kista askeb

64
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan pada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. M dengan Kista Ovarium” Atas tersusun makalah ini penulis berharap isi makalah ini dapat dimengerti oleh para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan CI Pembimbing yang telah memberikan asuhan dalam menyelesaikan makalah ini hingga makalah ini tersusun dengan baik. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amien..

Transcript of kista askeb

Page 1: kista askeb

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan pada

penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.

M dengan Kista Ovarium”

Atas tersusun makalah ini penulis berharap isi makalah ini dapat dimengerti oleh para

pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan CI Pembimbing yang

telah memberikan asuhan dalam menyelesaikan makalah ini hingga makalah ini tersusun dengan

baik.

Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan

disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita

semua. Amien..

Langsa, 27 Juni 2012

Penulis

Page 2: kista askeb

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau

korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium

( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka yang dimasud dengan kista ovarium adalah

kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat jinak

juga dapat menyebabkan keganasan.

B. Tujuan

1.     Mahasiswa mengerti tentang kista ovarium

2.    Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan pada ibu dengan

kista ovarium

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian kista ovarium

Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. ( Sjamsoehidayat.2005: 729 ).

2. Etiologi kista ovarium

Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan – bahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain – lain.

3. Klasifikasi kista ovarium

a. Kista folikel

Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik keculi jika

Page 3: kista askeb

robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstruasi.

b. Kista corpus luteum

Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2 siklus menstruasi.

c. Syndroma rolycystik ovarium

Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur, infertelitas.

d. Kista Theca- lutein

Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk. 2005:273 )

5. Tanda dan gejala

Kebayakan tumor ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi tumor tersebut.

Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :

a. menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri

b. perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah

c. nyeri saat bersenggama

d. perdarahan

6. Penatalaksanaan

a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.

b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.

c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).

7. Pemeriksaan penunjang

a. Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya kanker / kista.

Page 4: kista askeb

b. Ultrasound / scan CT : membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi massa.

c. Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan endometrial.

d. Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan anemia kronis sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif, peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses inflamasi / infeksi.

8. Komplikasi

Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :

a. Perdarahan intra tumor

Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.

b. Perputaran tangkai

Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.

c. Infeksi pada tumor

Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.

d. Robekan dinding kista

Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpahkedalam rungan abdomen.

e. Keganasan kista ovarium

Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.

Page 5: kista askeb

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA

Ny. H DENGAN KISTA OVARIUM

A. Pengumpulan Data

1. Identitas

Nama : Ny. M Nama suami : Tn. S

Umur : 45 tahun Umur : 49 tahun

Suku/ bangsa : Aceh/ indonesia Suku/ bangsa : Aceh/indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan

Alamat rumah : Kuala Penaga Alamat rumah : Kuala

Penaga

Telp : - Telp : -

Alamat kantor : - Alamat kantor : -

Telp : - Telp : -

B.     Anamnesa ( Data Objektif )

Pada tanggal : 27 juni 2012 Pukul : 13.30 WIB

1.       Alasan berkunjung :ingin memeriksakan kesehatan

2.       Keluhan Utama :nyeri perut pada bagian bawah

3.       Riwayat menstruasi :

Menarche : umur 13 tahun

Siklus : 26 hari

Banyaknya : 3 x ganti duk

Dismenerhoe : Ada

Teratur/ tidak : tidak teratur

Lamanya : 7-8 hari

4.       Pola Kesehatan

Page 6: kista askeb

4.1   Pola Konsumsi

Diet/ makan : 3 x sehari

Komposisi makan : nasi, sayur- sayuran, lauk pauk, buah

4.2   Pola Eliminasi

BAB : 1 x sehari

BAK : 5 x dalam sehari

4.3   Kebersihan Vagina

ganti pakaian dalam : 3 x/ hari

keputihan : tidak

iritasi Vagina : tidak

keluar cairan : encer

pemakaian obat cebok : tidak ada

4.4 pemakaian obat – obatan hormonal : tidak ada

4.5 Kebersihan Payudara

Pemeriksaan Sadari : tidak dilakukan

Jadwal Sadari : x/ minggu

Informasi diperoleh dari :

Bidan Dokter Dll

4.6 imunisasi catin : tidak

4.7 aktifitas sehari- hari : Sedang

4.8 Pola istirahat dan tidur

Malam : 8 jam

Siang : 2 jam

4.9 Pola Seksual

Frekuensi : 4 x/ seminggu

Kelainan seksual : tidak ada

Di inginkan : ya

Page 7: kista askeb

Keluhan yang dirasakan :

a.             Pengeluaran darah : tidak ada

b.            Nyeri saat berhubungan : ada

c.             Rasa sakit yang dirasakan : ada

4.10. kontrasepsi yang pernah digunakan

Pil : ada

Suntik : ada

IUD/ AKDR : -

AKBK : -

Kondom : -

Vasektomi : -

Tubektomi : -

Lain- lain : -

4.11. Riwayat kehamilan : Normal

4.12. Riwayat persalinan : Normal

4.13. Riwayat Nifas :

Pernah menyusui : Ya

Teratur : Ya

Berapa kali : tidak teratur

Rasa nyeri saat menyusui : ada

Pengeluaran ASI :lancar

4.14. Riwayat Abortus : tidak ada

5.       Riwayat Obstetri

5.1 infeksi radang panggul : ada/ tidak

5.2 HIV/ AIDS : ada/tidak

5.3 Infeksi Genetalia

Vivitis : ada/ tidak

Vaginatis : ada/ tidak

Servisitis : ada/ tidak

Page 8: kista askeb

Endometritis : ada/ tidak

5.4 Infeksi saluran reproduksi

Gonorhoe : ada/ tidak

Sifilis : ada/ tidak

Trikomoniasis : ada/ tidak

Klaminidia : ada/ tidak

Ulkus Mole : ada/ tidak

5.5 Gangguan menstruasi

Hipermenore : tidak ada

Hipomenore : tidak ada

Polimenore : tidak ada

Aligomenore : tidak ada

Amenore : tidak ada

Lain- lain : tidak ada

5.6 kanker Reproduksi

Kanker payudara : tidak ada

Kanker Rahim : tidak ada

6.       Penyakit Keluarga

Infertilitas : tidak ada

Hipertensi : ada

DM : tidak ada

Jantung : tidak ada

Lain- lain : tidak ada

7.       Siklus

8.       Riwayat social

8.1   Status perkawinan

Page 9: kista askeb

Kawin : 1 kali umur : 20 tahun

dengan suami umur : 25 tahun

lamanya : 25 tahun

anak : 4 orang

8.2   KDRT : tidak ada

8.3   Diskriminasi dalam keluarga : tidak ada

9.       Perilaku Kesehatan

Gangguan Alkohol/ Sejenisnya : tidak ada

Obat- obatan/ jamu : tidak ada

Merokok/ makan sirih : tidak ada

10.   Pola pergaulan remaja

10.1                       Tempat hiburan yang biasa dikunjungi

Diskotik : tidak ada

Party : tidak ada

Pailai : tidak ada

Lain- lain : tidak ada

10.2                       Berapa kali : -

10.3                       Aktivitas Spiritual

Pengajian : tidak

remaja mesjid : tidak

lain- lain : tidak ada

C.      Pemeriksaan Fisik

1.       Keadaan umum : Baik

Keadaan emosional : Stabil

Page 10: kista askeb

2.       Tanda vital

Tekanan Darah : 150/100 mmHg

Denyut Nadi : 84 x/ menit

Pernafasan : 23 x/ menit

Suhu tubuh : 37 °C

3.       TB : 154 cm

BB : 51 Kg

4.       Pemeriksaan Genetalia

Vulva dan Vagina :

Luka : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Nyeri : ada

Gatal- gatal : tidak ada

Instansi : tidak ada

Lain- lain : tidak ada

Keluarnya cairan : keputihan, berbau

Perineum : Bekas luka : tidak ada

Luka parut : tidak ada

Kelainan perineum : tidak ada

D.     UJI DIAGNOSTIK

1.    Pemeriksaan laboratorium : Ada

Haemoglobin : 12,6 gr

Haemotokrit : 35,6

Golongan darah : B

Rheusus : -

Pemeriksaan urine : -

Protein : -

Page 11: kista askeb

Albumin : -

2.    Pemeriksa penunjang

USG : Uerus lebih besar dari biasanya

Test papsmear : tidak dilakukan

Page 12: kista askeb

CATATAN PENDOKUMENTASIAN SOAP

S : Ny. M usia 45 tahun, datang ke poli Kebidanan mengatakan nyeri pada perut di bagian

bawah

O : TD : 150/100 mmHg

Pols : 84 x/menit

Resp : 23 x/menit

Temp : 37°C

BB : 51 kg

A : Ny.M usia 45 tahun dengan kista ovarium

Data Dasar :

TD : 130/90 mmHg - Pada pemeriksaan fisik, vagina mengeluarkan

Pols : 84 x/menit cairan keputihan dan berbau

Resp : 24 x/menit

Temp : 37°C - Vagina berwarna merah

BB : 50 kg

Masalah : - Nyeri perut dibagian bawah, apabila diraba bagian perut teraba

benjolan (massa)

-    Pasien mengeluh terasa sakit dan nyeri di bagian bawah perut

Kebutuhan : Beri penyuluhan kesehatan kepada ibu tentang kebutuhan yang harus

Dipenuhi

P :

PERENCANAAN

-       Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu

-       Istirahat yang cukup

-       Makan- makanan yang bergizi

-       Jangan makan makanan yang mengandung lemak

-       Jangan makan makanan yang mrngandung bahan pengawet

Page 13: kista askeb

-       Hindari makanan yang mengandung zat pewarna

-       Anjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan

PELAKSANAAN

-       Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu

-       Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

-       Menganjurkna untuk makan- makanan yang bergizi

-       Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mengandung lemak

-       Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mrngandung bahan pengawet

-       Melarang ibu untuk tidak makan hindari makanan yang mengandung zat pewarna

-       Menganjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan

EVALUASI

-       Penyuluhan telah diberikaan kepada ibu

-       Ibu sudah mengerti tentang kebutuhannya

-       Ibu sudah mengerti dan mau melakukan control ulang penyakitnya ke dokter

Page 14: kista askeb

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ny “D” dengan Kista Ovari Synistra telah disetujui dan

disahkan oleh Pembimbing Praktek dan Pembimbing Akademik pada tanggal Oktober

2011.

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

STIKES NU Tuban RSUD Dr.R.Koesma Tuban

         

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau

ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari

lapisan terluar dari ovarium (Replubika Online, Zubairi Djoerban).

Saat ini jumlah perempuan yang terkena kista semakin meningkat dari hari ke hari,

sebenarnya peningkatan jumlah perempuan terkena kista saat ini lebih dikarenakan

Page 15: kista askeb

meningkatnya pengetahuan serta kesadaran mereka untuk memeriksakan diri. Sekitar 50-65 %

perempuan di Indonesia ini mengidap penyakit kista ovarium.

Pada dasarnya semua perempuan mempunyai kista, tetapi umumnya bersifat fisiologis

lazim terjadi dan itu normal-normal saja, kista fisiologis tidak perlu penanganan yang serius.

Sehingga penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan

pelaporan penyakit kista kurang baik. Tetapi bila kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga

kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker

ginekologi. Angka kematian merupakan penyebab kematian yang tinggi karena penyakit ini pada

awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis,

sehingga 60-70 % pasien sudah stadium lanjut.

Untuk menghindari ke komplikasi yang lanjut. Sebaiknya dilakukan skrining dini yaitu

wanita bila merasakan ada kelainan pada tubuhnya segera memeriksakan diri ke petugas

kesehatan. Sebagai langkah awal penatalaksanaan yaitu dengan memeriksa USG. Dengan USG

dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.

1.2              Tujuan

1.2.1        Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu, mengerti, memahami dan dapat melaksanakan asuhan

kebidanan pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

1.2.2        Tujuan Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu :

-     Melakukan pengkajian data secara subjektif dan obyektif pada Ny “D” dengan kista ovari

synistra.

-     Mengidentifikasi masalah atau diagnosa kebidanan pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

-     Mengantisipasi masalah potensial pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

-     Mengindetifikasi kebutuhan tindakan segera pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

-     Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

-     Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

-     Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.

1.3              Ruang Lingkup

Page 16: kista askeb

Dalam mengingat keterbatasan waktu yang disediakan dan juga keterbatasan

pengetahuan dari penulis, maka asuhan ini hanya pada Ny “D” dengan kista ovari synistra di Poli

Obsgyn RSUD Dr.R KOESMA TUBAN.

1.4              Metode Penulisan

1.4.1        Praktek Lapangan

Metode yang digunakan berdasarkan studi kasus yang ditemukan pada praktek di

lapangan

1.4.2        Teknik Pengumpulan Data

a.       Wawancara adalah pembicaraan langsung dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data

secara langsung serta menggali masalah yang sedang dihadapi

b.      Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematis terhadap

subyek masalah yang dihadapi

c.       Pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik secara langsung terhadap klien

d.      Mempelajari dokumen pasien

Sumber Data :

Data primer adalah data yang diperoleh oleh keluarga, petugas kesehatan, dokumentasi medis

dan hasil pemeriksaan penunjang.

1.4.3        Tinjauan Pustaka

Yaitu mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan judul asuhan kebidanan ini dan

masalah yang dibahas

1.5              Pelaksanaan

Praktek lapangan ini dilaksanakan di Poli Obsgyn RSUD Dr.R KOESMA Tuban pada

tanggal 26 September – 08 Oktober 2011.

1.6              Sistematika Penulisan

Bab 1 : Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan

sistematika penulisan.

Page 17: kista askeb

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Membahas tentang konsep dasar teori dan manajemen asuhan kebidanan.

Bab 3 : Tinjauan Kasus

Terdiri dari sistematika penulisan manajemen kebidanan 7 langkah menurut varney yaitu

pengkajian data, identifikasi diagnosa masalah, antisipasi diagnosa atau masalah potensial,

identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi dari pelaksanaan asuhan

kebidanan.

Bab 4 : Penutup

Terdiri dari kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1              Konsep Dasar Kista Ovarium

2.1.1        Definisi

Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau

ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari

lapisan terluar dari ovarium (Republika Online, Zubain Djaerban)

Kista Ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cairan yang

tumbuh dalam indung telur (ovarium) (http://harrymenulis,blogsport. com,hariyanowinarto)

Kista Ovarium adalah suatu tumor yang terbungkus selaput semacam jaringan yang

terpisah dengan jaringan normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain.

(Media Indonesia Online)

2.1.2        Etiologi

Penyebab Kista Ovarium secara pasti masih belum diketahui. Tetapi ada penyebab yang

mendorong tumbuhnya kista antara lain :

1.      Gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak, konsumsi makanan mengandung :

zat-zat sintetik, merokok,

Page 18: kista askeb

2.      Polusi udara,

3.      Stres,

4.      Virus,

5.      Faktor genetik

6.      Gagalnya sel telur berovulasi.

2.1.3        Faktor Risiko

Faktor risiko wanita akan mengalami kista ovarium bahkan terjadi kanker ovarium antara

lain :

1.      Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat

2.      Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil

3.      Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium

4.      Wanita penderita kanker payudara dan kolon

5.      Wanita ber KB oral yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi

2.1.4        Gejala Kista Ovarium

1.      Gangguan haid

2.      Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul

3.      Rasa sakit berhubungan seksual

4.      Perdarahan rahim yang abnormal

5.      Gangguan buang air besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK)

2.1.5        Diagnosa

Sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista maka apabila seorang

wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk

menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kista menjadi ganas

biasanya dalam keadaan :

1.      Kista cepat membesar

2.      Kista pada usia remaja atau pasca menopause

3.      Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan

4.      Kista dengan bagian padat

5.      Tumor pada ovarium

Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas maka upaya yang dilakukan dengan

pemeriksaan secara berkala yang meliputi :

Page 19: kista askeb

1.      Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya

2.      Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah

3.      Pemeriksaan pertanda tumor (tumor marker)

4.      Pemeriksaan CT-Scan/ MRI bila dianggap perlu

2.1.6        Jenis-jenis Kista Ovarium

a.       Kista Nonneoplastik

1.      Kista Folikel

Kista berasal dari Folikel De Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi

kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh

estrogen tidak mengalami proses atresia, melainkan membesar menjadi kista. Bagian dalam

dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan

didalam kista, terjadi artrofi pada lapisan ini, cairan dalam kista jernih dan sering mengandung

estrogen. Oleh karena itu kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel

lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan. Umumnya diameter kista tidak lebih dari 5

cm.

2.      Kista Korpus Luteum

Korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albican kista terbentuk karena terjadi

perdarahan didalamnya. Kista ini berisi cairan yang berwarna merah coklat. Dinding kista terdiri

atas lapisan kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Gejalanya kista

korpus luteum antara lain gangguan haid (Amenorhea) diikuti perdarahan tidak teratur, rasa berat

dibagian perut bawah.

3.      Kista Teka Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut,

ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar

tinju. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan

dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma ovarium mengecil spontan.

4.      Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada

permukaan ovarium, diameter kista jarang melebihi diameter 1 cm. Kista terletak dibawah

permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan

isinya cairan jernih dan serus.

Page 20: kista askeb

5.      Kista Stein-Lavental

Kista Stein Lavental disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal umumnya pada

penderita terdapat gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen,

hiperplasma endometri sering ditemukan

b.      Kista Neoplastik

1.      Kistoma Ovarii Simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar.

Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding

kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium

akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui

apakah ada keganasan.

2.      Kistadenoma Ovarii Musinosum

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai kadang-kadang dapat terjadi torsi yang

menggambarkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista

dan perubahan degeneratif yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum,

usus-usus dan peritoneum pariatele. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan,

pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatih, melekat dan berwarna

kuning sampai coklat tergantung pencampurannya dengan darah

Dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel. Terdapat diantaranya

sel-sel yang membundar karena terisi lendir (globet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu

lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar. Kelenjar-kelenjar tersebut

menjadi kista-kista baru yang menyebabkan kista menjadi multikoler.

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor, bila cukup besar biasanya dilakukan pengangkatan

ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi) tidak dipungsi dahulu untuk mencegah timbulnya

psedomiksoma peritonei karena tercemanya isi kista. Setelah kista diangkat dilakukan

pemeriksaan histologik ditempat-tempat yang dicurigai keganasan dan tidak lupa ovarium yang

lain diperiksa pula.

3.      Kistadenoma Ovarii Serosum

Kista berbentuk multikoler meski lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan ciri

khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar

pada permukaan kista sebesar 5% isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena campur

Page 21: kista askeb

darah. Tetapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum dan bila perlu diperiksa

sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi untuk menentukan tindakan

selanjutnya pada waktu operasi

4.      Kista Endometroid

Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-

sel yang menyerupai lapisan endometrium

5.      Kista Dermoid

Kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermoidnya

dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebesar

berwarna putih kuning menyerupai lemak tampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen

entoderm dan mesoderm. Dinding kista berwarna putih keabu-abuan dan agak tipis.

Elemen-elem ektodermal, mesodermal dan entrodermal, dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar

sebasea, gigi (ekstodermal), tulang rawan, serat otot, jaringan ikat (mesodermal) dan mukora

traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernafasan dan jaringan tiroid (entodermal) terapi pada

kista dermoid terdiri atas pengangkatan biasanya dengan seluruh ovarium.

Page 22: kista askeb

2.1.7        Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista

ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain

sebagainya. Bila dilakukan pengangkatan kista dengan cara operasi kemudian tumor, jaringan

atau bagian yang diambil atau diangkat, selalu diperiksa dilaboratorium patologi anatomi.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan tumor tersebut jinak atau ganas dan berperan

dalam menentukan stadiumnya yang berguna untuk menentukan terapi selanjutnya.

Dilakukan juga pemeriksaan petanda tumor (tumor markers) biasanya pemeriksaan

merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui misalnya kadar tumor marker CA 125 (yang

merupakan pemeriksaan rutin untuk memperkirakan derajat keganasannya). Lalu juga

merupakan pemeriksaan untuk follow up efek terapi pada kista ovarium. Bila perlu pemeriksaan

CT-Scan/ MRS.

2.1.8        Penanganan

Kista dengan diameter dari 5 cm kemungkinan besar kista tersebut adalah kista

nonneoplastik (kista folikel atau kista korpus luteum). Tidak jarang kista-kista tersebut

mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Sikap yang hendak diambil menunggu 2

sampai 3 bulan untuk dilakukan pemeriksaan ginekologik berulang. Bila terjadi peningkatan

dalam pertumbuhan kista tersebut, kemungkinan besar kista bersifat neoplastik dan dapat

dipertimbangkan satu pengobatan operatif. Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang

tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung kista.

Kista dengan diameter lebih dari 5 cm atau ada komplikasi, perlu dilakukan

pengangkatan ovarium biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).

Pada saat operasi kedua ovarium harus di periksa untuk mengetahui apakah kista ditemukan pada

satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka,

untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu

operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli

patologi anatomik untuk mendapat kepastian pakah kista ganas atau tidak.

Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-

ooforektomibilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan

Page 23: kista askeb

dengan tingkat keganasan kista yang rendah dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil

risiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Tindakan bedah (operasi) yang dilakukan dapat bervariasi mulai dari ooforektomi

uniteral (dextra atau sinistra) saja sampai pada tindakan histerektomi totalis, salpingo-

ooforektomi bilateral dan omentektomi. Beberapa pertimbangan untuk melakukan pembedahan

konservatif pada kista ganas ovarium antara lain :

1.      Usia muda dan fungsi reproduksi masih diperlukan

2.      Stadium 14 tidak ada asites, tidak ada pelekatan, tidak pecah, unilateral, tidak ada pertumbuhan

papiler pada permukaan kista

3.      Penilaian patologi yang memadai/ adekuat

Bila fungsi reproduksi telah terpenuhi/ terlampaui, dianjurkan untuk dilanjutkan dengan

histerektomi dan mengangkat sisa ovarium pada kasus-kasus yang telah dilakukan pembedahan

konservatif.

2.2      Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-

penemuan ketrampilan rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus

pada pasien (Varney, 1997)

Proses manajemen asuhan kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah dimana setiap

langkah ini disempurnakan secara periodik, ketujuh langkah manajemen kebutuhan varney

adalah sebagai berikut :

2.2.1        Pengkajian

Adalah pengumpulan data yang lengkap untuk mengevaluasi pasien dan data ini

mencakup biodata pasien, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Riwayat penyakit

diderita, riwayat ginekologi, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial budaya.

A.    Data Subyektif

1.      Identitas

Data diambil dari pasien yang didapat dari anamnesa antara petugas kesehatan dengan pasien

antara lain :

Nama : Untuk identifikasi pasien

Page 24: kista askeb

Umur : Untuk menentukan faktor risiko usia > 35 tahun

Suku/ Bangsa : Untuk mengetahui pola kehidupan pasien

Agama : Dilanjutkan agar bila dalam keadaan darurat segera dapat diketahui

Pendidikan : Berkenaan dengan motivasi yang diberikan petugas dapat diterima dengan

sesuai tingkat pengetahuannya

Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial dan ekonominya

Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila ada

pasien yang namanya sama

2.      Keluhan Utama

Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien sehingga dapat menentukan diagnosa yang sesuai

kebutuhan dan masalahnya

  Gangguan Haid

  Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul

  Rasa sakit berhubungan seksual

  Perdarahan rahim yang abnormal

  Gangguan buang air besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK)

3.      Riwayat Menstruasi

Untuk mengetahui faal sistem reproduksi (gangguan haid, disminorhoe)

4.      Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu

Untuk mengetahui suami keberapa, umur kehamilan, jenis persalinan penolong, adakah kelainan,

berat badan anak, jenis kelamin lama meneteki dan KB

5.      Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita

Apakah pasien pernah menderita penyakit menular, menahun atau menurun

6.      Riwayat Ginekologi

Apakah pasien pernah atau menderita penyakit kandungan tumor, kista, kanker sebelumnya

7.      Riwayat Penyakit Keluarga

Apakah keluarga mempunyai penyakit menurun, menahun dan menular, kista, tumor dan kanker

8.      Riwayat Sosial Budaya

Adakah kebiasaan keluarga yang merokok, berganti-ganti pasangan, kebiasaan hidup

Page 25: kista askeb

B.     Data Obyektif

Data ini diambil dari hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain

juga catatan medik lain, data objektif meliputi :

1.      Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : untuk menilai kesadaran kesehatan secara menyeluruh

TTV : apakah TTV dalam keadaan normal

2.      Pemeriksaan Fisik

Meliputi inspeksi(terlihat benjolan),palpasi(Teraba massa), perkusi dan auskultasi dari ujung

rambut sampai ujung kaki

3.      Pemeriksaan Penunjang

Mengetahui pemeriksaan laboratorium, radiology, konsultasi dari dokter spesialis atau lain

sebagainya.

2.2.2        Interprestasi Data

Yaitu menentukan diagnosa/ masalah yang ditemukan dari hasil pengkajian data dan

kemudian mengidentifikasi kebutuhan pasien.

2.2.3        Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Langkah ini berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi yaitu

merupakan kegiatan antisipasi pencegah jika memungkinkan menunggu, waspada dan persiapan

untuk segala sesuatu yang dapat terjadi.

2.2.4        Identifikasi Kebutuhan Segera

Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang tidak hanya pada pemberian

pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara periodik. Data baru tetap diperoleh dari

evaluasi beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi, dimana bidan harus bertindak

segera disamping menunggu tindakan dokter.

2.2.5        Intervensi

Berisi tenaga asuhan yang telah diberikan kepada pasien sesuai diagnosa/ masalah awal

yang ada sesuai dengan protap yang ada.

Page 26: kista askeb

2.2.6        Implementasi

Berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada pasien berdasarkan rencana yang telah

disusun sebelumnya untuk menangani masalah/ diagnosa yang telah terindentifikasi.

2.2.7        Evaluasi

Langkah akhir untuk menilai dari awal hingga akhir kepada pasien apakah sudah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pasien atau belum.

Mencakup

S (data subyektif) : Data yang diambil dari anamnesa/ wawancara dengan pasien atau

keluarga

O (data obyektif) : Data yang diambil dari pemeriksaan fisik

A (assesment) : Diagnosa yang diambil dari data subyektif dan obyektif

P (planning) : Rencana kedepan/ selanjutnya yang akan kita berikan untuk pasien

sesuai kebutuhan atau masalahnya

Page 27: kista askeb

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1    Pengkajian

Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.00 WIB Oleh : Riea Endarma

A.       Data Subyektif

1.         Identitas

Nama : Ny “D” Nama Suami : Tn “G”

Umur : 27 tahun Umur : 27 tahun

Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : D3 Pendidikan : S1

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS

No. Register : - Alamat : Sukolilo

2.         Keluhan Utama

Ibu mengatakan merasakan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak ± 3 hari yang lalu, disertai

amenorhea 1,5 bulan, keputihan berwarna keruh dan agak berbau.

3.         Riwayat Menstruasi

Siklus haid : ± 35 hari menarche : ± 14 tahun

Lama haid : ± 10 hari dismenorhea : jarang

: merah HPHT : 1,5 bulan yang lalu

Bau : anyir

Fluor Albus : ya (sebelum dan sesudah menstruasi)

4.         Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

No Suami UK Penol Penyul BB/PB Seks H/M Menyusui KB

1

5.         Riwayat penyakit yang pernah diderita

Page 28: kista askeb

Ibu mengatakan tidak pernah atau menderita penyakit menahun, menurun dan menular seperti

hipertensi, jantung, TBC, paru-paru dan penyakit kelamin.

6.         Riwayat Ginekologi

Ibu mengatakan mengetahui dirinya mempunyai penyakit kista pada saat melakukan USG.

7.         Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit kista maupun penyakit yang

lainnya.

8.         Riwayat Sosial Budaya

Ibu mengatakan tidak ada masalah dengan keluarga bahkan sangat mendukung ibu untuk

dilakukan operasi.

B.       Data Obyektif

1.         Pemeriksaan umum

o  Keadaan umum : Baik

o  Kesadaran : Composmentis

o  TD/N/S/RR : 120/80 mmHg, 80x/mnt, 36,50C, 20x/mnt

2.         Pemeriksaan fisik

Kepala/ rambut : rambut bersih, hitam, tidak rontok

Muka : tidak pucat, tidak ada flek-flek hitam

Mata : conjungtiva tidak pucat, sclera putih

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jogularis

Dada : simetris

Payudara : simetris, tidak ada benjolan abnormal

Abdomen : teraba benjolan keras bagian sinistra, setinggi pusat

Genetalia : fluxus sudah tidak aktif

3.         Pemeriksaan dalam / ginekologis

Pemeriksaan penunjang :

Hasil laboratorium

Hb : - gr%

Hasil USG (tanggal : 27 September 2011)

Page 29: kista askeb

Hepar : besar normal, intensitas acho parencym tidak meningkat, tepi tajam, permukaan

rata, tidak tampak nodule / kista.

Kandung Empedu : pancreas dan lien dalam normsl

Kedua Ginjal : besar normal, intensitas echo cortex tidak meningkat, batas

cortex dan sinus tajam, tidak tampak batu / kista.

Buli-buli : besar normal, batu (-)

Uterus : tidak membesar, massa (-), tampak masa multi cystic supra pubic

diluar buli dan uterus, ukuran ±80mm, cairan bebas (-)

Kesimpulan : Cystoma Ovari Synistra

3.2    Interprestasi Data

Dx : Kista Ovarium

Ds : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak ± 3 hari yang lalu, disertai

amenorhea 1,5 bulan, keputihan berwarna keruh dan agak berbau.

Do :

-       Tidak ada keluaran pervaginam

-       Terdapat benjolan keras dan pasien mengeluh nyeri tekan.

-       Pemeriksaan Penunjang

Hasil USG (tanggal : 27 September 2011)

Uterus : tidak membesar, massa (-), tampak masa multi cystic supra pubic diluar buli dan uterus, ukuran

±80mm, cairan bebas (-)

Kesimpulan : Cystoma Ovari Synistra

3.3    Diagnosa / Masalah Potensial

Kista Torsi

3.4    Kebutuhan Tindakan Segera

Kolaborasi dengan Dokter Obsgyn dalam pemberian therapy :

-       Pro Laparotomi

3.5    Intervensi

Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.20 WIB

Page 30: kista askeb

Diagnose : Kista Ovari

Tujuan : setelah diberikan asuhan kebidanan selama ±20 menit diharapkan pasien kooperatif dengan

tindakan atau pemberian terapi yang diberikan oleh dokter atau bidan.

Kriteria : - Pasien mengerti dan memahami penjelasan dari petugas kesehatan

-    Pasien dapat mengambil keputusan yang tepat setelah diberikan penjelasan oleh petugas

kesehatan

-    Pasien tidak cemas

-    Pasien siap untuk dilakukan tindakan medik

No Intervensi Rasional

1

2

3

4

Jalin komunikasi terapeutik

dengan pasien

Jelaskan hasil pemeriksaan

Berikan informed consent

Kolaborasi dengan dokter

Spesialis Obsgyn

        Px lebih kooperatif

        Px mengetahui kondisinya

        Persetujuan tindakan medic

        Melakukan tindakan selanjutnya

3.6    Implementasi

Tanggal Implementasi

27 September

2011

10.35

1.      Menjalin komunikasi terapeutik dengan pasien agar lebih

kooperatif dengan petugas kesehatan

2.      Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan

-   KU : baik

-   TD/N/S/Rr : 120/80mmhg/80x/m/36,5°C/20x/m

-   Memberitahu ibu bahwa terdapat kista dikandungan ibu dari

hasil USG tampak adanya kista ovarium.

-   Menjelaskan pada ibu bahwa penyakit kista tersebut dianjurkan

untuk dilakukan pengangkatan kista melalui tindakan operasi

dengan tujuan agar tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.

-   Menjelaskan bahwa kista ovarium adalah suatu kumpulan

cairan yang dibungkus kantong didalam organ reproduksi

wanita

Page 31: kista askeb

-   Memberi dukungan dan membantu mengurangi kecemasan ibu

3.      Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk dilakukan tindakan

selanjutnya : - asam mefenamat (bila nyeri)

-   Pro Laparotomi

4.      Melakukan informed consent atas tindakan medik dari ibu

untuk siap dilakukan operasi dari suami/keluarga.

3.7    Evaluasi

Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.45 WIB

S : Ibu mengatakan sudah paham dan mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan

O : Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas kesehatan dan bersedia dilakukan operasi

A : Ny. “D” dengan Kista Ovarium

P :

-       Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obsgyn

-       Pro Laparotomi

-       Pemeriksaan USG ulang

-       Pemeriksaan thorax

-       Pemeriksaan laboratorium

-       Terapi oral : Asam Mefenamat 3x1 (bila nyeri)

-       Follow up 1 bulan lagi/ jika ada keluhan

Page 32: kista askeb

BAB 4

PENUTUP

4.1              Kesimpulan

Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau

ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari

lapisan terluar dari ovarium (Replubika Online, Zubair Djoerban). Penyebab kista ovarium

belum diketahui secara pasti. Untuk memastikan adanya kista pada organ reproduksi dapat

dilakukan pemeriksaan meliputi.

1.      Pemeriksaan kllinis ginerkologik

2.      Pemeriksaan ultrasonografi

3.      Pemeriksaan pertanda tumor (tumor marker)

4.      Pemeriksaan CT-Scan/ MRI bila dianggap perlu

Penanganan kista ovarium bila diameter kurang dari scan hanya dilakukan menunggu 2

sampai 3 bulan untuk pemeriksaan ginekologik berulang. Bila kista dengan diameter lebih dari 5

cm atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium bisanya diserta dengan

pengangkatan tuba (salpingo ooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah

histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral.

4.2              Saran

4.2.1        Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan pembuatan Asuhan Kebidanan ini bias meningkatan pengetahuan dan

juga menambah pengalaman bagi mahasiswa

4.2.2        Bagi Lahan Praktek

Diharapkan dengan dibuatnya Asuhan Kebidanan ini agar mutu pelayanan dapat lebih

maju maka perlu kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang tersedia di tempat pelayanan

4.2.3        Bagi Pendidikan

Diharapkan pengadaan buku-buku protap agar lebih mudah dan menambah litratur di

perpustakaan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 33: kista askeb

         Achadiat, crhisdiono. 1996. Tumor-tumor Ovarium Bordeline. Klaten : Cermin Dunia

Kedokteran.

         Djoerban, Zubairi. 2008. Kista Ovarium. Jakarta : Republika Online.

         Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat

Kesuburan yang Rendah. www.kista ovarium.com.

         Nasdaly. 2008. Jenis-jenis Kista Ovarium. Jakarta : Staf Medic Fungsional

         Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

         Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.

         Winarto, Hariyono. 2008. Bagaimana Mengetahui Kista Ovarium Jinak atau Ganas. Jakarta.

htpp:///harymenulis.blogspot.com./

         Mochtar Rustam. 1998. Sinopsi Obstetri Jilid 1

         Sastrawinata Sulaeman.1984. Obstetri Patologi

         Wiknjosastro Hanifa. 2005. Ilmu Kebidana

Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi

Page 34: kista askeb

Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi

Pada Pasien Aminorhoe

Hari/tanggal: Sabtu, 09-11-2010

Tempat  pengkajian: BPS. Bidan Yulvie

A.    SUBJECTIVE DATA

1.      Identitas-Istri-Suami

 Nama                          : Ny. S                            Nama               : Tn. A

Umur                           : 29 Tahun                       Umur              : 30 Tahun

Agama                         : Islam                             Agama             : Islam

Suku/Bangsa               : Banjar/Indonesia             Suku/Bangsa   : Banjar/Indonesia

Pendidikan                  : SMP                              Pendidikan      : SMA

Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga        Pekerjaa           : Swasta

Alamat                           : Jl. Veteran                   Alamat                : Jl. Veteran

2.      Keluhan utama :Ibu mengatakan sudah 3 bulan tidak datang haid

3.      Riwayat perkawinan :

Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 23 tahun, dengan suami sekarang sudah 7 tahun

4.      Riwayat Haid

Menarce                                  : 12 tahun

Siklus                                      : 30 hari

Teratur / Tidak Teratur            : Teratur

Lamanya                                 : 5-6 hari

Banyaknya                              : 2-3 kali ganti prmbalut/hari

Disminorhoe                            : Kadang – Kadang

5.       Riwayat Obestetric                         : P2A0

N Tah Kehamilan Persalinan Bayi Peny

Page 35: kista askeb

o un

ulit

Nifa

s

UkPenyulit

Uk CaraPenolong

Penyulit

BB

PB

Seks

Keadaan

1200

6

Ate

rm-

Ate

rm

Spon

tanBidan -

32

00

5

2Lk

Hidu

p-

2200

8

Ate

rm-

Ate

rm

Spon

tanBidan -

28

00

5

0Pr

Hidu

p-

6.      Riwayat Ginekologi

Perdarahan diluar haid                                                            : Tidak pernah

Riwayat Keputihan                                                                 : Kadang – kadang

Riwayat nyeri saat berhubungan badan                                  : Tidak pernah

Perdarahan saat berhubungan badan                                      : Tidak pernah

Riwayat adanya tumor pada payudara dan alat kandungan   : Tidak ada

7.       Riwayat Keluaga Berencana

NoJenis

KonsepsiTahun Pakai

Tahun

BerhentiTempat Keluhan

1 Pil 2007 2008 Bidan -

2 Suntik 2009 Ini Bidan -

8.      Riwayat kesehatan

a.       Riwayat kesehatan ibu :Tidak pernah menderita penyakit keturunan (seperti asma, DM),

penyakit menular (seperti hepatitis, TBC), maupun penyakit kronis lainnya (seperti jantung, dll). 

b.      Riwayat kesehatan keluarga :Dari pihak keluarga tidak pernah menderita penyakit keturunan

(seperti asma, DM), penyakit menular (seperti hepatitis, TBC), maupun penyakit kronis lainnya

(seperti jantung, dll).

9.      Pola kebutuhan sehari-hari

a.       Nutrisi

Jenis                : nasi, ikan, sayur, buah

Frekuensi         : 3x sehari

 Porsi               : 1-2 piring

Pantangan       : tidak ada 

b.      Eliminasi

Page 36: kista askeb

BAB                                                    BAK

Frekuensi         : 1 x sehari                   Frekuensi         : 4-5 x sehari

Warna              : Kuning kecoklatan    Warna              : Kuning jernih

Konsistensi      : Lembek                     Bau                  : Khas Urine

c.       Personal hygiene

Frekuensi mandi                      : 2x sehari

Frekuensi gosok gigi               : 2x sehari

Frekuensi ganti pakaian          : sesuai kebutuhan

Aktifitas                                  : ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

d.      Tidur/istirahat

Siang hari: 1 jam (kadang-kadang)

Malam hari: 6 jam 

e.       Pola seksual

Frekuensi: tidak tentu

Masalah: tidak ada

10.  Data psikososial dan spirituala.

a.       Tanggapan ibu terhadap keadaannya :khawatir  

b.      Ketaatan ibu beribadah: shalat 5waktu

c.       .Pengetahuan ibu terhadap keluhannya : ibukurang mengetahui

d.      Hubungan social ibu terhadap mertua, ortu, dan keluarga : baik

e.       Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : suami

B.     OBJECTIVE DATA

1.      Pemeriksaan umum

a.       Keadaan umum : baik  

b.      Kesadaran: compos mentis

c.       Berat badan: 55 kg

d.      Tinggi badan: 160 cm

e.       TTV:

 TD: 110/80 mmHg 

N: 82 /menit

T: 37C

R: 24 /menit

Page 37: kista askeb

2.      Pemeriksaan khusus

Kepala: kulit kepala bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok

Muka               : muka tidak pucat.

Mata                : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.

Telinga            : simetris, tidak ada pengeluaran serumen.

Hidung            : tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung.

Mulut              : bersih,bibir tidak pecah-pecah, tidak ada karies gigi.

Leher               : tidak Nampak pembesaran kelenjar tiroid & vena jugularis.

Dada/mamae   : semetris, tidak ada retraksi dada saat inspirasi & ekspirasi.

Perut                : tidak ada jaringan parut.

Tungkai           : tidak ada oedem dan varises.

Genetalia         : tidak dilakukan3.

Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan

C.     ASESSMENT

1.      Diagnose masalah: ibu P₂A₀ 29 tahun dengan amenorhoe.

2.      Masalah: ibu merasa cemas

3.      Kebutuhan: konseling dan health education.

D.    PLANNING

1.      Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaannya, yaitu :

TD : 110/80 mmHg

N: 82 /menit

T: 37Cᵒ

R: 24 /menit

Dx: amenorhoe

‘Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.’

2.      Memberikan support kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik,memberitahukan ibu dan

keluarga untuk tidak cemas sebab amenorhoe bisaterjadi pada siapa saja.’ibu merasa lebih

tenang.

3.      Memberitahukan ibu tentang penyebab amenorhoe, yaitu

a.       amenorea primer 

  Pubertas terlambat

  Kegagalan dari fungsi indung telur 

  Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organrahim dan vagina)

  Gangguan pada susunan saraf pusat

Page 38: kista askeb

  Himen imperforata yang menyebabkan sumbatankeluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan

apabilawanita memiliki rahim dan vagina normal. 

b.      Amenorea sekunder

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan,menyusui, dan

penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah

  Stress dan depresi

   Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas.

  Gangguan hipotalamus dan hipofisis.

  Gangguan indung telur.

  Obat-obatan.

  Penyakit kronik dan Sindrom Asherman

‘Ibu mengetahui penyebab terjadinya amenorea.’

4.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,yaitu :Siang hari : 1-2 jamMalam hari : 8

jam

‘ibu bersedia untuk berstirahat dengan cukup.’

5.      Memberikan terapi kepada ibu berupa vitamin B₆ dengan dosis 1x sehari. ‘ibu bersedia

mengkonsumsi vitamin yang di berikan oleh bidan.’

6.      Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu kemudian atau jikakeluhan belum teratasi.

‘ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.’

ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

Page 39: kista askeb

PADA Nn. R DENGAN KELUHAN SAKIT HAIDI.     PENGKAJIAN

DATA SUBJEKTIF1.    Identitas                                

Nama                      : Nn. R                                                

Umur                      : 18 Tahum                                          

Suku/ bangsa          : Jawa/ Indonesia                                 

Agama                    : Islam                                                 

Pendidikan             : SMA                                                 

Pekerjaan                : Belum Bekerja

Alamat                    : Rajabasa

2.    Keluhan utama

Sakit saat haid

3.    Riwayat kesehatan/penyakit sekarang

Nn. R datang tanggal 26-12-2007 pukul 17.00 WIB dengan keluhan sakit perut pada saat haid

yang dirasakan pada hari-hari pertama. Sakit yang dirasakan pada perut bagian bawah selama 3

bulan terakhir.

4.    Riwayat kesehatan yang lalu

Tidak pernah mengalami sakit yang serius sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.

5.    Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, anemia berat,dll.

6.    Riwayat fungsi reproduksi

a.    Riwayat menstruasi

- Menarche                     : 12 tahun

- Siklus                           : 28 hari

- Lamanya                      : ± 7 hari

- Banyaknya                  : 2-3 x ganti pembalut

- Warna/ bau                  : Merah/ Normal

- Dismenorhea               : Ya sejak 3 bulan terakhir

- HPHT                          : 28 November 2007

b.    Kebiasaan seksual

Page 40: kista askeb

Tidak ada

c.    Riwayat kehamilan , persalinan, dan nifas yang lalu

Tidak ada

d.   Tumor                            : Tidak ada

e.    Infeksi                           : Tidak ada

f.     Gangguan KB               : Tidak ada

g.    Riwayat perkawinan      : Belum menikah

7.    Pola kegiatan sehari-hari

a.    Makan/ Minum

Freukensi                       : 3 x sehari

Macam                           : Nasi, lauk-pauk, sayur, kadang buah

Pantangan                      : Tidak ada

Minum                           : ± 2 Liter/ hari

b.    Eliminasi

BAK

Freukensi                       : 4-6 x/ hari

Warna                            : Jernih

Konsistensi                    : Cair

Bau                                : Normal

BAB

Freukensi                       : 1 x/ hari

Warna                            : Kuning

Konsistensi                    : Lembik

Bau                                : Khas

c.    Personal hygiene

Mandi                          : 2 x/ hari

Sikat Gigi                     : 3 x/ hari

Ganti pakaian               : 2 x/ hari

d.   Ketergantungan

Alergi                             : Tidak ada

Page 41: kista askeb

Merokok                        : Tidak ada

Obat-obatan/ alcohol     : Tidak ada

Jamu                              : Tidak ada

e.    Keadaan psikologis,social dan spiritual

Status emosional            : Stabil

Status social                   : Baik

Komunikasi dengan keluarga: Baik

Status ekonomi              : Cukup

DATA OBJEKTIF

1.      Pemeriksaan umum

Keadaan umum                  : Baik

Kesadaran                          : Composmentis

Keadaan emosional            : Stabil

Tanda-tanda vital

-         TD                   : 110/60 mmHg

-         Nadi                 : 84 x/ menit

-         Pernafasan        : 22 x/ menit

-         Suhu                 : 36.5ºC

BB                                     : 48 Kg

TB                                     : 155 cm

2.      Pemeriksaan fisik

a.       Kepala

Rambut                  : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe

Konjungtiva            : Merah muda ( an anemis )

Sclera                     : Putih   ( an ikterik )

Kelopak mata         : Tidak ada oedema

b.      Mulut dan gigi         : Bersih dan tidak ada caries

c.       Leher

o   Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran

o   Kelenjar getah benig     : Tidak ada pembesaran

Page 42: kista askeb

o   Vena jungularis : Tidak ada pembesaran

d.      Dada

o   Jantung             : Normal ( lup, dup )

o   Paru-paru                     : Suara jernih( tidak ada wheezing, dan ronchi )

e.       Payudara

o   Pembesaran                  : Tidak ada

o   Putting susu                  : Menonjol

o   Benjolan                       : Tidak ada

o   Simetris                        : Ya, kanan dan kir

o   Nyeri                            : Tidak ada

o   Pengeluaran                  : Tidak ada

f.        Punggung dan pinggang

o   Posisi punggung            : Lordosis

o   Nyeri ketuk                  : Tidak ada

g.       Extremitas

o   Oedema                       : Tidak ada

o   Kekakuan otot             : Tidak ada

o   Kemerahan                   : Tidak ada

o   Varises                         : Tidak ada

h.       Abdomen

o   Bekas luka operasi                   : Tidak ada

o   Acites                                       : Tidak ada

o   Konsistensi                               : Kenyal

o   Tumor                                      : Tidak ada

o   Pembesaran lien den limpha      : Tidak ada

i.         Anogenitalia

o   Vulva dan vagina          : Warna normal

o   Oedema                       : Tidak ada

Page 43: kista askeb

o   Pengeluaran                  : Darah, bau khas

o   Banyaknya                   : 2-3 x ganti pembalut

o   Anus                            : Tidak ada hemoroid

o   Inspekulo                     : Tidak di lakukan

o   Periksa Dalam              : Tidak di lakukan

3.      Pemeriksaan penunjang

a.       Laboratorium

Hb                         : 10 gr%

Protein Urine          : (-)

Glukosa Urine        : (-)

b.      USG                      : Tidak dilakukan

c.       Papsmear               : Tidak dilakukan

d.      Dll                          : Tidak dilakukan

II.                IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN

Diagnosa          : Nn. R usia 18 tahun dengan Dismenorhea

Dasar               :

        Belum menikah

        Pasien mengeluh sakit perut bagian bawah saat haid hari-hari     pertama.

Masalah           : Nyeri

Dasar               : Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah

Kebutuhan        : Konseling tentang dismenorhea

III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

TIDAK ADA

IV.              TINDAKAN SEGERA

TIDAK ADA

V.                 PERENCANAAN

Page 44: kista askeb

1.      Menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi kafein, coklat, penyedap,

pengawet, pewarna dan berlemak tinggi

Rasional     : Dengan menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam dsb maka fungsi

tubuh dapat berfungsi dengan baik sehingga keluhan-keluhan menjelang menstruasi dan saat

menstruasi dapat dihindari/ dikurangi.

2.      Berikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat, B12 1x/hari terutama saat

menstruasi.

Rasional     : Dengan memberikan obat tambah darah maka kadar Hb bisa normal sehingga

pasokan nutrisi ke jaringan nterutama uterus dapat berlangsung baik terutama saat menstruasi.

3.      Berikan analgetik

Rasional     : Dengan memberi analgetik dapat mengurangi rasa nyeri sehingga pasien merasa

tidak nyeri lagi atau berkurang rasa nyerinya.

4.      Anjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan yang tinggi vitamin.

Rasional     : Dengan menganjurkan banyak minum air putih dan makan buah-buahan maka

kebutuhan oksidan cukup dalam mengatasi stress fisik,

sehingga pasien tidak merasa depresi.

5.      Anjurkan untuk mengompres perut yang terasa nyeri dengan kompres air hangat.

Rasional     : Dengan kompres air hangat maka dapat membantu mengurangi rasa nyeri sehingga

pasien tidak merasa nyeri lagi.

VI.              PELAKSANAAN

1.      Menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi kafein, coklat, penyedap,

pengawet, pewarna dan berlemak tinggi

2.      Memberikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat, B12 1x/hari terutama saat

menstruasi.

3.      Memberikan analgetik 3x1 /hari.

4.      Menganjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan yang tinggi vitamin.

5.      Menganjurkan untuk mengompres perut yang terasa nyeri dengan kompres air hangat.

VII.           EVALUASI

1.      Pasien memahami tentang penjelasan yang diberikan

Page 45: kista askeb

2.      Pasien berjanji akan melaksanakan anjuran-anjuran yang telah diberikan

3.      Pasien berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan.

4.      Pasien berjanji akan mengompres perutnya yang sakit.

TeoriAnda untu mengetahui gejala mana yang serius.

Gejala-gejala berikut yang mungkin muncul bila Anda mempunyai kista ovarium :

• Perut terasa penuh, berat, kembung• Tekanan pada dubur dan kandungan kemih (sulit buang air kecil)• Haid tidak teratur• Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke panggung bawah dan paha• Nyeri senggama• Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil

Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :

• Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba• Nyeri bersamaan dengan demam• Rasa ingin muntah

Posted in Kista Ovarium | Tagged ciri-ciri kista ovarium, gejala kista ovarium, kista endometriosis ovarium, kista ovarium, kista ovarium adalah, kti kista ovarium, makalah kista ovarium, tanda-tanda kista ovarium | Leave a comment

Pencegahan Kista Ovarium

Posted by Kista Ovarium

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak 23.400 orang yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan

Page 46: kista askeb

keluhan apabila sudah terjadi metastatis, sehinga 60% – 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap tahun.

Kanker Ovarium yang kebanyakan berawal dari kista ovarium yang diderita sebelumnya kemudian berkembang menjadi kanker ovarium karena pengobatan yang terlambat dilakukan. Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan rendah atau Intenfertilitas. Study epidemiologic menyatakan beberapa faktor resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia dibawah 25tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium seanyak 30% – 60%. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.

Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :

1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu

Pemeriksaan tersebut diatas sangat dianjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :

Page 47: kista askeb

1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium4. Wanita penderita kanker payudara atau kolon

Kista Ovarium

Kista tumor jinak berupa kantong yang tidak normal dengan adanya cairan yangg tumbuh di ovarium. Indung telur berbentuk kantong cairan yang terdapat pada jaringan. Adapula yang menyebut itu merupakan kista fungsional karena akan dibentuk setelah telur dilepaskan ketika ovulasi. Kista jenis ini, akan menyusut setelah beberapa waktu. Kista ovarium akan memicu timbulnya gangguan lain, tidak menutup kemungkinan kanker ovarium.

Gejala Kista Ovarium

Tidak banyak wanita yang tahu bahwa kanker ovarium tidak akan menimbulkan gejala yang beda dengan wanita normal lainnya. Biasanya gejala yang dirasakan gangguan ketika haid , sakit kandung kemih dan juga nyeri spontan saat melakukan hubungan seksual. Anda harus segera mengetahui gejala-gejala yang mungkin saja anda anggap biasa tapi ternyata dapat memicu kista ovarium. Mengingat kista ovarium akan menyebar jika kista bersifat ganas pada keadaan kanker ovarium. Anda bisa mengenali kista yang bersifat ganas dengan memeriksakan diri ke dokter kandungan. Setelah dilakukan serangkaian test (USG) dan ternyata di temukan kista yang berkembanh ke arah yang cepat membesar , kista yang memiliki dinding yang tebal juga tidak berurutan, biasanya kista berbentuk padat dan berada di area ovarium.

Anda juga harus waspada bila mengalami gejala-gejala seperti berikut :

1.  Perut terasa kembung ,penuh dan berat2.  Merasa kandung kemih anda tertekan sehingga sulit buang air kecil3.  Siklus menstruasi anda tidak teratur4.  Nyeri di sekitar panggul , biasanya menetap atau sesekali yanng menyebar ke panggung bawah dan paha5.  Nyeri ketika anda bersenggama6.  Payudara mengeras7.  Mual hingga ingin muntah

Pencegahan

Page 48: kista askeb

Akan tetapi anda jangan terburu-buru memvonis  diri anda mengidap penyakit kista ovarium. Pemeriksaan yang khusus dapat membuat anda mengetahui apakah anda akan berpotensi kista jinak atau kista yang memicu bahaya untuk kesehatan. Beberapa kasus ditemukan bahwa wanita yang telah mengalami kerusakan alat-alat reproduksi baru berkonsultadi dengan dokter. Oleh karena itu disarankan untuk anda melakukan upaya pencegahan sebagai berikut :

1. Lakukan pemeriksaan klinis genekologik, hal ini dapat membantu anda mengetahui perkembangan kista ovarium

2. Pemeriksaan USG dengan alat doppler untuk mendeteksi aliran darah3. Dilakukan pemeriksaan tumor marker4. Pemeriksaan CT-Scan ataupun MRI jika dibutuhkan

Berikut jenis-jenis kista ovarium :

1. Kista Folikuler

Jenis kista yang sederhana yang terbentuk karena terjadi tidak terjadinya proses ovulasi atau pecahnya folikel. Kista ini berbentuk pada masa ovulasi hingga mencapai ukuran diameter 5-6 cm. Kista jenis ini akan membuat anda merasakan sakit yang tajam pada area ovarium. Adapula penderita yang mengalami rasa sakit ketika sedang mengalami siklus menstruasi. Biasanya kista ini akan menghilang sendirinya.

2. Kista Corpus Luteum

Kista ovarium fungsional terjadi karena adanya sel telur yang dilepaskan dari folikel sehingga berubah menjadi corpus luteum. Pada masa kehamilan, corpus luteum akan merusak dan hilang. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan diisi dengan cairan darah dan tinggal di ovarium.

3. Kista Hemoragik

Jenis kista ovarium fungsional yang terjadi karena adanya pendarahan pada kista. Gejala yang mungkin muncul adalah adanya sakit pada perut.

4.Kista Dermoid

Tumor jinak yang disebut juga teratoma kistis matang. Kista jenis ini bisa tumbuh mencapai ukuran diameter 15 cm.