MAKALAH (Autosaved)
Transcript of MAKALAH (Autosaved)
3MAKALAH
INTRODUCTION OF CIVIL ENGINEERING SYSTEM
PENGAMATAN KONDISI TRANSPORTASI
KELURAHAN PULO DAN MELAWAI KECAMATAN KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN
Disusun oleh:
Adnan A (0906630172)
Ilhamdhan S. (0906555802)
Muh. Ismail (0906303933)
Marendra Uka (0906630355)
Reza Gulam (0906630456)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terwujudnya lingkungan rumah yang baik memerlukan penataan yang baik pula atas
beberapa aspek, misalnya saja dari segi transportasi dan segi bangunan. Transportasi
merupakan infrastruktur utama dari suatu kostruksi jalan. Dengan kata lain transportasi
sangatlah berpengaruh terhadap kelangsungan perkembangan masyarakat di daerah tersebut.
Transportasi juga memiliki peran yang teramat penting dalam berkembangnyasuatu
masyarakat. Hal ini dapat dilihat apabila sebuah daerah memiliki sistem transportasi yang
sudah baik yang dapat menghubungkan berbagai infrastruktur (termasuk bangunan), maka
masyarakat di daerah tersebut akan mendapatkan akses yang lebih baik dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari.
Infrastruktur berupa bangunan akan lebih bermanfaat apabila memiliki akses jalan
yang baik. Bangunan merupakan bangunan umum yang digunakan masyarakat luas, sehingga
tingkat keamanan, kenyaman, keselamatan harus tinggi. Salah satu faktor yang
menjadikannya semakin nyaman ialah akses jalan yang baik yang menciptakan rasa aman dan
nyaman bagi penggunanya.
1.2. Tujuan
1.2.1.Tujuan Umum
Mengamati kondisi sistem transportasi dan kondisi bangunan dan hubungannya pada
suatu daerah.
1.2.2.Tujuan Khusus
Mengamati kondisi transportasi dan kondisi bangunan di sekitar Kelurahan Melawai dan Kelurahan Pulo sebagai lokasi pengamatan.
Mengamati pengaruh dari baik/buruknya sistem transportasi yang ada di lingkungan lokasi pengamatan.
Menemukan permasalahan yang dialami warga dalam lingkup permasalahan transportasi.
Mengetahui pengaruh baik/buruknya sistem transportasi terhadap kondisi bangunan di lokasi pengamatan.
Menemukan solusi atas permasalahan sistem transportasi terhadap kondisi bangunan yang terjadi di lokasi pengamatan.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengamatan yang dilakukan adalah :
Studi Literatur
Studi Lapangan (Survey)
Wawancara
1.4. Kondisi Umum
1.4.1.Kondisi Umum Kelurahan Melawai
Alamat Jalan Wijaya IX No.14 Telephone: 021-7246819, Kelurahan Melawai, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (kode pos 12160)
Sekilas Tentang Kelurahan Melawai
Letak Kantor Lurah Melawai berada di kawasan elite Kebayoran Baru, berhadapan
dengan Kantor Pegadaian cabang Wijaya. Jalan akses terdekat bisa melewati Jalan
Melawai Raya samping Pasaraya Grande Blok M. Luas wilayah 126 Ha terdiri dari 43
RT dan 9 RW
Ruas jalan di kelurahan Melawai:
Jalan Sunan Kalijaga, Jalan Falatehan, Jalan Falatehan I, II, Jalan Sultan Hasanuddin,
Jalan Melawai Raya, Jalan Melawai I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, Jalan
Panglima Polim Raya, I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV,
Jalan Wijaya I, Jalan Wijaya II, Jalan Iskandarsyah Raya, Jalan Iskandarsyah I, II,
Jalan Aditiawarman I, II, Jalan Sunan Ampel, Jalan Tirtayasa Raya, Jalan Tirtayasa I,
II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X
Batas wilayah dan jalan di Kelurahan Melawai:
Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Panglima Polim Raya dan Jalan
Sisingamangaraja di Kelurahan Kramat Pela dan Kelurahan Gandaria Utara
Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Wijaya I dan II di Kelurahan Pulo
Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Profesor Joko Sutono di Kelurahan Petogogan
Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Trunojoyo dan Jalan Wolter Monginsidi di
Kelurahan Selong
Objek-objek di Kelurahan Melawai:
Masjid A Latief, Lapangan Bhayangkara, Kampus PTIK, Stadion PTIK, Komplek
Ruko Wisma Iskandarsyah, Wisma 99, SLTP 13, Hotel Ambhara, Graha
Iskandarsyah, Gedung Victoria, Kantor PLN Pusat, Masjid Hidayatulah, Pasaraya
Grande, Mal Blok M, Terminal Bis Blok M, Masjid Falatehan, SD Cenderawasih II,
STIKOM InterStudi, Blok M Square.
1.4.2.Kondisi Umum Kelurahan Pulo
Alamat Jalan Prapanca Raya No.5, Telephone: 021-7207449, Kelurahan Pulo,
Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (kode pos 12160)
Sekilas Tentang Kelurahan Pulo
Berdiri strategis di Jalan Prapanca Raya yang mengubungi lalu lintas dari Jalan
Sudirman, Blok M dan sekitarnya yang menuju selatan Kebayoran Baru yaitu kawasan
Kemang, Jalan Pangeran Antasari, Cipete, Cilandak. Kantor Lurah ini berada disisi
kiri jalan dari arah Kantor Walikota Jakarta Selatan menuju Jalan Pangeran Antasari
dan sebelum traffic light perempatan Jalan Kemang Raya. Bisa naik Kopaja jurusan
Depok No.63 dari terminal Blok M. Luas wilayah 127 Ha terdiri dari 48 RT dan 8 RW
Ruas jalan di Kelurahan Pulo:
Jalan Darmawangsa Raya, I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI; Jalan Brawijaya
Raya, Jalan Brawijaya I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIIII; Jalan
Prapanca Raya, Jalan Prapanca I, II, III, IV, V, VII; Jalan Benda I, II, III, IV, V; Jalan
Kramat Pela I, III; Jalan Grinting I, II, III; Jalan Kubis I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, XI, XII, XIII, XIV, XV, XVI; Jalan Panglima Polim Raya
Batas wilayah dan jalan di Kelurahan Pulo:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kawasan Kemang di Kelurahan Bangka
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Melawai
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Petogogan
Objek-objek di Kelurahan Pulo
Palyja Selatan, Apartemen Brawijaya, Sasana Golf Wijaya, Darmawangsa Residence,
The Darmawangsa Hotel, Taman Puri Oasis, Komplek Ruko Wijaya Grand Centre,
Komplek Ruko Grand Panglima Polim, Polres Metro Jakarta Selatan, Pasar Blok A,
SMA Pangudi Luhur, Darmawangsa Square The City Walk, Komplek Ruko Bahan
Bangunan Panglima Polim, Masjid Jami Nuur Abu Wizar, Komplek Ruko Blok A,
Rukan Darmawangsa Square
BAB II
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN
1. JalanTerdapat dua jenis jalan yang terletak pada kelurahan Melawai, yaitu jalan protokol dan jalan lingkungan. Panjang jalan protokol mencapai sekitar 3 Km, sedangkan jalan lingkungan mencapai 10 Km. Kondisi sebagian besar jalan protokol dan jalan lingkungan di kelurahan Melawai sudah cukup baik walaupun masih ada beberapa jalan lingkungan yang masih berlubang. Jalan yang sebagian besar aspal ini selalu di bersihkan secara rutin oleh petugas kebersihan. Menurut wawancara yang telah kami lakukan kepada warga sekitar, jalan akan segera diperbaiki bila terjadi kerusakan.Untuk kelurahan Pulo, terdapat jalan protokol sepanjang 8,5 Km, jalan lingkungan sepanjang 12,5 Km dan jalan setapak sepanjang 0,4 Km. Jalan protokol yang sebagian besar dilapisi aspal ini selalu dirawat dengan baik karena merupakan jalan yang paling sering dilalui kendaraan bermotor, oleh karena itu, jika terjadi kerusakan akan segera diperbaiki. Untuk jalan lingkungan dan jalan setapak, masih banyak jalan yang belum dilapisi aspal atau beton, terutama untuk jalan setapak.
2. BangunanDi kelurahan Melawai, sarana pendidikan sangat memadai, dari TK hingga Universitas tersedia di sana. Untuk sarana kesehatan, tersedia RSB, poliklinik, dan apotek yang siap melayani warga. Sarana keagamaan yang terdapat di kelurahan ini adalah 5 buah masjid dan 3 buah gereja. Sarana olahraga di kelurahan ini cukup lengkap, di sana terdapat lapangan sepak bola, bulu tangkis, voli, dan lain-lain. Untuk sarana ekonomi, kelurahan Melawai menyediakan bank, koperasi, dan money changer.Untuk kelurahan Pulo, sarana pendidikan tersedia dari TK hingga SMA. Sarana kesehatan yang tersedia di kelurahan ini adalah poliklinik, puskesmas, dan apotek. Untuk sarana olahraga di kelurahan ini terdapat lapangan sepak bola.
BAB III
PENGUMPULAN INFORMASI
3.1 Data Literatur
3.1.1 Jalan
Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Prasarana ini merupakan prasarana yang paling awal dibuat oleh manusia guna
menghubungkan suatu daerah dengan daerah lain dalam rangka pemenuhan
kebutuhannya.
Menurut Setijowarno dan Drazila (2001) jalan raya adalah fasilitas atau
peralatan yang digunakan sebagai alat kontrol kendaraan yang berada di jalan
raya, merupakan seperangkat peralatan yang akan memberikan suatu kemudahan
baik secara langsung maupun tidak langsung bagi pemakai jalan maupun petugas
yang sedang melaksanakan kewajibannya.
Menurut Siregar (1981) jalan raya adalah prasarana perhubungan darat dalam
bentuk apapun, meliputi segala bagian termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas kendaraan, orang dan hewan
sehingga pengertian jalan tdak hanya terbatas pada jalan konvensional (pada
permukaan tanah) akan tetapi juga jalan yang melintasi sungai besar/danau/laut,
dibawah permukaan tanah dan air (terowongan) dan di atas permukaan tanah
(jalan layang). Bagian pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat
dipisahkan dari jalan seperti: jembatan, ponton, tempat parkir, sedangkan
perlengkapan jalan adalah rambu-rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan, pagar
pengaman lalu-lintas dan lain-lain.
Setijowarno dan Frazila (2001) mengemukaan beberapa kegunaan jalan,
diantaranya adalah:
1. Sebagai prasarana transportasi.
2. Mempengaruhi perkembangan penduduk.
3. Mempengaruhi prekonomian suatu daerah.
4. Sebagai prasarana pemenuhan kebutuhan sosial.
5. Sebagai prasarana untuk pemenuhan kebutuhan rekreasi.
6. Sebagai prasarana yang mempermudah perkembangan budaya.
Klasifikasi jalan menurut kelasnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 1993 tentang prasarana dan Lalu Lintas Jalan adalah
Jalan Kelas I
Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
lebar maksimal 2500 mm.
Ukuran panjang maksimal 18.000 mm.
Muatan sumbu terberat >10 ton.
Jalan Kelas II
Jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
lebar maksimal 2500 mm.
Ukuran panjang maksimal 18000 mm.
Muatan sumbu terberat maksimal 10 ton.
Jalan Kelas IIIA
Jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan lebar maksimal 2500 mm.
Ukuran panjang maksimal 18000 mm.
Muatan sumbu terberat 8 ton.
Jalan Kelas IIIB
Jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan lebar maksimal 2500 mm.
Ukuran panjang maksimal 12000 mm.
Muatan sumbu terberat maksimal 8 ton.
Jalan Kelas IIIC
Jalan lokal yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
lebar maksimal 2100 mm.
Ukuran panjang maksimal 9000 mm.
Muatan sumbu terberat maksimal 8 ton.
Kerusakan pada perkerasan konstruksi jalan dapat disebabkan oleh:
1. Lalu lintas yang dapat berupa peningkatan beban dan repetisi beban
2. Air yang dapat berasal dari air hujan, system drainase jalan yang tidak baik,
naiknya air dengan sifat kapilaritas.
3. Material konstruksi perkerasan.
4. Iklim
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil
6. Proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik
Dalam mengevaluasi kerusakan jalan, perlu ditentukan :
1. Jenis Kerusakan (distress type)
2. Tingkat Kerusakan (distress severity)
3. Jumlah Kerusakan (distress amount)
3.1.2 Bangunan
Menurut UU no. 28 tahun 2002, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau
seluruhnya berada di atas dan/ atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya maupun
kegiatan khusus.
Bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas:
1. Asas Kemanfaatan dipergunakan sebagai landasan agar bangunan gedung
dapat diwujudkan dan diselenggarakan sesuai fungsi yang ditetapkan, serta
sebagai wadah kegiatan manusia yang memenuhi nilai-nilai kemanusiaan yang
berkeadilan, termasuk aspek kepatutan dan kepantasan.
2. Asas Keselamatan dipergunakan sebagai landasan agar bangunan gedung
memenuhi persyaratan bangunan gedung, yaitu persyaratan keandalan teknis
untuk menjamin keselamatan pemilik dan pengguna bangunan gedung, serta
masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, di samping persyaratan yang
bersifat administratif
3. Asas Keseimbangan dipergunakan sebagai landasan agar keberadaan
bangunan gedung berkelanjutan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem
dan lingkungan di sekitar bangunan gedung.
4. Asas Keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya dipergunakan
sebagai landasan agar penyelenggaraan bangunan gedung dapat mewujudkan
keserasian dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungan di
sekitarnya.
Fungsi Bangunan gedung :
1. Fungsi hunian
a. Bangunan untuk rumah tinggal tunggal
b. Rumah tinggal deret
2. Fungsi keagamaan
a. Masjid
b. Gereja
3. Fungsi usaha
a. Perkantoran
b. Perdagangan
c. Perindustrian
d. Perhotelan
e. Wisata dan rekreasi
f. Terminal
4. Sosial dan budaya
a. Pendidikan
b. Kebudayaan
c. Pelayanan kesehatan
d. Laboratorium
e. Pelayanan umum.
5. Fungsi khusus
a. Reaktor nuklir
b. Intalasi pertahanan dan keamanan.
3.2 Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap masyarakat sekitar jalan protokol yaitu jalan
Prapanca Raya dan jalan Wijaya Raya di kelurahan Pulo dan kelurahan Melawai. Berikut
ini merupakan rangkuman hasil wawancara dengan warga sekitar.
Permasalahan umum jalan di Kelurahan Pulo dan kelurahan Melawai adalah
seringnya terjadi kemacetan terutama ketika hujan dan jam-jam sibuk. Namun untuk
jalan protokol seperti jalan Prapanca Raya kemacetan terjadi hampir sepanjang hari.
Volume kendaraan yang melalui Jalan Prapanca Raya yang mempunyai 4 jalur ini terlalu
banyak jika dibandingkan dengan besarnya jalan. Untuk mengatasi kemacetan
pemerintah membuat jalan layang non tol . Sedangkan permasalahan umum bangunan di
Kelurahan Pulo dan Kelurahan Melawai adalah terlalu dekatnya bangunan dengan jalan
sehingga tidak ada resapan air hujan yang imbasnya menjadi banjir.
Permasalahan lainnya adalah sering teradinya kecelakaan lalu lintas, kecelakaan
sering terjadi karena kurang disiplinnya supir angkutan umum. Hal ini diperparah dengan
kurang lengkapnya sarana-prasarana jalan seperti zebra cross dan jembatan
penyebrangan untuk pejalan kaki. Bahkan pada Jalan Prapanca Raya tidak mempunyai
zebra cross. Keselamatan pengguna jalan amat bergantung dengan kesadaran masing-
masing pengguna jalan. Selain kecelakaan, jalan juga banjir jika terjadi hujan deras. Hal ini
disebabkan oleh kurang besarnya drainase di pinggir jalan. Menurut warga sekitar,
kondisi jalan di 2 kelurahan tersebut sudah cukup baik dan pemerintah cukup tanggap
dengan permasalahan jalan berlubang. Hanya saja kurang adanya koordinasi
menyebabkan jalan yang baru diperbaiki langsung rusak lagi karena adanya proyek
perbaikan drainase. Hal ini bisa dihindari jika perbaikan drainase dilakukan terlebih
dahulu sebelum perbaikan jalan sehingga jalan tidak rusak.
Kebersihan jalan sudah cukup terjaga dengan adanya petugas yang membersihkan
jalan pada pagi hari dan kesadaran pedagang sekitar untuk ikut membersihkan jalan di
sekitar warung mereka. Namun pada beberapa fasilitas umum seperti taman , banyak
sampah berserakan sehingga bangunan kurang terawat dan menjadi kotor. Hal ini
disebabkan oleh adanya tunawisma yang tinggal di taman tersebut.
BAB IV
ANALISA PERBANDINGAN
4.1 Analisa Jalan
Secara umum, permasalahan tentang jalan yang terjadi di Kecamatan Pulo dan
Melawai adalah sebagai berikut:
1. Sering terjadi kemacetan di jalan-jalan utama daerah Melawai dan Pulo.
2. Sering terjadi kecelakaan di jalan daerah Melawai,
3. Sering terjadi banjir di jalan saat hujan di daerah Pulo,
4. Fasilitas di jalan kurang memadai pada daerah Melawai dan Pulo.
Berdasarkan literatur1, kegunaan jalan, diantaranya adalah sebagai prasarana
transportasi. Kondisi di lapangan memperlihatkan bahwa banyak terjadi kemacetan di
beberapa titik di daerah Kecamatan Pulo (yaitu Jl.Prapanca Raya) dan Gandaria yang
justru menghambat proses transportasi. Hal ini dikarenakan volume kendaraan, baik
kendaraan pribadi dan umum yang tinggi melebihi dari yang dapat ditampung jalan. Lalu,
banyaknya kendaraan berhenti di pinggir jalan, seperti angkutan kota 74 dan 610 yang
melewati Jl. Wijaya Raya di daerah Melawai yang berhenti menunggu penumpang,
sehingga menghambat lalu lintas. Selain itu adanya fasilitas seperti Halte bus tidak
membuat metro mini dan bus kota berhenti di fasilitas tersebut, melainkan berhenti
dimana saja termasuk ditengah jalan untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.
Hal ini disebabkan adanya persaingan antar angkutan umum dalam mengambil
penumpang demi tercapainya setoran.
Kurangnya perhatian pengguna jalan akan peraturan lalu lintas dan keselamatan baik
pengguna jalan itu sendiri dan pejalan kaki membuat banyak terjadinya kecelakaan.
Menurut hasil wawancara diketahui bahwa di daerah Melawai hal ini banyak dilakukan
oleh supir-supir angkutan umum yang mengejar penumpang. Selain itu hal ini ditambah
dengan kurangnya sarana dan prasarana untuk pejalan kaki seperti zebra cross dan
jembatan penyeberangan sehingga membuat pejalan kaki sering menyeberang jalan
dimana saja tanpa adanya jaminan keamanan.
1 Jalan /Setijowarno dan Frazila
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa saat hujan, jalanan, seperti jalan
Bank di Kecamatan Pulo, sering terkena banjir sehingga laju lalu lintas terhambat. Hal ini
diakibatkan oleh drainase jalan yang buruk dan juga debit air hujan yang terlalu tinggi.
Drainase jalan sering tersumbat oleh sampah yang menumpuk di saluran drainase dan
juga jarang dibersihkan. Selain itu, lubang drainase yang kecil membuat aliran air
terhambat sehingga air semakin menumpuk dan akhirnya tergenang. Selain itu saluran
drainase yang kecil karena pelebaran jalan tidak dapat menampung seluruh debit air yang
tinggi secara sekaligus sehingga air sering tergenang.
Beradasarakan hasil survey di lapangan terlihat bahwa tidak adanya fasilitas jembatan
penyeberangan dan Zebra Cross bagi pejalan kaki dan Trotoar di samping jalan baik di
Kecamatan Pulo dan Kecamatan Melawai. Hal ini dapat menmbahayakan keselamatan
pejalan kaki yang ingin menyeberangi jalan dan secara tidak langsung mengganggu
kelancaran laju lalu lintas. Menurut hasil wawancara, tidak adanya Zebra Cross dan
jembatan penyeberangan membuat pejalan kaki menyeberangi jalan disembarang temoat
sehingga sering terjadi kecelakaan.
4.2 Analisa Bangunan
Kecamatan Pulo dan Melawai merupakan daerah pemukiman penduduk yang padat.
Di daerah ini terdapat beberapa fasilitas publik yang sering digunakan masyarakat sekitar,
seperti telepon umum, halte, dan taman. Namun, fasilitas tersebut tampak kotor dan
tidak terawat sehingga rawan kerusakan. Selain itu terdapat bangunan pertokoan di
sekitar perumahan yang letaknya terlalu dekat dengan jalan raya sehingga menutupi
lubang drainase dan lubang drainase mengalami penyempitan. Hal ini dapat memicu
banjir pada lingkungan sekitar dan kemacetan karena kendaraan yang berhenti untuk
membeli di toko parkir di pinggir jalan. Selain itu karena terlalu padatnya perumahan
tanpa adanya daerah resapan air hujan akan menambah volume debit air dari banjir yang
terjadi.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa perbandingan dengan hasil wawancara serta data-data
literatur yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kemacetan di jalan-jalan utama daerah Melawai dan Pulo dikarenakan volume
kendaraan, baik kendaraan pribadi dan umum yang tinggi melebihi dari yang dapat
ditampung jalan, dan banyaknya kendaraan berhenti di pinggir jalan,
2. Kecelakaan di jalan daerah Melawai karena kurangnya perhatian pengguna jalan akan
peraturan lalu lintas dan keselamatan baik pengguna jalan itu sendiri dan pejalan kaki,
3. Banjir di jalan saat hujan di daerah Pulo diakibatkan oleh drainase jalan yang buruk dan
juga debit air hujan yang terlalu tinggi,
4. Fasilitas di jalan kurang memadai pada daerah Melawai dan Pulo berujung pada
terjadinya kecelakaan baik bagi pengguna jalan maupun pejalan kaki.
5. Fasilitas publik tampak kotor dan tidak terawat sehingga rawan kerusakan dan adanya
bangunan pertokoan di sekitar perumahan yang letaknya terlalu dekat dengan jalan
raya sehingga menutupi lubang drainase dan lubang drainase mengalami penyempitan
sehingga mengakibatkan banjir.
Sehingga, secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi jalan di daerah Kecamatan Pulo
dan Melawai, Kotamadya Jakarta Selatan, DKI Jakarta masih memiliki beberapa kekurangan.
Sehingga sering kali menimbulkan kemacetan, kecelakaan, dan banjir saat hujan terjadi.
Bab VI
Rekomendasi
Berdasarkan hasil survey yang penulis lakukan, berikut ini rekomendasi yang penulis
usulkan untuk membantu mengatasi permasalahan yang penulis temukan.
1. Memperluas jalan protokol yang ada.
Jalan protokol yang tersedia saat ini tidak cukup untuk menampung jumlah kendaraan
yang melaluinya sehingga terjadi kemacetan yang cukup parah. Untuk itu diperlukan
perluasan wilayah perkerasan jalan di sekitar daerah rawan macet.
2. Memperbaiki dan menambahkan jumlah rambu dan marka yang ada di jalan
protokol.
Dilihat dari kondisi jalan yang cukup baik, jalan protokoll yang ada masih memerlukan
perawatan yang baik khususnya untuk marka-marka jalan yang ada. Memperjelas
marka akan membantu pengguna jalan memahami kondisi jalan yang ada. Dengan
marka yang diperjelas, aparat penegak hokum juga akan terbantu dalam menindak
para pengguna jalan yang bersalah yang sering kali menggunakan ketidaktersediaannya
marka menjadi alasan.
Rambu lalu lintas juga dapat menambah kenyamanan dan keamanan pengguna jalan
yang sudah dilengkapi dengan marka jalan yang sudah memenuhi standar.
3. Menambahkan jumlah zebra cross.
Zebra cross amat penting mengingat seringnya terjadi kecelakaan yang menimpa
pejalan kaki yang ingin menyebrang. Zebra cross tidak hanya menambah kenyamanan
dan keamanan para pejalan kaki, namun juga dapat memperindah kondisi jalan apabila
ditata dengan baik.
4. Sosialisasi rutin kepada warga untuk menyadarkan pentingnya menjaga infrastruktur
umu di lingkungannya.
Sosialisasi rutin ini amat penting guna membangkitkan rasa kepemilikan bersama oleh
warga demi bersama menjaga kelayakan infrastruktur yang ada.
5. Pengecekan kembali izin pendirian bangunan.
Perlu diadakannya pengecekan kembali pemberian izin mendirikan bangunan guna
membenahi permasalahan yang ditimbulkan oleh pemilik bangunan yang tidak memiliki
rasa tanggun jawab terhadap lingkungan di sekitarnya.