Makalah Analisis Jurnal Gizi Dewasa

16
“GIZI DEWASA” ANALISIS JURNAL DENGAN JUDUL “HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA” MAKALAH (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Daur Hidup) Oleh : Achmad Fahnur Juli (122110101141) Rifka Fatimatuz Zahro’ (122110101143)

description

Membahas Tentang Salah satu permasalahan gizi pada dewasa

Transcript of Makalah Analisis Jurnal Gizi Dewasa

GIZI DEWASA

ANALISIS JURNAL DENGAN JUDUL HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DENSITAS MINERAL TULANG PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA

MAKALAH(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Daur Hidup)

Oleh :

Achmad Fahnur Juli(122110101141)Rifka Fatimatuz Zahro(122110101143)

BAGIAN GIZI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS JEMBER2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangApakah itu gizi ? Apakah ketika sudah dewasa kita memerlukan gizi yang cukup ? Gizi merupakan status dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh berbagai macam sumber nutrisi dari asupan makanan yang kita masukan ke dalam tubuh. Dari perhitungan atas sumber nutrisi tersebut maka akan muncul sebuah nilai yang memperlihatkan apakah orang tersebut memiliki status gizi baik atau kurang.Bila di atas kita telah membahas sedikit mengenai gizi maka selanjutnya kita akan sedikit membahas tentang dewasa. Dewasa merupakan suatu keadaan bergerak maju ke arah menuju kesempurnaan baik secara fisik maupun psikis atau mental. Secara fisik,tubuh akan tumbuh menjadi lebih kuat dan sempurna. Sedangkan dilihat dari segi mental maka perkembangan dewasaadalah munculnya kemandirian dan kemampuan untuk membuat keputusan dan memandang dari banyak sudut. Bila dilihat dari segi psikologinya adalah sudah mulai memikirkan masa depan dan menentukan karier untuk masa depan.Pada masa dewasa ini tidak hanya dalam keadaan puncak dari kemampuan fisik tetapi juga mulai mengalami penurunan fungsi. Puncak dari keadaan fisik membuat beberapa orang terlena dan mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan di kemudian hari. Menopause pada wanita dan andropause pada laki-laki juga terjadi pada masa ini. Keadaan ini disebabkan penurunan hormon seksual pada laki-laki dan wanita, meskipun pada laki-laki perubahan yang terjadi tidak sedrastis pada wanita.Tahapan dewasa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu dewasa awal,menengah dan akhir. Dewasa awal dimulai sejak seseorang berusia 21 atau 22 tahun sampai 35 tahun. Masa dewasa awal ini ditandai dengan adanya masa usia yang produktif,masa komitmen,perubahan nilai, penyesuaian diri, dan masa kreatif. Dewasa menengah dimulai dari usia 36 sampai 45 tahun. Pada masa dewasa menengah ditandai dengan masa pencapaian sukses oleh seseorang seperti masa berprestasi dan masa transisi. Sedangkan dewasa akhir ini dimulai dari usia 46 sampai 60 tahun. Pada masa ini ditandai dengan penurunan kondisi fisik dan masalah kesehatan. Pada dewasa ini gizi merupakan salah satu hal perlu diperhatikan guna mempertahankan serta menjaga status kesehatan seseorang. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk mengkaji lebih dalam dengan cara menelaah jurnal terkait guna memperdalam ilmu dan menyebarkannya ilmu tersebut ke masyarakat.

1.2 Tujuan 1.2.1 Mengetahui kondisi pada usia dewasa1.2.2 Mengetahui permasalahan gizi pada usia dewasa pada jurnal yang telah dianalisis1.2.3 Mengetahui peranan zat gizi pada usia dewasa

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Ringkasan Isi JurnalJudul :Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Densitas Mineral Tulang Pada Perempuan Dewasa Muda Peneliti :Budi Setyawan, Sri Prihatini, Wasilah Rochmah dan Retno Pangastuti

Pada jurnal diatas, peneliti bertujuan untuk mengkaji hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan status Densitas Mineral Tulang (DMT) pada perempuan dewasa muda usia 25-35 tahun. Pada penelitian ini, latar belakang penulis untuk meneliti hal tersebut adalah masih terdapatnya kontroversi pendapat tentang hubungan IMT dan DMT. Pada jurnal, disebutkan bahwa Ensurd (2003) mengemukakan bahwa perempuan bertubuh ramping/kurus dan bertulang kecil berisiko lebih besar memiliki DMT rendah daripada yang kelebihan berat badan/gemuk dan bertulang besar, sedangkan Robbins et al (2006) menyatakan bahwa IMT bukanlah prediktor yang baik untuk DMT. Pengukuran DMT ini penting, WHO sendiri menggunakannya sebagai salah satu pendekatan diagnosis untuk osteoporosis. Osteoporosis sendiri merupakan salah satu masalah kesehatan yang berakibat pada tingginya kejadian morbiditas, disabilitas, penurunan kualitas hidup dan mortalitas. Subyek untuk penelitian ini adalah perempuan dewasa muda usia 25-35 tahun. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa penelitian yang mendapatkan tingginya angka DMT rendah pada perempuan dewasa muda usia 25-34 tahun, dimana nilai DMT rendah merupakan resiko untuk meningkatnya osteoporosis dan osteopenia. Selain itu, perempuan memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis lebih besar karena lebih sedikitnya massa tulang yang dimiliki dan lebih cepatnya mengalami kehilangan massa tulang dibandingkan laki-laki. Metode yang digunakan yaitu studi observasional-analitis dengan rancangan cross-sectional dengan menggunakan data yang berasal dari penelitian Faktor Determinan Risiko Osteoporosis di Tiga Provinsi di Indonesia, yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan, Kementerian Kesehatan RI. Variabel terikatnya yaitu DMT dan variabel bebasnya IMT. Sedangkan variabel perancunya yaitu peserta KB hormonal, kebiasaan berolahraga, asupan kalsium (Ca), rasio asupan Ca:P, konsumsi suplemen, konsumsi sumber fitoestrogen dan buah-buahan. Hasilnya, dapat pula dilihat berdasar tabel, bahwa sekitar sepertiga dari sampel yang diteliti memiliki DMT rendah. Berdasarkan krakteristiknya, sampel ber-DMT rendah banyak dijumpai pada kelompok berpendidikan tidak tamat SMA dibandingkan yang berpendidikan tinggi dan nampak kecenderungan makin sering melahirkan akan semakin rendah nilai DMT. Dari tabel dan pembahasan diatas, dapat diketahui pula bahwa secara statistik tidak ditemui hubungan antara IMT dan DMT (p>0,05). Variabel lain seperti rasio asupan Ca:P, kebiasaan konsumsi suplemen, sumber fitoestrogen, buah-sayuran, kebiasaan berolahraga dan peserta KB hormonal tidak memiliki hubungan dengan DMT. Satu-satunya variabel yang berpengaruh disini adalah asupan Ca