih rendah sehingga akan menimbulkan permasalahan.

Lemak dalam bentuk asam lemak bebas sulit untuk di transfer. Lemak yang mengalami proses transfer di resintesa kedalam bentuk fosfat dan lemak lain dan disimpan dalam jaringan lemak sampai minggu ke 30. Setelah itu, hepar janin memiliki kemampuan untuk sintesa lemak dan mengambil alih fungsi metabolisme.

Dalam sirkulasi janin terdapat  fetal hemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbon dioksida melalui sistem difusi dalam plasenta.

Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.

c. RespirasiVaskularisasi yang luas didalam villi dan perjalanan darah ibu dalam ruang

intervilus yang relatif pelan memungkinkan pertukaran oksigen dan CO2 antara darah ibu dan janin melalui difusi pasif. Setelah kebutuhan plasenta terpenuhi, eritrosit janin mengambil oksigen dengan saturasi 70% dan PO2 30 – 40 mmHg, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan janin. CO2 melewati plasenta dengan difusi pasif.

Ion Hidrogen, bicarbonate dan asam laktat dapat menembus plasenta melalui difusi sederhana sehingga status keseimbangan asam-basa antara ibu dan anak sangat berkaitan erat.  Oleh karena transfer berlangsung perlahan, janin dapat melakukan “buffer” pada kejadian penurunan pH, kecuali bila asidosis maternal diperberat dengan dehidrasi atau ketoasidosis sebagaimana yang terjadi pada partus lanjut dimana janin dapat mengalami asidosis.

Efisiensi pertukaran ini tergantung pada pasokan darah ibu melalui arteri spiralis dan fungsi plasenta. Bila pasokan darah ibu terbatas seperti yang terjadi pada penyakit hipertensi dalam kehamilan, penuaan plasenta sebelum saatnya , kehamilan

7

Page 8: makalah biorep 2

postmatur, hiperaktivitas uterus atau tekanan talipusat, maka ketoasidosis pada janin dapat terjadi secara terpisah dari asidosis maternal.

d. Pembentukan HormonSejumlah besar hormon dihasilkan oleh plasenta. Termasuk diantaranya

hormon yang analog dengan hormon hipotalamus dan hipofisis serta hormon steroid.Hormon PropertiHuman Chorionic Somatotropin – hCS

Serupa dengan Growth Hormon dan Prolaktin

Human Chorionic Gonadotropin – hCG

Stimulasi steroidogenesis adrenal dan plasenta. Analog LH

Human Chorionic Gonadotropin – hCT

Analog dengan Thyrotropin

Corticotropin Releasing Hormon – CRH

Seperti pada deasa

EstrogenKomplek. Stimulasi aliran darah dan pertumbuhan uterus

Progestogen Implantasi dan relaksasi otot polos

AdrenocorticoidInduksi sistem ensim dan maturasi janin

Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.

e. Transfer ObatTransfer obat melalui plasenta tidak berbeda dengan nutrien lain pada

umumnya. Kecepatan transfer dipengaruhi oleh kelarutan dari molekul ion didalam lemak dan ketebalan trofoblas. Pada paruh kedua kehamilan, trofoblas menjadi tipis dan area plasenta bertambah luas sehingga transfer obat dapat berlangsung lebih mudah.

Obat ilegal (narkotika, cocain dan marihuana) yang dikonsumsi oleh ibu hamil dapat melewati plasenta dan dapat mengganggu perkembangan janin. Dampak dari hal ini sulit ditentukan oleh karena selain obat ilegal, pasien biasanya juga adalah perokok atau peminum alkohol.

Pertumbuhan janin cenderung terhambat dan mengalami kelainan kongenital tertentu, Seringkali mengakibatkan terjadinya persalinan preterm dan anak yang dilahirkan dapat menunjukkan sindroma withdrawal.

1.11. Kelainan Plasenta1. Insersio Marginalis

a. Tali pusat di pinggir plasentab. Tidak menimbulkan kesulitan

8

Page 9: makalah biorep 2

2. Insersio Velamentosa

a. Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi diselimuti janinb. Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam selaput janinc.  Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh

darah berada di kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal dari janin sehingga janin akan meninggal

3. Plasenta Bilobata

a. Uri yang terdiri dari 2 bagianb. Klinis : tidak menimbulkan kesulitan

4. Plasenta Fenestra

a. Uri yang berlobangb. Klinis : tidak menimbulkan kesulitan

5. Plasenta Marginata (Sirkumvalata)

a. Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih selebar 4 – 5 cm

b. Jaringan putih ini sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janinc. selaput janin tidak melekat pada pinggir jaringan uri tetapi agak ke tengahd. Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum persalinan

9

Page 10: makalah biorep 2

6. Plasenta Suksenturiata

a. Disamping uri yang normal didapatkan uri tambahan kecil yang terpisahb. Diantar auri tambahan dan uri yang normal ada hubungan pembuluh darahc. Klinis; Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan yang tertinggal maka dapat

terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata.

2.1. Pengertian laktasiLaktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi

sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Payudarah atau mammae adalah perlengkapan organ reproduksi pada wanita yang mempersiapkan pembentukan air susu ibu pada saat menyusui kelak,Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudarah,dengan berat kira-kira 200 gram,yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan.pada waktu hamil payudarah membesar,mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.

2.2. Produksi air susu ibu (prolaktin)Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan

berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI. Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitari anterior, penting untuk produksi air susu ibu, tetapi walupun tingkat hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka tingkat estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. Terjadi peningkatan suplai darah yang beredar lewat payudara dan dapat diekstrasi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin, lemak dan molekul-molekul protein dari dasar sel-sel sekretoris akan membengkakkan acini dan mendorongnya menuju ke tubuli laktifer.

Peningkataan tingkat prolaktin akan menghambat ovulasi dan dengan demikian juga memiliki fungsi kontrasepsi, tetapi ibu perlu memberikan air susu 2 sampai 3 kali setiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif.Tingkat prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari, yang biasanya memang demikian, maka metode-metode kontrasepsiyang lebih reliabel harus dipakai ketika ingin mengindari kehamilan.

10

Page 11: makalah biorep 2

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Tingkat estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada ada dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

1. Refleks prolaktin

Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan produksi faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang produksi faktor driver sekresi prolaktin. Faktor driver sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.

Tingkat prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.  Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu

2. Refleks aliran (let down reflek)

11

Page 12: makalah biorep 2

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.

Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung / pikiran kacau, takut dan cemas.

Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi, antara lain :

1. Refleks menangkap (rooting refleks)

Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.

2. Refleks menghisap

12

Page 13: makalah biorep 2

Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.

3. Refleks menelan

Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.

Pada akhir kehamilan, terjadi sekresi cairan jernih kekuningan yang disebut kolustrum yang mengandung imunoglobulin, produksi kolustrum terus meningkat pasca persalinan dan digantikan dengan produksi ASI. Tingkat estrogen menurun dengan cepat 48 jam pasca persalinan sehingga memungkinkan berlangsungnya aktivitas HPR terhadap sel alveolus untuk inisiasi dan mempertahankan proses laktasi. Proses laktasi semakin meningkat dengan isapan pada payudara secara dini dan sering oleh karena secara reflektoar, isapan tersebut akan semakin meningkatkan harga HPR Emosi negatif [kecemasan ibu bila ASI tak dapat keluar] menyebabkan penurunan sekresi prolaktin melalui proses pelepasan prolactine-inhibiting factor (dopamin) dari hipotalamus. Pada hari ke 2 dan ke 3 pasca persalinan, HPR merangsang alveoli untuk memproduksi ASI. Pada awalnya, ASI menyebabkan distensi alveolus dan ductus kecil sehingga payudara menjadi tegang.

2.3. Produksi air susu (oksitosin)Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke

papilla mammae. Keluarnya ASI terjadi akibat kontraksi sel mioepitelial dari alveolus dan ductuli (gambar atas) yang berlangsung akibat adanya reflek ejeksi ASI (let-down reflex). Reflek ejeksi ASI diawali hisapan oleh bayi → hipotalamus → hipofisis mengeluarkan oksitosin kedalam sirkulasi darah ibu (gambar atas) . oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi sel mioepitelial dan ASI disalurkan kedalam alveoli dan ductuli → ductus yang lebih besar → penampungan subareolar.

13

Page 14: makalah biorep 2

Oksitosin mencegah keluarnya dopamin dari hipotalamus sehingga produksi ASI dapat berlanjut. Emosi negatif dan faktor fisik dapat mengurangi reflek ejeksi ASI, tugas perawatan pasca persalinan antara lain meliputi usaha untuk meningkatkan keyakinan seorang ibu bahwa dia mampu untuk memberikan ASI kepada bayinya.1. Tekanan dari belakang

Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.

2. Refleks neurohormonalKetika bayi disusui, maka gerakan mengisap yang berirama akan

menghasilkan rangsangan saraf yang ada di dalam glandula pituitaria posterior.akibat langsung refleks ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari hipofisis posterior: hal ini akan menyebabkan sel-sel miopitel (sel keranjang atau sel laba-laba) di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh lactifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir ke dalam ampulla. Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu falam posisi yang nyaman, santai dan bebas dari rasa sakit terutama pada jam-jam menyusukan anak. Sekresi oksitosin yang sama juga akan menyebabkan otot uteus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium (masa nifas).

2.4. Pemeliharaan laktasiPenyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Ketika bayi tidak disusui,

maka tidak akan dimulai penyediaan air susu. Bila seorang ibu bayi kembar menyusui kedua bayinya bersama, maka penyediaan air susu akan tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Maka sering bayi disusui, penyediaan air susu ibu juga makin baik. Dua faktor penting untuk pemeliharaan laktasi tersebut adalah:1. Rangsangan

Bayi yang minum air susu ibu perlu sering menyusui, terutama pada hari-hari neonatal awal. Penting bahwa bayi difiksasi pada payudara dengan posisi yang benar apabila diinginkan untuk meningkatkan rangsangan yang tepat. Rangsangan gusi b a yi sebaiknya berada pada kulit areola, sehingga tekanan diberikan kepada ampula yang ada dibawahnya sebagai tempat tersimpannya air susu. Dengan demikian bayi minum dari payudara, dan bukan dari papilla mammae. Bila ibu mengeluh rasa sakit, maka bayi tidak terfiksasi secara baik. Sebagai respons terhadap pengisapan, prolaktin dikeluarkan dari glandula pituitasi anterior dan demikian memacu pembentukan air susu yang lebih banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu sejak awal, maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan pompa payudara. Tetapi pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut.

Fiksasi

14

Page 15: makalah biorep 2

Fiksasi bayi (yaitu aposisi yang benar antara lidah dengan gusi bayi terhadap papilla dan areola mammae ibu) adalah seni yang harus dipelajari oleh peserta didik sebelum mereka mencoba melatih ibu-ibu muda. Ibu, bayi dan bidan yang mengajari perlu menemukan posisi yang nyaman untuk mencapai maksud ini, dan mungkin perlu mencoba posisi yang berbeda-beda.

2. Pengosongan payudara secara sempurnaBayi sebaiknya mengosongkan satu payudara sebelum diberikan payudara

yang lain. A pabila bayi tidak mengosongkan payudara yang kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara kedua ini yang diberikan pertama kali. Atau bayi mu n gkin sudah kenyang dengan satu payudara, maka payudara yang kedua digunakan pada pemberian air susu berikutnya. Bila diinginkan bayi benar-benar puas(kenyang), maka bayi perlu diberikan baik air susu pertama (fore-milk) maupun air susu kedua (hind-milk) pada saat sekali minum. Hal ini hanya dapat dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara. Penting bahwa bayi minum air susu ketika ia menginginkannya dan selama ia ingin minum, maka penyediaannya jangan sampai tidak cukup atau berlebihan. Ketika air susu yang diproduksi tidak dikeluarkan maka laktasi akan tertekan (mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakan alveoli dan sel keranjang tidak dapat berkontraksi. ASI tidak dapat dipaksa masuk kedalam ductus lactifer. Tidak terlalu ditekankan disini bahwa memberikan ASI saat dibutuhkan dan melakukan stripping payudara setiap menyusui an a k juga penting untuk memelihara laktasi. Rutinitas dan pola minum ASI akan terbentuk dan minumnya akan lebih jarang ketika laktasi telah berfungsi penuh. 

3. Keuntungan ASIa. keuntungan ASI untuk bayi :

ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh

seorang ibu. Antibodi tersebut membantu bayi menjadi tahan terhadap

penyakit, selain itu juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Telah

terbukti bahwa bayi yang diberi ASI lebih kuat dan terhindar dari beragam

penyakit seperti asma, pneumonia, diare, infeksi telinga, alergi, “SIDs”,

kanker anak, multiple scleroses, penyakit Crohn, diabetes, radang usus

buntu, dan obesitas.

Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa

nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan  kolik atau bayi yang

sedang tumbuh gigi dan membantu membuat bayi tertidur setelah makan.

Menyusui membantu perkembangan otak. Bayi yang diberi ASI rata-rata

memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu

formula.

15

Page 16: makalah biorep 2

Menyusui secara psikologis baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan

ibu. Jika seorang sedang membaca atau mengecek email saat menyusui,

bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan keamanan karena

meringkuk ke tubuh ibunya.

b. Keuntungan untuk Ibu :

Cara paling mudah untuk menurunkan berat badan! Menyusui membakar

ekstra kalori sebanyak 200-250 per hari. Biarkan wanita lain berkeringat di

tempat senam, semua yang perlu Anda lakukan adalah berpelukan dengan

bayi Anda.

Menyusui itu gratis. Biaya untuk susu formula selama seminggu bisa

mencapai ratusan ribu rupiah. Dan biaya selama setahun untuk susu formula

mencapai lebih dari jutaan rupiah . Dan lebih dari itu Anda harus membeli

perlengkapan seperti dot, botol  dan peralatan sejenisnya kemudian Anda

harus menjaga barang-barang tersebut tetap bersih.

ASI selalu siap tersedia. Tidak perlu mencampur susu formula atau

menunggu menghangatkan, sementara bayi menjerit tak bisa ditenangkan.

Tidak perlu khawatir kehabisan ketika tengah malam atau tidak cukup

membawa susu formula tersebut ketika sedang berpergian.

ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami

Pelepasan hormon oksitosin ketika menyusui meningkatkan perasaan

tenang, nyaman, dan cinta untuk bayi.

Menyusui bagus untuk kesehatan. Menyusui membantu uterus kembali ke

ukuran normal lebih cepat dan mencegah perdarahan. Wanita yang

menyusui memiliki iinsiden lebih sedikit terkena osteoporosis dan beberapa

tipe kanker termasuk kanker payudara dan kanker ovarium.

4. Perbedaan pemberian ASI dengan pemberian susu formula

Pemberian susu formula ini adalah susu selain ASI yang juga biasa diberikan

kepada bayi pada umumnya dan bahan dasar susu formula ini adalah dibuat dari

susu sapi, atau pun susu kambing dan susu kedelai . Dan demikian yang disebut

dengan 'Susu Formula' dan juga pengertian susu formula. Hal ini akan terdengar

ilmiah, karena memang susu formula tersebut diubah formulanya dengan

mempertimbangkan keamanannya dan kegunaan serta manfaatnya bagi sistem

percernaan bayi serta anak.anak. Meskipun susu formula tersebut telah

dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan "kandungan ASI" tentunya tidak

akan sama dengan ASI (Air Susu Ibu) yang sesungguhnya. Manusia khususnya

16

Page 17: makalah biorep 2

adalah kaum wanita bisa memproduksi susu yang benar-benar diperuntukkan

untuk khusus bayi. Sedangkan susu formula yang berasal dari mamalia lain tentu

berbeda, dan walau sempurna bagi keturunannya, tentunya tidak bisa disamakan

dengan pemberian ASI oleh seorang ibu kapada anak-anaknya.

5. Berapa Kali dan Berapa Lama Pemberian ASI Pada Bayi

Pada awalnya, bayi akan disusui sekitar setiap dua sampai tiga jam. Pada masa

awal ini, bayi menghisap selama lima sampai dua puluh menit pada setiap

payudara, bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung keinginan bayi.

Bayi mungkin hanya ingin menyusui pada satu payudara dan setelah itu

tertidur.  waktu menyusui berikutnya, sodorkan payudara yang satu lagi.

Gunakan peniti di BH untuk mengingat payudara mana yang terakhir. Jika

bayi ingin menyusui dari dua payudara, berikanlah.

Tidak perlu dijadwal, turutilah “on demand” atau kapanpun bayi meminta

minum.

Beberapa meminum ASI sedikit sedikit, dan sering (karena ASI sangat mudah

dicerna dan diserap). Karena itu, biarkanlah bayi mengatur kapan mereka mau

ASI. Tidak ada kata “jarak antar minum terlalu sebentar”, karena saat bayi

mengatur asupan ASI mereka, payudara akan mengatur produksi ASI secara

otomatis. Jarak antar minum setidaknya 45 menit adalah cukup normal saja

untuk bayi yang baru lahir.

Lambat laun, jarak antar minum ini akan bertambah jarang dengan tumbuhnya

bayi, hingga 2-3 jam sekali. Namun, sewaktu waktu, ada saatnya bayi

mengalami lonjakan pertumbuhan (growth spurts), selama kira-kira 2-3 hari.

Growth spurts itu seringkali terjadi umur 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6

bulan. Saat itu, bayi akan membutuhkan lebih banyak susu dari sebelumnya,

sehingga dia akan meminta ASI lebih sering bahkan setiap setengah jam,

selama 2-3 hari itu. Tidak apa apa, turuti saja kemauan bayi itu seberapa

seringnya pun, karena payudara anda akan beradaptasi dengan membuat ASI

lebih banyak lagi. Setelah beberapa hari, jarak antar menyusui akan menjadi

lebih jarang kembali.

6. Perbedaan prolaktin dengan oksitosin

Produksi ASI (Prolaktin)

Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan

berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan

adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli.

Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum

keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi.

17

Page 18: makalah biorep 2

Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau

ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses

laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks

aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.

Pengeluaran ASI (Oksitosin)

Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan

menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria

posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel

miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam

pembuluh ampula.Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi,

juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Biladuktus melebar, maka secara

reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.

2.5. Komposisi ASI dan Stadion Laktasi1. kolostrum (susu jolong) pelindung yang kolosal

a. kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berpotensi tinggi.

b. komposisi kolostrum rata-rata mengandung protein 8,5%, lemak 2,5%, karbohidrat 3,5%, corpusculum colostrums, garam mineral 0,4%, air 85,1%, leukosit sisa epitel yang mati vitamin A, B, C, D, E dan K dalam jumlah yang sedikit, nilai kalori sama dengan 80kJ/30ml.

c. fungsi kolostrum memberikan gizi dan proteksi, yang berperan dalam proteksi untuk menata yang terdiri dari: Imunoglobulin melapisi dinding usus yang berfungsi untuk mencegah

penyerapan protein yang dapat menyebabkan alergi. laktoferin merupakan protein yang memiliki afinitas yang tinggi

terhadap zat besi. Harga laktoferin yang tertinggi pada kolostrum dan ASI adalah pada 7 hari pertama pascapartum (setelah melahirkan). Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan pathogen (setelah meahirkan). Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan pathogen. Laktoferin terdapat di dalam air susu sapi, tetapi laktoferin ini akan rusak pada proses pasteurisasi. Laktoferin tidak ada dalam makanan buatan (formula). Efek imunologis laktoferin akan hilang bila makanan bayi ditambahkan zat besi.

Lisosom berfungsi sebagai anti bakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai virus. Harga lisosom pada kolostrum   dan air susu jauh lebih besar kadarnya dibanding air susu sapi.

18

Page 19: makalah biorep 2

Factor anti trifsin berfungsi menghambat kerja trifsin sehingga akan menyebabkan immunoglobulin pelindung tidak akan dipecah oleh tripsin.

Laktobasilus ada di dalam usus bayi dan menghasilkan berbagai asam yang mencegah pertumbuhan kuman pathogen. Untuk pertumbuhannya, laktobasilus membutuhkan gula yang mengandung nitrogen yaitu factor bifidus. Factor bifidus ini ada didalam kolostrum dan ASI.

Factor bifidus tidak ada dalam susu sapi. Pada hari pertama dan kedua setelh melahirkan, tidak jarang kita

mendengar seorang ibu baru mengatakan, "ASI saya belum keluar". Sebenarnya, meski asi yang keluar pada hari tersebut sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum dalam payudara. Mendekati kapasitas lambung bayi 1-2 hari.

"Cairan emas" yang encer sering kali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang nenyerupai "sel darah putih" yang dapat membunuh kuman penyakit.

Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan dating.

 Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan asi yang matang. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding dengan ASI yang matang. Harga karbohidrat dan lemak rendah dibanding   dengan susu matang.

Volume kolostrum antara 150-300 mil/24 jam. Kolostrum harus diberikan pada bayi.

2. ASI transisi / peralihan ASI peralihan adalah ASi yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

menjadi ASI yang matang. Tingkat protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak

makin meninggi. Volume akan makin meningkat.

3. ASI matang (mature) Merupakan ASi yang dikeluarkan pada sekitar hari ke 14 dan seterusnya,

komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan

satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.4. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit

ASI yang keluar pada lima menit pertama dinamakan foremilk.Foremilk memiliki komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi.

5. Lemak ASI makanan terbaik otak bayi

19

Page 20: makalah biorep 2

Lemak ASi adalah komponen ASI yang dapat berubah-ubah kadarnya. Tingkat lemak bevariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh. Perubahan kadar lemak ini terjadi secara otomatis, dapat menyesuaikan diri dengan jumlah kalori yng dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dari hari ke hari. Bahkan pada hari yang sama tingkat lemak ASI pada waktu yang ber b eda tidak sama.

Pada masa pertumbuhan cepat atau loncatan pertumbuhan diperlukan kalori yang lebih banyak. Oleh karena itu, bayi akan lebih sering menyusu sepanjang hari selama beberapa minggu. Dengan jarak menyusu yang lebih pendek seperti itu maka kadar lemak akan meningkat memenuhi kebutuhan energi yang meningkat pada masa pertumbuhan cepat atau loncatan pertumbuhan bayi dimaksud.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

20

Page 21: makalah biorep 2

laktasi dipengaruhi oleh hormone dimulai dari proses produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormon Prolaktin. Pada proses produksi ASI dipengaruhi oleh hormone oksitosin. Dalam pemeliharaannya ini dipengaruhi oleh rangsangan maupun pengosongan ASI. Proses menyusui sangat penting karena komposisi ASI memiliki nutrisi dan antibodi yang baik untuk bayi seperti kolostru m . Bagi ibu rangsangan yang ditimbulkan dari isapan bayi dapat membantu proses involusi uterus serta salah satu alat kontrasepsi alami.

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi akan dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 – 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasit telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalang terus, sehingga timbul ruangan-ruangan interviler di mana vili korialis seolah-olah terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat didentifikasi dan dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin in berakhir di lengkung kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis ini akan bertumbuh menjadi  suatu massa jaringan yaitu plasenta.

B. Saran “Tiada gading yang tak retak”, itulah kalimat yang dapat kami ucapkan.

Karena itu kami dengan lapang dada menerima segala kritik ataupun saran untuk menyempurnakan makalah ini.Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri

21