Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

13

Transcript of Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Page 1: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Jurnal Gizi dan Pangan

Penanggung Jawab

Dewan Editor

Ketua

Anggota

Redaktur Pelaksana

Penerbitan

Langganan

Alamat Redaksi

ISSN 1978-1059

1 Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia

2 Ketua Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB

Prof Dr Ir Ali Khomsan MS (pERGIZI PANGANIPB)

1 Prof Dr dr Razak Thaha (PERGIZI PANGANUNHAS) 2 Prof Dr Ir Giyatmi MSi (PERGIZI PANGANUSAHID) 3 Dr Ir Hadi Riyadi MS (lPB) 4 Dr Drh Clara M Kusharto MSc (pokja PGKM IPB) 5 Dr Ir Ahmad Sulaeman MS (pERGIZI PANGANIPB) 6 Dr Ir Avita Usfar MSc (pERGIZI PANGAN) 7 Dr dr Masrul (pERGIZI PANGANUNAND) 8 Dr Minarto MPS (PERGIZI PANGANDEPKES) 9 Dr Ir Handewi P Saliem MS (PERGIZI PANGANDEPTAN) 10 dr Samuel Oetoro MS SpGK (pERGIZI PANGANUI)

LeilyAmalia Furkon STP MSi MuhammadAries SP Katrin Roosita SP MSi

tiga kali setahun (Maret Juli h November)

Rp 100000- Itahun (tidak termasuk ongkos kirim) (Tidak langganan Rp 40000 I edisi tidak termasuk ongkos kirim) Rek NO0116356117 An Ali Khomsan Bank BNI Darmaga-Bogor

Sekretariat PERGIZI PANGAN Indonesia d I a Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Kampus Darmaga Bogor Telp (0251)621258ext 209 Fax (0251)622276 Email jurnalgpyanoocoid

Jurnal Gizi dan Pangan terbit tiga kali setahun mulai tahun 2006 Redaksi menerima naskah ilmiah hasil-hasH penelitian review regulasi dan informasi di bidang gizi dan pangan Naskah ilmiah ditulis dengan mengikuti pedoman pada sampul belakang bagian dalam Artikel yang dikirimkan harap disertai biayaadministrasi Rp 100000shy

9

KATA PENGANTAR

Jurl1al Gill dal Panga fJGP ecsi Novecnber 2011 IIi sangat Istlmewa karena akan rncn)dd terakir tarnpililn cover yalg telah digunakan tahun 2006 tuldi edis Maret 2012 JGP akan tamJiI denlan wajar balu terrnilsuk cover pedoman penullsan dan susuniln Pcnampilali baru yang diirimp dengan semangat baru perubahan rnanajernen dan strilteli pengelolaan tersebut dlharapkan dapat rncmbawa JGP rnenjadl jurnal nasional yang terakreditasl

Plciil cdlsi rltovember 2011 Inl JGP menYilJikan beragam artikel hasilmiddothasil penelitlan meliputl illtervcnsi gll masyarakat ketalanan pangan dan preblotik pangan toka Studi intervensi zat glZI rnlkro rldakukan tcri11dap anak ekolah (SMP) dan tenaga kerja wanita Suatll studi yang mengha)i tePtang pemprUh pemberan zat gizi mikro dan pendidikan gizi telhildap gizi penlcnuilal zat diln pcmerutan status bcsi telah dJlakukan Penelitian lilln yang Juga rl~tngka)l pengaruh suplernentasi besl telah dllakukan pada kelompok peker)a wanita Hasil peneliUan ini 1]enull)uhkan bahwa supiemciltasi yang dilakukal rnalTlpu lTleninghatkal status besi keornpok Silsaran

Stud] asupan (man pada kclolTlpok arak USia sekolah dilakukiln cJj Kota Bogor SUl11ber caircln tubuh terutarna berasill dal i air putlh adalah susu Tcrdapat kecelderungilr preferensi anakanah Icbln rnenyukd l11inur~n yimg )erasa dbandlngki1fl air PUtil Berdasarkan perlilalm sucyekt If tcmyat) f11aslh bililyak dlJulruai anakmiddotililak yang rnendcrta clehicJrils rngan MeiTlltlSuk~iln rninUI11i1n (air putihftehsusu) dalam Deil lT1akanan dari rurnah maupun alokasi uang pjan sang)t pentlng cJilaKukan dalan r Ijagil cwak dgJr terhindar dari dehrdrasi

DeSdln stllch asroeholog tel11 cJiilkukarl untuk megevaludsi kontribllsi pangall sunbel karbohielrat lieml11 unit (Oltoh wilayah kabupaten Penyulnbang tercesal leJalah beras narlurn kOlltribuSlf1ya lebll ceelikit untuk rnasyarahat eli wrlayah perkotilan dibandingkan eli pedesaan KOnSlIrTlSl beras tersebut lebh rendah dibandlrlgkan dCI1an illlilllSIS dan pubUkasi yang Ini dilclkllkCln oleh penerrr1L1h Surnber harbohldrat lilinnya adllah pgung singkong dan ubi ]ali1r

Penelltlan lain yang dlmuat diliai11 JlIrclal dan Pililgiln edis tjovember 2011 adalah tentang Pe(Jlakli Hldup Bersih dan Sehat (PHBS) selta perilahu glZl seirnbJllg kallan darnpak aneka program pernberdilyaan masayalakat terhadap ketahilnan pilnga1 kcluilrga dan penelitian rnengenai oligosJkarJda l11adu lokal serta anallsis aktivitas prcbotiknya

Redaksi

rah tJl is ~rap

JURNAL GIZI DAN PANGAN (Journal of Nutrition and Food)

Volume 6 No 3 November 2011

DAFTAR lSI

L Pengilruh Pernberlar1 Z~t Gizi vlro diln PeCididikap GiZI terhadilp Pengetahuan Glzi Pemeruhan Zat Gl) diln Status RernaJil Putr Ctsilio Meti Dwiriom RmiJClwoll Nordinsyoh Hedi Riyedl don Oro)ot Morlionto 171

2 Peflingkatan Status diU Kebugilran Fislk Pekerja Warrta Usia subur Yoktiworo indr(Jlll All KhonJsof] DocJonQ Sukondar Hod Riyod don Rtni IUlOido 178

3 Keblilsailn KOllSlInlSI Minurnan dan Asuparl Callilll pada Ar~ilk USlil Sekolah di Perkotailil Oodik Briowon Poromitho ROCJrTlO dOll Kortlko 186

1 Pcrilaku IIIduD Bersill [Jill Sehat (PHBS) seftil Perllaku Gzi Ibu Ka-tannYil Stiltus Gl dan Keschatll Bdlta di KlbuiJlterl I)ojonegoro JIlvi1 Tmur Lindo OWl JOYOlltl Yektl l1(lrioi Effendi cion Dadon Sukondor 192

5 Filktorfaktor yilng BerpcngiHuh terhadap KonsufTlsi Dangeln SUlllber Kari)ohidrat dl Pedesailn dan Perkotililn Suei Apriam don Yayuk Eorido Boliwati 200

6 Ketahanan Pangan Keluilrgil Pcscrta Progrlm Pemt)crdi1Yilan tasYilrZlkilt di Tin lierowat Bosito Gintins Pons S Asnson Ojoko Susanto don Herien Puspltawoti 208

7 Isolasi Oligosakarida Madu Lokal dan Analisis Aktlvltas PrcblOtlknya Umui Karimah YoSi Nur Anssowo Syamsu[ Faloh dan Suryani 217

Journal Nutrition and Food 2011 6(JJ171177 Jurnal Glzi da 2011 6(3) 171middot177

PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI PEMENUHAN ZAT GIZI DAN STATUS BESI REMAJA PUTRI

(The effect of lr1ulti Micronutrients Supplementation and Nutrition Education on Nutrition Knowledge Nutrients Ratio and Iron Status of Young Adolescent

Cesilla Meti Dwiriani Rimbawan Hardinsyah Hadi Riyadi dan Dra]at Martianto

Departemen Gili Masyarakat Fakultas Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680 bullAlamat korespondensi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor 16680 Telp 0251middot8621258 Fax 02518622276 email cmetidyahoocom

ABSTRACT

This study was aimed to analyze the effect of multi micronutrients (MMN) and nutrition education on nutrition knowledge mean adequacy ratio (MAR)

and iron status of young adolescent girts (YAG) The study was done in three purposively selected junior high schools (JHS) in rural Bogar by implementing a quasi experiment control trial for 112 YAG for 16 weeks thirty five YAG in the first JIIS as a Mh1N group (SG) were given three times of MMN tablets per week forty two YAG in the second JHS were given MMN tablet plus nutrition education delivered by trained teacher fortni5htly called SGP 5roup and thirty five YAG in the third JHS as a control 5roup- The result showed that the increment of nutrition knowedge score as well as -1AR of SGP group were significantly than the other two groups The decrement level of (lib) in SG and SGP groups was

lower than in control group but in the subset data of anemic group both intervention groups had increased level of Hb This imply that nutrition education improved nutrition knowledge of YAG but M-1N tablet could not improve Hb level in general and only had effect on YAG suffering from anemia

Key words multi-micro nutrients nutrition education iron status adolescent girls

PENDAHULUAN

Anemia merupakan masalah utama yang di]umpai pada rema]a wanita di dunia maupun di IndoneSIa Depkes RI (2005) meshylaporkan prevalensi 265 persen remaja wanita 15-19 tahun sementara Permaesih dan Herman (2005) melaporkan 30 persen pada remaja wanita 10middot19 tahun Penelitian terseshyrak di wilayah Indonesia menunjukmiddot kan prevalensi yang bervariasi yaitu 172-802 persen (Angeles-Agdeppa et 01 1997 Depkes RI 2003) Anemia disebabkan tidak hanya oleh kekurangan zat besi tetapi zat mikro lainnya seperti a5am folat vitamin A vitamin C riboflavin dan vitamin B12 juga berperan dalam terJadinya anemia karena zatmiddotzat gizi tersebut berperan dalam eritropoiesis (pemshybentukan sel darah merah) dan metabolisme besi (Beard 2000 Allen 2002)

Suplementasi zat besi dan folat dengan penambahan zat gizi mlkro lainnya remamiddot ja telah dilakukan beberapa peneliti Ahmed Khan dan Jackson (2001) Soekarjo et 01 (2004) Jayatissa dan Piyasena (1999) Angelesmiddot Agdeppa et 01 (1997) Dillon (2005) Briawan (2008) Hasilnya menunjukkan penambahan zat

besi dan folat dengan vitamin dan mineral lashyinnya diantaranya dapat memperbaiki status besi

Upaya mengatasi masalah disaranmiddot kan dilakukan dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan mempunyai nilai pengembamiddot lian ekonorni (economic return) yang relatif tinggi (World Bank 2006) yaitu melalui intershyvensi pendidikan gizi agar terjadi perubahan perilaku makan sehingga nantinya penurunan prevalensi anemia dapat lebih dicapai Remaja dapat dikatakan merupakan target ideal penshydldlkan karena remaja umumnya bersifat lebih terbuka serta menunjukkan keingintahumiddot an dan ketertarikan terhadap ide atau pengeshytahuan baru

Peningkatan pengetahuan remaj a yang kemudian diharapkan dapat memperbaiki sikap serta perilaku makan remaja dapat dilakukan melalui sekolah dengan pertimmiddot bangan 1) remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan 2) sekolah nlpmiliki guru Bimbingan dan Konseling (8K) yang berkewajiban memberi bantuan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi mengenal lingkungan dan merencanakan masa

171

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 217224 Jumal Gizi dan 2011631 17middot224

ISOlASI OLiGOSAKARIDA MADU lOKAl DAN ANALISIS AKTIVITAS PREBIOTIKNYA

(isolation of Olisosaccharides Local Honey and Analysis of its Prebiotic Activity)

Umul Karimah Yogi Nur Syamsul Falah dan Suryani

DqHrtefTen Bloklrnla iakultas Matematika dan IIlnu PengetahUCln Alam IPB iillnat kOiespondensi Departernen Blckimia Fakultas Matematlkil dal ilmu Pengetahuan Alillll il1Sttut Pertarian Dogor 16680 Telp 02518323166

ABSTRACT

Toe obJectlVe of this study was to isolate oligosaccharides from local honey of Puau JQwa and province of Kalimantan Timur and to analyze its prebiotic activity in vitro

were isolated with activated charcoal adsorption and ethanol treatment ileness of this method was evaluated by Thin Chromatography and colorimetry The

ps were then a sample to prebiotic examinatlOn Honey Sumbawa has c r oUsosaccharides COntent than honey from Kalimantan Qualitative and quantitative assays ~ed that oligosaccharide isolation method was effective to concentrate the oligosaccharide

t high of polymerization but tive for mono and disaccharides removal The percentages of hydrolysis of oligosaccharide from Sumbawa and Kalimantan by mimic

jUice were 178 and 059 Whereas the hydrolysis wos higher with 118n ~-beIVa and 2103~u Kalimantan prebiotic activity was 032 and 0_09 lt ~ ~oney olisosaccharide from Sumbowa and Kalimantan respectively Honey oligosaccharide

lt1 Surnbawa presented prebiotic activity than inulin as reference (011) GCshy showed L ocidophilus cultured in media added with Sumbawo honey

cocchoride produced lactic OCJd as the metabolite 01

iey words oligosaccharide local prebiotic

PENDAHULUAN probiotlk dem~an polen dan madu sebagai slimber prcblOtik

Prebiotik merupakan komposisi pangan Proc1uksi rnadu lokal di Indonesia men camiddot

ldak tercerna dan memberikan keunshy115 ton per tahun dengan daya serap sebeshy

-on melalui modulasi mikroblOta (FAO sar 13~ (Sill tonga amp Munthe 2009) Apis dormiddot

Prebiotik mampu menstimulasi pertummiddot sota adalah lebah madu yang hidup di hutan- mikroflora menguntungkan seperti Lac-Indonesia dan merupakan Ie bah rnadu lokal

Ii dan Bifidobacteria Beberapa laporan yang paling produktif (Hutagalung 2008) Penemiddot

-- efck prebiotik antara lain efek litian ilrniah mengenai madu lokal di Indonesia

~ (Schley amp Field 2002) menurunkan Iemiddot masih termasuk tentang komponen

11cerson amp Gilliland 1999) dan kolesterol oligosakarida madu lokal serta potensinYil seshy

105 amp Jackson 2002) meningkatkan abshybagai prebiotik Penelitian ini bertujuan mengshy

--lneral (Scholz-Ahrens et at 2007) dan isolasi oligosakarida rnadu lokal dari lebah Apis

kanker (Reddy et 01 1997) Sumber dorsato asal Pulau SumbaNa dan Provinsi

- ~ umumnya merupakan ollgosakarida Kalirnantan Tirnur dan menganalisis aktivitas

- rbohidrat dengan panjang rantai 3 prebiotiknya secara in vitro

1) unit (Roberfroid 2007)

du ad)l)h salah satu campuran k)fshyiFlg rumit di alam (Soga MA TERI DAN METODE

rc~jllngan terbesar pada rnadu adalah glukosa Komponen lainnya yaitu Bahan dan Atat (Ruiz-Matute et 01 2010) minemiddot

madu berasal clar i Hutim Sukit et 01 2003) senyawa fenolik Gunung Tarnbora (ab Blma Provir~sl lhlSil

3 enZlrn dm air Ol1gosakarida dari lt

Tenggara Barat clan I-iutan Kampung Bluan _ ~ jurnlah bakteri femiddot

Kab Kutai Provinsl KalImantan Tll1lur et at 2005) Vamanu

Sampel pada blilan Februari 2010formulas produk simshy

Bahltln yang digunakan a(lalah arang aktif Jr3 nkteri asam laktat

217

Jrllal Gizi dal 20116(3) 217224

etanol kertas sa ring What man No1 lempeng KLT K6F slUka Uverck) piridIn butanol tJ(1 naftil) etilendiamina dihidroklorida (Merck) metanol H2S04 glukosa fruktosa dan maltosa a5am lambung buatan HCl reagen Dinitr05alisilat (DNS) fenol saliva bufer Na-fosfat isolat Lactobacillus acidophilus (koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar Universitas PAU kultur Escherichia coli kaldu de Mann Rogosa Sharpe (MRS Broth MRSB) (Oxoid) Nutrient Broth (~m) (Oxoid) kaldu media Minimal M9 (MM9) inulin chicory (erck)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven neraca analitik OHAUS GA 200 vakum hot plate stirrer (Gerhardt) inkubator (Kottermann Wisebath) penangas em spektromiddot fotometer Genesys 10UV laminar otoklaf TOlvW High Pressure Steam Sterilizer ESmiddot 315 GCMS pirolisis Shimadzu (Pusat Penelltian dan Pengembangan Departemen Kehutanan)

Metode

Penelitian Ir1 dlawall dengan isolasi olishygosakarida madu lokal Isolat kemudian diu]i secara kualitatif dan kuantitatlf untuk mengeshytahul kandungan karbohidrat Selain itu diujl pula kriteria prebiotik dari yaitu re sistensi terhadap hidrolisis asam lambung dan a-amilase stimulasi pertumbuhan bakteri clan aktivitas ferment(jsi bakteri

Isolasi Oigosakarida (Hernandez et al 2009)

Sebanyak 500 mg madu ditambah dengan 3 gram arang aktif kemudian dilarutshykan ke dalam 100 mL etanol 10 persen dan diaduk selama 30 menit Campuran disaring dengan kertas saring Whatman No1 pada keadaan vakum dan arang aktif dibilas dengan 25 mL etanol 10 persen Desorpsi oligosakarida dilakukan dengan menambahkan 100 mL etanol 50 persen vv Campuran diaduk selama 30 menit dan disaring lagi dengan kertas saring Whatman NO1 Filtrat dievaporasi pad a keshyadaan vakum pada suhu 40deg(

Deteksi Oligosakarida dengan Kromatograi Lapis Tipis (KL T)

Efektivitas metode isolasi oligosakarida diu]i secara kualitatif clengan KLT dilarut kan dallm ctanol 50 perscn ciengan konsentrasi 5 persen bv stanciar kar-bohiclrat dibuat pada konsentrasi 1 perscn bv Sarnpel ditotolkan ke lempeng KLT dan dielusi cem~an cClmpuran pelarut pirid in butanol air (46 3 vv) IAso et at 1960) Setelah kering leilpeng

218

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 2

direndam hingga jenuh dengan larutan beriS] O 100 mL N(1middotnaftil) etilenciiClmina dihidrokloricla pada sistem pelarut yang tercilri atas metanolHSO (973 vv) (Vergara et 0 2010) Lempeng dipanaskan pada oven suhu 90degC hingga spot dapat terlihal

Pengukuran Komposisi Korbohidrat

Gula pereduksi diukur dengan metodc DNS (modifikasi Wichienchot et al 2010) Karbo-hidrat total diukur dengan metode fenol-sulfat (modlfikasi Wichienchot et 01 2010) Kurva standar glukosa dibuat pada konshysentrasi 0-1 mgmL

Pengujion Kriteria Prebiotik

Resistensi terhadap hidrolisis asam lambung (Wichlenchot et 01 2010)

Isolat ollgosakarida dllarutkan dalam air reverse osmosis (RO) clengan konsentrasi 1 mgmL Asarn lambung buatan dlbuat dengan buffer HCl dengan kornposlsi dalam L NaCl (8) KCl (02) HPOmiddot2HO (825) NaHPO (1435) CaCl 2 middot (001) MgClr 6H 20 (018) Pengaturan pH 2 dilakukan dengan HCI 5 M Buffer HCl clitambahkan ke larutan sampel dengan perbandingan 1 1 dan dlinkubasi pada suhu 37degC selarna 2 Pada jam kemiddotO 1 dan 2 diarnbil 02 mL untuk penguJian kandungan gula pereduksi sernentara itu untuk pengshyukuran karbohidrat total diambil sebanyak 02 mL dan hanya diukur pada jarn ke-O Pengujian dilakukan dengan dua kali ulangan Persentase hidrolisis dihitung dengan rumus sebagai berikut

GI) Gp _ x I ()() IidroisIS (0) Vou Kfl - Cp d)

Keterangan

GPt konsentrasi gula perecluksi kemiddott konsentrasi gula pereduksi jam ke-O

KH kOllsentrasi karbohidrat

Reslstensi terhadap hidrol1sis n-amilase (Wichienchot et 01 2010)

Amilase cliperoleh dari saliva yang dienshycerkan hingga konsentrasinya 3 unitlmL Isolat oligosakarlda disiapkan dengan membuat laru tmiddot an 1 persen sampel bufer N-dosf Kemuclian larutan enzirn clitambClhkan ke I an sZlinpel ciengan perbanclingan 11 Cl

an diinkubasi selarna 4 jam dan cJiu~u

pereduksinya pada Jam ke-O 12 cliln 4 shykah lainnya sesuai dengan pengujian reslk terhaclap hldrolisis asam lambung

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 2: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

9

KATA PENGANTAR

Jurl1al Gill dal Panga fJGP ecsi Novecnber 2011 IIi sangat Istlmewa karena akan rncn)dd terakir tarnpililn cover yalg telah digunakan tahun 2006 tuldi edis Maret 2012 JGP akan tamJiI denlan wajar balu terrnilsuk cover pedoman penullsan dan susuniln Pcnampilali baru yang diirimp dengan semangat baru perubahan rnanajernen dan strilteli pengelolaan tersebut dlharapkan dapat rncmbawa JGP rnenjadl jurnal nasional yang terakreditasl

Plciil cdlsi rltovember 2011 Inl JGP menYilJikan beragam artikel hasilmiddothasil penelitlan meliputl illtervcnsi gll masyarakat ketalanan pangan dan preblotik pangan toka Studi intervensi zat glZI rnlkro rldakukan tcri11dap anak ekolah (SMP) dan tenaga kerja wanita Suatll studi yang mengha)i tePtang pemprUh pemberan zat gizi mikro dan pendidikan gizi telhildap gizi penlcnuilal zat diln pcmerutan status bcsi telah dJlakukan Penelitian lilln yang Juga rl~tngka)l pengaruh suplernentasi besl telah dllakukan pada kelompok peker)a wanita Hasil peneliUan ini 1]enull)uhkan bahwa supiemciltasi yang dilakukal rnalTlpu lTleninghatkal status besi keornpok Silsaran

Stud] asupan (man pada kclolTlpok arak USia sekolah dilakukiln cJj Kota Bogor SUl11ber caircln tubuh terutarna berasill dal i air putlh adalah susu Tcrdapat kecelderungilr preferensi anakanah Icbln rnenyukd l11inur~n yimg )erasa dbandlngki1fl air PUtil Berdasarkan perlilalm sucyekt If tcmyat) f11aslh bililyak dlJulruai anakmiddotililak yang rnendcrta clehicJrils rngan MeiTlltlSuk~iln rninUI11i1n (air putihftehsusu) dalam Deil lT1akanan dari rurnah maupun alokasi uang pjan sang)t pentlng cJilaKukan dalan r Ijagil cwak dgJr terhindar dari dehrdrasi

DeSdln stllch asroeholog tel11 cJiilkukarl untuk megevaludsi kontribllsi pangall sunbel karbohielrat lieml11 unit (Oltoh wilayah kabupaten Penyulnbang tercesal leJalah beras narlurn kOlltribuSlf1ya lebll ceelikit untuk rnasyarahat eli wrlayah perkotilan dibandingkan eli pedesaan KOnSlIrTlSl beras tersebut lebh rendah dibandlrlgkan dCI1an illlilllSIS dan pubUkasi yang Ini dilclkllkCln oleh penerrr1L1h Surnber harbohldrat lilinnya adllah pgung singkong dan ubi ]ali1r

Penelltlan lain yang dlmuat diliai11 JlIrclal dan Pililgiln edis tjovember 2011 adalah tentang Pe(Jlakli Hldup Bersih dan Sehat (PHBS) selta perilahu glZl seirnbJllg kallan darnpak aneka program pernberdilyaan masayalakat terhadap ketahilnan pilnga1 kcluilrga dan penelitian rnengenai oligosJkarJda l11adu lokal serta anallsis aktivitas prcbotiknya

Redaksi

rah tJl is ~rap

JURNAL GIZI DAN PANGAN (Journal of Nutrition and Food)

Volume 6 No 3 November 2011

DAFTAR lSI

L Pengilruh Pernberlar1 Z~t Gizi vlro diln PeCididikap GiZI terhadilp Pengetahuan Glzi Pemeruhan Zat Gl) diln Status RernaJil Putr Ctsilio Meti Dwiriom RmiJClwoll Nordinsyoh Hedi Riyedl don Oro)ot Morlionto 171

2 Peflingkatan Status diU Kebugilran Fislk Pekerja Warrta Usia subur Yoktiworo indr(Jlll All KhonJsof] DocJonQ Sukondar Hod Riyod don Rtni IUlOido 178

3 Keblilsailn KOllSlInlSI Minurnan dan Asuparl Callilll pada Ar~ilk USlil Sekolah di Perkotailil Oodik Briowon Poromitho ROCJrTlO dOll Kortlko 186

1 Pcrilaku IIIduD Bersill [Jill Sehat (PHBS) seftil Perllaku Gzi Ibu Ka-tannYil Stiltus Gl dan Keschatll Bdlta di KlbuiJlterl I)ojonegoro JIlvi1 Tmur Lindo OWl JOYOlltl Yektl l1(lrioi Effendi cion Dadon Sukondor 192

5 Filktorfaktor yilng BerpcngiHuh terhadap KonsufTlsi Dangeln SUlllber Kari)ohidrat dl Pedesailn dan Perkotililn Suei Apriam don Yayuk Eorido Boliwati 200

6 Ketahanan Pangan Keluilrgil Pcscrta Progrlm Pemt)crdi1Yilan tasYilrZlkilt di Tin lierowat Bosito Gintins Pons S Asnson Ojoko Susanto don Herien Puspltawoti 208

7 Isolasi Oligosakarida Madu Lokal dan Analisis Aktlvltas PrcblOtlknya Umui Karimah YoSi Nur Anssowo Syamsu[ Faloh dan Suryani 217

Journal Nutrition and Food 2011 6(JJ171177 Jurnal Glzi da 2011 6(3) 171middot177

PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI PEMENUHAN ZAT GIZI DAN STATUS BESI REMAJA PUTRI

(The effect of lr1ulti Micronutrients Supplementation and Nutrition Education on Nutrition Knowledge Nutrients Ratio and Iron Status of Young Adolescent

Cesilla Meti Dwiriani Rimbawan Hardinsyah Hadi Riyadi dan Dra]at Martianto

Departemen Gili Masyarakat Fakultas Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680 bullAlamat korespondensi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor 16680 Telp 0251middot8621258 Fax 02518622276 email cmetidyahoocom

ABSTRACT

This study was aimed to analyze the effect of multi micronutrients (MMN) and nutrition education on nutrition knowledge mean adequacy ratio (MAR)

and iron status of young adolescent girts (YAG) The study was done in three purposively selected junior high schools (JHS) in rural Bogar by implementing a quasi experiment control trial for 112 YAG for 16 weeks thirty five YAG in the first JIIS as a Mh1N group (SG) were given three times of MMN tablets per week forty two YAG in the second JHS were given MMN tablet plus nutrition education delivered by trained teacher fortni5htly called SGP 5roup and thirty five YAG in the third JHS as a control 5roup- The result showed that the increment of nutrition knowedge score as well as -1AR of SGP group were significantly than the other two groups The decrement level of (lib) in SG and SGP groups was

lower than in control group but in the subset data of anemic group both intervention groups had increased level of Hb This imply that nutrition education improved nutrition knowledge of YAG but M-1N tablet could not improve Hb level in general and only had effect on YAG suffering from anemia

Key words multi-micro nutrients nutrition education iron status adolescent girls

PENDAHULUAN

Anemia merupakan masalah utama yang di]umpai pada rema]a wanita di dunia maupun di IndoneSIa Depkes RI (2005) meshylaporkan prevalensi 265 persen remaja wanita 15-19 tahun sementara Permaesih dan Herman (2005) melaporkan 30 persen pada remaja wanita 10middot19 tahun Penelitian terseshyrak di wilayah Indonesia menunjukmiddot kan prevalensi yang bervariasi yaitu 172-802 persen (Angeles-Agdeppa et 01 1997 Depkes RI 2003) Anemia disebabkan tidak hanya oleh kekurangan zat besi tetapi zat mikro lainnya seperti a5am folat vitamin A vitamin C riboflavin dan vitamin B12 juga berperan dalam terJadinya anemia karena zatmiddotzat gizi tersebut berperan dalam eritropoiesis (pemshybentukan sel darah merah) dan metabolisme besi (Beard 2000 Allen 2002)

Suplementasi zat besi dan folat dengan penambahan zat gizi mlkro lainnya remamiddot ja telah dilakukan beberapa peneliti Ahmed Khan dan Jackson (2001) Soekarjo et 01 (2004) Jayatissa dan Piyasena (1999) Angelesmiddot Agdeppa et 01 (1997) Dillon (2005) Briawan (2008) Hasilnya menunjukkan penambahan zat

besi dan folat dengan vitamin dan mineral lashyinnya diantaranya dapat memperbaiki status besi

Upaya mengatasi masalah disaranmiddot kan dilakukan dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan mempunyai nilai pengembamiddot lian ekonorni (economic return) yang relatif tinggi (World Bank 2006) yaitu melalui intershyvensi pendidikan gizi agar terjadi perubahan perilaku makan sehingga nantinya penurunan prevalensi anemia dapat lebih dicapai Remaja dapat dikatakan merupakan target ideal penshydldlkan karena remaja umumnya bersifat lebih terbuka serta menunjukkan keingintahumiddot an dan ketertarikan terhadap ide atau pengeshytahuan baru

Peningkatan pengetahuan remaj a yang kemudian diharapkan dapat memperbaiki sikap serta perilaku makan remaja dapat dilakukan melalui sekolah dengan pertimmiddot bangan 1) remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan 2) sekolah nlpmiliki guru Bimbingan dan Konseling (8K) yang berkewajiban memberi bantuan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi mengenal lingkungan dan merencanakan masa

171

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 217224 Jumal Gizi dan 2011631 17middot224

ISOlASI OLiGOSAKARIDA MADU lOKAl DAN ANALISIS AKTIVITAS PREBIOTIKNYA

(isolation of Olisosaccharides Local Honey and Analysis of its Prebiotic Activity)

Umul Karimah Yogi Nur Syamsul Falah dan Suryani

DqHrtefTen Bloklrnla iakultas Matematika dan IIlnu PengetahUCln Alam IPB iillnat kOiespondensi Departernen Blckimia Fakultas Matematlkil dal ilmu Pengetahuan Alillll il1Sttut Pertarian Dogor 16680 Telp 02518323166

ABSTRACT

Toe obJectlVe of this study was to isolate oligosaccharides from local honey of Puau JQwa and province of Kalimantan Timur and to analyze its prebiotic activity in vitro

were isolated with activated charcoal adsorption and ethanol treatment ileness of this method was evaluated by Thin Chromatography and colorimetry The

ps were then a sample to prebiotic examinatlOn Honey Sumbawa has c r oUsosaccharides COntent than honey from Kalimantan Qualitative and quantitative assays ~ed that oligosaccharide isolation method was effective to concentrate the oligosaccharide

t high of polymerization but tive for mono and disaccharides removal The percentages of hydrolysis of oligosaccharide from Sumbawa and Kalimantan by mimic

jUice were 178 and 059 Whereas the hydrolysis wos higher with 118n ~-beIVa and 2103~u Kalimantan prebiotic activity was 032 and 0_09 lt ~ ~oney olisosaccharide from Sumbowa and Kalimantan respectively Honey oligosaccharide

lt1 Surnbawa presented prebiotic activity than inulin as reference (011) GCshy showed L ocidophilus cultured in media added with Sumbawo honey

cocchoride produced lactic OCJd as the metabolite 01

iey words oligosaccharide local prebiotic

PENDAHULUAN probiotlk dem~an polen dan madu sebagai slimber prcblOtik

Prebiotik merupakan komposisi pangan Proc1uksi rnadu lokal di Indonesia men camiddot

ldak tercerna dan memberikan keunshy115 ton per tahun dengan daya serap sebeshy

-on melalui modulasi mikroblOta (FAO sar 13~ (Sill tonga amp Munthe 2009) Apis dormiddot

Prebiotik mampu menstimulasi pertummiddot sota adalah lebah madu yang hidup di hutan- mikroflora menguntungkan seperti Lac-Indonesia dan merupakan Ie bah rnadu lokal

Ii dan Bifidobacteria Beberapa laporan yang paling produktif (Hutagalung 2008) Penemiddot

-- efck prebiotik antara lain efek litian ilrniah mengenai madu lokal di Indonesia

~ (Schley amp Field 2002) menurunkan Iemiddot masih termasuk tentang komponen

11cerson amp Gilliland 1999) dan kolesterol oligosakarida madu lokal serta potensinYil seshy

105 amp Jackson 2002) meningkatkan abshybagai prebiotik Penelitian ini bertujuan mengshy

--lneral (Scholz-Ahrens et at 2007) dan isolasi oligosakarida rnadu lokal dari lebah Apis

kanker (Reddy et 01 1997) Sumber dorsato asal Pulau SumbaNa dan Provinsi

- ~ umumnya merupakan ollgosakarida Kalirnantan Tirnur dan menganalisis aktivitas

- rbohidrat dengan panjang rantai 3 prebiotiknya secara in vitro

1) unit (Roberfroid 2007)

du ad)l)h salah satu campuran k)fshyiFlg rumit di alam (Soga MA TERI DAN METODE

rc~jllngan terbesar pada rnadu adalah glukosa Komponen lainnya yaitu Bahan dan Atat (Ruiz-Matute et 01 2010) minemiddot

madu berasal clar i Hutim Sukit et 01 2003) senyawa fenolik Gunung Tarnbora (ab Blma Provir~sl lhlSil

3 enZlrn dm air Ol1gosakarida dari lt

Tenggara Barat clan I-iutan Kampung Bluan _ ~ jurnlah bakteri femiddot

Kab Kutai Provinsl KalImantan Tll1lur et at 2005) Vamanu

Sampel pada blilan Februari 2010formulas produk simshy

Bahltln yang digunakan a(lalah arang aktif Jr3 nkteri asam laktat

217

Jrllal Gizi dal 20116(3) 217224

etanol kertas sa ring What man No1 lempeng KLT K6F slUka Uverck) piridIn butanol tJ(1 naftil) etilendiamina dihidroklorida (Merck) metanol H2S04 glukosa fruktosa dan maltosa a5am lambung buatan HCl reagen Dinitr05alisilat (DNS) fenol saliva bufer Na-fosfat isolat Lactobacillus acidophilus (koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar Universitas PAU kultur Escherichia coli kaldu de Mann Rogosa Sharpe (MRS Broth MRSB) (Oxoid) Nutrient Broth (~m) (Oxoid) kaldu media Minimal M9 (MM9) inulin chicory (erck)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven neraca analitik OHAUS GA 200 vakum hot plate stirrer (Gerhardt) inkubator (Kottermann Wisebath) penangas em spektromiddot fotometer Genesys 10UV laminar otoklaf TOlvW High Pressure Steam Sterilizer ESmiddot 315 GCMS pirolisis Shimadzu (Pusat Penelltian dan Pengembangan Departemen Kehutanan)

Metode

Penelitian Ir1 dlawall dengan isolasi olishygosakarida madu lokal Isolat kemudian diu]i secara kualitatif dan kuantitatlf untuk mengeshytahul kandungan karbohidrat Selain itu diujl pula kriteria prebiotik dari yaitu re sistensi terhadap hidrolisis asam lambung dan a-amilase stimulasi pertumbuhan bakteri clan aktivitas ferment(jsi bakteri

Isolasi Oigosakarida (Hernandez et al 2009)

Sebanyak 500 mg madu ditambah dengan 3 gram arang aktif kemudian dilarutshykan ke dalam 100 mL etanol 10 persen dan diaduk selama 30 menit Campuran disaring dengan kertas saring Whatman No1 pada keadaan vakum dan arang aktif dibilas dengan 25 mL etanol 10 persen Desorpsi oligosakarida dilakukan dengan menambahkan 100 mL etanol 50 persen vv Campuran diaduk selama 30 menit dan disaring lagi dengan kertas saring Whatman NO1 Filtrat dievaporasi pad a keshyadaan vakum pada suhu 40deg(

Deteksi Oligosakarida dengan Kromatograi Lapis Tipis (KL T)

Efektivitas metode isolasi oligosakarida diu]i secara kualitatif clengan KLT dilarut kan dallm ctanol 50 perscn ciengan konsentrasi 5 persen bv stanciar kar-bohiclrat dibuat pada konsentrasi 1 perscn bv Sarnpel ditotolkan ke lempeng KLT dan dielusi cem~an cClmpuran pelarut pirid in butanol air (46 3 vv) IAso et at 1960) Setelah kering leilpeng

218

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 2

direndam hingga jenuh dengan larutan beriS] O 100 mL N(1middotnaftil) etilenciiClmina dihidrokloricla pada sistem pelarut yang tercilri atas metanolHSO (973 vv) (Vergara et 0 2010) Lempeng dipanaskan pada oven suhu 90degC hingga spot dapat terlihal

Pengukuran Komposisi Korbohidrat

Gula pereduksi diukur dengan metodc DNS (modifikasi Wichienchot et al 2010) Karbo-hidrat total diukur dengan metode fenol-sulfat (modlfikasi Wichienchot et 01 2010) Kurva standar glukosa dibuat pada konshysentrasi 0-1 mgmL

Pengujion Kriteria Prebiotik

Resistensi terhadap hidrolisis asam lambung (Wichlenchot et 01 2010)

Isolat ollgosakarida dllarutkan dalam air reverse osmosis (RO) clengan konsentrasi 1 mgmL Asarn lambung buatan dlbuat dengan buffer HCl dengan kornposlsi dalam L NaCl (8) KCl (02) HPOmiddot2HO (825) NaHPO (1435) CaCl 2 middot (001) MgClr 6H 20 (018) Pengaturan pH 2 dilakukan dengan HCI 5 M Buffer HCl clitambahkan ke larutan sampel dengan perbandingan 1 1 dan dlinkubasi pada suhu 37degC selarna 2 Pada jam kemiddotO 1 dan 2 diarnbil 02 mL untuk penguJian kandungan gula pereduksi sernentara itu untuk pengshyukuran karbohidrat total diambil sebanyak 02 mL dan hanya diukur pada jarn ke-O Pengujian dilakukan dengan dua kali ulangan Persentase hidrolisis dihitung dengan rumus sebagai berikut

GI) Gp _ x I ()() IidroisIS (0) Vou Kfl - Cp d)

Keterangan

GPt konsentrasi gula perecluksi kemiddott konsentrasi gula pereduksi jam ke-O

KH kOllsentrasi karbohidrat

Reslstensi terhadap hidrol1sis n-amilase (Wichienchot et 01 2010)

Amilase cliperoleh dari saliva yang dienshycerkan hingga konsentrasinya 3 unitlmL Isolat oligosakarlda disiapkan dengan membuat laru tmiddot an 1 persen sampel bufer N-dosf Kemuclian larutan enzirn clitambClhkan ke I an sZlinpel ciengan perbanclingan 11 Cl

an diinkubasi selarna 4 jam dan cJiu~u

pereduksinya pada Jam ke-O 12 cliln 4 shykah lainnya sesuai dengan pengujian reslk terhaclap hldrolisis asam lambung

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 3: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

JURNAL GIZI DAN PANGAN (Journal of Nutrition and Food)

Volume 6 No 3 November 2011

DAFTAR lSI

L Pengilruh Pernberlar1 Z~t Gizi vlro diln PeCididikap GiZI terhadilp Pengetahuan Glzi Pemeruhan Zat Gl) diln Status RernaJil Putr Ctsilio Meti Dwiriom RmiJClwoll Nordinsyoh Hedi Riyedl don Oro)ot Morlionto 171

2 Peflingkatan Status diU Kebugilran Fislk Pekerja Warrta Usia subur Yoktiworo indr(Jlll All KhonJsof] DocJonQ Sukondar Hod Riyod don Rtni IUlOido 178

3 Keblilsailn KOllSlInlSI Minurnan dan Asuparl Callilll pada Ar~ilk USlil Sekolah di Perkotailil Oodik Briowon Poromitho ROCJrTlO dOll Kortlko 186

1 Pcrilaku IIIduD Bersill [Jill Sehat (PHBS) seftil Perllaku Gzi Ibu Ka-tannYil Stiltus Gl dan Keschatll Bdlta di KlbuiJlterl I)ojonegoro JIlvi1 Tmur Lindo OWl JOYOlltl Yektl l1(lrioi Effendi cion Dadon Sukondor 192

5 Filktorfaktor yilng BerpcngiHuh terhadap KonsufTlsi Dangeln SUlllber Kari)ohidrat dl Pedesailn dan Perkotililn Suei Apriam don Yayuk Eorido Boliwati 200

6 Ketahanan Pangan Keluilrgil Pcscrta Progrlm Pemt)crdi1Yilan tasYilrZlkilt di Tin lierowat Bosito Gintins Pons S Asnson Ojoko Susanto don Herien Puspltawoti 208

7 Isolasi Oligosakarida Madu Lokal dan Analisis Aktlvltas PrcblOtlknya Umui Karimah YoSi Nur Anssowo Syamsu[ Faloh dan Suryani 217

Journal Nutrition and Food 2011 6(JJ171177 Jurnal Glzi da 2011 6(3) 171middot177

PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI PEMENUHAN ZAT GIZI DAN STATUS BESI REMAJA PUTRI

(The effect of lr1ulti Micronutrients Supplementation and Nutrition Education on Nutrition Knowledge Nutrients Ratio and Iron Status of Young Adolescent

Cesilla Meti Dwiriani Rimbawan Hardinsyah Hadi Riyadi dan Dra]at Martianto

Departemen Gili Masyarakat Fakultas Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680 bullAlamat korespondensi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor 16680 Telp 0251middot8621258 Fax 02518622276 email cmetidyahoocom

ABSTRACT

This study was aimed to analyze the effect of multi micronutrients (MMN) and nutrition education on nutrition knowledge mean adequacy ratio (MAR)

and iron status of young adolescent girts (YAG) The study was done in three purposively selected junior high schools (JHS) in rural Bogar by implementing a quasi experiment control trial for 112 YAG for 16 weeks thirty five YAG in the first JIIS as a Mh1N group (SG) were given three times of MMN tablets per week forty two YAG in the second JHS were given MMN tablet plus nutrition education delivered by trained teacher fortni5htly called SGP 5roup and thirty five YAG in the third JHS as a control 5roup- The result showed that the increment of nutrition knowedge score as well as -1AR of SGP group were significantly than the other two groups The decrement level of (lib) in SG and SGP groups was

lower than in control group but in the subset data of anemic group both intervention groups had increased level of Hb This imply that nutrition education improved nutrition knowledge of YAG but M-1N tablet could not improve Hb level in general and only had effect on YAG suffering from anemia

Key words multi-micro nutrients nutrition education iron status adolescent girls

PENDAHULUAN

Anemia merupakan masalah utama yang di]umpai pada rema]a wanita di dunia maupun di IndoneSIa Depkes RI (2005) meshylaporkan prevalensi 265 persen remaja wanita 15-19 tahun sementara Permaesih dan Herman (2005) melaporkan 30 persen pada remaja wanita 10middot19 tahun Penelitian terseshyrak di wilayah Indonesia menunjukmiddot kan prevalensi yang bervariasi yaitu 172-802 persen (Angeles-Agdeppa et 01 1997 Depkes RI 2003) Anemia disebabkan tidak hanya oleh kekurangan zat besi tetapi zat mikro lainnya seperti a5am folat vitamin A vitamin C riboflavin dan vitamin B12 juga berperan dalam terJadinya anemia karena zatmiddotzat gizi tersebut berperan dalam eritropoiesis (pemshybentukan sel darah merah) dan metabolisme besi (Beard 2000 Allen 2002)

Suplementasi zat besi dan folat dengan penambahan zat gizi mlkro lainnya remamiddot ja telah dilakukan beberapa peneliti Ahmed Khan dan Jackson (2001) Soekarjo et 01 (2004) Jayatissa dan Piyasena (1999) Angelesmiddot Agdeppa et 01 (1997) Dillon (2005) Briawan (2008) Hasilnya menunjukkan penambahan zat

besi dan folat dengan vitamin dan mineral lashyinnya diantaranya dapat memperbaiki status besi

Upaya mengatasi masalah disaranmiddot kan dilakukan dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan mempunyai nilai pengembamiddot lian ekonorni (economic return) yang relatif tinggi (World Bank 2006) yaitu melalui intershyvensi pendidikan gizi agar terjadi perubahan perilaku makan sehingga nantinya penurunan prevalensi anemia dapat lebih dicapai Remaja dapat dikatakan merupakan target ideal penshydldlkan karena remaja umumnya bersifat lebih terbuka serta menunjukkan keingintahumiddot an dan ketertarikan terhadap ide atau pengeshytahuan baru

Peningkatan pengetahuan remaj a yang kemudian diharapkan dapat memperbaiki sikap serta perilaku makan remaja dapat dilakukan melalui sekolah dengan pertimmiddot bangan 1) remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan 2) sekolah nlpmiliki guru Bimbingan dan Konseling (8K) yang berkewajiban memberi bantuan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi mengenal lingkungan dan merencanakan masa

171

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 217224 Jumal Gizi dan 2011631 17middot224

ISOlASI OLiGOSAKARIDA MADU lOKAl DAN ANALISIS AKTIVITAS PREBIOTIKNYA

(isolation of Olisosaccharides Local Honey and Analysis of its Prebiotic Activity)

Umul Karimah Yogi Nur Syamsul Falah dan Suryani

DqHrtefTen Bloklrnla iakultas Matematika dan IIlnu PengetahUCln Alam IPB iillnat kOiespondensi Departernen Blckimia Fakultas Matematlkil dal ilmu Pengetahuan Alillll il1Sttut Pertarian Dogor 16680 Telp 02518323166

ABSTRACT

Toe obJectlVe of this study was to isolate oligosaccharides from local honey of Puau JQwa and province of Kalimantan Timur and to analyze its prebiotic activity in vitro

were isolated with activated charcoal adsorption and ethanol treatment ileness of this method was evaluated by Thin Chromatography and colorimetry The

ps were then a sample to prebiotic examinatlOn Honey Sumbawa has c r oUsosaccharides COntent than honey from Kalimantan Qualitative and quantitative assays ~ed that oligosaccharide isolation method was effective to concentrate the oligosaccharide

t high of polymerization but tive for mono and disaccharides removal The percentages of hydrolysis of oligosaccharide from Sumbawa and Kalimantan by mimic

jUice were 178 and 059 Whereas the hydrolysis wos higher with 118n ~-beIVa and 2103~u Kalimantan prebiotic activity was 032 and 0_09 lt ~ ~oney olisosaccharide from Sumbowa and Kalimantan respectively Honey oligosaccharide

lt1 Surnbawa presented prebiotic activity than inulin as reference (011) GCshy showed L ocidophilus cultured in media added with Sumbawo honey

cocchoride produced lactic OCJd as the metabolite 01

iey words oligosaccharide local prebiotic

PENDAHULUAN probiotlk dem~an polen dan madu sebagai slimber prcblOtik

Prebiotik merupakan komposisi pangan Proc1uksi rnadu lokal di Indonesia men camiddot

ldak tercerna dan memberikan keunshy115 ton per tahun dengan daya serap sebeshy

-on melalui modulasi mikroblOta (FAO sar 13~ (Sill tonga amp Munthe 2009) Apis dormiddot

Prebiotik mampu menstimulasi pertummiddot sota adalah lebah madu yang hidup di hutan- mikroflora menguntungkan seperti Lac-Indonesia dan merupakan Ie bah rnadu lokal

Ii dan Bifidobacteria Beberapa laporan yang paling produktif (Hutagalung 2008) Penemiddot

-- efck prebiotik antara lain efek litian ilrniah mengenai madu lokal di Indonesia

~ (Schley amp Field 2002) menurunkan Iemiddot masih termasuk tentang komponen

11cerson amp Gilliland 1999) dan kolesterol oligosakarida madu lokal serta potensinYil seshy

105 amp Jackson 2002) meningkatkan abshybagai prebiotik Penelitian ini bertujuan mengshy

--lneral (Scholz-Ahrens et at 2007) dan isolasi oligosakarida rnadu lokal dari lebah Apis

kanker (Reddy et 01 1997) Sumber dorsato asal Pulau SumbaNa dan Provinsi

- ~ umumnya merupakan ollgosakarida Kalirnantan Tirnur dan menganalisis aktivitas

- rbohidrat dengan panjang rantai 3 prebiotiknya secara in vitro

1) unit (Roberfroid 2007)

du ad)l)h salah satu campuran k)fshyiFlg rumit di alam (Soga MA TERI DAN METODE

rc~jllngan terbesar pada rnadu adalah glukosa Komponen lainnya yaitu Bahan dan Atat (Ruiz-Matute et 01 2010) minemiddot

madu berasal clar i Hutim Sukit et 01 2003) senyawa fenolik Gunung Tarnbora (ab Blma Provir~sl lhlSil

3 enZlrn dm air Ol1gosakarida dari lt

Tenggara Barat clan I-iutan Kampung Bluan _ ~ jurnlah bakteri femiddot

Kab Kutai Provinsl KalImantan Tll1lur et at 2005) Vamanu

Sampel pada blilan Februari 2010formulas produk simshy

Bahltln yang digunakan a(lalah arang aktif Jr3 nkteri asam laktat

217

Jrllal Gizi dal 20116(3) 217224

etanol kertas sa ring What man No1 lempeng KLT K6F slUka Uverck) piridIn butanol tJ(1 naftil) etilendiamina dihidroklorida (Merck) metanol H2S04 glukosa fruktosa dan maltosa a5am lambung buatan HCl reagen Dinitr05alisilat (DNS) fenol saliva bufer Na-fosfat isolat Lactobacillus acidophilus (koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar Universitas PAU kultur Escherichia coli kaldu de Mann Rogosa Sharpe (MRS Broth MRSB) (Oxoid) Nutrient Broth (~m) (Oxoid) kaldu media Minimal M9 (MM9) inulin chicory (erck)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven neraca analitik OHAUS GA 200 vakum hot plate stirrer (Gerhardt) inkubator (Kottermann Wisebath) penangas em spektromiddot fotometer Genesys 10UV laminar otoklaf TOlvW High Pressure Steam Sterilizer ESmiddot 315 GCMS pirolisis Shimadzu (Pusat Penelltian dan Pengembangan Departemen Kehutanan)

Metode

Penelitian Ir1 dlawall dengan isolasi olishygosakarida madu lokal Isolat kemudian diu]i secara kualitatif dan kuantitatlf untuk mengeshytahul kandungan karbohidrat Selain itu diujl pula kriteria prebiotik dari yaitu re sistensi terhadap hidrolisis asam lambung dan a-amilase stimulasi pertumbuhan bakteri clan aktivitas ferment(jsi bakteri

Isolasi Oigosakarida (Hernandez et al 2009)

Sebanyak 500 mg madu ditambah dengan 3 gram arang aktif kemudian dilarutshykan ke dalam 100 mL etanol 10 persen dan diaduk selama 30 menit Campuran disaring dengan kertas saring Whatman No1 pada keadaan vakum dan arang aktif dibilas dengan 25 mL etanol 10 persen Desorpsi oligosakarida dilakukan dengan menambahkan 100 mL etanol 50 persen vv Campuran diaduk selama 30 menit dan disaring lagi dengan kertas saring Whatman NO1 Filtrat dievaporasi pad a keshyadaan vakum pada suhu 40deg(

Deteksi Oligosakarida dengan Kromatograi Lapis Tipis (KL T)

Efektivitas metode isolasi oligosakarida diu]i secara kualitatif clengan KLT dilarut kan dallm ctanol 50 perscn ciengan konsentrasi 5 persen bv stanciar kar-bohiclrat dibuat pada konsentrasi 1 perscn bv Sarnpel ditotolkan ke lempeng KLT dan dielusi cem~an cClmpuran pelarut pirid in butanol air (46 3 vv) IAso et at 1960) Setelah kering leilpeng

218

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 2

direndam hingga jenuh dengan larutan beriS] O 100 mL N(1middotnaftil) etilenciiClmina dihidrokloricla pada sistem pelarut yang tercilri atas metanolHSO (973 vv) (Vergara et 0 2010) Lempeng dipanaskan pada oven suhu 90degC hingga spot dapat terlihal

Pengukuran Komposisi Korbohidrat

Gula pereduksi diukur dengan metodc DNS (modifikasi Wichienchot et al 2010) Karbo-hidrat total diukur dengan metode fenol-sulfat (modlfikasi Wichienchot et 01 2010) Kurva standar glukosa dibuat pada konshysentrasi 0-1 mgmL

Pengujion Kriteria Prebiotik

Resistensi terhadap hidrolisis asam lambung (Wichlenchot et 01 2010)

Isolat ollgosakarida dllarutkan dalam air reverse osmosis (RO) clengan konsentrasi 1 mgmL Asarn lambung buatan dlbuat dengan buffer HCl dengan kornposlsi dalam L NaCl (8) KCl (02) HPOmiddot2HO (825) NaHPO (1435) CaCl 2 middot (001) MgClr 6H 20 (018) Pengaturan pH 2 dilakukan dengan HCI 5 M Buffer HCl clitambahkan ke larutan sampel dengan perbandingan 1 1 dan dlinkubasi pada suhu 37degC selarna 2 Pada jam kemiddotO 1 dan 2 diarnbil 02 mL untuk penguJian kandungan gula pereduksi sernentara itu untuk pengshyukuran karbohidrat total diambil sebanyak 02 mL dan hanya diukur pada jarn ke-O Pengujian dilakukan dengan dua kali ulangan Persentase hidrolisis dihitung dengan rumus sebagai berikut

GI) Gp _ x I ()() IidroisIS (0) Vou Kfl - Cp d)

Keterangan

GPt konsentrasi gula perecluksi kemiddott konsentrasi gula pereduksi jam ke-O

KH kOllsentrasi karbohidrat

Reslstensi terhadap hidrol1sis n-amilase (Wichienchot et 01 2010)

Amilase cliperoleh dari saliva yang dienshycerkan hingga konsentrasinya 3 unitlmL Isolat oligosakarlda disiapkan dengan membuat laru tmiddot an 1 persen sampel bufer N-dosf Kemuclian larutan enzirn clitambClhkan ke I an sZlinpel ciengan perbanclingan 11 Cl

an diinkubasi selarna 4 jam dan cJiu~u

pereduksinya pada Jam ke-O 12 cliln 4 shykah lainnya sesuai dengan pengujian reslk terhaclap hldrolisis asam lambung

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 4: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Journal Nutrition and Food 2011 6(JJ171177 Jurnal Glzi da 2011 6(3) 171middot177

PENGARUH PEMBERIAN ZAT MULTI GIZI MIKRO DAN PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN GIZI PEMENUHAN ZAT GIZI DAN STATUS BESI REMAJA PUTRI

(The effect of lr1ulti Micronutrients Supplementation and Nutrition Education on Nutrition Knowledge Nutrients Ratio and Iron Status of Young Adolescent

Cesilla Meti Dwiriani Rimbawan Hardinsyah Hadi Riyadi dan Dra]at Martianto

Departemen Gili Masyarakat Fakultas Manusia Institut Pertanian Bogor Bogor 16680 bullAlamat korespondensi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian

Bogor 16680 Telp 0251middot8621258 Fax 02518622276 email cmetidyahoocom

ABSTRACT

This study was aimed to analyze the effect of multi micronutrients (MMN) and nutrition education on nutrition knowledge mean adequacy ratio (MAR)

and iron status of young adolescent girts (YAG) The study was done in three purposively selected junior high schools (JHS) in rural Bogar by implementing a quasi experiment control trial for 112 YAG for 16 weeks thirty five YAG in the first JIIS as a Mh1N group (SG) were given three times of MMN tablets per week forty two YAG in the second JHS were given MMN tablet plus nutrition education delivered by trained teacher fortni5htly called SGP 5roup and thirty five YAG in the third JHS as a control 5roup- The result showed that the increment of nutrition knowedge score as well as -1AR of SGP group were significantly than the other two groups The decrement level of (lib) in SG and SGP groups was

lower than in control group but in the subset data of anemic group both intervention groups had increased level of Hb This imply that nutrition education improved nutrition knowledge of YAG but M-1N tablet could not improve Hb level in general and only had effect on YAG suffering from anemia

Key words multi-micro nutrients nutrition education iron status adolescent girls

PENDAHULUAN

Anemia merupakan masalah utama yang di]umpai pada rema]a wanita di dunia maupun di IndoneSIa Depkes RI (2005) meshylaporkan prevalensi 265 persen remaja wanita 15-19 tahun sementara Permaesih dan Herman (2005) melaporkan 30 persen pada remaja wanita 10middot19 tahun Penelitian terseshyrak di wilayah Indonesia menunjukmiddot kan prevalensi yang bervariasi yaitu 172-802 persen (Angeles-Agdeppa et 01 1997 Depkes RI 2003) Anemia disebabkan tidak hanya oleh kekurangan zat besi tetapi zat mikro lainnya seperti a5am folat vitamin A vitamin C riboflavin dan vitamin B12 juga berperan dalam terJadinya anemia karena zatmiddotzat gizi tersebut berperan dalam eritropoiesis (pemshybentukan sel darah merah) dan metabolisme besi (Beard 2000 Allen 2002)

Suplementasi zat besi dan folat dengan penambahan zat gizi mlkro lainnya remamiddot ja telah dilakukan beberapa peneliti Ahmed Khan dan Jackson (2001) Soekarjo et 01 (2004) Jayatissa dan Piyasena (1999) Angelesmiddot Agdeppa et 01 (1997) Dillon (2005) Briawan (2008) Hasilnya menunjukkan penambahan zat

besi dan folat dengan vitamin dan mineral lashyinnya diantaranya dapat memperbaiki status besi

Upaya mengatasi masalah disaranmiddot kan dilakukan dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan mempunyai nilai pengembamiddot lian ekonorni (economic return) yang relatif tinggi (World Bank 2006) yaitu melalui intershyvensi pendidikan gizi agar terjadi perubahan perilaku makan sehingga nantinya penurunan prevalensi anemia dapat lebih dicapai Remaja dapat dikatakan merupakan target ideal penshydldlkan karena remaja umumnya bersifat lebih terbuka serta menunjukkan keingintahumiddot an dan ketertarikan terhadap ide atau pengeshytahuan baru

Peningkatan pengetahuan remaj a yang kemudian diharapkan dapat memperbaiki sikap serta perilaku makan remaja dapat dilakukan melalui sekolah dengan pertimmiddot bangan 1) remaja menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah dan 2) sekolah nlpmiliki guru Bimbingan dan Konseling (8K) yang berkewajiban memberi bantuan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi mengenal lingkungan dan merencanakan masa

171

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 217224 Jumal Gizi dan 2011631 17middot224

ISOlASI OLiGOSAKARIDA MADU lOKAl DAN ANALISIS AKTIVITAS PREBIOTIKNYA

(isolation of Olisosaccharides Local Honey and Analysis of its Prebiotic Activity)

Umul Karimah Yogi Nur Syamsul Falah dan Suryani

DqHrtefTen Bloklrnla iakultas Matematika dan IIlnu PengetahUCln Alam IPB iillnat kOiespondensi Departernen Blckimia Fakultas Matematlkil dal ilmu Pengetahuan Alillll il1Sttut Pertarian Dogor 16680 Telp 02518323166

ABSTRACT

Toe obJectlVe of this study was to isolate oligosaccharides from local honey of Puau JQwa and province of Kalimantan Timur and to analyze its prebiotic activity in vitro

were isolated with activated charcoal adsorption and ethanol treatment ileness of this method was evaluated by Thin Chromatography and colorimetry The

ps were then a sample to prebiotic examinatlOn Honey Sumbawa has c r oUsosaccharides COntent than honey from Kalimantan Qualitative and quantitative assays ~ed that oligosaccharide isolation method was effective to concentrate the oligosaccharide

t high of polymerization but tive for mono and disaccharides removal The percentages of hydrolysis of oligosaccharide from Sumbawa and Kalimantan by mimic

jUice were 178 and 059 Whereas the hydrolysis wos higher with 118n ~-beIVa and 2103~u Kalimantan prebiotic activity was 032 and 0_09 lt ~ ~oney olisosaccharide from Sumbowa and Kalimantan respectively Honey oligosaccharide

lt1 Surnbawa presented prebiotic activity than inulin as reference (011) GCshy showed L ocidophilus cultured in media added with Sumbawo honey

cocchoride produced lactic OCJd as the metabolite 01

iey words oligosaccharide local prebiotic

PENDAHULUAN probiotlk dem~an polen dan madu sebagai slimber prcblOtik

Prebiotik merupakan komposisi pangan Proc1uksi rnadu lokal di Indonesia men camiddot

ldak tercerna dan memberikan keunshy115 ton per tahun dengan daya serap sebeshy

-on melalui modulasi mikroblOta (FAO sar 13~ (Sill tonga amp Munthe 2009) Apis dormiddot

Prebiotik mampu menstimulasi pertummiddot sota adalah lebah madu yang hidup di hutan- mikroflora menguntungkan seperti Lac-Indonesia dan merupakan Ie bah rnadu lokal

Ii dan Bifidobacteria Beberapa laporan yang paling produktif (Hutagalung 2008) Penemiddot

-- efck prebiotik antara lain efek litian ilrniah mengenai madu lokal di Indonesia

~ (Schley amp Field 2002) menurunkan Iemiddot masih termasuk tentang komponen

11cerson amp Gilliland 1999) dan kolesterol oligosakarida madu lokal serta potensinYil seshy

105 amp Jackson 2002) meningkatkan abshybagai prebiotik Penelitian ini bertujuan mengshy

--lneral (Scholz-Ahrens et at 2007) dan isolasi oligosakarida rnadu lokal dari lebah Apis

kanker (Reddy et 01 1997) Sumber dorsato asal Pulau SumbaNa dan Provinsi

- ~ umumnya merupakan ollgosakarida Kalirnantan Tirnur dan menganalisis aktivitas

- rbohidrat dengan panjang rantai 3 prebiotiknya secara in vitro

1) unit (Roberfroid 2007)

du ad)l)h salah satu campuran k)fshyiFlg rumit di alam (Soga MA TERI DAN METODE

rc~jllngan terbesar pada rnadu adalah glukosa Komponen lainnya yaitu Bahan dan Atat (Ruiz-Matute et 01 2010) minemiddot

madu berasal clar i Hutim Sukit et 01 2003) senyawa fenolik Gunung Tarnbora (ab Blma Provir~sl lhlSil

3 enZlrn dm air Ol1gosakarida dari lt

Tenggara Barat clan I-iutan Kampung Bluan _ ~ jurnlah bakteri femiddot

Kab Kutai Provinsl KalImantan Tll1lur et at 2005) Vamanu

Sampel pada blilan Februari 2010formulas produk simshy

Bahltln yang digunakan a(lalah arang aktif Jr3 nkteri asam laktat

217

Jrllal Gizi dal 20116(3) 217224

etanol kertas sa ring What man No1 lempeng KLT K6F slUka Uverck) piridIn butanol tJ(1 naftil) etilendiamina dihidroklorida (Merck) metanol H2S04 glukosa fruktosa dan maltosa a5am lambung buatan HCl reagen Dinitr05alisilat (DNS) fenol saliva bufer Na-fosfat isolat Lactobacillus acidophilus (koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar Universitas PAU kultur Escherichia coli kaldu de Mann Rogosa Sharpe (MRS Broth MRSB) (Oxoid) Nutrient Broth (~m) (Oxoid) kaldu media Minimal M9 (MM9) inulin chicory (erck)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven neraca analitik OHAUS GA 200 vakum hot plate stirrer (Gerhardt) inkubator (Kottermann Wisebath) penangas em spektromiddot fotometer Genesys 10UV laminar otoklaf TOlvW High Pressure Steam Sterilizer ESmiddot 315 GCMS pirolisis Shimadzu (Pusat Penelltian dan Pengembangan Departemen Kehutanan)

Metode

Penelitian Ir1 dlawall dengan isolasi olishygosakarida madu lokal Isolat kemudian diu]i secara kualitatif dan kuantitatlf untuk mengeshytahul kandungan karbohidrat Selain itu diujl pula kriteria prebiotik dari yaitu re sistensi terhadap hidrolisis asam lambung dan a-amilase stimulasi pertumbuhan bakteri clan aktivitas ferment(jsi bakteri

Isolasi Oigosakarida (Hernandez et al 2009)

Sebanyak 500 mg madu ditambah dengan 3 gram arang aktif kemudian dilarutshykan ke dalam 100 mL etanol 10 persen dan diaduk selama 30 menit Campuran disaring dengan kertas saring Whatman No1 pada keadaan vakum dan arang aktif dibilas dengan 25 mL etanol 10 persen Desorpsi oligosakarida dilakukan dengan menambahkan 100 mL etanol 50 persen vv Campuran diaduk selama 30 menit dan disaring lagi dengan kertas saring Whatman NO1 Filtrat dievaporasi pad a keshyadaan vakum pada suhu 40deg(

Deteksi Oligosakarida dengan Kromatograi Lapis Tipis (KL T)

Efektivitas metode isolasi oligosakarida diu]i secara kualitatif clengan KLT dilarut kan dallm ctanol 50 perscn ciengan konsentrasi 5 persen bv stanciar kar-bohiclrat dibuat pada konsentrasi 1 perscn bv Sarnpel ditotolkan ke lempeng KLT dan dielusi cem~an cClmpuran pelarut pirid in butanol air (46 3 vv) IAso et at 1960) Setelah kering leilpeng

218

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 2

direndam hingga jenuh dengan larutan beriS] O 100 mL N(1middotnaftil) etilenciiClmina dihidrokloricla pada sistem pelarut yang tercilri atas metanolHSO (973 vv) (Vergara et 0 2010) Lempeng dipanaskan pada oven suhu 90degC hingga spot dapat terlihal

Pengukuran Komposisi Korbohidrat

Gula pereduksi diukur dengan metodc DNS (modifikasi Wichienchot et al 2010) Karbo-hidrat total diukur dengan metode fenol-sulfat (modlfikasi Wichienchot et 01 2010) Kurva standar glukosa dibuat pada konshysentrasi 0-1 mgmL

Pengujion Kriteria Prebiotik

Resistensi terhadap hidrolisis asam lambung (Wichlenchot et 01 2010)

Isolat ollgosakarida dllarutkan dalam air reverse osmosis (RO) clengan konsentrasi 1 mgmL Asarn lambung buatan dlbuat dengan buffer HCl dengan kornposlsi dalam L NaCl (8) KCl (02) HPOmiddot2HO (825) NaHPO (1435) CaCl 2 middot (001) MgClr 6H 20 (018) Pengaturan pH 2 dilakukan dengan HCI 5 M Buffer HCl clitambahkan ke larutan sampel dengan perbandingan 1 1 dan dlinkubasi pada suhu 37degC selarna 2 Pada jam kemiddotO 1 dan 2 diarnbil 02 mL untuk penguJian kandungan gula pereduksi sernentara itu untuk pengshyukuran karbohidrat total diambil sebanyak 02 mL dan hanya diukur pada jarn ke-O Pengujian dilakukan dengan dua kali ulangan Persentase hidrolisis dihitung dengan rumus sebagai berikut

GI) Gp _ x I ()() IidroisIS (0) Vou Kfl - Cp d)

Keterangan

GPt konsentrasi gula perecluksi kemiddott konsentrasi gula pereduksi jam ke-O

KH kOllsentrasi karbohidrat

Reslstensi terhadap hidrol1sis n-amilase (Wichienchot et 01 2010)

Amilase cliperoleh dari saliva yang dienshycerkan hingga konsentrasinya 3 unitlmL Isolat oligosakarlda disiapkan dengan membuat laru tmiddot an 1 persen sampel bufer N-dosf Kemuclian larutan enzirn clitambClhkan ke I an sZlinpel ciengan perbanclingan 11 Cl

an diinkubasi selarna 4 jam dan cJiu~u

pereduksinya pada Jam ke-O 12 cliln 4 shykah lainnya sesuai dengan pengujian reslk terhaclap hldrolisis asam lambung

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 5: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Journal of Nutrition and Food 20116(3) 217224 Jumal Gizi dan 2011631 17middot224

ISOlASI OLiGOSAKARIDA MADU lOKAl DAN ANALISIS AKTIVITAS PREBIOTIKNYA

(isolation of Olisosaccharides Local Honey and Analysis of its Prebiotic Activity)

Umul Karimah Yogi Nur Syamsul Falah dan Suryani

DqHrtefTen Bloklrnla iakultas Matematika dan IIlnu PengetahUCln Alam IPB iillnat kOiespondensi Departernen Blckimia Fakultas Matematlkil dal ilmu Pengetahuan Alillll il1Sttut Pertarian Dogor 16680 Telp 02518323166

ABSTRACT

Toe obJectlVe of this study was to isolate oligosaccharides from local honey of Puau JQwa and province of Kalimantan Timur and to analyze its prebiotic activity in vitro

were isolated with activated charcoal adsorption and ethanol treatment ileness of this method was evaluated by Thin Chromatography and colorimetry The

ps were then a sample to prebiotic examinatlOn Honey Sumbawa has c r oUsosaccharides COntent than honey from Kalimantan Qualitative and quantitative assays ~ed that oligosaccharide isolation method was effective to concentrate the oligosaccharide

t high of polymerization but tive for mono and disaccharides removal The percentages of hydrolysis of oligosaccharide from Sumbawa and Kalimantan by mimic

jUice were 178 and 059 Whereas the hydrolysis wos higher with 118n ~-beIVa and 2103~u Kalimantan prebiotic activity was 032 and 0_09 lt ~ ~oney olisosaccharide from Sumbowa and Kalimantan respectively Honey oligosaccharide

lt1 Surnbawa presented prebiotic activity than inulin as reference (011) GCshy showed L ocidophilus cultured in media added with Sumbawo honey

cocchoride produced lactic OCJd as the metabolite 01

iey words oligosaccharide local prebiotic

PENDAHULUAN probiotlk dem~an polen dan madu sebagai slimber prcblOtik

Prebiotik merupakan komposisi pangan Proc1uksi rnadu lokal di Indonesia men camiddot

ldak tercerna dan memberikan keunshy115 ton per tahun dengan daya serap sebeshy

-on melalui modulasi mikroblOta (FAO sar 13~ (Sill tonga amp Munthe 2009) Apis dormiddot

Prebiotik mampu menstimulasi pertummiddot sota adalah lebah madu yang hidup di hutan- mikroflora menguntungkan seperti Lac-Indonesia dan merupakan Ie bah rnadu lokal

Ii dan Bifidobacteria Beberapa laporan yang paling produktif (Hutagalung 2008) Penemiddot

-- efck prebiotik antara lain efek litian ilrniah mengenai madu lokal di Indonesia

~ (Schley amp Field 2002) menurunkan Iemiddot masih termasuk tentang komponen

11cerson amp Gilliland 1999) dan kolesterol oligosakarida madu lokal serta potensinYil seshy

105 amp Jackson 2002) meningkatkan abshybagai prebiotik Penelitian ini bertujuan mengshy

--lneral (Scholz-Ahrens et at 2007) dan isolasi oligosakarida rnadu lokal dari lebah Apis

kanker (Reddy et 01 1997) Sumber dorsato asal Pulau SumbaNa dan Provinsi

- ~ umumnya merupakan ollgosakarida Kalirnantan Tirnur dan menganalisis aktivitas

- rbohidrat dengan panjang rantai 3 prebiotiknya secara in vitro

1) unit (Roberfroid 2007)

du ad)l)h salah satu campuran k)fshyiFlg rumit di alam (Soga MA TERI DAN METODE

rc~jllngan terbesar pada rnadu adalah glukosa Komponen lainnya yaitu Bahan dan Atat (Ruiz-Matute et 01 2010) minemiddot

madu berasal clar i Hutim Sukit et 01 2003) senyawa fenolik Gunung Tarnbora (ab Blma Provir~sl lhlSil

3 enZlrn dm air Ol1gosakarida dari lt

Tenggara Barat clan I-iutan Kampung Bluan _ ~ jurnlah bakteri femiddot

Kab Kutai Provinsl KalImantan Tll1lur et at 2005) Vamanu

Sampel pada blilan Februari 2010formulas produk simshy

Bahltln yang digunakan a(lalah arang aktif Jr3 nkteri asam laktat

217

Jrllal Gizi dal 20116(3) 217224

etanol kertas sa ring What man No1 lempeng KLT K6F slUka Uverck) piridIn butanol tJ(1 naftil) etilendiamina dihidroklorida (Merck) metanol H2S04 glukosa fruktosa dan maltosa a5am lambung buatan HCl reagen Dinitr05alisilat (DNS) fenol saliva bufer Na-fosfat isolat Lactobacillus acidophilus (koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar Universitas PAU kultur Escherichia coli kaldu de Mann Rogosa Sharpe (MRS Broth MRSB) (Oxoid) Nutrient Broth (~m) (Oxoid) kaldu media Minimal M9 (MM9) inulin chicory (erck)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven neraca analitik OHAUS GA 200 vakum hot plate stirrer (Gerhardt) inkubator (Kottermann Wisebath) penangas em spektromiddot fotometer Genesys 10UV laminar otoklaf TOlvW High Pressure Steam Sterilizer ESmiddot 315 GCMS pirolisis Shimadzu (Pusat Penelltian dan Pengembangan Departemen Kehutanan)

Metode

Penelitian Ir1 dlawall dengan isolasi olishygosakarida madu lokal Isolat kemudian diu]i secara kualitatif dan kuantitatlf untuk mengeshytahul kandungan karbohidrat Selain itu diujl pula kriteria prebiotik dari yaitu re sistensi terhadap hidrolisis asam lambung dan a-amilase stimulasi pertumbuhan bakteri clan aktivitas ferment(jsi bakteri

Isolasi Oigosakarida (Hernandez et al 2009)

Sebanyak 500 mg madu ditambah dengan 3 gram arang aktif kemudian dilarutshykan ke dalam 100 mL etanol 10 persen dan diaduk selama 30 menit Campuran disaring dengan kertas saring Whatman No1 pada keadaan vakum dan arang aktif dibilas dengan 25 mL etanol 10 persen Desorpsi oligosakarida dilakukan dengan menambahkan 100 mL etanol 50 persen vv Campuran diaduk selama 30 menit dan disaring lagi dengan kertas saring Whatman NO1 Filtrat dievaporasi pad a keshyadaan vakum pada suhu 40deg(

Deteksi Oligosakarida dengan Kromatograi Lapis Tipis (KL T)

Efektivitas metode isolasi oligosakarida diu]i secara kualitatif clengan KLT dilarut kan dallm ctanol 50 perscn ciengan konsentrasi 5 persen bv stanciar kar-bohiclrat dibuat pada konsentrasi 1 perscn bv Sarnpel ditotolkan ke lempeng KLT dan dielusi cem~an cClmpuran pelarut pirid in butanol air (46 3 vv) IAso et at 1960) Setelah kering leilpeng

218

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 2

direndam hingga jenuh dengan larutan beriS] O 100 mL N(1middotnaftil) etilenciiClmina dihidrokloricla pada sistem pelarut yang tercilri atas metanolHSO (973 vv) (Vergara et 0 2010) Lempeng dipanaskan pada oven suhu 90degC hingga spot dapat terlihal

Pengukuran Komposisi Korbohidrat

Gula pereduksi diukur dengan metodc DNS (modifikasi Wichienchot et al 2010) Karbo-hidrat total diukur dengan metode fenol-sulfat (modlfikasi Wichienchot et 01 2010) Kurva standar glukosa dibuat pada konshysentrasi 0-1 mgmL

Pengujion Kriteria Prebiotik

Resistensi terhadap hidrolisis asam lambung (Wichlenchot et 01 2010)

Isolat ollgosakarida dllarutkan dalam air reverse osmosis (RO) clengan konsentrasi 1 mgmL Asarn lambung buatan dlbuat dengan buffer HCl dengan kornposlsi dalam L NaCl (8) KCl (02) HPOmiddot2HO (825) NaHPO (1435) CaCl 2 middot (001) MgClr 6H 20 (018) Pengaturan pH 2 dilakukan dengan HCI 5 M Buffer HCl clitambahkan ke larutan sampel dengan perbandingan 1 1 dan dlinkubasi pada suhu 37degC selarna 2 Pada jam kemiddotO 1 dan 2 diarnbil 02 mL untuk penguJian kandungan gula pereduksi sernentara itu untuk pengshyukuran karbohidrat total diambil sebanyak 02 mL dan hanya diukur pada jarn ke-O Pengujian dilakukan dengan dua kali ulangan Persentase hidrolisis dihitung dengan rumus sebagai berikut

GI) Gp _ x I ()() IidroisIS (0) Vou Kfl - Cp d)

Keterangan

GPt konsentrasi gula perecluksi kemiddott konsentrasi gula pereduksi jam ke-O

KH kOllsentrasi karbohidrat

Reslstensi terhadap hidrol1sis n-amilase (Wichienchot et 01 2010)

Amilase cliperoleh dari saliva yang dienshycerkan hingga konsentrasinya 3 unitlmL Isolat oligosakarlda disiapkan dengan membuat laru tmiddot an 1 persen sampel bufer N-dosf Kemuclian larutan enzirn clitambClhkan ke I an sZlinpel ciengan perbanclingan 11 Cl

an diinkubasi selarna 4 jam dan cJiu~u

pereduksinya pada Jam ke-O 12 cliln 4 shykah lainnya sesuai dengan pengujian reslk terhaclap hldrolisis asam lambung

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 6: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Jrllal Gizi dal 20116(3) 217224

etanol kertas sa ring What man No1 lempeng KLT K6F slUka Uverck) piridIn butanol tJ(1 naftil) etilendiamina dihidroklorida (Merck) metanol H2S04 glukosa fruktosa dan maltosa a5am lambung buatan HCl reagen Dinitr05alisilat (DNS) fenol saliva bufer Na-fosfat isolat Lactobacillus acidophilus (koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pusat Antar Universitas PAU kultur Escherichia coli kaldu de Mann Rogosa Sharpe (MRS Broth MRSB) (Oxoid) Nutrient Broth (~m) (Oxoid) kaldu media Minimal M9 (MM9) inulin chicory (erck)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven neraca analitik OHAUS GA 200 vakum hot plate stirrer (Gerhardt) inkubator (Kottermann Wisebath) penangas em spektromiddot fotometer Genesys 10UV laminar otoklaf TOlvW High Pressure Steam Sterilizer ESmiddot 315 GCMS pirolisis Shimadzu (Pusat Penelltian dan Pengembangan Departemen Kehutanan)

Metode

Penelitian Ir1 dlawall dengan isolasi olishygosakarida madu lokal Isolat kemudian diu]i secara kualitatif dan kuantitatlf untuk mengeshytahul kandungan karbohidrat Selain itu diujl pula kriteria prebiotik dari yaitu re sistensi terhadap hidrolisis asam lambung dan a-amilase stimulasi pertumbuhan bakteri clan aktivitas ferment(jsi bakteri

Isolasi Oigosakarida (Hernandez et al 2009)

Sebanyak 500 mg madu ditambah dengan 3 gram arang aktif kemudian dilarutshykan ke dalam 100 mL etanol 10 persen dan diaduk selama 30 menit Campuran disaring dengan kertas saring Whatman No1 pada keadaan vakum dan arang aktif dibilas dengan 25 mL etanol 10 persen Desorpsi oligosakarida dilakukan dengan menambahkan 100 mL etanol 50 persen vv Campuran diaduk selama 30 menit dan disaring lagi dengan kertas saring Whatman NO1 Filtrat dievaporasi pad a keshyadaan vakum pada suhu 40deg(

Deteksi Oligosakarida dengan Kromatograi Lapis Tipis (KL T)

Efektivitas metode isolasi oligosakarida diu]i secara kualitatif clengan KLT dilarut kan dallm ctanol 50 perscn ciengan konsentrasi 5 persen bv stanciar kar-bohiclrat dibuat pada konsentrasi 1 perscn bv Sarnpel ditotolkan ke lempeng KLT dan dielusi cem~an cClmpuran pelarut pirid in butanol air (46 3 vv) IAso et at 1960) Setelah kering leilpeng

218

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 2

direndam hingga jenuh dengan larutan beriS] O 100 mL N(1middotnaftil) etilenciiClmina dihidrokloricla pada sistem pelarut yang tercilri atas metanolHSO (973 vv) (Vergara et 0 2010) Lempeng dipanaskan pada oven suhu 90degC hingga spot dapat terlihal

Pengukuran Komposisi Korbohidrat

Gula pereduksi diukur dengan metodc DNS (modifikasi Wichienchot et al 2010) Karbo-hidrat total diukur dengan metode fenol-sulfat (modlfikasi Wichienchot et 01 2010) Kurva standar glukosa dibuat pada konshysentrasi 0-1 mgmL

Pengujion Kriteria Prebiotik

Resistensi terhadap hidrolisis asam lambung (Wichlenchot et 01 2010)

Isolat ollgosakarida dllarutkan dalam air reverse osmosis (RO) clengan konsentrasi 1 mgmL Asarn lambung buatan dlbuat dengan buffer HCl dengan kornposlsi dalam L NaCl (8) KCl (02) HPOmiddot2HO (825) NaHPO (1435) CaCl 2 middot (001) MgClr 6H 20 (018) Pengaturan pH 2 dilakukan dengan HCI 5 M Buffer HCl clitambahkan ke larutan sampel dengan perbandingan 1 1 dan dlinkubasi pada suhu 37degC selarna 2 Pada jam kemiddotO 1 dan 2 diarnbil 02 mL untuk penguJian kandungan gula pereduksi sernentara itu untuk pengshyukuran karbohidrat total diambil sebanyak 02 mL dan hanya diukur pada jarn ke-O Pengujian dilakukan dengan dua kali ulangan Persentase hidrolisis dihitung dengan rumus sebagai berikut

GI) Gp _ x I ()() IidroisIS (0) Vou Kfl - Cp d)

Keterangan

GPt konsentrasi gula perecluksi kemiddott konsentrasi gula pereduksi jam ke-O

KH kOllsentrasi karbohidrat

Reslstensi terhadap hidrol1sis n-amilase (Wichienchot et 01 2010)

Amilase cliperoleh dari saliva yang dienshycerkan hingga konsentrasinya 3 unitlmL Isolat oligosakarlda disiapkan dengan membuat laru tmiddot an 1 persen sampel bufer N-dosf Kemuclian larutan enzirn clitambClhkan ke I an sZlinpel ciengan perbanclingan 11 Cl

an diinkubasi selarna 4 jam dan cJiu~u

pereduksinya pada Jam ke-O 12 cliln 4 shykah lainnya sesuai dengan pengujian reslk terhaclap hldrolisis asam lambung

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 7: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Journal of Nutntion and Food 2011 6(3) 217224

StlmulasJ pertumbuhan baktcn (rnodlfikasi Huebner et 01 2008)

Bakteri yang digunakan adalah bakteri prOblOtlk L dan bakteri enterik E coli Sebelum digunakan kultur L acidophilus dlturnbuhkan pad a MRSB semalarn pada suhu 37deg( secara aerob dengan aerasi 100 rpm Kultur E coli diperlakukan sama dengan pershybedaan media kultur yaitu NB Media uJi stishymulasi terdiri atas 10 mL MRSB untuk bakten probiotik dan media AM9 untuk bakteri cnterik Setiap media ditambah dengan 1 mL larutan berisi 10 mg Kultur bakten kemudian diinokulasi sebanyak 5 persen vv ke dalarn media uji stirnulasi dan diinkubasl selama 24 jam pada suhu 37C dengan aerasi Rapat Optlk (Optical Density 00) diukur pada II 600 nm pada jam ke-O dan 24 Sianko adalah media uji stimulasi tanpa inokulasi bakteri Aktivitas stirnulasi dinyatakan secara kuantitatif melalui

Il

I I) I i

Keterangan Ppt - OD protllotlk PdClu prcbloLlk setth t )in PpO OD probiolik pad) preblOtJk s(elih 0 j)rTI

Pgt OD probiotlk pada wntrol (gtukosal

PgO pi obioUk pilrJa kontro (gtlikosa) setetah (J Jam

Ept - OD entclik pada prebiotlv leLelah t Jam EpO OD entci ik pcia setelah 0 Jam Egt cOD cntcrk pada igukosa)

t Jcrn OD enter v pad a kontrol (glukosa) 5ttelah o Jam

~s Fennentasi Bakteri

-ltu L acidophilus yang rnenunjukkan cr stmlulasi pertumbuhan tertinggi diuji

untuk aktivitas fermentasi bakteri Aktivltas kultur ditentukan dengan mengukur produk akhir ferrnentasi yang berupa asarn organik dengan GC-MS Pirolisis Shimadzu_ Suhu injekshytor 200degC helium sebagai gas pernbawa dan Flame Ionization Detector (FlO) sebagai detekshytor Krornatogram yang diperoleh dibandingkan dengan basis data Wiley7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wama dan Isolat Oligosakarida Madu

Hutan Surnbawa dan Kalimantan merushypakan sentra perburuan madu hutan di Indonesia Sampel rnadu hutan diambil pada bulan Februari 2010 dengan bantuan penduduk setempat Madu lokal yang digunakan dihasilmiddot

Jurnal G1ZI Pargan 2011 6(3j 217middot224

kan dan [ebah hutan lip is dorsoto Kedua sampel madu yang digunakan adalah madu multifloral

~adu lokal Sumbawa memiliki warna coklat keruh sementara madu Kalimantan berwarna coklat bemng Aso et 01 (1960) menyebutkan beberapa wama madu antara lain kuning kuning pucat coklat coklat pucat dan coklat gelap Faktor utama yang menyebabkan perbedaan warna pad a madu adalah sumber nektar (National Honey Boord) Faktor lam yang rnempengaruhi wama madu adalah proses penyimpanan kadar senyawa fenolik dan kadar mineral (Anklam 1997)

Rendemen lsolat oligosakarida madu Surnbawa adalah 179 persen sedangkan renshydernen isolah madu Kalimantan sebesar 206 permiddotsen Isolat yang dihasilkan berwama hitam untuk rnadu Surnbawa dan coklat untuk madu Kalimantan Hal ini terkait clengan wama madu sebelum isolasi Kedua isolat yang dipershyoleh terlihat mengilap yang diduga merupakan gulZl yang mengalarni karamelisasi

Kromatogram Oligosakarida Madu Sumbawa dan Kalimantan

Krornatogram yang dihas ilkan menun jukkcm kiwclungan madu dan isolat oligoshysakarida madu SUlllbawa relatlf sarna yakni monosakarida campuran glukosa dan fruktosa dan karbohidrat dengan OP~Z (Garnbar 1 a) Terdapat sedlkit perbedaan nitai Rf yang diduga berasal dari rnatriks sampel yang mempengaruhi pergerakan karbohidrat selama proses eLusi

Spot krornatograrn isolat oligosakarida dengan nilai Rf 046 056 dan 068 mernlliki ketebalan yang hampir sama dengan spot pada madu Surnbawa Ini rnengindikasikan bahwa ta hap isolasi tidak begitu rnernpengaruhi jumlah karbohidrat tersebut Spot untuk di- dan moshynosakarida yang tebal menunjukkan kandungan keduanya rnasih tinggi Hal mi memperkuat hashysH yang diperoleh pada visualisasi isolat oligoshysakarida yang rnengkilap

Krornatogram isolat oligosakarida juga menunjukkan 2 spot baru dengan Rf 012 dan 046 yang dapat dibedakan menJadi spot semiddot cara jelas clan diduga merupakan oligosamiddot karicla yang paling banyak dikandung oLeh rnamiddot du Surnbawa Selain itu eli antara kedua spot terdapat ekor yang menunjukkall kumpuLan oLigosakarieia Ekor tersebut tidak dapat dibeshydakan secara menjadi spotmiddotspot tcrtentu Hal ini dikarenakan pada madu terdapat pu luhan Jenis senyawa karbohidrat clengan kadar

219

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 8: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Jurnal 20116(3) 217-224

yang rendah sehingga tidak memberikan batas antarspot yang spesifik

Kromatogram madu Kalimantan mengshyhasilkan cmpat spot sementara isolat oligoshysakaridanya menghasilkan lima spot (Gambar I b) Kromatogram isolat menunjukkan komposhysisi karbohidrat yang relatif sam a dengan madu tanpa isolasi yakni mono- disakarida dan karboh Id rat DP2 Jika dibandingkan dengan nilai Rf standar spot dengan nilai Rf 069

scbenarnya terdirr atas dua spot yaitu mono- dan disakarida Spot ini jauh lebih tebal

spot lain Oleh karenanya isolat madu Kalimantan juga dipershy

kirakan masih mengandung mono- dan disamiddot Kanda yang tinggi Terdapat dua spot

dengan nilai Rf 011 dan 037 ini hanya muneul pada kromashy

isolat oligosakarida Isolat sakarida madu Kalimantan juga menun]ukkan

ekor pada kromatogram yang mcngindlkasikan beragam karbohidrat datam ]umlah yang rendah (Gambar 1 b)

a b

8 068

O5fPmiddot6

046

012

1 1

SX G S M 1F KX G K M

Gambar 1 Kromatogram Isolat 01 igosakarrda Madu (a) Sumbawa (b) Kalimantan F fruktosa G glukosa M Maltosa SX madu Sumbawa S isolat oligosakarida madu Sumbawa KX madu Kalimantan K isolat oligosakarida madu Kalimantan Ekor kromatogram ditunjukkan dengan tanda panah

Kromatogram isolat oligosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcnunjukkan metoshyde isolasi oligosakarida yang dlgunakan efektif dalam mcmekatkan Kadar karbohldrat DP yang lebih tinggi (DP3) Ini clapat dilihZlt dari sampcl Isolat oligosakarida yang menunshyJukkan Jclanya spot-spot bClrll Hasil kromamiddot togram isolat oligosakarica maclu Surnbawa dJn Kalimantan juga menun]ukkan ekor pacJa krornatograrn Hal ini rnenandakan bahwa pada konsentrasi dan penotolan KLT yang sama oligosZlkarida pada rnadu berada Kadar yang sangat rendah

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

tidak dapat dldeteksi dan rnenghamiddot silkan spot Sementara itu proses isolasi mampu meningkatkan Kadar oligosakarida seshy

terlihat pada kromatogram messhykipun belum dapat digolongkan menjadi spot yang Masih adanya spot mono dan disakarida menandakan senyawa-senyawa tershysebut belum berhasrl dlhilangkan dan masih berada dalam ]umlah yang tinggi

Komposisi Karbohidrat Madu HasH Isolasi

Kandungan karbohidrat isolat ollgosakamiddot rica madu Juga ditentukan seeara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Madu Summiddot bawa mengandung gula pereduksi 3624plusmn024 persen dan karbohldrat total 66021054 permiddot sen bib Adapun Isolat oligo-sakarida rnadu Sumbawa mengandung gula peredllksi dan karshybohidrat total berturut-turut 33591066 dan 64381299 persen bib Madu Kalimantan

pereduksi 678plusmn038 persen dan karbohidrat total 8245plusmn37 persen bib Semen tara itu Isolat oligosakaridanya menganshy

peredllksi 4239plusmn119 persen dan karbohidrat total 7399plusmn255 persen bib

Menurut Khalil et 01 (2001) kandungan perec1uksi madu sekltar 75 persen dan

karbohidrat totalnya meneapai 85 persen Madu Sumbawa mengandung gula pereduksi dan karbohidrat total yang lebih rendah Sementara ItU madu Kalimantan mengandung

dan karbohidrat total dalam rentang umum tersebur Namun demikian madu Sumbawa mengandung lebih banyak oligosakarida dlbandingkan rnadu Kalimantan Kandungan oligosakarida ini dapat dilihat dar selisih antara karbohidrat total dengan gula pereduksrnya Oligosakarida tergolong gula

Beberapa disakarida rnerushypakan gula nonpereduksi Kandungan oligoshysakanda madu Sumbawa sektar 2978 persen sementara oligosakarida madu Kalimantan sekitar 1465 persen

UJi kuantitatif menunjukkan metode adshysorpsi arang aktif dan konsentrasi etanol bershytingkat hampir tidak memberi pengaruh pada madu Surnbawa Kandungan gula soshylat ollgosakarrda yang masih tinggi ini memo perkllat hasH visllalisasl dan kromatogram isolat

Metocle isolasi menurullkan Kadar gula rereduksi hingga 25 persen isolat oligosakaridCl madu Kalimantan semen tara karbohidrat total hanya secJikit Berclasarkzrn kroma tograrn nya isolat oligoshysakarida madu Kalimantan spot

220

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 9: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

~iOU of Nutntion end Food 20116(3) 217224

mOllO- dan disakarida yang masih tebal Scmentara ltu metode kolorimetri menun J~ lan kandungan gula pereduksinya sudah lh dan madu awaL Hal

daplt terjadi karena tldak semua disashy~da adalah gula pereduksi pada

disakarida tidilk terdeteksi

KLT terdeteksi kolorimetri

Hernandez et 01 (2009) dan Sanz et 01 120051 menyebutkan mono- dan disakarida

dlhllangkan hampir seluruhnya dengan metode adsorpsl arang aktif Hill ini berbeda

hasH yang diperoleh baik dengan kualitatif maupun kuantitatlf Pershy

bCl~JJl hasll yang diperoleh ini dapat diseshyca)middot]r perbedaan grade bahan isolasi yang

Resistensi terhadap Asam Lambung dan Am11ase

Res1stensi torhadap asam lilmbung dan dalah salah saW sylrat dari prebiotik

ReE-f rOid 2007)_ Sampel per-scntase hidrolisls lsolat madll SCJmtava dan madu Kalimantan berbeda_

memiliki tingkat hlcirolisis asam tertinggi pada Jam pertama inkubasl

78 persen untuk isolat Sumbawa dan 059 persen untuk madu

Ka11antan Jumlah ini kemudian menurun pad3 pm kedlla 1 Z7 person untuk isolat

nda madu Sumbawa dan -04 persen untck madu Kalimantan

Pengukuran pada ke-2 menunjukkan pesentase hidrolisis bernilai negatif untuk solcH oligosakarida madu Kalimantan Nilai

mi dapat disebabkan adanya gangguan 10n dari garam yang menyusun asam lambung blElt3 Metode ONS yang digunakan untuk

pereduksi akan terganggu bila SJr--pcl mengandung ban yak ion (Sinegani amp Ernt)zi 2006)

Hidrolisis amilase saliva meningkat seshyaktu untuk masing-masmg lsolat oligoshy

sa~ nda madu Isolat oligosakarida madu SLImshybJ i mengalarni hldrolisis sebanyak 818 ic= dan 1187 persen pada]am ke-1 2 dan 4_ entara isolat oligosakarida rnacJu Kali

mengalami hidrolisis sebesar 1376 dan 2103 persen Bcrbeda dengan

JI1 resistensi terhac1ap asam lambung madu Kalimantilfl mengashy

tngkat hidrolisis yang lebih tinggi Hal im (1] dikaitkan dengan hast pengukuran kom p= ~Hbonidrat sebelumnya yang menunjukmiddot

JUlnal Glzi dan Pangan 2011 6h 17-224

kan jumlah gula pada isolat sakarida madu Kalimantan yang leb1h tinggi dishybandingkan madu Sumbawa ReSlStensi oligosashykarida ini sesuai dengan Rlttig (2001) dalam Sanz et 01_ (2005) yang rnenyebutkan bahwa oLJgosakarida madu memiliki resistensi terhashydap asam dan enZlm pencernaan se cara in vitro

Stimulasi Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan L acidophius yang ditumbuhkan dalam MRSB menunjukkan kultur usia 24 jam telah berada di fase stationer (Gambar 2) Kurva pertumbuhan E coli berpeshydoman pada Kao et 01 (2004) dan KJur amp Chakraborti (2010) yang menyebutka n pad a jam ke-24 kultLr E coli telah berada pada lase stasioner_ Fase stasioner terJadi saat sum ber nutrisi yang berasal dari media mulal hashybis UJi st1mulasi dllakukan memberishykan isolat ollgosakarida sebagal sumber karbon (e) tambahan ke dalarn media kultur bakteri Bakteri yang mampu memanfaatkan sampet isolat ollgosakarJda madu sumber kar

akan ukkan pertumbuhan yang lebih balk kultur bakteri tJinnya Hal ini dltunjukkan melJlul sellslh nilal 00 anshytara jam ke-24 dan Jam keO yang lcblh

Gambar 2 Kurva Pertumbuhan Lactobacillus acidophilus dalam MRSB

Berdasarkan OD yang diperoleh pada Jam ke-O dan ke24 diperoleh bahwa isolat oligosakanda madu Sumbawa Kalimantan dan inulin memilikl aktivltas preblot1k yaHu mamshypu menstlmulaSl pertumbuhan bak teri L acidophilus Isolat rTlaciu Sumbashywa mcmberikan pengaruh prebiotik sebesC1r 03274 yonS hamplr kali lcbll1 besar dibal1c1ing inulin yakni sebcsar 01189 Sernen tara isolat olgosdkancia madu Kalimantan meshynunJukkan stllTllIlilSI ylng paling renclah yaknl 00973

Lacidophilus mcmil1kl cnzim yang mampu mendegracdsl oligosakclrlda madu dan slImbcr k21rbon L acidophilu5 mernilikl 5211 msm dan Bfr1I yang

221

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 10: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Jdrnal Gizi dan Panga) 2011 6(3j 217middot224

terlibat dalarn pernanfaatan FOS salah satu jenis prebiotik sumber karbon Gen rnsm mengodekan ATP binding cassette (ABC) transporter yang menyalurkan SLirnber karbon ke dalam sel Sementara itu gen BfrA rnengodekan fruktosidase yang berfungsi untuk mencerna FOS Efek stirnulasi pertumbuhan yang ditunjukkan oleh prebiotik bersifat spesifik terhadap galur bakten Tidak semua bakteri probiotik dapat rnernanfaatkan semua prebiotik (Artanti 2009)

Isolat oligosakarida rnadu Surnbawa menunjukkan aktivitas prebiotik yang lebih tinggi dlbandingkan inulin Biedrzycka dan Bielecka (2004) menyebutkan oligosakarida rantal pendek tanpa percabangan dan larut air lebih mudah dimanfaatkan oleh bakteri Oligosakarlda rnadu urnumnya merupakan di- trio dan tetrasakarida sernentara inulin adalah oligosakarida dengan DP 10-60

Aktiyitas F ermentasi

Kriteria prebiotik ketiga ialah memshypengaruhi aktivitas ferrnentasi AktlYitas fershyrnentasi cliukur melalui produk fermentaSI yang clihasllkan kultur Isolat oligosakarida madu Sumbawa menunjukkan efek stimulasl pertumshybuhan yang paling tlnggi sehingga kultur L acidophilus yang ditumbuhkan pada media tersebut diLiji untuk mengetahui produk fermentasi yang dihasilkan Krornatogram me Ilunjukkan 19 puncak senyawa tercleteksi dari kultur terse but (Gambar 3)_

Kultur bakteri usia 24 jam yang clitumshybuhkan dalam lingkungan aerob menghasilkan

A

F

Journal of Nutrition and Food 201 6(3 217-224

asarn laktat (puncak E) sebagai metabolit utashyma yaitu 4801 persen L acidophilus tergoshylong bakteri asarn laktat hornoferrnentatif seshyhlllgga metaboiit utarnanya adalah asarn lakshytat Berdasarkan kroma togram asarn laktat yang dibentuk seluruhnya merupakan t ipe L(+) Hasil ini berbeda dengan Sanders dan Klaenhamrner (2001) yang menyebutkan bahwa L acidophilus rnenghasilkan asam laktat tipe L(+) dan D-)

Dalam lingkungan aerob L ocidophilus menghasilkan asam laktat sebaga metabolit utama namun dalam keadaan anaerob seperti pada kolon bakteri illl Juga menghasilkan asam asetat yang merupakan asarn lemak rantai pendek (t-jaaber et 01 2004) Asam asetat Juga mungkin terbentuk kilrena asam laktat digunakan oleh bakteri heteroshyfermentatif GIbson et 01 (1996) menyebutkan bahwa dalarn kolon rnetabolit yang dlhasilkan suatu Jenis bakteri dapat digunakan oleh bakten lain dan menghasllkan rnctabol it yang baru Jiang dan Savaiano (1997) rnenyebutkan bahwa penambahan L acidophilus pada fershyrncntasi kultur berkesmarnbLingall yang diinokulasi dengan baktcrr feces rncnghasilkan peningkatan produksi asam asetat sam laktat adalah asam organik yang rnenguntungkan pada pencernaan karena dapa t berfungsi sebagai antimikrob bagi bakteri di dalarn kolon (Sanders amp Klaenharnmer 2001) Selain itu salah satu rnekanisrne penurunan kolesterol oleh L acidophitus adalah pengikatan kolesterol dengan asam laktat (Suzuki et al 1991 dalarn Jiang amp Savaiano 1997)

S

K 0

0 0 I p

L ~ RI

I bullIII

bull

-

Gambar 3 Krornatogram GelAS Piroligtls Kultur L acidophil us dalarn MRSB dengan Isolat Oligosakarida Madu Surnbawa sebagai Tambahan Surnber Karbon Menunjukkan Asarn Laktat (E) sebagai Metabolit Ekstraseluler yang Utama

222

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 11: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217~224

KESIMPULAN

Madu Sumbawa mengandung Jumlah ollgosakarida yang lebih tinggi dibandmgkan madu Kalimantan Isolasi oligosakarida dengan arang aktif dan etanol bertingkat 10 dan 50 tldak efektif untuk menghilangkan mono~ dan dlsakarida tetapi efektif untuk memekatkan onsentrasi oligosakarida DP~3

Pengujian in vitro menunjukkan isolat ollgosakarida madu Sumbawa dan Kalimantan mcmenuhi kriteria prebiotik yakni resistcn tershyhadap a5am lambung dan enzim pencernaan -ncmillki efek stimulasi pertumbuhan yang celek t1f dan mempengaruhi aktivitas fermen~ asi lsolat oligosakarida madu Sumbawa me~ ~unJukkan efek 5timulasi pertumbuhan bakteri L acidophilus terbe5ar Kultur L acidophilus fang ditumbuhkan flilda media dengan isolat c llgosakarida madu Sumbawa sebagai tambahshyan sumber C menghasilkan asam laktat sebagai ~12tlJolit utama (4801)

Selam itu pemanfaatan potensi ekonoml s perlu dioptimalkan untuk menmgkatkan Jr kapita dan dilakllkan pendistribusian 3middotg merata agar pembangunan pangan dapat

3sakan oleh semlla pihak

Perlu dilakukan penentuan konsentrasi 3ro[ yang optlmum untuk menghilangkan

dan disaka(ida madu Oligosakanda mashy bullckal perlll diidentifikasi lebih lanjut Uji

Hasi pertumbuhan bakteri perlu dilakukan 3)11 keadaan anaerob sesual keadaan in vivo

kolon dengan isolat berupa campuran =~ reri kolon dan fruktoollgosakarida (FOS)

prebiotik pembanding

UCAPAN TERIMA KASI H

Terirnakasih kepada Direktorat Jenderal -i(~idikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang telah -dHlai Program Kreativitas Mahasiswa _] I Penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

gtmiddotson JW amp Gilliland SE 1999 Effect of f errnented milk (yogurt) containing Lactobacillus ocidophilus L1 on serum cholesterol in hypercholesterolemic humans J Am Col Nutrition 18(1) 43middot 50

n E 1997 A review of the analyitical methods to determine the geographical

Jurnal Gili dan Pangan 2011 6(3) 217-224

and botanical origin of honey Food Chem 63(4) 549middot562

Artanti A 2009 Pengaruh Prebiotik Inulin dan Fruktooligosakarida (FOS) Terhadap Pertumbuhan Tiga Jenis Probiotik Skripsi Sa rjana Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB Bogor

Aso K Watanabe T amp Yamao K 1960 Studies on honey on the sugar composition of honey Tohoku Journal of Agriculture Research 1 101-108

Biedrzycka amp Bielecka M 2004 Prebiotic effectiveness of fructans different degrees polymerization Trends in Food Sci amp Tech 15 170-175_

[FAO] Food Agriculture Organization 2007 FAO Technical Meeting on Prebiotics FAO Rome

Gibson GR Willems A Reading S amp Collins MD 1996 Fermentation of non-digestible oligosaccharides by human colonic bacteria Proceedings of the Nutrition Society 55 899middot912

Hernandez 0 Ruiz-Matute AI Olano A Moreno F J amp Sanz ML 2009 Comparison of fractionation techniques to obtam prebiotic galactooligosaccharides_ Int Oairy J 19531-536

Huebner J Wehling RL Parkhurst A amp Hutkins RW Z008 Effect of processing conditions on the prebiotic activity of commercial prebiotics Int Oairy J 18 287-293

Hutagalung LE Z008 Perkembangan Perolehan Ivadu Lebah Hutan (Apis dorsota) oleh Pemanen Madu di Kabupaten Tapanuli Utara Skripsi Sarjana Departernen Teknologi HasH Hutan Fakultas Kehutanan IPB Bogar

Jiang T amp Savaiano DA 1997 In vitro lactose fermentatlon by human colonic bacteria IS modified by Lactobocillu5 ocidophilus supplementation J Nut 127 1489shy1495

Kao et aL 2003 Transcriptome-based determination of multiple transcription regulator actiVities in Escherichia coli by using network component analysis PN1S 101641-646 223

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224

Page 12: Jurnal Gizi dan Pangan - IPB University

Jurnal Gizl dan Pangan 2011 6(3) 217-224 Journal of Nutrition and Food 2011 6(3) 217-224

Kaur P amp Chakraborti A 2010 Proteome analysis of food borne pathogen enteroaggregative Escherichia coli under acid stress J Proteomics Bioinform 3 10-19

Khalil et at 2001 Biochemical analysis of different brands of unifloral honey available at the northern region of Bangladesh The Sciences 1 (6) 385shy388

Naaber et al 2004 Inhibition of Clostridium difficile strains by intestinal Lactobacillus species J Med Microbial 53 551-554

Nanda et at 2003 Physicochemical properties and estimation of mineral content in honey produced from different plants in Northern India Journal of Food CompOSition and Analysis 16613-619

[NHB] National Honey Board Honey color YIInhborg (4 Nov 2010)

Reddy BS Hamid R amp Rao CV 1997 Effect of dietary oligofructose and inulin on colonic preneoplastic aberrant crypt foci inhibition Carcinogenesis 18(7) 1371-1374

Roberfroid M 2007 Prebiotics the concept revisited J Nut 137 830-837

RUlz-Matute AI Brokl M Soria AC Sanz ML amp Matinez-Castro 2010_ Gas chromashytographic-mass spectrometric characshyterisation of tri- and tetrasaccharides in honey Food Chem 120637-642

Sanders ME amp Klaenhammer TR 2001 Invited review the scientific basis of Lactobacillus acidophilus NCFM functionality as a probiotic J Dairy Sci 84(2)319-331

Sanz et al 2005 In vitro investigation into the potential prebiotic activity of honey oligosaccharides J Agric Food Chem 53(8) 2914-2921

Schley PO amp Field CJ 2002 The immuneshyenliancing effects of dietnry fibres and prebiotics British J Nutr 87 221-230

Scholz Ahrens et of 2007 Prebiotics probiotics and synbiotics affect mineral absorption bone minera I content and bone structure J Nutr 137 838-846_

Silitonga L T amp Munthe MG 2009 Amway jajaki rnadu RI masuk pasar dunia Bisnis Indonesia 11 September

Sinegani AAS amp Emtiazi G 2006_ The relative effects of some elements on the DNS method in cellulose assay J Appl Sci Environ 10(3) 93-96

Soga T 2002_ Analysis of carbohydrates in food and bevarages by HPLC and CE J Chromatogr Library 66 483-502

Vamanu et of 2008 Obtaining of a symbiotics product based on lactic acid bacteria pollen and honey Pakistan J BioI Sci 11 (4)613-617

Vergara CMAC Honorato TL Maia GA amp Rodrigues S 2010 Prebiotic effect of fermented cashew apple (Anacardium occidentale L) juice Food Sci Tech 43 141-145

Wichienchot S Jatupornpipat M amp Rastall RA_ 2010_ Oligosaccharides of pitaya (dragon fruit) flesh and their prebiotic properties Food Chern 120 850-857

Williams CM amp Jackson KG 2002 Inulin and oligofructose effects on lipid metabolism from human studies_ British J Nutr 87 261-264

Yao et of 2003 Flavonoids phenolic acids and abscisic acid in Australian and New Zealand Leptospermum honeys Food Chem 81159-168

224