Makalah Askeb IV Gangguan Sistem Reproduksi
-
Upload
yusi-yustisian-adlah -
Category
Documents
-
view
2.822 -
download
16
Transcript of Makalah Askeb IV Gangguan Sistem Reproduksi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat dan hidayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan Kebidanan Patologis.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi kita, yaitu Nabi
Muhammad saw. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A. Latar Belakang.......................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................... 4
D. Meode....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
A. Mastitis......................................................................................................................5
B. Fibrioma Adenoma....................................................................................................7
C. Kista sarcoma Filodes..............................................................................................10
D. Sarcoma.....................................................................................................................11
E. KankerPayudara....................................................................................................... 12
F. Tumor Jinak dan Ganas Vulva,Vagina,Uterus dan varium...................................... 17
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 23
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 23
B. Saran........................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem Reproduksi wanita akan menjalankan fungsinya bila dalam keadaan normal. Seluruh
organ reproduksi mempunyai fungsinya masing- masing. Namun tidak menutup kemungkinan bila
organ – organ reproduksi akan tidak lagi berfungsi dengan baik. Yang pada akhirnya akan
mengganggu jalannya sistem reproduksi.
Gangguan sistem reproduksi pada wanita secara umum dapat dikatagorikan ke dalam:
gangguan perkembangan, endokrinologi, proses infeksi, dan neoplasma.
Salah satu gangguan sistem reproduksi adalah mastitis yaitu merupakan peradangan pada
payudara, yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasa menyertai laktasi.
Kadang – kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Abses
payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dan
memerlukan biaya yang sangat besar. Penelitian terbaru menyatakan bahwa mastitis dapat
meningkatkan risiko penularan HIV melalui menyusui.
Dan masih banyak gangguan sistem reproduksi lainnya seperti fibro adenoma, kista sarcoma
filodes, kanker, tumor jinak dan tumor ganas. Gangguan sistem reproduksi ini dapat segera diatasi
sebelum terlambat dan mengganggu sistem reproduksi secara keseluruhan. Oleh karena itu
dibutuhkan pendeteksian secara dini serta penanganan yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma,
Kanker Payudara, Tumor Jinakpada Vulva Vagina ovarium.
2. Bagaimaana etiologi dan patofisiologi dari Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma
Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium?
3. Bagaimana tanda dan gejala serta komplikasi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma
Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium ?
4. Bagaimana Penatalaksaan dari Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma,
Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium ?
3
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah mengenai hubungan kewirausahaan dengan pelayanan kebidanan ini
mempunyai tujuan antara lain :
1. Mengetahui definisi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma, Kanker
Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.
2. Mengetahui etiologi dan patofisiologi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes,
Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.
3. Mengetahui tanda dan gejala serta komplikasi Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma
Filodes, Sarcoma, Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.
4. Mengetahui penatalaksanaan Mastitis, Fibrioma Adnoma, Kista sarcoma Filodes, Sarcoma,
Kanker Payudara, Tumor Jinak pada Vulva Vagina ovarium.
D. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka, dan searching
internet.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mastitis
1. Pengertian
Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang disebabkan karena infeksi pada
jaringan payudara atau disebabkan karena adanya penyumbatan.
2. Penyebab
Dua penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya
merupakan penyebab primer yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi.
Gunther pada tahun 1958 menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa mastitis
diakibatkan oleh stagnasi ASI di dalam payudara, dan bahwa pengeluaran ASI yang efisien
dapat mencegah keadaan tersebut. Ia menyatakan bahwa infeksi, bila terjadi, bukan primer,
tetapi diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.
3. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dari mastitis yaitu:
a. Payudara bengkak dan nyeri.
b. Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu.
c. Payudara terasa keras.
d. Penderita merasa lesu.
e. Ada demam dan rasa sakit umum.
5
4. Macam-Macam Mastitis
Mastitis dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Mastitis puerperalis
Yaitu mastitis yang biasa terjadi pada ibu menyusui. Biasanya terjadi karena
diakibatkan ibu yang tidak menyusui bayinya, pembatasan frekuensi atau durasi
menyusui, atau penghisapan yang tidak efektif, sehingga akan terjadi bendungan ASI,
dan bendungan ASI yang semakin parah akan menyebabkan terjadinya mastitis.
b. Mastitis non puerperalis
Mastitis non puerperalis ini biasa terjadi pada wanita di usia menjelang menopause
(mastitis periductal), atau dapat juga terjadi karena disebabkan oleh kuman
staphylococcus.
Pada wanita menjelang menopause diduga akibat perubahan hormonal dan
aktivitas menyusui di masa lalu. Pada saat menjelang menopause terjadi penurunan
hormon esterogen yang menyebabkan adanya jaringan yang mati. Tumpukkan jaringan
tersebut dan air susu menyebabkan penyumbatan pada saluran di payudara.
Penyumbatan menyebabkan buntunya saluran dan akhirnya melebarkan saluran
dibelakangnya, yang biasa terletak di belakang puting payudara. Dan akhirnya akan
terjadi reaksi peradangan yang disebut mastitis.
5. Pencegahan
Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis perawatan terdiri atas:
a. Membersihkan puting susu dengan baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk
menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.
b. Memperbaiki posisi menyusui, terutama bila tidak terdapat puting.
c. Menyusui sesering mungkin.
d. Istirahat cukup, makanan yang bergizi.
e. Bila isapan bayi tidak cukup mengurangi rasa penuh dari payudara, atau bila puting
susunya tertarik sampai rata sehingga bayi sulit mengenyut, ibu harus memeras ASI nya.
6
6. Pengobatan
Pengobatan pada payudara yang tegang/ indurasi dan kemerahan, yaitu:
a. Istirahat yang cukup.
b. Kompres payudara secara bergantian.
c. Pijat daerah yang sakit.
d. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang.
e. Susuilah lebih sering payudara yang meradang.
f. Pemberian terapi antibiotik.
7. Askeb Pada Ibu Dengan Mastitis
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami mastitis adalah:
a. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup.
b. Lakukan pengompresan pada payudara ibu dengan kompres dingin dan kompres hangat
secara bergantian, serta anjurkan pada ibu untuk mengulanginya lagi dirumah.
c. Lakukan pemijatan pada daerah yang sakit secara perlahan – lahan.
d. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya lebih sering.
e. Anjurkan ibu makan makanan yang bergizi.
f. Pemberian antibiotik dan analgesik.
g. Jika keadaan semakin parah, rujuk ibu ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap.
B. Fibrioma Adenoma
1. Pengertian
Fibro adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang terdiri
dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa
(mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval,
bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan
7
dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga
sering disebut sebagai ”breast mouse”.
2. Etiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya
dari fibro adenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibro adenomamae, hal ini diketahui karena ukuran
fibro adenoma dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat
bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibro adenoma ini sangat jarang atau bahkan sama
sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas. Fibro adenoma mammae biasanya
terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Namun,
kejadian fibro adenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan
setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia
muda.
3. Gejala
Pertumbuhan fibro adenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya
ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat
disentuh kenyal seperti karet.
4. Diagnosis
Fibro adenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik
(phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle
Aspiration Cytology (FNAC).
Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada
daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll.
8
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna
untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada
wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan
ultrasound, hal ini karena fibro adenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat
dengan baik bila menggunakan mammography.
Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibro adenoma dengan menggunakan
penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita
dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibro adenoma, lalu hasil pengambilan tersebut
dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah
mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut:
a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
c. Saluran tersebut di batasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek
uniform;
5. Terapi
Terapi untuk fibro adenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c. Usia pasien
d. Hasil biopsy
Terapi dari fibro adenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi pengangkatan
tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak
akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan
parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.
6. Askeb Pada Ibu Dengan Fibro Adenoma
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami Fibro adenoma
adalah:
9
a. Lakukan anamnesa dengan cermat.
b. Lakukan pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, dan
nyeri tekan, serta apakah berstektur kenyal atau padat.
c. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan.
d. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
e. Lakukan rujukan.
C. Kista Sarcoma Filodes
1. Pengertian
Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi dibandingkan dengan
fibro adenoma.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat
menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat
dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran
yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak). Tumor ini disebut
sistosarkoma filodes, sebuah nama yang diperolehnya lebih dari 150 tahun yang lalu, yang
ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Johannes Muller pada tahun 1838.
2. Etiologi
Tumor ini biasa berasal dari fibro adenoma selular yang telah ada dan sekarang telah
mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima.
10
3. Gambaran Klinik
Tumor ini bentuknya bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan dapat digerakkan
(mobil). Konsistensi tumor filodes ini ada bagian yang kistik dan padat seperti karet, tidak
melekat pada kulit dan otot pectoralis serta permukaan kulit yang tegang dan mengkilat.
4. Penatalaksanaan
Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik ditata laksana dengan
mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat, maka tidak perlu dilakukan
pengangkatan kelenjar limfe. Lesi kecil dapat ditata laksana dengan eksisi lokal. Tindakan
lebih radikal tidak dibenarkan, karena neoplasma ini bersifat sebagai sarkoma jaringan lunak
ringan ketimbang suatu karsinoma yang berasal dari kelenjar.
5. Askeb Pada Ibu Dengan Kista Sarcoma Filodes
Asuhan Kebidanan yang diberikan pada ibu dengan kista sarcoma filodes adalah:
a. Lakukan anamnesa dengan cermat.
b. Lakukan pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk,
mobil (dapat digerakkan), berstektur kenyal atau padat dan nyeri tekan, serta apakah
kulit payudara terlihat tegang dan mengkilat.
c. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan.
d. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
e. Lakukan rujukan.
D. SARCOMA
1. Pengertian
Sarcoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Sarcoma secara
umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak.
2. Jenis
Ada empat tipe utama dari sarkoma tulang, yaitu randro sarkoma, sarkoma ewing,
fibrosarkoma dan osteosarkoma.
11
3. Penyebab Sarcoma Kaposi
Pada penderita AIDS, penyakit ini terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan
penelitian terakhir menyebutkan adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan
dengan sejenis virus herpes 8 (HHV8).
4. Patofisiologi Sarcoma Kaposi
Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah
sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim.
Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan
vaskular yang diisi dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan
seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang
tidak normal dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh
darah tebal yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang
mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat
menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko
pasien, diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan
menunjukan kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi
diagnosis.
5. Gambaran Klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam,
dan biasanya Luka tersebut biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di
tempat lain terutama mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari
sangat lambat ke sangat cepat.
E. Kanker Payudara
1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang merupakan gangguan
yang dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal
jaringan epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk massa yang
padat, terbentuk tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke
jaringan sekitar dan akhirnya mempengaruhi fungsi normal.
12
Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat
terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.
Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD)
2. Etiologi
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
a. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker
payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid
pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan
mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
b. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker
payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko
kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara
sebelum menopause.
13
c. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak
ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko
meningkat hingga 5 kali.
d. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini
di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya
kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang
konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada
wanita umur 34 sampai 59 tahun.
f. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan
umur saat terjadinya eksposur.
g. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang
penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker
payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen
kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara
sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
3. Tanda dan Gejala
a. Fase awal : asimtomatik
b. Tanda umum : benjolan/penebalan pada payudara
c. Tanda dan gejala lanjut : kulit cekung
- Retraksi/deviasi puting susu
- Nyeri tekan/raba
14
- Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
d. Tanda metastase : nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah
- Batuk menetap
- Anoreksia
- BB turun
- Gangguan pencernaan
- Kabur
- Sakit kepala
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Mammografi
Menemukan kanker insito yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan
fisik.
b. SCAN (CT, MRI, galfum), ultra sound.
c. Untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, respon pengobatan.
d. Biopsi (aspirasi, eksisi)
Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan.
e. Penanda tumor
Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum (alfa feto protein, HCG asam
fosfat).
Dapat menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai
prognosis/ monitor terapeutik.
Reseptor estrogen/progesteron assay yang dilakukan pada jaringan payudara untuk
memberikan informasi tentang manipulasi hormonal.
f. Tes skrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah.
g. Foto toraks
15
h. USG
5. Pengobatan
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung
pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:
a. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut &
Pressman, 1992):
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,
jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di
sekitar ketiak.
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi
bukan kelenjar di ketiak.
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar
tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini
tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi
hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair
atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-
obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
16
6. Askeb Pada Ibu Dengan Kanker Payudara
Asuhan kebidanan yang dapat diberikan kepada ibu yang mengalami kanker
payudara adalah:
a. Lakukan anamnesa dengan cermat.
b. Lakukan pemeriksaan pada payudara, perhatikan adanya benjolan, ukuran, bentuk, dan
nyeri tekan, serta apakah berstektur kenyal atau padat.
c. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan.
d. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
e. Lakukan rujukan.
F. Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, Uterus dan Ovarium
1. Pengertian
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses
pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Dalam bahasa medisnya, tumor
dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan/ pembelahan, jadi
neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel
di sekitarnya yang normal.
2. Jenis Tumor
Tumor dibagi mejadi 2 golongan besar yaitu:
a. Tumor jinak (benign)
b. Tumor ganas ( malignant) atau yang popular dengan sebutan kanker.
Perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas adalah:
Tumor ganas lebih berbahaya dan fatal
Tumor ganas tumbuhnya relative lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif.
Tumor jinak tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur
jaringan sekitarnya yang normal. Sedangkan tumor ganas pertumbuhannya dengan
menyusup sembari merusak jaringan sekitar nya.
17
Tumor jinak umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi.
Sedangkan tumor ganas memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses
pembedahannya sulit untuk benar-benar tuntas.
3. Penyebab
Hingga saat ini dunia kedokteran dan penelitian belum mengetahui jawaban pasti
akan penyebab pasti seseorang dapat menderita tumor. Namun secara umum dipercaya
bahwa proses terbentuknya tumor berkaitan dengan 3 faktor utama yaitu:
a. Genetik (keturunan)
Faktor genetik atau keturunan menyebutkan bahwa beberapa orang membawa bakat
(berupa gen) untuk tumor tertentu.
b. Karsinogenik (onkogen)
Faktor pemicu lainnya itu adalah karsinogen. Yang termasuk karsinogen antara lain
senyawa kimia (seperti asbes, pengawet dan pewarna makanan), faktor fisika (seperti
radiasi roentgen berlebih, sinar matahari berlebih), hormonal (seperti peranan estrogen
pada kanker payudara, testosterone pada kanker prostate), dan virus (seperti virus HPV
sebagai biang keladi utama kanker leher rahim ).
c. Co-karsinogen (co-onkogen)
Co-karsinogen adalah usia tertentu (umumnya kejadian tumor seiring dengan
pertambahan usia), pola hidup yang salah, merokok, alkohol, pola makan kurang serat,
adanya iritasi berulang-ulang.
4. Tanda dan Gejala
Adanya tumor pada vulva, vagina dan ovarium dapat ditandai dengan gejala-gejala
sebagai berikut:
a. Adanya benjolan atau pembengkakan
b. Pada vulva untuk jenis tumor Kondiloma akuminatum tampak seperti jengger ayam
c. Adanya rasa nyeri pada vulva, vagina atau pada perut
d. Dispareunia
e. Perdarahan18
f. Adanya pernanahan dari kemaluan, atau keputihan yang banyak.
5. Macam – Macam Tumor Pada Vulva, Vagina, dan Ovarium
a. Tumor Vulva
1) Tumor Jinak Pada Vulva
a) Tumor Kistik Vulva
Kista Inklusi epidermis
Kista sisa jaringan embrio (Kista Gartner, Kista saluran Nuck)
Kista Bartholini
Kista sebasea
Kista Skene
b) Tumor Solid Vulva
Tumor epitel (Kondiloma akuminatum, Karunkula urethra, Nevus
pigmentosus)
Tumor jaringan mesoderm (Fibroma, Lipoma, Neurofibroma, Hemangioma,
Miksoma)
2) Tumor Ganas Pada Vulva
a) Karsinoma Vulva
b) Melanoma Vulva
c) Karsinoma Verukosa
b. Tumor Vagina
1) Tumor Jinak Pada Vagina
a) Tumor Kistik Vagina
Kista inklusi
Kista sisa jaringan embrio (Kista Gartner, Kista saluran Muller)
19
b) Tumor Solid Vagina
Tumor epitel (Kondiloma akuminatum, Granuloma)
Tumor jaringan Mesoderm (Fibroma, Lipoma, Hemangioma, Miksoma)
Adenosis vagina
2) Tumor Ganas Pada Vagina
Karsinoma Vagina
c. Korpus Uterus
1) Golongan risiko tinggi :
Penderita diabetes mellitus; hipertensi esensial/menahun; adipositas (obesitas);
perdarahan disfungsional pada wanita in/subfertil akibat hiperestrogenisme (siklus
anovulatoir), yang juga memberi predisposisi untuk kanker payudara; wanita dengan
tumor ovarium yang memproduksi estrogen (tumor sel granulosa); usia
perimenopausal (50 – 60 tahun). Pada usia < 40 tahun insidensinya 1-8%.
2)Tingkat pra-maligna/pra-neoplastik
(precursor) didapat pada waktu kuretase atau indikasi perdarahan disfungsi
adalah hiperlasia adenomatosa atau hiperplasia endometrium yang atipik.
3) Patologi
90% tumor ganas endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma .
Penyebaran Biasanya lambat,
4) Gambaran klinik dan diagnosis
Pada awal dari penyakit pemeriksaan ginekologik tidak menghasilkan apa-apa
5) Penanganan
Untuk penanganan kanker endometrium dalam garis besar adalah sebagai
berikut: TAH (Total Abbominal Hysterectomy) + BSO (Bilateral Salpingo
Oophorectomy)
20
d. Tumor Ovarium
1) Tumor Jinak Pada Ovarium
a) Tumor Non Neoplastik
Tumor akibat radang
Tumor lain (Kista folikel, Kista korpus luteum, Kista lutein, Kista inklusi
germinal, Kista endometrium, Kista stein-Leventhal)
b) Tumor Neoplastik Jinak
Kistik (Kistoma ovarii simpleks, Kistadenoma ovarii serosum, Kistadenoma
ovarii musinosum, Kista endometroid, Kista dermoid)
Solid (Fibroma ovarii, Tumor Brenner, Tumor sisa adrenal (maskulinovo-
blastoma))
2) Tumor Ganas Pada Ovarium
a) Tumor epitel ovarium
b) Tumor stroma Sex-Cord
c) Tumor Karsinoma ovarium metastatik
6. Penanganan
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk tumor vulva, vagina dan
ovarium, yaitu:
a. Pada Tumor Vulva dilakukan tindakan pengangkatan tumor hanya apabila
mengganggu. Tumor kistik vulva yang mengalami infeksi kadang-kadang memerlukan
insisi.
21
b. Untuk Tumor Vagina penanganan yang dapat dilakukan terutama pada jenis tumor
yang ganas yaitu operasi, radioterapi, vaginektomi, radiasi, ekstirpasi, kemoterapi.
c. Untuk tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi, sedangkan untuk tumor
nonneoplastik tidak.
Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memiliki gejala dan besarnya dengan
diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut akan mengalami
pengecilan secara spontan dan menghilang. Oleh karena itu dibutuhkan waktu
menunggu selama 2-3 bulan. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan tumor tersebut, maka dapat diambil tindakan operatif. Tindakan operatif
pada tumor ganas dan besar, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, dan biasanya
disertai dengan pengangkatan tuba.
7. Askeb Pada Ibu Dengan Tumor vulva, vagina, uterus dan ovarium
Asuhan Kebidanan yang dapat diberikan pada ibu dengan tumor yaitu:
a. Lakukan anamnesa dengan cermat.
b. Lakukan pemeriksaan pada abdomen, dan alat genitalia, serta pada tungakai.
c. Perhatikan apakah terdapat benjolan, oedema, keadaan alat genitalia, adanya
keputihan, warna, dan bau.
d. Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan.
e. Memberikan dukungan psikis, dan emosional kepada ibu.
f. Lakukan rujukan
BAB III
PENUTUP
22
A. Kesimpulan
Gangguan reproduksi pada wanita pada umumnya bermacam – macam diantaranya yaitu:
Mastitis adalah peradangan pada payudara, yang disebabkan karena infeksi pada jaringan
payudara atau disebabkan karena adanya penyumbatan.
Fibrio adenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang terdiri dari
jaringan kelenjar dan fibrosa.
Kista Sarkoma Filodes merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup
(invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat
ditemukan dalam ukuran yang besar.
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara yang merupakan gangguan yang
dapat mempengaruhi organ dalam tubuh ditandai dengan oleh proliferasi sel abnormal jaringan
epitel pada duktus lafiferis atau lobulus pada payudara, membentuk massa yang padat, terbentuk
tumor yang sering disebut neoplasma. Neoplasma kemudian menyebar ke jaringan sekitar dan
akhirnya mempengaruhi fungsi normal.
Tumor Jinak dan Ganas Pada Vulva, Vagina, dan Ovarium. Tumor merupakan
sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak
terkoordinasi. Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara Tumor jinak dan tumor ganas dan
memang membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis. Perbedaan utama di antara
keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sesuai dengan kata ‘ganas’ itu
sendiri.
3.2 Saran
Berikut beberapa hal yang kami sarankan agar dapat mendeteksi gejala- gejala gangguan sistem
reproduksi :
23
Minimal setiap satu bulan sekali lakukan pemeriksaan SADARI (periksa Payudara
sendiri), Biasanya waktu yang tepat yaitu tiap 1 minggu setelah selesai menstruasi.
Lakukan sesuai Prosedur.
Jika menemukan keganjalan atau merasakan ketidakbiasaan dengan pola menstruasi
segera konsultasikan dengan dokter atau bidan.
Hindarilah pola kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan,
Olahraga yang teratur dan makan makanan yang bergizi.
DAFTAR PUSTAKA
24
Aziz, M, F. 2006. Onkologi Ginekologi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Price, A, S, dan Wilson, L, M. 2005. Patofisiologi. EGC: Jakarta Saifuddin AB, H. 2002. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta Sastrawinata, S, dkk. 1998 Ginekologi Edisi 2. EGC: Jakarta Alhadrami, S. 2007. Fibro Adenoma. http://legasi.blogspot.com
/2007/01/fibroadenoma-mammae.html. (Dikutip tanggal 27 September 2012) Sari, D, K. 2005. Asuhan Pada Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi.
http://keperawatanindonesia.blogspot.com/2007/12/ gangguan-sistem-reproduksi.html (Dikutip tanggal 27 September 2012)
25