ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

12
PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI KE-4 TAHUN 2018 Volume 4 : November 2018 470 ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR PERAIRAN PANTAI TANJUNG BUNGA KOTA MAKASSAR Achmad Zubair*, Mary Selintung, Roslinda Ibrahim, Batari Sulfi Ramadhani Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171 *E-mail: [email protected] Abstract The coastal region of Makassar City is one of urban area that have high population density. The complex activities in the coastal waters of Makassar city causes coastal waters of Makassar city polluted. The sources of Makassar’s coastal region pollutant are commercial/industrial sites, fishery, hotels, seaport, marine tourism, and household waste. The study aims to analysis quality of saltwater in the Tanjung Bunga coastal areas of Makassar city, coastal reclamation, and bio concentration of heavy metal mercury (Hg) to coastal ecosystem as well as aquatic biota and sedimentation. The method used in this study was purposive sampling. Sampling was conducted in the 3 stations where each station consist of 3 points by measuring the physical-chemical parameters (temperature, pH, TSS, salinity) of water and concentration of heavy metal mercury (Hg) in water, sedimentation, and aquatic biota then analyzed by bio concentration method. The results showed that the quality of saltwater in the Tanjung Bunga coastal area and coastal reclamation was under government regulation limit in saltwater <0,0005 mg / l. Bio concentration of heavy metal mercury (Hg) in fish both in saltwater and sedimentation is in the middle accumulative category. Whereas bio concentration of mercury in snails of saltwater and sedimentation is high accumulative category, indicated by the value of bio concentration factor (FBo-w) between 0,044-1,013 and sedimentation (FBo-s) between 147-5046,8. Keywords: Bio concentration factor, coastal ecosystem, heavy metal mercury, saltwater, sedimentation PENDAHULUAN Wilayah pesisir Kota Makassar merupakan daerah perkotaan yang padat penduduk. Keadaan geografis Kota Makassar yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar membuat sebagian besar penduduk di kota ini tinggal di kawasan pesisir. Kompleksnya aktivitas di perairan pesisir Kota Makassar dan sekitarnya merupakan penyebab tercemarnya perairan pesisir Kota Makassar. Bahan pencemar yang mencemari perairan pesisir Kota Makassar berasal dari kegiatan industri, perikanan, pelabuhan, perhotelan, pariwisata bahari dan rumah tangga (Sudding et.al., 2012). Selanjutnya (Hamzah, 2007), mengemukakan bahwa pencemaran di perairan pesisir Kota Makassar diduga sangat tinggi karena terdapat dua sungai besar yakni Sungai Jenneberang dan Sungai Tallo serta kanal dan drainase kota yang semuanya bermuara di perairan pesisir Kota Makassar. Perairan pesisir merupakan salah satu tipe perairan yang rentan terhadap bahaya pencemaran, karena perairan ini merupakan tempat bermuaranya sungai dan tempat berkumpulnya zat-zat pencemar yang terbawa oleh aliran sungai. Dari sekian banyak limbah yang ada di laut, limbah logam berat merupakan limbah yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Logam berat yang ada pada perairan, suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar perairan, membentuk sedimentasi dan hal ini akan menyebabkan biota laut yang mencari makan di dasar perairan (udang, kerang, kepiting) akan memiliki peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut. Jika biota laut yang telah terkontaminasi logam berat tersebut dikonsumsi, dapat merusak sistem biokimia, dan merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan (Khan et al., 2009). Pengertian Pencemaran Air Laut Pencemaran dapat diartikan sebagai bentuk Environmental impairment, yakni adanya gangguan, perubahan, atau perusakan. Pencemaran Laut merupakan masalah yang dihadapi bersama oleh masyarakat. Pengaruhnya bukan saja menjangkau seluruh kegiatan yang berlangsung di laut, melainkan juga menyangkut kegiatan- kegiatan yang berlangsung di wilayah pantai, termasuk muara-muara sungai yang berhubungan dengan laut.

Transcript of ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

Page 1: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

470

ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR

PERAIRAN PANTAI TANJUNG BUNGA KOTA MAKASSAR

Achmad Zubair*, Mary Selintung, Roslinda Ibrahim, Batari Sulfi Ramadhani

Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92171

*E-mail: [email protected]

Abstract

The coastal region of Makassar City is one of urban area that have high population density.

The complex activities in the coastal waters of Makassar city causes coastal waters of

Makassar city polluted. The sources of Makassar’s coastal region pollutant are

commercial/industrial sites, fishery, hotels, seaport, marine tourism, and household waste.

The study aims to analysis quality of saltwater in the Tanjung Bunga coastal areas of

Makassar city, coastal reclamation, and bio concentration of heavy metal mercury (Hg) to

coastal ecosystem as well as aquatic biota and sedimentation. The method used in this study

was purposive sampling. Sampling was conducted in the 3 stations where each station

consist of 3 points by measuring the physical-chemical parameters (temperature, pH, TSS,

salinity) of water and concentration of heavy metal mercury (Hg) in water, sedimentation,

and aquatic biota then analyzed by bio concentration method. The results showed that the

quality of saltwater in the Tanjung Bunga coastal area and coastal reclamation was under

government regulation limit in saltwater <0,0005 mg / l. Bio concentration of heavy metal

mercury (Hg) in fish both in saltwater and sedimentation is in the middle accumulative

category. Whereas bio concentration of mercury in snails of saltwater and sedimentation is

high accumulative category, indicated by the value of bio concentration factor (FBo-w)

between 0,044-1,013 and sedimentation (FBo-s) between 147-5046,8.

Keywords: Bio concentration factor, coastal ecosystem, heavy metal mercury, saltwater,

sedimentation

PENDAHULUAN

Wilayah pesisir Kota Makassar merupakan daerah perkotaan yang padat penduduk. Keadaan geografis Kota

Makassar yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar membuat sebagian besar penduduk di kota ini

tinggal di kawasan pesisir. Kompleksnya aktivitas di perairan pesisir Kota Makassar dan sekitarnya merupakan

penyebab tercemarnya perairan pesisir Kota Makassar. Bahan pencemar yang mencemari perairan pesisir Kota

Makassar berasal dari kegiatan industri, perikanan, pelabuhan, perhotelan, pariwisata bahari dan rumah tangga

(Sudding et.al., 2012). Selanjutnya (Hamzah, 2007), mengemukakan bahwa pencemaran di perairan pesisir

Kota Makassar diduga sangat tinggi karena terdapat dua sungai besar yakni Sungai Jenneberang dan Sungai

Tallo serta kanal dan drainase kota yang semuanya bermuara di perairan pesisir Kota Makassar.

Perairan pesisir merupakan salah satu tipe perairan yang rentan terhadap bahaya pencemaran, karena perairan

ini merupakan tempat bermuaranya sungai dan tempat berkumpulnya zat-zat pencemar yang terbawa oleh aliran

sungai. Dari sekian banyak limbah yang ada di laut, limbah logam berat merupakan limbah yang berbahaya

bagi kesehatan manusia. Logam berat yang ada pada perairan, suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar

perairan, membentuk sedimentasi dan hal ini akan menyebabkan biota laut yang mencari makan di dasar

perairan (udang, kerang, kepiting) akan memiliki peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat

tersebut. Jika biota laut yang telah terkontaminasi logam berat tersebut dikonsumsi, dapat merusak sistem

biokimia, dan merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan (Khan et al., 2009).

Pengertian Pencemaran Air Laut

Pencemaran dapat diartikan sebagai bentuk Environmental impairment, yakni adanya gangguan, perubahan,

atau perusakan. Pencemaran Laut merupakan masalah yang dihadapi bersama oleh masyarakat. Pengaruhnya

bukan saja menjangkau seluruh kegiatan yang berlangsung di laut, melainkan juga menyangkut kegiatan-

kegiatan yang berlangsung di wilayah pantai, termasuk muara-muara sungai yang berhubungan dengan laut.

Page 2: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

471

Sumber Pencemaran Air Laut

Berdasarkan penyebab sumber pencemaran air dibagi menjadi dua yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak

langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan

sebagainya. Sedangkan sumber tidak langsung ialah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah,

atau atmosfer berupa hujan (Sumantri, 2010).

Sumber pencemar di daerah laut dalam dengan laut dangkal biasanya berbeda. Laut dangkal memiliki

konsentrasi pencemar yang lebih tinggi dibandingkan laut dalam.. Daerah pantai, terutama daerah muara sungai

sering mengalami pencemaran berat yang disebabkan karena proses pencemaran yang berjalan sangat lambat

(Darmono, 2001).

Logam Berat Merkuri (Hg) Merkuri merupakan senyawa alami, oleh karena itu sering mencemari lingkungan. Kebanyakan merkuri yang

ditemukan di alam terdapat dalam bentuk gabungan dengan senyawa lainnya, dan jarang ditemukan dalam

bentuk senyawa terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di tanah, udara, air dan organisme hidup melalui

proses fisik, kimia, maupun biologi kompleks (Fardiaz, 1992).

Dampak Merkuri terhadap Kesehatan Manusia

Merkuri (Hg) akan sangat berbahaya terutama apabila terlepas di lingkungan. Menurut Sartono (2002) bahwa

efek merkuri pada kesehatan sangat besar terutama berkaitan dengan sistem saraf yang sangat peka terhadap

toksikan.Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik.

Selain toksisitas Hg anorganik, bentuk Hg organik juga menimbulkan toksisitas yang sangat berbahaya. Kasus

toksisitas metil merkuri pada orang, baik anak maupun orang dewasa, diberitakan besar-besaran pasca-Perang

Dunia ke-2 di Jepang, yang disebut “Minamata Disease”.

Faktor Parameter Air yang Mempengaruhi Logam Berat Merkuri (Hg)

Dalam lingkungan laut terdapat faktor-faktor pembentuk suatu ekosistem yang sekaligus sebagai faktor penentu

perubahan ekosistem lautan diantaranya:

Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme lautan, karena suhu

mempengaruhi baik aktivitas metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut.

Setiap perubahan suhu cederung mempengaruhi banyak proses kimiawi yang terjadi secara bersamaan pada

jaringan tanaman dan binatang, karenanya juga mempengaruhi biota secara keseluruhan (Hutabarat dan Evans,

1986).

pH

Organisme akuatik dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH dengan kisaran toleransi antara

asam lemah sampai basa lemah. pH yang ideal bagi kehidupan organisme akuatik pada umumnya berkisar

antara 7 – 8,5.

Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Penurunan kadar salinitas akan

menyebabkan peningkatan daya toksis logam berat dan tingkat bioakumulasi logam berat semakin besar.

Total Suspended Solid (TSS)

Total Suspended solid (TSS) menunjukkan nilai banyaknya zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan. Besar

kecilnya nilai TSS dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dalam perairan. Semakin sedikit bahan organik

maka semakin kecil nilai TSS dan begitu pula sebaliknya.

Bioakumulasi dan Biomagnifikasi Logam Berat pada Rantai Makanan

Air laut merupakan suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan. Selain itu, air laut juga

sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung

polutan kemudian masuk kedalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian

tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk kedalam jaringan tubuh organisme laut

(termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain.

Page 3: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

472

Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi

diantara organisme laut. Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan

predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut

tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi

kesehatan mannusia (Purnomo, 2009).

Sedimen

Sedimen merupakan partikel-partikel tanah yang terbawa ke dasar sungai, danau maupun laut, juga dapat

menjadi pencemar bila kehadirannya berada dalam jumlah besar.

Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik di sungai ataupun di laut akan dipindahkan dari badan airnya

melalui beberapa proses, yaitu: pengendapan dan terserap oleh organisme-organisme perairan. Perubahan pH,

akan menyebabkan logam-logam yang mengendap dalam sedimen terionisasi ke perairan. Hal inilah yang

merupakan bahan pencemar dan akan memberikan sifat toksik terhadap organisme hidup bila ada dalam jumlah

yang berlebih (Connell dan Miller, 1995).

Biota Laut

Kebanyakan logam berat secara biologis terkumpul dalam tubuh organisme, menetap untuk waktu yang lama

dan berfungsi sebagai racun kumulatif (Darmono, 2001). Keberadaan logam berat dalam perairan akan

berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota.

Baku Mutu Lingkungan

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan karena berbagai aktivitas industri dan aktivitas

manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu

lingkungan.

Tabel 1. Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari dan Biota Laut

No Parameter Baku Mutu

Wisata Bahari Biota Laut

1

2

FISIKA

Suhu (⁰C)

Padatan Tersuspensi Total (mg/l)

Alami

20

Alami

20

1

2

KIMIA

pH

Salinitas (%)

7 – 8,5

alami

7 – 8,5

alami

1 LOGAM TERLARUT

Raksa (Hg) (mg/l)

0,002

0,001

Sumber:Kep-MENLH No. 51-2004

Tabel 2. Batas Maksimum Cemaran Logam Hg dalam Pangan

Produk Perikanan Konsentrasi Maksimum

Ikan dan hasil olahannya 0,5 mg/kg

Ikan Predator seperti Cucut, tuna, marlin dan

lain-lain 1,0 mg/kg

Kekerangan (bivalve) Moluska dan Teripang 1,0 mg/kg

Sumber:SNI 7387:2009 Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan

Page 4: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

473

METODOLOGI

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan cara survei yang bersifat Deskriptif Pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan untuk

menganalisis sebaran logam berat khususnya merkuri (Hg) pada air laut, sedimen, dan biota laut yang berlokasi

di Pantai Tanjung Bunga dan sekitar Pantai Reklamasi Makassar dengan parameter pendukung yaitu suhu, pH,

salinitas, TSS.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Tanjung Bunga dan sekitar Pantai Reklamasi Kota Makassar.

Mulai

Studi literatur dan Studi Lapangan

Persiapan Alat dan Bahan

Pengambilan data:

1. Penentuan Titik Koordinat pengambilan sampel

2. Pengambilan sampel air laut (SNI 6964.8:2015), sedimen dan biota laut

Pengujian sampel:

1. Sampel parameter air (pH, suhu, salinitas, dan TSS)

2. Sampel air logam merkuri (Hg)

3. Sampel sedimen dan biota laut

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

1. Kualitas air laut dengan parameter pH, suhu, salinitas,

dan TSS

2. Konsentrasi logam merkuri pada air laut, sedimen dan

biota laut

3. Peta distribusi penyebaran logam berat dengan

Software Arcgis

Page 5: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

474

Gambar 2. Peta Lokasi Titik Pengambilan Sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suhu Air Laut

Dari sudut ekologi, energi panas ini dan hubungannya dengan hal-hal yang terjadi di dalam air, merupakan

faktor yang sangat penting dalam mempertahankan air sebagai suatu lingkungan hidup bagi hewan dan

tumbuhan. Hasil penelitian yang penulis lakukan, suhu air di perairan Tanjung Bunga berkisar antara 28-29 °C.

Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan

perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses di dalam perairan.

Penurunan suhu air laut akan meningkatkan penyerapan ion logam pada sedimen menjadi senyawa logam,

sehingga logam akan mengendap pada sedimen. Sedangkan kenaikan suhu air laut mengakibatkan senyawa

logam yang telah terserap di sedimen akan melarut kembali di air, sehingga ion logam hanya akan berada di

badan air dalam waktu sesaat dan kemudian mengendap (Palar, 1994). Pada Gambar 3 menunjukkan peta

penyebaran suhu.

Gambar 3. Peta Penyebaran Suhu

Page 6: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

475

Pada gambar peta penyebaran suhu dapat dilihat bahwa kondisi suhu di area sampling masih tergolong normal

untuk perairan tropik yaitu 28 – 29 °C. Variasi suhu perairan tropik tergolong normal apabila nilainya berkisar

antara 25,6-32,3 °C (Illahude dan Liasaputra, 1980).

Derajat Keasaman (pH) Air Laut

Nilai pH merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas perairan. Biasanya angka pH dalam

suatu perairan juga dapat dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat

mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan

vegetasi akuatik. Kisaran nilai derajat keasaman yang didapatkan di lokasi penelitian, nilainya antara 7,5 – 7,83.

Derajat keasaman (pH) perairan dipengaruhi oleh suhu, fotosintesa, respirasi, oksigen terlarut, dan keberadaan

ion-ion dalam perairan tersebut. pH berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Semakin tinggi nilai

pH semakin tinggi pula alkalinitas dan semakin rendah karbondioksida bebas. Grafik derajat keasaman (pH) di

lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5.

Gambar 4. Grafik Parameter Derajat Keasaman (pH)

pH dapat mempengaruhi kandungan unsur ataupun senyawa kimia yang terdapat di perairan, diantaranya

mempengaruhi kandungan logam berat yang ada di perairan. Toksisitas logam berat juga dipengaruhi oleh

perubahan pH, toksisitas dari logam berat akan meningkat bila terjadi penurunan pH.

Gambar 5. Peta penyebaran Derajat Keasaman (pH)

Page 7: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

476

Menurut Palar (1994) jika pH air turun, maka logam akan larut ke dalam air dalam bentuk ion, sehingga

semakin mudah masuk ke dalam tubuh hewan akuatik sedangkan jika pH dalam kondisi basa maka logam akan

mengendap pada sedimen.

Salinitas Air Laut

Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki ikatan erat dengan kehidupan organisme perairan, dimana

secara fisiologis salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik organisme tersebut. Faktor–faktor

yang mempengaruhi tinggi rendahnya salinitas diantaranya penguapan, curah hujan, dan banyak sedikitnya

sungai yang bermuara di laut tersebut. Hasil pengukuran parameter nilai salinitas berkisar antara 29- 33‰.

Pada umumnya perairan laut lepas (off shore) memilki salinitas sebesar 35‰. Salinitas yang tinggi

menyebabkan peningkatan pembentukan ion khlorida yang berakibat pada penurunan konsentrasi ion logam

berat pada perairan karena bereaksinya ion logam tersebut dengan ion khlorida (Mance (1987). Grarik salinitas

dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 6. Grafik Parameter Salinitas

Rendahnya nilai salinitas menunjukan adanya pengaruh dari daratan seperti pencampuran dengan air tawar

yang terbawa aliran kanal. Semakin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas semakin

rendah, sedangkan jika sedikit sungai yang bermuara maka kadar salinitasnya akan semakin tinggi.

Gambar 7. Peta Penyebaran Salinitas

Page 8: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

477

Salinitas juga dapat mempengaruhi keberadaan logam berat di perairan. Jika terjadi penurunan salinitas maka

akan menyebabkan peningkatan daya toksik logam berat dan tingkat bioakumulasi logam berat semakin besar

(Rusila, 1999).

Total Suspended Solid (TSS) Air Laut

Sastrawijaya (2000) menyatakan bahwa konsentrasi TSS dalam perairan umumnya terdiri dari fitoplankton,

zooplankton, limbah manusia, limbah hewan, lumpur, sisa tanaman dan hewan, serta limbah industri. Bahan-

bahan yang tersuspensi di perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika jumlahnya berlebihan dapat

meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air.

Gambar 8. Grafik Parameter TSS

Konsentrasi TSS yang tinggi secara tidak langsung dapat membatasi produktifitas perairan akibat partikel-

partikel yang melayang di perairan menghalangi penetrasi cahaya matahari masuk ke dalam badan air, sehingga

proses fotosintesis menjadi terganggu. Secara langsung, tingginya konsentrasi TSS dapat mengganggu respirasi

biota laut dan menyebabkan infeksi pada biota laut. Adapun peta penyebaran TSS yang telah disajikan pada

Gambar 9 dibawah ini.

Gambar 9. Peta Penyebaran TSS

Nilai TSS akan semakin rendah ke arah laut lepas disebabkan karena laut lepas jauh dari pengaruh daratan yang

banyak menyumbang padatan tersuspensi.

Page 9: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

478

Tingkat Pencemaran Logam Merkuri (Hg) pada Air Laut Merkuri merupakan bahan tercemar yang sangat beracun. Logam berat biasanya ditemukan sangat sedikit

dalam air secara alamiah, yaitu kurang dari 1 μg/L. Kadar ini dapat meningkat jika terjadi peningkatan limbah

yang mengandung logam berat masuk ke dalam laut.

Tabel 3. Hasil Pengujian Parameter Logam Merkuri (Hg) pada Air Laut

Lokasi Merkuri dalam Air Laut (mg/l)

Hasil Baku Mutu

Stasiun 1

Titik 1 <0,0005

0,002 Titik 2 <0,0005

Titik 3 <0,0005

Stasiun 2

Titik 1 <0,0005

0,002 Titik 2 <0,0005

Titik 3 <0,0005

Stasiun 3

Titik 1 <0,0005

0,002 Titik 2 <0,0005

Titik 3 <0,0005

Sumber: Hasil Pengujian Balai Laboratorium Kesehatan Makassar

Kadar logam merkuri dalam air laut di lokasi penelitian sangat rendah dan angka tersebut berada dibawah baku

mutu yang telah ditetapkan oleh KEP-MENLH No 51 tahun 2004 untuk kawasan bahari yaitu sebesar 0,002

mg/l dan untuk biota laut yaitu sebesar 0,001 mg/l.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemekatan, pengenceran dan penyebaran logam merkuri diperairan

laut salah satunya adukan turbulensi dan arus laut. Dikatakan bahwa fluktuasi merkuri di lingkungan laut,

terutama di daerah estuari dan daerah pantai ditentukan oleh proses presipitasi, sedimentasi, flokulasi dan reaksi

adsorpsi desorpsi. Selain itu logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan juga akan mengalami

pengendapan, dan kemungkinan diserap oleh organisme yang hidup diperairan tersebut.

Rendahnya kandungan logam merkuri dalam air laut dapat berubah bergantung pada lingkungan dan iklim.

Penyebab logam berat merkuri tidak terdeteksi di perairan karena merkuri memiliki sifat yang mudah mengikat

dengan bahan organik dan mengendap di dasar perairan.

Tingkat Pencemaran Logam Merkuri (Hg) Pada Sedimen Sedimen meliputi tanah dan pasir, bersifat tersuspensi, yang masuk ke badan air akibat erosi atau banjir dan

pada dasarnya tidaklah bersifat toksik (Effendi, 2000). Mengendapnya logam berat bersama-sama dengan

padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas sedimen di dasar perairan dan juga perairan di sekitarnya.

Tingginya kadar merkuri dalam sedimen di lokasi penelitian karena dipicu oleh tingginya partikel organik

maupun anorganik yang ada lalu berikatan dengan banyaknya kadar merkuri yang sifatnya mudah terendapkan

dan bersifat akumulatif sehingga meningkatkan massa jenis dan akhirnya mengendap ke dasar perairan. Hal ini

berbanding lurus dengan nilai TSS yang melampaui baku mutu di lokasi penelitian. Perbedaan pencemaran

kadar logam berat merkuri antara air laut dan sedimen terlihat bahwa yang paling tinggi terdapat pada sedimen,

hal ini menunjukkan terjadinya akumulasi logam berat merkuri dalam sedimen sehingga terjadi penumpukan di

dasar perairan dikarenakan sifat logam berat yang akan mengalami pengendapan/sedimentasi.

Page 10: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

479

Gambar 10. Grafik Parameter Logam Merkuri pada Sedimen

Kandungan logam berat di dalam sedimen merupakan indikator dari kondisi lingkungan perairan di dalam air,

logam berat lebih cenderung terakumulasi di dasar perairan. Tingginya konsentrasi kandungan logam berat

dalam sedimen diduga telah terjadi pengendapan yang tinggi akibat masuknya logam berat ke perairan pantai

yang terus menerus, baik limbah dari darat seperti limbah perkotaan, rumah tangga maupun limbah transportasi

dan industri (Connel and Miller, 1995).

Tingkat Pencemaran Logam Merkuri (Hg) Pada Biota Laut Kadar merkuri dan turunannya sangat beracun, sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat

mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh

organisme air. Kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terkumpul dalam jaringan

tubuh organisme air, baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai makanan.

Menurut Darmono (2001), logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui beberapa jalan,

yaitu saluran pernafasan, pencernaan, dan penetrasi melalui kulit. Di dalam tubuh hewan, logam diabsorpsi

darah, berikatan dengan protein darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.

Gambar 11. Grafik Parameter Logam Merkuri pada Biota Laut

Internalisasi senyawa Hg dari air ke dalam tubuh ikan pertama-tama melalui insang, dimana air memasuki

insang dan memfasilitasi pertukaran gas dan mempertahankan proses osmosis. Senyawa Hg yang terkandung

dalam air masuk ke jaringan internal ikan melalui epitel insang selama berlangsungnya respirasi.

Menurut Supriyanto, et. al. (2007) menyatakan bahwa banyaknya kadar logam besar merkuri yang terserap dan

terdistribusi dalam tubuh biota bergantung pada bentu senyawa dan konsentrasi polutan, aktivitas

mikroorganisme, tekstur sedimen, serta jenis biota yang hidup dilingkungan tersebut.

Faktor Biokonsentrasi Adanya logam berat di perairan berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme maupun

efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat

Page 11: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

480

yaitu sulit terdegradasi sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara

alami sulit terurai (dihilangkan), dapat terakumulasi dalam organisme laut termasuk ikan dan siput, serta

membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsi organisme tersebut. Berikut disajikan tabel yang berisi

hasil nilai faktor biokonsentrasi logam merkuri pada biota laut.

Tabel 4. Nilai Faktor Biokonsentrasi Logam Hg pada Biota Laut

Lokasi Nama Biota

Merkuri

pada Biota

Laut

(mg/kg)

Merkuri

pada Air

Laut

(mg/l)

Merkuri

pada

Sedimen

Laut

(mg/kg)

Nilai

BCF

(b-a)

Nilai

BCF

(b-s)

Stasiun 1 Leiognathus

Ecuulus 0,09 0,0005 0,98 183,8 0,094

Stasiun 2 Trachinotus

Carolinus 0,07 0,0005 0,41 147 0,178

Stasiun 3

Rastrelliger

Kanagurta 0,11 0,0005

2,49 217,8 0,044

Littorina Sp. 2,52 0,0005 5046,8 1,013

Ket: BCF=Bioconcentration Factor

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Faktor Biokonsentrasi (BCF(b-s)) yaitu rasio antara konsentrasi logam

merkuri pada sedimen dengan konsentrasi merkuri pada biota laut untuk ikan kurang dari 1 dan untuk siput

lebih dari 1. Dapat disimpulkan bahwa siput laut lebih mampu mengakumulasi logam berat merkuri

dibandingkan ikan. Kemampuan siput mengakumulasi logam berat lebih tinggi karena siput merupakan biota

yang habitatnya berada di sedimen.

Faktor Biokonsentrasi (BCF(b-a)) yaitu rasio antara konsentrasi logam merkuri pada air laut dengan konsentrasi

merkuri pada ikan adalah berada pada range 100 s/d 1000 yang berarti bahwa ketiga ikan tersebut termasuk

dalam kategori akumulatif sedang. Sedangkan nilai Faktor Biokonsentrasi untuk biota laut siput adalah lebih

dari 1000 yang menandakan bahwa siput laut termasuk dalam kategori akumulatif tinggi. Dengan kata lain,

siput laut lebih besar mengakumulasi logam berat merkuri dibandingkan dengan ikan.

Gambar 12. Grafik Parameter Logam Merkuri pada Air, Sedimen, dan Biota Laut

Biota laut yang hidup dalam perairan tercemar logam berat dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam

jaringan tubuhnya sehingga terjadilah proses bioakumulasi dan biomagnifikasi yang dimana dapat berdampak

kepada manusia, karena manusia merupakan pemegang posisi puncak pada semua rantai makanan dalam

ekosistem.

Page 12: ANALISIS SEBARAN LOGAM MERCURI (Hg) DISEKITAR …

PROS ID ING SE M IN AR I LM IAH NAS I ON AL S A INS D AN T EKN OL OG I KE - 4 T AHUN 2 018

Volume 4 : November 2018

481

KESIMPULAN

Kualitas air laut di Perairan Tanjung Bunga dan sekitaran Pantai Reklamasi ditinjau dari parameter pendukung

masih dalam batas normal kecuali parameter TSS yang telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan Kep-

MENLH No.51-2004.

Biokonsentrasi logam merkuri pada ikan baik pada air laut dan sedimen berada pada kategori akumulatif

sedang. Sedangkan biokonsentrasi logam merkuri pada siput dengan air laut dan sedimen berada pada kategori

akumulatif tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Connel, D.W dan Miller, J.G, 1995. Kimia dan ekotoksikologi Pencemaran.Universitas Indonesia Press.

Jakarta.

Darmono, 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Hubungannya Dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI-

Press. Jakarta.

Effendi, H., 2000. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.

Fardiaz, Srikandi, 1992. Polusi Air Dan Udara. Kanisius. Yogyakrta.

Hamzah, 2007. Model Pengelolaan Pencemaran Perairan Pesisir Bagi Keberlanjutan Perikanan Dan

WisataPantai Kota Makassar. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hutabarat, Sahaladan Stewart M. Evans, 1986. Pengantar Oseanografi, cet III. Universitas Indonesia Press.

Jakarta.

Ilahude, A.G. dan Liasaputra, 1980. Sebaran normal parameter hidro-logi di Teluk Jakarta. Dalam : Teluk

Jakarta. Penyajian fisika, kimia, biologi dan geologi (A. Nontji, A. Djamali, eds.). LON-LIPI: 1-40.

Khan, S. Farooq, R. Shahbaz, S. Khan, M.A. and Sadique, M., 2009. Health Risk Assessment Of Heavy Metals

For Population Via Consumption Of Vegetables. World Appl. Sci. J., 6 (12) : 1602-1606.

Rusila, N. Y., M. Khazali dan I. N. N. Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.

PHKA/WI-IP. Bogor.

Palar, H., (1994). Pencemaran dan Toksikologi logam berat. Rineka Cipta. Jakarta.

Purnomo, H., 2009. Penyakit yang paling mematikan (hipertensi). Buana Pustaka.Jakarta.

Sartono, Agus, 2002. Manajemen Keuangan; Aplikasi Dan Teori. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Sastrawijaya, A. T., 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta.

Sudding Side, S. dan Dewi, A., 2012. Analisis kadar Timbal (Pb) pada akar api-api putih (A. alba) di saluran

pembuangan Jongaya Jalan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. Universitas Negeri Makassar.

Makassar.

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan & Perspektif Islam. Kencana.Jakarta

Supriyanto C, Samin, Zainul Kamal. 2007. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan Air

Tawar Dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA). Seminar Nasional III SDM Teknologi

Nuklir.Yogyakarta.