MAKALAH FIQIH 2

23
MAKALAH MURABAHAH & AL-QARD Oleh : 1. Galuh Husada Tama 115020507111005 2. M.Zakaria Diana Putra 115020507111007 3. Alfi Muflikhah Lestari 115020507111008 JURUSAN ILMU EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

Transcript of MAKALAH FIQIH 2

Page 1: MAKALAH FIQIH 2

MAKALAH

MURABAHAH & AL-QARD

Oleh :

1. Galuh Husada Tama 115020507111005

2. M.Zakaria Diana Putra 115020507111007

3. Alfi Muflikhah Lestari 115020507111008

JURUSAN ILMU EKONOMI

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

Page 2: MAKALAH FIQIH 2

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang tak pernah henti melimpahkan

rahmad-Nya bagi seluruh alam. Pemberi petunjuk serta kemudahan sehingga makalah ini bisa

terselesaikan dengan tepat waktu dan semoga sesuai dengan apa yang diharapkan serta

bermanfaat untuk keberlanjutannya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah limpahkan

kepada Baginda Nabi Besar Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, juga para sahabat,

tabi’in serta seluruh umat beliau hingga ahir zaman. Dimana atas jasa beliaulah tersampaikan

wahyu Allah demi tercapainya kesejahteraan seluruh alam khususnya untuk seluruh umat

manusia didunia.

Makalah ini disusun dengan maksud menyelesaikan tugas Fiqih 2 dengan judul

“Murabahah & Al-Qard” yang disusun penulis dengan melibatkan banyak dari berbagai

referensi.

Selanjutnya diharapkan makalah ini mampu memberikan wawasan pengetahuan serta

pemahaman, khususnya pada komunitas akademik di perguruan tinggi Universitas Negeri

Brawijaya. Selain itu juga untuk memacu mengeksplorasi lebih jauh serta memberikan

manfaat tentunya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Namun begitu, kiranya penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena segala kekurangan adalah merupakan

tanggung jawab penulis dan segala kebenaran adalah milik Allah semata.

Malang, 18 April 2013

Penulis

Page 3: MAKALAH FIQIH 2

Daftar Isi

Halaman Judul ……………………………………………………………… i

Kata Pengantar ……………………………………………………………… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………… iii

Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………………… 4

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5

1.3 Manfaat ……………………………………………………… 5

Bab II Pembahasan ……………………………………………………… 6

2.1 Pengertian Murabahah ……………………………………………… 6

2.2 Landasan Syariat Murabahah ……………………………………………… 6

2.3 Rukun dan Syarat Murabahah ……………………………………………… 7

2.4 Skema Murabahah ……………………………………………………… 8

2.5 Manfaat Murabahah ……………………………………………………… 9

2.6 Contoh Murabahah ……………………………………………………… 9

2.7 Pengertian Al-Qard ……………………………………………………… 10

2.8 Landasan Syariah Al-Qard ……………………………………………… 10

2.9 Rukun dan Syarat Al-Qard ……………………………………………… 11

2.10 Skema Al-Qard ……………………………………………………… 12

2.11 Manfaat Al-Qard ……………………………………………………… 13

2.12 Contoh Al-Qard ……………………………………………………… 13

Bab III Kesimpulan ………………………………………. 15

Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 16

Page 4: MAKALAH FIQIH 2

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perbankan Syari'ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syari'ah dan

Unit Usaha-Usaha Syari'ah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses

dalam melaksanakan kegiatan usaha lainnya. Dewasa ini lembaga keuangan berlabel

syariah berkembang dalam skala besar dengan menawarkan produk-produknya yang

beraneka ragam. . Salah satu dari produk tersebut adalah Murabahah. Dimana Murabahah

adalah salah satu dari bentuk akad jual beli yang telah banyak dikembangkan sebagai

sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah

yang memiliki prospek keuntungan yang cukup menjanjikan. Karena keuntungan yang

menjanjikan itulah sehingga semua atau hampir semua lembaga keuangan syariah

menjadikannya sebagai produk financing dalam pengembangan modal mereka

Dalam literatur Ekonomi Syariah, terdapat juga berbagai macam bentuk transaksi

kerjasama usaha,baik yang bersifat komersial maupun sosial, dan salah satunya

berbentuk “qardh”. Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat

ditagih atau diminta kembali tanpa mengharapkan imbalan atau dengan kata

lain merupakan sebuah transaksi pinjam meminjam tanpa syarat tambahan pada

saat pengembalian pinjaman. Dalam literatur fiqh klasik, qardh dikategorikan

dalam aqd tathawwui atau akad tolong menolong dan bukan transaksi komersial. Selain

itu masih banyak lagi produk-produk yang ditawarkan oleh bank syariah lainnya.

Page 5: MAKALAH FIQIH 2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pembiayaan Murabahah ?

2. Bagaimana landasan syariah Murabahah ?

3. Bagaimana rukun dan syarat Murabahah ?

4. Bagaimana skema pembiayaan Murabahah ?

5. Bagaimana manfaat Murabahah?

6. Bagaimana contoh Murabahah ?

7. Apa yang dimaksud pembiayaan Al-Qard ?

8. Bagaimana landasan syariah Al-Qard ?

9. Bagaimana rukun dan syarat Al-Qard ?

10. Bagaimana skema pembiayaan Al-Qard ?

11. Bagaimana manfaat Al-Qard ?

12. Bagaimana contoh Al-Qard ?

1.3 Manfaat

1. Mengetahui dan memahami penggunaan pembiayaan Murabahah

2. Mengetahui landasan syariah pembiayaan Murabahah

3. Mengetahui rukun dan syarat Murabahah

4. Mengetahui manfaat pembiayaan Murabahah

5. Mengetahui dan memahami contoh pembiayaan Murabahah

6. Mengetahui dan memahami penggunaan Al-Qard

7. Mengetahui landasan syariah Al-Qard

8. Mengetahui rukun dan syarat Al-Qard

9. Mengetahui manfaat pembiayaan Al-Qard

10. Mengetahui dan memahami contoh Al-Qard

Page 6: MAKALAH FIQIH 2

Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana penjual

menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada

pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah

tertentu. Dalam akad murabahah,penjual menjual barangnya dengan meminta

kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga jual

barang disebut dengan margin keuntungan. Dalam aplikasi bank syariah, bank

merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank

menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari

supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran atas

transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada saat jatuh

tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang disepakati.

2.2 Landasan Syariah Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, di mana penjual

menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian menjual kepada

pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai jumlah

tertentu. Dalam akad murabahah,penjual menjual barangnya dengan meminta

kelebihan atas harga beli dengan harga jual. Perbedaan antara harga beli dan harga

jual barang disebut dengan margin keuntungan. Dalam aplikasi bank syariah, bank

merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Bank

menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang dari

supplier, kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan harga beli yang dilakukan oleh bank syariah. Pembayaran

atas transaksi murabahah dapat dilakukan dengan cara membayar sekaligus pada

saat jatuh tempo atau melakukan pembayaran angsuran selama jangka waktu yang

disepakati.

a. Al-Quran

Firman Allah QS. An-Nissa’ : 29

ع�ن� ة� ار� تج� ت�ك�ون� أ�ن� إال بال�ب�اطل ب�ي�ن�ك�م� ال�ك�م� و� م�أ� ت�أ�ك�ل�وا ال ن�وا آم� ال#ذين� ا �ي%ه� أ ي�ا

ن�ك�م� م اض& ت�ر�

Page 7: MAKALAH FIQIH 2

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu

dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama-suka di antara kamu.”

Firman Allah QS. Al-Baqarah : 275

ب�ا الر( م� ر# و�ح� ال�ب�ي�ع� الل#ه� ل# أ�ح� و�

Terjemahnya:

“..................Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

b.      Al-Hadits

Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasullulah Saw bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. al-Baihaqi,

Ibnu Majah dan Shahi menurut Ibnu Hibban)

Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara

tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)

2.3 Rukun dan Syarat Murabahah

Rukun Murabahah

a. Transaktor (pihak yang bertransaksi).

b.  Obyek murabahah.

c.   Ijab dan kabul.

Syarat Murabahah yaitu :

a.  Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.

b.  Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

c.   Kontrak harus bebas riba.

d.    Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas

barang sesudah pembelian.

e.         Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya: jika pembelian dilakukan secara utang. Jadi di sini

terlihat adanya unsur keterbukaan.1

Secara prinsip, jika syarat dalam (a), (d) dan (e) tidak dipenuhi, pembeli

memiliki pilihan :2

1

2

Page 8: MAKALAH FIQIH 2

a.   Melanjutkan pilihan seperti apa adanya.

b.   Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang

yang dijual.

c.    Membatalkan kontrak.

2.4 Skema Murabahah

Dalam pembiayaan murabahah, sekurang-kurangnya terdapat dua pihak yang

melakukan transaksi jual beli, yaitu bank syariah sebagai penjual dan nasabah

sebagai pembeli barang

2. Negosiasi & Persyaratan

2. Akad Jual beli

6.Bayar

5.Terima barang

3.Beli Barang & dokumen

4.Kirim Barang

Keterangan :

1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual

beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan

dibeli, kualitas barang, dan harga jual.

2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana bank syariah

sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini,

ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah,

dan harga jual barang.

3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka

bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang dilakukan

oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah tertuang

dalam akad.

4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah

BANK SYARIAH NASABAH

SUPPLIER PENJUAL

Page 9: MAKALAH FIQIH 2

5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan

barang tersebut

6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan

pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan

cara angsuran.

2.5 Manfaat Pembiayaan Murabahah

Sesuai dengan sifat bisnis/tijarah,transaksi murabaha memiliki beberapa

manfaat , deikian juga resiko yang harus di antisipasi. Murabahah memberi banyak

manfaat kepada bank syariah.Salah satunya keuntungan yang muncul dari selisih

harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.Selain itu sistem

murabaha juga sangat sederhana .Hal tersebut memudahkan penanganan

administrasinya pada bank syariah.

Di antara kemungkinan resiko yang harus di antisipasi,antara lain :

a) Default atau kelalaian,nasabah dengan sengaja tidak mebayar angsuran.

b) Fluktuasi harga komparatid, ini terjadi bila suatu barang naik harga,setelah

bank membelikannya untuk nasabah.Bank tidak bisa merubah harga jual beli

tersebut. Dan penolakan nasabah,brang yang di kirim bisa saja di tolak oleh

nasabah karena berbagai sebab.

d)     Di jual karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang

2.6 Contoh Pembiayaan Murabahah

Adit adalah seorang supervisor yang lebih banyak bekerja di lapangan untuk

mengawasi bawahannya. Untuk menunjang pekerjaannya tersebut, ia membutuhkan

sebuah mobil. Dengan penghasilannya yang Rp 10 juta per bulan, ia sudah

menghitung bahwa ia bisa menyisihkan Rp 2 juta – Rp 3 juta per bulan untuk mencicil

mobil. Ia pun mulai melakukan survey ke beberapa dealer mobil dan menemukan

beberapa pilihan kendaraan yang cocok untuknya.

Setelah itu ia datang ke bank syariah dan mengajukan pembiayaan untuk

pembelian sebuah mobil yang diidamkannya. Tidak lupa tentunya ia melengkapi juga

syarat-syarat yang diperlukan yaitu identitas dirinya seperti fotokopi KTP Adit sendiri

& istrinya, Surat Nikah, Kartu Keluarga, dll. Lalu bukti penghasilannya berupa slip

gaji 2 bulan terakhir beserta bukti pemotongan pajak oleh perusahaan dan rekeningnya

di bank. Serta tentunya tipe kendaraan yang diinginkannya beserta daftar harga yang

dikeluarkan oleh dealer. Setelah menilai kelayakannya, bank lalu meminta komitmen

keseriusan Adit yaitu dengan memintanya untuk membayar uang muka sebesar Rp 20

juta untuk mobil Avanza Rp 100 juta yang diinginkannya. Mereka pun lalu

Page 10: MAKALAH FIQIH 2

menyepakati margin bank sebesar 50% untuk jangka waktu 5 tahun. Ini artinya, bank

membeli Avanza dari dealer seharga Rp 100 juta dan menjualnya lagi pada Adit

seharga Rp 20 juta dimuka, ditambah Rp 120 juta dicicil selama 60 bulan. Berikut ini

perhitungannya:

Harga mobil dari dealer : Rp 100 juta

Uang muka Adit : Rp 20 juta -

Pembiayaan bank : Rp 80 juta

Margin bank (80 juta x 50%) : Rp 40 juta +

Saldo hutang Adit ke Bank : Rp 120 juta

Cicilan (60 bulan) : Rp 120 juta = Rp 2 juta/bulan= 60 bulan

2.7 Pengertian Al-Qard

Al-Qard merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah

dalam membantu pengusaha kecil. Pembiayaan qard diberikan tanpa adanya imbalan.

Al-Qard juga merupakan pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali sesuai dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tanpa adanya

tambahan atau imbalan yang diminta oleh bank syariah. Dalam perjanjian qard,

pemberi pinjaman (bank syariah) memberikan pinjaman kepada pihak nasabah dengan

ketentuan bahwa penerima pinjaman akan mengembalikan pinjamannya sesuai dengan

jangka waktu yang telah diperjanjiakan dengan jumlah yang sama dengan pinjaman

yang diterima. Artinya nasabah penerima pinjaman tidak perlu memberikan tambahan

atas pinjamannnya. Bank syariah memberikan pinjaman qard dalam akad qardul

hasan, dengan tujuan sosial. Bank syariah tidak mengalami kerugian atas pinjaman

qardul hasan, meskipun tidak ada hasil atas pemberian pinjaman ini, karena sumber

dana qard sebagian besar bukan berasal dari harta bank syariah, akan tetapi dari

sumber-sumber lain.

2.8 Landasan Syariah Al-Qard

a. Al-Qur’an

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik

(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan

pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan

dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(Al-Baqarah : 245)

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan

jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah

kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.(Al-Maidah : 2).

Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diseru untuk “meminjamkan

Page 11: MAKALAH FIQIH 2

kepada Allah”,artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan

memeinjamkan kepada Allah,kita juga diseru untuk “meminjamkan kepada sesama

manusia”.Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.

b. As-Sunnah

 Dari Anas ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Pada malam peristiwa Isra’

aku melihat di pintu surga tertulis ’shadaqoh (akan diganti) dengan 10 kali lipat,

sedangkan Qardh dengan 18 kali lipat, aku berkata : “Wahai jibril, mengapa Qardh

lebih utama dari shadaqoh?’ ia menjawab “karena ketika meminta, peminta tersebut

memiliki sesuatu, sementara ketika berutang, orang tersebut tidak berutang kecuali

karena kebutuhan”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dari Abas bin Malik ra, Thabrani

dan Baihaqi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Umamah ra). Ibnu Mas’ud

meriwayatkan bahwa Nabi saw berkata,”Bukan seorang muslim (mereka) yang

meminjamkan muslim(lainya)dua kali lipat kecuali yang satunya adalah

(senilai)sedekah”(HR Ibnu Majah,Ibnu Hibban dan Baihaqi).

2.9 Rukun dan Syarat Al-Qard

Rukun :

- Muqridh (pemilik barang)

- Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam)

- Ijab qobul

- Qardh (barang yang dipinjamkan)

Syarat sah qardh :

- Qardh atau barang yang dipinjamkan harus barang yang memiliki

manfaat, tidak sah jika tidak ada kemungkinan pemanfaatan karena qardh

adalah akad terhadap harta.

- Akad qardh tidak dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti

halnya dalam jual beli.

2.10 Skema Al-Qard

Page 12: MAKALAH FIQIH 2

Dalam skema Al-Qard akan lebih jelas tentang gambaran mekanisme Al-Qard

dalam aplikasi bank syariah.

1.Perjanjian Qard

2a.Tenaga 2b.Modal

100%

3.100% 4.Modal

100%

Keterangannya :

1. Kontrak perjanjian qard dilaksanakan antara bank dan nasabah

2. Nasabah menyediakan tenaga untuk mengelola usaha dan bank syariah

menyerahkan modal sebagai investasi. Modal yang diserahkan dalam qard

berasal dari dana bank dan dana kebajikan yang dikumpulkan oleh bank dari

berbagai sumber antara lain : zakat, infaq, sedekah, denda, bantuan dari pihak

lain, dan dana lainnya

3. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan 100% dinikmati oleh nasabah,

tidak dibagi hasilkan dengan bank syariah

4. Pada saat pembayaran atas jatuh tempo, maka nasabah mengembalikan 100%

modal yang berasal dari bank syariah, tanpa ada tambahan

2.11 Manfaat Al-Qard

Manfaat Al-Qard Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh bank kepada

nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami

overdraft. Fasilitas ini dapat merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk

memudahkan nasabah bertransaksi. Aplikasi qardh dalam perbankan ada empat hal:

a.Sebagai pinjaman talangan haji

b.Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syariah

NASABAH BANK SYARIAH

PROYEK USAHA

KEUNTUNGAN

Page 13: MAKALAH FIQIH 2

c.Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil

d Sebagai pinjaman kepada pengurus bank

2.12 Contoh Al-Qard

Salah satu bentuk aplikasi al-qardh dalam perbankan syariah

adalah pemberian dana talangan haji.pembiayaan dana talangan

haji pada Bank Syariah Mandiri adalah pinjaman dana talangan bank

kepada nasabah khusus menutupi kekurangan dana untuk

memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH (Biaya

Perjalanan Ibadah Haji).

Besarnya noiminal BPIH sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan Departemen Agama.untuk 5 tahun terakhir sejak 2005

sampai 2009 besarnya BPIH adalah Rp 20.000.000,- namun sejak

Mei tahun 2010, BPIH naik menjadi Rp 25.000.000,-.

Persyaratan bagi nasabah (calon jamaah haji) adalah harus

mempunyai atau membuka rekening “Tabungan Mabrur.”

Tabungan mabrur merupakan jenis produk pendanaan bank, melalui

tabungan mabrur nasabah bisa mendapatkan dana talangan haji

BSM. Tabungan mabrur merupakan simpanan dalam mata uang

rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam

merencanakan ibadah haji dan umrah. Tabungan ini dikelola

berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah, penyetoran awal

terbilang Rp500.000,00. Tabungan Mabrur dilakukan nasabah yang

ingin menabung untuk tujuan pebayaran BPIH, tetapi waktu nasabah

bisa mendapatkan porsi haji tergantung dengan kemampuannya

dalam menabung. Lain halnya dengan dana talangan haji yang

sudah jelas nasabah dengan waktu cepat mendapat dapat porsi haji.

Batas waktu pembayaran pembiayaan dana talangan haji maksimal

1 tahun setelah pengajuan pembiayaan. Selama masa pembayaran,

nasabah boleh mencicil atau langsung tunai, karena bank akan

mengambil secara sekaligus pada saat akhir batas pembayaran

melalui tabungan mabrur. Apabila nasabah tidak mampu membayar

dari waktu yang sudah ditentukan, maka diberikan perpanjangan

waktu untuk 1 tahun kedepan sampai sebelum 73 keberangkatan

Page 14: MAKALAH FIQIH 2

ibadah haji dengan membayar biaya administrasi satu tahun

kedepan.

Dalam prakteknya, BSM dalam pembiayaan dana talangan haji

bertindak sebagai penyalur yang membantu pengurusan pendafaran

haji. Selanjutnya untuk daftar sebagai calon jamaah haji adalah

tanggungjawab penuh nasabah. Nasabah (calon jamaah haji)

memberikan kuasa pada bank untuk mengurusi semua yang

menjadi persyaratan untuk mendapatkan porsi. Setelah berkas-

berkas dan kekurangan BPIH untuk mendapatkan porsi sudah

terpenuhi, maka nasabah bisa langsung daftar ke Departemen

Agama.

Untuk pengajuan talangan haji BSM nasabah (calon jamaah

haji) harus melalui beberapa tahapan. Secara garis besar, langkah-

langkah penanganan Dana Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri,

sebagai berikut:

1. Tahap ke-1, BSM Cabang Malang menerima permohonan

pembiayaan dana talangan haji dari nasabah

2. Tahap ke-2, bagian marketing menganalisa dengan mengacu

pada Pedoman Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri. Tbk.

3. Tahap ke-3, pembukaan rekening Tabungan Mabrur BSM

4. Tahap ke-4, meminta nasabah memenuhi saldo minimal

Tabungan Mabrur BSM, self financing biaya pendafataran haji

sebagai dasarpengajuan talangan pendafaran haji dan biaya-

biaya yang dikenakan kepada nasabah.

5. Tahap ke-5, bagian marketing menyerahkan data calon jamaah

haji kepada kepala cabang. Pada tahap ini data-data yang telah

dianalisa oleh marketing diajukan kepada kepala cabang untuk

mendapat persetujuan.

6. Tahap ke-6, bagian marketing membuat SP3, memo, dan akad

Setelah mendapat persetujuan, membuat surat permohonan

pengajuan pembiayaan, memo, dan akad. Dan akan diserahkan

kepada calon jamaah haji yang mengajukan talangan.

7. Tahap ke-7, bagian administrasi pembiayaan mengecek

kelengkapan data calon jamaah haji.

Page 15: MAKALAH FIQIH 2

8. Tahap ke-8, bagian administrasi pembiayaan menyerahkan data

MO dan KC dan menyerahkan kepada manager operasional dan

kepala cabang untuk dianalisa kembali dan mendapatkan

persetujuan. Kantor Cabang melakukan penandatanganan akad.

9. Tahap ke-9, bagian administrasi melakukan pencairan dana

langsung ke rekening tabungan calon jamaah haji serta

menginput SPPH untuk mendapatkan porsi .

10. Tahap ke-10, MO melakukan monitoring pada dana talangan

yang diajukan.

Bab III

Kesimpulan

Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan

dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Dalil yang menjadi landasan murabahah adalah QS. An-Nissa’: 29, Al-Baqarah: 275

dan beberapa hadits Rasulullah Saw.

Rukun dari murabahah ada 3, yaitu adanya Transaktor (pihak yang bertransaksi);

Obyek murabahah; dan Ijab dan kabul. Sedangkan syaratnya adalah Penjual

memberitahu biaya modal kepada nasabah; kontrak pertama harus sah sesuai dengan

rukun yang ditetapkan; kontrak harus bebas riba; Penjual harus menjelaskan kepada

pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian; dan Penjual harus

menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya: jika pembelian

dilakukan secara utang. Jadi di sini terlihat adanya unsur keterbukaan.

Pembiayaan qard diberikan tanpa adanya imbalan. Al-Qard juga merupakan

pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali sesuai

Page 16: MAKALAH FIQIH 2

dengan jumlah uang yang dipinjamkan, tanpa adanya tambahan atau imbalan yang

diminta oleh bank syariah.Rukun Al-Qard diantaranya Muqridh (pemilik

barang),Muqtaridh (yang mendapat barang atau peminjam),Ijab qobul,Qardh (barang

yang dipinjamkan). Sedangkan syarat sah qardh diantaranya qardh atau barang yang

dipinjamkan harus barang yang memiliki manfaat, tidak sah jika tidak ada

kemungkinan pemanfaatan karena qardh adalah akad terhadap harta, akad qardh tidak

dapat terlaksana kecuali dengan ijab dan qobul seperti halnya dalam jual beli.

Dalil yang menjadi landasan al-qard adalah QS. .(Al-Baqarah : 245) dan beberapa

hadits Rasulullah Saw

Murabahah dan al-qard memiliki banyak manfaat serta resiko yang harus diantisipasi

Contoh murabahah dan al-qard dapat dipahami serta diaplikasikan dalam bertransaksi

Daftar Pustaka

Drs. Ismail, MBA., Ak. ,2011. “PERBANKAN SYARIAH”. Jakarta : KENCANA

PRENADA MEDIA GROUP

Hiyakuni, 2013, “KONSEP MURABAHAH DALAM PERBANKAN SYARIAH”

(online), http://hiyakuni.blogspot.com/2013_01_01_archive.html (diakses tanggal 17

April 2013)

Amaliafadila, 2012, “Ba’I

Al-Murabahah”,http://amaliafadilah.blogspot.com/2012/03/bai-al-murabahah.html

(diakses 18 April 2013)

Nuynunur, 2010, “Makalah Al-Qard”

(online),http://nuynunur.wordpress.com/2010/08/21/18/ (diakses tanggal 18 April

2013)

Antonio Syafi’I. 2001. “ Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek” , Jakarta: Gema Insani

Page 17: MAKALAH FIQIH 2