Makalah Ansonia latidisca

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amfibi adalah vertebrata pertama yang mampu hidup di darat dan juga kelompok yang kemudian menunjang berkembangnya reptil, aves, dan mamalia, oleh karena itu, amfibi merupakan salah satu kelompok yang penting untuk dipelajari. Adaptasi dan perubahan struktur amfibi dari nenek moyangnya yang hidup di air sampai menjadi penghuni daratan, meliputi perkembangan sirip yang berdaging menjadi kaki primitif yang digunakan untuk bergerak dari suatu perairan ke tempat lain, paru-paru sebagai alat untuk bernafas, mekanisme pemeliharaan telur pada keadaan lembab, dan kelenjar kulit yang menghasilkan sekresi lendir untuk pertahanan diri. Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya

Transcript of Makalah Ansonia latidisca

Page 1: Makalah Ansonia latidisca

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah           

Amfibi adalah vertebrata pertama yang mampu hidup di darat dan

juga kelompok yang kemudian menunjang berkembangnya reptil, aves, dan

mamalia, oleh karena itu, amfibi merupakan salah satu kelompok yang penting

untuk dipelajari. Adaptasi dan perubahan struktur amfibi dari nenek

moyangnya yang hidup di air sampai menjadi penghuni daratan, meliputi

perkembangan sirip yang berdaging menjadi kaki primitif yang digunakan

untuk bergerak dari suatu perairan ke tempat lain, paru-paru sebagai alat untuk

bernafas, mekanisme pemeliharaan telur pada keadaan lembab, dan kelenjar

kulit yang menghasilkan sekresi lendir untuk pertahanan diri.

Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah

hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah

dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk

itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya

amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan

insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang

dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

            Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati

sejumlah habitat yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau.

Mereka juga ada di daerah berumput di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga

di gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan hidup selama periode

kemarau panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab

seperti sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak

katak dapat bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap.

Sebagai hewan yang berdarah dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi

dingin. Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam lumpur

di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan

dan betina berkumpul bersama dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur,

biasanya amfibi tidak lagi mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi

Page 2: Makalah Ansonia latidisca

yang melindungi telur. Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan

penyamaran atau melarikan diri saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi

yang mengandalkan kulit yang mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis

amfibi yang mempunyai racun.

Katak beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok

sebagai tanda bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat ‘racun emas’

yang dimiliki kodok dart dari kolombia misalnya, dapat menewaskan sekitar

1.000 orang sekaligus. Kebanyakan orang kesulitan dalam membedakan

anggota dari kelas amphibia yaitu antara katak dan kodok. Maka dari itulah

kita perlu mengenal kelas amphibia lebih jauh lagi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang tersebut yaitu :

1. Apa saja ciri morfologi dan anatomi dari Katak Pelangi (Ansonia

latidisca)?

2. Bagaimana habitat, perilaku dan kebiasaan aktivitas Katak Pelangi

(Ansonia latidisca)?

3. Bagaimana populasi dan penyebaran Katak Pelangi (Ansonia latidisca)?

C. Tujuan

Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah yaitu :

1. Untuk mengetahui ciri morfologi dan anatomi dari Katak Pelangi (Ansonia

latidisca)?

2. Untuk mengetahui habitat, perilaku dan kebiasaan aktivitas dari Katak

Pelangi (Ansonia latidisca)?

3. Untuk mengetahui populasi dan penyebaran Katak Pelangi (Ansonia

latidisca)?

Page 3: Makalah Ansonia latidisca

BAB II PEMBAHASAN

A. Morfologi dan Anatomi dari Katak Pelangi (Ansonia latidisca)

Klasifikasi Katak Pelangi (Ansonia latidisca):

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Family : Bufonidae

Genus : Ansonia

Spesies : Ansonia latidisca

(Inger, 1966).

Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,

yaitu “Amphi” (rangkap) dan “bios” (hidup). Atau dapat diartikan sebagai

hewan bertulang belakang (vertebrata) dengan kelembaban kulit yang tinggi,

tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam; yakni di air dan di

daratan. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua

bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia

mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di

daratan (Zug, 1993).

Menurut Kimball (1983), Amphibia umumnya didefinisikan sebagai

hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup didua alam yakni di air dan

di daratan. Amphibia bertelur di air atau menyimpan telurnya ditempat yang

lembab dan basah. Ketika menetas larvanya yang dinamakan berudu hidup di

air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa

lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan

dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih

kering dan bernapas dengan paru-paru.

Page 4: Makalah Ansonia latidisca

Pada masa berudu amphibi hidup di perairan. Pada fase ini berudu

bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan bernafas dengan

paru-paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara

bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan

menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam

menghilang, pada anura tidak di temukan leher sebagai mekanisme adaptasi

terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat (Harminto,

2001).

Amphibi mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang

berkembang dengan baik. Pada mata terdapat membran nictitans yang

berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang

menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi

seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan

hemisphaerium cerebri terbagi sempurna, pada cerebellum konvulasi hampir

tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang

menghasilkan bahan pelembab/ perekat, walaupun demikian, tidak semua

amphibi melalui siklus hidup dari perairan kedaratan,misalnya anggota

plethodontidae, tetap tinggal di perairan dan tidak menjadi dewasa, selama

hidup tetap dalam fase berudubernafas dengan insang dan berkemabang biak

secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya di

daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali keair untuk berkembang biak,

tetapi ada juga yang hidup didarat selama hidupnya pada kelompok ini tidak

terdapat setadium larva dalam air (Soemarwoto, 1981).

Amphibia merupakan hewan vertebrata pertama yang hidup di darat

diikuti oleh Reptil, Burung dan Mammalia. Amphibia dikelompokan kedalam

empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians), Trachystomata (Sirens),

Caudata dan Anura (Frogs and Toads). Sementara ahli lain membagi amphibi

kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata

(Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads).

Menurut Brotowidjoyo (1994), Ampibia mempunyai ciri-ciri yaitu

tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin

Page 5: Makalah Ansonia latidisca

(poikiloterm), mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua

serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya

terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya

berfungsi untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput

tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu

menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah

dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya

mempunyai katup yang mencegah air masuk kedalam rongga mulut ketika

menyelam, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan

dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal. 

Gambar 1. katak pelangi

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada

leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Pada kepala

mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares

externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat

sepasang mata yang bulat, dibelakangnya terdapat 2 lubang pipih tertutup oleh

membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang

suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya

mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila

berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil

untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/

telur atau sperma dari alat reproduksi (Berry, 1965).

Page 6: Makalah Ansonia latidisca

Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.

Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium),

tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur),

betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti) (Djuhanda, 1983).

Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan

kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan

adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung

atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput,

kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat

pelvis serta bagian kaudal pendek (Djuhanda, 1983).

Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas),

sedangkan dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid.

Pada rongga mulut terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah

antrior mulut.Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi

oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke muka untuk menangkap mangsa.

Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedangkan

dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk menahan

mangsa yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna

yang berhubungan dengan nares eksterna. Glotis terletak pada medium ventral

pharynx sebelah belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo.

Dibelakang masing-masing mata di dekat sudut mulut terdapat ostium

pharyngeum dari tuba Eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang

telinga dalam.Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis (saku

suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii.

Saku suara ini dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara

(Djuhanda, 1983).

Mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan

badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang

lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu

dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya.

Page 7: Makalah Ansonia latidisca

Membran tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang

cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata

berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan

prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal (Duellman and Trueb,

1994).

Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari

kaki pada kaki depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang

berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada

Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tapi ada semacam tanduk

pada jari-jarinya (Safra, 2008).

Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi

menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan

urostyl, yang merupkan silindris, masing-masing vertebrae merupakan satu

segmen pendek yang fleksibel seperti vertebrae lainnya. Tiap-tiap vertebrae terdiri

atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai

tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis terdapat sepasang

processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit bergerak; tidak

memunyai tulang rusuk (costale) (Gdod, 1901).

Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral

gridle) yang berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax.

cingulum cranialis melekat pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing

setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Supra scapula sebelah dorsal, scapula

Page 8: Makalah Ansonia latidisca

kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan coracoid yang lebar sebelah

ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang rawan besar,

tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum

bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis

yang merupakan sendi tempat kepala os humerus (Sukiya, 2005).

Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle)

merupakan persatuan tulang yang mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium

sebelah anterior, os oschium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada

ketiga tulang tersebut bertemu teerdapat mangkokan yang disebut acetabulum

tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap bagian dari sepasang os illium yang

merupakan tulang yang memanjang sejajar dengan urostyl dan sejajar dengan

sacrum (Radio, 1985).

Gambar Sistem Rangka Katak

Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang

tempurung kepala bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum

posterior merupakan tulang-tulang yang terangkai menjadi satu. Tulang yang

bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan terhadap satu sama lain. Pada humerus

dan femur terdapat satu hubungan bentuk bola dan mangkokan yang

menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku dan lutut.

Gerakan-gerakan itu dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari jaringan

ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-otot daging yang dapat memanjang dan

Page 9: Makalah Ansonia latidisca

memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang panjang dibedakan atas

bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut

epiphyse.Pada tulang-tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama lain,

dan amsing-masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak teratur

dan terkunci oleh sutura.Pada katak sutura masih berupa tulang rawan, sehingga

tulang itu dapat tumbuh terus.Pada burung dan sebagian besar mamalia, masing-

masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu. Dengan demikian

pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak mungkin terjadi (Susanti, 2010).

B. Habitat, Perilaku dan Kebiasaan Aktivitas Katak Pelangi (Ansonia

latidisca)

Katak Pelangi adalah katak yang tinggal di hutan kering berbatu

Masdagaskar's Isalo Massif, dimana ia berkembang biak di kolam dangkal

sementara yang ditemukan di lembah. Jenis ini juga beradaptasi dengan

mendaki dalam lingkungan berbatu-batu, dan bahkan pada permukaan

vertikal. Ketika terancam, katak ini akan mengembangkan diri sebagai

mekanisme pertahanan terhadap predator (Harminto, 2001).

Hutan ternyata tidak hanya menghasilkan jenis-jenis tanaman yang

indah, tetapi juga jenis-jenis fauna yang sangat menarik untuk dipelihara,

diantaranya katak beracun yang terkenal memiliki warna-warna yang eksotik.

Katak merupakan hewan kecil yang hidup di tempat-tempat berair,

rawa, sawah, serta danau. Pantaslah bila hewan amfibi ini tampak kotor dan

menjijikan. Namun jangan heran bila Anda melihat katak kecil dari hutan

tropis Amerika Tengah dan Selatan ini memiliki pesona warna yang beragam

dan sangat menarik (Zug, 1993).

Karena, tubuh hewan ini diselimuti racun. Racun tersebut di

pedalaman Amerika, khususnya oleh orang Indian Amerika dari Amazon dan

Kolombia banyak digunakan sebagai isi anak panah atau lembing (tombak)

sebagai senjata untuk berburu atau berperang, sehingga katak ini sering juga

disebut-sebut sebagai poison dart frog dan poison arrow frog.

Page 10: Makalah Ansonia latidisca

Katak atau kodok yang digandrungi para hobiis di Amerika Serikat ini,

65 spesies termasuk ke dalam keluarga Dendrobatidae dari sekitar 175 spesies

yang ada. Keluarga Dendrobatidae bukan hanya katak yang benar-benar

beracun dan menghasilkan racun sendiri pada kulitnya, tetapi juga katak roket

(genus Colostethus yang terdiri dari kurang lebih 110 spesies), dan katak yang

memiliki bau busuk (skunk frog) (Berry, 1965).

Keluarga Dendrobatidae merupakan katak tropis yang memiliki

hubungan dengan keluarga Leptodactlidae, salah satu dari keluarga besar

katak Amerika. Keluarga Dendrobatidae juga dikenal dengan katak pohon

(keluarga Hylidae) yang tampak pada ujung jarinya. Walaupun seluruh katak

ini cenderung memiliki piringan pada ujung jarinya, pada Dendrobatidae

setiap ujung jarinya memiliki dua bagian yang menonjol yang dinamakan

scutes, suatu ciri yang dapat memudahkan para hobiis membedakan dengan

jenis lainnya.

Katak beracun ini beberapa diantaranya sangat cantik dengan

perpaduan warna yang indah menutupi tubuhnya, diantaranya merah, kuning,

bahkan hijau dan biru. Katak yang aktif sepanjang hari ini sering melakukan

aktivitas berbahaya dan berada pada daerah terbuka serta dapat dengan mudah

terlihat oleh ular predator, burung, dan mamalia kecil.

Katak roket mamiliki warna paling sedikit, dan racun pada kulitnya

pun kurang jelas. Sebenarnya memang katak yang memiliki racun sangat kuat

cenderung memiliki warna yang sangat cerah.

C. Populasi dan penyebaran Katak Pelangi (Ansonia latidisca)

Katak pelangi ini pada tahun 2010 pernah ditetapkan sebagai top 10

Most Wanted Lost Frogs (10 katak langkah paling di cari) oleh SSC IUCN

global spesialis amphibi dan conservation international. Maklum, sebelumnya

katak pelnagi sekali tidak terlihat pada tahun 1924 hingga juli 2011 ketika

para peneliti menemukan tiga ekor katak pelangi di pulau Kalimantan

(Brotowidjoyo, 1994).

Page 11: Makalah Ansonia latidisca

Katak pelangi Kalimantan kadang di sebut juga sebagai katak sungai

sambas. Katak yangdalam bahasa inggris di kenal sebagai Sambas Stream

Toad yang mempunyai nama latin (ilmiah) Ansonia latidisca.

Nama pelangi di dapat katak ini lantaran kulitnya yang menyerupai

pola warna hijau terang, ungu dan merah. Disekujur tubuhnya yang berwarna

warni ditmbuhi bintik-bintik mirip kutil. Ukuran katak pelangi sendiri

tergolong kecil, panjangnya antara 30 hingga 50 mm. sedangkan nama

‘sambas stream toad’ didapatkan lantaran pertama kali katak ini ditemukan

dialiran sungai-sungai disekitar sambas.

Katak pelangi merupakan hewan endemic yang hanya dapat ditemukan

dipulau Kalimantan (Indonesia dan malaysia). Penemuan pertama kali pada

tahun 1924, katak langka ini dijumpai di Gunung Damus, Sambas Kalimantan

(Indonesia) dan gunung penrissen, Sarawak (Malaysia). Ditempat kedua inilah

kemudian pada tahun 2011 ditemukan kembali 3 ekor katak pelangi.

Belum banyak yang bisa diungkapkan dari perilaku katak pelangi

(Ansonia latidisca) ini. Termasuk berapa jumlah populasi maupun daerah

persebarannya. Namun, diperkirakan katak berkulit unik ini mendiami hutan-

hutan primer yang merupakan hutan hujan.

Katak pelangi Kalimantan merupakan hewan terestial (hidup

dipermukaan tanah) di dekat sumber air tawar. Ancaman utama bagi katak

pelangi adalah hilangnya habitat dan degradasi lingkungan akibat deforestasi

hutan dan alih fungsi hutan.

Ilmuwan yang menyisir pegunungan di Borneo menjumpai spesies

kodok pelangi Borneo yang sudah tidak pernah didapati sejak 87 tahun

terakhir. Kali ini, mereka berhasil mengabadikannya dan foto itu menjadi foto

kodok pelangi Borneo pertama di dunia. Sebelumnya, dokumentasi kodok itu

hanya merupakan gambar ilustrasi.

Conservation International, organisasi nirlaba yang fokus pada

kelestarian lingkungan memasukkan kodok pelangi borneo (Ansonia latidisca)

dalam daftar "Top 10 Most Wanted Lost Frogs." Lembaga ini juga sempat

Page 12: Makalah Ansonia latidisca

mengungkapkan kekhawatiran bahwa kodok tersebut mungkin sudah punah.

Kodok itu terakhir kali terlihat oleh penjelajah Eropa pada tahun 1924.

Menurut Indraneil Das, profesor asal Sarawak Malaysia University

yang memimpin ekspedisi, mereka melakukan pencarian sejak Agustus lalu

namun tidak berhasil menemukan kodok tersebut. Setelah memfokuskan

pencairan ke kawasan pegunungan Penrissen yang jarang dieksporasi selama

seabad terakhir, akhirnya mereka menemukan tiga ekor A. latidisca tinggal

yang hidup di tiga pohon yang berbeda. Kodok-kodok yang ditemukan terdiri

dari merupakan seekor kodok jantan, betina, dan seekor anak kodok.

"Sangat menyenangkan mengetahui bahwa alam bisa memberikan

kejutan ketika kita sudah hampir menyerah, apalagi di saat krisis kepunahan

terus meluas di planet kita," kata Robon Moore, peneliti spesialis amfibi dari

Conservation International saat mengumumkan temuan tersebut.

Meski berhasil menemukan, Das dan timnya menolak untuk

mengungkapkan posisi pasti kodok itu demi menghindari penangkapan liar

karena tingginya permintaan atas amfibi berwarna-warni tersebut. Namun

demikian, para peneliti akan terus mencari tahu seputar populasi kodok ini di

Penrissen (National Geographic Indonesia/Abiyu Pradipa).

Page 13: Makalah Ansonia latidisca

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Katak memiliki ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir,

merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempuyai jantung yang

terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua

pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat

diantara jari-jari kakinya, matanya mempunyai selaput tambahan yang

disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam,

pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat

pernafasannya berupa paru-paru dan kulit. Kepala dan badan bersatu, ada

dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor.

2. Katak Pelangi adalah katak yang tinggal di hutan kering berbatu

Masdagaskar's Isalo Massif, dimana ia berkembang biak di kolam dangkal

sementara yang ditemukan di lembah. Jenis ini juga beradaptasi dengan

mendaki dalam lingkungan berbatu-batu, dan bahkan pada permukaan

vertikal.

3. Katak pelangi merupakan hewan endemic yang hanya dapat ditemukan

dipulau Kalimantan (Indonesia dan malaysia). Penemuan pertama kali

pada tahun 1924, katak langka ini dijumpai di Gunung Damus, Sambas

Kalimantan (Indonesia) dan gunung penrissen, Sarawak (Malaysia).

Ditempat kedua inilah kemudian pada tahun 2011 ditemukan kembali 3

ekor katak pelangi.

B. Saran

Meyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya

penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah

diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat

dipertanggung jawabkan.

Page 14: Makalah Ansonia latidisca

Belum banyak yang bisa diungkapkan dari perilaku katak pelangi

(Ansonia latidisca) ini. Termasuk berapa jumlah populasi maupun daerah

persebarannya. Namun, diperkirakan katak berkulit unik ini mendiami hutan-

hutan primer yang merupakan hutan hujan.

Page 15: Makalah Ansonia latidisca

DAFTAR PUSTAKA

Berry, P.1965. ''The diet of some Singapore Anura (Amphibia).'' Proceedings of the Zoological Society of London, 144, 163-174.  

Campbell, Reece, Michele. 2003. Biologi Edisi Kelima-Jilid III. Jakarta: Erlangga.

Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat.1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid II. Armico: Bandung

Duellman, WE and Trueb L. 1994. Biology of Amphibians. John Hopkins Uni London

Gadow, M.A.H. 1901. Amphibia and Reptiles. Macmilan and Co. Ltd. London.

Harminto, Sundowo, Dkk. 2001. Biologi Umum. Jakarta. Universitas Terbuka

Kimball, Jhon W. 1983. Biologi Jilid 3. Jakarta :Erlangga 

Radio, Poetra.1985. Zoology . Jakarta :Erlangga 

Safra, E, Jacob. 2008. Fish and Amphibian. Encyclopedia Britanica Inc: Cina Seminar advance in Biological Science: Biology Faculty: Universitas Gajah Mada

Soemarwoto, Idjah. 1981. Biologi Umum. Jakarta: Gramedia.

Sukiya. 2005. Biologi Vertebrata. Malang: UM Press.

Susanti, Baiq Hana dan Noor, Meiry Fadhilah. 2010. Pengantar Zoologi Vertebrata. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians and Reptiles. Academic Press. London.

Page 16: Makalah Ansonia latidisca