kista askeb
-
Upload
nanang-hidayatulloh -
Category
Documents
-
view
69 -
download
5
Transcript of kista askeb
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan pada
penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny.
M dengan Kista Ovarium”
Atas tersusun makalah ini penulis berharap isi makalah ini dapat dimengerti oleh para
pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan CI Pembimbing yang
telah memberikan asuhan dalam menyelesaikan makalah ini hingga makalah ini tersusun dengan
baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan
disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Amien..
Langsa, 27 Juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium
( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka yang dimasud dengan kista ovarium adalah
kantong abnormal yang berisi cairan atau neoplasma yang timbul di ovarium yang bersifat jinak
juga dapat menyebabkan keganasan.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti tentang kista ovarium
2. Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai Asuhan Kebidanan pada ibu dengan
kista ovarium
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian kista ovarium
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. ( Sjamsoehidayat.2005: 729 ).
2. Etiologi kista ovarium
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan – bahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain – lain.
3. Klasifikasi kista ovarium
a. Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik keculi jika
robek.dimana kasus ini paraf jika tedapat nyeri pada panggul.jika kista tidak robek,bisanya meyusut setelah 2-3 siklus menstruasi.
b. Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri, tendenderness pada ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2 siklus menstruasi.
c. Syndroma rolycystik ovarium
Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur, infertelitas.
d. Kista Theca- lutein
Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk. 2005:273 )
5. Tanda dan gejala
Kebayakan tumor ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi tumor tersebut.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri
b. perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah
c. nyeri saat bersenggama
d. perdarahan
6. Penatalaksanaan
a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.
d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya kanker / kista.
b. Ultrasound / scan CT : membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi massa.
c. Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan endometrial.
d. Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan anemia kronis sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif, peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses inflamasi / infeksi.
8. Komplikasi
Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :
a. Perdarahan intra tumor
Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.
b. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.
c. Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari.
d. Robekan dinding kista
Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpahkedalam rungan abdomen.
e. Keganasan kista ovarium
Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA
Ny. H DENGAN KISTA OVARIUM
A. Pengumpulan Data
1. Identitas
Nama : Ny. M Nama suami : Tn. S
Umur : 45 tahun Umur : 49 tahun
Suku/ bangsa : Aceh/ indonesia Suku/ bangsa : Aceh/indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat rumah : Kuala Penaga Alamat rumah : Kuala
Penaga
Telp : - Telp : -
Alamat kantor : - Alamat kantor : -
Telp : - Telp : -
B. Anamnesa ( Data Objektif )
Pada tanggal : 27 juni 2012 Pukul : 13.30 WIB
1. Alasan berkunjung :ingin memeriksakan kesehatan
2. Keluhan Utama :nyeri perut pada bagian bawah
3. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 13 tahun
Siklus : 26 hari
Banyaknya : 3 x ganti duk
Dismenerhoe : Ada
Teratur/ tidak : tidak teratur
Lamanya : 7-8 hari
4. Pola Kesehatan
4.1 Pola Konsumsi
Diet/ makan : 3 x sehari
Komposisi makan : nasi, sayur- sayuran, lauk pauk, buah
4.2 Pola Eliminasi
BAB : 1 x sehari
BAK : 5 x dalam sehari
4.3 Kebersihan Vagina
ganti pakaian dalam : 3 x/ hari
keputihan : tidak
iritasi Vagina : tidak
keluar cairan : encer
pemakaian obat cebok : tidak ada
4.4 pemakaian obat – obatan hormonal : tidak ada
4.5 Kebersihan Payudara
Pemeriksaan Sadari : tidak dilakukan
Jadwal Sadari : x/ minggu
Informasi diperoleh dari :
Bidan Dokter Dll
4.6 imunisasi catin : tidak
4.7 aktifitas sehari- hari : Sedang
4.8 Pola istirahat dan tidur
Malam : 8 jam
Siang : 2 jam
4.9 Pola Seksual
Frekuensi : 4 x/ seminggu
Kelainan seksual : tidak ada
Di inginkan : ya
Keluhan yang dirasakan :
a. Pengeluaran darah : tidak ada
b. Nyeri saat berhubungan : ada
c. Rasa sakit yang dirasakan : ada
4.10. kontrasepsi yang pernah digunakan
Pil : ada
Suntik : ada
IUD/ AKDR : -
AKBK : -
Kondom : -
Vasektomi : -
Tubektomi : -
Lain- lain : -
4.11. Riwayat kehamilan : Normal
4.12. Riwayat persalinan : Normal
4.13. Riwayat Nifas :
Pernah menyusui : Ya
Teratur : Ya
Berapa kali : tidak teratur
Rasa nyeri saat menyusui : ada
Pengeluaran ASI :lancar
4.14. Riwayat Abortus : tidak ada
5. Riwayat Obstetri
5.1 infeksi radang panggul : ada/ tidak
5.2 HIV/ AIDS : ada/tidak
5.3 Infeksi Genetalia
Vivitis : ada/ tidak
Vaginatis : ada/ tidak
Servisitis : ada/ tidak
Endometritis : ada/ tidak
5.4 Infeksi saluran reproduksi
Gonorhoe : ada/ tidak
Sifilis : ada/ tidak
Trikomoniasis : ada/ tidak
Klaminidia : ada/ tidak
Ulkus Mole : ada/ tidak
5.5 Gangguan menstruasi
Hipermenore : tidak ada
Hipomenore : tidak ada
Polimenore : tidak ada
Aligomenore : tidak ada
Amenore : tidak ada
Lain- lain : tidak ada
5.6 kanker Reproduksi
Kanker payudara : tidak ada
Kanker Rahim : tidak ada
6. Penyakit Keluarga
Infertilitas : tidak ada
Hipertensi : ada
DM : tidak ada
Jantung : tidak ada
Lain- lain : tidak ada
7. Siklus
8. Riwayat social
8.1 Status perkawinan
Kawin : 1 kali umur : 20 tahun
dengan suami umur : 25 tahun
lamanya : 25 tahun
anak : 4 orang
8.2 KDRT : tidak ada
8.3 Diskriminasi dalam keluarga : tidak ada
9. Perilaku Kesehatan
Gangguan Alkohol/ Sejenisnya : tidak ada
Obat- obatan/ jamu : tidak ada
Merokok/ makan sirih : tidak ada
10. Pola pergaulan remaja
10.1 Tempat hiburan yang biasa dikunjungi
Diskotik : tidak ada
Party : tidak ada
Pailai : tidak ada
Lain- lain : tidak ada
10.2 Berapa kali : -
10.3 Aktivitas Spiritual
Pengajian : tidak
remaja mesjid : tidak
lain- lain : tidak ada
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Baik
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda vital
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Denyut Nadi : 84 x/ menit
Pernafasan : 23 x/ menit
Suhu tubuh : 37 °C
3. TB : 154 cm
BB : 51 Kg
4. Pemeriksaan Genetalia
Vulva dan Vagina :
Luka : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Nyeri : ada
Gatal- gatal : tidak ada
Instansi : tidak ada
Lain- lain : tidak ada
Keluarnya cairan : keputihan, berbau
Perineum : Bekas luka : tidak ada
Luka parut : tidak ada
Kelainan perineum : tidak ada
D. UJI DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium : Ada
Haemoglobin : 12,6 gr
Haemotokrit : 35,6
Golongan darah : B
Rheusus : -
Pemeriksaan urine : -
Protein : -
Albumin : -
2. Pemeriksa penunjang
USG : Uerus lebih besar dari biasanya
Test papsmear : tidak dilakukan
CATATAN PENDOKUMENTASIAN SOAP
S : Ny. M usia 45 tahun, datang ke poli Kebidanan mengatakan nyeri pada perut di bagian
bawah
O : TD : 150/100 mmHg
Pols : 84 x/menit
Resp : 23 x/menit
Temp : 37°C
BB : 51 kg
A : Ny.M usia 45 tahun dengan kista ovarium
Data Dasar :
TD : 130/90 mmHg - Pada pemeriksaan fisik, vagina mengeluarkan
Pols : 84 x/menit cairan keputihan dan berbau
Resp : 24 x/menit
Temp : 37°C - Vagina berwarna merah
BB : 50 kg
Masalah : - Nyeri perut dibagian bawah, apabila diraba bagian perut teraba
benjolan (massa)
- Pasien mengeluh terasa sakit dan nyeri di bagian bawah perut
Kebutuhan : Beri penyuluhan kesehatan kepada ibu tentang kebutuhan yang harus
Dipenuhi
P :
PERENCANAAN
- Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
- Istirahat yang cukup
- Makan- makanan yang bergizi
- Jangan makan makanan yang mengandung lemak
- Jangan makan makanan yang mrngandung bahan pengawet
- Hindari makanan yang mengandung zat pewarna
- Anjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan
PELAKSANAAN
- Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
- Menganjurkna untuk makan- makanan yang bergizi
- Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mengandung lemak
- Melarang ibu untuk tidak makan makanan yang mrngandung bahan pengawet
- Melarang ibu untuk tidak makan hindari makanan yang mengandung zat pewarna
- Menganjurkan untuk sering cek ulang kesehatan ke dokter spesialis kandungan
EVALUASI
- Penyuluhan telah diberikaan kepada ibu
- Ibu sudah mengerti tentang kebutuhannya
- Ibu sudah mengerti dan mau melakukan control ulang penyakitnya ke dokter
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada Ny “D” dengan Kista Ovari Synistra telah disetujui dan
disahkan oleh Pembimbing Praktek dan Pembimbing Akademik pada tanggal Oktober
2011.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan
STIKES NU Tuban RSUD Dr.R.Koesma Tuban
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium (Replubika Online, Zubairi Djoerban).
Saat ini jumlah perempuan yang terkena kista semakin meningkat dari hari ke hari,
sebenarnya peningkatan jumlah perempuan terkena kista saat ini lebih dikarenakan
meningkatnya pengetahuan serta kesadaran mereka untuk memeriksakan diri. Sekitar 50-65 %
perempuan di Indonesia ini mengidap penyakit kista ovarium.
Pada dasarnya semua perempuan mempunyai kista, tetapi umumnya bersifat fisiologis
lazim terjadi dan itu normal-normal saja, kista fisiologis tidak perlu penanganan yang serius.
Sehingga penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan
pelaporan penyakit kista kurang baik. Tetapi bila kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga
kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian merupakan penyebab kematian yang tinggi karena penyakit ini pada
awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis,
sehingga 60-70 % pasien sudah stadium lanjut.
Untuk menghindari ke komplikasi yang lanjut. Sebaiknya dilakukan skrining dini yaitu
wanita bila merasakan ada kelainan pada tubuhnya segera memeriksakan diri ke petugas
kesehatan. Sebagai langkah awal penatalaksanaan yaitu dengan memeriksa USG. Dengan USG
dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu, mengerti, memahami dan dapat melaksanakan asuhan
kebidanan pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
- Melakukan pengkajian data secara subjektif dan obyektif pada Ny “D” dengan kista ovari
synistra.
- Mengidentifikasi masalah atau diagnosa kebidanan pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
- Mengantisipasi masalah potensial pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
- Mengindetifikasi kebutuhan tindakan segera pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
- Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
- Melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
- Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada Ny “D” dengan kista ovari synistra.
1.3 Ruang Lingkup
Dalam mengingat keterbatasan waktu yang disediakan dan juga keterbatasan
pengetahuan dari penulis, maka asuhan ini hanya pada Ny “D” dengan kista ovari synistra di Poli
Obsgyn RSUD Dr.R KOESMA TUBAN.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Praktek Lapangan
Metode yang digunakan berdasarkan studi kasus yang ditemukan pada praktek di
lapangan
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara adalah pembicaraan langsung dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data
secara langsung serta menggali masalah yang sedang dihadapi
b. Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematis terhadap
subyek masalah yang dihadapi
c. Pemeriksaan yaitu pemeriksaan fisik secara langsung terhadap klien
d. Mempelajari dokumen pasien
Sumber Data :
Data primer adalah data yang diperoleh oleh keluarga, petugas kesehatan, dokumentasi medis
dan hasil pemeriksaan penunjang.
1.4.3 Tinjauan Pustaka
Yaitu mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan judul asuhan kebidanan ini dan
masalah yang dibahas
1.5 Pelaksanaan
Praktek lapangan ini dilaksanakan di Poli Obsgyn RSUD Dr.R KOESMA Tuban pada
tanggal 26 September – 08 Oktober 2011.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab 1 : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan
sistematika penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Pustaka
Membahas tentang konsep dasar teori dan manajemen asuhan kebidanan.
Bab 3 : Tinjauan Kasus
Terdiri dari sistematika penulisan manajemen kebidanan 7 langkah menurut varney yaitu
pengkajian data, identifikasi diagnosa masalah, antisipasi diagnosa atau masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi dari pelaksanaan asuhan
kebidanan.
Bab 4 : Penutup
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kista Ovarium
2.1.1 Definisi
Kista Ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium (Republika Online, Zubain Djaerban)
Kista Ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cairan yang
tumbuh dalam indung telur (ovarium) (http://harrymenulis,blogsport. com,hariyanowinarto)
Kista Ovarium adalah suatu tumor yang terbungkus selaput semacam jaringan yang
terpisah dengan jaringan normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
(Media Indonesia Online)
2.1.2 Etiologi
Penyebab Kista Ovarium secara pasti masih belum diketahui. Tetapi ada penyebab yang
mendorong tumbuhnya kista antara lain :
1. Gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak, konsumsi makanan mengandung :
zat-zat sintetik, merokok,
2. Polusi udara,
3. Stres,
4. Virus,
5. Faktor genetik
6. Gagalnya sel telur berovulasi.
2.1.3 Faktor Risiko
Faktor risiko wanita akan mengalami kista ovarium bahkan terjadi kanker ovarium antara
lain :
1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4. Wanita penderita kanker payudara dan kolon
5. Wanita ber KB oral yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi
2.1.4 Gejala Kista Ovarium
1. Gangguan haid
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3. Rasa sakit berhubungan seksual
4. Perdarahan rahim yang abnormal
5. Gangguan buang air besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK)
2.1.5 Diagnosa
Sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu kista maka apabila seorang
wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium) kista menjadi ganas
biasanya dalam keadaan :
1. Kista cepat membesar
2. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
3. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
4. Kista dengan bagian padat
5. Tumor pada ovarium
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas maka upaya yang dilakukan dengan
pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
1. Pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya
2. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah
3. Pemeriksaan pertanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan/ MRI bila dianggap perlu
2.1.6 Jenis-jenis Kista Ovarium
a. Kista Nonneoplastik
1. Kista Folikel
Kista berasal dari Folikel De Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi
kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh
estrogen tidak mengalami proses atresia, melainkan membesar menjadi kista. Bagian dalam
dinding kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan
didalam kista, terjadi artrofi pada lapisan ini, cairan dalam kista jernih dan sering mengandung
estrogen. Oleh karena itu kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel
lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan. Umumnya diameter kista tidak lebih dari 5
cm.
2. Kista Korpus Luteum
Korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albican kista terbentuk karena terjadi
perdarahan didalamnya. Kista ini berisi cairan yang berwarna merah coklat. Dinding kista terdiri
atas lapisan kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka. Gejalanya kista
korpus luteum antara lain gangguan haid (Amenorhea) diikuti perdarahan tidak teratur, rasa berat
dibagian perut bawah.
3. Kista Teka Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut,
ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar
tinju. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan dan
dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma ovarium mengecil spontan.
4. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada
permukaan ovarium, diameter kista jarang melebihi diameter 1 cm. Kista terletak dibawah
permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan
isinya cairan jernih dan serus.
5. Kista Stein-Lavental
Kista Stein Lavental disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal umumnya pada
penderita terdapat gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen,
hiperplasma endometri sering ditemukan
b. Kista Neoplastik
1. Kistoma Ovarii Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus dan berwarna kuning. Pada dinding
kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium
akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui
apakah ada keganasan.
2. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai kadang-kadang dapat terjadi torsi yang
menggambarkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista
dan perubahan degeneratif yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum,
usus-usus dan peritoneum pariatele. Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan,
pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatih, melekat dan berwarna
kuning sampai coklat tergantung pencampurannya dengan darah
Dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel. Terdapat diantaranya
sel-sel yang membundar karena terisi lendir (globet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu
lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar. Kelenjar-kelenjar tersebut
menjadi kista-kista baru yang menyebabkan kista menjadi multikoler.
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor, bila cukup besar biasanya dilakukan pengangkatan
ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi) tidak dipungsi dahulu untuk mencegah timbulnya
psedomiksoma peritonei karena tercemanya isi kista. Setelah kista diangkat dilakukan
pemeriksaan histologik ditempat-tempat yang dicurigai keganasan dan tidak lupa ovarium yang
lain diperiksa pula.
3. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista berbentuk multikoler meski lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan ciri
khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar
pada permukaan kista sebesar 5% isi kista cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena campur
darah. Tetapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum dan bila perlu diperiksa
sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi untuk menentukan tindakan
selanjutnya pada waktu operasi
4. Kista Endometroid
Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-
sel yang menyerupai lapisan endometrium
5. Kista Dermoid
Kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermoidnya
dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebesar
berwarna putih kuning menyerupai lemak tampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen
entoderm dan mesoderm. Dinding kista berwarna putih keabu-abuan dan agak tipis.
Elemen-elem ektodermal, mesodermal dan entrodermal, dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar
sebasea, gigi (ekstodermal), tulang rawan, serat otot, jaringan ikat (mesodermal) dan mukora
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernafasan dan jaringan tiroid (entodermal) terapi pada
kista dermoid terdiri atas pengangkatan biasanya dengan seluruh ovarium.
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista
ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain
sebagainya. Bila dilakukan pengangkatan kista dengan cara operasi kemudian tumor, jaringan
atau bagian yang diambil atau diangkat, selalu diperiksa dilaboratorium patologi anatomi.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui golongan tumor tersebut jinak atau ganas dan berperan
dalam menentukan stadiumnya yang berguna untuk menentukan terapi selanjutnya.
Dilakukan juga pemeriksaan petanda tumor (tumor markers) biasanya pemeriksaan
merupakan pemeriksaan darah untuk mengetahui misalnya kadar tumor marker CA 125 (yang
merupakan pemeriksaan rutin untuk memperkirakan derajat keganasannya). Lalu juga
merupakan pemeriksaan untuk follow up efek terapi pada kista ovarium. Bila perlu pemeriksaan
CT-Scan/ MRS.
2.1.8 Penanganan
Kista dengan diameter dari 5 cm kemungkinan besar kista tersebut adalah kista
nonneoplastik (kista folikel atau kista korpus luteum). Tidak jarang kista-kista tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang. Sikap yang hendak diambil menunggu 2
sampai 3 bulan untuk dilakukan pemeriksaan ginekologik berulang. Bila terjadi peningkatan
dalam pertumbuhan kista tersebut, kemungkinan besar kista bersifat neoplastik dan dapat
dipertimbangkan satu pengobatan operatif. Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang
tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang
mengandung kista.
Kista dengan diameter lebih dari 5 cm atau ada komplikasi, perlu dilakukan
pengangkatan ovarium biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).
Pada saat operasi kedua ovarium harus di periksa untuk mengetahui apakah kista ditemukan pada
satu atau pada dua ovarium. Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka,
untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu
operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli
patologi anatomik untuk mendapat kepastian pakah kista ganas atau tidak.
Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-
ooforektomibilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan
dengan tingkat keganasan kista yang rendah dapat dipertanggung jawabkan untuk mengambil
risiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
Tindakan bedah (operasi) yang dilakukan dapat bervariasi mulai dari ooforektomi
uniteral (dextra atau sinistra) saja sampai pada tindakan histerektomi totalis, salpingo-
ooforektomi bilateral dan omentektomi. Beberapa pertimbangan untuk melakukan pembedahan
konservatif pada kista ganas ovarium antara lain :
1. Usia muda dan fungsi reproduksi masih diperlukan
2. Stadium 14 tidak ada asites, tidak ada pelekatan, tidak pecah, unilateral, tidak ada pertumbuhan
papiler pada permukaan kista
3. Penilaian patologi yang memadai/ adekuat
Bila fungsi reproduksi telah terpenuhi/ terlampaui, dianjurkan untuk dilanjutkan dengan
histerektomi dan mengangkat sisa ovarium pada kasus-kasus yang telah dilakukan pembedahan
konservatif.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-
penemuan ketrampilan rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
pada pasien (Varney, 1997)
Proses manajemen asuhan kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah dimana setiap
langkah ini disempurnakan secara periodik, ketujuh langkah manajemen kebutuhan varney
adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pengkajian
Adalah pengumpulan data yang lengkap untuk mengevaluasi pasien dan data ini
mencakup biodata pasien, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Riwayat penyakit
diderita, riwayat ginekologi, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial budaya.
A. Data Subyektif
1. Identitas
Data diambil dari pasien yang didapat dari anamnesa antara petugas kesehatan dengan pasien
antara lain :
Nama : Untuk identifikasi pasien
Umur : Untuk menentukan faktor risiko usia > 35 tahun
Suku/ Bangsa : Untuk mengetahui pola kehidupan pasien
Agama : Dilanjutkan agar bila dalam keadaan darurat segera dapat diketahui
Pendidikan : Berkenaan dengan motivasi yang diberikan petugas dapat diterima dengan
sesuai tingkat pengetahuannya
Pekerjaan : Untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial dan ekonominya
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila ada
pasien yang namanya sama
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien sehingga dapat menentukan diagnosa yang sesuai
kebutuhan dan masalahnya
Gangguan Haid
Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
Rasa sakit berhubungan seksual
Perdarahan rahim yang abnormal
Gangguan buang air besar (konstipasi) dan buang air kecil (sering BAK)
3. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui faal sistem reproduksi (gangguan haid, disminorhoe)
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui suami keberapa, umur kehamilan, jenis persalinan penolong, adakah kelainan,
berat badan anak, jenis kelamin lama meneteki dan KB
5. Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Apakah pasien pernah menderita penyakit menular, menahun atau menurun
6. Riwayat Ginekologi
Apakah pasien pernah atau menderita penyakit kandungan tumor, kista, kanker sebelumnya
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah keluarga mempunyai penyakit menurun, menahun dan menular, kista, tumor dan kanker
8. Riwayat Sosial Budaya
Adakah kebiasaan keluarga yang merokok, berganti-ganti pasangan, kebiasaan hidup
B. Data Obyektif
Data ini diambil dari hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain
juga catatan medik lain, data objektif meliputi :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : untuk menilai kesadaran kesehatan secara menyeluruh
TTV : apakah TTV dalam keadaan normal
2. Pemeriksaan Fisik
Meliputi inspeksi(terlihat benjolan),palpasi(Teraba massa), perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut sampai ujung kaki
3. Pemeriksaan Penunjang
Mengetahui pemeriksaan laboratorium, radiology, konsultasi dari dokter spesialis atau lain
sebagainya.
2.2.2 Interprestasi Data
Yaitu menentukan diagnosa/ masalah yang ditemukan dari hasil pengkajian data dan
kemudian mengidentifikasi kebutuhan pasien.
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi yaitu
merupakan kegiatan antisipasi pencegah jika memungkinkan menunggu, waspada dan persiapan
untuk segala sesuatu yang dapat terjadi.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Langkah ini menggambarkan proses manajemen yang tidak hanya pada pemberian
pelayanan dasar pada kunjungan antenatal secara periodik. Data baru tetap diperoleh dari
evaluasi beberapa data memberi indikasi adanya situasi emergensi, dimana bidan harus bertindak
segera disamping menunggu tindakan dokter.
2.2.5 Intervensi
Berisi tenaga asuhan yang telah diberikan kepada pasien sesuai diagnosa/ masalah awal
yang ada sesuai dengan protap yang ada.
2.2.6 Implementasi
Berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada pasien berdasarkan rencana yang telah
disusun sebelumnya untuk menangani masalah/ diagnosa yang telah terindentifikasi.
2.2.7 Evaluasi
Langkah akhir untuk menilai dari awal hingga akhir kepada pasien apakah sudah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan pasien atau belum.
Mencakup
S (data subyektif) : Data yang diambil dari anamnesa/ wawancara dengan pasien atau
keluarga
O (data obyektif) : Data yang diambil dari pemeriksaan fisik
A (assesment) : Diagnosa yang diambil dari data subyektif dan obyektif
P (planning) : Rencana kedepan/ selanjutnya yang akan kita berikan untuk pasien
sesuai kebutuhan atau masalahnya
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.00 WIB Oleh : Riea Endarma
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Ny “D” Nama Suami : Tn “G”
Umur : 27 tahun Umur : 27 tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : PNS
No. Register : - Alamat : Sukolilo
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak ± 3 hari yang lalu, disertai
amenorhea 1,5 bulan, keputihan berwarna keruh dan agak berbau.
3. Riwayat Menstruasi
Siklus haid : ± 35 hari menarche : ± 14 tahun
Lama haid : ± 10 hari dismenorhea : jarang
: merah HPHT : 1,5 bulan yang lalu
Bau : anyir
Fluor Albus : ya (sebelum dan sesudah menstruasi)
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
No Suami UK Penol Penyul BB/PB Seks H/M Menyusui KB
1
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan tidak pernah atau menderita penyakit menahun, menurun dan menular seperti
hipertensi, jantung, TBC, paru-paru dan penyakit kelamin.
6. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan mengetahui dirinya mempunyai penyakit kista pada saat melakukan USG.
7. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit kista maupun penyakit yang
lainnya.
8. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan tidak ada masalah dengan keluarga bahkan sangat mendukung ibu untuk
dilakukan operasi.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
o Keadaan umum : Baik
o Kesadaran : Composmentis
o TD/N/S/RR : 120/80 mmHg, 80x/mnt, 36,50C, 20x/mnt
2. Pemeriksaan fisik
Kepala/ rambut : rambut bersih, hitam, tidak rontok
Muka : tidak pucat, tidak ada flek-flek hitam
Mata : conjungtiva tidak pucat, sclera putih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jogularis
Dada : simetris
Payudara : simetris, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : teraba benjolan keras bagian sinistra, setinggi pusat
Genetalia : fluxus sudah tidak aktif
3. Pemeriksaan dalam / ginekologis
Pemeriksaan penunjang :
Hasil laboratorium
Hb : - gr%
Hasil USG (tanggal : 27 September 2011)
Hepar : besar normal, intensitas acho parencym tidak meningkat, tepi tajam, permukaan
rata, tidak tampak nodule / kista.
Kandung Empedu : pancreas dan lien dalam normsl
Kedua Ginjal : besar normal, intensitas echo cortex tidak meningkat, batas
cortex dan sinus tajam, tidak tampak batu / kista.
Buli-buli : besar normal, batu (-)
Uterus : tidak membesar, massa (-), tampak masa multi cystic supra pubic
diluar buli dan uterus, ukuran ±80mm, cairan bebas (-)
Kesimpulan : Cystoma Ovari Synistra
3.2 Interprestasi Data
Dx : Kista Ovarium
Ds : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak ± 3 hari yang lalu, disertai
amenorhea 1,5 bulan, keputihan berwarna keruh dan agak berbau.
Do :
- Tidak ada keluaran pervaginam
- Terdapat benjolan keras dan pasien mengeluh nyeri tekan.
- Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG (tanggal : 27 September 2011)
Uterus : tidak membesar, massa (-), tampak masa multi cystic supra pubic diluar buli dan uterus, ukuran
±80mm, cairan bebas (-)
Kesimpulan : Cystoma Ovari Synistra
3.3 Diagnosa / Masalah Potensial
Kista Torsi
3.4 Kebutuhan Tindakan Segera
Kolaborasi dengan Dokter Obsgyn dalam pemberian therapy :
- Pro Laparotomi
3.5 Intervensi
Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.20 WIB
Diagnose : Kista Ovari
Tujuan : setelah diberikan asuhan kebidanan selama ±20 menit diharapkan pasien kooperatif dengan
tindakan atau pemberian terapi yang diberikan oleh dokter atau bidan.
Kriteria : - Pasien mengerti dan memahami penjelasan dari petugas kesehatan
- Pasien dapat mengambil keputusan yang tepat setelah diberikan penjelasan oleh petugas
kesehatan
- Pasien tidak cemas
- Pasien siap untuk dilakukan tindakan medik
No Intervensi Rasional
1
2
3
4
Jalin komunikasi terapeutik
dengan pasien
Jelaskan hasil pemeriksaan
Berikan informed consent
Kolaborasi dengan dokter
Spesialis Obsgyn
Px lebih kooperatif
Px mengetahui kondisinya
Persetujuan tindakan medic
Melakukan tindakan selanjutnya
3.6 Implementasi
Tanggal Implementasi
27 September
2011
10.35
1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan pasien agar lebih
kooperatif dengan petugas kesehatan
2. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
- KU : baik
- TD/N/S/Rr : 120/80mmhg/80x/m/36,5°C/20x/m
- Memberitahu ibu bahwa terdapat kista dikandungan ibu dari
hasil USG tampak adanya kista ovarium.
- Menjelaskan pada ibu bahwa penyakit kista tersebut dianjurkan
untuk dilakukan pengangkatan kista melalui tindakan operasi
dengan tujuan agar tidak mengalami komplikasi lebih lanjut.
- Menjelaskan bahwa kista ovarium adalah suatu kumpulan
cairan yang dibungkus kantong didalam organ reproduksi
wanita
- Memberi dukungan dan membantu mengurangi kecemasan ibu
3. Kolaborasi dengan dokter Obsgyn untuk dilakukan tindakan
selanjutnya : - asam mefenamat (bila nyeri)
- Pro Laparotomi
4. Melakukan informed consent atas tindakan medik dari ibu
untuk siap dilakukan operasi dari suami/keluarga.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 27 September 2011 Jam : 10.45 WIB
S : Ibu mengatakan sudah paham dan mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan
O : Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas kesehatan dan bersedia dilakukan operasi
A : Ny. “D” dengan Kista Ovarium
P :
- Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Obsgyn
- Pro Laparotomi
- Pemeriksaan USG ulang
- Pemeriksaan thorax
- Pemeriksaan laboratorium
- Terapi oral : Asam Mefenamat 3x1 (bila nyeri)
- Follow up 1 bulan lagi/ jika ada keluhan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kista ovarium adalah suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang berbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium (Replubika Online, Zubair Djoerban). Penyebab kista ovarium
belum diketahui secara pasti. Untuk memastikan adanya kista pada organ reproduksi dapat
dilakukan pemeriksaan meliputi.
1. Pemeriksaan kllinis ginerkologik
2. Pemeriksaan ultrasonografi
3. Pemeriksaan pertanda tumor (tumor marker)
4. Pemeriksaan CT-Scan/ MRI bila dianggap perlu
Penanganan kista ovarium bila diameter kurang dari scan hanya dilakukan menunggu 2
sampai 3 bulan untuk pemeriksaan ginekologik berulang. Bila kista dengan diameter lebih dari 5
cm atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium bisanya diserta dengan
pengangkatan tuba (salpingo ooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah
histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan pembuatan Asuhan Kebidanan ini bias meningkatan pengetahuan dan
juga menambah pengalaman bagi mahasiswa
4.2.2 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dengan dibuatnya Asuhan Kebidanan ini agar mutu pelayanan dapat lebih
maju maka perlu kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang tersedia di tempat pelayanan
4.2.3 Bagi Pendidikan
Diharapkan pengadaan buku-buku protap agar lebih mudah dan menambah litratur di
perpustakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat, crhisdiono. 1996. Tumor-tumor Ovarium Bordeline. Klaten : Cermin Dunia
Kedokteran.
Djoerban, Zubairi. 2008. Kista Ovarium. Jakarta : Republika Online.
Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat
Kesuburan yang Rendah. www.kista ovarium.com.
Nasdaly. 2008. Jenis-jenis Kista Ovarium. Jakarta : Staf Medic Fungsional
Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Varney, Hellen. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.
Winarto, Hariyono. 2008. Bagaimana Mengetahui Kista Ovarium Jinak atau Ganas. Jakarta.
htpp:///harymenulis.blogspot.com./
Mochtar Rustam. 1998. Sinopsi Obstetri Jilid 1
Sastrawinata Sulaeman.1984. Obstetri Patologi
Wiknjosastro Hanifa. 2005. Ilmu Kebidana
Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi
Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi
Pada Pasien Aminorhoe
Hari/tanggal: Sabtu, 09-11-2010
Tempat pengkajian: BPS. Bidan Yulvie
A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas-Istri-Suami
Nama : Ny. S Nama : Tn. A
Umur : 29 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaa : Swasta
Alamat : Jl. Veteran Alamat : Jl. Veteran
2. Keluhan utama :Ibu mengatakan sudah 3 bulan tidak datang haid
3. Riwayat perkawinan :
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 23 tahun, dengan suami sekarang sudah 7 tahun
4. Riwayat Haid
Menarce : 12 tahun
Siklus : 30 hari
Teratur / Tidak Teratur : Teratur
Lamanya : 5-6 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti prmbalut/hari
Disminorhoe : Kadang – Kadang
5. Riwayat Obestetric : P2A0
N Tah Kehamilan Persalinan Bayi Peny
o un
ulit
Nifa
s
UkPenyulit
Uk CaraPenolong
Penyulit
BB
PB
Seks
Keadaan
1200
6
Ate
rm-
Ate
rm
Spon
tanBidan -
32
00
5
2Lk
Hidu
p-
2200
8
Ate
rm-
Ate
rm
Spon
tanBidan -
28
00
5
0Pr
Hidu
p-
6. Riwayat Ginekologi
Perdarahan diluar haid : Tidak pernah
Riwayat Keputihan : Kadang – kadang
Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak pernah
Perdarahan saat berhubungan badan : Tidak pernah
Riwayat adanya tumor pada payudara dan alat kandungan : Tidak ada
7. Riwayat Keluaga Berencana
NoJenis
KonsepsiTahun Pakai
Tahun
BerhentiTempat Keluhan
1 Pil 2007 2008 Bidan -
2 Suntik 2009 Ini Bidan -
8. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :Tidak pernah menderita penyakit keturunan (seperti asma, DM),
penyakit menular (seperti hepatitis, TBC), maupun penyakit kronis lainnya (seperti jantung, dll).
b. Riwayat kesehatan keluarga :Dari pihak keluarga tidak pernah menderita penyakit keturunan
(seperti asma, DM), penyakit menular (seperti hepatitis, TBC), maupun penyakit kronis lainnya
(seperti jantung, dll).
9. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis : nasi, ikan, sayur, buah
Frekuensi : 3x sehari
Porsi : 1-2 piring
Pantangan : tidak ada
b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 x sehari Frekuensi : 4-5 x sehari
Warna : Kuning kecoklatan Warna : Kuning jernih
Konsistensi : Lembek Bau : Khas Urine
c. Personal hygiene
Frekuensi mandi : 2x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2x sehari
Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
Aktifitas : ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
d. Tidur/istirahat
Siang hari: 1 jam (kadang-kadang)
Malam hari: 6 jam
e. Pola seksual
Frekuensi: tidak tentu
Masalah: tidak ada
10. Data psikososial dan spirituala.
a. Tanggapan ibu terhadap keadaannya :khawatir
b. Ketaatan ibu beribadah: shalat 5waktu
c. .Pengetahuan ibu terhadap keluhannya : ibukurang mengetahui
d. Hubungan social ibu terhadap mertua, ortu, dan keluarga : baik
e. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : suami
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran: compos mentis
c. Berat badan: 55 kg
d. Tinggi badan: 160 cm
e. TTV:
TD: 110/80 mmHg
N: 82 /menit
T: 37C
R: 24 /menit
2. Pemeriksaan khusus
Kepala: kulit kepala bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok
Muka : muka tidak pucat.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran serumen.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Mulut : bersih,bibir tidak pecah-pecah, tidak ada karies gigi.
Leher : tidak Nampak pembesaran kelenjar tiroid & vena jugularis.
Dada/mamae : semetris, tidak ada retraksi dada saat inspirasi & ekspirasi.
Perut : tidak ada jaringan parut.
Tungkai : tidak ada oedem dan varises.
Genetalia : tidak dilakukan3.
Pemeriksaan penunjang: tidak dilakukan
C. ASESSMENT
1. Diagnose masalah: ibu P₂A₀ 29 tahun dengan amenorhoe.
2. Masalah: ibu merasa cemas
3. Kebutuhan: konseling dan health education.
D. PLANNING
1. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaannya, yaitu :
TD : 110/80 mmHg
N: 82 /menit
T: 37Cᵒ
R: 24 /menit
Dx: amenorhoe
‘Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya.’
2. Memberikan support kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik,memberitahukan ibu dan
keluarga untuk tidak cemas sebab amenorhoe bisaterjadi pada siapa saja.’ibu merasa lebih
tenang.
3. Memberitahukan ibu tentang penyebab amenorhoe, yaitu
a. amenorea primer
Pubertas terlambat
Kegagalan dari fungsi indung telur
Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organrahim dan vagina)
Gangguan pada susunan saraf pusat
Himen imperforata yang menyebabkan sumbatankeluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan
apabilawanita memiliki rahim dan vagina normal.
b. Amenorea sekunder
Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan,menyusui, dan
penggunaan metode kontrasepsi disingkirkan, maka penyebab lainnya adalah
Stress dan depresi
Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas.
Gangguan hipotalamus dan hipofisis.
Gangguan indung telur.
Obat-obatan.
Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
‘Ibu mengetahui penyebab terjadinya amenorea.’
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,yaitu :Siang hari : 1-2 jamMalam hari : 8
jam
‘ibu bersedia untuk berstirahat dengan cukup.’
5. Memberikan terapi kepada ibu berupa vitamin B₆ dengan dosis 1x sehari. ‘ibu bersedia
mengkonsumsi vitamin yang di berikan oleh bidan.’
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu kemudian atau jikakeluhan belum teratasi.
‘ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.’
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA Nn. R DENGAN KELUHAN SAKIT HAIDI. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF1. Identitas
Nama : Nn. R
Umur : 18 Tahum
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Rajabasa
2. Keluhan utama
Sakit saat haid
3. Riwayat kesehatan/penyakit sekarang
Nn. R datang tanggal 26-12-2007 pukul 17.00 WIB dengan keluhan sakit perut pada saat haid
yang dirasakan pada hari-hari pertama. Sakit yang dirasakan pada perut bagian bawah selama 3
bulan terakhir.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Tidak pernah mengalami sakit yang serius sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, anemia berat,dll.
6. Riwayat fungsi reproduksi
a. Riwayat menstruasi
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : ± 7 hari
- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
- Warna/ bau : Merah/ Normal
- Dismenorhea : Ya sejak 3 bulan terakhir
- HPHT : 28 November 2007
b. Kebiasaan seksual
Tidak ada
c. Riwayat kehamilan , persalinan, dan nifas yang lalu
Tidak ada
d. Tumor : Tidak ada
e. Infeksi : Tidak ada
f. Gangguan KB : Tidak ada
g. Riwayat perkawinan : Belum menikah
7. Pola kegiatan sehari-hari
a. Makan/ Minum
Freukensi : 3 x sehari
Macam : Nasi, lauk-pauk, sayur, kadang buah
Pantangan : Tidak ada
Minum : ± 2 Liter/ hari
b. Eliminasi
BAK
Freukensi : 4-6 x/ hari
Warna : Jernih
Konsistensi : Cair
Bau : Normal
BAB
Freukensi : 1 x/ hari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembik
Bau : Khas
c. Personal hygiene
Mandi : 2 x/ hari
Sikat Gigi : 3 x/ hari
Ganti pakaian : 2 x/ hari
d. Ketergantungan
Alergi : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Obat-obatan/ alcohol : Tidak ada
Jamu : Tidak ada
e. Keadaan psikologis,social dan spiritual
Status emosional : Stabil
Status social : Baik
Komunikasi dengan keluarga: Baik
Status ekonomi : Cukup
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital
- TD : 110/60 mmHg
- Nadi : 84 x/ menit
- Pernafasan : 22 x/ menit
- Suhu : 36.5ºC
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut : Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe
Konjungtiva : Merah muda ( an anemis )
Sclera : Putih ( an ikterik )
Kelopak mata : Tidak ada oedema
b. Mulut dan gigi : Bersih dan tidak ada caries
c. Leher
o Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
o Kelenjar getah benig : Tidak ada pembesaran
o Vena jungularis : Tidak ada pembesaran
d. Dada
o Jantung : Normal ( lup, dup )
o Paru-paru : Suara jernih( tidak ada wheezing, dan ronchi )
e. Payudara
o Pembesaran : Tidak ada
o Putting susu : Menonjol
o Benjolan : Tidak ada
o Simetris : Ya, kanan dan kir
o Nyeri : Tidak ada
o Pengeluaran : Tidak ada
f. Punggung dan pinggang
o Posisi punggung : Lordosis
o Nyeri ketuk : Tidak ada
g. Extremitas
o Oedema : Tidak ada
o Kekakuan otot : Tidak ada
o Kemerahan : Tidak ada
o Varises : Tidak ada
h. Abdomen
o Bekas luka operasi : Tidak ada
o Acites : Tidak ada
o Konsistensi : Kenyal
o Tumor : Tidak ada
o Pembesaran lien den limpha : Tidak ada
i. Anogenitalia
o Vulva dan vagina : Warna normal
o Oedema : Tidak ada
o Pengeluaran : Darah, bau khas
o Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
o Anus : Tidak ada hemoroid
o Inspekulo : Tidak di lakukan
o Periksa Dalam : Tidak di lakukan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Hb : 10 gr%
Protein Urine : (-)
Glukosa Urine : (-)
b. USG : Tidak dilakukan
c. Papsmear : Tidak dilakukan
d. Dll : Tidak dilakukan
II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : Nn. R usia 18 tahun dengan Dismenorhea
Dasar :
Belum menikah
Pasien mengeluh sakit perut bagian bawah saat haid hari-hari pertama.
Masalah : Nyeri
Dasar : Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah
Kebutuhan : Konseling tentang dismenorhea
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
TIDAK ADA
IV. TINDAKAN SEGERA
TIDAK ADA
V. PERENCANAAN
1. Menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi kafein, coklat, penyedap,
pengawet, pewarna dan berlemak tinggi
Rasional : Dengan menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam dsb maka fungsi
tubuh dapat berfungsi dengan baik sehingga keluhan-keluhan menjelang menstruasi dan saat
menstruasi dapat dihindari/ dikurangi.
2. Berikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat, B12 1x/hari terutama saat
menstruasi.
Rasional : Dengan memberikan obat tambah darah maka kadar Hb bisa normal sehingga
pasokan nutrisi ke jaringan nterutama uterus dapat berlangsung baik terutama saat menstruasi.
3. Berikan analgetik
Rasional : Dengan memberi analgetik dapat mengurangi rasa nyeri sehingga pasien merasa
tidak nyeri lagi atau berkurang rasa nyerinya.
4. Anjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan yang tinggi vitamin.
Rasional : Dengan menganjurkan banyak minum air putih dan makan buah-buahan maka
kebutuhan oksidan cukup dalam mengatasi stress fisik,
sehingga pasien tidak merasa depresi.
5. Anjurkan untuk mengompres perut yang terasa nyeri dengan kompres air hangat.
Rasional : Dengan kompres air hangat maka dapat membantu mengurangi rasa nyeri sehingga
pasien tidak merasa nyeri lagi.
VI. PELAKSANAAN
1. Menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi kafein, coklat, penyedap,
pengawet, pewarna dan berlemak tinggi
2. Memberikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat, B12 1x/hari terutama saat
menstruasi.
3. Memberikan analgetik 3x1 /hari.
4. Menganjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan yang tinggi vitamin.
5. Menganjurkan untuk mengompres perut yang terasa nyeri dengan kompres air hangat.
VII. EVALUASI
1. Pasien memahami tentang penjelasan yang diberikan
2. Pasien berjanji akan melaksanakan anjuran-anjuran yang telah diberikan
3. Pasien berjanji akan mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan.
4. Pasien berjanji akan mengompres perutnya yang sakit.
TeoriAnda untu mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejala berikut yang mungkin muncul bila Anda mempunyai kista ovarium :
• Perut terasa penuh, berat, kembung• Tekanan pada dubur dan kandungan kemih (sulit buang air kecil)• Haid tidak teratur• Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke panggung bawah dan paha• Nyeri senggama• Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera :
• Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba• Nyeri bersamaan dengan demam• Rasa ingin muntah
Posted in Kista Ovarium | Tagged ciri-ciri kista ovarium, gejala kista ovarium, kista endometriosis ovarium, kista ovarium, kista ovarium adalah, kti kista ovarium, makalah kista ovarium, tanda-tanda kista ovarium | Leave a comment
Pencegahan Kista Ovarium
Posted by Kista Ovarium
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak 23.400 orang yang diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan
keluhan apabila sudah terjadi metastatis, sehinga 60% – 70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai “silent killer”. Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan dan pelaporan penyakit di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di RS. Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap tahun.
Kanker Ovarium yang kebanyakan berawal dari kista ovarium yang diderita sebelumnya kemudian berkembang menjadi kanker ovarium karena pengobatan yang terlambat dilakukan. Kanker Ovarium erat hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan rendah atau Intenfertilitas. Study epidemiologic menyatakan beberapa faktor resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama terjadi pada usia dibawah 25tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan menyusui akan menurunkan kanker ovarium seanyak 30% – 60%. Faktor lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.
Tidak ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang meliputi :
1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut diatas sangat dianjurkan terutama terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker ovarium, yaitu :
1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium4. Wanita penderita kanker payudara atau kolon
Kista Ovarium
Kista tumor jinak berupa kantong yang tidak normal dengan adanya cairan yangg tumbuh di ovarium. Indung telur berbentuk kantong cairan yang terdapat pada jaringan. Adapula yang menyebut itu merupakan kista fungsional karena akan dibentuk setelah telur dilepaskan ketika ovulasi. Kista jenis ini, akan menyusut setelah beberapa waktu. Kista ovarium akan memicu timbulnya gangguan lain, tidak menutup kemungkinan kanker ovarium.
Gejala Kista Ovarium
Tidak banyak wanita yang tahu bahwa kanker ovarium tidak akan menimbulkan gejala yang beda dengan wanita normal lainnya. Biasanya gejala yang dirasakan gangguan ketika haid , sakit kandung kemih dan juga nyeri spontan saat melakukan hubungan seksual. Anda harus segera mengetahui gejala-gejala yang mungkin saja anda anggap biasa tapi ternyata dapat memicu kista ovarium. Mengingat kista ovarium akan menyebar jika kista bersifat ganas pada keadaan kanker ovarium. Anda bisa mengenali kista yang bersifat ganas dengan memeriksakan diri ke dokter kandungan. Setelah dilakukan serangkaian test (USG) dan ternyata di temukan kista yang berkembanh ke arah yang cepat membesar , kista yang memiliki dinding yang tebal juga tidak berurutan, biasanya kista berbentuk padat dan berada di area ovarium.
Anda juga harus waspada bila mengalami gejala-gejala seperti berikut :
1. Perut terasa kembung ,penuh dan berat2. Merasa kandung kemih anda tertekan sehingga sulit buang air kecil3. Siklus menstruasi anda tidak teratur4. Nyeri di sekitar panggul , biasanya menetap atau sesekali yanng menyebar ke panggung bawah dan paha5. Nyeri ketika anda bersenggama6. Payudara mengeras7. Mual hingga ingin muntah
Pencegahan
Akan tetapi anda jangan terburu-buru memvonis diri anda mengidap penyakit kista ovarium. Pemeriksaan yang khusus dapat membuat anda mengetahui apakah anda akan berpotensi kista jinak atau kista yang memicu bahaya untuk kesehatan. Beberapa kasus ditemukan bahwa wanita yang telah mengalami kerusakan alat-alat reproduksi baru berkonsultadi dengan dokter. Oleh karena itu disarankan untuk anda melakukan upaya pencegahan sebagai berikut :
1. Lakukan pemeriksaan klinis genekologik, hal ini dapat membantu anda mengetahui perkembangan kista ovarium
2. Pemeriksaan USG dengan alat doppler untuk mendeteksi aliran darah3. Dilakukan pemeriksaan tumor marker4. Pemeriksaan CT-Scan ataupun MRI jika dibutuhkan
Berikut jenis-jenis kista ovarium :
1. Kista Folikuler
Jenis kista yang sederhana yang terbentuk karena terjadi tidak terjadinya proses ovulasi atau pecahnya folikel. Kista ini berbentuk pada masa ovulasi hingga mencapai ukuran diameter 5-6 cm. Kista jenis ini akan membuat anda merasakan sakit yang tajam pada area ovarium. Adapula penderita yang mengalami rasa sakit ketika sedang mengalami siklus menstruasi. Biasanya kista ini akan menghilang sendirinya.
2. Kista Corpus Luteum
Kista ovarium fungsional terjadi karena adanya sel telur yang dilepaskan dari folikel sehingga berubah menjadi corpus luteum. Pada masa kehamilan, corpus luteum akan merusak dan hilang. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan diisi dengan cairan darah dan tinggal di ovarium.
3. Kista Hemoragik
Jenis kista ovarium fungsional yang terjadi karena adanya pendarahan pada kista. Gejala yang mungkin muncul adalah adanya sakit pada perut.
4.Kista Dermoid
Tumor jinak yang disebut juga teratoma kistis matang. Kista jenis ini bisa tumbuh mencapai ukuran diameter 15 cm.