Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

download Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

of 18

Transcript of Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    1/18

      1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Islam merupakan agam Tauhid dan agama Samawi yang sempurna. Tauhid

    sama dengan Wahid yang berarti ‘satu’, ‘esa’ atau tunggal. Tauhid berarti meyakini

    Allah adalah satu atau esa, tidak ada yang menyamainya baik dalam zat-Nya atau

     perbuatan-nya menciptakan alam semesta. Sedangkan Agama samawi atau disebut

     juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun

     berdasarkan wahyu Allah. Oleh karena itulah, Islam masuk kedalam agama Tauhid

    dan agama Samawi yang sempurna karena Islam adalah agama yang mengajarkan

    umatnya bahwa Allah adalah satu dan tidak ada dzat yang menyamaiNya, serta

    dipercaya para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.

     Namun dewasa ini, banyak sekali permasalahan-permasalahan fundamental

    yang terjadi dalam praktek ibadah seorang muslim. Salah satu permasalahan

    fundamental yang kian menjamur adalah menyangkut praktek dasar ajaran Islam.

    Dasar ajaran Islam yang terdiri dari aqidah, syari‟ah, dan akhlak sering sekali

    dilupakan keterkaitannya. Contohnya: seseorang melaksanakan shalat, berarti dia

    melakukan syari‟ah. Tetapi shalat itu dilakukannya untuk membuat kagum orang-

    orang di sekitarnya, berarti dia tidak melaksanakan aqidah. Karena shalat itu

    dilakukannya bukan karena Allah SWT, maka shalat itu tidak bermanfaat bagi

    dirinya sendiri ataupun orang lain. Alhasil, dia tidak mendapatkan manfaat pada

    akhlaknya. Oleh sebab itu dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap dapat

    menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran Islam yang terdiri dari:

    Aqidah, Syari‟ah, dan akhlak yang kian terlupakan. 

    1.2 Perumusan Masalah

      Apa penjelasan kerangka dasar ajaran Islam ?

      Apa unsur-unsur ajaran Islam?

      Bagaimana fungsi dan kedudukan ajaran/Aqidah Islam ? 

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    2/18

      2

    1.3 Tujuan Pembahasan

      Menjelaskan dan menegaskan kembali mengenai kerangka dasar ajaran

    Islam yang terdiri dari: Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak yang kian

    terlupakan;

      Menjelaskan mengenai ruang lingkup Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak

    dalam ajaran Islam dan kedudukannya dalam ajaran Islam.

      Memahami dan mangkaji mengenai Aqidah, Syari‟ah, dan Akhlak dalam

    ajaran Islam

      Merefleksikan pemahaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari;

      Memahami kekeliruan-kekeliruan menyangkut Aqidah, Syari‟ah, dan

    Akhlak untuk kemudian menjadi cermin untuk berintrospeksi diri

    1.4 Sistematika Penulisan

      Bab Pertama, yaitu pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah,

    rumusan masalah, tujuan pembahasan, dan sistematika penulisan.

      Bab Kedua, yaitu pembahasan terkait pokok bahasan LSPB 2..

      Bab Ketiga, yaitu penutup terdiri atas kesimpulan, kritik dan saran.

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    3/18

      3

    BAB II 

    PEMBAHASAN

    2.1 Aqidah Islam

    Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah

    keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan

    mengandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu. Dalam

    ajaran agama Islam, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan keyakinan

    atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun iman, yaitu

    keyakinan kepadaAllah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari

    akhir,serta taqdir baik dan buruk.

    Sumber aqidah Islam adalah Al-Quran dan As-Sunah, artinya apa saja yang

    disampaikan oleh Allah dan rasulnya wajib di imani dan diyakini atau diamalkan.

    akal pikiran tidaklah jadi sumber akidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-

    nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut. dan akal tidak mampu juga

    menjangkau suatu yang tidak terikat dengan ruang dan waktu. tetapi akal hanya

     perlu membuktikan jujur atau bisakah kejujuran sipembawa berita tersebut di

     buktikan secara ilmiah oleh akal dan pikiran itu aja.

    Adapun yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar dalam aqidah islam

    adalah rukun iman, sebagai berikut :

      Iman kepada Allah

    Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa Allah-

    lah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan, membina,

    mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia

      Iman kepada malaikat

    Beriman kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa

    Allah menciptakan malaikat dari cahaya.

      Iman kepada kitab suci

    Kitab-kitab yang berasal dari firman Allah seluruhnya ada empat :

    1.  Taurat diturunkan kepada Nabi Musa As

    2. 

    Zabur diturunkan kepada Nabi Daud As

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    4/18

      4

    3.  Injil diturunkan kepada Nabi Isa As

    4.  Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW 

      Iman kepada Nabi dan Rasul

    Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada

    umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap

    ajaran Allah. Iman kepada hari akir

      Iman kepada hari akhir

    Beriman kepada hari akhir adalah meyakinibahwa manusia akan mengalami

    kesudahan dan meminta pertanggung jawaban di kemudian hari.Al-Qu’ran

    selalu menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-

     peristiwa hari kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-

    qari’ah, an-naba’ dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan

     peristiwa dan keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.

      Iman kepada qada’ dan qadar  

    Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati

     bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya.

    Aqidah memiliki beberapa fungsi bagi umat Islam di muka bumi ini,

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    1.  Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.

    2. 

    Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidah yang

    kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia,

    dan bermu’amalat dengan baik. 

    3.  Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah

    kita tersebut tidak akan diterima.

    Fungsi suatu aqidah tentu tidak terlepas dari peran akidah dalam Islam,adapun peran aqidah adalah sebagai berikut:

    1.  Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.

    2.  Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.

    Sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 :

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    5/18

      5

     Artinya :

    Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi

    kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

    3. 

    Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur

    hidup.

    Allah berfirman dalam surat Fushilat ayat 30:

     Artinya :

    Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Tuhan kami ialah Allah” 

    kemudian mereka beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka) maka para

    malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata) : “Janganlah kamu merasa

    takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan

    (memperoleh) surga yang dijanjikan Allah kepadamu.”(QS. Fushilat: 30). 

    4.  Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia

    yang fana ini.

    5.  Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah

    umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka.

    2.2 Implementasi Aqidah dalam Kehidupan

    Aqidah memberikan peranan yang besar dalam kehidupan seseorang karena

    tanpa aqidah yang benar, seseorang akan terbenam dalam keraguan dan berbagai

     prasangka, yang lama kelamaan akan menutup pandangannya dan menjauhkan

    dirinya dari jalan hidup kebahagiaan. Oleh karena itu, akidah sangat dibutuhkan

    dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beberapa implementasi aqidah dalam

    kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari beberapa sisi, antara lain:

    1.  Akidah dalam Individu

    Implementasi aqidah dalam individu dapat berupa perwujudan enam rukun

    iman dalam kehidupan manusia. Contoh penerapannya adalah melaksanakan

     perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Contohnya, merenungkan

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    6/18

      6

    kekuasaan Allah SWT, berbuat kebaikan karena tiap gerakan kita diawasi

    Allah dan malaikat, mengamalkan ayat- ayat Al Qur’an, menjalani risalah nabi,

    dan bertindak penuh perhitungan agar tidak terjadi kesalahan, serta berikhtiar

    sebelum bertawakal. Kemampuan beraqidah pada diri sendiri akan membuat

    hubungan kita dengan Allah dan manusia lain menjadi lebih baik.

    2.  Aqidah dalam keluarga

    Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan

    saling menyayangi sesuai dengan ajaran islam. Contoh implementasi aqidah

    dalam keluarga adalah shalat berjamaah yang dipimpin oleh ayah, dan berdoa

    sebelum melakukan sesuatu.

    3. 

    Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat

    Aqidah sangat penting dalam hidup bermasyarakat karena dapat menjaga

    hubungan dengan manusia lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai cara,

    antara lain dengan saling menghargai satu sama lain sehingga tercipta suatu

    masyarakat yang tentram dan harmonis. Contoh implementasi aqidah dalam

    kehidupan bermasyarakat adalah tolong menolong, toleransi, musyawarah,

     bersikap adil, menyadari bahwa derajat manusia itu sama di depan Allah swt

    dan pembedanya adalah nilai ketakwaannya.

    4.  Aqidah dalam kehidupan bernegara

    Setelah tercipta aqidah suatu masyarakat, maka akan muncul kehidupan

     bernegara yang lebih baik dengan masyarakatnya yang baik pada negara itu

    sendiri. Tak perlu lagi menjual tenaga rakyat ke negara lain karena rakyatnya

    sudah memiliki SDM yang tinggi berkat penerapan aqidah yang benar. Apabila

    hal ini terlaksana dengan baik, maka negara tersebut akan memperoleh

    kehidupan yang baik pula dan semua warganya akan hidup layak dan sejahtera.5.  Aqidah dalam pemerintahan

    Implementasi aqidah yang terakhir adalah implementasi aqidah terhadap

     pemerintahan yang dapat membuahkan hasil yang bagus untuk rakyat dan

    negaranya. Contohnya saat menyelesaikan sebuah masalah pemerintahan.

    Dalam menyelesaikan masalah pemerintahan, semuanya disandarkan pada

    ketetapan Al- qur’an dan hadist. Apabila permasalahan tersebut tidak memiliki

     penyelesaian yang pasti dalam Al-qur’an dan hadist, maka akan dibuat

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    7/18

      7

    keputusan bersama yang berasaskan kedua sumber ajaran tersebut. Segala

    keputusan yang didasarkan pada Al-Quran dan Hadist adalah benar dan

    diridhoi Allah. Dengan begitu, nantinya akan dihasilkan suatu kehidupan

     berbangsa dan bernegara yang insyaallah juga akan diridhoi Allah SWT.

    2.3 Syariah Islam

    Definisi hukum islam adalah hukum yang bersumber dari agama islam.

    Hukum islam juga menjadi bagian dari agama islam. Selain itu, definisi hukum

    islam dapat dijelaskan sebagai keseluruhan ketentuan dari Allah SWT yang harus

    ditaati oleh seorang muslim. Dasar dan kerangka hukum islam ditetapkan oleh

    Allah SWT. Sumber-sumber hukum Islam yaitu Al-Qur ’an, Al-Sunnah, Ijtihad,

    Qiyas , dan Ijma

    Adapun ruang lingkup pembahasan dalam hukum Islam, meliputi hal-hal

     berikut ini :

    1. 

    Hubungan manusia dengan Tuhannya secara vertikal diantaranya meliputi,

    shalat, puasa, zakat, naik haji dan lain sebagainya;

    2.  Hubungan manusia muslim dengan sesama muslim antara lain meliputi, tolong

    menolong, bekerja sama, sillaturrahmi dan lain sebagainya;

    3.  Hubungan manusia dengan sesama manusia, antara lain meliputi tolong

    menolong, mewujudkan perdamaian, bekerja sama dalam meningkatkan

    kesejahteraan dan lain sebagainya;

    4.  Hubungan manusia dengan alam di lingkungan sekitarnya dan alam semesta;

    5.  Hubungan manusia dengan kehidupan, yakni hidup dengan berusaha mencari

    karunia Allah yang halal, mensyukuri nikmat-Nya, dan lain sebagainya.

    Kemaslahatan hakiki sebagai tujuan hukum islam, meliputi 5 hal, yakni:memelihara agama, jiwa, akal dan keturunan serta harta yang selanjutnya dapat

    dijelaskan sebagai berikut:

      Memelihara agama adalah memelihara pelaksanaan agama, yakni menjalankan

    agama sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh agama.

      Memelihara jiwa adalah memelihara diri dari segala ancaman. Menyuburkan

    keikhlasan hati dalam beribadah dan berinteraksi bersama dengan masyarakat.

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    8/18

      8

      Memelihara akal adalah menjaga akal pikiran agar selalu dapat berpikir secara

    sehat dan senantiasa berbuat baik dan benar.

      Memelihara keturunan adalah menjaga dan memberikan kasih sayang kepada

    anak keturunan agar dapat tumbuh dengan normal dan dalam pendidikan yang

     baik.

      Memelihara harta benda adalah mengatur agar mendapatkan rejeki yang baik,

    yang benar dan halal serta senantiasa berbagi harta benda yang dimiliki kepada

    orang yang tidak mampu sesuai dengan perintah agama.

    Adapun hukum-hukum dalam Islam secara garis besarnya adalah sebagai

     berikut :

    1. 

    Wajib. Wajib adalah sesuatu perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan

     pahala dan jika ditinggalkan akan diberi siksa. Contoh dari perbuatan yang

    memiliki hukum wajib adalah shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, dan

    Zakat.

    2.  Mandud atau Sunnah. Mandud atau sunnah ialah sesuatu perbuatan yang

    dituntut agama untuk dikerjakan tetapi tuntutannya tidak sampai ke tingkatan

    wajib atau sederhananya perbuatan yang jika dikerjakan akan mendapatkan

     pahala dan jika ditinggalkan tidak akan mendapatkan siksaan atau hukuman.

    Contoh dari perbuatan yang memiliki hukum mandud atau sunnah ialah shalat

    yang dikerjakan sebelum/sesudah shalat fardhu.

    3.  Haram. Haram ialah sesuatu perbuatan yang jika dikejakan pasti akan

    mendapatkan siksaan dan jika ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh

     perbuatan yang memiliki hukum haram adalah membunuh, mabuk, judi, dan

    sebagainya.

    4. 

    Makruh. Perbuatan makruh adalah suatu perbuatan yang dirasakan jikameninggalkannya itu lebih baik dari pada mengerjakannya. Contoh dari

     perbuatan makruh ini adalah memakai sutra atau cincin emas bagi laki-laki.

    5.  Mubah. Ada yang mengartikan bahwa mubah adalah suatu perbuatan yang

    diperbolehkan oleh agama antara mengerjakannya atau meninggalkannya.

    Contoh dari mubah adalah makan, minum, bermain yang sehat dan sebagainya.

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    9/18

      9

    2.4 Sistem Implementasi Syariah Islam

    Syari’ah yang berarti juga Syari’at Islam yang menurut terminologi artinya

    adalah peraturan-peratuan atau hukum yang ditetapkan Allah bagi manusia melalui

    Rasul- Nya. Syari’at terdiri dari dua bagian yaitu (1) ibadah yang mengatur

    hubungan manusia dengan Tuhan, (2) Muamalah yang mengatur hubungan

    manusia dengan sesamanya dan makhluk lain yang berkaitan dengan hubungan

    sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan.

    A. Ibadah

    ي

    َ

     

     

    د

     

    ن إ  سإا  

      و  قد سدل 

     

     

    "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

    menyembah-Ku”. Surat Adz Dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua

    makhluk Allah, termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka

    mau mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT.

    Ruang lingkup ibadah yaitu dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yang

    ditentukan oleh agama. Hukum syariat yakni terdiri dari:

    1.  Wajib : ketentuan syar’i yang menuntut para mukallaf yang mengikat serta diberi

    imbalan pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa bagi yang

    meninggalkanya

    2.  Sunnah : ketentuan Syar’i tentang berbagai amaliah yang harus dikerjakan  

    mukallaf yang tidak mengikat. Pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman

    dosa bagi yang meninggalkanya.

    3.  Haram : tuntutan syar’i kepada mukallaf untuk meninggalkanya dengan tuntutan

    yang mengikat., beserta imbalan pahala bagi yang menaatinya dan balasan dosa

     bagi yang melanggrnya.

    Secara garis besar, ibadah itu dibagi dua yaitu : ibadah pokok yang dalam

    kajian ushul fiqh dimasukkan dalam hukum wajib, baik wajib ‘ain atau wajib

    kifayah. Termasuk kedalam kelompok ibadah pokok itu adalah apa yang menjadi

    rukun islam dalam arti akan dinyatakan keluar dari islam bila sengaja

    meninggalkannya yaitu:

    1.  Ibadah Sholat : secara terminologi yaitu serangkaian dan perbuatan tertentu yang

    dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Hukumnya adalah wajib ‘ain

    kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf)

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    10/18

      10

    2.  Ibadah Zakat : menurut istilah berarti menyerahkan harta secara putus yang telah

    ditentukan syari’at kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Hukum

    zakat adalah bersifat wajib. Yang telah disebutkan dalam QS.Al-Muzzammil:20.

    3. 

    Ibadah Puasa : menurut pengertian syari’at puasa ialah menahan diri dari sesuatu

    yang dianggap dapat membatalkan, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari

    dengan niat puasa, oleh orang muslim yang berakal dan tidak sedang mengalami

    haid atau nifas.

    4.  Ibadah Haji : secara terminologi haji berarti kepergian menuju mekkah pada

     bulan-bulan tertentu untuk melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu demi

    karena Allah.

    Sekarang bagaimana kita sebagai seorang manusia memaksimalkan atau

    meningkatkan kualitas-kualitas dari ibadah. Berikut ini merupakan cara-cara yang

     bisa kita lakukan :

    1.  Senantiasa merasa bahwa diri ini penuh diliputi dengan dosa dan noda. Dalam

    hidup ini kita sering kali terjebak ke dalam perbuatan dosa, entah dosa kecil

    maupun dosa besar. Dengan berpandangan seperti ini menjadkan diri ini semkin

     butuh terhadap ampunan dan pada titik akhirnya akan meningkatkan ibadah

    sebagai tambal sulamnya.

    2.  Mengintrospkesi dirinya sendiri. Introspeksi yang harus dilakukan adalah

    melihat sejauh mana Ibadah yang orang tersebut lakukan sudah khusyuk,

    setengah khusyuk atau bahkan tidak sama sekali.

    3.  Jangan menganggap ibadah yang kecil-kecil itu remeh. Anggapan adanya ibadah

    yang remeh menyebabkan kita meninggalkan banyak jenis ibadah ketikan kita

    tidak bisa melakukan ibadah yang dianggap besar, tidak hanya itu menganggap

    sebagian bentuk ibadah kecil dan remeh akan menyebabkan kita menyepelekanorang lain yang melakukan ibadah tersebut.

    4.  Belajar ilmu agama lebih banyak lagi. Semakin tahu tentang kedalaman makna

    ibadah kepada Allah maka semakin giat pula bagi kita dalam meningkatkan

    kualitas ibadah. Itulah sebabnya orang yang berilmu akan lebih utama ketimbang

    orang ahli ibadah. Nah, kalau dua-duanya kita gabungkan yaitu sebagai ahli ilmu

    dan ahli ibadah tentu akan sangat mulya sekali. Di dalam hadits Nabi SAW pun

    menjelaskan :

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    11/18

      11

    B. Muamalah

    Setelah mengetahui pengertian dari Ibadah, kita pun harus megetahaui apa

    itu Muamalah. Berikut di bawah ini adalah pengertian Muamalah, dari kata ( س )

    yang merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua perbuatan

    yang dikehendaki mukallaf. Muamalah mengikuti pola (م و  

    ) yang bermakna

     bergaul ( 

    و

     

    ل

    س).

    Muamalah sangat penting dipahami seluruh umat muslim, dikarenakan

    dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari Muamalah mengatur hampir seluruh

    hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain. Ruang lingkup

    fiqih Muamalah terbagi menjadi 2 yaitu:

    1. 

    Mumalah yang bersifat Abadiyah

    Adapun Muamalah yang bersifat Adabiyah ialah Ijab Qabul saling meridhoi,

    tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak dan kewajiban, kejujuran pedagang,

     penipuan pemalsuan, penimbunan dan segala sesuaru yang bersumber dari

    indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam hidup

     bermasyarakat

    2.  Muamalah yang bersifat Madiyah

    Adapun Muamalah yang bersifat Madiyah ialah masalah jual beli, jaminan dan

    tanggungan pemindahan, hiwalah, sewa menyewa barang titipan, garapan tanah,

    menyewa tanah, upah, gugatan, sayembara dan beberapa masalah Muasyiroh

    seperti masalah bunga bank, asuransi dan kredit.

    Untuk meningkatkan kualitas Muamalah seseorang hampir sama dengan

    cara meningkatkan kualitas Ibadah yang tadi sudah dijelaskan. Berikut merupakan

    cara-cara untuk meningkatkan kualitas muamalah :

    1. 

    Mengevaluasi dan mengintrospeksi diri sendiri sehingga dapat mengetahuisudah sejauh mana kita melakukan Muamalah.

    2.  Kemudian seseorang tersebut haruslah berniat untuk lebih baik dalam

    melakukan Muamalah nantinya.

    3. 

    Dan yang terakhir, apabila seseorang melakukan Muamalah, orang tersebut

    dituntut untuk tahu Mualamalah apa yang sedang ia jalankan, jadi jelas ia

    dituntut untuk mengetahui pengetahuan mengenai hal tersebut.

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    12/18

      12

    2.5 Akhlak Islam

    Pengertian akhlak menurut etimologi adalah perangai, kebiasaan, adat,

     perbuatan, dan urf, baik yang terpuji maupun yang tercela. Pengertian akhlak secara

    sosioloagis di Indonesia berarti perangai dan tingkah laku yang terouji. Apabila kata

    akhlak dikaitkan dengan kalimat islam, yang disebut al-Akhlak al-Islamiyah atau

    al-Akhlak al-Karimah berarti perbuatan dan tingkkah laku yang baik dan terpuji,

    sesuai dengan tuntutan al-Qur’an dan al-Sunnah.

    Akhlaq merupakan bentuk jamak dari kata khuluq (Qs. 26; 137; 68; 4), yang

    artinya perbuatan, tingkah laku, atau budi pekerti. Sedangkan secara garis besarnya,

    akhlak terbagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak terhadap khaliq (Yang

    Menciptakan); dan akhlak terhadap makhluk (yang diciptakan). Dari dua bagian ini,

    akhlak mengandung semua nilai yang diperlukan oleh manusia untuk keselamatan

    dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nilai-nilai tersebut dapat dibagi sebagai

     berikut :

    1. Al –  akhlaq al –  diniyyah (nilai  –  nilai keagamaan)

     Nilai- nilai agama adalah akhlak yang bersangkutan dengan kewajiban

    hamba kepada Tuhannya, hal ini meliputi:

    a. 

    Beriman kepada Allah, kepada rasul  –  rasul-Nya, malaikat –  malaikat-Nya,

    kitab  –   kitab-Nya, qodlo dan qodhar, serta beriman kepada hari akhir.

    Bersyahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji.

     b.  Taat kepada Allah secara mutlak yakni menjalankan semua perintah  –  Nya,

    dan menjauhi segala larangan –  Nya serta takutlah pada Allah.

    c.  Memikirkan ayat-ayat –  Nya

    d.  Mensyukuri nikmat –  Nya

    e. 

    Bertawaqal kepada –  Nyaf.

     

    Berdo’a kepada Allah dengan penuh takut dan harap 

    g.  Tidak putus asa dari rahmat –  Nya

    h.  Menggantungkan segala perbuatan masa depan kepada kehendak  –   Nya,

    maksudnya adalah jangan kita berjanji untuk mengerjakan suatu hal. Kecuali

    dengan mengucapkan “insya Allah” 

    i.  Selalu mengingat Allah

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    13/18

      13

     j.  Menyucikan dan membesarkan –  Nya dengan cara bedzikir kepada Allah dan

     bertasbih kepada Allah dikala waktu pagi dan petang

    k. 

    Mengerjakan shalat yang diwajibkan

    l. 

    Mengerjakan haji

    m. Bertobat dan memohon ampunan kepada –  Nya

    n. 

    Mencintai Allah melebihi segala-galanya

    o.  Tidak membalas cercaan orang musryik

     p.  Menjauhi majleis-majelis yang membantah kebenaran Allah

    q.  Jangan banyak bersumpah dengan nama Allah

    r.  Menghormati sumpah, bila telah bersumpah

    2. Al – 

     akhlaq al – 

    fardiyyah (nilai – 

     nilai perseorangan)

    a.  Kesucian jiwa

     b.  Lurus di jalan Allah

    c.  Menguasai nafsu

    d. 

    Menjaga nafsu makan dan seks yaitu dengan menjalankan puasa dan tidak

    mengumpuli pasangan halal kita pd waktu-waktu tertentu, seperti haid

    e.  Menahan rasa marah yaitu memaafkan kesalahan orang lain

    f. 

    Benar

    g.  Teguh pendirian

    h.  Lemah lembut dan rendah hati

    i.  Berhati-hati dalam mengambil keputusan dan berlaku teliti dalam mengambil

    tindakan

     j.  Menjauhi buruk sangka

    k.  Istiqomah dan sabar

    l. 

    Teladan yang baikm.

     

    Sederhana

    n.  Beramal soleh

    o.  Berlomba-lomba dalam kebaikan

     p. 

    Berhati ikhlas

    q.  Pintar mendengan dan menyelidiki informasi, yakni jagan kegabah

    mengambil persepsi.

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    14/18

      14

    2.6 Implementasi Akhlak

    Kata akhlak berasal dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya “akhlâq” yang

     berarti tabiat atau budi pekerti. Prof. Ahmad Amin, dikutif Hamzah Yaqub,

    mendefinisikan akhlak adalah “suatu ilmu yang menjelaskan arti  baik dan buruk,

    menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada

    lainnya menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka

    dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.” 

    Kata akhlak di dalam al-Quran disebutkan pada surat al-Qalam (68): 4,

    “Dan sesungguhnya kamu benar - benar berbudi pekerti yang agung.” Adapun penerapan nilai-nilai karakter keagamaan adalah seperti kejujuran

    dan ketransparanan. Kejujuran dalam islam atau dikenal dengan istilah As-Shidqu

    ialah kesesuaian pembicaraan dengan kenyataan menurut keyakinan orang yang

     berbicara. Transparan kurang lebih memiliki arti sama dengan jujur. As-Sidqhu ini

    memiliki keutamaan yang agung, pahala yang besar/banyak, serta kedudukan yang

    mulia. Jujur dan benar di antara bagian dari Ash-Shidu. Dan bukti dari keutamaan

    Sidqhu, ketinggian kedudukannya, serta kemuliaan derajatnya ada di Q.S. Al Ahzab

    ayat 35. Contoh cara-cara menerapkan perilaku jujur adalah sebagai berikut:

    a.  Di kampus, luruskanlah niat kita untuk menuntut ilmu, mengerjakan tugas-tugas

    yang diberikan oleh ibu bapak dosen, tidak menyontek saat ujian, menaati

     peraturan yang berlaku, dan bertutur kata sopan.

     b.  Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua,

    memberitakan mereka hal-hal yang benar.

    c.  Di masyarakat, kita dapat melakukan kejujuran dengan niat untuk membangun

    lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang cerita yang

    membuat suasana di lingkungan menjadi tidak kondusif, dan tidak membuat

    gosip.

    Masalah besar umat hari ini memasuki era globalisasi terjadinya interaksi

    dan ekspansi kebudayaan secara meluas melalui media massa yang di tandai dengan

    semakin berkembangnya pengaruh budaya pengagungan materia secara berlebihan

    (materialistik), pemisahan kehidupan duniawi dari supremasi agama (sekularistik),

    dan pemujaan kesenangan indera mengejar kenikmatan badani (hedonistik). Gejala

    http://2.bp.blogspot.com/-SHIR5ynCTls/VRoBZDvvEoI/AAAAAAAAEvE/iQu947NUGPM/s1600/68_4.png

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    15/18

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    16/18

      16

    sehingga tergambar bahwa akhlak pada dirinya adalah akhlak yang terpuji.Atas

    dasar hubungan itu, maka seseorang yang melakukan suatu perbuatan baik, tetapi

    tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam

    kategori kafir. Seseorang yang mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau

    melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yang

    mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yang

    tidak lurus atau dengan akidah yang salah disebut orang yang munafik.

    Oleh sebab itu peran aqidah, syariah, dan akhlak dalam pembentukan

    ketaqwaan manusia adalah sebagai berikut :

    a.  Takwa merupakan kepamahaman Muslim akan kebaikan dan keburukan serta

     perintah dan larangan Allah SWT

     b.  Ketakwaan adalah cermin sinergi dari Aqidah, Syriah dan Ahlak, seperti yang

    tersirat dalam Q.S Al-Bawarah 2: 2-3, 177.

     b.  Mutaqiin adalah mereka yang berhasil menyautan seluruh pokok ajaran agama

    dan menyeimbangkan akal dan nasu serta menunjukkan totalitas identitas

    sebagai Mukmin

    c.  Tantangan zaman sukses dihadapi dengan ketaguhan dalam keimanan,

    kesungguhan dalam kepatuhan ibadah, dan pengalaman nilai agama dengan

     bulat hati dan ikhlas

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    17/18

      17

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

      Kerangka dasar ajaran Islam terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak.

    Ketiganya saling berhubungan satu sama lain.

      Aqidah merupakan akar(dasar) dari setiap perbuatan manusia. Sedangkan

    Syaria‟ah adalah perbuatan-perbuatan yang merupakan wujud dari aqidah.

      Dari penetapan aqidah dan perwujudannya berupa Syari‟ah muncullah buah

     berupa kebermanfaatannya baik bagi diri sendiri maupaun orang lain yang

    disebut denganakhlak.

      Tidak hanya ilmu ilmu keislaman saja, namun di dalam ajaran Islam

    diajarkan pula hal –  hal lain, seperti politik yang berdasar Islam, ekonomi,

    dan masyarakat

      Agar setiap muslim bisa lebih mengerti ajaran Islam, sebaiknya setiap

    muslim mempelajari ilmu –  ilmu keislaman lebih dalam lagi

      Tidak hanya mempelajari lebih dalam ilmu  –   ilmu keislaman, tetapi juga

    dipahami dengan baik agar bisa diamalkan dalam kehidupan sehari –  hari

  • 8/18/2019 Makalah Agama Islam HG 1 (Bagian Isi)

    18/18

    18

    DAFTAR PUSTAKA

    Bambang.  Fiqih Muamalat (Pengertian, Ruang Lingkup, Sumber Hukum, Asas,

     Prinsip serta Akad dan Hak). http://bambang89.heck.in/fiqih-muamalat-

      pengertianruang-lingkupsu.xhtml (diakses Jumat, 11 Maret 2016, pukul

    03.00 WIB)

    Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997

    Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993

    Drs. H. Yunahar Ilyas.  Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1

    Ichtiar Baru Van Hoeve, Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta: 1996

    Pratama, Ade.  Pengertian Syari’ah dan Ruang Lingkup Syari’ah. 

    http://www.slideshare.net/AdePratama5/pengertian-syari’ah-dan-ruang-

      lingkup-syari’ah (diakses Kamis, 10 Maret 2016, pukul 10.00 WIB) 

    Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H. Pendidikan Agama Islam dengan subpokok

     bahasan Penerapan dan Tantangan Akhlak serta Upaya Peningkatan

    Kualitas Akhlak.

    Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah Al-Quran, 1989, Bandung: Mizan

    Zuhdi, Masjufuk, Studi Islam. Rajawali Pers, Jakarta, 1988